LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
(Ridwan, 2011).
al., (2013) menunjukkan prevelensi insiden ulkus diabetik ini akan terus
& Harding, 2013) di empat Negara yaitu Inggris, Amerika, Swedia, dan
Belanda.
jiwa pada tahun 2030. Di RSCM data pada tahun 2011, ulkus diabetik
stress pada penderita, Semakin tinggi tingkat stress yang dialami penderita
semakin tidak baik. Kejadian stress yang dialami penderita ulkus diabetik
dapat terjadi bila sel inflamasi dan sel imunitas yang diperlukan pada fase
inflamasi, proliferasi dan maturasi tidak dapat bekerja secara optimal. Sel-
sel tersebut adalah platelet (fase koagulasi), netrofil dan monosit (fase
(Falanga, 2014).
dengan ulkus diabetik yang dilakukan oleh King & Harding (2012).
pasien yang tingkat stressnya ringan, sedangkan stress yang berat lukanya
Makassar di dapatkan data pasien ulkus diabetik rawat jalan pada bulan
Desember tahun 2016 sekitar 45 orang dan rawat inap pada bulan
merasa stress dengan luka diabetiknya dan 2 tidak merasakan stress selama
(Pesonal Hygene).
B. Rumusan Masalah
Makassar?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar.
2. Tujuan Khusus
dengan
1. Responden
2. Tempat Penelitian
Makassar.
3. Institusi Pendidikan
4. Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau,
2. Tipe Diabetes
darah.
usia 30 tahun.
ketiga).
3. Manifestasi Klinik
sensasi kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi
ditegakkan.
a. Kadar glukosa darah tinggi : kadar glukosa plasma puasa 126mg/dl atau
lebih, atau kadar glukosa plasma glukosa sewaktu atau 2 jam pasca
5. Pencegahan
dilaksanakan adalah:
1) Atur pola makan yang baik. Khususnya untuk yang berusia 35-40
kegagalan organ.
6. Komplikasi
(Perkeni, 2011).
a. Komplikasi akut
saat ini sudah hampir tidak ada yang meninggal demikian pula insiden
akut berupa :
1) Hipoglikemia
2011).
2) Hiperglikemia
b. Komplikasi kronik
diabetes.
c. Komplikasi makrovaskuler
d. Komplikasi mikrovaskuler
cukup lama.
7. Penatalaksanaan Medis
perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga
kemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi rencana terapi serta lakukan
8. Penatalaksanaan Keperawatan
tangah mencari perawatan untuk masalah kesehatan lain yang tidak terkait.
a. Edukasi
3) Sebab
4) Komplikasi DM
5) Perencanaan makanan
6) Pemeliharaan luka
7) Latihan jasmani
9) Pengobatan oral
pasien diabetes tipe II), tingkat aktivitas, distribusi kalori biasanya 50-
60% dari karbohidrat kompleks 20% dari protein, 30% dari lemak.
berasal dari karbhohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam
1) Karbohidrat 60-70%
2) Protein 10-15%
3) Lemak 20-25%
gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani (Achamd
Yoga, 2011).
(IMT) dan rumus Broca. Indeks tubuh dapat dihitung dengan rumus :
IMT = BB(kg)
TB (M)
Klasifikasi IMT :
a. BB kurang <18,5
b. BB normal 18,5-22,9
c. BB lebih ≥23,0
e. Obes I 25,0-29,9
f. Obes II ≥ 30
Keterangan :
c. Latihan Jasmani
(Arisman, 2010).
latihan yang dilakukan setiap hari secara teratur lebih dianjurkan dari
yang teratur bersama dengan diet yang tepat dapat menurunkan berat
lebih tinggi pada kelompok yang melakukan olahraga kurang dari satu
antara lain :
memahami :
adalah :
a) Silfonilurea
insulin oleh sel beta pancreas dan merupakan pilihan utama untuk
pasien berat badan normal dan kurang, Namun masih bisa diberikan
tua, gangguan faal ginjal dan hati kurang nutrisi serta penyakit
b) Biguanid
dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan.
(Arisman, 2010).
c) Acarbose
perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.
2010).
d) Insulin
2011).
