Anda di halaman 1dari 13

1

Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Mei 2013, Hal: 1- 13 Vol. 2, No. 1
ISSN :1979-4878

PERAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL


YANG MEMEDIASI PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SALING
KETERGANTUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Pada PD BPR BKK se-Jawa Tengah)

Wahyu Meiranto *, Kiki Widiastuti*, Elen Puspitasari**


*)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
**)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas STIKUBANK Semarang
(ellen @yahoo.com)

ABSTRAK
Salah satu peran penting dari Sistem Informasi Akuntansi Manajemen ( MAS ) adalah untuk memberikan informasi kepada
orang yang tepat , dengan cara yang benar pada waktu yang tepat untuk meningkatkan kemampuan manajemen dalam
memahami keadaan di sekitarnya , sehingga mampu mengidentifikasi kegiatan yang relevan secara tepat . Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris peran MAS sebagai variabel yang memediasi pengaruh teknologi informasi
dan saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial karyawan di perusahaan pemerintah daerah adalah BPR dan lembaga
keuangan Jawa sub - Tengah ( PD BPR BKK ) . Pengambilan sampel dalam penelitian ini diperoleh sesuai dengan teknik
purposive sampling berdasarkan kriteria yang berasal dari populasi yang terdiri dari karyawan atau manajer di PD BPR BKK
terkandung di Jawa Tengah . Data dianalisis menggunakan Partial Least Square ( PLS ) dalam Structural Equation Modeling (
SEM ) . Peran karakteristik MAS sebagai variabel yang memediasi pengaruh teknologi informasi dan saling ketergantungan
terhadap kinerja manajerial diperiksa menggunakan Sobel Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi
memiliki efek positif langsung dan dampak yang signifikan terhadap kinerja manajerial melalui MAS . Interdependensi juga
memiliki efek positif langsung dan dampak yang signifikan terhadap kinerja manajerial melalui MAS . Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa MAS memiliki peran sebagai mediasi pengaruh antara variabel teknologi informasi dan saling
ketergantungan terhadap kinerja manajerial .
Kata kunci: sistem informasi akuntansi manajemen, teknologi informasi, saling ketergantungan, memediasi, kinerja
manajerial .
ABSTRACT
One of the important role of Management Accounting Information System (MAS) is to provide information to the right people,
the right way at the right time to improve management capabilities in understanding the circumstances around it, so it was
able to identify the relevant activities appropriately. The purpose of this study is to empirically examine the role of MAS as
variables that mediate the effect of information technology and interdependence on performance managerial of employees in
the local government enterprises are rural banks and financial institutions sub-Central Java (PD BPR BKK). The samples in
this study were obtained according to the purposive sampling technique based on criteria derived from population consisting
of employees or the manager at PD BPR BKK contained in Central Java. Data were analyzed using Partial Least Square
(PLS) in a of Structural Equation Modeling (SEM). Role of characteristics of MAS as variable which mediate the effect of
information technology and interdependence on managerial performance examined using Sobel Test. The results of this study
indicate that information technology has an indirect positive effect and significant impact on managerial performance through
MAS. Interdependence also has an indirect positive effect and significant impact on managerial performance through MAS. It
can be concluded that the MAS has a role as a mediating influence between the variables information technology and
interdependence on managerial performance.
Keywords: management accounting information system, information technology, interdependence, mediating, managerial
performance.

PENDAHULUAN Kinerja Perusahaan Daerah (PD) BPR BKK dan


PD BKK se Jawa Tengah sebagai lembaga
Persaingan pasar dalam era globlaisasi
menciptakan pergolakan, tekanan, resiko dan keuangan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
dan Pemerintah Kabupaten atau Kota se-Jawa
ketidakpastian dalam suatu organisasi. Oleh
karena itu, organisasi dituntut untuk memiliki Tengah dapat dilihat dari 37 unit PD BPR BKK
kemampuan dalam menjawab segala ancaman dan dengan 312 kantor cabang yang tersebar di seluruh
kecamatan di Jawa Tengah. PD BPR BKK
kesempatan di dalam lingkungan yang bersaing
dan mampu mendesain serta menggunakan sistem tersebut memberikan kontribusi riil dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski
pengendalian yang tepat untuk mencapai tujuan.
2
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

berkiprah di pedesaan dan Usaha Mikro, Kecil, para manajer dituntut dapat merasakan kepuasan
dan Menengah (UMKM), manajemen lembaga ini dari MAS terhadap kebutuhan informasi (Dent,
telah menerapkan prinsip Good Corporate 1996; Govindarajan, 1984; Mia dan Chenhall,
Governance serta mengikuti Best Practice 1994; Simons, 1990; Arsono dan Muslichah,
perbankan sesuai ketentuan Bank Indonesia serta 2002).
dibawah pengawasan oleh Dewan Pembina.
Karakteristik informasi akuntansi
Seluruh Dewan Pengawas, Direksi dan manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi
karyawan PD BPR BKK selalu mengikuti para manajerial sebagai pengambil keputusan
pelatihan secara berkala untuk pengembangan dikategorikan dalam empat sifat yaitu scope
wawasan, meningkatkan kompetensi dan (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation
integritas. Hal ini ditujukan untuk menghadapi (agregasi), integration (integrasi). Scope berkaitan
persaingan dengan entitas sejenis yang kompleks, dengan penyediaan informasi yang fokus pada
dimana di dalamnya terdapat sejumlah perubahan internal dan eksternal perusahaan, timeliness
lingkungan persaingan dan sistem keuangan yang berkaitan dengan kecepatan pelaporan.
setiap saat dapat mengancam pertumbuhan Aggregation menyediakan ringkasan informasi
lembaga keuangan mikro. Oleh karena itu, PD sesuai dengan area fungsional, waktu periode atau
BPR BKK dituntut memiliki sistem akuntansi melalui model keputusan. Sedangkan integration
manajemen (Management Accounting Information terdiri dari informasi tentang aktivitas departemen
System–MAS) yang baik dan dikelola oleh para lain dalam perusahaan dan bagaimana keputusan
manajer dalam melaksanakan operasional yang dibuat di satu departemen mempengaruhi
perusahaan seperti halnya dalam perusahaan kinerja di departemen lainnya.
manufaktur (Khandwalla, 1972, 1973; Burchell et MAS dipengaruhi oleh teknologi informasi
al. (1980); Haas, 1987; Bromwich dan Bhimani,
dan saling ketergantungan. Sistem Akuntansi
1994 dalam Mia dan Clarke, 1999). MAS Manajemen (MAS) yang didukung oleh teknologi
merupakan prosedur dan sistem formal yang
informasi (TI) dan saling ketergantungan
menggunakan informasi untuk mempertahankan (interdependency) ditujukan untuk mengetahui
dan menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan
kinerja manajerial. TI merupakan bagian dari
perusahaan. MAS membantu para manajer dalam sitem informasi. TI menunjukan pada teknologi
pengendalian aktivitas dan pengurangan
yang digunakan untuk menyampaikan maupun
ketidakpastian, sehingga diharapkan dapat mengolah informasi (Aji, 2005). TI adalah
membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan
serangkaian perangkat keras dan lunak yang
(Gordon dan Miller, 1976; Kaplan, 1984; Anthony
dirancang untuk mentransformasi data menjadi
et al. 1998; Atkinson et al. 1995 dalam Arsono informasi yang berguna (Bodnar, 2006).
dan Muslichah, 2002).
Ketersediaan informasi dengan media komputer
MAS dalam suatu organisasi merupakan yang didukung oleh berbagai macam perangkat
alat penghubung, pengendalian, evaluasi dan lunak yang mudah di dalam pengoperasiaannya
laporan terhadap biaya-biaya, aktivitas dan akan memungkinkan bagi manajer untuk
kinerja. MAS merupakan sistem formal yang mengakses informasi dengan cepat dan
dirancang untuk menyediakan informasi bagi para memperoleh laporan yang dibutuhkan dalam
manajer (Bowens dan Albernethy, 2000). Chenhall jumlah yang lebih banyak.
dan Morris (1986), Johnson (1990), Mia dan Patiar
Hambatan dalam kegiatan implementasi
(2001) menyatakan bahwa syarat utama informasi
Teknologi Informasi Komputer (TIK) sebagian
yang diperlukan, yaitu MAS yang dapat besar diakibatkan oleh faktor pengguna TIK itu
membantu manajer dalam meningkatkan kualitas
sendiri. Faktor pengguna merupakan salah satu
pengambilan keputusan mereka, sehingga mereka aspek yang sangat penting untuk diperhatikan
dapat memperbaiki kinerja organisasi (Downie,
dalam penerapan TIK. Tingkat kesiapan pengguna
1997). MAS dalam perusahaan industri diharapkan untuk menerima teknologi memiliki pengaruh
dapat mempersiapkan para manajer dalam
yang besar dalam menentukan sukses atau
membentuk format yang tepat bagi industri dan tidaknya penerapan teknologi tersebut (Jogiyanto,
3
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

2007), sehingga informasi akan bermanfaat di perusahaan berhubungan dengan keempat


dalam proses pengambilan keputusan, apabila karakteristik informasi yang terdiri dari broad
informasi tersebut disajikan secara akurat, tepat scope, agregation, integration dan timeliness.
waktu dan relevan. Oleh karena itu, informasi (Juniarti dan Evelyne, 2003). Mardiyah dan
merupakan salah satu sumber daya atau investasi Gudono (2001), Fuad (2000) menggunakan
yang patut dikembangkan oleh suatu perusahaan karakteristik MAS yaitu broad scope sebagai
dalam meningkatkan dan mecapai tujuan hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan
organisasi (Komara, 2005). TIK berguna untuk desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Arsono
menangkap, menyampaikan, menciptakan, dan Muslichah (2002) berhasil membuktikan
menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi bahwa karakteristik MAS, yaitu scope dapat
yang ditujukan untuk membantu manajer dalam bertindak sebagai variabel antara (intervening)
membuat perencanaan, pengkoordinasian, dalam hubungan positif antara teknologi informasi
pengawasan, investigasi, evaluasi yang pada dan kinerja manajerial serta saling ketergantungan
akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. dengan kinerja manajerial. Hasil-hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya perbedaan (gap
Kinerja manajerial selain dipengaruhi oleh
TI, juga dipengaruh oleh saling ketergantungan research) dalam situasi dan kondisi yang
menyebabkan pengaruh MAS yang tidak sama
(interdependency) melalui sistem akuntansi
manajemen (MAS). Saling ketergantungan pada beberapa objek penelitian.
merupakan variabel kontinjensi yang perlu Berdasarkan fenomena dari perkembangan
dipertimbangakan dalam merancang MAS, namun yang pesat pada industri jasa keuangan perbankan,
kurang memperoleh perhatian dalam penelitian. khususnya pada lembaga keuangan mikro, yaitu
Peneliti yang telah mengkaitkan secara langsung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang hingga akhir
pengaruh saling ketergantungan dengan MAS Desember tahun 2006, jumlah BPR masih
adalah Chenhall dan Morris (1986) Mia dan Goyal terkonsentrasi di Jawa dan Bali sebesar 77%
(1991) dalam Arsono dan Muslichah (2002). sehingga penelitian ini dilakukan untuk
Semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan memperoleh dukungan regulasi yang mampu
menyebabkan semakin kompleks tugas yang mendorong pendirian BPR-BPR di luar pulau
dihadapi oleh manajer. Saling ketergantungan Jawa dan Bali. Selain munculnya wacana regulasi
suatu organisasi cenderung mempengaruhi yang memperketat pendirian BPR baru di pulau
aktivitas perencanaan dan pengendalian bagi sub Jawa dan Bali (www.bi.go.id). Industri BPR pada
unit yang mempunyai tingkat saling tahun 2010 menunjukkan tren pertumbuhan bisnis
ketergantungan tinggi, sehingga akan menyulitkan yang berkualitas. Hal ini terlihat dari penurunan
tugas koordinasi. tingkat rasio kredit bermasalah dalam tiga tahun
Para manajer membutuhkan MAS yang terakhir. Penurunan rasio tingkat kredit
dapat memberikan informasi yang bersifat bermasalah (non performing loan/NPL) pada
integritas (satu kesatuan). Informasi yang industri menunjukan bahwa bank mikro terus
dihasilkan oleh MAS akan membantu manajer meningkatan efisiensi penerapan prinsip kehati-
untuk mengatasi kompleksitas tugas yang hatian dalam penyaluran kredit. BPR telah
dihadapi, sehingga dengan informasi yang tersedia mengembangkan teknologi informasi dalam
akan dapat meningkatkan kinerja manajerial. melakukan monitoring terhadap kegiatan
Karakteristik MAS memainkan peran yang operasionalnya.
penting. MAS didesain untuk memberikan Persaingan industri perbankan dan lembaga
informasi yang lebih canggih dan tidak hanya
keuangan lainnya menyiratkan perlunya
membantu membuat keputusan dalam departemen, optimalisasi kinerja manajerial pada BPR agar
namun juga membantu koordinasi antar
tetap eksis. Kinerja manajerial adalah kinerja para
departemen (Bowens dan Abernethy, 2000 ) Pimpinan Cabang, Kabid Umum, Kasi Pemasaran,
Kinerja manajerial secara keseluruhan
Kabid Dana, Kasi Kredit, Kasi Akuntansi/TI
menunjukkan bahwa kemampuan manajer dalam dalam kegiatan manajerial, antara lain:
membuat perencanaan, pencapaian target yang
perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisor,
telah ditentukan, dan kiprah manajer di luar
4
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

pengaturan staf, negosiasi dan representasi. Oleh kompetitif diidentifikasikan secara relevan dengan
karena itu, dalam rangka untuk meningkatkan variabel kontijensi. Kategori pertama, terdiri dari
daya saing pada PD BPR BKK, penelitian ini variabel-variabel yang berhubungan dengan
mencoba untuk memberikan bukti secara empiris ketidakpastian, yaitu ketidakpastian tugas dan
peran mediasi dari karakteristik sistem akuntansi ketidakpastian lingkungan. Kategori kedua, terdiri
manajemen pada variabel teknologi informasi dan dari variabel kontijensi yang berhubungan dengan
variabel saling ketergantungan yang ketergantungan dan teknologi perusahaan.
mempengaruhi kinerja manajerial PD BPR BKK Kategori ketiga, terdiri dari industri perusahaan
se Jawa Tengah. dan variabel unit bisnis, seperti ukuran,
diversifikasi, struktur. Kategori keempat,
LANDASAN DAN PENGEMBANGAN
mencakup strategi dan misi kompetitif. Kategori
HIPOTESIS
terakhir, yang diuji pada literatur pengendalian
Teori Kontijensi adalah faktor pengawasan (Fisher, 1998).
Pendekatan kontinjensi pada akuntansi Teknologi Informasi
manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak
Sistem informasi adalah serangkaian
ada sistem akuntansi manajemen (MAS) secara
universal selalu tepat untuk diterapkan pada prosedur formal dalam pengumpulan data yang
kemudian diproses menjadi informasi dan
seluruh organisasi dalam setiap keadaan, namun
MAS juga tergantung pada faktor-faktor didistribusikan kepada para pemakai. Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) didefinisikan sebagai
situasional yang ada dalam organisasi. Pendekatan
kontijensi digunakan untuk mengetahui apakah kumpulan manusia dan sumber-sumber model di
dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab
keandalan MAS akan selalu memberikan pengaruh
untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga
yang sama pada setiap kondisi atau tidak.
Berdasarkan pada pendekatan kontinjensi, maka informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan
pengolahan data transaksi, perkembangan sistem
terdapat kemungkinan variabel penentu lainnya
yang akan saling berinteraksi, selaras dengan akuntasi informasi yang tidak terlepas dari
investasi di bidang teknologi informasi (TI). TI
kondisi yang dihadapi (Nazaruddin, 1998).
menurut Bodnar (2006) merupakan serangkaian
Teori kontijensi dalam akuntansi perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk
manajemen menggambarkan suatu model dan mentransformasi data menjadi informasi yang
kerangka pikir untuk mengidentifikasi sistem berguna. Teknologi adalah “bagaimana suatu
pengendalian dalam suatu kondisi yang paling organisasi mentransfer masukan menjadi
tepat. Pada prinsipnya, para praktisi akuntansi keluaran.” Robbin (1996) menyatakan bahwa
manajeman selalu mencoba menyesuaikan sistem semua organisasi sekurang-kurangnya mempunyai
agar lebih dapat berguna dalam setiap keadaan. 13
satu teknologi untuk mengubah sumber daya
Seperti upaya untuk mengidentifikasi variabel keuangan, manusia, fisik menjadi produk atau
kontijensi yang paling penting dan menilai jasa.
dampaknya pada desain sistem pengendalian
(Otley, 1980 dalam Faisal, 2006). Organisasi Pemanfaatan teknologi secara umum
digunakan untuk mengolah data, memproses,
beradaptasi mengahadapi kondisi kontijensi
dengan menata faktor-faktor yang dapat menyimpan, mendapatkan, menampilkan, dan
mengirimkan dalam berbagai bentuk dan cara
dikendalikan agar terbentuk konfigurasi yang
sesuai, sehingga diharapkan menghasilkan yang digunakan untuk menghasilkan manfaat yang
efektivitas organisasi. Penggunaan konsep dapat berguna bagi pemakainya. Informasi yang
didapatkan diharapkan dapat membantu pihak
kesesuian dalam teori kontijensi menunjukan
tingkat kesesuaian antara faktor-faktor kontekstual yang berkepentingan dalam mengidentifikasi suatu
masalah, menyelesaikan masalah dan
(kontijensi) dan MAS memungkinkan manajer
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. mengevaluasinya, sehingga informasi yang
didapatkan haruslah sebuat informasi yang
Pengembangan model kontijensi berkualitas. Informasi yang berkualitas harus
membutuhkan dasar dimana pengaturan yang akurat, tepat waktu dan relevan. Akurat berarti
5
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

bebas dari suatu kesalahan, tidak bias karena proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
apabila suatu informasi yang bias dapat manajemen. Proses ini dapat dideskripsikan
menyesatkan penerima atau pengguna informasi melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan,
tersebut. Teknologi informasi mempunyai fungsi pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan,
utama dalam dunia bisnis, yaitu pemrosesan dan pengelolan informasi. Keluaran mencakup
informasi. laporan khusus, harga pokok produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan
Saling Ketergantungan
komunikasi personal (Hansen dan Mowen, 2004).
Saling ketergantungan organisasional Perencanaan MAS merupakan bagian dari sistem
adalah pertukaran aktivitas yang terjadi antar pengendalian organisasi yang perlu mendapatkan
segmen yang ada dalam suatu organisasi (Chenhall perhatian, sehingga diharapkan bisa memberikan
dan Moris, 1991; Arsono dan Muslichah, 2002). kontribusi positif didalam mendukung
Chenhal dan Moris (1986) mendefinisikan saling keberhasilan sistem pengendalian organisasi.
ketergantungan (interpedensi) sebagai tingkat Salah satu fungsi dari MAS adalah menyediakan
dimana departemen tergantung satu sama lain sumber informasi penting untuk membantu
untuk menyelesaikan tugas mereka. Saling manajer mengendalikan aktivitasnya, serta
ketergantungan merupakan variabel penting dalam mengurangi ketidapastian lingkungan dalam usaha
hubungan kontraktual. Perbedaan fungsi dan mencapai tujuan organisasi dengan sukses
spesialis organisasi memungkinkan terjadinya (Hansiadi, 2002).
saling ketergantungan organisasional (Aldrich
Karaketistik informasi MAS akan efektif
1976, dalam Arsono dan Muslichah 2002).
apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan
Robbins (2001) mengidentifikasi tiga penggunaan informasi. Chenhall dan Morris
bentuk saling ketergantungan, yaitu (1) Sequential (1986) mengidentifikasi karakteristik informasi
Interdependence; satu kelompok tergantung pada MAS, yaitu Broad Scope, Timeliness;
suatu kelompok lain untuk masukannya tetapi Aggregation; dan Integration. Broad Scope
ketergantungan itu hanya satu arah, misalnya mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan
Bagian Kredit dan Bagian Dana; dalam saling horison waktu (Gorry dan Morton 1971; Larcker,
ketergantungan berurutan, jika kelompok yang 1981; Gordon dan Narayanan, 1984). Lingkup
memberi masukan tidak menjalankan tugasnya MAS yang luas mencakup ukuran nonmoneter
dengan benar maka kelompok yang bergantung terhadap karakteristik lingkungan ekstern (Gordon
pada kelompok pertama akan sangat terkena. (2) dan Miller 1976) dan memberikan estimasi tentang
Pooled Interdependence; dua atau lebih unit kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang
menyumbang output secara terpisah ke unit yang akan datang didalam ukuran probabilitas.
lebih besar, misalnya bagian Akuntansi/IT dan Timeliness mempengaruhi kemampuan para
Bagian Operasional; kedua departemen ini pada manajer untuk merespon secara cepat atas suatu
hakikatnya terpisah dan jelas berbeda antara satu peristiwa, informasi yang timeliness meningkatkan
dengan yang lain. (3) Reciprocal Interdependence; fasilitas MAS untuk melaporkan peristiwa paling
dimana kelompok–kelompok bertukar masukan akhir dan untuk memberikan umpan balik secara
dan keluaran, misalnya kelompok pemasaran dan cepat terhadap keputusan yang telah dibuat,
dana; pada interdependence ini kelompok dana timeliness mencakup frekuensi pelaporan dan
saling bergantung secara timbal balik; kelompok kecepatan pelaporan. Aggregation, MAS
dana memerlukan kelompok pemasaran untuk memberikan informasi dalam berbagai bentuk
menginformasikan tentang bunga yang akan agregasi yang berkisar dari pemberian bahan
diterima oleh nasabah. dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen agregasi berdasarkan periode waktu atau area
(MAS) tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau
fungsional, agregasi informasi merupakan
MAS adalah sistem informasi yg penggabungan informasi fungsional dan temporal
menghasilkan keluaran (Output) dengan seperti area penjualan, pusat biaya, departemen
menggunakan masukan (input) dan berbagai produksi dan pemasaran, dan informasi yang
6
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

dihasilkan secara khusus untuk model keputusan dapat tersedia, misalnya informasi yang berkaitan
formal. Integration, informasi yang terintegrasi dengan produk, konsumen, proses produksi.
dari MAS dapat digunakan sebagai alat koordinasi Informasi ini memudahkan para manajer dalam
antar segmen dari subunit dan antar subunit. memonitor dan menganalisis operasi mereka. TI
Kompleksitas dan saling ketergantungan antar memungkinkan perencanaan yang disesuaikan
subunit akan direfleksikan dalam informasi yang dengan situasi. Simulasi dan skenario bagaimana
terintegrasi dari SAM. jika akan (what if) dapat disajikan oleh TI untuk
menyediakan alternatif dari konsekuensi suatu
Kinerja Manajerial
keputusan.
Kinerja merupakan ukuran dari suatu hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan. Manajerial TI dapat mempengaruhi karakteristik MAS
scope. Penggunaan TI yang merupakan
berkaitan dengan proses yang berkesinambungan
penggabungan antara teknologi komputer dan
yang melibatkan sumber daya manusia untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Kinerja teknologi komunikasi membantu MAS untuk
menyajikan informasi dalam lingkup luas (Bouwes
manajerial adalah kinerja anggota organisasi
dalam kegiatan manajerial yang meliputi dan Albernethy 2000; Abernethy dan Guthrie
1994; Chenhall dan Morris 1986). Teknologi
perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi,
pengaturan staff, negosiasi dan representasi komputer dengan berbagai macam perangkat
lunak memungkinkan MAS untuk menyajikan
(Mahoney et al.,1963 dalam Arsono dan
Muslichah, 2002). Kinerja manajerial merupakan berbagai format, baik itu format yang mengacu
pada model keputusan formal maupun
kemampuan manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawabnya terhadap kualitas, kuantitas, penggabungan informasi fungsional dan temporal.
ketepatan waktu, pengembangan personel, Hal tersebut dapat dilakukan karena adanya
database yang memungkinkan data lama dan baru
pencapain anggaran, pengurangan biaya
(peningkatan pendapatan). Penilaian kinerja selalu tersedia untuk kepentingan manajemen.
Tersedianya TI yang dapat mempengaruhi
adalah bagaimana menentukan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian karakteristik MAS, memungkinkan manajer untuk
mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar, dan kriteria yang telah ditetapkan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
manajerial (Bouwes dan Albernethy 2000;
sebelumnya. Tujuan pokok kinerja adalah untuk
memotivasi tujuan dalam mencapai sasaran Abernethy dan Guthrie 1994; Chenhall dan Morris
1986)
organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya agar H1: Teknologi Informasi Berpengaruh
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan Positif Tidak Langsung Terhadap
dengan melalui umpan balik kerja. Kinerja Manajerial Melalui
Karakteristik MAS.
Teknologi Informasi Berpengaruh Tidak
Langsung Terhadap Kinerja Manajerial Saling Ketergantungan Berpengaruh Positif
Melalui Karakteristik MAS Tidak Langsung Terhadap Kinerja Manajerial
Teknologi komputer merupakan salah satu Melalui Karekteristik SAM
teknologi informasi yang banyak berpengaruh Unit organisasi tidak hanya perlu informasi
terhadap sistem informasi organisasi, karena yang berkaitan dengan unitnya sendiri, tetapi juga
dengan sistem informasi berbasis komputer, informasi yang berkaitan dengan unit lain.
informasi dapat disajikan tepat waktu dan Bouwens dan Abernethy (2000) berpendapat
akurat.TI merupakan tantangan bagi akuntan bahwa MAS dapat digunakan untuk mengurangi
manajemen. TI digunakan untuk mekanisasi tugas- pengaruh saling ketergantungan. Informasi board
tugas departemen akuntansi, seperti pelaporan dan scope yang disediakan oleh MAS menyediakan
pengumpulan data. TI pada saat ini alternatif solusi untuk dipertimbangkan oleh
memungkinkan untuk menyediakan database yang manajer dalam memahami masalah yang terjadi
lebih kompleks, sehingga informasi non keuangan secara lebih baik (Bouwens dan Abernethy 2000;
7
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Abernethy dan Guthrie 1994; Chenhall dan Morris menganalisis konstruk yang dibentuk oleh
1986; Arsono dan Muslichah 2002). Bouwens dan indikator refleksif dan formatif. Pengujian
Abernethy (2000) menyatakan bahwa hipotesis mediasi dalam penelitian ini juga
interdependensi berpotensi untuk menciptakan gap dilakukan dengan uji Sobel (Sobel test).
informasi bagi pembuat keputusan. Gap ini terjadi
karena informasi yang tersedia lebih sedikit dari
HASIL ANALISI DAN PEMBAHASAN
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Ketika hal ini terjadi, maka pembuatan keputusan Statistik Deskriptif
menghadapi ketidakpastian. Informasi yang Gambaran mengenai variabel-variabel
terintegrasi yang disajikan oleh MAS akan penelitian, disajikan dalam Tabel 3. Statistik
membantu para manajer untuk mengambil Deskriptif menunjukkan kisaran atas bobot
keputusan yang efektif, sehingga dampak kineja jawaban dari 52 responden dalam kuesioner yang
yang ditimbulkan dari pembuatan keputusan secara teoritis telah didesain, yaitu nilai terendah
tersebut akan meningkat. sampai tertinggi atas jawaban responden yang
H2: Saling Ketergantungan Berpengaruh sesungguhnya.
Positif Tidak Langsung Terhadap Analisis Data
Kinerja Manajerial Melalui
Karekteristik MAS. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan
METODE PENELITIAN software SmartPLS versi 2.0.Selanjutnya model
dieksekusi dengan menggunakan PLS Alogarithm.
Populasi dan Sampel Terdapat tiga kriteria dalam penggunaan teknik
Populasi penelitian ini adalah perusahaan analisa data dengan SmartPLS untuk menilai outer
jasa perbankan mikro yang diproksikan melalui model yaitu Convergent Validity (CV),
manajer perusahaan jasa perbankan mikro yang Discriminant Validity (DV) dan Composite
berada di wilayah Jawa Tengah. Pengambilan Reliability (CR).
sampel dilakukan dengan metode purposive CV dari model pengukuran dengan
sampling dengan cara menentukan perusahaan jasa refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi
perbankan mikro yang berada di Jawa Tengah dan antara item score/component score yang diestimasi
millik pemerintah daerah, yaitu PD BPR BKK dengan Soflware PLS. Ukuran refleksif individual
dengan responden yang terdiri dari para Pimpinan dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70
Cabang, Kabid Umum, Kasi Pemasaran, Kabid dengan konstruk yang diukur atau dengan batas
Dana, Kasi Kredit, Kasi Akuntansi/TI. Data loading factor sebesar 0,60. DV dilakukan untuk
penelitian diperoleh via mail survey (Tabel 1) memastikan bahwa setiap konsep dari masing
berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yang variabel laten berbeda dengan variabel lainnya.
terdiri dari empat bagian. Definisi Operasional Model mempunyai DV yang baik, jika setiap nilai
dari variabel penelitian ditunjukkan pada Tabel 2. loading dari setiap indikator dari sebuah variabel
Metode Analisis Data laten memiliki nilai loading yang paling besar
dengan nilai loading lain terhadap variabel laten
Analisis data menggunakan pendekatan Partial
lainnya. CR diatas 0.60 dan Average Variance
Least square (PLS) model persamaan Structural Extracted (AVE) diatas 0.50, serta Cronbach
Equation Modeling (SEM) yang berbasis
Alpha (CA) di atas 0,70 digunakan untuk menilai
komponen atau varian. PLS merupakan metode reliabilitas konstruk. Pada Tabel 4, semua
analisis yang powerfull (Ghozali, 2008), karena konstruk memenuhi kriteria reliabel, kecuali AVE
tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya,
dan CA pada konstruk SK.
data harus didistribusikan normal, sampel tidak
harus besar, dan dapat digunakan untuk Cara lain untuk mengukur outer model
mengkonfirmasi teori. PLS juga dapat digunakan yaitu dengan melihar akar AVE dan korelasi antar
untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan konstruknya. Model dinyatakan baik jika akar
antar variabel laten. PLS dapat ditujukan untuk AVE pada suatu konstruk lebih tinggi daripada
8
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

korelasi antar konstruk tersebut dengan konstruk Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai
lain (Tabel 5) berikut: t = P12 / Se12 = 5,2715
Uji Hipotesis Nilai t sebesar 5,2715 lebih besar dari 1,96 berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan.
Pengujian Model Struktural (Inner Model)
Maka dengan demikian model pengaruh tidak
Nilai yang terdapat pada output result for langsung untuk pengujian H1 dari variabel TI
inner weight merupakan dasar pengujian hipotesis. terhadap KM melalui MAS dapat diterima.
Tabel 6. menunjukkan hubungan positif antara
P3 = 0,561082; Se3 = 0,054435; P2 = 0,712705;
sistem akuntansi manajemen (MAS) dengan
kinerja manajerial (KM) dengan koefisien sebesar Se2 = 0,044787
0,712. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t Besarnya koefisien tidak langsung variabel SK
statistik diatas 1,96 yaitu sebesar 17,323. Saling terhadap KM merupakan perkalian dari pengaruh
Ketergantungan (SK) berpengaruh signifikan variabel SK terhadap variabel MAS dengan MAS
terhadap MAS dengan koefisien sebesar 0,561; terhadap KM, sehingga diperoleh sebagai berikut:
nilai t statistik sebesar 9,889 (diatas 1,96).
P32 = P3 . P2 = (0,561082) (0,712705) = 0,3999
Teknologi informasi (TI) berpengaruh signifikan
terhadap MAS dengan koefisien sebesar 0,325; Besarnya standard error tidak langsung SK
nilai t statistik diatas 1,96 sebesar 4,976. terhadap KM merupakan perkalian dari pengaruh
SK terhadap MAS dengan MAS terhadap KM,
Pengaruh TI terhadap MAS dapat sehingga diperoleh sebagai berikut:
disimpulkan bahwa konstruk TI berpengaruh
signifikan terhadap MAS dilihat dari nilai t- Se32 = √P32. Se22 + P22 . Se32 + Se32 . Se22 =
statistic sebesar 4,976>1,96. MAS berpengaruh 0,0021425
positif terhadap KM dengan t-satatistic sebesar Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai
17,323>1,96 sehingga Hipotesis 1 diterima. berikut: t = P32 / Se32 = 186,65
Pengaruh saling ketergantungan (SK) Nilai t sebesar 186,65 lebih besar dari 1,96 berarti
terhadap MAS dapat disimpulkan bahwa SK bahwa parameter mediasi tersebut signifikan.
berpengaruh signifikan terhadap MAS dengan t- Maka dengan demikian model pengaruh tidak
statistic 9,889>1,96. MAS berpengaruh positif langsung untuk pengujian H2 dari variabel SK
terhadap KM dengan t-statistic sebesar terhadap KM melalui MAS dapat diterima.
17,323>1,96 sehingga Hipotesis 2 diterima.
Teknologi Informasi (TI) Berpengaruh Tidak
Pengujian dengan Sobel Test Langsung Terhadap Kinerja Manajerial
P1 = 0,325146; Se1 = 0,058077; P2 = 0,712705; Se2 melalui Karakteristik Sistem Akuntansi
= 0,044787 Manajemen (MAS)
Besarnya koefisien tidak langsung variabel TI Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan
terhadap KM merupakan perkalian dari pengaruh bahwa teknologi informasi berpengaruh tidak
variabel TI terhadap variabel MAS dengan MAS langsung terhadap kinerja manajerial melalui
terhadap KM, sehingga diperoleh sebagai berikut: MAS. Semakin tinggi ketersediaan TI akan sangat
membantu tugas yang dihadapi manajer.
P12 = P1 . P2 = (0,325146) (0,712705) = 0,2317
Teknologi perangkat lunak yang tersedia juga
Besarnya standard error tidak langsung TI semakin bervariasi, demikian juga kemampuan
terhadap KM merupakan perkalian dari pengaruh untuk menyimpan data semakin besar, sehingga
TI terhadap MAS dengan MAS terhadap KM, memungkinkan suatu informasi dalam bentuk
sehingga diperoleh sebagai berikut: tertentu akan memberikan seorang manajer
tambahan informasi yang bermanfaat dalam
Se12 = √P12. Se22 + P22 . Se12 + Se12 . Se22 =
0,04395 pengambilan keputusan.
9
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Saling Ketergantungan (SK) Berpengaruh PENUTUP


Tidak Langsung Terhadap Kinerja Manajerial Simpulan, Keterbatasan dan Agenda Riset
Melalui Sistem Akuntansi Manajemen (MAS)
Yang Akan Datang
Hasil pengujian hipotesis 2 mendapatkan Penggunaan teknologi informasi yang
bahwa SK mempunyai pengaruh yang positif
semakin tinggi akan meningkatkan kebutuhan
terhadap kinerja manajerial dengan melalui informasi MAS yang semakin tinggi pula.
karakteristik MAS. Hal ini berarti bahwa semakin
Meningkatnya kebutuhan akan informasi MAS
tinggi saling ketergantungan akan menyebabkan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
semakin kompleksnya tugas yang dihadapi
manajerial. Penelitian ini menunjukan bahwa
manajer, sehingga dibutuhkan sistem akuntansi semakin tinggi saling ketergantungan akan
manajemen sebagai perantara untuk menyediakan
semakin meningkatkan kebutuhan akan informasi
beberapa pertimbangan atau alternatif bagi
MAS yang pada akhirnya dapat meningkatkan
manajer untuk memahami masalah yang lebih kinerja manajerial.
baik. Hal ini konsisten dengan penelitian Bouwes
dan Albernethy (2000); Abernethy dan Guthrie Objek penelitian ini adalah para pegawai
(1994); Chenhall dan Morris (1986). PD BPR BKK se Jateng yang memiliki jabatan
fungsional tingkat menengah, minimal sebagai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kepala Seksi (Kasi) memiliki keterbatasan, yaitu
informasi broad scope yang disediakan oleh MAS pemahaman beberapa istilah yang digunakan
memberikan manajer berbagai alternatif solusi
dalam kuesioner mengakibatkan jawaban dari
untuk dipertimbangkan, ini memungkinkan para beberapa item pada kuesioner tidak lengkap. Tidak
manajer untuk memahami masalah yang terjadi
melakukan penyebaran kuesioner pada PD BKK,
secara lebih baik. Semakin tinggi saling
karena PD BKK bukan merupakan lembaga
ketergantungan, semakin dibutuhkan informasi keuangan mikro yang bertanggungjawab pada BI,
dengan lingkup yang lebih luas. Saling
dan penyebaran kuesioner terbatas pada PD BPR
ketergantungan yang tinggi akan menyebabkan pusat saja. Penelitian selanjutnya dapat
peningkatan tugas yang dihadapi oleh manajer.
menggunakan metode yang lebih tepat, yaitu
Manajer tidak hanya memfokuskan pada aktivitas eksperimen atau studi kasus.
sub-unitnya sendiri, tetapi juga aktivitas unit orang
lain. Kondisi ini akan meningkatkan kompleksitas
tugas yang dihadapi oleh manajer dan DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan perlunya kondisi kontrol yang baik. Aji, Supriyanto. 2005. “Pengantar Teknologi
Informasi.” Edisi Pertama. Penerbit Salemba
Oleh karena itu, untuk menghadapi situasi Empat. Jakarta.
tersebut manajer membutuhkan informasi MAS
Arsono dan Muslichah. 2002. “Pengaruh Teknologi
dalam mengatasi kompleksitas tugas yang
Informasi dan Saling Ketergantungan,
dihadapi dan meningkatkan pengambilan Karateristik Sistem Akuntansi Manajemen
keputusan, sehinggga akan mengakibatkan kinerja terhadap Kinerja Manajerial.”
manajerial meningkat. Hal ini sesuai dengan teori www.google.com/search.
kontijensi, karena dengan menggunakan teori
Bouwens, J. Dan Abernethy, MA. 2000.”The
kontijensi dapat mengetahui apakah keandalan
Consequences of Customization on Management
sistem akuntasi manajemen tersebut akan Accounting System Design.” Accounting
berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Organization and Society. Vol.15, pp.221-241.
Hal ini berkaitan dengan SK yang berpotensi
menciptakan kesenjangan (gap) informasi bagi Bodnar. H. George dan Hopwood. W. S.
2000.”Accounting Information System.” Prentice
pembuat keputusan, sehingga diperlukan sistem
Hall. New Jersey.
akuntasi manajemen (MAS) untuk mengatasi
masalah tersebut. Bodnar. H. George dan Hopwood. W. S.
2006.”Accounting Information System.” Prentice
Hall. New Jersey.
10
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Chenhall, RH. Dan Morris, D. 1986. “The Impact of Jogiyanto H. M. 2007. “Sistem Informasi
Structure, Environment, and Interdependence on Keperilakuan.” Penerbit Andi, Yogyakarta.
Perceived Usefulness of Management
Juniarti dan Evelyne. 2003. “Hubungan Karakteristik
Accounting System.”The Acoounting Review,
Informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi
Vol.28, pp.16-35.
Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja
Faisal. 2006. “Analisis Pengaruh Intensitas Persaingan Manajerial pada Perusahaan Manufaktur di Jawa
dan Varibel Kontekstual terhadap Penggunaan Timur.” www.google.com/search.
Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dan
Komara. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang
Kinerja Unit Bisnis dengan Pendekatan Partial
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Least Square.” Simposium Nasional Akuntansi
Akuntansi.” www.foofle.com/search.
IX.
Laudon, K-C dan Loudon, JP. 1998. Managemen
Fuad, R., A. 2001. “Hubungan Ketidakpastian
Informasi System-New Approaches to
Lingkungan dan Desentralisasi terhadap Kinerja
Organization and Technology. Prentice Hill
Manajerial.” Thesis (tidak dipublikasikan),
International. Inc.
Program Pasca Sarjana UNDIP, Semarang.
Mardiyah, Aida Ainul dan Gudono. 2001. “Pengaruh
Fisher, JG. 1998. “Contingency Theory, Management
Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi
Control System and Firm Outcomes: Past Result
terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi
and Future Directions”. Behavior Research in
Manajemen.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Accounting. Vol 10 Hal 47-64.
4(1). Pp.1-30.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate
Mia, L dan Brian Clarke, 1999. “Market Competition,
dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Management Accounting System and Business
Universitas Diponegoro.
Unit Performance.” Management Accounting
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Research, Vol.10. pp 137-158.
Metode Alternatif dengan Partial Least Square.
Nazaruddin. 1998. “Pengaruh Desentralisasi dan
Edisi2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Karekteristik Informasi SAM terhadap Kinerja
Hansen, D. R dan Mowen, M. M. 2004. Management Manajerial.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Accounting. Salemba Empat. Jakarta. 1441-162.
Hansiadi, Y. H. 2002. “Sistem Informasi Manajemen Porter, M.E, 1985. Competitive Advantage: Creating
dan Tingkat Desentralisasi Organisasi: and Sustaining Superior Performance. New
Implimentasinya terhadap Kinerja Manajemen.” York. The Free Press.
Antisipasi. Vol. 6, No. 1. Hal. 108-120.
Robbins, Sephen P, 1996. Perilaku Organisasi Edisi 1-
Jaryanto. 2008. “Pengaruh Desentralisasi terhadap 12. Badan Penerbit Indeks.
Kinerja Manajerial dengan Sistem Akuntansi
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
Manajemen (Broadscope, Timeliness,
1998 Tentang Perbankan Indonesia.
Aggregation dan Integration) sebagai Variabel
Intervening.” www.google.com/search.
11
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

LAMPIRAN
Gambar 1. Model Penelitian Empiris

Gambar 2. Tampilan PLS Alogarithm

Tabel 1. Distribusi Kuesioner


Keterangan Jumlah Presentase
Distribusi Kuesioner 60 100%
Kuesioner yang tidak terisi lengkap (8) 13,33%
Respone Rate 52 86,67%
12
Wahyu Meiranto, Kiki Widiastuti, Elen Puspitasari Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Tabel 2. Variabel Penelitian


VARIABEL NAMA VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL PENGUKURAN
Independen Teknologi Teknologi yang digunakan untuk Skala Likert lima poin
Informasi menangkap, menyampaikan, dengan tujuh item
menyimpan dan pertanyaan, dikembangkan
mengkomunikasikan informasi oleh Haag dan Cummings
dengan alat berbasis komputer (1998) dan disesuaikan
yang digunakan untuk bekerja dengan objek penelitian ini
dan mendukung kebutuhan
informasi suatu organisasi
Independen Saling Pertukaran output yang terjadi Skala Likert lima poin
Ketergantungan antara segmen dalam sub-unit dengan tiga item
organisasi dengan menggunakan pertanyaan, dikembangkan
diagram yang menggambarkan oleh Van de Ven et.al
tiga tipe saling ketergantungan (1976); Arsono dan
(pooled interdependence, Muslichah (2002)
sequentiap independence dan
reciprocal interpedence)
Intervening Karakteristik Ketersediaan informasi MAS Skala Likert lima poin
MAS dalam membantu pengambilan dengan sembilan item
keputusan manajerial pertanyaan, dikembangkan
oleh Chenhall dan Morris
(1986) dan disesuaikan
dengan objek penelitian ini
Dependen Kinerja Kinerja individu anggota Skala Likert lima poin
Manajerial organisasi dalam kegiatan dengan enam item
manajerial yang meliputi: pertanyaan, dikembangkan
perencanaan, investigasi, oleh Mohoney et.al (1963);
koordinasi, supervisi, pengaturan Arsono dan Muslichah
staff, negosiasi, dan representasi (2002)

Tabel 3. Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Median Std. Deviasi
TI 52 22 35 28,86 29 2,34
SK 52 10 15 12,21 12 1,19
MAS 52 31 43 36,90 37 2,46
KM 52 20 29 23,17 22,5 2,47
13
Vol. 2 No.1, Mei 2013 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Tabel 4. Composite Reliability, Average Variance Extracted, dan Cronbach Alpha

Composite Reliability Average Variance Extracted Cronbach Alpha

KM 0,874782 0,588955 0,819087

MAS 0,839366 0,516692 0,769473

SK 0,735605 0,492439 0,525581

TI 0,844811 0,525451 0,771087

Tabel 5. Akar AVE dan Korelasi Antar Konstruk


KM MAS SK TI
KM 1,000000
MAS 0,712705 1,000000
SK 0,715506 0,681807 1,000000
TI 0,489808 0,533473 0,371295 1,000000

Tabel 6. Result For Inner Weights

Original Sample Standard Deviation Standard Error T Statistics


Sample Mean (M)
(O) (STDEV) (STERR) (|O/STERR|)

MAS -> KM 0,712705 0,723046 0,044787 0,044787 15,913300

SK -> KM 0,399886 0,412980 0,059060 0,059060 6,770886

SK -> MAS 0,561082 0,569047 0,054435 0,054435 10,307449

TI -> KM 0,231733 0,224357 0,039660 0,039660 5,843037

TI -> MAS 0,325146 0,311442 0,058077 0,058077 5,598526

Anda mungkin juga menyukai