Distribusi Konsentrasi Logam Berat HG Dan CR
Distribusi Konsentrasi Logam Berat HG Dan CR
ABSTRAK
DISTRIBUSI KANDUNGAN LOGAM BERAT Hg dan Cr PADA SAMPEL LINGKUNGAN PERAIRAN
SURABAYA. Telah dilakukan penentuan konsentrasi logam Hg dan Cr dalam sample lingkungan perairan
Surabaya dengan metode AAN (Analisis Aktivasi Neutron). Sample lingkungan berupa air laut dan sungai,
sedimen laut dan sungai, ecenggondok, daun bakau, ikan bandeng dan ikan Glomo. Sampling dilakukan di
12 stasiun secara sesaat (grab sample). Serbuk kering sampel sedimen dan biota serta sampel air pekat
11 -2 -1
diradiasi selama 12 jam dengan flux neutron 1,05x10 n.cm .det Hasil analisis yang diperoleh, sampel
air, sedimen dan biota mengandung logam Hg dan Cr. Hasil analisis sampel air sungai dibandingkan
dengan baku mutu Perda Kota Surabaya No. 02/2004 untuk air golongan IV. Kadar logam Hg dan Cr air
laut disemua lokasi adalah lebih besar dari batas ambang menurut Kepmen LH No.51/2004 (Hg 0,001 ppm
dan Cr (0,005 ppm). Kadar Hg dalam sampel ikan telah melampaui batas ambang menurut Kep. Dirjen
POM No.03725/B/SK/VII/89 untuk kadar logam dalam makanan. Bakumutu kadar logam Hg dan Cr dalam
sedimen, eceng gondok dan bakau tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Indonesia, sehingga tidak bisa
dibandingkan. Kadar unsur Hg dan Cr dalam sampel air lebih kecil daripada dalam sampel biota dan
sedimen. Faktor distribusi Fd ditemukan lebih besar dari faktor bioakumulai Fb.
Kata kunci: AAN, logam berat, Fd dan Fb
ABSTRACT
DISTRIBUTION OF HEAVY METAL CONTENT Hg and Cr OF ENVIRONMENTAL SAMPLES AT
SURABAYA AREA. Determination of Hg and Cr content of Surabaya river and coastal environmental
samples using Instrumental Neutron Activation Analysis (INAA) have been done. The environmental samples
were water, sediment, Eichhornia crassipes (Mart) Solmms, Rhizophora stylosa, Johnius
(Johnieops)borneensis fish, and Moolgarda delicates fish at 12 locations selected of Surabaya area. Dry
powder of sediment and biotic samples and concentrate water samples was irradiated by neutron flux 1,05 x
11 -2 -1
10 n.cm .det during 12 hours. The analytical result showed that the concentration of the heavy metals of
th
river water are smaller than Perda Surabaya City No. 02/2004 for the 4 level water which are Hg (0.005
ppm) and Cr (1.000 ppm). All locations coastal water samples have Hg and Cr concentrations are higher
than Kepmen LH No.51/2004 (Hg 0,001 ppm and Cr (0,005 ppm). The Hg concentration of fish samples
have exceeded the threshold according to Kep. Dirjen POM No.03725/B/SK/VII/89 about the maximum
concentration of metal pollution in food. The concentration of heavy metals in sediment, Eichhornia
crassipes (Mart) Solmms and Rhizophora stylosa are not regulated, so then heavy metals pollution can not
be referred to. The concentration of Hg and Cr elements of water samples are smaller than that of biotic and
sediment samples. The distribution factor (Fd) is bigger than bioaccumulation factor (Fb).
