Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Keterampilan Medikal Bedah


Pokok Bahasan : Kardiovaskuler
Topik : Bahaya Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sasaran : Remaja
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Januari 2020
Waktu : 09.00 – s/d selesai
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Rajawali Prodi S1 Keperawatan
Tempat : SMA Negeri 2 Padalarang

A. Tujuan Institusional Analisa


Setelah mendapatkan penyuluhan selama ± 30 menit tentang bahaya penyakit
Jantung Koroner, peserta penyuluhan mengerti upaya pencegahan dan bahaya
dari penyakit Jantung Koroner.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu:
1. Memahami bahaya penyakit Jantung Koroner (PJK).
2. Upaya pencegahan diri dari penyakit Jantung Koroner (PJK).
3. Mengetahui Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner.

C. Karakeristik Peserta penyuluhan


Siwa-siswi Mengetahui tentang penyakit Jantung Korener

D. Analisa Tugas
1.Know (pengetahuan)
a. Definisi Penyakit Jantung Koroner
b. Gejala Penyakit Jantung Koroner
c. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
d. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
e. Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner
2. Do.(melakukan)
Memberikan tanggapan dan pertanyaan selama penyuluhan
3. Show (menunjukan)
Dengarkan dengan penuh perhatian selama penyuluhan

E. Media Penyuluhan
1. Laptop/LCD
2. Audiovisual

F. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Audiovisual/video
3. Tanya jawab/diskusi
4. Games

G. Strategi Instruksional
1. Menjelaskan materi penyuluhan
2. Menggunakan media penyuluhan untuk mempermudah pemahaman
peserta penyuluhan
3. Memberikan kesempatan bertanya pada peserta penyuluhan
4. Mengadakan evaluasi

H. Variasi Pengajaran
1. Suara : Intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas pernyataan
dan pertanyaan yang disampaikan.
2. Mimik dan komunikasi non verbal berupa gestur tubuh dan pandangan
mata.
3. Menggunakan waktu hening untuk merilekskan pikiran.
4. Menggunakan variasi media pengajaran seperti leaflet.
I. Proses Belajar
N KEGIATAN PENYULUHAN RESPON PESERTA
WAKTU
O
Pembukaan :
1) Mengucapkan salam.  Menjawab salam
2) Menjelaskan nama dan  Mendengarkan
akademi penyampaian
3) Menjelaskan tujuan maksud dan tujuan
1. 5 menit pendidikan kesehatan  Mendengarkan
4) Menyebutkan materi yang Apa yang
diberikan. disampaikan
5) Menanyakan kesiapan peserta  Mendengarkan
materi yang akan
disampikan
 Menyebutkan siap
Pelaksanaan :
1) Penyampaian materi  Menyimak dan
- Menjelaskan tentang Faktor memahami materi
Resiko, bahaya serta Gejala yang disampaikan
dari PJK  Memberikan
2. 30 menit - 2) Tanya jawab pertayaan mengenai
- - Memberikan kesempatan kepada materi yang
peserta untuk bertanya disampaikan
3) Bermain Games  Berpartisipasi atau
mengikuti games
dengan baik
Evaluasi:
1) Menanyakan kembali hal-hal  Menjawab
3. 20 menit yang sudah dijelaskan mengenai pertanyaan
bahaya dari penyakit jantung
Koroner
Penutup :
1) Menyimpulkan materi yang telah  Mendengarkan
dibahas
4. 5 menit kesimpulan yang
2) Memberikan salam penutup disampaikan
 Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu bentuk penyakit
kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit degeneratif yang berkaitan
dengan gaya hidup, dan sosial ekonomi masyarakat. Penyakit ini merupakan
problem kesehatan utama di Negara maju (Bustan, 2007).
Penyakit jantung koroner memang sangat mematikan. Di negara-negara
berkembang penyakit jantung koroner merupakan salah satu pengancam jiwa
manusia yang masih sangat merajalela. Telah banyak orang meninggal karena
penyakit ini dan biaya operasi untuk penyembuhan pun terbilang sangat
mahal. Walaupun pada umunya menyerang orang-orang yang relatif sudah
cukup tua yaitu sekitar umur 50 tahun keatas, tetapi kewaspadaan dan juga
pengetahuan mengenai penyakit jantung koroner harus tetap dimiliki mulai
umur sedini mungkin. Karena penyakit jantung koroner berawal dari kelalaian
hidup ketika masih muda (Saryono, 2010).
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian), salah satu dari penyakit tidak
menular ini adalah PJK. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh
penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian
“dini” tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara
global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
kardiovaskuler salah satunya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK)
(Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
Apabila permasalahan ini tidak disikapi dengan baik maka akan membawa
banyak kerugian bagi remaja di kawasan tersebut yang tentunya akan
mengganggu kesehatan mental dan produktivitasnya sebagai seorang remaja.
Remaja pada dasarnya adalah aset bangsa yang harus dibimbing dengan
sebaik – baiknya. Oleh karena itu salah satu upaya peningkatan dari
kesejahteraan masyarakat terus diupayakan oleh berbagai pihak, tak terkecuali
STIKES Rajawali Bandung melalui program Komunitas yang dilakukan
bersama dengan mahasiswa. Upaya yang dilakukan oleh tim adalah
memberikan penyuluhan dan pendampingan untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat khususnya remaja tentang penggunaan secara cerdas dan
bijak media sosial.
Berdasarkan dari data inilah kami tim Penkes akan melaksanakan kegiatan
ini di SMA Negeri 2 Padalarang.

B. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu akibat utama
arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai
atherosklerosis (Naga, 2012). Pada keadaan ini, arteri menyempit karena
timbunan lemak dalam dinding pembuluh darah. Hal ini bisa membuat aliran
oksigen ke jantung terhambat dan menyebabkan angina, atau rasa nyeri dan
tidak nyaman di bagian dada. Apabila tidak diatasi, kondisi ini bisa
menyebabkan penyakit jantung koroner (Savitri, 2016).

C. Gejala
1. Nyeri dada
Gejala nyeri dada dirasakan oleh sekitar sepertiga penderita penyakit
jantung koroner. Nyeri dirasakan dibagian tengah dan menyebar ke leher,
lengan, dan dagu. Perasaan nyeri sering disertai rasa seperti diremas atau
dicengkeram, dan hal ini disebabkan karena jantung kekurangan darah dan
oksigen. Terkadang nyeri tidak dirasakan, tetapi orang hanya merasakan tidak
enak badan saja.
2. Sesak nafas
Sesak nafas berhubungan dengan kesulitan bernafas yang disadari dan
dirasakan perlu usaha tambahan untuk mengatasi kekurangan udara. Bila
jantung tidak dapat memompa sebagaimana mestinya, cairan cenderung dapat
berkumpul dijaringan dan paru, sehingga menyebabkan kesulitan bernafas
waktu berbaring.
3. Berdebar-debar
Keluhan lain, yaitu debaran jantung tidak seperti biasanya. Debaran
jantung lebih keras daripada biasa atau irama jantung yang tidak teratur
(aritmia). Kadang rasa berdebar-debar juga diikuti dengan keluhan lain seperti
keringat dingin, sakit dada, dan sesak nafas (Notoatmodjo, 2011).

D. Pencegahan
Pencegahan PJK hanya dapat dilakukan dengan cara :
(Diastutik, Desi. 2017).
1. Tidak merokok dan minum minuman keras/beralkohol.
2.Jalani pola makan sehat dengan komsumsi buah-buahan serta sayur-
sayuran, dan kurangi makanan berlemak.
3. Mengontrol kadar gula dan tekanan darah dalam batas normal.
4. Olahraga Teratur dan gaya hidup sehat.

E. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi penyakit Jantung Koroner


