Iso 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Iso 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Abstrak—Jumlah industri kecil di Indonesia sangat banyak, maka perusahaan harus bisa melakukan persaingan salah
khususnya provinsi Jawa Barat, yaitu 58.359 perusahaan. Dengan satunya dengan memperbaiki sistem manajemen mutu
banyaknya perusahaan kecil, maka CV XYZ harus bisa bersaing perusahaan sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas
dengan perusahaan sejenisnya, salah satunya dengan menjaga kualitas yang baik [2].
produk yang dihasilkan dengan cara menerapkan sistem manajemen ISO 9001 merupakan salah satu standar internasional
mutu. ISO 9001:2015 merupakan salah satu standar internasional
mengenai sistem manajemen mutu [3].Sistem manajemen mutu
mengenai sistem manajemen mutu yang bisa diimplementasikan oleh
perusahaan sebagai salah satu strategi untuk bisa bersaing.Selain itu digunakan agar perusahaan melakukan perbaikan
pada ISO 9001:2015 terdapat persyaratan agar perusahaan melakukan berkelanjutan, sehingga menghasilkan proses perusahaan yang
manajemen risiko disetiap prosesnya.Untuk mendukung perusahaan baik [4] [5].Pada tahun 2015 ISO menerbitkan seri barunya
melakukan manajemen risiko, ISO memiliki seri 31000:2009 yang yaitu ISO 9001:2015. Terdapat pembaharuan pada ISO
bisa digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini 9001:2015 salah satunya yaitu ISO mempertimbangkan risiko
berfokus pada klausul 6.1(menetapkan risiko dan peluang) ISO pada setiap proses [6]. Pertimbangan risiko pada proses
9001:2015 dan pendekatan ISO 31000:2009 klausul 5 (manajemen merupakan suatu hal yang penting, karena suatu proses dalam
risiko). Kemudian kondisi aktual perusahaan akan dibandingkan perusahaan pasti mempunyai beberapa risiko yang akan
dengan requirement ISO 9001:2015 klausul 6.1, requirement ISO
31000:2009, dan requirement teori manajemen risiko sehingga
mengganggu kelangsungan proses atau tujuan dari proses
dihasilkan suatu gap. Selanjutnya dilakukan perancangan proses tersebut. Dengan melakukan pengelolaan risiko yang baik,
menetapkan risiko dan peluang berdasarkan hasil gap yang telah perusahaan dapat mengurangi dampak dari risiko yang akan
didapatkan. Kemudian rancangan proses yang telah dibuat akan timbul [7]. Perusahaan memerlukan proses menetapkan risiko
dilakukan perbaikan dengan metode business process improvement dan peluang sebagai pengelolaan risiko di perusahaan.
pada tahap apply improvement technique. Hasil dari rancangan proses Persyaratan yang harus dipenuhi pada proses tindakan untuk
menetapakan risiko dan peluang akan didokumentasikan dalam bentuk menangani risiko dan peluang, yaitu terdapat pada ISO
standard operating procedure. Selain itu untuk memudahkan 9001:2015 klausul 6.1, selain itu untuk mendukung proses
perusahaan dalam melakukan pendokumentasian disetiap tersebut dibutuhkan pendekatan melalui ISO 31000:2009 serta
aktivitasnya, maka dibuat form berbasis web aplikasi dengan software
Joget Workflow agar data yang diinput dapat tersimpan secara teratur.
teori manajemen risiko.
CV XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur di
Kata kunci: business process improvement, standard operating Bandung penghasil produk plastik dan besi.CV XYZ memiliki
procedure, manajemen risiko, ISO 9001:2015, ISO 31000:2009, Joget beberapa mitra salah satunya yaitu PT.Showa Mfg.PT.Showa
Workflow Mfg merupakan mitra perusahaan yang meminta perusahaan
segera mengimplementasikan ISO 9001:2015.Hal itu
I. PENDAHULUAN merupakan salah satu syarat agar CV XYZ masih bisa
melakukan kerja sama dengan PT.Showa Mfg. Kondisi aktual
Berdasarakan hasil survey Badan Pusat Statistik pada perusahaan saat ini yaitu belum memenuhi persyaratan ISO
tahun 2016, terdapat 58.359 perusahaan industri kecil di 9001:2015, salah satunya adalah klausul 6.1 mengenai
provinsi Jawa Barat [1]. Dengan banyaknya jumlah tersebut penetapan risiko dan peluang di seluruh proses perusahaan. Hal
Perancangan Proses Menetapkan Risiko dan Peluang Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Pendekatan ISO 31000:2009 Menggunakan Metode Business Process Improvement di CV XYZ
72 Tri Imam Wicaksono, Agus Alex Yanuar, Heriyono Lalu (hal.72 – 81)
itu merupakan bagian penting dari persyaratan, karena dengan kemungkinan kegagalan.Untuk melakukan pengelolaan risiko
mempertimbangkan risiko pada setiap proses, perusahaan bisa perusahaan,terdapat sebuah proses manajemen risiko
mengelola risiko agar tujuan proses dapat tercapai. Selain itu berdasarkan ISO 31000:2009 yaitu salah satunya yaitu risk
perusahaan belum mendokumentasikan dengan baik mengenai assessement , dalam risk assessment terdapat beberapa tahap
pengelolaan risikonya dan tidak terdapat suatu prosedur untuk proses yaitu identifikasi risiko, analisis risiko,dan evaluasi
melakukan manajemen risiko di perusahaan sehingga proses risiko [8]. Selain menggunakan ISO 31000:2009 terdapat juga
manajemen risiko perusahaan tidak terkelola dengan baik. proses manajemen risiko yang disebut 7R dan 4T, yaitu
recognition of risk untuk mengetahui atau mengidentifikasi
II. STUDI LITERATUR risiko yang ada di setiap proses; ranking of risks merupakan
langkah untuk melakukan pengurutan terhadap risiko yang
A. Sistem Mananjemen Mutu akan dilakukan penanganan; responding to risks merupakan
ISO 9001 merupakan sebuah standard internasional yang penanganan terhadap risiko dan terdapat empat
dikeluarkan oleh International Organization for kategori(tolerate,treat,transfer,terminate); resourcing controls
Standardization mengenai sistem manajemen mutu. ISO merupakan pengalokasian sumber daya manusia untuk
9001:2015 adalah versi terbaru dari standard mengenai sistem melakukan kontrol terhadap penanganan yang telah diberikan;
manajemen mutu yang dikeluarkan oleh International reaction planning merupakan fase pemulihan perusahaan
Organization for Standardization. ISO 9001:2015 mempunyai terhadap risiko yang telah terjadi ; reporting on risk merupakan
beberapa perubahan pada prinsipnya berdasarkan sistem laporan yang dibuat sebagai dokumentasi perusahaan mengenai
manajemen mutu.ISO 9001:2015 menggunakan konsep risk manajemen risiko; dan reviewing sebagai tinjauan terhadap
based thinkin, yaitu mengidentifikasi risiko dalam suatu sistem manajemen risiko perusahaan [9].
organisasi sehingga dapat terhindar dari berbagai risiko dalam
menjalankan prosesnya. Selain itu pada ISO 9001:2015 D. Business Process Improvement
menerapkan High Level Structure (HLS) untuk perubahan Business Process Improvement (BPI) merupakan sebuah
strukturnya sehingga terdapat 10 klausul pada ISO metode yang mendesain ulang dari proses bisnis eksisting
9001:2015[6]. untuk mencapai sebuah peningkatan yang signifikan.Metode
BPI yang digunakan pada penelitian ini yaitu tahap apply
B. Perancangan Proses improvement technique. Apply improvement technique
ISO 9001:2015 memberikan himbauan kepada perusahaan merupakan tahap untuk memperbaiki proses.Terdapat enam
agar perusahaan harus menentukan proses yang diperlukan bagi metode untuk memperbaiki proses, yaitu [10]:
sistem manajemen mutu dan penerapannya diseluruh 1. Eliminating bureaucracy
perusahaan.Terdapat ketentuan-ketentuan dalam merancang Menghilangkan kegiatan yang bersifat administratif
suatu proses menurut klausul 4.4.1 ISO 9001:2015, yaitu [6]: dan penggunaan kertas yang tidak diperlukan.
