Anda di halaman 1dari 10

36 ISSN 0216 - 3128 Agus Taftazani

DISTRIBUSI KONSENTRASI LOGAM BERAT Hg DAN Cr


PADA SAMPEL LINGKUNGAN PERAIRAN SURABAYA
Agus Taftazani
PTAPB-BATAN, Yogyakarta

ABSTRAK
DISTRIBUSI KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg dan Cr PADA SAMPEL LINGKUNGAN PERAIRAN
SURABAYA. Telah dilakukan penentuan konsentrasi logam Hg dan Cr dalam sample lingkungan perairan
Surabaya dengan metode AAN (Analisis Aktivasi Neutron). Sample lingkungan berupa air laut dan sungai,
sedimen laut dan sungai, ecenggondok, daun bakau, ikan bandeng dan ikan Glomo. Sampling dilakukan di
12 stasiun secara sesaat (grab sample). Serbuk kering sampel sedimen dan biota serta sampel air pekat
11 -2 -1
diradiasi selama 12 jam dengan flux neutron 1,05x10 n.cm .det Hasil analisis yang diperoleh, sampel
air, sedimen dan biota mengandung logam Hg dan Cr. Hasil analisis sampel air sungai dibandingkan
dengan baku mutu Perda Kota Surabaya No. 02/2004 untuk air golongan IV. Kadar logam Hg dan Cr air
laut disemua lokasi adalah lebih besar dari batas ambang menurut Kepmen LH No.51/2004 (Hg 0,001 ppm
dan Cr (0,005 ppm). Kadar Hg dalam sampel ikan telah melampaui batas ambang menurut Kep. Dirjen
POM No.03725/B/SK/VII/89 untuk kadar logam dalam makanan. Bakumutu kadar logam Hg dan Cr dalam
sedimen, eceng gondok dan bakau tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Indonesia, sehingga tidak bisa
dibandingkan. Kadar unsur Hg dan Cr dalam sampel air lebih kecil daripada dalam sampel biota dan
sedimen. Faktor distribusi Fd ditemukan lebih besar dari faktor bioakumulai Fb.
Kata kunci: AAN, logam berat, Fd dan Fb

ABSTRACT
DISTRIBUTION OF HEAVY METAL CONTENT Hg and Cr OF ENVIRONMENTAL SAMPLES AT
SURABAYA AREA. Determination of Hg and Cr content of Surabaya river and coastal environmental
samples using Instrumental Neutron Activation Analysis (INAA) have been done. The environmental samples
were water, sediment, Eichhornia crassipes (Mart) Solmms, Rhizophora stylosa, Johnius
(Johnieops)borneensis fish, and Moolgarda delicates fish at 12 locations selected of Surabaya area. Dry
powder of sediment and biotic samples and concentrate water samples was irradiated by neutron flux 1,05 x
11 -2 -1
10 n.cm .det during 12 hours. The analytical result showed that the concentration of the heavy metals of
th
river water are smaller than Perda Surabaya City No. 02/2004 for the 4 level water which are Hg (0.005
ppm) and Cr (1.000 ppm). All locations coastal water samples have Hg and Cr concentrations are higher
than Kepmen LH No.51/2004 (Hg 0,001 ppm and Cr (0,005 ppm). The Hg concentration of fish samples
have exceeded the threshold according to Kep. Dirjen POM No.03725/B/SK/VII/89 about the maximum
concentration of metal pollution in food. The concentration of heavy metals in sediment, Eichhornia
crassipes (Mart) Solmms and Rhizophora stylosa are not regulated, so then heavy metals pollution can not
be referred to. The concentration of Hg and Cr elements of water samples are smaller than that of biotic and
sediment samples. The distribution factor (Fd) is bigger than bioaccumulation factor (Fb).
Key Words: INAA, heavy metals, Fd, Fb

PENDAHULUAN berat, radionuklida maupun senyawa kimia

P
berbahaya lainnya. Analisis tersebut diperlukan
encemaran lingkungan yang disebabkan oleh untuk mengevaluasi tingkat pencemaran yang
dampak perkembangan industri tentu saja dapat terjadi.
dikendalikan dan perlu dikaji secara mendalam, Pantai Timur Surabaya adalah merupakan
karena apabila hal ini tidak dilakukan secara dini akan
menimbulkan permasalahan yang serius bagi muara sungai Brantas. Sungai Brantas merupakan
kelangsungan hidup manusia maupun alam sungai terbesar di Jawa Timur yang menjadi muara
sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dikerjakan dalam beberapa anak sungai yang telah melintasi banyak
pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan
adalah melakukan analisis unsur – unsur dalam kota besar, antara lain Malang, Blitar, Kediri,
sampel lingkungan yang tercemar oleh limbah Mojokerto dan Surabaya, kemudian bermuara di
industri tersebut, terutama kandungan logam selat Madura. Sepanjang DAS ini tumbuh berbagai
industri dengan pesatnya, akibatnya, satu hal yang

