Anda di halaman 1dari 8

Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No.

2, Juli 2018, pp. 265–272

Perancangan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:2015 dan FSSC


22000 di PT Hapete Surabaya

Descelly Cristiani1, Jani Rahardjo2

Abstract: PT Hapete is a manufacture company which specializes in production yarn for


industrial manufacture who apply ISO 9001 and FSSC 2200 to maintain the safety and
quality of their product. The purpose of this reasearch is to design the risk assesment to
complete the requirement of ISO 9001:2015 and FSSC 22000. Risk analysis designing
uses Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, for ISO 9001:2015 will be
implemented in all departements, and for FSSC 22000 will be implemented in
departements who producing food grade product. Risk analysis was conducted in 20
departements, and found 1054 possible risk. Three of the 1054 risk found were classified
into high risk categories. The three risk that are high risk is dirty yarn on the winding
division, the number of customer payments that do not match the amount of billing, and
mistakes in making delivery order. The overall suggested mitigation plan is to
communicate with related parties to get decision together, so the problem can be solved.
PT.Hapete needs to focus on the risk in the departement which is directly related to
product, cash flow, dan customers sastifaction. For food grade products supervision
needs to be done on the delivery process.

Keywords: ISO 9001:2015, Management System, FSSC 22000, Risk Analysis.

Pendahuluan Metode Penelitian

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah Bagian ini berisi mengenai penjelasan metode atau
membentuk perdagangan bebas diseluruh langkah-langkah kerja yang dilakukan mulai dari
kawasan Asia Tenggara, yang menyebabkan langkah awal hingga langkah akhir dalam
persaingan usaha menjadi semakin meningkat. penelitian ini.
Bersaing dengan para pesaing dari luar negeri
bukanlah suatu hal yang mudah, suatu produk International Organization for Standarization
harus memiliki spesifikasi dan kualitas yang (ISO)
sesuai dengan standar yang dimiliki oleh International Organization for Standarization (ISO)
negara tersebut. International Organization for merupakan badan standar dunia yang dibentuk
Standardization (ISO) adalah sebuah lembaga untuk meningkatkan perdagangan internasional
yang menetapkan standar-standar industri yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa.
secara internasional. ISO 9001 merupakan Menurut Suardi [1] tujuan dari didirikannya ISO
suatu standar dunia dalam bidang sistem adalah untuk meningkatkan standar perdagangan
manajemen mutu. ISO 9001 versi 2015 barang dan jasa internasional, dan meningkatkan
menerapkan sebuah pemikiran berbasis risiko, kerjasama di bidang intelektual, pengetahuan,
dimana suatu organisasi diminta memikirkan teknologi dan aktivitas ekonomi serta untuk
setiap risiko yang mungkin terjadi dalam setiap memudahkan perdagangan internasional dengan
kegiatan. Pemikiran tersebut juga diterapkan menyediakan satu kumpulan standar agar
pada standar keamanan pangan FSSC 22000. masyarakat dunia mengakui dan mematuhinya.
Sebagai perusahaan yang menerapkan standar
tersebut, PT.Hapete menerapkan pemikiran ISO 9001:2015
berbasis risiko tersebut dalam bentuk analisa ISO 9001 adalah sebuah standar internasional di
risiko pada setiap kegiatan di perusahaan. bidang sistem manajemen kualitas. Standar ini
berisi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
dalam penerapan sistem manajemen mutu. Sistem
1,2Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, manajemen kualitas adalah sebuah sistem yang
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya mencakup seperangkat proses yang mengubah
60236. Email: Descellycristiani@gmail.com, Jani@petra.ac.id
input menjadi output menurut Dale [2].

265
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Menurut Gasperz [3] Sistem manajemen mutu kemungkinan risiko dengan menggunakan
internasional ISO 9001 disusun berlandaskan metode risiko standar.
delapan prinsip manajemen mutu yaitu: 3. Memprioritaskan dan menggolongan risiko:
 Fokus pelanggan: Fokus utama manajemen Risiko yang telah dianalisa kemudian
mutu adalah untuk dapat memenuhi dan digolongkan dalam beberapa aspek mulai dari
melampaui harapan pelanggan. risiko yang memiliki pengaruh paling besar
 Kepemimpinan: Pemimpin menetapkan dan hingga pengaruh yang tidak signifikan bagi
menyatukan tujuan, arahan, dan melakukan organisasi terkait.
koordinasi agar mencapai sasaran.
 Keterlibatan orang : Sumber daya manusia Food Safety System Certification 22000
yang dimiliki harus memiliki kompetensi, Food Safety System Certification 22000 (FSSC
mampu diberdayakan, dan mau melibatkan 22000) merupakan suatu skema sistem sertifikasi
diri. Keterlibatan semua orang dari semua yang diprakarsai oleh GFSI (Global Food Safety
tingkatan, adalah hal yang penting untuk Inisiative) yang ditujukan bagi kalangan atau
menambah kapabilitas organisasi dalam pelaku bisnis dalam rantai industry pangan. FSSC
menciptakan dan memberikan nilai. 22000 merupakan sebuah sertifikasi sistem
 Pendekatan proses : Hasil yang dapat manajemen keamanan pangan yang mendefinisikan
diprediksi dan konsisten akan tercapai lebih persyaratan untuk proses terintegrasi yang bekerja
efektif dan efisien jika semua aktifitas dapat sama untuk mengendalikan dan meminimalkan
dikelola sebagai suatu proses yang saling bahaya keamanan pangan. FSSC 22000 merupakan
berkaitan dalam suatu sistem yang utuh. penerapan dari ISO 22000 yang dilengkapi dengan
 Pendekatan sistem terhadap manajemen: PAS 223. Sistem ini diakui secara internasional
Sistem yang dibuat dalam suatu organisasi untuk memastikan keamananan produk pangan
harus disesuaikan dengan keadaan suatu yang dihasilkan.
manajemen perusahaan tersebut.
 Improvement : Organisasi-organisasi yang Threat Assessment Critical Control
sukses selalu fokus terhadap perbaikan Threat Assessment Critical Control Point
 Keputusan berdasarkan fakta : Keputusan (TACCP) merupakan bagian dari manajemen
yang diambil dalam suatu organisasi harus keamanan terhadap peningkatan kecurangan
diambil berdasarkan fakta yang ada. makanan. Manajemen risiko TACCP secara
 Hubungan manajemen : Kesuksesan suatu sistematis melalui evaluasi ancaman (threats),
organisasi dapat dipertahankan dengan identifikasi vulnerability, dan penerapan
mengelola hubungannya dengan pihak-pihak pengendalian terhadap bahan dan produk.
yang berkepentingan diantaranya adalah Menurut PAS 96 [5], TACCP dapat dilakukan
para pemasoknya. dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi ancaman spesifik terhadap
bisnis perusahaan.
ISO 9001 dalam perjalanannya telah beberapa
2. Mengakses peluang suatu serangan dengan
kali mengalami perubahan, versi terbaru dari
mempertimbangkan: motivasi, kemungkinan
ISO 9001 adalah versi 2015 dimana pada versi
penyerang, kesempatan, dan kemampuan
ini dilakukan penerapan pemikiran berbasis
untuk melakukan serangan.
risiko untuk mencapai suatu sistem manajemen
3. Memberikan prioritas pada suatu ancaman
mutu yang efektif.
dengan melihat dampak dan keseringan.
4. Menetapkan pengendalian yang tepat untuk
Manajemen Risiko
menghalangi (discourage) penyerang dan
Menurut Merna [4] risiko sering dihubungkan
membuat early warning.
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk
5. Memelihara sistem informasi dan intelijen
yang tidak terduga, oleh karena itu dibutuhkan
untuk merevisi prioritas.
metode untuk mengidentifikasi risiko yang
Menurut PAS 96, terdapat enam jenis ancaman
dapat terjadi dalam prosedur-prosedur dalam
dalam risiko TACCP yaitu:
suatu organisasi. Langkah-langkah untuk dapat
 Pemalsuan bermotif ekonomi (Economically
melakukan manajemen risiko adalah:
motivated adulteration/EMA)
1. Identifikasi kemungkinan risiko: Melakukan
 Kontaminasi karena unsur kejahatan
identifikasi risiko yang dapat mempengaruhi
(Malicious contamination)
tujuan organisasi, penjadwalan, biaya, dan
 Pemerasan (Extortion)
kualitas dari organisasi terkait
 Spionase (Espionage)
2. Menganalisa risiko: Analisa risiko dilakukan
 Pemalsuan (Counterfeiting)
dengan melakukan pengamatan pada tiap-tiap
 Kejahatan cyber (Cyber crime)
266