(H.Gray, Huon. Dkk, 2002).
1. Diet
Tujuannya adalah untuk :
- Menurunkan berat badan bila pasin memiliki berat badan berlebih.
- Memberikan makanan yang cukup dan sesuai kebutuhan tanpa
memperberat kerja jantung.
2. Merekok
Peran rokok dalam patogenesis PJK antara lain :
- Timbulnya atero sklerosis
- Peningkatan Trombogenesis dan vasokonstriksi termasuk (spasme srteri
koroner).
- Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
- Peningkatan kebutuhan oksigen miokard.
- Penurunan kapasitas pengangkutan oksigen.
3. Obesitas
Berat badan bertambah, jantung akan memompa lebih banyak darah dari
sebelumnya. Bukannya berdetak lebih sering, jantung akan bertambah besar
agar bisa mengalirkan lebih banyak darah pada setiap detakan.
4. Diabetes Melitus
Secara umum, penyakit jantung koroner terjadi pada usia lebih muda Pada
penderita diabetes. Pada penderita penyakit diabetes kronis, akan
menyebabkan sejumlah perubahan pada tubuh, diantaranya menimbulkan
kerusakan serta luka diotot jantung .
5. Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat memaksa pembuluh darah koroner untuk terus
meregang. Lambat laun tekanan tambahan ini dapat melemahkan dinding
arteri sehingga membuat lebih rentan terhadap flak yang semakin
mempersempit pembuluh.
6. Jenis kelamin dan hormon seks
Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan
pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-
laki dari pada perempuan. Estrogen endogen bersifat protektif pada
perempuan, namun setalah menopause insidensi PJK meningkat dengan cepat
dan sebanding dengan insidensi pada laki-laki. Perokok mengalami
menopause lebih dini dari pada bukan perokok.
7. Kelas Sosial
Perbedaan sosio-ekonomi pada mortalitas PJK melebar, seperti tingkat
kematian dini akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar laki-laki
terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja kelas profesi, misalnya :
dokter, pengacara. Selain itu, frekuensi wanita pekerja kasar paling tidak dua
kali lebih besar mengalami kematian dini akibat PJK dari pada wanita pekerja
non manual.
8. Riwayat Keluarga
PJK biasanya terjadi pada keluarga yang langsung berhubungan darah
yang berusia kurang dari 70 tahun, riwayat keluarga menandakan adanya
predisposisi genetik pada keadaan ini. Terdapat beberapa bukti bahwa riwayat
keluarga yang positif dapat mempengaruhi usia onset PJK pada keluarga
dekat.
9. kepribadian
Stress, baik fisik maupun mental, merupakan faktor risiko untuk PJK.
Pada masa sekarang, lingkungan kerja telah menjadi penyebab utama stress.
Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner antara lain: sifat
agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk
mencapai sesuatu gangguan tidur, kemarahan dijalan, baik ansietas maupun
depresi merupakan prediktor penting bagi PJK.
10. Aktivitas fisik
Aktivitas aerobik teratur menurunkan resiko PJK, meskipun hanya 11%
laki-laki dan 4% perempuan memenuhi target pemerintah untuk berolahraga.
11. Alkohol
Alkohol dalam dosis rendah meningkatkan trombolisis endogen,
mengurangi adesi, plateelet,dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi.
Peningkatan dosis alkohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas
kardiovaskular karena aritmia, hipertensi sistemik, dan kardiomiopatik
dilatasi.

F. Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner


Jika seseorang terkena penyakit jantung, maka diharuskan untuk
mengontrol penyakitnya secara rutin, dengan cara :
1. Kadar kolesterol normal
Sebaiknya membatasi konsumsi makanan yang mengandung kolesterol
agar tidak lebih dari 300 mg per hari. Contoh sumber makanan yang
mengandung kolesterol adalah kuning telur, jeroan (Notoatmodjo, 2011).
Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari makanan berlemak
adalah :
- Memisahkan lemak yang menempel pada daging yang akan diolah. Untuk
ayam, memisahkan bagian kulitnya karena pada bagian inilah yang
mengandung banyak lemak.
- Memilih metode memasak yang lain, seperti mengukus, direbus, atau
dipanggang. Apabila memang harus di goreng, maka gunakan minyak
seminimal mungkin.
- Saat mengonsumsi susu, pilihlah susu tanpa lemak atau susu rendah lemak.
- Mengonsumsi yogurt beku yang rendah lemak lebih baik dibandingkan
mengonsumsi es krim.
- Mengonsumsi makanan mengandung serat seperti sayur, buah, nasi merah
untuk mengimbangi makanan yang berlemak (Kurniadi, 2013).
2. Kadar garam normal
Untuk mencapai jantung sehat dianjurkan untuk mengonsumsi garam
tidak lebih dari 2300 mg atau 1 sendok teh dalam sehari. Akan lebih baik
bila konsumsi garam tidak lebih dari 1500 mg atau 2/3 sendok teh garam
dalam sehari (Kurniadi, 2013).
3. Kadar gula darah normal
Untuk penderita DM (diabetes melitus), intake makanan harus diatur.
Karena bila tidak diatur maka glukosa darah akan meningkat sedangkan
metabolisme insulin tidak bekerja secara optimal dan hal ini dapat
menyebabkan gula darah tidak dapat diubah menjadi energy dan tidak
dapat digunakan oleh jaringan di dalam tubuh. Oleh karena itu, energinya
diproses melalui metabolisme lemak dan protein. Akibatnya, kolesterol
yang terbentuk dapat menumpuk di pembuluh darah, terutama jaringan
pembuluh darah tepi. Untuk orang yang belum atau tidak menderita
diabetes melitus tetap harus menjaga kadar gula darah dalam batas normal
(Notoatmodjo, 2011).
4. Konsumsi sayur dan buah
Sayur dan buah memiliki manfaat bila dikonsumsi seperti sebagai
sumber serat yang mebersihkan usus dari kelebihan lemak dan karbohidrat,
sebagai sumber antioksidan alami yang dapat melindungi jantung dan
sebagai sumber vitamin alam. Sayur dan buah yang baik adalah jenis
organik, yaitu yang ditanam menggunakan pupuk alami (Kurniadi, 2013).
5. Berat badan normal
Efek obesitas dimediasi melalui berbagai mekanisme, yaitu hipertensi,
total kolesterol, meningkatkan LDL, dan menurunkan HDL. Obesitas
berdasarkan Indeks Masa Tubuh >30, sedangkan berat badan normal
dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh antara 20-25. Overweight
Indeks Masa Tubuh >26 juga harus diwaspadai karena dapat mengarah ke
obesitas (Notoatmodjo, 2011).
6. Melakukan olahraga
Untuk mendapatkan jantung yang sehat tidak harus melakukan lari
marathon sepanjang hari atau lari keliling lapangan sampai berjam- jam.
Mengurangi risiko penyakit jantung bias dilakukan misalnya dengan lari
kecil selama 30 menit dalam 2 hari sekali atau lebih baik dilakukan setiap
hari. Melakukan aktifitas fisik yang membuat perasaan senang juga bias
dilakukan. Bagi orang tua yang suka menyapu halaman, menyapu halaman
juga bias dianggap sebagai olahraga. Porsi olahraga 30 tidak harus
dilakukan dalam 1 waktu namun bias dibagi dalam 3 waktu. Misalnya 10
menit untuk jalan-jalan, 10 menit untuk menyapu halaman, dan 10 menit
untuk lari-lari kecil (Kurniadi, 2013).
7. Tindakan pengobatan
Obat-obatan untuk penderita yang pernah terkena serangan jantung
digunakan dalam jangka panjang, terkadang pil yang diminum jumlahnya
bias lebih dari satu. Obat-obat yang sering digunakan dalam penyakit
jantung koroner adalah:
a. ACE inhibitor
ACE inhibitor berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu
ACE inhibitor digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya pembekakan
jantung.
b. Anti Koagulan
Anti Koagulan merupakan obat yang berfungsi untuk mencegah darah
menggumpal. Darah yang menggumpal dapat mengakibatkan sumbatan
pada pembuluh darah koroner pada jantung sehingga bias menyebabkan
serangan jantung.
c. Anti Platelet
Anti Platelet merupakan obat yang digunakan untuk mencegah
berkumpulnya partikel kecil dalam darah yang dinamakan platelet.
Perkumpulan platelet dapat menyebabkan terjadinya gumpalan darah yang
bias memicu serangan jantung.
d. Beta Blocker
Beta Blocker merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan
kerja jantung. Kerja jantung yang menurun akan membuat jantung istirahat
sehingga nyaman bekerja.
e. Obat Anti Kolesterol
Obat anti kolesterol digunakan menurunkan kadar kolesterol yang
jahat. Seperti kita tahu kolesterol jahat terutama LDL merupakan salah
satu faktor risiko terbentuknya penyakit jantung koroner.
f. Nitrat
Digunakan untuk melebarkan pembuluh darah terutama pembuluh
darah jantung sehingga nyeri dada bias berkurang.
g. Diuretik
Diberikan terutama jika ada gejala-gejala gagal jantung atau
pembengkakan jantung. Kerja obat ini adalah dengan cara memicu
pengeluaran air kencing sehingga mengurangi beban kerja jantung
(Kurniadi, 2013).
REFERENSI

Bustan MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka


Cipta.
Saryono, Muhammad Badrushshalih. 2010. Andropause Menopause pada
laki-laki plus penyakit pada lansia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pusdatin Kemenkes RI. 2014. Situasi Kesehatan Jantung. Dalam
http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-jantung.pdf (diakses tanggal 29,
Januari 2020 pukul 10:30).
Naga, Sholeh S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Diva Press.
Savitri, Astrid. 2016. Waspadalah ! Masuk Usia 40 Ke Atas. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni.
Jakarta : Rineka Cipta
Kurniadi, Helmanu. 2013. Stop! Gejala Penyakit Jantung Koroner.
Yogyakarta: Familia
H.Gray, Huon. Dkk (2002). Lecture notes Kardiologi. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Diastutik, Desi. 2017. Proporsi Karakteristik Penyakit Jantung Koroner
Pada Perokok Aktif Berdasarkan Karakteristik Merokok. Surabaya: Vol
4, No 3

Anda mungkin juga menyukai