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Agus Taftazani ISSN 0216 - 3128 37

tidak dapat dihindari adalah sebagian besar limbah TATA KERJA


industri, limbah rumah tangga dan limbah perkotaan
dibuang ke dalam Kali Surabaya. Beberapa penelitian
Pengambilan Sampel
yang dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa Kali
Surabaya sudah tercemar. Penelitian yang dilakukan Pengambilan sampel untuk penelitian ini
oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) digunakan metode sampel sesaat (grab sample) dan
Surabaya di kawasan Pantai Kenjeran pada tahun 1997 bertepatan dengan musim kemarau (22-24 Juni
dinyatakan bahwa kandungan logam berat merkuri, 2004). Sampel air, sedimen, biota diambil di
timbal dan tembaga dalam tubuh ikan telah melebihi Perairan sungai dan pantai Surabaya, kemudian
ambang batas yang diperbolehkan oleh WHO dan dimasukan ke dalam wadah tertentu diberi label
FAO untuk dikonsumsi[1] . Demikian juga hasil sesuai dengan lokasi dan waktu pengambilan
penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sampel. Lokasi sampling yang dipilih ada 12 stasiun
Tingkat I Jawa Timur tahun 1998 melaporkan bahwa pengambilan sampel, sbb:
ikan dan kerang di wilayah kelurahan Sukolilo, 1. Lokasi 1 = Tengah Kali Surabaya, dianggap se-
Kecamatan Kenjeran dan sekitar Kotamadia Surabaya
bagai hulu karena daerah aliran
mengandung Hg, Cu dan Pb[2]. sungai pertama yang memasuki kota
Surabaya.
Limbah-limbah yang sangat beracun pada 2. Lokasi 2 = Dianggap Hilir Kali Surabaya karena
umumnya merupakan limbah kimia (senyawa kimia merupakan titik percabangan.
atau hanya dalam bentuk unsur atau ion) . Biasanya 3. Lokasi 3 = Dianggap Hulu Kali Mas
senyawa kimia yang sangat beracun bagi organisme
hidup dan manusia adalah senyawa-senyawa kimia 4. Lokasi 4 = Dianggap Hulu Kali Wonokromo.
yang mempunyai bahan aktif dari logam-logam 5. Lokasi 5 = Dianggap Muara kali Wonokromo.
berat. Daya racun yang dimiliki oleh bahan aktif 6. Lokasi 6 = Pesisir pantai Wonokromo yang de-
dari logam berat akan bekerja sebagai penghalang kat dengan Muara Kali Wonokromo.
kerja enzim dalam proses fisiologis atau 7. Lokasi 7 = Muara Kalisari, merupakan perca-
metabolisme tubuh. Sehingga proses metabolisme
bangan dari Tambak Wedi dan Kali
tubuh terputus. Di samping itu bahan beracun dari
Mas.
senyawa kimia juga dapat terakumulasi atau
menumpuk dalam tubuh, akibatnya timbul 8. Lokasi 8 = Pesisir pantai Kenjeran, terakumula-
sinya empat muara saluran.
problema keracunan kronis (Palar, 1994)[3].
9. Lokasi 9 = Pesisir Kedung Cowek, dekat proyek
Pencemaran laut dapat dibedakan atas
pencemaran pantai dan pencemaran lepas jembatan Suromadu.
pantai/laut lepas. Pencemaran pantai banyak 10. Lokasi 10 = Dianggap Muara Kali Kedinding.
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat, 11. Lokasi 11 = Muara Kalianak.
sedangkan pencemaran laut lepas sering disebabkan 12. Lokasi 12 = Pesisir Muara Morokrembangan.
oleh tumpahan minyak dari alat transportasi laut.
Pencemaran pantai dapat digolongkan menjadi: (1)
pencemaran karena limbah industri (industrial
pollution); (2) pence-maran karena sampah (sewage
pollution); (3) pencemaran karena sedimentasi
(sedimentation pollution); (4) pencemaran karena
kegiatan per-tanian (agricultural pollution).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-tahui
distribusi konsentrasi logam Hg dan Cr, dalam sampel
air, sedimen dan biota kemudian dihitung F D dan FB
nya dari lokasi penelitian terpilih di perairan sungai (9
stasiun) dan pantai (3 stasiun) Surabaya dengan
metode Aktivasi Neutron (AAN). Data konsentrasi
logam Hg dan Cr dibandingkan dengan baku mutu
Peraturan Daerah Kota Surabya No. 2 Thn 2004[4]
untuk air sungai dan KEPMEN LH No.51 Tahun
2004[5] untuk air laut. Sampel ikan di-bandingkan
dengan Kepmen LH No.51/2004[5] dan atau Kep. Gambar 1. Peta lokasi sampling di Surabaya
Dirjen POM No.03725/B/SK/VII/89[6]. (Sampling 23-25 Juni 2004).

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
38 ISSN 0216 - 3128 Agus Taftazani

Penyiapan Sampel Lingkungan Air, Sedimen Analisis dilakukan pada sampel air, sedimen
dan Biota dan biota. Untuk lokasi sungai, biota yang dipakai
adalah eceng gondok. Kecuali pada lokasi Muara
Penyiapan sampel air, sedimen dan biota agar Kali Sari, menggunakan tanaman bakau. Untuk
siap untuk dianalisis dengan metode Aktivasi Neutron, lokasi Hulu Kali Mas dan Muara Kali Anak tidak
maka telah dilakukan preparasi sebagai-mana dalam
terdapat biota sehingga tidak dapat dibandingkan.
A.Taftazani 2004[7]. Sampel konsentrat air 1 mL, Sedangkan untuk lokasi Pesisir Pantai
serbuk kering-homogen sedimen dan biota masing- menggunakan biota ikan Belanak, kecuali pada
masing 0,10 g dimasukkan ke dalam vial PE lokasi Pesisir Kedung Cowek menggunakan ikan
(polyethylen) bersih sebanyak 3 buah (triple), sehingga Gelama. Dari hasil penelitian yang dilakukan
semua sampel siap diradiasi. didapatkan hasil sebagai berikut :