1. Organisasi harus menetapkan masukan yang diperlukan 2. Evaluating value-added activities
dan keluaran yang diharapkan dari proses Mengevaluasi setiap aktivitas dalam proses untuk
2. Menetapkan urutan dan interaksi proses menentukan aktivitas yang mempunyai nilai tambah dan
3. Menetapkan dan menerapkan kriteria, metode (termasuk yang tidak .
pengukuran dan indikator kinerja terkait) yang 3. Eliminating duplication and redundancy
diperlukan untuk memastikan operasi, dan kendali Menghilangkan aktivitas yang sama pada suatu bagian
proses yang efektif proses yang berbeda.
4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan dan 4. Simplifying the process, report, and forms
memastikan ketersediaan. Mengurangi kompleksitas suatu proses, laporan dan
5. Penunjukan tanggung jawab dan wewenang untuk form yang digunakan.
proses tersebut. 5. Reducing cycle time
6. Menangani risiko dan peluang sesuai dengan Menentukan cara untuk mengurangi waktu siklus.
persyaratan dari klausul 6.1, merencanakan dan 6. Applying automation tools
menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Menerapkan peralatan otomatis pada proses,seperti
7. Mengevaluasi metode untuk memantau, mengukur, bila komputer
sesuai, dan mengevaluasi proses dan, jika diperlukan, Selain itu terdapat tiga objektif pada Business Process
perubahan proses untuk mastikan hal tersebut mencapai Improvement (BPI), yaitu [10]:
hasil yang dimaksud. 1. Membuat proses menjadi lebih efektif agar hasil
8. Meningkatkan proses dan sistem manajemen mutu. prosesnya sesuai dengan kemauan pelanggan
2. Membuat proses menjadi lebih efisien dengan
C. Manajemen risiko meminimasi penggunaan sumber daya
Manajemen risiko adalah proses yang bertujuan untuk 3. Membuat proses menjadi adaptif sehingga dapat
membantu organisasi memahami, mengevaluasi, dan berubah mengikuti permintaan pelanggan
mengambil menetapkan semua risiko dengan maksud untuk
meningkatkan probabilitas keberhasilan dan mengurangi
Perancangan Proses Menetapkan Risiko dan Peluang Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Pendekatan ISO 31000:2009 Menggunakan Metode Business Process Improvement di CV XYZ
74 Tri Imam Wicaksono, Agus Alex Yanuar, Heriyono Lalu (hal.72 – 81)
6. Perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap berdasarkan improvement technique yang digunakan pada saat
penanganan risiko memperbaiki proses menetapkan risiko dan peluang:
7. Perusahaan melakukan peninjauan terhadap sistem
manajemen risiko. 1. Automation
Tool ini digunakan pada aktivitas ke-5 pada proses
Hasil dari requirement yang telah diintergasikan dan telah menetapkan risiko dan peluang yang telah di rancang, yaitu
menghasilkan gap merupakan masukan untuk membuat ketika melakukan assessment risiko. Pada aktivitas ke-5
perancangan proses menetapkan risiko dan peluang, sehingga melakukan identifikasi risiko, nilai risiko, dan juga tindakannya
pada proses tersebut telah memenuhi ISO 9001:2015 klausul secara manual. Untuk menghemat biaya perusahaan dalam
6.1, ISO 31000:2009, dan teori manajemen risiko. pengeluaran kertas, maka sebaiknya perusahaan menggunakan
bantuan sistem informasi. Aplikasi berbasis web yaitu Joget
C. Proses Bisnis Menetapkan Risiko dan Peluang Workflow merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan
Dalam melakukan perancangan proses dilakukan perusahaan, dimana setiap unit perusahaan akan melakukan
penetapan urutan aktivitas didalam proses tersebut, kemudian pengisian melalui form yang ada pada aplikasi tersebut. Dengan
ditentukan sumber daya sebagai penanggung jawab pada setiap menggunakan aplikasi berbasis web akan memudahkan
aktivitas tersebut. Tabel I merupakan hasil rancangan urutan perusahaan dalam melakukan input data, kemudian perusahaan
proses berdasarkan requirement. juga bisa melakukan update data jika terdapat perubahan atau
penambahan.Fitur lainnya adalah terdapat laporan mengenai
TABEL I risiko yang telah di input berbentuk diagram, sehingga akan
PROSES BISNIS BERDASARKAN REQUIREMENT memudahkan perusahaan dalam melakukan pelaporan risiko
No. Aktivitas Pemilik Proses yang berada di unit masing-masing.Keuntungan lainnya ialah
Melakukan perencanan pelaksanaan manajemen Direksi dan Bag.Quality
1
risiko perusahaan Control
dokumen tidak mudah hilang dan juga tercecer, sehingga
Direksi dan Unit Kerja pendokumentasian dapat terstruktur secara rapi.
