Anda di halaman 1dari 7

3.

Posisi dan Zona Kerja Operator, Pasien, dan Asisten

Kinerja dokter gigi dapat terkait dengan gangguan muskuloskeletal apabila


saat bekerja dokter gigi sering melakukan pergerakan di luar zona netral mereka
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Pekerjaan dokter gigi yang menuntut
ketelitian dan konsentrasi tinggi sering kali membuat dokter gigi berlama-lama
dalam suatu posisi. Ketika posisi kerja dan postur dari dokter gigi tersebut tidak
fleksibel atau tidak benar maka dapat meningkatkan resiko terjadinya
Musculoskeletal Disorders.
Resiko terjadinya musculoskeletal disorder dapat diminimalkan dengan
memaksimalkan efektivitas posisi operator, peralatan, pasien dan asistem. Konsep
ergonomi diperkenalkan di kedokteran gigi dalam rangka untuk memperbaiki
kondisi kerja operator dan konsep kerja yang meliputi Four Handed Dentistry dan
posisi duduk dari operator, pasien, serta asisten.

3.1 Four Handed Dentistry

Telah dikembangkan suatu konsep kerja tim yang merupakan teknologi


baru yang diintegrasikan dalam suatu praktik dokter gigi modern selama beberapa
dekade terakhir. Konsep ini dikenal sebagai four handed dentistry yang terdiri dari
dokter gigi dan asisten. Four handed dentistry merupakan perawatan gigi yang
dilakukan dengan 4 tangan secara bersamaan, 2 tangan operator dan 2 tangan
asisten. Dalam konsep four handed dentistry dikenal konsep pembagian zona
kerja di sekitar dental unit yang disebut clock concept. Zona kerja diidentifikasi
menggunakan wajah pasien sebagai wajah/muka jam dengan kepala pasien
dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien. Zona kerja
tersebut dibagi menjadi 4, yaitu operator’s zone, assistant’s zone, transfer zone
dan static zone.
Operator’s zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Assistant’s zone
adalah zona tempat pergerakan perawat gigi atau asisten. Transfer zone adalah
daerah tempat transfer alat dan bahan antara tangan dokter gigi dan tangan asisten.
Instrumen diberikan dari asisten ke dokter gigi lewat dada pasien. Jangan
memberikan alat di atas mata pasien. Sedangkan static zone adalah daerah tanpa
pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona
ini untuk menempatkan meja instrumen bergerak yang berisi instrumen tangan
serta peralatan yang dapat membuat takut pasien.

Keempat zona tersebut untuk right-handed operator adalah:


 Area operator (operator’s zone): jam 7-12 (aktivitas operator)
 Area asistan (assistant’s zone): jam 2-4 (aktivitas Asisten)
 Area transfer (transfer zone): jam 4-7 (instrumen diberikan)
 Area statis (static zone): jam 12-2

Keempat zona tersebut untuk left-handed operator adalah:


 Area operator (operator’s zone): jam 12-5 (aktivitas operator)
 Area asistan (assistant’s zone): jam 8-10 (aktivitas Asisten)
 Area transfer (transfer zone): jam 5-8 (instrumen diberikan)
 Area statis (static zone): jam 10-12

Ket. Gambar : Clock Concept dalam Four Handed Dentistry

Konsep four-handed dentistry diharapkan dapat mencegah terjadinya


pergerakan yang menegangkan otot serta perpindahan pandangan dokter gigi dari
daerah mulut pasien yang menyebabkan kelelahan pada mata. Namun konsep ini
bukan sekedar pemindahan alat dari asisten ke dokter gigi atau agar pekerjaan
menjadi lebih cepat dan mudah. Juga butuh keterampilan dalam melaksanakan
suatu kerja tim yang handal (Manji, 1992). Walaupun telah bekerja dengan
konsep four-handed dentistry, bila menggunakan alat yang tidak mendukung
sistem ergonomik atau penempatan alat yang jauh dari jangkauan asisten maupun
dokter gigi sendiri, maka akan tetap terjadi ketegangan otot akibat pergerakan
yang berlebihan. Kelelahan fisik juga dapat dialami oleh pasien akibat postur yang
tegang karena posisi duduk pasien di atas kursi gigi. (Finkbeinr, 2000; Manji,
1992).

3.2 Posisi Operator, Pasien, dan Asisten

3.2.1 Posisi Operator


 Saat Berdiri
a. Berdiri tegak, kedua kaki bertumpu diatas lantai
b. Berat badan dibebankan pada kedua telapak kaki
c. Mulut pasien setinggi siku operator
 Saat Duduk
a. Duduk kedua kaki bertumpu diatas lantai, lengan kaki bagian
bawah membentuk sudut 90° dengan lengan kaki bagian
atas/paha
b. Punggung lurus, bahu simetris sama tinggi
c. Jarak mata ke medan kerja ± 6 inci
d. Pandangan ke medan kerja tidak terhalang
e. Mulut pasien sama tinggi dengan siku operator.