Iradiasi[8] Perhitungan dilakukan secara relatif


(membandingkan dengan standar) menggunakan
Sampel lingkungan air, biota dan sedimen, rumus seperti dalam A.Taftazani 2001[8]. Data
standar primer dan sekunder serta blangko dalam analisis diperoleh sebagai berikut:
kelongsong PE diradiasi bersama-sama selama 12
jam pada fasilitas Lazy Susan (flux neutron 1,05 × Unsur Hg total (raksa)
1011 n.cm-2.det-1) . Kemudian
didinginkan/didiamkan selama beberapa hari (Cu 2 Konsentrasi Hg pada sampel air, biota dan
hari, Hg 5 hari serta Cr dan Fe 7 hari) agar sedimen di perairan Surabaya dan dapat dilihat
radionuklida umur pendek sudah meluruh. fluktuasinya dari masing-masing lokasi sampling
dalam grafik Gambar 2 dan 3.
Secara alamiah, pencemaran oleh raksa dapat
Analisis Kualitatif dan kuantitatif[8]
ditolelir oleh alam.
Analisis terdiri dari analisis kualitatif dan
kunatitatif. Penentuan jenis unsur atau logam Di areal pertanian/pertambangan sebagian
(analisis kualitatif ) yang dianalisis berdasarkan raksa akan terlarut dalam air, sebagian lagi akan
meresap ke dalam tanah dan juga ada yang terbawa
identifikasi energi γ spesifik setiap unsur yang oleh aliran permukaan (run of) sehingga masuk
kemudian di cocokan dengan tabel isotop yang dalam aliran perairan seperti ke sungai dan lain –
telah dibuat oleh Erdtmann & Soyka 1979 [9], lain. Sebagian lagi raksa tersebut juga akan masuk
analisis kuantitatif : kadar, presisi, akurasi dan limit ke dalam sistem metabolisme tanaman, kemudian
detekesi menggunakan metode dan rumus terakumulasi pada jaringan tanaman itu sendiri,
sebagaimana dalam Agus Taftazani 2001[8]. sehingga kadar Hg dalam biota lebih tinggi
daripada Hg dalam air.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi Hg (Raksa) Dalam Sampel Sungai:Air-Biota-Sedimen


Kode lokasi
12 1=TKS = Tengah Kali Surabaya
10
2=HKS = Hilir Kali Surabaya
8 3=HKM = Hulu Kali Mas
ppm 6 4=HKW= Hulu Kali Wonokromo
4 5=MKS = Muara Kali Sari
2
7=MKW = Muara Kali Wonokromo
10=MKK= Muara Kali Kedinding
0 Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
11=MKA = Muara Kali Anak
1 2 3 4 5 7 10 11
Air 2E-05 5E-05 0,0002 0 7E-05 5E-05 0,00006 0,0002

Biota 0,3486 0,3935 0 0,2394 0,2768 0,5291 0,9258 0


Sedimen 1,2048 5,4653 6,4469 3,5703 5,2456 4,2483 9,5298 12,129

0 = tdk ada sampel

Sumber : Data primer, Januari 2005 0= tidak terdapat biota pada lokasi
Gambar 2. Grafik konsentrasi Hg dalam air, biota dan sedimen sungai Surabaya.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Agus Taftazani ISSN 0216 - 3128 39

Konsentrasi Hg (Raksa) Dalam Sampel Laut: Air-Biota-Sedimen Kode Lokasi:


12
6=PPW = Pesisir Pantai Wonokromo
10 8=PKC = Pesisir Kedung Cowek 9=PPK =
8 Pesisir Pantai Kenjeran 12=PPM = Pesisir
Pantai Morokrembangan

ppm
6

0 Lokasi 6 Lokasi 8 Lokasi 9 Lokasi 12

Air 0,003171001 0,000973751 0,00170255 0,0022628


Biota 0,5085 0,8466 0,8049 1,4317
Sedimen 5,0899 6,8838 5,1883 12,2488

Sumber : Data primer, Januari 2005


Gambar 3. Grafik konsentrasi Hg dalam air, biota dan sedimen pantai Surabaya.

Ion Hg ++ yang dihasilkan dari perombakan Keterangan :


persenyawaan merkuri pada endapan sedimen badan TKS = Tengah Kali Surabaya
perairan, dengan bantuan bakteri akan berubah MKW = Muara Kali Wonokromo
menjadi dimetil merkuri (CH3)2Hg dan ion metil HKS = Hilir Kali Surabaya
merkuri (CH 3Hg). Dimetil merkuri sangat mudah MKS = Muara Kali Sari
menguap ke udara. Faktor-faktor fisika di udara seperti HKM = Hulu Kali Mas
cahaya (pada reaksi fotolisa) dapat menyebabkan MKK = Muara Kali Kedinding
senyawa dimetil merkuri ini terurai kembali menjadi HKW = Hulu Kali Wonokromo
metana CH4, etana C2H6 dan logam Hg0. Senyawa ion MKA = Muara Kali Anak
metil merkuri sangat mudah larut dalam air dan juga
* = Baku Mutu Air kelas IV berdasarkan
sangat mudah menguap ke udara. Sementara itu
senyawa ion metil merkuri yang ada dalam badan
PERDA Kota Surabaya No. 02
perairan akan dimakan oleh biota perairan seiring Tahun 2004
dengan sistem rantai makanan di air dan sebagian * = Baku Mutu Air kelas I berdasarkan
besar mengendap dalam sedimen. PERDA Kota Surabaya No. 02
Tahun 2004
Konsentrasi Hg dalam sampel air sungai dan <LD = lebih kecil Limit deteksi
air laut Surabaya terhadap Baku Mutu Air
Tabel 2. Data konsentrasi Hg total di perairan
Data anlisis kualitas sampel air sungai pesisir Surabaya (23 Juni 04) dan
maupun pantai jika kita bandingkan dengan baku
perbandingan dengan Baku Mutu Air.
mutu yang berlaku di Indonesia dapat dilihat pada
Tabel 2 dan Tabel 2. Kualitas air sungai kita Kode Konsentrasi Baku Mutu Air
bandingkan dengan baku mutu dari PERDA Kota No Pantai (µg/mL) (µg/mL)
Surabaya No. 02 Tahun 2004 dan air laut dengan 1 PPW 0,00317 0,001*
KepMen LH No. 51 Tahun 2004. 2 PPK 0,00097 0,002**
Tabel 1. Data konsentrasi Hg total di perairan 3 PKC 0,00170 0,001*
sungai Surabaya (22 Juni 04) dan 4 PPM 0,00226 0,003***
perbandingan Baku Mutu Air.
Keterangan :
Kode Konsentrasi Baku Mutu
No Sungai (µg/mL) Air* (µg/mL) PPW = Pesisir Pantai Wonokromo
PKC = Pesisir Kedung Cowek
1 TKS 0,000016 0,001**
PPK = Pesisir Pantai Kenjeran
2 HKS 0,000049 0,005 PPM = Pesisir Pantai Morokrembangan
3 HKM 0,000152 0,005 * = Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ber-
4 HKW <LD 0,001** dasarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004
5 MKW 0,000074 0,005 * = Baku Mutu Air Laut untuk Wisata
6 MKS 0,000052 0,005 Bahari berdasarkan KepMen LH No. 51
7 MKK 0,000061 0,005 Tahun 2004
* = Baku Mutu Air Laut untuk Pelabuhan ber-
8 MKA 0,000166 0,005
dasarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
40 ISSN 0216 - 3128 Agus Taftazani