Key Words: INAA, heavy metals, Fd, Fb
P
berbahaya lainnya. Analisis tersebut diperlukan
encemaran lingkungan yang disebabkan oleh untuk mengevaluasi tingkat pencemaran yang
dampak perkembangan industri tentu saja dapat terjadi.
dikendalikan dan perlu dikaji secara mendalam, Pantai Timur Surabaya adalah merupakan
karena apabila hal ini tidak dilakukan secara dini akan
menimbulkan permasalahan yang serius bagi muara sungai Brantas. Sungai Brantas merupakan
kelangsungan hidup manusia maupun alam sungai terbesar di Jawa Timur yang menjadi muara
sekitarnya. Salah satu hal yang perlu dikerjakan dalam beberapa anak sungai yang telah melintasi banyak
pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan
adalah melakukan analisis unsur – unsur dalam kota besar, antara lain Malang, Blitar, Kediri,
sampel lingkungan yang tercemar oleh limbah Mojokerto dan Surabaya, kemudian bermuara di
industri tersebut, terutama kandungan logam selat Madura. Sepanjang DAS ini tumbuh berbagai
industri dengan pesatnya, akibatnya, satu hal yang
Penyiapan Sampel Lingkungan Air, Sedimen Analisis dilakukan pada sampel air, sedimen
dan Biota dan biota. Untuk lokasi sungai, biota yang dipakai
adalah eceng gondok. Kecuali pada lokasi Muara
Penyiapan sampel air, sedimen dan biota agar Kali Sari, menggunakan tanaman bakau. Untuk
siap untuk dianalisis dengan metode Aktivasi Neutron, lokasi Hulu Kali Mas dan Muara Kali Anak tidak
maka telah dilakukan preparasi sebagai-mana dalam
terdapat biota sehingga tidak dapat dibandingkan.
A.Taftazani 2004[7]. Sampel konsentrat air 1 mL, Sedangkan untuk lokasi Pesisir Pantai
serbuk kering-homogen sedimen dan biota masing- menggunakan biota ikan Belanak, kecuali pada
masing 0,10 g dimasukkan ke dalam vial PE lokasi Pesisir Kedung Cowek menggunakan ikan
(polyethylen) bersih sebanyak 3 buah (triple), sehingga Gelama. Dari hasil penelitian yang dilakukan
semua sampel siap diradiasi. didapatkan hasil sebagai berikut :
Sumber : Data primer, Januari 2005 0= tidak terdapat biota pada lokasi
Gambar 2. Grafik konsentrasi Hg dalam air, biota dan sedimen sungai Surabaya.
ppm
6
melebihi batas konsentrasi yang diijinkan dalam lasi merkuri dalam jaringan biota perairan ini sesuai
tubuh ikan (Hg = 0,5 ppm) sesuai Kep Dirjen pula dengan proses biomagnifikasi yang terjadi
Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/ dalam lingkungan perairan. Akhirnya manusia yang
SK/VII/89[6]. Jika ditinjau dari asal lokasi, daerah menempati posisi puncak dari semua sistem rantai
pesisir pantai Surabaya mempunyai tingkat makanan akan mengkonsumsi metil merkuri dalam
pencemaran yang tinggi sehingga ikan yang hidup jumlah yang cukup besar (lebih besar dari
di habitat tersebut mempunyai resiko menyerap organisme hidup lainnya).
logam berat melalui insang dan makanan. Proses ini
dikenal dengan Biomagnifikasi dan Bioakumulasi. Distribusi Cr dalam ekosistem perairan
Logam Cr murni tidak pernah ditemukan di
Tabel 3. Data konsentrasi Hg total dalam ikan di alam. Logam ini di alam ditemukan dalam bentuk
pantai Surabaya. persenyawaan padat atau mineral dengan unsur –
Konsentrasi unsur lain. Logam Cr dapat masuk ke dalam semua
Kode dalam ikan Baku Mutu* strata lingkungan, apakah itu pada strata perairan,
No Pantai (µg/g) (µg/g) tanah ataupun udara (lapisan atmosfir).