2 Melakukan koordinasi
Terkait
3 Menentukan konteks dan stakeholder
Direksi dan Unit Kerja 2. Simplifying
Terkait Perbaikan yang dilakukan dengan tool ini yaitu pada
4 Melakukan persiapan self assessment Unit Kerja Terkait
5 Melakukan self assessment risiko Unit Kerja Terkait
aktivtas ke-2, ke-3, ke-5, dan ke-6 pada proses menetapkan
Melakukan pengambilan keputusan dan Unit Kerja Terkait risiko dan peluang yang telah di rancang, karena pada aktivitas
6
penanganan risiko tersebut terdapat penggunaan form dan terdapat aktivitas yang
7 Melakukan monitoring dan kaji ulang risiko
Unit Kerja Terkait dan memiliki penanggung jawab yang sama. Sehingga diusulkan
Bag.Quality Control untuk menggunakan form yang dirancang yang ringkas agar
8 Membuat laporan hasil audit penanganan risiko Unit Kerja Terkait
Direksi dan Unit Kerja
mengurangi kompleksitas dari penggunaan form tersebut.
9 Melakukan tinjauan manajemen risiko Selain itu untuk aktivitas yang memiliki penanggung jawab
Terkait
10 Melakukan perbaikan
Direksi dan Bag.Quality yang sama, aktivitas tersebut digabungkan sehingga terlihat
Control ringkas.
Kemudian menentukan kriteria proses sebagai indikator E. Hasil Rancangan Proses dengan Kesesuian Gap Analysis
apakah proses tersebut berjalan baik atau tidak. Kriteria pada Perancangan proses menetapkan risiko dan peluang dibuat
proses tindakan untuk menangani risiko dan peluang adalah berdasarkan gap analysis. Gap analysis tersebut yaitu
efektivitas penanganan risiko pada setiap proses yang membandingkan antara kondisi aktual dengan requirement ISO
ditangani. Tabel II merupakan kriteria pada proses. 9001:2015 klausl 6.1, requirement ISO 31000:2009, dan
requirement manajemen risiko berdasarkan teori. Dari
TABEL II perbandingan tersebut terdapat tujuh gap, sehingga proses yang
KRITERIA PROSES
Frekuensi dirancang berdasarkan tujuh gap tersebut. Untuk mengetahui
Kinerja Indikator Kinerja Kriteria kesesuaian hasil rancangan yang telah dibuat, maka dilakukan
Pengukuran
Efektivitas
Ep=(Jumlah penanganan dengan
pemeriksaan kesesuaian hasil rancangan proses dengan hasil
penanganan risiko gap analysis. Tabel III merupakan kesesuaian gap analysis
hasil efektif / Jumlah proses yang EP>90% 6 bulan sekali
pada setiap proses
yang ditangani
ditangani) x 100% dengan hasil rancangan proses.
Penerapan P=(Jumlah unit yang menangani
manajemen risiko risiko / Jumlah unit di P=100% 6 bulan sekali F. Rancangan Standard Operating Procedure Menetapkan
di setiap unit perusahaan) x 100% Risiko dan Peluang
Hasil rancangan standard operating procedure
D. Hasil Rancangan Proses dengan Melakukan Perbaikan menetapkan risiko dan peluang merupakan output yang
Menggunakan Metode Business Process Improvement dihasilkan setelah dilakukan perancangan proses menetapkan
Pada proses menetapkan risiko dan peluang dilakukan risiko dan peluang. Proses menetapkan risiko dan peluang
perbaikan menggunakan metode BPI. Berikut ini tools didokumentasikan menjadi sebuah standard operating
procedure yang berguna sebagai langkah-langkah atau panduan
Perancangan Proses Menetapkan Risiko dan Peluang Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Pendekatan ISO 31000:2009 Menggunakan Metode Business Process Improvement di CV XYZ
76 Tri Imam Wicaksono, Agus Alex Yanuar, Heriyono Lalu (hal.72 – 81)
Necessity," Procedia - Social and Behavioral Sciences, [10] B. Andersen, Business Process Improvement Toolbox
vol. 58, pp. 1466-1475, 2012. Second Edition, Milwaukee: ASQ Quality Press, 2007.
[3] L. Miguel, "ISO 9001 Quality Management Systems [11] Khairunnisa, S., Widaningrum, S., & Lalu, H. (2016).
through the Lens," Quality Access to Success, vol. 16, pp. PERANCANGAN SOP AUDIT INTERNAL
54-59, 2015. BERDASARKAN INTEGRASI ISO 9001:2015
[4] D. V. B. Durai Anand Kumar, "A Study on ISO 9001 (KLAUSUL 9.2) DAN ISO 14001:2015 (KLAUSUL
Quality Management System," Global Journal of 9.2) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO
Management and Business Research, vol. 1, no. 9, pp. MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV
43-49, 2011. XYZ. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 3(02),
38-46.
[5] J. PLURA, "CONTINUAL IMPROVEMENT WITHIN
THE QUALITY," KVALITA INOVÁCIA PROSPERITA, [12] Farhana, N., Widaningrum, S., & Lalu, H. (2016).
vol. 4, pp. 13-22, 2000. PERANCANGAN SOP MANAGEMENT REVIEW
BERDASARKAN INTEGRASI ISO 9001:2015
[6] B. S. Nasional, "Sistem Manajemen Mutu ISO
(KLAUSUL 9.3) DAN ISO 14001:2015 (KLAUSUL
9001:2015," 2015.
9.3) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO
[7] S. Hery, Manajemen Risiko Bisnis, Jakarta: PT Grasindo, MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV
2015. XYZ. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 3(03),
[8] The University of Adelaide , "Risk Management 39-47.
Framework," Annals of Physics, p. 258, 2009.
[9] P. Hopkin, Fundamental Of Risk Management, Kogan
Page Limited, 2010.
Mulai
Unit Kerja Terkait 4.a. Setiap Unit Kerja Terkait melakukan self 3.a. Sasaran setiap proses
assessment risiko yang telah dilampirkan pada unit kerja
langkah-langkahnya pada lampiran SOP perusahaan
Melakukan Self Assessment Risiko 4.b. Setiap Unit Kerja Terkait menentukan 3.b.Form Risk Registration
keputusan dan penanganan terhadap risiko 3.c. Risk Register
yang akan terjadi di unit kerjanya
Perancangan Proses Menetapkan Risiko dan Peluang Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Pendekatan ISO 31000:2009 Menggunakan Metode Business Process Improvement di CV XYZ
78 Tri Imam Wicaksono, Agus Alex Yanuar, Heriyono Lalu (hal.72 – 81)
PROSEDUR MENETAPKAN RISIKO DAN PELUANG (2)
Direksi dan Unit Kerja Terkait 7.a. Direksi menerima laporan hasil audit 6.Laporan Hasil Audit
7.b. Direksi mengundang setiap pimpinan Unit
Kerja untuk dilakukan review setiap akhir
Melakukan tinjauan manajemen
risiko tahun
7.c. Direksi dan setiap pimpinan Unit Kerja
memberikan feedback terhadap pelaksanaan
manajemen risiko di perusahaan
Direksi dan Bag. Quality Control 8. Direksi dibantu Bag, Quality Control
melakukan perbaikan atas pelaksanaan
manajemen risiko di perusahaan
Melakukan perbaikan
berdasarkan feedback yang diberikan
Selesai
Perancangan Proses Menetapkan Risiko dan Peluang Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 6.1 Dengan
Pendekatan ISO 31000:2009 Menggunakan Metode Business Process Improvement di CV XYZ
80 Tri Imam Wicaksono, Agus Alex Yanuar, Heriyono Lalu (hal.72 – 81)
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri
Volume 3, Nomor 4, Oktober 2016 81