Berdasarkan analisis kuantitatif terhadap Pesisir Kedung Cowek merupakan tempat


unsur Hg (total) dalam sampel air sungai, berkumpulnya aliran air sungai dari Tengah Kali
konsentrasi Hg tertinggi dijumpai pada lokasi Surabaya, Hilir Kali Surabaya, Hulu Kali Mas dan
Muara Kali Anak sebesar 0,000166 ppm. Muara Kali Kedinding yang mana pada lokasi
Berdasarkan peta pada Gambar 1, Kawasan industri tersebut terdapat industri yang menggunakan Hg
Margomulya dan beberapa kawasan industri lainnya pada proses produksinya. Konsentrasi logam berat
yang berada dekat lokasi disinyalir membuang di laut cenderung lebih tinggi daripada konsentrasi
limbahnya ke sekitar sungai yang alirannya menuju pada air sungai karena setiap air sungai bermuara
sungai Muara Kali Anak. pada laut sehingga di laut terjadi akumulasi logam
berat. Di daerah sekitar pantai kontaminasi logam
Kemungkinan konsentrasi Hg yang
kebanyakan berasal dari mulut sungai yang
terkandung dalam air Muara Kali Anak lebih tinggi
terkontaminasi oleh buangan industri.
dibandingkan lokasi lain dikarenakan pengambilan
sampel yang dilakukan pada sore hari. Ini akan
Konsentrasi Hg dalam sedimen di sungai dan
mempengaruhi tingginya Hg di lokasi tersebut
karena kegiatan membuang limbah biasanya laut
dilakukan pada sore hari sehingga limbah yang Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
dibuang ke badan air tinggi pada saat itu. Adanya ditunjukan pada Gambar 2 dan 3 Konsentrasi Hg
pembuangan limbah cair ke danau (buzem yang tertinggi selalu ditemukan dalam sedimen.
Morokrembangan) oleh berbagai industri di sekitar, Untuk perairan sungai, lokasi Muara Kali Anak
diindikasikan berpengaruh terhadap tingkat yang konsentrasi Hg airnya (tertinggi 0,000166
pencemaran Hg di Muara Kali Anak. Kejadian ini ppm) mempunyai konsentrasi Hg yang tinggi pula
terjadi pada saat air laut pasang masuk ke danau dalam sedimennya yaitu 12,1285 ppm. Menurut
(buzem Morokrembangan) yang kemudian akan data Jasa Tirta tahun 2003, hasil kegiatan
membawa air dari danau ke laut. pemantauan kualitas air di DPS Kali Brantas kota
Bila dibandingkan dengan baku mutu air laut Surabaya menjelaskan bahwa sungai di sekitar
untuk biota berdasarkan Kep.Men LH No. 51 daerah Karangpilang, kali Sepanjang, Gunungsari
dan Kali Mas oksigen terlarut (DO) rendah, oksigen
Tahun 2004[5] maka kandungan Hg di lokasi Pesisir
terlarut rendah mengakibatkan daya larut logam
Pantai Wonokromo dan Pesisir Pantai Kedung
berat menjadi lebih rendah dan lebih mudah
Cowek cenderung telah melebihi baku mutu. Pesisir
mengendap. Kandungan Hg dalam penelitian ini
pantai Wonokromo merupakan akumulasi dari
yang tertinggi selalu ditemukan dalam sedimen. Hal
beberapa muara dan salah satunya muara kali
ini menunjukan bahwa akumulasi tertinggi dari Hg
Tambak Oso yang aliran sungainya melintasi
terjadi pada sedimen dan memberikan petunjuk
Kawasan Industri Rungkut (SIER) yang disinyalir
bahwa sebagian besar senyawa pada Hg yang
mendapat aliran limbah buangan dari IPAL SIER.
masuk ke perairan Surabaya berbentuk partikel atau
Selain itu, sebelum TPA Kenjeran ditutup, TPA ini
endapan dan hanya sebagian kecil yang terlarut
(diduga sampai saat ini, walaupun sudah ditutup)
dalam air.
merupakan salah satu sumber pencemaran. Sampah
penduduk kota Surabaya yang berton – ton
Konsentrasi Hg total dalam Biota (eceng
jumlahnya ditimbun langsung secara terbuka di
TPA kenjeran. Seperti lazimnya sampah, gondok, tanaman bakau, ikan Belanak dan
mengalami pelapukan dengan mengeluarkan cairan ikan Gelama).
hitam pekat yang disebut lindi. Lindi ini bisa saja Dari data Gambar 1 konsentrasi Hg tertinggi
merupakan campuran dari berbagai bahan pencemar dalam eceng gondok sebesar 0,9258 ppm dan
organik, pestisida, logam berat, dll (tergantung dari khusus lokasi Muara Kali Sari menggunakan
jenis sampah) akan hanyut ke laut pada saat pasang tanaman bakau karena pada lokasi tersebut tidak
karena pada saat pasang, air laut mampu menerobos ada eceng gondoknya, mempunyai konsentrasi Hg
pori – pori tanah TPA yang akhirnya melarutkan pada bakau sebesar 0,5291 ppm. Konsentrasi pada
lindi masuk ke laut sekitarnya terlebih pada saat eceng gondok dan bakau tidak dapat diketahui batas
musim hujan. tingkat pencemarannya karena belum ada standar
Kepadatan penduduk juga tinggi, terlihat baku mutu yang ditetapkan.
pada banyaknya komplek perumahan yang terdapat Pada lokasi tertentu yang daerah hidupnya
hampir sepanjang sungai Wonokromo yang terbatas seperti di sungai, danau (air tawar), dan di
disinyalir membuang limbah domestiknya pada teluk (air laut), ikan-ikan akan menderita pada
sungai tersebut. Banyaknya potensi limbah pada kondisi tercemar. Pada Tabel.3 terlihat bahwa
lokasi tersebut menyebabkan Pesisir Pantai kandungan logam pada ikan konsentrasi Hg telah
Wonokromo telah tercemar.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Agus Taftazani ISSN 0216 - 3128 41