Untuk sebagian penderita diabetes mellitus tipe II, juga
ganggren.
perencanaan makan.
1. Pengertian
neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga pasien
2. Klasifikasi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1. Klasifikasi ulkus
Tingkat Lesi
0 Tidak ada luka terbuka, kulit utuh.
1 Ulkus superficial, terbatas pada kulit.
2 Ulkus meyebar ke ligament, tendon, sendi, fascia dalam tanpa
atau tumit.
5 Ganggren yang membesar meliputi kematian semua jaringan
kaki.
Tabel 2.1 : Klasifikasi ulkus diabetik
Gangguan perfusi
1 = Tidak ada
2 = Penyakit arteri perifer tetapi tidak parah
Ukuran
2= Luka pada kaki sampai di bawah dermis meliputi fasia, otot atau tendon
Infeksi
3= Eritema > 2cm atau infeksi meliputi subkutan tetapi tidak ada tanda inflamasi
Hilang sensasi
1= Tidak ada
2= Ada
ulkus kaki diabetik, ada atau tidaknya gejala infeksi serta ada atau
3. Epidemiologi
Pravalensi ulkus diabetik di Amerika Serikat sebesar 15-20% dan
diabetik dan amputasi kaki karena ulkus diabetik sebesar 50% dari
infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah
ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan sensasi
vibrasi atau rasa berkurang atau hilang, palpasi denyut nadi arteri
sudah terjadi).
a. Pencegahan primer
DM, baik para perawat, ahli gizi, ahli perawatan kaki, maupun
al, 2011).
b. Pencegahan sekunder
al., 2011) :
1) Control metabolik
3) Wound control
4) Microbiological control
dan resistensinya.
5) Pressure control. Jika tetap dipakai untuk berjalan (berarti kaki
charcot.
luka).
dan foliferasi. T limfosit tetap ada pada hari ke 5-7 setelah injuri. Ia
intrinsik) dan oleh tekanan pada sisi luka, infeksi dan pembentukan
memenjang.
1) Usia
2) Jenis kelamin
(Mayasari, 2012).
ketak atau kaos yang terbuat dari bahan katun, mengganti kaos
kaki setiap hari dan menggunakan alas kaki yang tertutup baik
6) Perawatan kaki
pendek.
1) Dukungan keluarga
adalah proses yang terjadi selama masa hidup dengan sifat dan
2) Dukungan emosional
terkontrol.
3) Dukungan penghargaan
4) Dukungan instrumental
makanan.
5) Dukungan informative
a. Manajemen komorbiditi
luka dan harus dikaji pada pasien dengan ulkus, selama sirkulasi
dan aktivitas. Selain itu depresi dan penyakit mental juga dapat
(larva).
C. Tinjauan Tentang Penyembuhan Luka
1. Pengertian Luka
kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2011).
yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih
pemulihan jaringan hidup yang rusak fungsi normal. Ini adalah proses di
jaringan ini.
aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil dengan pemahaman dan
1) Luka mekanik
karena disebabkan oleh energi panas atau bahan kimia atau listrik.
1) Luka Bersih
4) Luka Kotor
mikroorganisme
sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka
a. Kebersihan luka
harus dibersikan atau dicuci dengan air bersih atau NaCL 0,9% dan
b. Infeksi
juga harus bekreja dalam melawan infeksi yang ada, sehingga fase
(besar dan atau dalamnya luka). Luka yang sembuh juga tidak sebaik
c. Usia
Semakin lanjut usia, luka akan semakin lama sembuh karena respon
e. Status gizi
Luka pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak
g. Merokok
h. Stress
penyembuhan luka.
Ketika mengalami stress dan tubuh tidak sehat atau terluka, tubuh
penutupan luka).
Pada fase ini terdapat proses hemostasis akibat adanya injuri. Pada
fibrin, dan pelepasan growth faktor. Karena adanya sel yang rusak
dilepas histamine yang mengakibatkan dilatasi pembuluh darah. Pada
fase ini neotropil dan makrofag menuju dasar luka. Kedua sel tersebut
fibroblast dan proliferasi. T limfosit tetap ada pada hari ke 5-7 setelah
dan cairan antiseptik yang sama pada semua jenis luka (Marynani A ,
2013).
chlorhexidine.
pada luka :
a) Perlu diketahui bahwa antiseptik-antiseptik seperti ini
sendiri.
lebih).
dalam.
konvensional“ :
2) Murah.
konvensional “ :
diganti.
mengahambat kuman).