3.2.2 Posisi Pasien


 Saat Duduk
Untuk operator yang berdiri
a. Pasien duduk pada kursi gigi sedikit miring ke belakang (slight
backward tilt)
b. Berat badan pasien bertumpu pada sudut yang dibentuk oleh
alas kursi dan sandaran punggung
c. Posisi mulut pasien membuat sudut 30° dengan bidang
horizontal
d. Mulut pasien setinggi siku operator
Untuk operator yang duduk
a. Pasien duduk di kursi gigi sedikit miring ke belakang
b. Posisi mulut pasien membuat sudut 45° dengan bidang
horizontal
c. Mulut pasien setinggi siku operator.
 Saat Terlentang (Supine Position)
a. Pasien tidur telentang pada kursi gigi
b. Semua tubuh tertopang pada kursi gigi
c. Kepala segaris dengan punggung
d. Otot leher dan kepala berada pada posisi normal/istirahat
e. Mulut pasien setinggi siku operator dan setinggi lutut asisten.

3.2.3 Posisi Asisten


 Asisten duduk posisi lebih tinggi dari operator
 Kedua kaki bertumpu pada kursi asisten
 Lutut asisten setinggi mulut pasien
 Punggung lurus
 Pandangan asisten dan operator ke medan
 Pandangan harus jelas tak terhalang

3.3 Posisi kerja sesuai arah jarum jam


Di bawah ini ada beberapa gambaran mengenai posisi kerja
berdasarkan arah jarum jam, walaupun sebenarnya posisi kerja bisa juga
berubah tergantung dari lingkungan klinik, perawatan yang dilakukan
(misal: pencabutan, penambalan, scalling dll) serta kenyamanan dari
masing-masing individu.
3.3.1 Posisi kerja pada perawatan Rahang Atas kanan
Posisi operator yang nyaman pada jam 10, asisten pada jam
3, sedangkan meja instrument pada jam 2. Kepala pasien menoleh ke
kiri, jari telunjuk tangan kanan fixasi pada permukaan bukal Molar 1
Rahang Atas, kaca mulut posisi di dekat I1 atau I2 Rahang Bawah.
Bisa juga melakukan penambalan dengan posisi operator di jam
11/12 dengan cara merangkul pasien/dibelakang pasien. Posisi
asisten dan meja instrumen menyesuaikan.

3.3.2 Posisi kerja pada perawatan Rahang Atas kiri


Operator pada posisi jam 9 atau 10. Kepala pasien menoleh
ke arah operator, kaca mulut agak jauh dari bagian oklusal gigi RA
kiri, dekat dengan bibir bawah. Daerah proksimal dan gingiva akan
mudah terlihat. Fiksasisi jari pada gigi Molar 1, juga berfungsi untuk
membuka mukosa pipi dan bibir.
3.3.3 Posisi kerja pada perawatan Rahang Bawah kiri
Posisi operator di jam 9, kepala pasien menghadap ke arah
operator. Kaca mulut dekat dengan molar RB. Tangan operator
menyilang, tangan kiri yang memegang kaca mulut terletak dibawah
tangan kanan yang memegang instrument lain. Asisten operator
berada di posisi jam 2. Sinar lampu direfleksikan lewat kaca mulut.

3.3.4 Posisi kerja pada perawatan Rahang Bawah kanan


Posisi operator yang nyaman adalah di jam 9. Sebaiknya
posisi pasien membentuk sudut 45O, kepala pasien menghadap
kearah operator, rahang pasien sejajar siku operator. Fiksasi
dilakukan pada permukaan bukal gigi molar dengan bantuan kaca
mulut dan gigi lain yang dekat dengan handpiece.

3.3.1 Posisi kerja pada perawatan gigi Anterior RA dan RB


Biasanya posisi operator di jam 8. Bekerja dengan bantuan
operator terutama pada bagian lingual dan palatum. Tetapi untuk
perawatan pada sebelah labial, pandangan langsung dengan mata,
kaca mulut digunakan untuk membuka mukosa labial.

DAFTAR PUSTAKA

Chaikumarn, M., 2004, Working Conditions and Dentist’s Attitude Towards


Proprioceptive Derivation, Int. J Occup. Safety and Ergonomics
(JOSE), 10 (2): 137.

Gandavadi, A., 2007, Assessment of Dental Student Posture in Two Seating


Conditions using RULA methodology-A Pilot Study, British Dent. J., 203
(10): 601.

Finkbeinr BL. Four-handed Dentistry Revisited. J Contemp Dent Pract 2000;


1(4):3-5.

Manji I. Designing Better Dentistry: The Ergonomic Approach. J Can Dent Assoc
1992; 58(3):172-3.

Anda mungkin juga menyukai