melebihi batas konsentrasi yang diijinkan dalam lasi merkuri dalam jaringan biota perairan ini sesuai
tubuh ikan (Hg = 0,5 ppm) sesuai Kep Dirjen pula dengan proses biomagnifikasi yang terjadi
Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/ dalam lingkungan perairan. Akhirnya manusia yang
SK/VII/89[6]. Jika ditinjau dari asal lokasi, daerah menempati posisi puncak dari semua sistem rantai
pesisir pantai Surabaya mempunyai tingkat makanan akan mengkonsumsi metil merkuri dalam
pencemaran yang tinggi sehingga ikan yang hidup jumlah yang cukup besar (lebih besar dari
di habitat tersebut mempunyai resiko menyerap organisme hidup lainnya).
logam berat melalui insang dan makanan. Proses ini
dikenal dengan Biomagnifikasi dan Bioakumulasi. Distribusi Cr dalam ekosistem perairan
Logam Cr murni tidak pernah ditemukan di
Tabel 3. Data konsentrasi Hg total dalam ikan di alam. Logam ini di alam ditemukan dalam bentuk
pantai Surabaya. persenyawaan padat atau mineral dengan unsur –
Konsentrasi unsur lain. Logam Cr dapat masuk ke dalam semua
Kode dalam ikan Baku Mutu* strata lingkungan, apakah itu pada strata perairan,
No Pantai (µg/g) (µg/g) tanah ataupun udara (lapisan atmosfir).
1 PPW 0,5085 0,5 Dalam badan perairan Cr dapat masuk
2 PPK 0,8466 0,5 melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan
nonalamiah. Masuknya Cr secara alamiah dapat
3 PKC 0,8049 0,5 terjadi disebabkan oleh beberapa faktor fisika,
4 PPM 1,4317 0,5 seperti erosi (pengikisan) yang terjadi pada batuan
Keterangan : mineral. Di samping itu debu – debu dan partikel-
* = Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat partikel yang akan berkumpul di udara dan akan
dan Makanan No.03725/B/SK/VII/89, Ten- dibawa turun oleh air hujan. Pada perairan yang
memiliki pH lebih dari 5, Cr trivalen tidak
tang batas maksimum cemaran logam dalam
ditemukan. Apabila masuk ke perairan, Cr trivalen
makanan
akan dioksidasi menjadi Cr heksavalen yang lebih
Paparan Hg pada ikan masuk melalui jalur toksik. Cr trivalen biasanya terserap ke dalam
rantai makanan. Pertama sekali ion merkuri partikulat, sedangkan Cr heksavalen tetap berada
dimakan oleh organisme planktonik. Planktonk dalam bentuk larutan (Effendi,2003)[10]. Masukan
dimakan oleh ikan-ikan kecil, udang dan biota Cr yang terjadi secara nonalamiah lebih merupakan
lainnya. Selanjutnya ikan-ikan kecil tersebut akan dampak atau efek dari aktivitas yang dilakukan
dimakan oleh ikan-ikan yang lebih besar, begitu manusia. Sumber -sumber Cr yang berkaitan
seterusnya sampai pada tingkatan puncak dari rantai dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau
makanan yang ada dalam tatanan perairan. Pada buangan industri sampai buangan rumah tangga.
pengem-bangan sistem rantai makanan, di mana Bila dilihat pada keadaan dilapangan dan dari data
komponen – komponen penyusun rantai makanan sekunder, banyak sekali industri yang menggunakan
merupakan paduan dari biota perairan dan Cr dalam kegiatannya seperti : industri tinta, bahan
organisme hidup daratan lainnya. Maka ikan-ikan warna (dyes), pigmen cat, kulit (tanning), pelapisan
kecil dan besar akan dimakan oleh burung-burung listrik dan anti korosif pada boiler.
air. Puncak dari rantai makanan ini adalah manusia Konsentrasi Cr pada sampel air, biota dan
yang akan mengkonsumsi baik ikan maupun burung sedimen di perairan Surabaya dan dapat dilihat
– burung air yang telah mengakumulasi atau fluktuasinya dari masing-masing lokasi sampling
terkontaminasi oleh senyawa merkuri. dalam grafik.
Ternyata kemudian, proses transformasi ion Berdasarkan Tabel 5. konsentrasi Cr tertinggi
metil merkuri dalam sistem rantai makanan ada pada lokasi Muara Kali Anak. Hal sama terjadi
mengalami pelipatgandaan (Bioakumulasi). juga pada unsur Hg yang konsentrasi Hg dalam air
Konsen-trasi dari ion metil merkuri yang masuk dan sungai tertinggi terdapat juga pada Muara Kali Anak.
terakumulasi dalam jaringan biota terus meningkat Walaupun belum melebihi baku mutu air berdasarkan
seiring dengan peningkatan strata atau posisi dari PERDA Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004[4] untuk
biota tersebut dalam sistem rantai makanan. kelas I dan IV tetapi tidak menutup kemungkinan
Sehingga biota seperti ikan-ikan besar yang telah terjadi pencemaran Cr dalam air karena semakin
memakan ikan-ikan yang lebih kecil yang telah meningkatnya jumlah industri tiap tahun dan
terkontaminasi oleh ion metil merkuri, disinyalir terjadinya penurunan kemampuan sungai untuk
mempunyai kandungan metil merkuri yang yang membersihkan diri (self purification).
lebih besar dalam tubuhnya. Pelipatgandaan akumu-

