Anda di halaman 1dari 105

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN MH DALAM


PENERAPAN TERAPI RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN
ANSIETAS DESA MANGUR NIELA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANGUR

ABDUL M TATROMAN
P07120220190194

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN MH DALAM


PENERAPAN TERAPI RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN
ANSIETAS DESA MANGUR NIELA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MANGUR

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Studi Keperawatan Diploma III
Keperawatan di Program Studi Keperawatan Tual
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

ABDUL M TATROMAN
P07120220190194

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2020
iii
v
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Judul : “ASUHAN KEPERAWATAN

ANSIETAS PADA PASIEN MORBUS HANSEN HANSEN DALAM

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN ANSIETAS

DI DESA MANGUR NIELA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGUR”,.

Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Program Studi

Keperawatan Tual.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak akhirnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

dengan baik, Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Hairudin Rasako, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku

2. dr. Betti Zoebzidah, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual

3. Abdul M Tatroman, selaku Kepala Puskesmas

4. Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Tual. Selaku Pembimbing Utama sekaligus Penguji

Anggota II

vi
5. Ns. Maritje F. Papilaya, S.Kep., M.Kes, Selaku Pembimbing

Pendamping sekaligus Penguji Anggota I

6. Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes, selaku Penguji Ketua

7. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Program Studi Keperawatan Tual

8. Kedua OrangTua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan

dan motivasi bagi penulis.serta perhatian yang tulus bagi penulis.

9. Teman – teman seperjuangan RPL Angkatan III, dan Rekan – rekan

Pegawai Puskesmas Mangur, yang telah memberikan motivasi dan

perhatian yang tulus bagi penulis.

Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mangharapkan kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak sehingga hasil dari penulisan Karya

Tulis Ilmiah dapat bermanfaat bagi kita semua.

Langgur, Spetember 2020

Peneliti

vii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Arti lambing
1. % = Persen
2. 0C = Derajat Celsius
3. > = Lebih dar atau sama dengan

Singkatan
1. KTI = Karya Tulis Ilmiah
2. WHO = World Health Organization

viii
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Ansietas Pada Pasien Morbus Hansen Dalam


Penerapan Terapi Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas

Abdul M Tatroman
(2020)

Program Studi Keperawatan Tual


Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Pembimbing utama : Ns. Lucky H. Noya, S.Kep, M.Kep


Pembimbing pendamping : Ns. Maritje F. Papilaya, S.Kep.,M.Kes
Kata Kunci : Ansietas, Relaksasi, Morbus Hansen
Latar Belakang. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu
dapat berkembang secara fisik, mental, sosial dan spiritual sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri. Ansietas adalah respon emosional
terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui sedangkan rasa
takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. guna
mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin, serta untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kusta (Morbus hansen) merupakan suatu penyakit infeksi
kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae Relaksasi adalah
teknik yang dilakukan untuk mengatasi stres dimana akan terjadi peningkatan
aliran darah sehingga perasaan cemas dan khawatir akan berkurang
Tujuan. Menggambarkan asuhan keperawatan ansietas pada pasien morbus
hansen dalam penerapan terapi relaksasi untuk menurunkan ansietas.
Metode. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang berdasarkan
pada pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 02 September
sampai 06 September 2020 dengan jumlah subjek 2 orang di Puskesmas
Mangur.
Hasil. Pelaksanaan asuhan keperawatan ansietas pada pasien Morbus Hansen
dalam penerapan terapi relaksasi untuk menurunkan ansietas.
Kesimpulan. Studi kasus mengatasi kecemasan dengan mengajarkan teknik
relaksasi bagi subjek 1 dan subjek 2 dengan cara mengajarkan relaksasi untuk
menurunkan ansietas.
Saran. Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat menerapkan teknik
relaksasi untuk mengurangi tingkat ansietas.. Kepada subjek 1 dan 2 diharapkan
untuk tetap melakukan teknik relaksasi secara mandiri di rumah untuk
mengurangi tingkat ansietas.

Kepustakaan : 30 buah (Tahun 2001-2020).

ix
ABSTRACT

Ansietas Nursing Care In Morbus Hansen Patients In The Application of


Relaxation Therapy To Lower Ansietas
 
Abdul M Tatroman
(2020)
 
Tual Nursing Study Program
Ministry of Health Polytechnic of Maluku
 

Main guide : Ns. Lucky H. Noya, S.Kep, M.Kep


Companion guide : Ns. Maritje F. Papilaya, S.Kep.,M.Kes
Keywords : Ansietas, Relaxation, Morbus Hansen
Background. Mental health is a condition in which an individual can develop
physically, mentally, socially and spiritually so that the individual realizes his or
her own abilities. Ansietas is an emotional response to the assessment whose cause is
unknown while fear has a clear and understandable cause. Leprosy (Morbus
hansen) is a chronic infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium
Leprae Relaxation is a technique performed to overcome stress where there will be an
increase in blood flow so that feelings of anxiety and worry will be reduced
The goal. Describing ansietas nursing care in morbus hansen patients in the
application of relaxation therapy to lower ansietas.
Method. This research is a type of descriptive research based on the approach of
case studies conducted from September 02 to September 06, 2020 with the
number of subjects 2 people in Mangur Health Center.
The results. The implementation of ansietas nursing care in Morbus Hansen
patients in the application of relaxation therapy to lower ansietas.
Conclusion. Case studies overcome anxiety by teaching relaxation techniques for
subjects 1 and subject 2 by teaching relaxation to lower ansietas.
Advice. It is expected for health workers to be able to apply relaxation techniques to
reduce the level of ansietas. I don't want Subjects 1 and 2 are expected to continue
to perform relaxation techniques independently at home to reduce the level of
ansietas.
 
Literature: 30 (2001-2020).

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan.............................................................................i


Halaman Sampul Dalam.............................................................................ii
Halaman Keaslian Tulisan........................................................................iii
Halaman Persetujuan................................................................................iv
Halaman Pengesahan Penguji..................................................................v
Halaman Kata Pengantar..........................................................................vi
Halaman Daftar Lambang.......................................................................viii
Abstrak.......................................................................................................ix
Abstract.......................................................................................................x
Halaman Daftar Isi.....................................................................................xi
Halaman Daftar Lampiran.......................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................4
1.3. Tujuan Studi Kasus.....................................................................4
1.4. Manfaat Studi Kasus...................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Ansietas
2.1.1. Pengkajian......................................................................7
2.1.2. Diagnosa Keperawatan...................................................8
2.1.3. Intervensi Keperawatan..................................................9
2.1.4. Hubungan Saling Percaya............................................16
2.2. Konsep Teori Ansietas
2.2.1. Pengertian.....................................................................20
2.2.2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi...............................22
2.2.2. Rentang Respon Ansietas............................................22
2.2.3. Tingkat Ansietas Berdasarkan Tanda dan Gejalanya. .23
2.3. Konsep Teori Morbus Hansen
2.3.1. Definisi Penyakit Kusta.................................................25
2.3.2. Etiologi Penyakit Kusta.................................................26
2.3.3. Cara Penularan Penyakit Kusta....................................27
2.3.4 Tanda dan Gejala Penyakit Kusta.................................27
2.3.5 Cara Pencegahan Penyakit Kusta.................................28
2.3.6 Komplikasi Penyakit Kusta............................................29
2.3.7 Pengobatan Penyakit Kusta..........................................30
2.4. Konsep Terapi Relaksasi
2.4.1. Definisi Relaksasi..........................................................31
2.4.2. Manfaat Relaksasi........................................................31
2.4.3. Jenis-Jenis Relaksasi...................................................32
BAB 3 METODOLOGI STUDI KASUS
3.1. Jenis/Desain/Rancangan StudiKasus........................................34
3.2. Subjek Studi Kasus....................................................................35
3.3. Fokus Studi Kasus.....................................................................36
3.4. Definisi Operasional...................................................................36

xi
3.5. Tempat dan waktu penelitian.....................................................36
3.6. Instrumen Pengumpulan Data...................................................37
3.7. Analisa Data dan Penyajian Data..............................................37
3.8. Etika Studi Kasus.......................................................................37
BAB 4 HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4,1. Hasil Studi Kasus.......................................................................39
4,2. Pembahasan..............................................................................55
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..................................................................................59
5.2. Saran..........................................................................................60
Daftar Pustaka
Lampiran

xii
Lampiran

Daftar Lampiran :

1. Jadwal kegiatan

2. Penjelasan untuk mengikuti penelitian

3. Informed consent

4. Bukti proses bimbingan

5. Surat permohonan bantuan data

6. Surat izin penelitian

7. Surat pengembalian

8. Instrument studi kasus

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran

yang samar disertai respon autonomy (sumber sering kali tidak

diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan

yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman

(Nanda, 2010).

Respon yang timbul dari ansietas yaitu khawatir, gelisah, tidak

tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Ansietas berbeda

dengan rasa takut. Ansietas adalah respon emosional terhadap

penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui sedangkan rasa

takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Ansietas

bisa timbul dari berbagai penyakit kronik, salah satunya adalah

penyakit Morbus Hansen (Rahayani, 2011).

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat

berkembang secara fisik, mental, social dan spiritual sehingga

individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi

tekanan dan dapat bekerja secara produktif, mampu memberikan

kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak

1
2

sesuai pada individu disebut gangguan jiwa (UU No. 18 Tahun

2014).

Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena

depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena

skizofrenia, serta 45,7 juta orang terkena dimensia. Di Indonesia,

dengan berbagai factor biologis, psikologis dan social dengan

keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus

bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan

penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang (Kemenkes,

2016).

Kusta (Morbus hansen) merupakan suatu penyakit infeksi

kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang

pertama kali menyerang syaraf tepi, selanjutnya dapat menyerang

kulit, membran mukosa, saluran pernafasan bagian atas, mata, dan

jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat (Amiruddin,

2012). Penderita kusta dapat disembuhkan, namun bila tidak

dilakukan penatalaksanaan dengan tepat akan beresiko

menyebabkan kecacatan pada syaraf motorik, otonom atau sensorik

(Kafiluddin, 2010). Penyakit kusta termasuk dalam salah satu daftar

penyakit menular yang angka kejadiannya masih tetap tinggi di

negara-negara berkembang terutama di wilayah tropis (WHO, 2012).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), menunjukkan bahwa

penderita gangguan jiwa di Indonesia adalah 7% per mil pada tahun

2018. Prevalensi daerah atau provinsi yang mempunyai penderita

2
3

skizofrenia tertinggi menurut data Riskesdas 2018 yaitu wilayah

Provinsi Bali yang mencapai angka 11% per mil dan Kalimantan

Timur 10,7%. Data penderita gangguan jiwa di Provinsi Maluku

berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mencapai

angkah 9,8%.

Penderita ansietas di Indonesia diperkirakan sekitar 8,3%

populasi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Kemenkes RI tahun 2016, diketahui bahwa 11,6% penduduk

Indonesia usia di atas 15 tahun mengalami masalah gangguan

kesehatan jiwa (depresi dan ansietas). Sebanyak 5% dari jumlah

penduduk Indonesia mengalami gangguan ansietas, baik akut

maupun kronik dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 : 1

(Supriati, 2010).

Penderita Morbus Hansen (kusta) 3 tahun terakhir di dunia

tahun 2017 bejumlah 15,9%, 2018 berjumlah 13,4% dan 2019

10,11% (UNAIDS). Data Morbus Hansen di Indonesia menurut

Riskesdas dan Ditjen P2P jumlah 3 terakhir diantaranya tahun 2017

0,70 kasus, 2018 197-213 kasus, 2019 7,548 kasus. Data Morbus

Hansen di Provinsi Maluku 2017 49 kasus, 2018 56 kasus dan 2019

68 kasus (Riskesdas dan Ditjen P2P). Data Morbus Hansen di Kota

Tual 2017 berjumlah 5,4%, 2018 berjumlah 7,2% dan 2019

berjumlah 4,2% (Dinas Kesehatan Kota Tual, P2P). Data Morbus

Hansen di Puskesmas Mangut 2017 berjumlah 2 kasus, 2018 1

kasus dan 2019 tidak ada (P2P Puskesmas Mangur)

3
4

Asuhan keperawatan ansietas diperlukan untuk membantu

memperbaiki kualitas kesehatan pasien dengan morbus hansen

dengan tujuan agar pasien mampu mengenal dan mengatasi

ansietas yang terjadi. Kemampuan yang harus dimiliki oleh pasien

terdiri dari pengetahuan dan kemampuan mengatasi ansietas antara

lain pasien mampu menyebutkan penyebab ansietas, menyebutkan

situasi yang menyertai ansietas, menyebutkan perilaku terkait

ansietas, melakukan pengalihan situasi, melakukan teknik relaksasi

Tarik nafas dalam, melakukan teknik relaksasi otot (Supriati, 2010).

Penatalaksanaan ansietas yang diberikan kepada pasien yaitu

dengan menenerapkan terapi relaksasi dengan tujuan untuk

menurunkan ansietas.

Pengalaman yang dialami penulis selama bekerja di

Puskesmas mangur, terdapat 1 pasien Morbus Hansen yang tidak

mau berobat ke puskesmas dan ketika penulis melakukan kunjungan

rumah ternyata keluhan dari pasien yaitu pasien malu dengan

penyakit yang dideritanya dan merasa cemas jika tidak bisa

disembuhkan. Ketika penulis mengkaji ternyata pasien sama sekali

belum mendapatkan terapi apapun dari petugas medis dan hanya

diberikan obat program namun pasien tidak meminum obatnya

secara teratur. Keluhan dari keluarga pasien juga merasa dikucilkan

oleh masyarakat setempat karena mereka jijik dengan penyakit yang

diderita dengan alasan masyarakat setempat takut tertular.

4
5

Dari berbagai uraian permasalahan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan studi kasus denga n judul:“Asuhan

Keperawatan Ansietas pada Pasien MH Dalam Penerapan Terapi

Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas Desa Mangur Niela Wilayah

Kerja Puskesmas Mangur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah Asuhan

Keperawatan Ansietas pada Pasien MH Dalam Penerapan Terapi

Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas di Desa Mangur Niela

Wilayah Kerja Puskesmas Mangur?

1.3. Tujuan Studi Kasus

Tujuan dari studi kasus ini adalah Menggambarkan Asuhan

Keperawatan Ansietas pada Pasien Morbus Hansen Dalam

Penerapan Terapi Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas di Desa

Mangur Niela Wilayah Kerja Puskesmas Mangur.

1.4. Manfaat Studi Kasus

1.4.1. Bagi Pasien (Masyarakat)

Dapat meningkatkan pengetahuan pasien Morbus Hansen

tentang terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas.

1.4.3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan Asuhan

5
6

Keperawatan Ansietas pada Pasien Morbus Hansen Dalam

Penerapan Terapi Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas.

1.4.4. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan

dalam melakukan Asuhan Keperawatan Ansietas pada Pasien

Morbus Hansen Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Untuk

Menurunkan Ansietas.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Ansietas

2.1.1. Pengkajian

Pengkajian pada pasien ansietas berupa respon ataupun

tanda dan gejala: yang ditemukan pada hasil pengkajian

meliputi : factor predisposisi, factor presipitasi, repon terhadap

stressor, sumber mekanisme koping, akan menjadi batasan

karakteristikuntuk menetapkan diagnose keperawatan (Stuart,

2013)

1. Aspek Fisiologis

Observasi status fisiologis klien dilakukan dengan

mengidentifikasi respon sistem saraf otonom, khususnya

saraf simpatik. Klien dengan ansietas mungkin terjadi

peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, susah

bernafas, rasa tercekik, mulut kering, rasa kembung pada

perut dan nyeri, berkeringat pada telapak tangan dan tremor.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan

fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi

paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.

2. Aspek Kognitif

6
7

Pengkajian pada fungsi kognitif mungkin didapatkan : susah

untuk berkonsentrasi, menurunnya lapang persepsi, kurang

perhatian terhadap hal kecil atau susah untuk memfokuskan

pikiran. Pada tingkat ansietas ditentukan oleh luasnya

gangguan pada fungsi kognitif.

3. Aspek Emosi atau Perilaku

Gangguan pada aspek emosi atau perilaku antara lain :

mudah tersinggung, marah, menarik diri, merasa tidak

berdaya, dan mudah menangis. Pengkajian pada reaksi

afektif didapatkan dari keluhan klien. Klien mungkin

menceritakan bahwa dirinya merasa gugup yang luar biasa,

tegang, ketakutan dan bingung.

2.1.2. Diagnosa Keperawatan

Daftar diagnosa keperawatan menurut Nanda (2015), antara

lain :

1. Ansietas

2. Isolasi Sosial

3. Harga Diri Rendah

4. Hambatan Interaksi Sosial

2.1.3. Intervensi Keperawatan (Nanda, 2015)

Tabel 2.1. Intervensi Keperawatan Diagnosa 1

STANDAR RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Definisi Nanda International : ketidak nyamanan atau


Keperawatan: kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber
Ansietas sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu)

7
8

perasaan takut yang disebabkan antisipasi terhadap bahaya

Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)

Etiologi : 1.Setelah diberikan Bimbingan Antisipasi


intervensi keperawatan  Mempersiapkan pasien
selama…………… menghadapi kemungkinan
Batasan pasien akan krisis perkembangan dan/
Karakteristik : menunjukan tingkat atau situasional
ansietas hanya ringan Penurunan Ansietas
Prilaku sampai sedang dan
selalu menunjukan  Meminimalkan
 Penurunan pengendalian diri kekwatiran , ketakutan,
produktivitas terhadap ansietas , prasangka, atau perasaan
 Mengekspresi konsentrasi dan koping. tidak tenang yang
kan kekhawatiran  setela berhubungan dengan sumber
akibat perubahan h dilakukan bahaya yang di antisipasi dan
dalam peristiwa tinadakan tidak jelas
hidup keperawatan Teknik menenangkan diri
 Gerakan yang selama……….pasien
tidak relavan (mis,  Meredakan kecemasan
dapat menunjukan
mengeret kaki, pada pasien yang mengalami
pengendalian diri
gerakan lengan) distres akut
terhadap ansietas,
Peningkatan koping
 Gelisah yang di buktikan
 Memandang dengan indikator  Membantu pasien untuk
sekilas sebagai berikut beradaptasi dengan persepsi
 Insomnia ( sebutkan 1 – 5, stresor, perubahan atau
 Kontak mata tidak ancaman, yang menghambat
buruk pernah,jarang,kadan pemenuhan tuntutan dan
 Resah g-kadang, sering, peran hidup
 Menyelidik atau selalu) Dukungan Emosi
dan tidak waspada - Merencanakan
strategi koping  Memberikan
untuk situasi penuh penenangan, penerimaan,
Afektif tekanan dan bantuan/dukungan
- Mempertahankan selama mas astres
 gelisah performa peran Penyuluhan untuk
 kesedihan - Memantau pasien/keluarga
yang mendalam distrosipersepsi
 distres sensori  Buat rencana dengan
 ketakutan - Memantau tujuan yang realistis,
 perasaan manifestasi termasauk kebutuhan untuk
tidak adekuat perilaku ansietas pengulangan, dukungan dan
 fokus pada - Menggunakan pujian terhadap tugas-tugas
diri sendiri teknik relaksasi yang telah dipelajari
 peningkatan untuk meredahkan  Beriakn informasi
kekhawatiran ansietas mengenai sumber komunitas
 iritabilitas yang tersedia, seperti taman,
 gugup tetangga, kelompok,
swabantu,tempat ibadah,
 gembira
lembaga sukarelawan dan
berlebihan
pusat rekreasi
 nyeri dan
 Informasi tentang gejala
peningkatan
ansietas
ketidak berdayaan
 Ajarkan anggota keluarga

8
9

yang persisten bagaimana membedakan


 marah antara sertangan panik dan
 menyesal gejala penyakit fisik
 perasaan Penurunan Ansietas (nic)
takut
 Sediakan informasi
 ketidak
faktual menyangkut
pastian
diagnosis, terapi dan
 khawatir
prognosis, instruksikan
pasien tentang penggunaan
Fisiologis teknik relaksasi
 Jelaskan semua
 Wajah tegang prosedur, termasuk sensasi
 Insomnia (non yang biasanya dialami
NANDA) selama prosedur
 Peningkatan Aktivitas kolaboratif
keringat
 Peningkatan  Penurunan ansietas
tegangan (nic) berikan obat untuk
menurunankan ansietas, jika
 Terguncang
perlu
 Gementar
Aktivitas lain
atau tremaor di
tangan  Pada saat ansietas berat,
 Suara dampingi pasien, bicara
bergetar dengan tenang, dan berikan
ketenagan serta rasa nyaman
 Beri dorongan kepada
Parasimpatis
pasien untuk
 Nyeri mengungkapkan secara
abdomen verbal pikiran dan perasaan
 Penurunan untuk mengeksternalisasikan
tekanan darah ansietas
 Penurunan  Bantu pasien intuk
nadi memfokuskan pada situasi
 Diare saat ini, sebagai cara uintuk
 Pingsan mengidentifikasi mekanisme
koping yang dibutuhkan
 Keletihan
untuk mengurangi ansietas
 Mual
 Sediakan pengalihan
 Gangguan
melalui televisi,radio,
tidur
pemainan serta terapi
 Kesemutan okupasi untuk menurunkan
pada ekstremitas ansietas dan memperluas
 Sering fokus
berkemih  Coba teknik seperti
 Berkemih imajinasi seperti bimbing dan
tidak lampias relaksasi progresif
 Urgensi  Berikan penguatan positif
beerkemi ketika pasien mampu
meneruskan aktivitas sehari-
Simpatis hari dan aktivitas lainya
meskipun mengalami
 Anoreksia ansietas
 Eksitasi  Yakinkan kembali pasien
melalui sentuhan, dan sikap

9
10

kardiovaskuler ermpatik secara verbal dan


 Diare nonverbal secara bergantian
 Mulut kering  Dorong pasien untuk
 Wajah kemerahan mengekspresikan kemarahan
 Jantung berdebar- dan iritasi serta izinkan
debar pasien untuk menangis
 Peningkatan  Kurangi rangsangan yang
tekanan darah berlebihan dengan
 Peningkatan nadi menyediakan lingkungan
 Peningkatan yang tenang, kontak yang
refleks terbatas dengan orang lain
 Peningkatan jika dibutuhkan, serta
pernapasan pembatasan penggunaan
kafein dan stimulan lain
 Dilatasi pupil
 Sarankan terapi alternatif
 Kesulitan bernapas
untuk mengurangi ansietas
 Vasokontriksi
yang dapat di terimah oleh
superfisial
pasien
 Kedutan otot
 Singkirkan sumber-
 kelemahan sumber ansietas jika
memungkinkan
 Penurunan ansietas
(nic)I
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
 Nyatakan dengan jelas
tentang harapan terhadap
prilaku pasien
 Damping pasien (mis,selama
prosedur) untuk
meningkatkan keamanan
dan mengurangi rasa takut
 Berikan pijatan
punggung/pijatan leher jika
perlu
 Jaga peralatan
perawatanjauh dari
pandangan
 Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi yang
mencetuskan ansietas
untuk lansia
 Kaji depresi yang sering
tersamarkanoleh ansietas
pada lansi
 Gunakan pendekatan yang
tenangdan tidak terburu-buru
 Upaya konsentrasi diantara
pemberi asuhan dan di
dalam lingkungan

Tabel 2.2. Intervensi Keperawatan Diagnosa 2

10
11

STANDAR RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Definisi Nanda International:


Keperawatan:
Kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap
ISOLASI SOSIAL disebabkan oleh orang lain dan sebagai situasi yang negative
atau mengancam
(Nanda)

Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)

Etiologi : Setelah diberikan Aktivitas Keperawatan


intervensi keperawatan  Kaji pola dasar interaksi
selama…………………… antara pasien dan orang lain
pasien akan
menunjukkan
Batasan keterlibatan Sosial yang Penyuluhan untuk
Karakteristik : dibuktikan oleh indicator pasien/keluarga
berikut (sebutkan nilainya  Berikan informasi tentang
 Mengungkapk 1-5: 1.tidak pernah, sumber-sumber di komunitas
an perasaan 2.jarang, 3.kadang- yang akan membantu pasien
kesendirian yang kadang, 4.sering, untuk terus meningkatkan
disebabkan oleh 5.selalu ditunjukkan) interaksi sosial setelah
orang lain dengan kriteria hasil : pemulangan
 Mengungkapk
an perasaan  Interaksi dengan
berbeda dari teman dekat, Aktivitas Kolaboratif
orang lain tetangga, anggota
 Rujuk pasien ke bidanng
 Mengungkapk keluarga dan/atau
disiplin lain untuk
an perasaan anggota kelompok
mengadakan, melakukan dan
penolakan kerja (……)
mengevaluasi perencanaan
 Minat yang  Berpartisipasi
guna meningkatkan atau
tidak sesuai sebagai
memperbaiki interaksi pasien
dengan tahap sukarelawan, pada
dengan orang lain
perkembangan aktivitas organisasi
 Peningkatan Sosialisasi
 Tujuan hidup atau pada kegiatan
(NIC) : Rujuk pasien ke
yang tidak keagamaan (…..)
kelompok atau program
adekuat  Berpartisipasi dalam
keterampilan interpersonal
 Ketidakmamp aktivitas pengalihan
yang membantu
uan memenuhi dengan orang lain
meningkatkan pemahaman
harapan orang (…..)
tentang pertukaran informasi
lain atau sosialisasi, jika perlu
 Merasa tidak Setelah diberikan
aman dalam intervensi keperawatan
bermasyarakat Aktivitas lain
selama……………………
 Mengungkapk pasien akan :  Bantu pasien
an nilai yang
membedakan antara persepsi
tidak berterima  Mengidentifikasi dan
dan kenyataan
bagi kelompok menerima
 Identifikasi bersama
budaya dominan karakteristik atau
pasien faktor-faktor yang
 Ketiadaan perilaku pribadi
mempengaruhi perasaan
orang terdekat yang berpengaruh
isolasi sosial
yang memberi pada isolasi sosial
 Kurangi stigma isolasi
dukungan  Mengidentifikasi
dengan menghormati
(misalnya, sumber-sumber di
martabat pasien

11
12

keluarga, teman komunitas yang  Kurangi ansietas


dan kelompok) akan membantu pengunjung dengan
 Perilaku yang mengurangi isolasi menjelaskan alasan
tidak sesuai sosial setelah kewaspadaan isolasi
dengan tahap pemulangan dan/atau peralatan
perkembangan  Mengungkapkan  Beri penguatan terhadap
 Afek tumpul penurunan usaha-usaha yang dilakukan
 Adanya cacat perasaan atau pasien, keluarga dan teman-
fisik atau mental pengalaman teman untuk berinteraksi.
 Termasuk diasingkan  Peningkatan Sosialisasi
golongan budaya  Mulai membina (NIC) :
non-dominan hubungan dengan o Dukung hubungan
 Penyakit orang lain dengan orang lain
 Tindakan  Mengembangkan yang mempunyai
tidak terarah hubungan satu minat dan tujuan yang
 Tidak ada sama lain sama
kontak mata  Menunjukkan afek o Berikan uji
 Asyik dengan yang sesuai dengan pembatasan
pikiran sendiri situasi interpersonal
 Menunjukkan  Mengembangkan o Berikan umpan balik
sikap keterampilan sosial tentang peningkatan
bermusuhan yang dapat dalam perawatan
(melalui suara mengurangi isolasi penampilan diri atau
maupun perilaku) (misalnya : bekerja aktivitas lain
 Tindakan sama, persetujuan, o Hadapkan pasien
berulanng pertimbangan, pada hambatan
 Afek sedih kehangatan dan penilaian, jika
keterikatan) memungkinkan
 Memilih untuk
sendiri  Melaporkan adanya o Dukung pasien untuk
peningkatan mengubah lingkungan,
 Menunjukkan
dukungan sosial seperti pergi jalan-
perilaku yang
(misalnya: bantuan jalan dan pergi
tidak berterima
dari orang lain menonton.
bagi kelompok
dalam bentuk
budaya dominan
bantuan emosi,
 Tidak
waktu, keuangan,
komunikatif
tenaga atau
 Menarik diri informasi)
Faktor-faktor yang
berhubungan:

 Perubahan
status mental
 Perubahan
penampilan fisik
 Perubahan
status
kesejahteraan
 Faktor yang
mempengaruhi
ketiadaan
hubungan
personal yang
memuaskan
(misalnya,

12
13

keterlambatan
dalam
menyelesaikan
tugas
perkembangan)
 Minat yang
belum mantap
 Ketidakmamp
uan untuk terikat
dalam hubungan
pribadi yang
memuaskan
 Ketidakadeku
atan sumber-
sumber pribadi
 Perilaku atau
nilai sosial yang
tidak berterima
Faktor lain yang
berhubungan (non-
NANDA):

 Ketergantung
an zat kimia
 Gangguan
psikologis
(sebutkan)...........
............................
............................
..........
 Isolasi untuk
mencapai tujuan
terapeutik

Tabel 2.3. Intervensi Keperawatan Diagnosa 3

STANDAR RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Definisi Nanda International:


Keperawatan: Harga
diri rendah situasional perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini (sebutkan.......)
(Nanda )

Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)

Etiologi : Setelah diberikan Aktivitas Keperawatan


intervensi keperawatan  Kaji dan pantau
selama…………………… pernyataan pasien tentang
klien akan menunjukkan harga diri
harga diri dan  Tentukan rasa percaya
Batasan penyesuaian diri pasien dalam penilaian diri
Karakteristik : psikososial : perubahan  Pantau frekuensi ucapan
hidup yang dibuktikan

13
14

 Evaluasi diri dengan kriteria hasil : peniadaan diri.


bahwa ia tidak  Beri penguatan atas
sanggup  Mengungkapkan kekuatan diri yang
menghadapi penerimaan diri. diddentifikasi oleh pasien.
situasi atau  Komunikasi terbuka  Bantu pasien
peristiwa.  Pemenuhan peran mengidentifikasi respons
 Ekspresi diri pribadi yang positif dari orang lain.beri
tidak berguna bermakna penghargaan atau pujian atas
dan tidak ada  Penerimaan kritik kemajuan pasien dalam
harapan dari orang lain mencapai tujuan
 Perkataan  Penjelasan tentang  Hindari tindakan yang
peniadaan diri keberhasilan dalam dapat mengusik pasien.
 Melaporkan pekerjaan, kelompok  Beri penghargaan atau
secara verbal social. pujian atas kemajuan pasien
tantangan  Melaporkan dalam mencapai tujuan.
situasional saat perasaan berguna
ini terhadap  Mengatakan
harga diri optimism terhadap Penyuluhan untuk
 Perilaku masa depan pasien/keluarga
bimbang dan  Menggunakan  Ajarkan keterampilan
tidak asertif strategi koping untuk bersikap positif melalui
 Lain- efektif: bermain peran, model peran,
lain......................  Mengetahui diskusi.
...... kekutan pribadi Aktivitas lain
 .......................  Melakukan  Kaji perubahan-
. perilaku yang perubahan terbaru pada
dapat pasien yang dapat
meningkatkan
Faktor-faktor yang memmengaruhi harga diri
kepercayaan diri
berhubungan: rendah.
 Mengungkapkan  Tunjukkan rasa percaya
perubahan/kehilan
 Perilaku tidak terhadap kemampuan pasien
gan episodik
sesuai dengan untuk mengatasi situasi.
nilai.  Dukung peningkatan
 Gangguan tanggung jawab diri, jika
citra tubuh. diperlukan
 Kegagalan  Kaji alasan-alasan untuk
dan penolakan. mengkritik atau menyalahkan
 Hambatan diri sendiri
fungsi  Dukung pasien untuk
(sebutkan....) menerima tantangan baru.
 Kehilangan
(sebutkan....)
 Perubahan
peran sosial
(sebutkan...)
 Krisis situasi
(sebutkan....)

Tabel 2.4. Intervensi Keperawatan Diagnosa 4

STANDAR RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Defenisi Nanda International: Kuantitas pertukaran sosial

14
15

Keperawatan: yang tidak memadai atau berlebihan serta ketidakefektifan


Hambatan Interaksi kualitas pertukaran sosial.
Sosial

(Nanda )

KOMPONEN TUJUAN,
INTERVENSI (NIC)
DIAGNOSIS KRITERIA HASIL (NOC)

Etiologi : Setelah diberikan Aktivitas Keperawatan


intervensi Keperawatan
selama …………… Pengkajian

Batasan Klien akan:  Kaji pola dasar interaksi antara


Karakteristik :  Menunjukkan pasien dan orang lain
Partisipasi Bermain Penyuluhan untuk
Subjektif: (sebutkan 1-5: tidak Pasien/Keluarga.
pernah, jarang,
 Ketidaknyama kadaang-kadang,  Berikan informasi tentang
nan pada situasi sering atau selalu sumber-sumber di komunitas
sosial ditunjukkan) yang akan membantu pasien
 Ketidakmamp  Menunjukkan untuk terus meningkatkan
uan Keterampilan Interaksi interaksi sosial setelah
menerima rasa Sosial (sebutkan 1-5: pemulangan.
keterikatan sosial tidak pernah, jarang, Aktivitas Kolaboratif
yang kadang-kadang,  Rujuk pasien ke bidang disiplin
memutuskan sering, atau selalu lain untuk mengadakan,
(misalnya, rasa ditunjukkan) melakukan, dan mengevaluasi
memiliki,  Menunjukkan perencanaan guna
perhatian, minat Perkembangan Anak, meningkatkan atau
atau berbagi yang dibuktikan oleh memperbaiki interaksi pasien
cerita) indikator berikut dengan orang lain
Objektif: (sebutkan 1-5: tidak  Peningkatan Sosialisasi (NIC):
pernah, jarang, Rujuk psien ke kelompok atau
 Disfungsi kadang-kadang,
interaksi dengan program keterampilan
sering atau selalu). interpersonal yang membantu,
orang lain. Rujuk pada buku ajar meningkatkan pemahaman
 Laporan pediatrik atau tentang pertukaran informasi
keluarga tentang panduan NOC untuk atau sosialisasi, jika perlu.
perubahan gaya indikator spesifik usia: Aktivitas Lain
atau pola daftar yang lengkap
interaksi  Buat interaksi terjadwal
tidak termasuk dalam
 Ketidakmamp  Identifikasi perubahan perilaku
lingkup buku ini.
uan tertentu
 2 Bulan:
mengkomunikasi  Identifikasi tugas-tugas yang
Menunjukkan
kan rasa dapat meningkatkan atau
senang
keterikatan sosial memperbaiki interaksi sosial
berinteraksi,
yang terutama dengan  Libatkan pendukung sebaya
memuaskan pengasuh utama dalam memberikan umpan
(misalnya, rasa balik kepada pasien dalam
 4 Bulan:
memiliki, interaksi sosial
Mengenali suara
perhatian, minat dan sentuhan  Lakukan mediasi antara
atau berbagi orang tua. pasien dan orang lain jika
cerita) pasien menunjukkan perilaku
 6 Bulan: Nyaman
 Penggunaan negatif
dengan dirinya
perilaku interaksi sendiri  Peningkatan Sosialisasi (NIC):
 Anjurkan bersikap jujur

15
16

sosial yang  12 Bulan: dan apa adanya dalam


kurang berhasil Melambaikan berinteraksi dengan
Faktor yang tangan orang lain
berhubungan:  2 Tahun:  Anjurkan menghargai
Berinteraksi orang lain
 Ketiadaan dengan orang  Bantu pasien
orang terdekat dewasa dalam meningkatkan kesadaran
 Hambatan permainan tentang kekuatan dan
komunikasi sederhana keterbatasan dalam
 Perubahan  3 Tahun: berkomunikasi dengan
proses pikir Memainkan orang lain
 Kendala permainan  Gunakan teknik bermain
lingkungan interaktif dengan peran untuk
 Defisit teman seusia meningkatkan
pengetahuan  4 Tahun: keterampilan dan teknik
atau Menggambarkan berkomunikasi
keterampilan pengalaman saat  Minta dan harapkan
tentang cara ini komunikasi verbal
meningkatkan  5 Tahun:  Berikan umpan balik
kebersamaan Mengikuti aturan positif jika pasien dapat
 Keterbatasan permainan berinteraksi dengan
mobilitas fisik interaktif dengan orang lain
 Gangguan teman seusia  Fasilitasi pasien dalam
konsep diri  6-11 Tahun: memberikan masukan
 Ketidakselara Bermain dalam dan membuat
san sosiokultural kelompok perencanaan aktivitas
 Isolasi  12-17 Tahun: mendatang
terarapeutik Menggunakkan
keterampilan
interaksi sosial
Faktor Lain Yang  Menunjukkan
Berhubungan (Non- Iklim Sosial Keluarga,
Nanda Internasional) yang dibuktikan oleh
indikator berikut
 Ketergantung (sebutkan 1-5: tidak
an zat kimia perbah, jarang,
 Ketunadayaa kadang, sering atau
n perkembangan selalu ditunjukkan):
 Gangguan Partisipasi dalam
psikologis aktivitas.
(sebutkan)  Menunjukkan
Keterlibatan Sosial,
yang dibuktikan oleh
Saran Penggunaan
indikator berikut
 Bedakan (sebutkan 1-5: tidak
antara diagnosa pernah, jarang,
Hambatan kadang-kadang,
Interaksi sosial sering atau selalu
dan Isolasi ditunjukkan): Interaksi
Sosial. dengan teman dekat,
Diagnosis tetangga, anggota
keluarga dan anggota
Hambatan
kelompok kerja.
Interaksi Sosial
lebih berfokus

16
17

pada
Kemampuan dan
keterampilan
sosial pasien,
sedangkan
Isolasi Sosial
berfokus pada
perasaan
kesepian pasien
dan bukan akibat
ketidakefektifan
keterampilan
sosial pasien.

2.1.4. Hubungan Saling Percaya

SP 1 Pasien dengan Ansietas : Membina hubungan saling

percaya, membantu pasien mengenal penyebab kecemasan,

membantu pasien mengenal keuntungan dan kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien

berkenalan.

Diagnosa Keperawatan : Ansietas

Tujuan khusus :

a. Terbina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat

b. Menyadari penyebab ansietas

c. Menyadari kerugian ansietas

d. Pasien mulai mau untuk berinteraksi dengan orang lain

Pengkajian

DS : -

DO :

a. Panik

17
18

b. Bingung

c. Tidak komunikatif

d. Tak ada kontak mata

e. Tampak sedih, afek tumpul

Rencana Keperawatan :

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi penyebab ansietas

c. Mengidentifikasi kerugian ansietas

d. Mengajarkan pasien cara berkenalan.

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu

pasien mengenal penyebab ansietas, membantu pasien

mengenal keuntungan dan kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan.

Orientasi (Perkenalan):

“Assalammu’alaikum” (sesuikan dengan agama yang dianut)

“Saya Lestyani, saya senang dipanggil lesty, saya mahasiswa

Prodi Tual yang akan merawat Bapak/Ibu”

“Siapa nama Bapak/Ibu? Senang dipanggil siapa?

“Apa keluhan pak X hari ini?” Bagaimana kalau kita berbincang-

bincang tentang keluarga dan teman-teman bapak/ibu?

Mau dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau

diruang tamu? Mau berapa lama pak/ibu? Bagaimana

kalau 15 menit”

18
19

Kerja:

“Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat

dengan bapak/ibu? Siapa yang jarang bercakap-cakap

dengan bapak/ibu? Apa yang membuat bapak/ibu jarang

bercakap-cakap dengannya? “Apa yang bapak/ibu

rasakan selama dirawat disini? Ooo, bapak/ibu merasa

sendirian? Siapa saja yang bapak/ibu kenal diruangan ini”

Apa saja kegiatan bapak/ibu lakukan dengan keluarga

yang dikenal?” Apa yang menghambat bapak/ibu dalam

bercakap-cakap dengan keluarga yang lain?

“Menurut bapak/ibu apa saja keuntungannya kalau kita

mempunyai teman? Wah benar, ada teman bercakap-

cakap, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan

beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman

apa ya pak/bu? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat

menyebutkan beberapa). Jadi banyak juga ruginya tidak

punya teman ya. Kalau begitu inginkah bapak/ibu belajar

bergaul dengan orang lain?

“Bagus. Bagaiman kalau sekarang kita belajar berkenalan

dengan orang lain”

“Begini lho pak/bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita

sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita

suka, asal kita dan hobi. Contoh: nama saya Lestyana

19
20

senang dipanggil Lesty. Asal saya dari Ohoijang, hobi

membaca buku”

“Selanjutnya bapak/ibu menanyakan nama orang yang diajak

berkenalan. Contohnya begini: Nama bapak/Ibu siapa?

Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana, hobinya apa?

“Ayo pak/bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan

bapak/ibu. Coba berkenalan dengan saya”

“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali.

“Setelah bapak/ibu berkenalan dengan orang tersebut, bapak/ibu

bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang

menyenangka bapak/ibu bicarakan. Misalnya tentang

cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan, dan

sebagainya.

“Terminasi:

“Bagaiman perasaan bapak/ibu setelah kita latihan berkenalan?”

“X tadi sedah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik

sekali”

“Selanjutnya bapak/ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita

pelajari tadi selama saya tidak ada, sehingga bapak/ibi

lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Bapak/ibu

mau mempraktekkan pada keluarga. Mau jam berapa

mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan

hariannya”

20
21

“Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak

bapak/ibu berkenalan dengan teman saya. Bagaimana

bapak/ibu mau kan?”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalammu’alaikum” (sesuaikan dengan

agama yang dianut.

2.2. Konsep Teori Ansietas

2.2.1. Pengertian

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi, ketika merasa cemas, individu merasa

tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan

ditimpa malapetaka (Nanda, 2012).

2.2.2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi

Adapun faktor predisposisi dan presipitasi dari ansietas adalah :

a. Faktor predisposisi

Beberapa teori yang menjelaskan terjadinya ansietas :

1) Teori Psikoanalitik

Ansietas merupakan konflik emosional antara id dan

super ego yang berfungsi untuk mengingatkan ego

tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi

2) Teori Interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan

interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma

pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan

21
22

yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya.

Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya

sangat mudah untuk mengalami ansietas berat.

3) Teori Perilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu

yang mengganggu kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan

4) Kondisi Keluarga

Ansietas dapat timbul secara nyata dalam keluarga. Ada

tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara

gangguan ansietas dengan depresi

5) Kajian Biologis

Otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine. Reseptor ini membantu mengatur

ansietas. Penghambat GABA (gamma aminobutyric acid)

juga berperan utama dalam mekanisme biologis

berhubungan dengan ansietas sebagaiman halnya

dengan endorphin. Ansietas mungkin disertai dengan

gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas

seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi

22
23

Ansietas adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada

kehidupan manusia dalam memelihara keseimbangan.

Pengalaman ansietas tidak sama pada beberapa situasi dan

hubungan interpersonal. Namun demikian secara umum

ada 2 ancaman besar yang dapat menimbulkan ansietas,

yaitu :

1. Ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar

2. Ancaman sistem diri, antara lain ancaman terhadap

identitas diri, harga diri, dan hubungan interpersonal,

kehilangan serta perubahan status atau peran.

2.2.3. Rentang Respon Ansietas

Rentang respon ansietas dapat dikonseptualisasikan dalam

rentang respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang

respon adaptif sampai maladaptiv. Reaksi terhadap perubahan-

perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak

nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup.

Sedangkan reaksi destruktif adalah reaksi yang dapat

menimbulkan tingkah laku maladaptive serta disfungsi yang

menyangkut kecemasan berat atau panik (Suliswati, 2011)

Rentang respon ansietas :

Rentang Respon Ansietas


Respon Adaptif Respon Maladaptif

23
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
24

2.2.3. Tingkat Ansietas beserta tanda dan gejalanya

Ansietas memiliki dua aspek yang sehat dan aspek yang

membahayakan yang bergantung pada tingkat ansietas yang

dialami dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap

ansietas.

Tanda dan gejala ansietas dapat diklasifikasikan berdasarkan

tingkat ansietas (Videbeck, 2008), antara lain :

1. Ansietas ringan (1+)

a. Respon fisik : ketegangan otot ringan, sadar akan

lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian

b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang,

perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan

banyak hal, memperhatikan informasi, tingkat

pembelajaran optimal

c. Respon emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak

sadar, aktivitas menyendiri, terstimulasi.

2. Ansietas sedang (2+)

a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital

meningkat, pupil dilatasi, mulai berkeringat, sering

24
25

mondar-mandir, suara berubah, bergetar, nada suara

tinggi, kewaspadaan dan ketegangan meningkat, sering

berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, sering nyeri

punggung

b. Respon kognitif : lapang persepsi menurun, tidak

perhatian secara selektif, fokus terhadap stimulus

meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian

masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan

memfokuskan penyelesaian masalah.

c. Respon emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung,

kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira

3. Ansietas berat (3+)

a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi,

kontak mata buruk, pengeluaran keringat meningkat,

bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan

dan serampangan, rahang menegang, menggertakan

gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir,

berteriak, meremas tangan, gemetar

b. Respon kognitif : lapang persepsi terbatas, proses

berpikir terpecah-pecah, sulit berpikir, penyelesaian

masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan

informasi, hanya memperhatikan ancaman

25
26

c. Respon emosional : sangat cemas, agitasi, takut,

bingung, merasa tidak adekuat, menarik diri,

penyangkalan, ingin bebas.

4. Ansietas panik (4+)

1. Respon fisik : flight, fight atau freeze ketegangan otot

yang sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi,

TTV meningkat kemudian menurun, tidak dapat tidur,

hormone stress dan neurotransmitter berkurang, wajah

menyeringai, mulut ternganga.

2. Respon kognitif : persepsi yang sempit, pikiran tidak

logis, terganggu, kepribadian kacau, tidak dapat

menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak

rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi,

waham, ilusi terjadi

3. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak

mampu/tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus

asa, marah, mengharapkan hasil yang buruk, kaget,

takut, lelah.

2.3. Konsep Teori Morbus Hansen

2.3.1. Defenisi Penyakit Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun (lama) yang

disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit

26
27

tersebut menyerang kulit, saraf tepi dan dapat menyerang

jaringan tubuh lainnya kecuali otak. Kusta bukan penyakit

keturunan, dan bukan disebabkan oleh kutukan, gunaguna, dosa

atau makanan. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi yang

kronik, dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang

bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas

pertama, lalu kulit dan ukosa traktus respiratirius bagian atas,

kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat

(Djuanda Adhi, 2010)

2.3.2. Etiologi Penyakit Kusta

Dibandingkan Mycobacterium tuberculosis, basil tahan

asam, mycobacterium leprae tidak memproduksi eksotoksin dan

enzim litik. Selain itu, kuman ini merupakan satu-satunya

mikobakteria yang belum dibiakkan in vitro. mycobakteria ini

secara primer menyerang system saraf tepi dan terutama pada

tipe lepromatosa, secara sekunder dapat menyerang seluruh

organ tubuh lain seperti kulit, mukosa mulut, mukosa saluran

nafas bagian atas, system retikuloendotelial, mata, tulang dan

testis.

Reaksi imun penderita terhadap M.Leprae berupa reaksi imun

humoral terutama pada lepra bentuk lepromatosa. (Adhi, dkk,

2011)

27
28

1. Kusta bentuk kering : tidak menular, kelainan kulit berupa

bercak keputihan sebesar uang logam atau lebih besar, sering

timbul di pipi, punggung, pantat, paha atau lengan. Bercak

tampak kering, kulit kehilangan daya rasa sama sekali.

2. Kusta bentuk basah : bentuk menular karena kumannya

banyak terdapat di selaput lender hidung, kulit dan organ

tubuh lainnya, dapat berupa bercak kemerahan, kecil-kecil

tersebar diseluruh badan atau berupa penebalan kulit yang

luas sebagai infiltrate yang tampak mengkilap dan berminyak,

dapat berupa benjolan merah sebesar biji jagung yang

tersebar di badan, muka dan daun telinga. Disertai rontoknya

alis, menebalnya daun telinga.

3. Kusta tipe peralihan : merupakan peralihan antara kedua tipe

utama. Pengobatan tipe ini di masukkan kedalam jenis kusta

basah.

2.3.3. Cara Penularan Penyakit Kusta

1. Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke

orang lain dengan kontak lama melalui pernafasan.

2. Kontak langsung yang lama dan erat melalui kulit.

3. Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya

sebagian kecil saja (sekitar 5%) yang tertular kusta.

4. Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit kusta adalah penyakit

menular yang sulit menular.

28
29

5. Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular kalau penderita

tidak berobat oleh karena itu seluruh anggota keluarga harus

diperiksa (Widoyono, 2008).

2.3.4. Tanda dan Gejala Penyakit Kusta Menurut Mansjoer Arif (2012)

Tanda dan gejala utama penyakit kusta anatara lain :

1. Kelainan atau lesi kulit yang mati rasa

2. Penebalan saraf tepi sertai gangguan saraf (mati rasa,

kelemahan, kelumpuhan otot, kulit kering dan retak-retak)

3. Ditemukannya mycobacterium leprae pada pemeriksaan

hapusan kulit

Gejala lain menurut Djuanda Adhi (2010) : Wajah berbenjol

benjol dan tegang, demam dari derajat rendah sampai menggigil,

napsu makan menurun, mual muntah dan sakit kepala.

2.3.5. Cara pencegahan penyakit Kusta Penyakit kusta merupakan

salah satu penyakit yang dapat segera ditangani dan di cegah.

Berikut ini adalah rekomendasi untuk mencegah penularan kusta

(Depkes RI, 2011):

1. Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin

terhadap penderita kusta, agar bakteri yang dibawa tidak

dapat lagi menularkan pada orang lain.

2. Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka

waktu yang lama

3. Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

29
30

4. Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara

berolahraga dan meningkatkan pemenuhan nutrisi.

5. Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil

bakteri juga terdapat pada kelenjar keringat

6. Memisahkan alat-alat makan dan kamar mandi penderita

kusta

7. Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah

sembarangan, karena basil bakteri masih dapat hidup

beberapa hari dalam droplet

8. Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan

pengobatan. Untuk penderita yang sudah mendapatkan

pengobatan tidak menularkan penyakitnya pada orang lain.

9. Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan

penderita kusta.

10. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai

mekanisme penularan kusta dan informasi tentang

ketersediaan obat-obatan yang efektif di puskesmas.

2.3.6. Komplikasi Penyakit Kusta

Neuropati dapat menginduksi terjadinya trauma, nekrosis,

infeksi sekunder, amputasi jari dan ekstremitas. Pengobatan

kortikosteroid hanya 60% memperbaiki fungsi saraf. Kontraktur

dapat menyebabkan kekakuan, yang akibatnya dapat terjadi

clawing hand and feet. Terjadinya kelemahan dari hilangnya

30
31

persarafan pada otot merupakan bukti terjadinya deformitas.

Luka dapat menyebabkan “Charcot’s joint” yang merupakan

penyebab utama terjadinya deformitas. Artritis/arthralgia dapat

terjadi kira-kira 10% pada pasien dengan kusta dan gejala

persendian yang ada hubungannya dengan reaksi (Mandal,

2010).

Komplikasi pada mata yaitu keratitis yang dapat terjadi

karena berbagai faktor termasuk karena mata yang kering,

insensitifitas kornea dan lagophtalmus. Keratitis dan lesi pada

bilik anterior bola mata, umumnya terjadi iritis dan menyebabkan

kebutaan. Juga dapat terjadi ektropion dan entropion, menurut

penelitian resiko kopmlikasi mata terjadi pada pasien dengan tipe

MB, setelah menyelasaikan MDT menjadi 5,6% dengan

komplikasi kerusakan mata sebanyak 3,9% (Syafrudin, dkk,

2011).

2.3.7. Pengobatan Penyakit Kusta

Jika hasil pemeriksaan adalah sakit kusta, maka penderita harus

minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk petugas

kesehatan yaitu sebagai berikut :

1. Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta dikemas dalam

blister yang disebut MDT (Multi Drug Therapy = Pengobatan

lebih dari 1 macam obat)

31
32

2. Kombinasi obat dalam blister MDT tergantung dari tipe kusta,

tipe MB harus minum obat lebih banyak dan waktu lebih

lama : Tipe MB : obat harus diminum sebanyak 12 blister

selama 12 bulan Tipe PB : obat harus diminum sebanyak 6

blister selama 6 bulan

3. Ada 4 macam blister MDT yaitu :

a. Blister untuk PB anak

b. Blister untuk PB dewasa

c. Blister untuk MB anak

d. Blister untuk MB dewasa Dosis pertama harus diminum di

puskesmas (di depan petugas), dan seterusnya obat

diminum sesuai petunjuk / arah panah yang ada di

belakang blister (Adhi, dkk, 2011).

2.4. Konsep Terapi Relaksasi

2.4.1. Definisi Relaksasi

Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang dilakukan untuk

mengatasi stres dimana akan terjadi peningkatan aliran darah

sehingga perasaan cemas dan khawatir akan berkurang

(Abbasi et al,. 2018). Relaksasi merupakan proses merilekskan

otot - otot yang mengalami ketegangan atau mengendorkan

otot-otot tubuh dan pikiran agar

32
33

tercapai kondisi yang nyaman atau berada pada gelombang

otak alfa-teta (Yunus, 2014).

2.4.2. Manfaat Relaksasi

Relaksasi memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah

mengurangi tingkat stres pada seseorang yang memiliki

masalah kesehatan (Tsitsi et al., 2017). Manfaat yang sama

juga dijelaskan oleh peneliti lain bahwasannya relaksasi dapat

mengurangi tingkat

stres, dimana teknik relaksasi berguna untuk meregulasi emosi

dan fisik individu dari kecemasan, ketegangan, stres dan

lainnya, serta secara fisiologis, pelatihan relaksasi memberikan

respons relaks, dimana dapat diidentifikasikan dengan

menurunnya tekanan darah, detak jantung dan meningkatkan

resisten kulit (Sari & Subandi, 2015)

Manfaat relaksasi secara umum menurut (Utami, 2001)

meliputi:

a. Relaksasi dapat membuat seseorang lebih mampu

menghindari reaksi berlebih akibat stres.

b. Masalah – masalah yang timbul akibat stres seperti, sakit

kepala, tekanan darah tinggi, insomnia, dan perilaku –

perilaku buruk dapat berkurang.

c. Mengurangi tingkat kecemasan pada seseorang dan

menunjukkan efek fisiologis yang positif.

33
34

d. Meningkatkan semangat pada seseorang dalam melakukan

aktifitas.

e. Meningkatkan hubungan interpersonal dan harga diri pada

seseorang. Jika kita simpulkan dari beberapa penjelasan

diatas manfaat relaksasi sendiri meliputi mengurangi

perasaan cemas, meningkatkan perasaan tenang dan

damai, mengurangi ketegangan otot, serta meningkatkan

energi dan memperbaiki fisiologis tubuh.

2.4.3. Jenis-Jenis Relaksasi

Menurut Miltenberger (2004) relakasasi dibedakan menjadi

empat macam yaitu relaksasi otot (progressive muscle

relaxation), relaksasi pernafasan (diaphragmatic breathing),

relaksasi dengan cara meditasi (attention focussing exercises).

34
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan

peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah

terhadap jalannya penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka

jenis desain penelitian ini adalah studi kasus yang berfokus

menggambarkan dan memahami fenomena atau konsep (Nursalam,

2010). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan

pendekatan studi kasus. Dimana Penulis menggambarkan

bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan secara menyeluruh

dan mendalam mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan

keperawatan dan evaluasi.

3.2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini sebanyak 1 orang dengan masalah

ansietas pada pasien hipertensi (Notoatmodjo, 2010), dengan

menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

3.2.1. Kriteria Inklusi

3.2.1.1. Pasien Morbus Hansen yang mengalami ansietas

dan berada di Puskesmas Mangur

3.2.1.2. Bersedia menjadi responden/subyek penelitian

34
35

3.2.2. Kriteria Eksklusi

3.2.2.1. Pasien Morbus Hansen yang berada di Puskesmas

lain

3.2.2.2. Tidak bersedia menjadi responden/subyek penelitian

3.3. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah pasien Morbus Hansen

yang mengalami ansietas lakukan Relaksasi di Desa Mangur Niela

Wilayah Kerja Puskesmas Mangur.

3.4. Defenisi Operasional

3.4.1. Asuhan keperawatan jiwa adalah suatu proses asuhan atau

tindakan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

terhadap masalah kesehatan pasien yang dilakukan secara

komprehensif.

3.4.2. Ansietas adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa

kecemasan yang berlebihan

3.4.3. Morbus Hansen adalah penyakit menular, menahun (lama)

yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae).

3.4.4. Relaksasi adalah teknik yang dilakukan untuk mengatasi stres

dimana akan terjadi peningkatan aliran darah sehingga

perasaan cemas dan khawatir akan berkurang.

3.5. Tempat dan Waktu Penelitian

3.5.1. Tempat : Studi kasus akan dilakukan di Puskesmas Mangur


36

3.5.2. Waktu: Studi kasus sudah dilaksanakan pada bulan

September 2020

3.6. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

3.6.1. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara

peneliti dan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010).

Wawancara dalam hal ini penulis mendapatkan kasus pemicu

atau bayangan dari penguji/pembimbing kemudian

dikembangkan dalam konsep asuhan keperawatan

berdasarkan kajian teori pada bab 2.

3.6.2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis baik secara langsung maupun secara tidak

langsung pada tempat yang diamati (Suardeyasasri, 2010).

3.6.3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk

menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau

suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba


37

(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi)

(Raylene. M. Respond, 2009).

3.7. Analisa Data dan Penyajian Data.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara mengukur

secara sistematis pedoman pengkajian, selanjutnya memproses data

dengan tahapan pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.

Penyajian data dalam penelitian ini secara naratif.

3.8. Etika Studi Kasus.

Menurut Notoatmodjo (2010), masalah etika penelitian keperawatan

sangat penting karena penelitian ini berhubungan langsung dengan

manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

3.8.1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)

Informed concent merupakan lembar persetujuan yang akan

diteliti agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Bila responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak-hak responden.

3.8.2. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, penelitian tidak

mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data.

3.8.3. Confedentiality (Kerahasiaan)


38

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan

peneliti.
BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Studi Kasus

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Hollat pada tanggal 2 September s/d 15 September 2020,

Puskesmas Hollat terdiri dari Ruang Pendaftaran/loket,

Ruang UGD, Ruang KIA/KB, Ruang P2P, Ruang Lab,

Ruang Apotik, Ruang Gudang Farmasi, Ruang Tata Usaha,

Ruang Pertemuan, Ruang Kesling, Ruang Kepala

Puskesmas dan Ruang Toilet. Sedangkan tenaga yang ada

di Puskesmas terdiri dari SKM 2 orang, D III Keperawatan 6

orang, SPK 1 orang, D III Kebidanan 3 orang, D III Gizi 2

orang dan D III Analis Kesehatan 1 orang. Kasus yang

diambil oleh peneliti yaitu pasien morbus hanse n dalam

penerapan terapi relaksasi untuk menurunkan ansietas di

Wilayah Kerja Puskesmas Mangur.

4.1.2. Hasil Studi Kasus Tentang Asuhan Keperawatan Ansietas Pada

Pasien Morbus Hansen Dalam Penerapan Terapi Relaksasi

Untuk Menurunkan Ansietas Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mangur. dilampirkan sebagai berikut :

39
40

4.1.2.1. Pengkajian

N Data Pengkajian Subjek 1 Subjek 2


o
1 Data Demografi
Ruang Tindakan Tindakan
Tgl.kunjungan PKM 02-09-2020 Jam : 09.00 02-09-2020 Jam : 09.00
Tanggal pengkajian 02-09-2020 Jam : 09.00 02-09-2020 Jam : 09.00
Diagnose medis MH MH
1. Identitas pasien
Nama Ny, S Tn, R
Umur 45 tahun 50 tahun
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki
Status Menikah Menikah
Agama Islam Islam
Suku bangsa Kei/Indonesia Kei/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Petani Petani
Alamat Mangur Niela Mangur Niela
2. Identitas
penanggung
jawab
Nama Tn K Ny T
Umur 52 tahun 42 tahun
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status Menikah Menikah
Agama Islam Islam
Suku bangsa Kei/Indonesia Kei/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Nelayan wirasuasta
Alamat Mangur Niela Mangur Niela
Hub. keluarga Suami Istri
2 Keluhan utama Subjek merasa cemas karena takut Subjek mengatakan merasa cemas
dengan kondisi penyakitnya karena takut dengan kondisii
penyakitnya saat ini
Rentang Respon Rentang Respon Ansietas
Rentang Respon Ansietas Respon Adaptif Respon Maladaptif
Ansietas
Respon Adaptif Respon Maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Antisipasi Ringan Sedang Berat


Panik

Faktor Subjek 1 tidak pernah mengalami Subjek 2 tidak pernah mengalami


Predisposisi gangguan jiwa, tidak pernah gangguan jiwa, dan tidak ada anggota
mendapatkan penganiayaan dan tidak keluarga yang mengalami gangguan
ada anggota keluarga yang mengalami jiwa dan subjek mendapatkan Morbus
gangguan jiwa dan subjek mendapatkan Hansen sejak 2019 sampai sekarang.
Morbus Hansen sejak 2018 sampai
sekarang.
Pemeriksaan Fisik TD : 130/80 mmHg, N : 70x/mnt, RR : TD : 130/80 mmHg, N : 77x/mnt, RR :
1. Tanda-tanda 18x/mnt, S : 36,50C TB : 155 cm, BB : 20x/mnt, S : 360C TB : 175 cm, BB : 58
Vital 48 kg kg
2. Head To Toe Kepala : bersih, warna rambut hitam, Kepala : bersih, warna rambut hitam,
41

tidak ada ketombe tidak ada ketombe


Wajah : ekspresi wajah tidak meringis Wajah : ekspresi wajah tidak meringis

Mata : konjungtiva merah mudah, Mata : konjungtiva merah mudah,


penglihatan baik penglihatan baik

Hidung : tidak ada secret, penciuman Hidung : tidak ada secret, penciuman
baik baik

Mulut : mukosa bibir lembab, jumlah Mulut : mukosa bibir lembab, jumlah
gigi utuh gigi utuh
Telinga : normal
Leher : tidak ada pemebsaran limfe dan Telinga : normal
tyroid Leher : tidak ada pemebsaran limfe dan
tyroid
Dada : simetris kiri dan kanan, tidak
menggukan otot bantu pernafasan, tidak Dada : simetris kiri dan kanan, tidak
ada nyeri tekan, pergerakan sesuai menggukan otot bantu pernafasan, tidak
irama pernapasan. ada nyeri tekan, pergerakan sesuai
irama pernapasan.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan dan
irama pernafasan baik. Abdomen : tidak ada nyeri tekan dan
irama pernafasan baik.
Ekstremitas atas : simetris kiri dan
kanan, pergerakan baik Ekstremitas atas : simetris kiri dan
kanan, pergerakan baik
Ektremitas bawah : fungsi pergerakan
baik Ektremitas bawah : fungsi pergerakan
baik
Konsep Diri - Subjek mengatakan bagian tubuh - Subjek mengatakan bagian tubuh
yang disukai adalah mata yang disukai adalah mata
- Subjek mengatakan subjek adalah - Subjek mengatakan subjek adalah
seorang petani seorang petani
- Subjek mengatakan Ia adalah - Subjek mengatakan Ia adalah
seorang Ibu seorang ayah
- Subjek mengatakan selalu mengikuti - Subjek mengatakan selalu mengikuti
anjuran dari petugas puskesmas dan anjuran dari petugas puskesmas dan
selalu minum obat. selalu minum obat.
- Subjek mengatakan khawatir dengan - Subjek mengatakan khawatir dengan
penyakit dan subjek kurang interaksi penyakit dan subjek kurang interaksi
social. social.
Hubungan Sosial - Subjek mengatakan orang yang - Subjek mengatakan orang yang
sangat dekat adalah Suami sangat dekat adalah Istri dan
- Sebelum subjek sakit, subjek selalu anaknya
mengikuti kegiatan masyarakat - Sebelum subjek sakit, subjek selalu
- Selama subjek sakit, subjek tidak mengikuti kegiatan keagamaan
dapat melakukan aktivitas sehingga - Selama subjek sakit, subjek tidak
subjek tidak dapat berkomunikasi dapat beraktivitas seperti biasa
dengan orang lain menjadi kurang. karena kondisinya yang sedang
sakit.
Spiritual - Semenjak subjek sakit, subjek tidak - Subjek tidak pernah melakukan ibadah
melaksankan sholat dengan baik, dan berdoa agar cepat sembuh
subjek hanya berdoa agar dosa- - Kegiatan agamanya tidak pernah
dosanya diampuni. dilakukan semenjak subjek sakit.
- Subjek tidak pernah melakukan
42

kegiatan agamanya lagi.


Status mental - Penampilan - Penampilan
Penampilan subjek rapih, rambut subjek berpenampilan rapih, rambut
pendek pendek
Masalah keperawatan : tidak ada Masalah keperawatan : tidak ada
- Pembicaraan - Pembicaraan
Subjek menjawab pertanyaan peneliti Subjek menjawab pertanyaan peneliti
dengan baik, dengan baik, subjek koperatif, subjek
Masalah keperawatan : tidak ada menggunakan bahasa Indonesia,
- Aktivitas motoric suara jelas dan intonasi jelas
Pasien mampu melakukan aktivitas Masalah keperawatan : tidak ada
ringan dirumah secara mandiri - Aktivitas motoric
Maslah keperawatan : tidak ada Pasien mampu melakukan aktivitas
- Alam perasaan ringan dirumah secara mandiri
Subjek mengatakan malu karena Maslah keperawatan : tidak ada
kondisi fisiknya, khawatir karena takut - Alam perasaan
dijauhi oleh lingkunganya. Subjek mengatakan malu karena
Masalah keperawatan : ansietas kondisi fisiknya, khawatir karena takut
- Interaksi selama wawancara dijauhi oleh lingkunganya.
Koopeatif ketika diajak berkomunikasi. Masalah keperawatan : ansietas
Kontak mata kurang atau jarang - Interaksi selama wawancara
menatap lawan bicara karena pasien Koopeatif ketika diajak berkomunikasi.
sering menunduk atau mengalihkan Kontak mata kurang atau jarang
pembicaraan atau mengalihkan menatap lawan bicara karena pasien
pandangannya kea rah lain. sering menunduk atau mengalihkan
Masalah keperawatan : harga diri pembicaraan atau mengalihkan
rendah pandangannya kea rah lain.
- Persepsi Masalah keperawatan : harga diri
Subjek mengatakan tidak pernah rendah
mendengar suara-suara atau melihat - Persepsi
bayangan yang menyuruh subjek Subjek mengatakan tidak pernah
melakukan suatu perbuatan. mendengar suara-suara atau melihat
Masalah keperawatan : tidak ada bayangan yang menyuruh subjek
- Proses pikir melakukan suatu perbuatan.
- Isi pikir subjek realistis, dan tidak Masalah keperawatan : tidak ada
mengalami gangguan isi piker - Proses pikir
Masalah keperawatan : tidak ada - Isi pikir subjek realistis, dan tidak
- Waham mengalami gangguan isi piker
Tidak ditemukan gejala dan tanda Masalah keperawatan : tidak ada
waham saat pengkajian - Waham
Masalah keperawatan : tidak ada Tidak ditemukan gejala dan tanda
- Tingkat kesadaran waham saat pengkajian
Orientasi subjek terhadap orang, Masalah keperawatan : tidak ada
tempat dan waktu baik - Tingkat kesadaran
Masalah keparawatan : tidak ada Orientasi subjek terhadap orang,
- Memori tempat dan waktu baik
Subjek tidak meiliki gangguan daya Masalah keparawatan : tidak ada
ingat dibuktikan dengan subjek - Memori
menceritakan perjalanan penyakitnya Subjek tidak meiliki gangguan daya
Masalah keperawatan : tidak ada ingat dibuktikan dengan subjek
menceritakan perjalanan penyakitnya
- Tingkat konsentrasi berhitung Masalah keperawatan : tidak ada
Subjek memiliki tingkat konsentrasi
yang baik dibuktikan dengan subjek - Tingkat konsentrasi berhitung
mampu menghitung sederhana dari 1- Subjek memiliki tingkat konsentrasi
43

10 dan sebaliknya yang baik dibuktikan dengan subjek


Masalah keperawatan : tidak ada mampu menghitung sederhana dari 1-
- Kemampuan penilaian 10 dan sebaliknya
Gangguan ringan maupun gangguan Masalah keperawatan : tidak ada
bermakna tidak ditemukan saat - Kemampuan penilaian
pengkajian dibuktikan dengan subjek Gangguan ringan maupun gangguan
mampu mengambil kepeutusan bermakna tidak ditemukan saat
sederhana secara mandiri, seperti jika pengkajian dibuktikan dengan subjek
obat habis, subjek mengambil obatnya mampu mengambil kepeutusan
dipuskesmas. sederhana secara mandiri, seperti jika
Masalah keperawatan : tidak ada obat habis, subjek mengambil obatnya
- Daya tilik diri dipuskesmas.
Subjek mengatakan tidak mengingkari Masalah keperawatan : tidak ada
penyakit yang di derita dan tidak - Daya tilik diri
menyalahkan hal-hal diluar dirinya. Subjek mengatakan tidak mengingkari
Masalah keperawatan : tidak ada penyakit yang di derita dan tidak
menyalahkan hal-hal diluar dirinya.
Masalah keperawatan : tidak ada
Mekanisme Subjek megatakan, jika ada masalah Subjek mengatakan, jika ada masalah
Koping subjek hanya mengungkapkannya pada subjek mengutarakan pada suaminya.
istrinya. Sejak subjek memilih Subjek merasa cemas dengan proses
menghindar untuk bertemu dengan penyakit dan kondisi fisiknya.
orang lain karena khawatir dengan
kondisi fisikdan penyakitnya
Genogram
x

Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal Ket :
: Subjek : Laki-laki
---- : Tinggal serumah : Perempuan
X : Meninggal
: Subjek
---- : Tinggal serumah

Masalah - Subjek mengatakan dukungan yang - Subjek mengatakan dukungan yang


Psikososial dan didapat hanyalah dari pihak keluarga didapa hanyalah dari pihak keluarga
lingkungan yaitu Suami dan keluarga dekatnya, yaitu istri dan keluarga dekatnya,
sedangkan dari pihak lain, luar seperti sedangkan dari pihak lain, luar seperti
tetangga dan kerabat jauh tidak tetangga dan kerabat jauh tidak
didapatkan karena pasien tertutup didapatkan karena pasien tertutup
dengan penyakitnya karena malu. dengan penyakitnya karena malu.
- Subjek mengatakan terpaksa harus - Subjek mengatakan terpaksa harus
istirahat dari pekerjaanya karena istirahat dari pekerjaanya karena
penyakit yang diderita penyakit yang diderita
- Subjek mengatakan merasa cemas - Subjek mengatakan merasa cemas
tentang kebutuhan keluarga jika tentang kebutuhan keluarga jika
pasien tidak bekerja pasien tidak bekerja
44

- Subjek mengatakan mengalami - Subjek mengatakan mengalami


masalah dengan tempat tinggal permasalahan dengan pendapatan
karena rumah merupakan rumah keluarga.
kontrakan. - Subjek mengatakan tidak mengalami
- Subjek mengatakan mengalami masalah dengan pelayanan
permasalahan dengan pendapatan kesehatan karena selalu dilayani
keluarga. secara rutin dalam perawatan dan
- Subjek mengatakan tidak mengalami pengobatan.
masalah dengan pelayanan
kesehatan karena selalu dilayani
secara rutin dalam perawatan dan
pengobatan.
Pengetahuan Subjek mengatakan kurang mengerti Subjek mengatakan kurang mengerti
tentang penyakit tentang penyakit yang diderita yang tentang penyakit yang diderita yang
dibuktikan dengan subjek banyak dibuktikan dengan subjek banyak
bertanya tentang pengobatanya. bertanya tentang pengobatanya.

4.1.2.2. Analisa Data

Tabel 4.2 Analisa Data Ansietas Pada Pasien Morbus


Hansen Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Untuk
Menurunkan Ansietas
Subjek 1 Subjek 2
Data Masalah Data Masalah
Data Subjektif Kecemasan Data Subjektif Kecemasan
- Subjek mengatakan merasa - Subjek mengatakan merasa cemas
cemas dengan keadaanya dan takut dengan keadaanya
- Ada masalah yang tidak - Subjek mengatakan, merasa tidak
hilang-hilang (penyakitnya) bermanfaat
dimana subjek merasa cemas - Keluarga mengatakan pasrah
dengan masalahnya melihat kondisi subjek seperti ini.
Data Objektif - Subjek mengatakan merasa cemas
- subjek tampak tenang dalam dengan masalah penyakitnya yang
berbicara, namun saat tidak sembuh
membicarakan penyakitnya Data Objektif
subjek tampak cemas - subjek tampak gelisah
- subjek tampak gelisa - subjek dan keluarga bertanya-
- subjek dan keluarga bertanya- tanya tentang kondisi saat ini
tanya tentang kondisinya saat - subjek dan keluarga bertanya-
ini tanya tentang kondisinya saat ini
- subjek tampak tenang dalam
berbicara, namun saat
membicarakan penyakitnya subjek
tampak cemas
45

4.1.2. Pohon Masalah

Ketakutan

Kecemasan

Gangguan Rasa Nyaman

4.1.3. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data maka

didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

Tabel 4.3. Diagnosa Keperawatan Ansietas Pada Pasien


Morbus Hansen Dalam Penerapan Terapi
Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas
Subjek 1 Subjek 2
Kecemasan berhubungan dengan koping Kecemasan berhubungan dengan

individu tidak efektif koping individu tidak efektif


46

4.1.4. Perencanaan Keperawatan

4.4. Perencanaan Keperawatan Pasien HIV/AIDS Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Napas Dalam

Subjek 1 Subjek 2
Ruang perawatan puskesmas Mangur Ruang perawatan puskesmas Mangur
No. RM : No. RM :
Diagnose Medis : MH Diagnose Medis : MH
Tgl/ Tgl/
DX Tujuan Intervensi DX Tujuan intervensi
jam jam
2/9/ Kecemasan TUM : subjek mampu 1. Bina hubungan saling percaya Kecemasan TUM : subjek mampu 7. Bina hubungan saling percaya
20 mengurangi dan dengan : mengurangi dan dengan :
mengontrol  Sapa subjek dengan rama baik mengontrol  Sapa subjek dengan rama baik
kecemasannya verbal maupun nonverbal kecemasannya verbal maupun nonverbal
TUK :  Perkenalkan diri dengan sopan TUK :  Perkenalkan diri dengan sopan
1. Setelah diberikan  Tanyakan nama lengkap subjek 2. Setelah diberikan  Tanyakan nama lengkap subjek
ASKEP selama 2x dan nama panggilan yang ASKEP selama 2x dan nama panggilan yang disukai
pertemuan (tiap disukai pertemuan (tiap  Jelaskan tujuan pertemuan
pertemuan 20 menit)  Jelaskan tujuan pertemuan pertemuan 20 menit)  Jujur dan menepati janji
diharapkan subjek  Jujur dan menepati janji diharapkan subjek  Tunjukan sikap empati dan
membina hubungan  Tunjukan sikap empati dan membina hubungan menerima subjek apa adanya
saling percaya dengan saling percaya
menerima subjek apa adanya  Adakan kontak sering dan singkat
kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
 Adakan kontak sering dan secara bertahap
 Wajah subjek cerah  Wajah subjek
singkat secara bertahap 
dan tersenyum. cerah dan
8. Jadila pendengar yang hangat
 Subjek mau 2. Jadila pendengar yang hangat tersenyum.
dan responsi
membalas salam dan responsi  Subjek mau 9. Beri waktu yang cukup pasien
 Subjek mau 3. Beri waktu yang cukup pasien membalas salam untuk berespon
menyebutkan nama untuk berespon  Subjek mau 10.Beri dukungan pada pasien untuk
sambil berjabatan 4. Beri dukungan pada pasien menyebutkan mengekspresikan perasaanya
tangan dan ada untuk mengekspresikan nama sambil 11.Identifikasi pola perilaku pasien
kontak mata perasaanya berjabatan tangan atau pendekatan yang dapat
 Subjek bersedia 5. Identifikasi pola perilaku pasien dan ada kontak menimbulkan perasaan negative
47

menceritakan atau pendekatan yang dapat mata 12.Bersama pasien mengenaali


perasaannya menimbulkan perasaan negative  Subjek bersedia perilaku dan respon sehingga
 Subjek dapat 6. Bersama pasien mengenaali menceritakan cepat belajar dan berkembang
menjalin hubungan perilaku dan respon sehingga perasaannya
saling percaya cepat belajar dan berkembang  Subjek dapat
menjalin
hubungan saling
percaya

3/9/ TUK :  Bantu pasien untuk TUK :  Bantu pasien untuk


20 2. Subjek dapat mengidentifikasi dan 2.Subjek dapat mengidentifikasi dan menguraikan
mengenali menguraikan perasaannya mengenali perasaannya
ansietasnya dengan  Kaji hubungan perilaku dan ansietasnya dengan  Kaji hubungan perilaku dan
kriteria hasil : perasaanya kriteria hasil : perasaanya
 Subjek dapat  Falidasi kesimpulan dan asumsi  Subjek dapat  Falidasi kesimpulan dan asumsi
mengenali terhadap pasien mengenali terhadap pasien
ansietasnya,  Gunakan pertanyaan terbuka ansietasnya,  Gunakan pertanyaan terbuka
subjek dapat, untuk mengalihkan dari topic subjek dapat, untuk mengalihkan dari topic yang
menyebutkan yang mengancam ke hal yang menyebutkan mengancam ke hal yang berkaitan
waktu, isi, berkaitan dengan konflik waktu, isi, dengan konflik
frekuensi  Gunakan konsultasi untuk frekuensi  Gunakan konsultasi untuk
timbulnya membantu pasien timbulnya membantu pasien
kecemasan. mengungkapkan perasaannya kecemasan. mengungkapkan perasaannya
 Subjek dapat  Subjek dapat
mengungkapkan mengungkapkan
perasaan terhadap perasaan
kecemasan terhadap
kecemasan

4/9/ TUK :  Bantu pasien menjelaskan TUK :  Bantu pasien menjelaskan


20 3. Subjek dapat situasi dan interaksi yang 4. Subjek dapat situasi dan interaksi yang
memperluas dapat segera menimbulkan memperluas dapat segera menimbulkan
kesadarannya ansietas kesadarannya ansietas
terhadap terhadap
48

perkembangan  Bersama pasien meninjau perkembangan  Bersama pasien meninjau


ansietas kembali penilaian pasien ansietas kembali penilaian pasien
kecemasanya dengan tterhadap stressor yang kecemasanya tterhadap stressor yang
kriteria hasil : dirasakan mengancam dan dengan kriteria dirasakan mengancam dan
 Subjek dapat menimbulkan konflik hasil : menimbulkan konflik
menceritakan  Kaitkan pengalaman yang  Subjek dapat  Kaitkan pengalaman yang
penyebab baru terjadi dengan menceritakan baru terjadi dengan
kecemasan pengalaman masa lalu yang penyebab pengalaman masa lalu yang
 Subjek dapat relevan kecemasan relevan
menyebutkan  Subjek dapat
tindakan yang menyebutkan
biasanya dilakukan tindakan yang
untuk biasanya dilakukan
mengendalikan untuk
kecemasannya. mengendalikan
 Subjek dapat kecemasannya.
memilih cara  Subjek dapat
mengatasi memilih cara
kecemasannya mengatasi
kecemasannya
5/9/ TUK :  Gali cara pasien mengurangi TUK :  Gali cara pasien mengurangi
20 5. Subjek dapat ansietas di masa lalu 5. Subjek dapat ansietas di masa lalu
menggunakan  Tunjukan akibat maladaptive menggunakan  Tunjukan akibat maladaptive dan
mekanisme koping dan destruktif dari respon koping mekanisme koping destruktif dari respon koping yang
dengan kriteria hasil : yang digunakan dengan kriteria digunakan
 Subjek mampu  Dorong pasien untuk hasil :  Dorong pasien untuk menggukan
mengadaptasi diri menggukan respon koping  Subjek mampu respon koping adaptif yang
dengan kondisi adaptif yang dimilikinya mengadaptasi diri dimilikinya
penyakit  Abantu pasien untuk menyusun dengan kondisi  Abantu pasien untuk menyusun
 Subjek dapat kembali tujuan hidup, mofifikasi penyakit kembali tujuan hidup, mofifikasi
menggunakan tujuan, menggunakan sumber  Subjek dapat tujuan, menggunakan sumber dan
mekanisme dan menggunakan ansietas menggunakan menggunakan ansietas sedang
pertahanan diri sedang mekanisme  Latih pasien dengan
dengan baik pertahanan diri
49

 Latih pasien dengan dengan baik menggunakan ansietas sedang


menggunakan ansietas sedang  Beri aktivitas fisik untuk
 Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya
menyalurkan energinya  Libatkan pihak yang
 Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber
berkepentingan sebagai sumber dan dukungan social dalam
dan dukungan social dalam menggunakan koping adaptif yang
menggunakan koping adaptif baru
yang baru
6/9/ TUK :  Ajarkan pasien teknik TUK :  Ajarkan pasien teknik
20 6. Subjek dapat relaksasi untuk 6. Subjek dapat relaksasi untuk meningkatkan
menggunakan teknik meningkatkan control dan menggunakan teknik control dan rasa percaya diri
relaksasi dengan rasa percaya diri relaksasi dengan  Dorong pasien untuk
kriteria hasil  Dorong pasien untuk kriteria hasil menggunakan relaksasi dalam
 Subjek mampu menggunakan relaksasi  Subjek mampu menurunkan tingkat ansietas
melakukan teknik dalam menurunkan tingkat melakukan teknik
relaksasi secara ansietas relaksasi secara
mandiri mandiri
 Subjek kooperatif  Subjek kooperatif
dan partisipasi dan partisipasi
terhadap teknik terhadap teknik
50

4.1.5. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.5. Implementasi Keperawatan Pasien HIV/AIDS Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Napas Dalam

Subjek 1 Subjek 1
Ruang perawatan puskesmas mangur Ruang perawatan puskesmas mangur
No. RM : No. RM :
Diagnose Medis : MH Diagnose Medis : MH
NO.
Tgl/jam Implementasi Nama/TTD Tgl/jam NO. DX Implementasi Nama/TTD
DX
2/9/20 1 1. Membina hubungan saling percaya dengan : 1 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
 Sapa subjek dengan rama baik verbal maupun  Sapa subjek dengan rama baik verbal
nonverbal maupun nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan  Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap subjek dan nama  Tanyakan nama lengkap subjek dan
panggilan yang disukai nama panggilan yang disukai
 Jelaskan tujuan pertemuan  Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji  Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima subjek  Tunjukan sikap empati dan menerima
apa adanya subjek apa adanya
 Adakan kontak sering dan singkat secara  Adakan kontak sering dan singkat
bertahap secara bertahap

2. Menjadi pendengar yang hangat dan responsi 2. Jadila pendengar yang hangat dan responsi
3. Memberi waktu yang cukup pasien untuk 3. Beri waktu yang cukup pasien untuk
berespon berespon
4. Memberi dukungan pada pasien untuk 4. Beri dukungan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaanya mengekspresikan perasaanya
5. Mengidentifikasi pola perilaku pasien atau 5. Identifikasi pola perilaku pasien atau
pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan pendekatan yang dapat menimbulkan
negative perasaan negative
6. mengenaali perilaku dan respon sehingga cepat 6. mengenaali perilaku dan respon sehingga
belajar dan berkembang cepat belajar dan berkembang
51

3/9/20 1. Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan 6. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
menguraikan perasaannya dan menguraikan perasaannya
2. Menghubungkan perilaku dan perasaannya 7. Menghubungkan perilaku dan perasaannya
3. Memvalidasi kesimpulan dan asumsi terhadap 8. Memvalidasi kesimpulan dan asumsi
pasien terhadap pasien
4. Menggunakan pertanyaan terbuka untuk 9. Menggunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topic yang mengancam ke hal mengalihkan dari topic yang mengancam
yang berkaitan dengan konflik ke hal yang berkaitan dengan konflik
5. Menggunakan konsultasi untuk membantu 10.Menggunakan konsultasi untuk membantu
pasien mengungkapkan perasaanya pasien mengungkapkan perasaanya
4/9/20 1. Membantu pasien menjelaskan situasi dan 4. Membantu pasien menjelaskan situasi dan
interaksi yang dapat segera menimbulkan interaksi yang dapat segera menimbulkan
ansietas ansietas
2. Meninjau kembali penilaian pasien terhadap 5. Meninjau kembali penilaian pasien
stressor yang dirasakan, mengancam dan terhadap stressor yang dirasakan,
menimbulkan konflik mengancam dan menimbulkan konflik
3. Mengkaitkan pengalaman yang baru terjadi 6. Mengkaitkan pengalaman yang baru terjadi
dengan pengalaman masa lalu yang relevan dengan pengalaman masa lalu yang
relevan

5/9/20 1. Menggali cara pasien mengurangi ansietas di 8. Menggali cara pasien mengurangi ansietas
masa lalu di masa lalu
2. Mengajarkan pasien akibat maladaptif dari 9. Mengajarkan pasien akibat maladaptif dari
respon koping yang digunakan respon koping yang digunakan
3. Mendorong pasien untuk menggukan respon 10.Mendorong pasien untuk menggukan
koping adaptif yang dimilikinya respon koping adaptif yang dimilikinya
4. Membantu pasien untuk menyusun kembali 11.Membantu pasien untuk menyusun kembali
tujuan hidup, mofifikasi tujuan, menggunakan tujuan hidup, mofifikasi tujuan,
sumber dan menggunakan ansietas sedang menggunakan sumber dan menggunakan
5. Melatih pasien dengan menggunakan ansietas ansietas sedang
sedang 12.Melatih pasien dengan menggunakan
6. Memberi aktivitas fisik untuk menyalurkan ansietas sedang
energinya 13.Memberi aktivitas fisik untuk menyalurkan
7. Melibatkan pihak yang berkepentingan sebagai energinya
52

sumber dan dukungan social dalam 14.Melibatkan pihak yang berkepentingan


menggunakan koping adaptif yang baru sebagai sumber dan dukungan social
dalam menggunakan koping adaptif yang
baru

6/9/20 1. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk 3. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas
meningkatkan control dan rasa percaya diri untuk meningkatkan control dan rasa
2. Mendorong pasien untuk menggunakan percaya diri
relaksasi dalam menurunkan tingkat ansietas 4. Mendorong pasien untuk menggunakan
relaksasi dalam menurunkan tingkat
ansietas

4.1.6. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.6. Evaluasi Keperawatan Pasien HIV/AIDS Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Napas Dalam

Subjek 1 Subjek 1
Ruang perawatan puskesmas mangur Ruang perawatan puskesmas mangur
No. RM : No. RM :
Diagnose Medis : MH Diagnose Medis : MH
Subjek 1 Subjek 2
Tgl/ja NO. Nama/
Evaluasi (SOAP) Tgl/jam NO. DX Evaluasi (SOAP) Nama/TTD
m DX TTD
2/9/2 1 S : Pasien mengatakan saya sudah tahu dan 1 S : Pasien mengatakan saya sudah memahami arti
0 mengenal nama perawat serta tempat perkenalan dan sudah mengenal nama perawat serta
tugasnya tempat tugasnya
O: O:
- Subjek mampu melakukan hubungan saling - Subjek mampu melakukan tahap perkenalan dengan
53

percaya dengan baik baik


- Mampu melakukan perkenalan diri - Mampu melakukan hubungan terapeutik dengan baik
- Subjek tampak antusias dan kooperatif dalam - Subjek tampak mau bekerjasama dan antusias dalam
tahap perkenalan tahap perkenlan
A : Tujuan teratasi A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 2 P : Lanjutkan TUK 2
3/9/2 S : Pasien mengatakan dapat mengidentifikasi S : subjek mengatakan dapat mengenali tingkat
0 kecemasanya karena penyakitnya kecemasanya karena penyakitnya
O: O:
- Subjek mengatakan tidak ada konflik dalam - Subjek mengatakan dapat menerima penyakitnya
diri - Subjek mampu mengidentifikasi dan menguraikan
- Subjek mampu mengidentifikasi dan perasaanya
menguraikan perasaanya - Ekspresi wajah ceria dengan pemberian penjelasan
- Ekspresi wajah ceria dengan pemberian tentang proses penyakitnya
penjelasan tentang proses penyakitnya - Pasien mampu menerima penyakitnya
- Pemahaman pasien tetap menerima
penyakitnya A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 3
A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 3
4/9/2 S : Subjek mengatakan mampu mengahadapi S : Subjek mengatakan mampu mengahadapi stressor
0 stressor dari penyakit yang dialami dari penyakit yang dialami
- Subjek mengatakan mampu melakukan - Subjek mengatakan mampu melakukan identifikasi
penilaian terhadap stressor yang dirasakan, terhadap kecemasan yang mengancam dan
mengancam dan menimbulkan konflik menimbulkan konflik
O: O:
- Subjek mengerti tentang ansietas dan - Subjek mengerti tentang penjelasan ansietas dan
proses penyakit proses penyakit
- Ada peningkatan kemampuan subjek - Ada kemauan dan kemampuan pasien dalam
dalam menerima situasi dan interaksi menerima situasi dan kondisinya
yang dapat menimbulkan ansietas
A : Tujuan teratasi A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 4 P : Lanjutkan TUK 4
54

5/9/2 S: S:
0 - subjek mengatakan mencari kesibukan untuk - Subjek mengatakan mencari kesibukan untuk
menghilangkan cemas menghilangkan rasa cemas
- Subjek mengatakan jika cemas muncul subjek - Subjek selalu menonton TV dan dengan radio untuk
memilih untuk menonton TV menghindari cemas
- Subjek mengatakan selalu rajin berdoa untuk
mengurangi cemas O:
- Subjek mampu menyampaikan cara mengurangi
O: ansietas di masa lalu
- Subjek mampu menyampaikan cara - Subjek mampu menggunakan respon kopin
mengurangi ansietas dimasa lalu adaptif yang dimilikinya
- Subjek mampu menggunakan respon - Subjek mampu menyalurkan aktivitas fisik secara
koping adaptif yang dimilikinya mandiri seperti : mandi, menyapu
- Subjek mampu menyalurkan aktivitas fisik
secara mandiri seperti : mandi A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 5
A : Tujuan teratasi
P : Lanjutkan TUK 5
6/9/2 S : Subjek mengatakan merasa lega dengan S : Subjek mengatakan merasa senang dan lega dengan
0 teknik yang diajarkan teknik yang diajarkan
O: O:
- Subjek mampu melakukan teknik - Subjek mampu melakukan teknik relaksasi untuk
relaksasi untuk meningkatkan control dan meningkatkan control dan rasa percaya diri dan
rasa percaya diri secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
A : Tujuan teratasi A : Tujuan teratasi
P : Intervensi dihentikan P : Intervensi dihentikan
55

2.2. Pembahasan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti kepada

Subjek 1 dan 2, Sebagai subjek penelitian didapatkan bahwa

keluhan utama berupa subjek mengatakan merasa cemas dengan

keadaanya. Keluarga mengatakan bingung melihat kondisi subjek

seperti ini. Subjek merasa cemas dengan masalahnya, ekspresi

wajah tampak murung saat ditanya penyakitnya, saat wawancara

subjek tampak tenang dalam berbicara, namun saat membicarakan

penyakitnya subjek tampak sedikit cemas, tampak gelisah, keluarga

bertanya-tanya tentang kondisi subjek saat ini, subjek mengatakan

merasa cemas dan khawatir serta takut dengan keadaanya. Subjek

megatakan merasa tidak bermanfaat. Subjek mengatakan merasa

cemas dengan masalah penyakitnya yang tidak sembuh.

Menurut Stuart (2011) pengkajian keperawatan pada pasien

ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti

penyakit yang tak kunjung sembuh (MH), yang menimbulkan

kerentangan tertentu serta perilaku ansietas merupakan produk

frustasi.

Menurut asumsi peneliti bahwa setiap pasien MH tidak akan

terlepas dengan kondisi cemas, sebab penyakit ini membutuhkan

perawatan dan pengobatan yang cukup lama demi proses

penyembuhan, sehingga terkadang menimbulkan ketidak sanggupan

pasien untuk mematuhi aturan dalam meminum obat program.


56

Diagnose keperawatan yang muncul pada kedua subjek

peneliti adalah kecemasan.

Menurut Stuart (2011) diagnose keperawatan pada pasien MH

adalah ansietas, harga diri rendah, gangguan citra tubuh, koping

individu infektif, kurangnya pengetahuan.

Menurut asumsi peneliti bahwa jika terjadi sakit pada tubuh

seseorang maka pastinya akan mengakibatkan kecemasan terhadap

proses penyakit, sebab sakit adalah suatu keadaan yang tidak

menyenangkan.

Intervensi keperawatan yang direncanakan adalah membina

hubungan saling percaya, beri dukungan pada pasien untuk

berekspresikan perasaannya, identifikasi pola prilaku pasien atau

pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan negative, bersama

pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan

berkemban, bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan

perasaannya, gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari

topic yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan penyakitnya,

bantu pasien menjelaskan situasidan interaksi yang segera

menimbulkan ansietas. Gali cara pasien mengurangi ansietas

dimasa lalu, dorong pasien untuk menggunakan respon koping

adaptif yang dimilikinya, latih pasien dengan menggunakan relaksasi

dalam menurunkan anietas.


57

Menurut Stuart (2011) bahwa intervensi keparawatan pada

pasien ansietas adalah eksplorasi perasaan cemas subjek,

perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, menjadi pendengar yang

baik, bantu subjek mengenali perasaan cemas dan menyadari

nilainya, melakukan kimunikasi dengan teknik yang tepat dan dimulai

dari topic yang ringan dan bantu subjek mengidetifikasi respon

terhadap stress.

Menurut asumsi peneliti bahwa untuk mencegah perilaku

maladaptive akibat proses penyakit yang dialami oleh pasien, maka

perlu dilakukan tindakan keperawatan secara kontinyu dan dapat

dilakukan secara mandiri oleh pasien dan keluarga sehingga dapat

mencegah terjadinya stress yang akan mengakibatkan kecemasan.

Implementasi keperawatan yang dilakukan sejak tanggal 2

September s/d 15 September 2020, didapatkan ada 20

implementasi keperawatan yang sesuai dengan masing-masing TUK

yakni berapa diantaranya dorong pasien untuk menggunakan respon

koping adaptif yang dimilkinya, latih pasien dengan menggunakan

ansietas sedang, ajarkan pasien relaksasi napas dalam untuk

meningkatkan control dan rasa percaya diri, orong pasien untuk

menggunakan relaksasi dalam meurunkan tingkat ansietas.

Menurut Stuart (2011) bahwa implementasi keperawatan

merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan. Focus intervensi pada


58

ppasien dengan respon ansietas menurut tingkatannya, yaitu : saat

ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan, atau sedang

perawat dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan re-

edukatif atau beorientasi pada pikiran.

Peneliti berasumsi bahwa setiap intervensi keperawatan yang

direncanakan, maka akan dilaksanakan/diimplementasikan dengan

mempertimbangkan waktu dan kondisi perkembangan penyakit dari

pasien.

Evaluasi yang dilakukan selama 5 hari dalam masa perawatan

subjek 1 dan subjek 2, maka masalah keperawatan yakni

kecemasan teratasi, sehingga untuk intervensi selanjutnya

dihentikan.

Menurut Stuart (2011) evaluasi adalah proses yang

berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada

pada pasien. Evalusi ini harus dilakukan terus menerus pada respon

ansietas pasien terhadapa tindakan keperawatan yang telah

dilksanakan.

Menurut asumsi peneliti bahwa evaluasi keperawatan harus

dinilai masalah keperawatan yang muncul dan tujuan intervensi serta

hasil yang akan dicapai.


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan analisa data yang telah ditetapkan dan hasil

penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut :

5.1.1. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada subjek

1 dan subjek 2 didapatkan perbedaan pada keluhan fisik akibat

dampak dari MH dimana subjek 1 memiliki penurunan berat

badan yang sangat menurun sedangkan subjek 2 masih dalam

batas normal, sedangkan untuk kecemasan kedua subjek

mengalaminya.

5.1.2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua subjek

penelitian adalah kecemasan.

5.1.3. Intervensi keperawatan yang direncanakan beberapa diantaranya

dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang

dimilikinya, latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang,

ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan

rasa percaya diri, dorong pasien untuk menggunakan relaksasi

untuk menurunkan tingkat ansietas.

59
5.1.4. Implementasi keperawatan yang dilakukan sejak tanggal 02-06

September 2020, ada 20 implementasi keperawatan.

5.1.5. Evaluasi yang dilakukan selama 5 hari dalam masa perawatan

subjek 1 dan subjek 2, maka masalah keperawatan yakni

kecemasan teratasi

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

5.2.1. Bagi Pasien (masyarakat)

Untuk selalu mencari berbagai informasi dan penyuluhan

kesehatan khususnya tentang perawatan pasien MH serta cara

mengatasi cemas dengan melakukan teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri, secara mandiri

dirumah.

5.2.2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Hasil penelitian ini dirapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan perawatan pasien MH

dan mengatasi ansietas.

5.2.3. Bagi Peneliti

Kiranya pada penelitian berikutnya dapat mengembangkan

metode perawatan pasien cemas akibat penyakit MH secara

komprehensif dengan cara perawatan yang sesuai ilmu dan

teknologi yang berkembang.


DAFTAR PUSTAKA

Adhy dkk, 2011. Materi Lenkap Morbus Hansen. Riset Keperawatan Buku Ajar dan
Latihan (4 th ed). Jakarta EGC.
Abassi dkk, 2018. Konsep Terapi Relaksasi. Jakarta : Buku Kedokteran 5 (1) :
Halaman 20-25 EGC .
Dinas kesehatan Kota Tual P2P, 2017-2019, Jumlah Pasien Morbus Hansen di Kota
Tual
Djuanda Adhi, 2010. Konsep Teori Morbus Hansen. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi 6. FK UI : Jakarta.
Ditjen PP & PL, Kemenkes RI. 2018). Profil Data Kesehatan Indonesia 2011.
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL DATA_KESEHATAN_ INDONESIA
TAHUN_ 2011. pdf di akses 18 Juli 2019.
Depkes RI, 2011. Penyakit Kusta. Dalam: Djuanda A, editor. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Pen erbit FKUI; 2013. Yogyakarta: ANDI arta :
Nuha Medika.
Effendi, 2002. Konsep Penyuluhan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Emzir, 2010. Pengumpulan Data. Yokyakarta : Nuha Medika.
Mandal, 2010. Komplikasi Penyakit Kusta. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. FK
UI:Jakarta.
Masjoer Arif, 2012. Tanda dan Gejala Penyakit Kusta. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Milten Berger, 2004. Jenis – Jenis Relaksasi. Jakarta Yayasan Bina Pustaka.
Nanda, 2010-2015.Asuhan Keperawatan. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Konsep Proses dan Praktik. Volume Edisi 4. Jakarta.EGC.
Noatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.EGC.
Nursalam, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Puskesmas Mangur P2P, 2017-2019, Jumlah Pasien Morbus Hansen


Riskesdas dan Ditjen P2P, 2017-2019. Jumlah Pasien Morbus Hansen di Indonesia
Raylene. M. Respond, 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.EGC.
Syafrudin dkk, 2011. Morbus Hansen. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan
Penyakit Kusta. Cetakan XVII. Jakarta
Sari dan Subandi, 2015. Manfaat Rlaksasi Secara Umum. Jakarta Salemba Medika
Suardeyasasri, 2010. Pengumpulan Data. Jakarta Yayasan Bina Pustaka.

35
Supriati, 2010. Materi Lengkap Ansietas. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep
Proses dan Praktik. Volume Edisi 4. Jakarta.EGC
Tsitsi dkk, 2017. Relaksasi. Jakarta Salemba Medika
UUD No 18, 2014. Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC
UNAIDS, 2017-2019, Jumlah Pasien Morbus Hansen di Dunia
Utami, 2001. Manfaat Relaksasi Secara Umum. Yogyakarta : Nuha Medika
Vedebeck, 2008.Klasivikasi Berdasarkan Tingkat Ansietas. Jakarta.EGC.
WHO, 2011-2016. Data Jumlah Pasien Jiwa di Dunia
Widyono, 2011. Cara Penularan Penyakit Morbus Hansen Edisi 6. Erlangga : Jakarta.
Yunus, 2014. Materi Lengkap Relaksasi. Yogyakarta : Nuha Medika

36
Lampiran 1

JADWAL RENCANA PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH


Nama : Abdul M Tatroman
Nim : P07120220190194
Judul : Asuhan Keperawatan Ansietas Pada Pasien Mh Dalam Penerapan Terapi Relaksasi Untuk Menurunkan Ansietas
Desa Mangur Niela Wilayah Kerja Puskesmas Mangur

BULAN
N
TAHAP PERSIAPAN Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept
O
I II III VI I II III VI I II III VI I II III VI V I II III VI I II III VI V II III
1. Tahap Persiapan
a. Konsultasi Judul
b. Pengambilan Data Awal
c. Penyusunan Proposal
d. Konsultasi Proposal
e. Ujian Proposal
f. Perbaikan Proposal Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengurus Izin Penelitian
b. Memberikan Persetujuan
Responden
c. Melakukan pengkajian Keperawatan
d. Melaksanakan Konsul KTI
3. Tahap Akhir
a. Penyusunan Laporan Penelitian KTI
b. Persiapan Ujian KTI
c. Pelaksanaan Ujian KTI
d. Perbaikan dan Penggandaan
Keterangan :
: Pelaksanaan Kegiatan

37
Lampiran 2
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)

1. Saya adalah peneliti yang berasal dari program studi Keperawatan Tual dengan ini
meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN MH DALAM PENERAPAN
TERAPI RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN ANSIETAS DESA MANGUR NIELA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGUR.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah mengetahui gambaran asuhan
keperawatan anak dengan pneumonia yang mengalami hipertermi dalam
penatalaksanaan pemberian kompres hangat yang dapat memberi manfaat berupa
sumber dan informasi tentang pneumonia yang mengalami hipertermi dalam
pemberian kompres hangat penelitian ini berlangsung selama 3 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir
karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan/pelayanan
keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutseraan anda pada penelitian ini adalah
anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan akan tetap
dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan
menghubungi peneliti pada nomor Hp : ………………

PENELITI

Abdul M Tatroman
NIM : P07120220190194

38
Lampiran 3

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan

secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Abdul M

Tatroman dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN MH DALAM

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN ANSIETAS DESA MANGUR

NIELA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGUR.

………………………….2020
Yang Memberikan
Persetujuan

………………………………….
Saksi

………………………..
…………………….., 2020
Peneliti

Abdul M Tatroman
NIM: P07120220190194

Lampiran 4

39
FORMAT
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : ____________ (L/P) Tgl. Pengk. : _________________
Umur : ________________ No. RM : _________________
Alamat : ________________ Pendidikan : _________________
Agama : ________________ Pekerjaan : _________________
Status : ________________ Sumber Data : _________________
Marital : ________________
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : ________________ Pekerjaan : ________________
Umur : ________________ Pendidikan : ________________
Alamat : ________________ Hub dgn klien: ________________
II. ALASAN MASUK
a. Data Pada saat masuk RS
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
b. Data pada saat dikaji
_____________________________________________________________________________
_______________________________________________
Masalah Keperawatan : __________________________________________
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[ ] Ya [ ] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik ___ th ___ th ___ th
Aniaya seksual ___ th ___ th ___ th
Penolakan ___ th ___ th ___ th

40
Kekerasan dalam keluarga ___ th ___ th ___ th
Tindakan criminal ___ th ___ th ___ th

Jelaskan no. 1, 2, 3 : __________________________________


Masalah keperawatan : __________________________________
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga : ____________________________
Gejala : ____________________________
Riwayat pengobatan/perawatan : ____________________________
Masalah keperawatan : ____________________________
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? (perceraian/perpisahan/konflik
dsb?)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Masalah keperawatan : ___________________________________
IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN
1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
____________________________________________________________________________
______________________________________________
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN
MASALAH
____________________________________________________________________________
______________________________________________
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital TD: _____ N: _____ S: _____ P: _____

41
2. Ukur TB: _____ BB: _____ [ ] Naik [ ] Turun
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Penjelasan Gambar Genogram : _______________________________
Masalah Keperawatan : _______________________________
2. SISTEM KOMUNIKASI
_________________________________________________________________________
___________________________________________
3. POLA ASUH KELUARGA
_________________________________________________________________________
___________________________________________
4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
_________________________________________________________________________
___________________________________________
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : ________________________________________
________________________________________
b. Identitas : ________________________________________
________________________________________
c. Peran diri : ________________________________________
________________________________________
d. Ideal diri : ________________________________________
________________________________________
e. Harga diri : ________________________________________
________________________________________
Masalah keperawatan : ________________________________________
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : __________________________________
__________________________________
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
_____________________________________________________
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

42
_____________________________________________________
Masalah keperawatan : __________________________________
3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
________________________________________________________________________
__________________________________________
4. GAYA HIDUP
________________________________________________________________________
__________________________________________
5. BUDAYA
________________________________________________________________________
__________________________________________
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
_____________________________________________________
_____________________________________________________
b. Kegiatan ibadah
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Masalah keperawatan : ________________________________________
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
3. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan : _________________________________________

43
Masalah keperawatan : _________________________________________
4. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
6. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
7. Persepsi
Halusinasi

[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga

44
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
10. Tingkat kesadaran
[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
pendek
panjang
[ ] Konfabulasi
[ ] Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
13. Kemampuan penilaian
[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
14. Daya tilik diri
[ ] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal diluar
diderita dirinya
Jelaskan : _________________________________________
Masalah keperawatan : _________________________________________
XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [ ] Tidak

45
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : _____________________________
Masalah keperawatan : _____________________________
2. Kegiatan hidup sehari-hari
A. Perawatan diri
a. Makan [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total
Jelaskan : _____________________________
Masalah keperawatan : _____________________________
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari_________________x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : ____kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan : _____________________________
Masalah keperawatan : _____________________________
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur : ________________
Adakah kebiasaan tidur siang : ____________________________
Tidur siang, lama : ____________ s/d __________________
Tidur malam, lama : ____________ s/d __________________
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : ___________ s/d _____________
Jelaskan : ___________________________
Masalah keperawatan : ___________________________
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak

46
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : ___________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
c. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : ______________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : ___________________________________
Masalah Keperawatan : ___________________________________
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya______________________ tidak_________________
Terapis : ya______________________ tidak _________________
Teman sejawat : ya________________ tidak_________________
Kelompok social : ya________________ tidak_________________
Jelaskan : ___________________________________
Masalah keperawatan : ___________________________________
XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya: __________________________________________________
Jelaskan : ___________________________________
Masalah keperawatan : ___________________________________

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik: _________________________________________
Terapi Medik : _________________________________________
_________________________________________
XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
_____________________________________________________________

47
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan

1 DS :

DO :

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang:
nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM  lihat RM.
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

II. ALASAN MASUK


Tanyakan kepada klien/keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini?
3. Bagaimana hasilnya?

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa
lalu, bila ya beri tanda √ pada kotak ya, dan bila tidak beri tanda √ pada kotak tidak.
2. Apabila pada point 1 ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apabila
dia dapat beradaptasi di masyarakat maka beri tanda √ pada kotak berhasil; apabila dia
dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda √ pada kotak kurang

48
berhasil; apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala bertambah atau menetap maka beri
tanda √ pada kotak tidak berhasil.
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal, isikan usia klien saat kejadian.
a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait no,
1, 2, 3.
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan pada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami
gangguan jiwa; jika ada beri tanda √ pada kotak ya; dan jika tidak beri tanda √ pada kotak
tidak. Apabila ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa, maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang
dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota
keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang
pernah dialami klien pada masa lalu.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Kaji faktor pencetus atau kejadian terakhir yang dialami klien sebelum terjadinya gangguan jiwa
atau sebelum kambuhnya penyakit klien

V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA


1. Persepsi klien atas masalahnya
a. Tanyakan bagaimana klien memandang dirinya atas masalah sehubungan
dengan penyakitnya
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
Tanyakan apa pendapat keluarga tentang penyakit yang diderita
3. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah
a. Tanyakan apa harapan klien terhadap perawatan di rumah sakit
b. Apa harapan klien kalau sudah kembali ke rumah
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
a. Tanyakan apa harapan klg terhadap perawatan klien di rumah sakit
b. Tanyakan juga apa harapan keluarga pada klien seandainya klien sudah sembuh

VI. MEKANISME KOPING


1. Tanyakan apa yang dilakukan klien ketika menghadapi suatu masalah, apa
yang dilakukan kalau merasa sedih atau marah atau tersinggung
2. Bagaimana perasaan klien setelah melakukan koping tersebut

VII. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan klien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

49
3. Tanyakan apakah berat badan naik atau turun dan tanda √ sesuai hasil.
4. Tanyakan kepada kilen/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien; bila
ada beri tanda √ pada kotak ya dan bila tidak beri tanda √ pada kotak tidak.
5. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada.
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

VIII. KELUARGA
1. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
klien dengan keluarga.

= Perempuan

= Laki-laki

x x = Meninggal

=Orang yang
20 tinggal serumah

20 20 = Umur Klien

= Orang yang
dekat

= Klien

=Cerai / putus
hubungan

2. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
3. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

50
IX. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Gambaran diri/Citra diri
 Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang:
 Status dan posisi klien sebelum dirawat.
 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok).
 Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
c. Peran, tanyakan:
 Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat.
 Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan:
 Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri, tanyakan:
 Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d.
 Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat mengadu,
tempat bicara, minta bantuan atau dukungan.
b. Tanyakan pada klien tentang kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
3. Pendidikan dan pekerjaan
4. Gaya Hidup
Tanyakan bagaimana kebiasaan hidup klien sebelum dan sesudah sakit

5. Budaya
Tanyakan latar belakang budaya klien, apakah ada konflik dalam dirinya sehubungan
dengan budayanya itu dalam menghadapi masalah atau tantangan di lingkungannya
6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang:
 Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut.
 Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan tentang:
 Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
 Pandangan klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

51
X. STATUS MENTAL
Beri tanda √ pada kotak yang sesuai dengan keadaan klien, boleh lebih dari satu.
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapih.
Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju
terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya: pakaian dalam dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian tidak tepat (waktu,
tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap, membisu,
apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada
kaitannya beri tanda √ pada kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a.Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b.Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisakan.
c.Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d.Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
e.Tremor = jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci
tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat dan keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan
atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

52
6. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang = tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif = selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga = menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Persepsi
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Proses pikir
Data ini didapatkan melalui observasi pada saat wawancara.
a. Sirkumstansial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan.
b. Tangensial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi = pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainny, dan klien tidak menyadarinya.
d. Flight of ideas = pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Blocking = pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi = pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

9. Isi pikir
Data ini didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi = pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
b. Phobia = ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria = keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi = perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain, atau
lingkungan.
e. Ide yang terkait = keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis = keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil/diluar kemampuannya.
g. Waham
 Agama = keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
 Somatik = klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kebesaran = klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.

53
 Curiga = klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Nihilistik = klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal yang
dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham yang bizar

 Sisip pikir = klien yakin ada ide, pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikiran
yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Siar pikir = klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Kontrol pikir = klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi; stupor
diperoleh melalui observasi; orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui
wawancara.
a. Bingung = tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi = mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.
c. Stupor = gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang diulang, anggota
tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tapi klien
mengerti semua yang terjadi dalam lingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
e. Jelaskan data obyektif dan subyektif yang terkait hal-hal di atas.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
11. Memori
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Gangguan daya ingat jangka panjang = tidak dapat mengingat kejadian lebih dari satu
bulan.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek = tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini = tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
d. Konfabulasi = pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita
yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mudah dialihkan = perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi = klien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak dapat
menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung = tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan pada
benda-benda yang nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

54
13. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan = dapat mengambil keputusan yang sederhana
dengan bantuan orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien untuk memilih
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan,
klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna = tidak mampu mengambil keputusan
walaupun dibantu orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien untuk memilih
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan,
klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
14. Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mengingkari penyakit yang diderita = tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik,
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya = menyalahkan orang lain/lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
Tanyakan kepada klien kemampuan dan cara yang digunakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya saat ia kembali pulang ke rumah

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A.Perawatan Diri
-Makan :
a. Observasi dan tanyakan tentang: frekuensi, jumlah, variasi, macam suka/tidak
suka/pantang dan cara makan.
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.
-BAB/BAK :
Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK.
a. Pergi, menggunakan dan membersihkan WC.
b. Membersihkan diri dan merapikan pakaian.

-Mandi :
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut,
gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut.
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
-Berpakaian :
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian dan
alas kaki.

55
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki kilen: mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian.
B. Nutrisi

 Tanyakan dan observasi kegitan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya,


adakah perubahan pola makan, nafsu makan dan berat badan klien
C. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang/malam
b. Persiapan sebelum tidur, seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
c. Aktifitas sebelum tidur
d. Aktivitas sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan menyikat
gigi

3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri


a. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Berikan pilihan sederhana pada klien agar ia memilih kegiatan berdasarkan
keinginannya, contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi
b. Mengatur penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

 Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.


 Reaksi obat.
c. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:


Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan lanjut

Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga
pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
4. Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam:
a. Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan.
b. Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
c. Mencuci pakaian sendiri.
d. Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.

5. Aktivitas di luar rumah


Tanyakan kemampuan klien:
a. Belanja untuk keperluan sehari-hari.
b. Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan
pribadi, kendaraan umum.
c. Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik/telepon/air/kantor pos dan bank)
d. Jelaskan data terkait.

56
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

XII. PENGETAHUAN
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.

XIII. ASPEK MEDIK


Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat-
obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Tuliskan daftar masalah keperawatan yang ditemukan pada pengkajian di atas, sertai
dengan data pendukung baik data subjektif dan data objektif.
2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P dan E berdasarkan pohon masalah.
2. Urutkan diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas.
3. Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama
jelas mahasiswa.

ANALISA DATA

NO DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF MASALAH

57
PEDOMAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN JIWA

Petunjuk:

1. Diagnosis keperawatan adalah pernyataan tunggal problem keperawatan.


2. Untuk merumuskan diagnosis keperawatan maka menggunakan data mayor dan data minor.
3. Data mayor adalah data yang harus ada untuk merumuskan diagnosa keperawatan (minimal 1
data).
4. Data minor adalah data yang boleh ada, boleh tidak ada untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.

No Diagnosa Deskripsi Data Mayor Data Minor


Keperawatan
1 Perilaku Kekerasan Kemarahan yang Subyektif: Subyektif:
diekspresikan
secara  Mengancam  Mengatakan
berlebihan dan  Mengumpat ada yang
 Bicara keras mengejek,
tidak terkendali
dan kasar mengancam
baik secara
 Mendengar
verbal maupun suara yang
tindakan dengan Obyektif: menjelekkan
mencederai  Merasa orang
orang lain dan  Agitasi
lain
atau merusak  Meninju
mengancam
lingkungan  Membanting dirinya
 Melempar

Obyektif:

 Menjauh dari
orang lain
 Katatonia
2 Risiko Perilaku Adanya Subyektif: Subyektif:
Kekerasan kemungkinan

58
mencederai  Mengatakan  Mendengar
orang lain dan pernah suara-suara
merusak melakukan  Merasa
lingkungan akibat tindak orang lain
ketidakmampuan kekerasan mengancam
mengendalikan  Informasi dari  Menganggap
marah secara keluarga tindak orang lain
konstruktif kekerasan yang jahat
dilakukan oleh
pasien
Obyektif: Obyektif:

 Ada tanda/jejas  Tampak


perilaku tegang saat
kekerasan pada bercerita
anggota tubuh  Pembicaraan
kasar jika
menceritakan
marahnya
3 Gangguan sensori Gangguan Subyektif: Subyektif:
persepsi: halusinasi persepsi di mana
individu  Mengatakan  Menyatakan
mendengar kesal
merasakan
suara  Menyatakan
adanya stimulus
bisikan/melihat senang
melalui panca bayangan dengan suara-
indera tanpa suara
adanya rangsang
nyata Obyektif:
Obyektif:
 Bicara sendiri
 Tertawa sendiri  Menyendiri
Marah tanpa  Melamun
sebab

4 Isolasi Sosial Ketidakmampuan Subyektif: Subyektif:


untuk membina
hubungan yang  Mengatakan  Curiga
malas dengan orang
intim, hangat,
berinteraksi lain
terbuka, dan
 Mengatakan  Mendengar
interdependen
orang lain tidak suara-suara /
dengan orang mau menerima melihat
lain. dirinya bayangan
 Merasa orang  Merasa tak
lain tidak selevel berguna

Obyektif: Obyektif:

 Menyendiri  Mematung

59
 Mengurung diri  Mondar-
 Tidak mau mandir tanpa
bercakap-cakap arah
dengan orang  Tidak
lain berinisiatif
berhubungan
dengan orang
lain
5 Gangguan Konsep Ide, pikiran Subyektif: Subyektif:
Diri:Harga Diri Rendah perasaan yang
negatif tentang  Mengeluh hidup  Mengatakan
tidak bermakna malas
diri
 Tidak memiliki  Putus asa
kelebihan  Ingin mati
apapun Obyektif:
 Merasa jelek
 Tampak
malas-
Obyektif: malasan
 Produktivitas
 Kontak mata menurun
kurang
 Tidak berinisiatif
berinteraksi
dengan orang
lain

6 Gangguan proses pikir: Gangguan Subyektif: Subyektif:


waham proses pikir yang
ditandai dengan  Merasa curiga  Merasa orang
keyakinan  Merasa cemburu lain menjauh
 Merasa diancam /  Merasa tidak
tentang diri dan
diguna-guna ada yang mau
lingkungan yang
 Merasa sebagai mengerti
menyimpang,
orang hebat
dipertahankan
 Merasa memiliki
secara kuat. Obyektif:
kekuatan luar
biasa  Marah-marah
 Merasa sakit / karena
rusak organ tubuh alasan
 Merasa sudah sepele.
mati  Menyendiri

Obyektif:

 Marah-marah
tanpa sebab
 Banyak kata
(logorrhoe)
 Menyendiri

60
 Sirkumstansial
 Inkoheren

7 Defisit Perawatan diri Ketidakmampuan Subyektif: Subyektif:


dalam menjaga
kesehatan diri,  Menyatakan  Merasa tak
malas mandi berguna
termasuk
 Tidak tahu cara  Merasa tak
menjaga
makan yang perlu
kebersihan diri,
baik mengubah
makan-minum  Tidak tahu cara penampilan
sehat, dandan yang  Merasa tidak
berdandan, baik ada yang
mengatur tidur  Tidak tahu cara peduli
dan bekerja, dan eliminasi yang Obyektif:
toileting. baik
 Tidak tersedia
alat
Obyektif: kebersihan
 Tidak tersedia
 Badan kotor alat makan
 Dandanan tidak  Tidak tersedia
rapi alat toileting
 Makan
berantakan
 BAB/BAK
sembarang
tempat
8 Risiko bunuh diri Adanya Subyektif: Subyektif:
kemungkinan
melakukan  Mengatakan  Mengatakan
hidupnya tak ada yang
tindakan
berguna lagi menyuruh
mencederai diri
 Ingin mati bunuh diri
untuk tujuan
 Menyatakan  Mengatakan
kematian. lebih baik
pernah mencoba
bunuh diri mati saja
 Mengancam  Mengatakan
bunuh diri sudah bosan
hidup

Obyektif:
Obyektif:
 Ekspresi
murung  Perubahan
 Tak bergairah kebiasaan
 Ada bekas hidup
percobaan  Perubahan
bunuh diri perangai

61
9 Kerusakan komunikasi Ketidakmampuan Subyektif: Subyektif:
verbal menyampaikan,
menerima,  Merasa kesal  Merasa
tak dimengerti rendah diri
mengolah pesan,
 Merasa orang  Merasa
dan memberikan
lain tidak peduli bingung
umpan balik
yang sesuai
terhadap pesan Obyektif: Obyektif:
yang diterima
 Sirkumstansial  Kata-kata tak
 Tangensial bisa
 Inkoherensia dimengerti
 Blocking  Orang lain
 Asosiasi longgar merasa tak
 Neologisme bisa
menangkap
maksud klien
10 Penatalaksanaan Ketidakmampuan Subyektif: Subyektif:
regimen terapeutik mematuhi
tidak efektif program terapi  Mengatakan  Tidak yakin
tidak ada obat bisa
yang telah
perubahan menyembuhk
ditentukan baik
 Mengatakan an
kualitas maupun
bosan minum  Mempercayai
kuantitasnya obat Pengobatan
 Mengatakan alternatif
takut keracunan Obyektif:
Obyektif:
 Ada obat
 Membuang obat yang
 Perilaku tidak seharusnya
berubah diminum
 Waktu  Kemajuan
menunggu efek klien kurang
obat lama

62
63

Anda mungkin juga menyukai