1 PPW 0,5085 0,5 Dalam badan perairan Cr dapat masuk
2 PPK 0,8466 0,5 melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan
nonalamiah. Masuknya Cr secara alamiah dapat
3 PKC 0,8049 0,5 terjadi disebabkan oleh beberapa faktor fisika,
4 PPM 1,4317 0,5 seperti erosi (pengikisan) yang terjadi pada batuan
Keterangan : mineral. Di samping itu debu – debu dan partikel-
* = Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat partikel yang akan berkumpul di udara dan akan
dan Makanan No.03725/B/SK/VII/89, Ten- dibawa turun oleh air hujan. Pada perairan yang
memiliki pH lebih dari 5, Cr trivalen tidak
tang batas maksimum cemaran logam dalam
ditemukan. Apabila masuk ke perairan, Cr trivalen
makanan
akan dioksidasi menjadi Cr heksavalen yang lebih
Paparan Hg pada ikan masuk melalui jalur toksik. Cr trivalen biasanya terserap ke dalam
rantai makanan. Pertama sekali ion merkuri partikulat, sedangkan Cr heksavalen tetap berada
dimakan oleh organisme planktonik. Planktonk dalam bentuk larutan (Effendi,2003)[10]. Masukan
dimakan oleh ikan-ikan kecil, udang dan biota Cr yang terjadi secara nonalamiah lebih merupakan
lainnya. Selanjutnya ikan-ikan kecil tersebut akan dampak atau efek dari aktivitas yang dilakukan
dimakan oleh ikan-ikan yang lebih besar, begitu manusia. Sumber -sumber Cr yang berkaitan
seterusnya sampai pada tingkatan puncak dari rantai dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau
makanan yang ada dalam tatanan perairan. Pada buangan industri sampai buangan rumah tangga.
pengem-bangan sistem rantai makanan, di mana Bila dilihat pada keadaan dilapangan dan dari data
komponen – komponen penyusun rantai makanan sekunder, banyak sekali industri yang menggunakan
merupakan paduan dari biota perairan dan Cr dalam kegiatannya seperti : industri tinta, bahan
organisme hidup daratan lainnya. Maka ikan-ikan warna (dyes), pigmen cat, kulit (tanning), pelapisan
kecil dan besar akan dimakan oleh burung-burung listrik dan anti korosif pada boiler.
air. Puncak dari rantai makanan ini adalah manusia Konsentrasi Cr pada sampel air, biota dan
yang akan mengkonsumsi baik ikan maupun burung sedimen di perairan Surabaya dan dapat dilihat
– burung air yang telah mengakumulasi atau fluktuasinya dari masing-masing lokasi sampling
terkontaminasi oleh senyawa merkuri. dalam grafik.
Ternyata kemudian, proses transformasi ion Berdasarkan Tabel 5. konsentrasi Cr tertinggi
metil merkuri dalam sistem rantai makanan ada pada lokasi Muara Kali Anak. Hal sama terjadi
mengalami pelipatgandaan (Bioakumulasi). juga pada unsur Hg yang konsentrasi Hg dalam air
Konsen-trasi dari ion metil merkuri yang masuk dan sungai tertinggi terdapat juga pada Muara Kali Anak.
terakumulasi dalam jaringan biota terus meningkat Walaupun belum melebihi baku mutu air berdasarkan
seiring dengan peningkatan strata atau posisi dari PERDA Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004[4] untuk
biota tersebut dalam sistem rantai makanan. kelas I dan IV tetapi tidak menutup kemungkinan
Sehingga biota seperti ikan-ikan besar yang telah terjadi pencemaran Cr dalam air karena semakin
memakan ikan-ikan yang lebih kecil yang telah meningkatnya jumlah industri tiap tahun dan
terkontaminasi oleh ion metil merkuri, disinyalir terjadinya penurunan kemampuan sungai untuk
mempunyai kandungan metil merkuri yang yang membersihkan diri (self purification).
lebih besar dalam tubuhnya. Pelipatgandaan akumu-
Gambar 3. Grafik konsentrasi Cr dalam air, biota dan sedimen sungai Surabaya.
Gambar 4. Grafik konsentrasi Cr dalam air, biota dan sedimen pantai Surabaya.