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
42 ISSN 0216 - 3128 Agus Taftazani

Gambar 3. Grafik konsentrasi Cr dalam air, biota dan sedimen sungai Surabaya.

Gambar 4. Grafik konsentrasi Cr dalam air, biota dan sedimen pantai Surabaya.

Tabel 5. Perbandingan konsentrasi Cr sampel air Tabel 6. Perbandingan konsentrasi Cr sampel air
di perairan sungai Surabaya dengan di perairan pantai Surabaya dengan
baku mutu Perda Surabaya No.02/2004. baku mutu Perda Surabaya No.02/2004.
N Kode Konsentrasi Baku Mutu Kode Konsentrasi Baku Mutu
o Sungai µg/mL Air* µg/mL No Pantai µg/mL Air µg/mL
1 TKS 0,0225 0,05** 1 PPW 0,4108 0,005*
2 HKS 0,0415 1 2 PPK 0,3705 0,002**
3 HKM 0,0504 1 3 PKC 0,3868 0,005*
4 HKW 0,0328 0,05** Tidak
5 MKW 0,0075 1 4 PPM 0,4231 dipersyaratkan
6 MKS 0,0324 1 Keterangan :
7 MKK 0,0333 1 PPW = Pesisir Pantai Wonokromo
8 MKA 0,3653 1 PKC = Pesisir Kedung Cowek
PPK = Pesisir Pantai Kenjeran
Keterangan : PPM = Pesisir Pantai Morokrembangan
* = Baku Mutu Air kelas IV berdasarkan * = Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ber-
PERDA Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004 dasarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004
* = Baku Mutu Air kelas I berdasarkan PERDA * = Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari
Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004 berdasarkan KepMen LH No. 51 Tahun
2004

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Agus Taftazani ISSN 0216 - 3128 43

