Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan
tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor,
pemerintah dan masyarakat luas.
            Studi kelayakan bisnis pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun
banyak juga yang memulai dari aspek lainnya. Hal ini sangat tergantung dari kesiapan
masing-masing penilai studi kelayakan tersebut. Penilaian atas aspek hukum sangat
penting meningat sebelum usaha tersebut dijalankan, segala prosedur yang berkaitan
dengan izin atau berbagai persyaratan lain harus terlebih dahulu dipenuhi. Bagi penilai
studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan
keasliannya meliputi badan hukum, perizinan yang dimiliki, sertifikat tanah maupun
dokumen pendukung lainnya.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang semula
dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi
karena kurangnya ketelitian dalam penilaian di bidang hukum sebelum usaha tersebut
dijalankan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan aspek hukum untuk membangun suatu bisnis dalam suatu
Studi Kelayakan Bisnis ?
2. Bagaimana cara mengetahui dan menentukan badan usaha yang sesuai dengan
bisnis/usaha/proyek ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Sumber Bentuk Legalitas dalam suatu Studi
Kelayakan Bisnis
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan proses perizinan, syarat-syarat dan
ketentuan hukum serta peraturan pemerintah.
3. Mahasiswa dapat Menilai apakah usaha yang akan dijalankan melangar ketentuan
UU atau ketentuan peraturan yang berlaku / tidak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aspek Hukum atau Yuridis

Yuridis adalah hukum atau peraturan yang wajib dipatuhi oleh masyarakat, baik
secara tertuis maupun secara lisan. Yuridis yang tertulis diantarannya adalah undang-
undang sedangkan yuridis yang berupa lisan adalah hukum adat. Sekalipun dalam bentuk
lisan namun adanya adat tersebut harus dipatuhi oleh masyarakat. Jika seseorang atau
kelompok melanggar hukum lisan maka dia akan tetap mendapatkan sanksi.

Dilihat dari segi yuridis, pada dasarnya pelaksanaan bisnis merupakan rangkaian
kegiatan prestasi dan kontraprestasi. Istilah prestasi adalah pelaksanaan kewajiban oleh
sesuatu pihak, sedangkan kontraprestasi ialah pelaksanaan kewajiban oleh pihak lain.

Penilaian dan analisis aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan bagi calon kreditor
yang akan memberikan bantuan pinjaman, juga bagi calon investor yang ingin
menanamkan modalnya di dalam bisnis yang sangat bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin bahwa calon kreditor yang bersangkutan aman karena tidak terlibat dalam suatu
kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi pemilik bisnis, tujuan melakukan analisis yuridis
adalah untuk meyakinkan kepada calon kreditor atau investor bahwa bisnisnya tidak
menyimpang dari hukum dan peraturan yang sedang berlaku.1

B. Tujuan Aspek Hukum

Tujuan dari aspek yuridis atau hukum adalah untuk meneliti


keabsahan,kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian
keabsahan dokumen dapat di lakukan sesuai degan lembaga yang mengeluarkan dan yang
mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat
sebelum usaha tersebut di jalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin
atau berbagai persyaratan harus terlebih dulu sudah terpenuhi. Bagi badan usaha yang akan
di jalankan juga perlu di persiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti
badan hukum perusahaan yang di pilih seperti apakah PT, firma,koperasi atau yayasan.2

1
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta: PT Bumi
Angkasa, 2009), hlm. 325
2
Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.24

2
Evaluasi terhadap aspek yuridis sangat diperlukan. Bagi pemilik proyek, evaluasi
ini berguna antara lain untuk kelangsungan hidup proyek serta dalam rangka menyakinkan
para kreditor dan investor bahwa proyek yang akan dibuat tidak menyimpang dari aturan
yang berlaku. Seperti diketahui, dalam suatu proyek dimana bergabung banyak pihak yang
berkepentingan dapat saja terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap kewajiban masing-
masing pihak sehingga penegakan aturan menjadi penting dilaksanakan.3

Menurut Subagyo, (2007), semua usaha dalam bentuk apapun memerlukan


keabsahan legalitas karena faktor ini yang menentukan keberlanjutan hidupnya. Sebelum
melakukan investasi di suatu daerah/wilayah secara simultan, pada saat menganalisis
aspek-aspek studi kelayakan, maka terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pra-penelitian
tentang peraturan hukum dan ketentuan-ketentuan legalitas/perizinan yang berlaku di
daerah/wilayah tersebut. Keterlanjuran investasi di suatu daerah/wilayah yang ternyata
melarang bentuk usaha yang dimaksud akan menimbulkan kerugian besar.