2. Perawatan Luka Modern
kuman penyakit.
lembab.
berproliferasi.
d) Tidak bau.
hari).
d) Mendukung penyembuhan luka.
g) Tidak bau.
dressing.
1) Hidrokoloid
minimal, cocok untuk luka pada fase epitelisasi (warna dasar luka
2) Alginate
5) Foam
6) Silver Dressing
konvensional :
1) Antispetik
antispek yaitu :
a) Cetrimide
b) Chlorhexidin
c) Hydrogen peroxide
d) Iodine
e) Potasium permanganate
(Dealey, 2015).
f) Proflavine
nyeri.
g) Silver
h) Sodium hypochlorite
3) Madu
1. Pengertian
2. Mekanisme Stress
cemas karena stres yang berlebihan setiap hari, lama kelamaan tubuh
4. Sumber Stress
Menurut Hidayat (2012), sumber stress terdiri dari tiga (3) aspek
a. Diri sendiri
b. Keluarga
5. Faktor Presdisposisi
menimbulkan stress.
santai, sulit senyum, kedutan pada kulit wajah, mulut dan bibir
pedih, mulas, sulit defekasi atau diare, sering berkemih, otot sakit
Cary cooper dan Alison Straw (1995 dikuti dari Novitasari 2012)
tegang.
lain.
Sunaryo (2012)
bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek padaa saat jelang
sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rilek, lambung atau
pinsang.
kecemasan.
e. Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan
atau kollaps.
9. Tingkatan Stress
a. Stress ringan
b. Stress sedang
c. Stress berat
Sunaryo (2012)
tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar teralu terang atau
hingga tau.
(bisa jadi tidak nafsu makan atau bisa jadi tambah nafsu makan),
c. Intelektual
berat dan ringannya stress ini bisa di ukur dengan banyak skala.
berisi 14 item, dibagi menjadi sub skala dari 2-5 item dengan
seminggu terakhir.
indeks di bawah :
1) Normal : 0-14
mendiagnosa.
F. Tinjauan Tentang Hubungan Stress Dengan Fase Penyembuhan Luka
Diabetik
tingkah laku. Stres yang dialami penderita luka diabetes melitus lebih
cenderung atau lebih banyak pada tingkat stres sedang dan berat.
(Damedistra A, 2011).
stress itu sendiri. Dapat diartikan kalau manajemen stress berarti berbuat
perubahan dalam cara berpikir dan merasa, dalam cara berperilaku dan
berlangsung seumur hidup. Tidak bisa dipungkiri bahwa penyakit ini dapat
namun juga keluarga. Banyak studi telah dilakukan tentang stress pada
semakin cepat. Pada penderita diabetes tubuh mungkin tidak akan mampu
mengolah glukosa yang dilepaskan oleh sel-sel saraf saat terjadinya fight-
or-flight response. Jika glukosa ini gagal dikonversi menjadi energi, maka
kadar glukosa dalam darah akan meningkat (William, 2010 ). Dengan kata
maka kadar gula dalam darah akan semakin meningkat dan hal ini akan
infeksi. Sel inang (host), T limfosit dan makrofag merupakan sel-sel yang
terhadap pemicu stress dapat mengubah sistem imun melalui sistem neural
dan endokrin, respon akibat stress dihantarkan melalui tiga jalur yaitu ke
aksis Hipotalamo-Pituitari-Adrenal (HPA) ke sistem saraf simpatik dan ke
menunjukkan bahwa efek stress pada penderita diabetes type 1 dan tipe 2
type 1 bisa bervariasi bisa berupa kenaikan atau bahkan penurunan gula
penyembuhan luka tidak baik dan mengalami tingkat stress sedang dan
berat. Sehingga semakin tinggi tingkat stress yang dialami penderita ulkus
2013).
luka dan kekambuhan luka, Namun juga terhadap insiden amputasi dan
kematian. Penelitian ini dilakukan pada 253 pasien yang baru pertama kali