Untuk konsentrasi Cr dalam air laut yang Konsentrasi Cr pada sampel sedimen tertinggi
telah jauh melebihi baku mutu KepMen LH No. 51 sebesar 7,5517 ppm terdapat di lokasi Pesisir Pantai
Tahun 2004[5] untuk biota laut dan wisata bahari Kedung Cowek. Dalam badan perairan, terjadi
seperti yang terlihat pada Tabel 6. Lokasi Pesisir bermacam-macam proses kimia. Mulai dari proses
Pantai Wonokromo berpotensi sekali tercemar pengomplekan sampai pada reaksi redoks. Proses
karena merupakan tempat berkumpulnya aliran air kimia tersebut juga terjadi pada logam khromium yang
sungai dari lokasi Tengah Kali Surabaya, Hilir Kali ada di perairan. Proses kimia seperti pengompleksan
Surabaya, Hulu Kali Mas, Hulu Kali Wonokromo dan sistem reaksi redoks, dapat mengakibatkan
dan Muara Kali Wonokromo yang mana setiap terjadinya pengendapan dan atau sedimentasi logam Cr
aliran sungai membawa beban pencemar limbah B3 di dasar perairan.
dari industri-industri dan limbah domestik yang Proses-proses kimiawi yang berlangsung
dilalui aliran sungai tersebut. dalam badan perairan juga dapat mengakibatkan
Pesisir Pantai Kenjeran merupakan wilayah terjadinya peristiwa reduksi dari senyawa-senyawa
wisata. Karena merupakan daerah wisata maka Cr6- yang sangat beracun menjadi Cr3- yang kurang
banyak dijumpai beberapa hotel didaerah tersebut. beracun. Peristiwa reduksi yang terjadi atas
Industri penyamakan kulit dan olahannya serta senyawa Cr6- menjadi Cr3-, dapat berlangsung bila
industri perajutan yang menghasilkan polutan Cr badan perairan dan atau mempunyai lingkungan
dalam proses produksinya jika membuang limbah yang bersifat asam. Untuk perairan yang
cairnya pada sungai yang alirannya menuju pesisir berlingkungan basa ion-ion Cr 3- akan diendapkan di
pantai Kenjeran. Selain daerah wisata, pantai ken-
dasar perairan (Palar,1994)[3]. Daya larut logam
jeran terdapat pelabuhan kapal rakyat yang biasa
mungkin bisa menjadi lebih tinggi atau lebih
mencari ikan dan juga terakumulasinya beberapa rendah, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan
muara sungai. Karena ombak dan pergerakan arus perairan. Pada daerah sungai yang oksigen terlarut
besar menyebabkan konsentrasi yang masuk ke per- (DO) rendah, daya larut logam menjadi lebih
airan pantai sebagian besar terlarut juga dalam air. rendah dan lebih mudah mengendap.
Beberapa anak sungai dengan segala beban
limbahnya akan bermuara di lokasi Pesisir Kedung Konsentrasi Cr dalam Biota (Eceng gondok,
Cowek (Lokasi 9). Antara lain anak sungai dari tanaman Bakau, ikan Belanak dan ikan Gelama)
Tengah Kali Surabaya, yang berdekatan dengan Berdasarkan Gambar 3 dan 4. Konsentrasi
industri tekstil dan kertas. Di hilir Kali Surabaya Cr dalam eceng gondok tertinggi sebesar 4,5359
terdapat industri serbet dan selimut serta kaos. Pada ppm terdapat di lokasi Muara Kali Kedinding. Pada
hulu Kali Mas terdapat industri cat. lokasi tersebut tanaman eceng gondok berkembang
sangat pesat dan pada beberapa tempat hampir me-
Konsentrasi logam pada suatu perairan dari nutupi sebagian tempat tumbuhnya. Tumbuhan ini
waktu ke waktu selalu berubah-ubah, konsen-trasinya mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan
bisa semakin meningkat maupun sebaliknya menurun tempat tumbuhnya, serta dapat memanfaatkan
hal ini karena kondisi air sungai dan air laut sangat kesuburan air yang tinggi. Pertumbuhan yang pesat
labil adanya pergerakan arus, gelom-bang, curah hujan berarti mempunyai daya serap yang besar untuk
dan perubahan kondisi lingkung-an yang berlangsung menyerap berbagai unsur dalam air, baik unsur
terus menerus akibat masuknya air limbah akan yang merupakan bahan makanan untuk
mempengaruhi konsentrasi logam dalam air. Dinamika pertumbuhan maupun unsur lain yang merupakan
logam dalam air baik jenis air, maupun makhluk yang bahan pencemar air. Manfaat dari eceng gondok
hidup di air tersebut telah banyak diteliti, terutama adalah untuk mengurangi pencemaran air terutama
dalam memonitor pencemaran logam berat pada daya serapnya terhadap logam.
lingkungan perairan. Dalam memonitor pencemaran Konsentrasi Cr dalam ikan tidak dapat
logam, analisis biota air sangat penting artinya diketahui batas tingkat pencemaranya karena tidak
daripada analisis air itu sendiri. Hal ini disebabkan ada peraturan yang mengatur tentang kandungan
kandungan logam dalam air yang dapat berubah-ubah logam Cr pada ikan. Keputusan Direktur Jendral
dan sangat tergantung pada lingkungan dan iklim. Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/
Pada musim hujan, kandungan logam akan lebih kecil VII/89 [6], tentang batas maksimum cemaran logam
karena proses pelarutan, sedangkan pada musim dalam makanan hanya unsur As, Pb, Cu, Zn, Sn dan
kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena
Hg sedangkan unsur logam lain tidak ada. Daya
toksisitas logam berat terhadap makhluk hidup
logam menjadi terkonsentrasi (Darmono,1995)[11]. sangat tergantung pada spesies, lokasi, umur (fase
siklus hidup), daya tahan (detoksikasi) dan
kemampuan individu untuk menghindarkan diri dari
Konsentrasi Cr dalam sedimen di sungai dan pengaruh polusi (Darmono,2001)[12].
laut

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
44 ISSN 0216 - 3128 Agus Taftazani

Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh Hasil perhitungan faktor Bioakumulasi
makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran logam dalam sampel biota ditunjukan dalam
pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Gambar 5 dan nilai faktor distribusi ditunjukan oleh
Absorpsi logam melalui saluran pernafasan biasanya Gambar 6.
cukup besar, baik pada hewan air yang masuk melalui
Untuk mengetahui berapa besar logam yang
insang, maupun hewan darat yang masuk melalui debu
terakumulasi dalam biota dan berapa yang
di udara ke saluran pernafasan. Absorpsi melalui
terdistribusi dalam sedimen, maka perlu dihitung
saluran pencernaan hanya beberapa persen saja, tetapi
besaran faktor bioakumulasi (Fb) dan faktor
jumlah logam yang masuk melalui saluran pencernaan
distribusi (Fd). Kandungan logam dalam penelitian
biasanya cukup besar, walaupun persentase
ini yang tertinggi selalu ditemukan dalam sedimen
absorpsinya kecil. Sedangkan logam yang masuk
baik sedimen sungai maupun sedimen laut. Hal ini
melalui kulit jumlah dan absorpsinya relatif kecil
sesuai dengan teori bahwa logam pada perairan ,
(Darmono, 2001)[12]. baik yang berasal dari sungai, laut maupun dari
organisme yang hidup maupun yang mati pada fase
Faktor Bioakumulasi dan Faktor Distribusi
akhir akan mengendap ke sedimen dasar perairan.
Untuk menghitung faktor bioakumulasi Dari Gambar 5. dan Gambar 6. terlihat harga Fb
unsur logam dalam eceng gondok dan bakau di selalu lebih kecil dari Fd di semua lokasi (sungai
sungai dan juga ikan di laut serta faktor distribusi dan laut). Konsentrasi setiap logam yang dimiliki
unsur logam dalam sedimen sungai dan laut, oleh setiap biota mempunyai konsentrasi yang
diperlukan data konsentrasi yang terkandung dalam berbeda. Hal ini selain dipengaruhi oleh
kedua sampel. kemampuan biota air dalam mengabsorbsi dan
mengekskresikan logam yang ada di perairan
tersebut, dapat juga dipengaruhi oleh ikatan kimia
dari masing-masing logam yang terlarut di dalam
perairan. Logam dapat masuk ke dalam tubuh biota
air melalui permukaan kulit dan melalui insang,
sedangkan akumulasi logam dalam biota air terjadi
pada otot abduktor, insang, mantel, gonad, ginjal
dan hati. Perbedaan faktor distribusi Fd disebabkan
oleh kecepatan arus air berbeda, sehingga
kesempatan partikel mengendap berbeda.
Pada hasil penelitian ini konsentrasi logam
Hg dan Cr di pesisir cenderung lebih tinggi
daripada konsentrasi pada air sungai karena setiap
Gambar 5. Grafik faktor Bioakumulasi unsur Hg air sungai bermuara pada laut sehingga di laut
dan Cr tersebut. terjadi akimulasi logam. Di daerah sekitar pantai
kontaminasi logam kebanyakan berasal dari mulut
sungai yang terkontaminasi oleh buangan industri.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Konsentrasi logam Hg dan Cr pada sampel air
sungai menunjukkan bahwa masih dibawah
baku mutu menurut Peraturan Daerah Surabaya
No. 2 Tahun 2004.
2. Konsentrasi logam Hg dan Cr pada sampel air
laut di seluruh lokasi pesisir pantai melebihi
baku mutu menurut KEPMEN LH No. 51
Tahun 2004.
Gambar 6. Grafik faktor Distribusi unsur Hg 3. Konsentrasi pada sampel ikan laut menunjukan
dan Cr. telah terjadi pencemaran terhadap raksa (Hg) di