C. Jenis-Jenis Badan Hukum

Langkah pertama memulai bisnis adalah dengan menentukan bentuk usaha yang
akan menaungi bisnis tersebut – selain menentukan bidang usaha dan strategi bisnisnya
tentu. Hal ini terutama untuk menentukan siapa yang menjadi pemodal dan apa peran serta
tanggung jawab orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jika Anda hanya berniat membuka
usaha jualan bakso, maka Anda tidak perlu repot-repot mendirikan PT (Perseroan
Terbatas) – Anda cukup membuat gerobak bakso dan menggantungkan papan iklan di
depan kios. Tapi demi perkembangan bisnis ke depan Anda juga perlu bersiap-siap
merencanakan PT – untuk mengantisipasi bisnis bakso Anda yang akan berkembang
menjadi waralaba. Menurut hukum, berdasarkan modal dan tanggung jawab pemilik usaha,
bentuk-bentuk usaha terdiri dari Perusahaan Perseorangan, Persekutuan Perdata,
Persekutuan Firma, Persekutuan Komanditer dan Perseroan Terbatas.

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan adalah bentuk usaha yang paling sederhana. Pemilik


Perusahaan Perseorangan hanya satu orang dan pembentukannya tanpa izin serta tata cara
yang rumit – misalnya membuka toko kelontong atau kedai makan. Biasanya Perusahaan
Perseorangan dibuat oleh pengusaha yang bermodal kecil dengan sumber daya dan

3
Husein Umar, Busines An Introduction, (Google Book), h. 249.

3
kuantitas produksi yang terbatas. Bentuk usaha jenis ini paling mudah didirikan, seperti
juga pembubarannya yang mudah dilakukan – tidak memerlukan persetujuan pihak lain
karena pemiliknya hanya satu orang. Dalam Perusahaan Perseorangan tanggung jawab
pemilik tidak terbatas, sehingga segala hutang yang timbul pelunasannya ditanggung oleh
pemilik sampai pada harta kekayaan pribadi – seperti juga seluruh keuntungannya yang
dapat dinikmati sendiri oleh pemilik usaha.
2. Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH


Perdata). Menurut pasal 1618 KUH Perdata, Persekutuan Perdata merupakan “suatu
perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke
dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.”
Menurut pasal tersebut syarat Persekutuan Perdata adalah adanya pemasukan sesuatu ke
dalam persekutuan (inbreng), dan ada pula pembagian keuntungan dari hasil pemasukan
tersebut. Suatu Persekutuan Perdata dibuat berdasarkan perjanjian oleh para pihak yang
mendirikannya. Dalam perjanjian itu para pihak berjanji memasukan sesuatu (modal)
kedalam persekutuan, dan hasil dari usaha yang dijalankan (keuntungan) kemudian dibagi
diantara para pihak sesuai perjanjian. Perjanjian Persekutuan Perdata dapat dibuat secara
sederhana, tidak memerlukan proses dan tata cara yang rumit serta dapat dibuat
berdasarkan akta dibawah tangan – perjanjian Persekutuan Perdata bahkan dapat dibuat
secara lisan.
3. Persekutuan Firma