Tabel 5. Perbandingan konsentrasi Cr sampel air Tabel 6. Perbandingan konsentrasi Cr sampel air
di perairan sungai Surabaya dengan di perairan pantai Surabaya dengan
baku mutu Perda Surabaya No.02/2004. baku mutu Perda Surabaya No.02/2004.
N Kode Konsentrasi Baku Mutu Kode Konsentrasi Baku Mutu
o Sungai µg/mL Air* µg/mL No Pantai µg/mL Air µg/mL
1 TKS 0,0225 0,05** 1 PPW 0,4108 0,005*
2 HKS 0,0415 1 2 PPK 0,3705 0,002**
3 HKM 0,0504 1 3 PKC 0,3868 0,005*
4 HKW 0,0328 0,05** Tidak
5 MKW 0,0075 1 4 PPM 0,4231 dipersyaratkan
6 MKS 0,0324 1 Keterangan :
7 MKK 0,0333 1 PPW = Pesisir Pantai Wonokromo
8 MKA 0,3653 1 PKC = Pesisir Kedung Cowek
PPK = Pesisir Pantai Kenjeran
Keterangan : PPM = Pesisir Pantai Morokrembangan
* = Baku Mutu Air kelas IV berdasarkan * = Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ber-
PERDA Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004 dasarkan KepMen LH No. 51 Tahun 2004
* = Baku Mutu Air kelas I berdasarkan PERDA * = Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari
Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004 berdasarkan KepMen LH No. 51 Tahun
2004
Untuk konsentrasi Cr dalam air laut yang Konsentrasi Cr pada sampel sedimen tertinggi
telah jauh melebihi baku mutu KepMen LH No. 51 sebesar 7,5517 ppm terdapat di lokasi Pesisir Pantai
Tahun 2004[5] untuk biota laut dan wisata bahari Kedung Cowek. Dalam badan perairan, terjadi
seperti yang terlihat pada Tabel 6. Lokasi Pesisir bermacam-macam proses kimia. Mulai dari proses
Pantai Wonokromo berpotensi sekali tercemar pengomplekan sampai pada reaksi redoks. Proses
karena merupakan tempat berkumpulnya aliran air kimia tersebut juga terjadi pada logam khromium yang
sungai dari lokasi Tengah Kali Surabaya, Hilir Kali ada di perairan. Proses kimia seperti pengompleksan
Surabaya, Hulu Kali Mas, Hulu Kali Wonokromo dan sistem reaksi redoks, dapat mengakibatkan
dan Muara Kali Wonokromo yang mana setiap terjadinya pengendapan dan atau sedimentasi logam Cr
aliran sungai membawa beban pencemar limbah B3 di dasar perairan.
dari industri-industri dan limbah domestik yang Proses-proses kimiawi yang berlangsung
dilalui aliran sungai tersebut. dalam badan perairan juga dapat mengakibatkan
Pesisir Pantai Kenjeran merupakan wilayah terjadinya peristiwa reduksi dari senyawa-senyawa
wisata. Karena merupakan daerah wisata maka Cr6- yang sangat beracun menjadi Cr3- yang kurang
banyak dijumpai beberapa hotel didaerah tersebut. beracun. Peristiwa reduksi yang terjadi atas
Industri penyamakan kulit dan olahannya serta senyawa Cr6- menjadi Cr3-, dapat berlangsung bila
industri perajutan yang menghasilkan polutan Cr badan perairan dan atau mempunyai lingkungan
dalam proses produksinya jika membuang limbah yang bersifat asam. Untuk perairan yang
cairnya pada sungai yang alirannya menuju pesisir berlingkungan basa ion-ion Cr 3- akan diendapkan di
pantai Kenjeran. Selain daerah wisata, pantai ken-
dasar perairan (Palar,1994)[3]. Daya larut logam
jeran terdapat pelabuhan kapal rakyat yang biasa
mungkin bisa menjadi lebih tinggi atau lebih
mencari ikan dan juga terakumulasinya beberapa rendah, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan
muara sungai. Karena ombak dan pergerakan arus perairan. Pada daerah sungai yang oksigen terlarut
besar menyebabkan konsentrasi yang masuk ke per- (DO) rendah, daya larut logam menjadi lebih
airan pantai sebagian besar terlarut juga dalam air. rendah dan lebih mudah mengendap.
Beberapa anak sungai dengan segala beban
limbahnya akan bermuara di lokasi Pesisir Kedung Konsentrasi Cr dalam Biota (Eceng gondok,
Cowek (Lokasi 9). Antara lain anak sungai dari tanaman Bakau, ikan Belanak dan ikan Gelama)
Tengah Kali Surabaya, yang berdekatan dengan Berdasarkan Gambar 3 dan 4. Konsentrasi
industri tekstil dan kertas. Di hilir Kali Surabaya Cr dalam eceng gondok tertinggi sebesar 4,5359
terdapat industri serbet dan selimut serta kaos. Pada ppm terdapat di lokasi Muara Kali Kedinding. Pada
hulu Kali Mas terdapat industri cat. lokasi tersebut tanaman eceng gondok berkembang
sangat pesat dan pada beberapa tempat hampir me-
Konsentrasi logam pada suatu perairan dari nutupi sebagian tempat tumbuhnya. Tumbuhan ini
waktu ke waktu selalu berubah-ubah, konsen-trasinya mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan
bisa semakin meningkat maupun sebaliknya menurun tempat tumbuhnya, serta dapat memanfaatkan
hal ini karena kondisi air sungai dan air laut sangat kesuburan air yang tinggi. Pertumbuhan yang pesat
labil adanya pergerakan arus, gelom-bang, curah hujan berarti mempunyai daya serap yang besar untuk
dan perubahan kondisi lingkung-an yang berlangsung menyerap berbagai unsur dalam air, baik unsur
terus menerus akibat masuknya air limbah akan yang merupakan bahan makanan untuk
mempengaruhi konsentrasi logam dalam air. Dinamika pertumbuhan maupun unsur lain yang merupakan
logam dalam air baik jenis air, maupun makhluk yang bahan pencemar air. Manfaat dari eceng gondok
hidup di air tersebut telah banyak diteliti, terutama adalah untuk mengurangi pencemaran air terutama
dalam memonitor pencemaran logam berat pada daya serapnya terhadap logam.
lingkungan perairan. Dalam memonitor pencemaran Konsentrasi Cr dalam ikan tidak dapat
logam, analisis biota air sangat penting artinya diketahui batas tingkat pencemaranya karena tidak
daripada analisis air itu sendiri. Hal ini disebabkan ada peraturan yang mengatur tentang kandungan
kandungan logam dalam air yang dapat berubah-ubah logam Cr pada ikan. Keputusan Direktur Jendral
dan sangat tergantung pada lingkungan dan iklim. Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/
Pada musim hujan, kandungan logam akan lebih kecil VII/89 [6], tentang batas maksimum cemaran logam
karena proses pelarutan, sedangkan pada musim dalam makanan hanya unsur As, Pb, Cu, Zn, Sn dan
kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena
Hg sedangkan unsur logam lain tidak ada. Daya
toksisitas logam berat terhadap makhluk hidup
logam menjadi terkonsentrasi (Darmono,1995)[11]. sangat tergantung pada spesies, lokasi, umur (fase
siklus hidup), daya tahan (detoksikasi) dan
kemampuan individu untuk menghindarkan diri dari
Konsentrasi Cr dalam sedimen di sungai dan pengaruh polusi (Darmono,2001)[12].
laut
Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh Hasil perhitungan faktor Bioakumulasi
makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran logam dalam sampel biota ditunjukan dalam
pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Gambar 5 dan nilai faktor distribusi ditunjukan oleh
Absorpsi logam melalui saluran pernafasan biasanya Gambar 6.
cukup besar, baik pada hewan air yang masuk melalui
Untuk mengetahui berapa besar logam yang
insang, maupun hewan darat yang masuk melalui debu
terakumulasi dalam biota dan berapa yang
di udara ke saluran pernafasan. Absorpsi melalui
terdistribusi dalam sedimen, maka perlu dihitung
saluran pencernaan hanya beberapa persen saja, tetapi
besaran faktor bioakumulasi (Fb) dan faktor
jumlah logam yang masuk melalui saluran pencernaan
distribusi (Fd). Kandungan logam dalam penelitian
biasanya cukup besar, walaupun persentase
ini yang tertinggi selalu ditemukan dalam sedimen
absorpsinya kecil. Sedangkan logam yang masuk
baik sedimen sungai maupun sedimen laut. Hal ini
melalui kulit jumlah dan absorpsinya relatif kecil
sesuai dengan teori bahwa logam pada perairan ,
(Darmono, 2001)[12]. baik yang berasal dari sungai, laut maupun dari
organisme yang hidup maupun yang mati pada fase
Faktor Bioakumulasi dan Faktor Distribusi
akhir akan mengendap ke sedimen dasar perairan.
Untuk menghitung faktor bioakumulasi Dari Gambar 5. dan Gambar 6. terlihat harga Fb
unsur logam dalam eceng gondok dan bakau di selalu lebih kecil dari Fd di semua lokasi (sungai
sungai dan juga ikan di laut serta faktor distribusi dan laut). Konsentrasi setiap logam yang dimiliki
unsur logam dalam sedimen sungai dan laut, oleh setiap biota mempunyai konsentrasi yang
diperlukan data konsentrasi yang terkandung dalam berbeda. Hal ini selain dipengaruhi oleh
kedua sampel. kemampuan biota air dalam mengabsorbsi dan
mengekskresikan logam yang ada di perairan
tersebut, dapat juga dipengaruhi oleh ikatan kimia
dari masing-masing logam yang terlarut di dalam
perairan. Logam dapat masuk ke dalam tubuh biota
air melalui permukaan kulit dan melalui insang,
sedangkan akumulasi logam dalam biota air terjadi
pada otot abduktor, insang, mantel, gonad, ginjal
dan hati. Perbedaan faktor distribusi Fd disebabkan
oleh kecepatan arus air berbeda, sehingga
kesempatan partikel mengendap berbeda.
Pada hasil penelitian ini konsentrasi logam
Hg dan Cr di pesisir cenderung lebih tinggi
daripada konsentrasi pada air sungai karena setiap
Gambar 5. Grafik faktor Bioakumulasi unsur Hg air sungai bermuara pada laut sehingga di laut
dan Cr tersebut. terjadi akimulasi logam. Di daerah sekitar pantai
kontaminasi logam kebanyakan berasal dari mulut
sungai yang terkontaminasi oleh buangan industri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Konsentrasi logam Hg dan Cr pada sampel air
sungai menunjukkan bahwa masih dibawah
baku mutu menurut Peraturan Daerah Surabaya
No. 2 Tahun 2004.
2. Konsentrasi logam Hg dan Cr pada sampel air
laut di seluruh lokasi pesisir pantai melebihi
baku mutu menurut KEPMEN LH No. 51
Tahun 2004.
Gambar 6. Grafik faktor Distribusi unsur Hg 3. Konsentrasi pada sampel ikan laut menunjukan
dan Cr. telah terjadi pencemaran terhadap raksa (Hg) di
atas ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kep 9. ERDTMANN, G AND SOYKA. W., The
Dirjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989. Kon- Gamma Ray of The Radionuclides : Tables For
sentrasi pada biota sungai yaitu Eceng gondok Applied Gamma Ray Spectrometry. Wienheim,
dan Bakau tidak dapat diketahui batas tingkat New York: Verlag Chemie.1979.
pencemarannya karena belum ada baku
10. EFFENDI, Telaah Kualitas Air, Kanisius,
mutunya, begitu juga dengan sedimen.
Yogyakarta. 2003.
4. Pada perairan sungai konsentrasi tertinggi Hg
11. DARMONO, Logam Dalam Sistem Makhluk
dijumpai pada sedimen di Muara Kali Anak
dengan konsentrasi 12,1285 µg/g, konsentrasi Hidup, UI Press, Jakarta. 1995.
Cr tertinggi di Muara Kali Anak dengan 12. DARMONO. Lingkungan Hidup dan Pence-
konsentrasi 3,3485 µg/g. maran Hubungannya Dengan Toksikologi
5. Pada perairan pesisir konsentrasi tertinggi Hg Senyawa Logam, UI Press, Jakarta. 2001.
dijumpai pada sedimen di Pesisir Pantai
Morokrembangan dengan konsentrasi sebesar
12,2488 µg/g, konsentrasi Cr tertinggi di Pesisir TANYA JAWAB
Kedung Cowek dengan konsentrasi 7,5517 µg/g.
6. Urutan besar konsentrasi logam Hg dan Cr Zainus S.
dalam sampel adalah terkecil dalam sampel air − Hasil pengukuran yang diperoleh bila dikaitkan
kemudian biota dan terbesar pada sedimen. dengan peta kegiatan industri yang ada di sekitar
7. Faktor Distribusi (Fd) sedimen lebih besar dari lokasi apakah ada korelasi yang cocok antara
Faktor Bioakumulasi (Fb) biota. Hal ini jenis lepasan dan kadugan yang ditemukan.
menunjukan bahwa logam berat Hg dan Cr pada
perairan cenderung terendapkan. Agus Taftazani
• Konsentrasi logam Hg maupun Cr yang
DAFTAR PUSTAKA terukur dengan lokasi sampling ada kaitannya,
karena pada kadar Cr yang membesar adalah
1. ANONIM, Laporan Balai Teknik Kesehatan dekat dengan outlet dari industri tertentu yang
Lingkungan (BTKL) Surabaya. 1997. berpotensi melepas polutan Cr, demikian juga
2. ANONIM, Laporan BAPPEDA Tingkat I Jawa dengan kadar Hg.
Timur SURABAYA. 1998.
Sutjipto
3. PALAR, H. Pencemaran dan Toksikologi
− Dari uraian makalah menyebutkan bahwa kadar
Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. 1994.
logam tertentu melebihi baku mutu di dalam
4. ANONIM, Baku Mutu Air Bersih pada biota. Apakah dengan dasar penelitian tersebut
PERDA No. 2 Tahun 2004, Pemda Surabaya. sudah dapat merekomendasikan bahwa biota
2004. tertentu untuk tidak dikonsumsi.
5. ANONIM, KEPMEN LH No. 51 Tahun 2004.
Agus Taftazani
6. ANONIM, Keputusan Direktur Jendral Penga-
wasan Obat dan Makanan No.03725/B/SK/ • Untuk merekomendasikan agar ikan/biota
VII/89, 1989 tidak boleh dikonsumsi tidak sederhana, al :
harus membuat laporan yang komprehensif
7. TAFTAZANI, AGUS., Diktat Kursus Sampling (penelitian yang komprehensif), pengulangan
Dan Preparasi Sampel Lingkungan). Badan dengan sampel yang sama, lokasi, waktu yang
Tenaga Atom Nasional, Yogyakarta. 2004 lengkap dan yang berhak untuk meng-
8. AGUS TAFTAZANI, SUMINING, K.T. informasikan data tersebut/pelarangan makan
BASUKI., Unjuk Kerja AANI Pada Analisis ikan tersebut, sudah ada yang berwenang, kita
Logam Berat Dalam Cuplikan Lingkungan, harus mematuhi aturan tersebut (kita bukan
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi Nuklir, LSM yang mempunyai kebebasan berbeda).
PPTkN-BATAN, Bandung 2001, halaman 263-
273.