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Agus Taftazani ISSN 0216 - 3128 45

atas ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kep 9. ERDTMANN, G AND SOYKA. W., The
Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989. Kon- Gamma Ray of The Radionuclides : Tables For
sentrasi pada biota sungai yaitu Eceng gondok Applied Gamma Ray Spectrometry. Wienheim,
dan Bakau tidak dapat diketahui batas tingkat New York: Verlag Chemie.1979.
pencemarannya karena belum ada baku
10. EFFENDI, Telaah Kualitas Air, Kanisius,
mutunya, begitu juga dengan sedimen.
Yogyakarta. 2003.
4. Pada perairan sungai konsentrasi tertinggi Hg
11. DARMONO, Logam Dalam Sistem Makhluk
dijumpai pada sedimen di Muara Kali Anak
dengan konsentrasi 12,1285 µg/g, konsentrasi Hidup, UI Press, Jakarta. 1995.
Cr tertinggi di Muara Kali Anak dengan 12. DARMONO. Lingkungan Hidup dan Pence-
konsentrasi 3,3485 µg/g. maran Hubungannya Dengan Toksikologi
5. Pada perairan pesisir konsentrasi tertinggi Hg Senyawa Logam, UI Press, Jakarta. 2001.
dijumpai pada sedimen di Pesisir Pantai
Morokrembangan dengan konsentrasi sebesar
12,2488 µg/g, konsentrasi Cr tertinggi di Pesisir TANYA JAWAB
Kedung Cowek dengan konsentrasi 7,5517 µg/g.
6. Urutan besar konsentrasi logam Hg dan Cr Zainus S.
dalam sampel adalah terkecil dalam sampel air − Hasil pengukuran yang diperoleh bila dikaitkan
kemudian biota dan terbesar pada sedimen. dengan peta kegiatan industri yang ada di sekitar
7. Faktor Distribusi (Fd) sedimen lebih besar dari lokasi apakah ada korelasi yang cocok antara
Faktor Bioakumulasi (Fb) biota. Hal ini jenis lepasan dan kadugan yang ditemukan.
menunjukan bahwa logam berat Hg dan Cr pada
perairan cenderung terendapkan. Agus Taftazani
• Konsentrasi logam Hg maupun Cr yang
DAFTAR PUSTAKA terukur dengan lokasi sampling ada kaitannya,
karena pada kadar Cr yang membesar adalah
1. ANONIM, Laporan Balai Teknik Kesehatan dekat dengan outlet dari industri tertentu yang
Lingkungan (BTKL) Surabaya. 1997. berpotensi melepas polutan Cr, demikian juga
2. ANONIM, Laporan BAPPEDA Tingkat I Jawa dengan kadar Hg.
Timur SURABAYA. 1998.
Sutjipto
3. PALAR, H. Pencemaran dan Toksikologi
− Dari uraian makalah menyebutkan bahwa kadar
Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. 1994.
logam tertentu melebihi baku mutu di dalam
4. ANONIM, Baku Mutu Air Bersih pada biota. Apakah dengan dasar penelitian tersebut
PERDA No. 2 Tahun 2004, Pemda Surabaya. sudah dapat merekomendasikan bahwa biota
2004. tertentu untuk tidak dikonsumsi.
5. ANONIM, KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004.
Agus Taftazani
6. ANONIM, Keputusan Direktur Jendral Penga-
wasan Obat dan Makanan No.03725/B/SK/ • Untuk merekomendasikan agar ikan/biota
VII/89, 1989 tidak boleh dikonsumsi tidak sederhana, al :
harus membuat laporan yang komprehensif
7. TAFTAZANI, AGUS., Diktat Kursus Sampling (penelitian yang komprehensif), pengulangan
Dan Preparasi Sampel Lingkungan). Badan dengan sampel yang sama, lokasi, waktu yang
Tenaga Atom Nasional, Yogyakarta. 2004 lengkap dan yang berhak untuk meng-
8. AGUS TAFTAZANI, SUMINING, K.T. informasikan data tersebut/pelarangan makan
BASUKI., Unjuk Kerja AANI Pada Analisis ikan tersebut, sudah ada yang berwenang, kita
Logam Berat Dalam Cuplikan Lingkungan, harus mematuhi aturan tersebut (kita bukan
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi Nuklir, LSM yang mempunyai kebebasan berbeda).
PPTkN-BATAN, Bandung 2001, halaman 263-
273.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai