Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Diabetes Mellitus” yang Pernah Terjadi
di Idonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasanserta pengetahuan kita mengenai Diabetes Mellitus.
Kami juga menyadari sepenuhnyabahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yangtelah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurnatanpasaranyang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orangyang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-katayang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Watampone, 2021
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar belakang
Mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai
(Ridwan, 2011). Data statistik dari world healt organization (WHO) dalam
beda pada setiap Negara. Hal ini terlihat berdasarkan hasil pengumpulan
data statistik yang dilakukan Kumar (1994, dalam Jeffcote & Harding,
berjumlah 8,4 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi 21,3 juta
jiwa pada tahun 2030. Di RSCM data pada tahun 2011, ulkus diabetik
merupakan masalah serius yang menduduki peringkat kelima dari
stress pada penderita, Semakin tinggi tingkat stress yang dialami penderita
semakin tidak baik. Kejadian stress yang dialami penderita ulkus diabetik
dapat terjadi bila sel inflamasi dan sel imunitas yang diperlukan pada fase
inflamasi, proliferasi dan maturasi tidak dapat bekerja secara optimal. Sel-
sel tersebut adalah platelet (fase koagulasi), netrofil dan monosit (fase
(Falanga, 2014).
dengan ulkus diabetik yang dilakukan oleh King & Harding (2012)
pasien yang tingkat stressnya ringan, sedangkan stress yang berat lukanya
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Responden
luka.
2. Tempat penelitian
3. Institusi pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau,
2. Tipe diabetes
usia 30 tahun.
ketiga).
bare, 2015).
3. Manifestasi klinik
sensasi kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi
ditegakkan .
atau lebih, atau kadar glukosa plasma glukosa sewaktu atau 2 jam
5. Pencegahan
a. Pencegahan primer : semua aktifitas yang ditunjukkan untuk
dilaksanakan adalah :
1) Atur pola makan yang baik. Khususnya untuk yang berusia 35-40
kegagalan organ.
6. Komplikasi
,2011).
perbedaan komplikasi kronis yang terjadi dari literature lain, Tetapi pada
a. Komplikasi akut
Namun saat ini sudah hampir tidak ada yang meninggal demikian pula
2011).
2) Hiperglikemia
3) Ketoasodosis diabetik
b. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik semakin banyak ditamukan terutama
diabetes.
diabetik).
c. Komplikasi makrovaskuler
d. Komplikasi mikrovaskuler
4)
7. Penatalaksanaan Medis
dan neropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah untuk
perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga
8. Penatalaksanaan keperawatan
atau tangah mencari perawatan untuk masalah kesehatan lain yang tidak
a. Edukasi
3) Sebab
4) Komplikasi DM
5) Perencanaan makanan
6) Pemeliharaan luka
7) Latihan jasmani
9) Pengobatan oral
pasien diabetes tipe II), tingkat aktivitas, distribusi kalori biasanya 50-
60% dari karbohidrat kompleks 20% dari protein, 30% dari lemak.
berasal dari karbhohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam
1) Karbohidrat 60-70%
2) Protein 10-15%
3) Lemak 20-25%
gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani (Achamd
Yoga, 2011).
tubuh (IMT) dan rumus Broca. Indeks tubuh dapat dihitung dengan
rumus :
IMT = BB(kg)
TB (M)
Klasifikasi IMT :
a. BB kurang <18,5
b. BB normal 18,5-22,9
c. BB lebih ≥23,0
e. Obes I 25,0-29,9
f. Obes II ≥ 30
Keterangan :
c. Latihan Jasmani
(Arisman, 2010).
latihan yang dilakukan setiap hari secara teratur lebih dianjurkan dari
yang teratur bersama dengan diet yang tepat dapat menurunkan berat
lebih tinggi pada kelompok yang melakukan olahraga kurang dari satu
kali preminggu dibandingkan dengan kelompok yang melakukan
antara lain:
darah.
memahami :
adalah :
a) Silfonilurea
insulin oleh sel beta pancreas dan merupakan pilihan utama untuk
pasien berat badan normal dan kurang, Namun masih bisa diberikan
b) Biguanid
dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan.
(Arisman, 2010).
c) Acarbose
perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.
2010).
d) Insulin
2011).
perencanaan makan.
1. Pengertian
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik dari
neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga pasien
2. Klasifikasi
(2011). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 . Klasifikasi
Tingkat Lesi
0 Tidak ada luka terbuka, kulit utuh.
4 Ganggren yang terlokalisir pada ibu jari, bagian depan kaki atau
tumit.
1 = Tidak ada
Ukuran
2= Luka pada kaki sampai di bawah dermis meliputi fasia, otot atau tendon
Infeksi
3= Eritema > 2cm atau infeksi meliputi subkutan tetapi tidak ada tanda inflamasi
Hilang sensasi
1= Tidak ada
2= Ada
ukuran dalam mm (millimeter) dan sejauh mana dalam dari ulkus kaki
diabetik, ada atau tidaknya gejala infeksi serta ada atau tidaknya sensasi pada
kaki.
3. Epidemiologi
amputasi kaki karena ulkus diabetik sebesar 50% dar total amputasi kaki.
dengan ulkus diabetik. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi,
amputasi.
menjadi infeksi yang luas. faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih
2012)
6. Diagnosis
pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan sensasi vibrasi
atau rasa berkurang atau hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis
agar tidak tidak terjadi kecacatan yang lebih parah (pencegahan sekunder
a. Pencegahan primer
baik para perawat, ahli gizi, ahli perawatan kaki, maupun dokter sebagai
cara pencegahan dan cara perawatan kaki yang baik. Periksa selalu kaki
pasien setelah mereka melepaskan sepatu dan kaos kakinya (Tarwoto et al,
2011).
b. Pencegahan sekunder
1) Control metabolik
kesembuhan luka.
2) Control vaskular
3) Wound control
4) Microbiological control
pembersihan luka (fasi inflamasi), fase granulasi (fase poliferasi) dan fase
fibrin, dan pelepasan growth faktor. Karena adanya sel yang rusak
fase ini neotropil dan makrofag menuju dasar luka. Kedua sel tersebut
fibroblast dan foliferasi. T limfosit tetap ada pada hari ke 5-7 setelah
diabetik meliputi faktor sistemik dan faktor lokal. Beberapa faktor sistemik
anti rheumatik).
kaki diabetik meliputi iskemia dan hipoksia pada jaringan, tekanan, trauma
(2005) dalam Bentley dan Foster (2007), dalam (Tarwoto et al, 2011).
dan penyakit vaskuler (faktor intrinsik) dan oleh tekanan pada sisi luka,
hasil rekomendasi konsensus asuhan pada ulkus kaki diabetik tahun 2010
kaki diabetik dapat diakibatkan oleh anemia, insufisiensi renal, gula darah
1) Usia
(2013) ulkus diabetik dapat terjadi pada usia 50 tahun, Hal ini
diabetik.
2) jenis kelamin
(Johnson, 2014).
6) Perawatan kaki
terlalu pendek .
lotion.
1) Dukungan keluarga
adalah proses yang terjadi selama masa hidup dengan sifat dan
3) Dukungan penghargaan
4) Dukungan instrumental
5) Dukungan informative
terjadinya luka.
1. Pengertian luka
kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2011).
yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih
pemulihan jaringan hidup yang rusak fungsi normal. Ini adalah proses di
jaringan ini.
penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil
1) Luka mekanik
(peluru).
listrik.
b. Menurut Kontaminasi Luka :
1) Luka Bersih
3) Luka Terkontaminasi
4) Luka Kotor
dan mikroorganisme
sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka
a. Kebersiahan luka
harus dibersikan atau dicuci dengan air bersih atau NaCL 0,9% dan
b. Infeksi
juga harus bekreja dalam melawan infeksi yang ada, sehingga fase
(besar dan atau dalamnya luka). Luka yang sembuh juga tidak sebaik
Semakin lanjut usia, luka akan semakin lama sembuh karena respon
e. Status gizi
Luka pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak
g. Merokok
h. Stres
luka.
penyembuhan luka.
4. Fase Penyembuhan luka
darah. Pada fase ini neotropil dan makrofag menuju dasar luka.
limfosit tetap ada pada hari ke 5-7 setelah injuri. Ia berperan dalam
menghancurkan virus dan sel asing. Hasil akhir dari fase inflamasi
A. Kesimpulan
B. Saran
lain adalah:
Diabetes mellitus