Persekutuan dengan Firma merupakan Persekutuan Perdata dalam bentuk yang


lebih khusus, yaitu didirikan untuk menjalankan perusahaan, menggunakan nama bersama,
dan tanggung jawab para pemilik Firma – yang biasa disebut “sekutu” – bersifat tanggung
renteng. Karena Firma merupakan suatu perjanjian, maka para pemilik Firma – para sekutu
Firma – harus terdiri lebih dari satu orang. Dalam Firma masing-masing sekutu berperan
secara aktif menjalankan perusahaan, dan dalam rangka menjalankan perusahaan tersebut
mereka bertanggung jawab secara tanggung rentang, yaitu hutang yang dibuat oleh salah
satu sekutu akan mengikat sekutu yang lain dan demikian sebaliknya – pelunasan hutang
Firma yang dilakukan oleh salah satu sekutu membebaskan hutang yang dibuat oleh sekutu
yang lain. Tanggung jawab para sekutu tidak hanya sebatas modal yang disetorkan
kedalam Firma, tapi juga meliputi seluruh harta kekayaan pribadi para sekutu. Jika

4
misalnya kekayaan Firma tidak cukup untuk melunasi hutang Firma, maka pelunasan
hutang itu harus dilakukan dari harta kekayaan pribadi para sekutu.
Karena pada dasarnya Firma merupakan bentuk Persektuan Perdata, maka
pembentukan Firma harus dilakukan dengan perjanjian. Menurut pasal 22 KUHD – Kitab
Undang-undang Hukum Dagang – perjanjian Firma harus berbentuk akta otentik – akta
notaris. Meski harus dengan akta otentik, namun ketiadaan akta semacam itu tidak dapat
menjadi alasan untuk merugikan pihak ketiga. Dengan demikian suatu Firma dapat dibuat
dengan akta dibawah tangan – bahkan perjanjian lisan – namun dalam proses pembuktian
di pengadilan misalnya, ketiadaan akta otentik tersebut tidak dapat digunakan oleh para
sekutu sebagai alasan untuk mengingkari eksistensi Firma. Setelah akta pendirian Firma
dibuat, selanjutnya akta tersebut wajib didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
dalam daerah hukum di mana Firma itu berdomisili.
4. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap/CV)

Pada prinsipnya Persekutuan Komanditer adalah Persekutuan Firma –


perkembangan lebih lanjut  dari Persekutuan Firma. Jika Firma hanya terdiri dari para
sekutu yang secara aktif menjalankan perusahaan, maka dalam Komanditer terdapat sekutu
pasif yang hanya memasukan modal. Jika sebuah Firma membutuhkan tambahan modal,
misalnya, Firma tersebut dapat memasukan pihak lain sebagai sekutu baru yang hanya
memasukan modalnya tapi tidak terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan.
Dalam hal ini, sekutu yang baru masuk tersebut merupakan sekutu pasif, sedangkan sekutu
yang menjalankan perusahaan adalah sekutu aktif. Jika sekutu aktif  menjalankan
perusahaan dan menanggung kerugian sampai harta kekayaan pribadi, maka dalam
Komanditer tanggung jawab sekutu pasif terbatas hanya pada modal yang dimasukannya
kedalam perusahaan – tidak meliputi harta kekayaan pribadi sekutu pasif.
5. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham. Sebagai badan hukum, sebuah PT dianggap layaknya
orang-perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri,
memiliki harta kekayaan sendiri dan dapat menuntut serta dituntut di muka pengadilan.
Untuk menjadikannya sebagai badan hukum PT, sebuah perusahaan harus mengikuti tata
cara pembuatan, pendaftaran dan pengumuman sebagaimana yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT).

5
Sebagai persekutuan modal, sebuah PT didirikan oleh para pendiri yang masing-
masing memasukan modal berdasarkan perjanjian. Modal tersebut terbagi dalam saham
yang masing-masing saham mempunyai nilai yang secara keseluruhan menjadi modal
perusahaan. Tanggung jawab para pendiri PT adalah sebatas modal yang disetorkan ke
dalam PT dan tidak meliputi harta kekayaan pribadi mereka. Menurut UU PT, Modal PT
terbagi atas Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Modal Dasar adalah
modal keseluruhan PT sebagaimana yang dinyatakan dalam Akta Pendiriannya, yaitu nilai
yang menunjukkan besarnya nilai perusahaan. Modal ditempatkan adalah bagian Modal
Dasar yang wajib dipenuhi/disetor oleh masing-masing para pemegang saham kedalam
perusahaan, sedangkan Modal Disetor adalah Modal Ditempatkan yang secara nyata telah
disetorkan.
Dalam menjalankan perusahaan, sebuah PT dilengkapi organ-organ yang memiliki
fungsi masing-masing, yaitu: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan
Komisaris. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, Rapat Umum Pemegang Saham
adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris dalam batas-batas yang ditentukan dalam undang-undang tersebut.
Secara umum, tugas RUPS adalah menentukan kebijakan perusahaan. Direksi adalah
organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan, sehingga Direksi dapat mewakili perseroan itu baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap perseroan,
baik secara umum maupun secara khusus, termasuk memberi nasihat kepada Direksi

6. Perusahaan negara
Perusahaan negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-
undang modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan negara yang dipisahkan dan
tidak dipisahkan atas saham.
7. Perusahaan daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu peraturan
daerah.
8. Yayasan
Yayasan adalah badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan dan
lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial.

6
9. Koperasi

Merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat murni, pribadi dan tidak
dapatdialihkan.4

Menurut undang-undang No.25 tahun 1995. koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi,sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas
kekeluargaan.

Bentuk koperasi ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :


1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk
memenuhikehidupan hidup sehari-hari bagi para anggotanya, misal : beras, sabun, gula,
dll.
Contoh bentuk ini :
 Koperasi Pegawai Negri (KPN)
 Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dll.
Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulakn uang simpanan dari para anggota
dankemudian meminjamkannya lagi kepada anggota yang lain yang membutuhkan modal
untuk keperluan hidup.
Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alat- alat perlengkapan
produksi, bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi dari para
anggotanya.
Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan para anggota.
Contoh : Kopata (Koperasi Angkutan Kota), Kopedes (Koperasi AngkutanPedesaan) dll.
Koperasi Serba Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai jeniskebutuhan
yang diperlukan bagi para anggotanya. Contoh : KUD yang mengusahakan bermacam –

4
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 281-
282

7
macam kebutuhan warga desa yang umumnya petani, mengelola mulai darikebutuhan
masyarakat tani peternak dan nelayan maupun kebutuhan sehari-hari.5

D. Jenis-Jenis Izin Usaha

Kegiatan usaha dimana pun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang usaha
berserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya.

Dalam praktiknya terdapat beragam izin.banyaknya izin dan jenis-jenis izin yang
dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin dimaksud adalah:6

a. Tanda daftar perusahaan (TDP)


b. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
c. Izin-izin usaha
d. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimilikinya

Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha dan yang
harus dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan
tersebut,izin-izin tersebut adalah:

a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP)


b. Surat izin usaha industri (SIUI)
c. Izin usaha tambang
d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata
e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit
f. Izin usaha pertenakan dan pertanian
g. Izin domisili,dimana perusahaan/lokasi proyek berada
h. Izin gangguan
i. Izin mendirikan bangunan (IMB)
j. Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.

Disamping keabsahan dokumen diatas yang tidak kalah pentingnya adalah


penelitian dokumen lainnya yaitu:7

5
https://niamoraa.wordpress.com/2015/11/05/jenis-jenis-badan-usaha/, diunduh pada jam 12.30
WIB, hari kamis, 27/10/2017.
6
Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi, h.33
7
Ibid

8
a. Bukti diri (KTP atau SIM)
b. Sertifikat tanah
c. Bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB)
d. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.

E. Dokumen Yang Diteliti

Banyaknya dokumen yang diteliti sangat terngantung dari jenis usahanya.yang


terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi pokok perhatian.urutan prioritas
menunjukan bahwa dokumen tersebut sangat penting bagi usaha yang diajukan nanti.

Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek


hukum adalah sebagai berikut:

a. Bentuk badan usaha

Ada beberapa badan hukum yang lazim diindonesia,misalnya perseroan terbatas


(PT), perseroan komanditer (CV), kopersi, yayasan, firma (Fa), dan lainnya.kebanyakan
perusahaan yang melakukan suatu investasi, biasanya merupakan perusahaan besar, baik
dari segi modal maupun dari segi jangkauan usahanya.

b. Bukti diri

Yaitu kartu identitas dari para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan
setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk (KTP).

c. Tanda daftar perusahaan (TDP)

Setiap perusahaan yang beroperasi diindonesia, haruslah membuat surat daftar


perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.dalam hal ini yang perlu
kita teliti adalah kedepartemenan teknis yang mengeluarkan surat daftar perusahaan
tersebut.

d. Nomor pokok wajib pajak

Nomor pokok wajib pajak merupakanhal yang penting untuk diteliti,apakah sudah
dimiliki atau belum.jika sudah diteliti dapatlah mengeceknya kedepartemen teknis yang
mengeluarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

9
e. Izi-izin perusahaan

Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis bidang
usaha perusahaan tersebut.izin-izin tersebut adalah:8

1) Surat izin usaha perdagangan (SIUP)


2) Surat izin usaha industri (SIUI)
3) Izin usaha tambang dari departemen pertambangan
4) Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata pos dan
telekomunikasi
5) Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan
6) Izin usaha pertenakan dan pertanian dari departemen pertanian
7) Izin domisili dimana perusahaan/lokasi proyek dari pemda
8) Izin mendirikan bangunan
9) Izin tenaga kerja asing jika ada

Keabsahan dokumen lainnya

Disamping keabsahan dokumen diatas tidak kalah pentingnya adalah penelitian dokumen
lainnya :

a. Status hukum tanah

Status tanah. Status kepemilikan tanah harus jelas. Peneliti dapat mencari informasi
tentang status tanah ini, misalnya dengan menghubungi kantor Badan Pertahanan Nasional
(BPN) setempat.9 Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut antara lain:

· Jenis hak atas tanah


· Harga tanazh sekarang dan prediksi dimasa yang akan datang
· Nama dan alamat pemilik yang sebenarnya
· Kondisi tanah dalam sengketan ataqu tidak
· Rencana tata kota
· Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak

8
Ibid . h.35
9
Husein Umar. Op. Cit.., hlm. 285

10
b. Kendaraan bermotor

Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha-usaha tersebut


seperti usaha angkutan:

· Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB)


· Harga beli (faktur dan kuintasi)
· Kondisi kendaraan
· Izin trayek,jika usaha transportasi

c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu

F. Penelitian Lapangan

Penelitan lapangan berfungsi untuk mengecek kebenaran dari data-data atau


informasi yang kita butuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a) Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat-surat atau


dokumen.
b) Mencari informasi dari laporan-laporan,koran,majalah atau perpustakaan yang
memuat informasi yang relevan dengan analisis kita.

Secara ringkas dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk aspek hukum


perusahaan serta yang menjadi bahan penilaian study kelayakan dari segi aspek hukum
dapat dilihar dari gambar berikut ini :

1. Badan Hukum
2. Tanda Daftar Perusahaan
3. NPWP
4. Surat Izin Usaha
5. Izin Domisili
6. Izin Mendirikan Bangunan
7. Bukti Diri
8. Izin-izin Lainnya

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk memulai suatu usaha pada umumnya dimulai dari Aspek Hukum, walaupun
banyak pula yang melakukannya dari aspek lain. Di dalam melakukan suatu usaha maka
perlu diperhatikan berbagai dokumen yang bisa sesuai dengan badan Hukum yang berlaku,
dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan
hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung
kegiatan usaha tersebut. kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak
sempurnanya hasil penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau
tidak sempurna pasti akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

Tujuan dari aspek hukum ini adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang diteliti.penelitian keabsahan dapat dilakukan sesuai
dengan lembaga yag mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan,
penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan,maka segala
prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu
sudah terpenuhi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003)

...........Busines An Introduction, (Google Book)

Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta:
PT Bumi Angkasa, 2009)

Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012), Edisis revisi

Subagyo, A. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. PT Elex Media Kumputindo Kelompok
Gramedia. Jakarta

https://niamoraa.wordpress.com/2015/11/05/jenis-jenis-badan-usaha/, diunduh pada jam


12.30 WIB, hari kamis, 27/10/2017.

13
MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS
ASPEK HUKUM
Dosen: Anjur Perkasas Alam, ST. M.EI

DISUSUN

KELOMPOK V

DIANA KHAIRI

KHAIRUL HAYANI

MUHAMMAD. TOPIK

JULHAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’ IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA–LANGKAT
2017

14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. LatarBelakangMasalah.......................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................................. 2

A. Pengertian Aspek Hukum atau Yuridis............................................................ 2


B. Tujuan Aspek Hukum....................................................................................... 2
C. Jenis-Jenis Badan Hukum................................................................................. 3
D. Jenis-Jenis Izin Usaha...................................................................................... 8
E. Dokumen Yang Diteliti.................................................................................... 9
F. Penelitian Lapangan ........................................................................................ 11

BAB III: KESIMPULAN............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 13

ii 15

Anda mungkin juga menyukai

  • TDI dan Syaratnya
    TDI dan Syaratnya
    Dokumen3 halaman
    TDI dan Syaratnya
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Siup 2
    Siup 2
    Dokumen2 halaman
    Siup 2
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • SDGS CENTER
    SDGS CENTER
    Dokumen2 halaman
    SDGS CENTER
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • BATUBARA GASIFIKASI
    BATUBARA GASIFIKASI
    Dokumen36 halaman
    BATUBARA GASIFIKASI
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Lele
    Lele
    Dokumen15 halaman
    Lele
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL
    ARTIKEL
    Dokumen11 halaman
    ARTIKEL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen24 halaman
    Bab V
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • SIUP
    SIUP
    Dokumen2 halaman
    SIUP
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Full
    Full
    Dokumen101 halaman
    Full
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL
    ARTIKEL
    Dokumen12 halaman
    ARTIKEL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Kualitas
    Manajemen Kualitas
    Dokumen18 halaman
    Manajemen Kualitas
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    Dokumen11 halaman
    FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKL Rendiansyah
    Laporan PKL Rendiansyah
    Dokumen34 halaman
    Laporan PKL Rendiansyah
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • RUSWAL
    RUSWAL
    Dokumen6 halaman
    RUSWAL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • STRATEGI PR NEW NORMAL
    STRATEGI PR NEW NORMAL
    Dokumen26 halaman
    STRATEGI PR NEW NORMAL
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Dokumen1 halaman
    Tanda Persetujuan Judul Ari Febrianto
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Wanda
    Tinjauan Pustaka Wanda
    Dokumen17 halaman
    Tinjauan Pustaka Wanda
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • FENOMENA
    FENOMENA
    Dokumen3 halaman
    FENOMENA
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kasus Hukum
    Tugas Kasus Hukum
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kasus Hukum
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Dokumen19 halaman
    Makalah Globalisasi Dan Kapitalisme
    Yati Nurul Hashfi
    100% (1)
  • Pert 12 Pajak
    Pert 12 Pajak
    Dokumen30 halaman
    Pert 12 Pajak
    Lord Royal
    Belum ada peringkat
  • Antropologi Melayu
    Antropologi Melayu
    Dokumen241 halaman
    Antropologi Melayu
    ernifrida barimbing
    Belum ada peringkat
  • Denny 2
    Denny 2
    Dokumen12 halaman
    Denny 2
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Sempro Mayang
    Sempro Mayang
    Dokumen13 halaman
    Sempro Mayang
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • SARAH
    SARAH
    Dokumen117 halaman
    SARAH
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • PELAYANAN BANK SYARIAH
    PELAYANAN BANK SYARIAH
    Dokumen15 halaman
    PELAYANAN BANK SYARIAH
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Dinda
    Dinda
    Dokumen12 halaman
    Dinda
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Pat Darurat Covid
    Pat Darurat Covid
    Dokumen5 halaman
    Pat Darurat Covid
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    Dokumen11 halaman
    FAKTOR PENGARUH LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat
  • Devi
    Devi
    Dokumen18 halaman
    Devi
    Yati Nurul Hashfi
    Belum ada peringkat