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Dalam analisa TACCP terdapat beberapa jenis  Occurence : Suatu tingkat probabilitas atau
penyerang yang perlu diwaspadai dalam peluang terjadinya kegagalan. Probabilitas
pelaksanaan suatu serangan. Jenis-jenis terjadinya kegagalan diukur berdasarkan
penyerang yang perlu diwaspadai adalah: estimasi jumlah kegagalan secara kumulatif.
- Pemeras (the extortionist) Semakin kecil nilai occurence, maka semakin
- Oportunis dan Ekstrimsi (the opportunis and kecil peluang kegagalan tersebut terjadi.
the extremist)  Detection: Merupakan suatu peluang untuk
- Perorangan yang tak rasional (the irrational mendeteksi kegagalan. Semakin kecil nilai
individual) detection, maka semakin mudah suatu
- Perorangan yang tidak puas (the disgruntled kegagalan dideteksi.
individual)
- Hackivist dan penjahat cyber lainnya (the Hasil dan Pembahasan
hacktivist and other cyber criminals)
Analisa risiko dalam penelitian ini dibagi menjadi
Vulnearbility Assesment and Critical dua bagian yaitu analisa risiko berbasis ISO
Contol Points 9001:2015 dan analisa risiko berbasis FSSC 22000.
Vulnearbility Assesment and Critical Contol Pembuatan analisa risiko diawali dengan
Points (VACCP) adalah sebuah analisa risiko pembuatan skala penilaian dan pengelompokan
yang berfokus pada penipuan makanan, dan jenis risiko. Analisa risiko kemudian dilakukan pada
memperluas ruang lingkup untuk pencegahan tiap prosedur yang terdapat pada setiap divisi untuk
dari potensi pemalsuan makanan, dengan analisa risiko ISO 9001:2015 dan untuk FSSC 22000
mengidentifikasi titik-titik rentan dalam rantai analisa risiko dilakukan pada proses-proses food.
pasokan. VACCP sejatinya dipusatkan pada Hasil dari analisa risiko kemudian akan diurutkan
pengendalian dan pencegahan penipuan sesuai prioritasnya dan diverifikasi pada pihak
makanan yang disengaja dan tidak disengaja. terkait untuk dibuatkan rencana mitigasi atau
Penipuan dapat berupa penggantian bahan tindakan pencegahan. Analisa risiko berbasis FSSC
tidak standar (substitusi produk), identitas 22000 diawali dengan melakukan analisa terhadap
keterangan yang salah dan pernyataan palsu proses produksi produk-produk food grade dengan
atau menyesatkan untuk keuntungan ekonomi membuat flowchart proses produksi produk food.
yang dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat, gangguan produk, pelabelan palsu, Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:2015
barang curian, dan lain-lain. TACCP dan Analisa risiko berbasis ISO 9001:2015 dilakukan
VACCP berjalan beriringan dalam usaha untuk dengan mengidentifikasi risiko yang mungkin
menjaga keaslian produk. Keduanya dirancang terjadi pada 42 prosedur dari 20 departemen yang
untuk memperbaiki pengaturan dalam ada di PT Hapete. Penilaian analisa risiko
mencegah pemalsuan makanan yang disengaja. dilakukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Tabel 1. Skala Penilaian Indikator Severity
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Nil Fre- Keterangan
adalah suatu metode yang dilakukan untuk ai kuensi Dampak Finansial Dampak pada Proses
mengetahui bagian mana dari suatu proses Tidak Tidak memiliki Efek yang diberikan
1
yang berpotensi terjadi kegagalan, serta signifikan dampak finansial dapat diabaikan
dampaknya pada pelanggan bila risiko tersebut Tidak
Mengganggu
tidak dicegah atau dikoreksi menurut Crow [6]. menimbulkan
pengerjaan sistem,
Menurut Statmis [7], FMEA umumnya memiliki kerugian finansial,
2 Minor sistem mengalami
namun berdampak
tiga indikator yang berpengaruh. Ketiga faktor penurunan kinerja
bagi nama baik
tersebut akan menghasilkan nilai risk priority perusahaan
secara bertahap
number (RPN) yang menunjukkan prioritas dari Tidak Sistem beroperasi
sebuah risiko, semakin tinggi nilai RPN yang menimbulkan dan namun
didapatkan maka semakin diprioritaskan risiko 3 Mode-rate
kerugian, namun mengalami
tersebut untuk diselesaikan. Ketiga indikator pelanggan kecewa penurunan performa
tersebut adalah : Menimbulkan Sistem operasi
 Severity: Suatu tingkat keparahan atau 4 Mayor kerugian kecil bagi terganggu, operasi
dampak yang ditimbulkan suatu kegagalan. perusahaan selanjutnya tertunda
Semakin kecil nilai severity, semakin kecil Menimbulkan Sistem tidak dapat
tingkat kerusakan yang ditimbulkan, begitu kerugian yang beroperasi, operasi
5 Fatal
besar bagi selanjutnya
pula sebaliknya.
perusahaan terganggu

267
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Tabel 2. Skala Penilaian Indikator Likelihood


Nil Fre- Keterangan Hasil analisa risiko 42 prosedur dari 20 departemen
ai kuensi Keseringan Kemungkinan didapatkan 1054 risiko yang mungkin terjadi di
1 Jarang Terjadi paling Tidak mungkin PT.Hapete yang terdiri dari 886 risiko yang
Sekali tidak 1x dalam terjadi tergolong low risk, 143 risiko yang tergolong medium
beberapa bulan risk, dan 3 risiko yang tergolong high risk.
2 Jarang Terjadi paling Kemungkinan Rangkuman hasil analisa risiko dari setiap
tidak 1x dalam kecil terjadi
departemen dapat dilihat di Tabel 4.
sebulan
3 Sedang Terjadi paling Kemungkinan
tidak sekali terjadi dan tidak Tabel 4. Daftar Hasil Penilaian Risiko
Tot
dalam 2-3 terjadi sama Dept Jenis Total Dept Jenis
al
minggu Low Risk 46 Low Risk 16
4 Sering Terjadi paling Kemungkinan Medium Medium
2 6
1x dalam satu besar terjadi Doubling Risk PPIC Risk
minggu High risk 0 High risk 0
5 Sangat Terjadi paling Sangat mungkin Low Risk 53 Low Risk 30
Sering tidak 1x sehari pasti terjadi Medium Medium
Twistting 6 IFG 6
Risk Risk
High risk 0 High risk 1
Penilaian skala keparahan dilihat berdasarkan Low Risk 32 Low Risk 37
dampak pada proses dan dampak finansial yang Winding
Medium
25 IMS
Medium
7
dihitung dari rasio kerugian dari jumlah transaksi Risk Risk
High risk 1 High risk 0
yang dilakukan. Skala penilaian likelihood dinilai Low Risk 13 Low Risk 86
berdasarkan konsistensi kegiatan. Untuk kegiatan Packing
Medium
1
RnD and Medium
6
Risk QC Risk
yang dilakukan setiap saat menggunakan penilaian High risk 0 High risk 0
keseringan, sedangkan kegiatan yang dilakukan Low Risk 37 Low Risk 69
sesekali dihitung dari frekuensi historis kegagalan. Human Medium
Medium 4
PPMF 5
Risk Resource Risk
Tabel 3. Kriteria Penilaian Risiko High risk 0
High risk 0
Jenis Tingkat Resiko Tindakan yang
Low Risk 32 Low Risk 48
Resiko (RPN) dibutuhkan
Low 1-5 Tidak diperlukan Medium
Medium Purchasing 8
Vihicle 2
tindakan tambahan, Risk Risk
namun perlu terus High risk 0 High risk 0
dipantau Low Risk 28
Low Risk 90
Medium 6 – 14 Tidakan pengendalian
Medium
resiko harus Maint- Medium
6 Marketing 2
enance Risk Risk
ditetapkan dan resiko
akhir dinilai kembali High risk 0 High risk 0
High 15-25 Tindakan Low Risk 32 Low Risk 110
pengendalian resiko Medium
Medium
harus diambil untuk IT Risk
3 Hygiene Risk
12
mengurangi resiko
High risk 0 High risk 0

Kriteria penilaian risiko terbagi menjadi 3 kategori Low Risk 86 Low Risk 21
yaitu kategori low risk, medium risk dan high risk. Electrical
Documen Medium
& Medium 5
Prioritas pembuatan rencana mitigasi dilakukan Mechani Risk
6
Control Risk
pada risiko yang tergolong high risk, namun bila cal
High risk 0
High risk 0
suatu departemen tidak memiliki risiko yang
Low Risk 6 Low Risk 31
tergolong high risk, maka rencana mitigasi dibuat Finnance
Medium
untuk risiko yang tergolong medium risk. Risiko & Medium
27 MR 8
Accounti Risk Risk
yang memiliki tingkat severity lima maka akan ng
High risk 0
secara otomatis tergolong dalam kategori high risk. High risk 1

268
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Gambar 1. Contoh analisa risiko ISO 9001:2015

Contoh perancangan analisa risko dapat dilihat Risiko departemen produksi yang lain adalah
pada Gambar 1. Hasil perancangan analisa risiko order sisipan yang menyebabkan mesin harus
pada departemen HRD adalah karyawan tidak dicut untuk memproduksi produk lain. Hal ini
dapat promosi jabatan karena kepala bagian tidak membuat down time mesin meningkat. PPIC
ingin melepaskan staffnya. Komunikasi bersama- disarankan untuk memastikan kembali jadwal
sama dengan karyawan dan kepala divisi agar pekerjaan yang diberikan kepada produksi di
penempatan personil maksimal disarankan bagi hari sebelumnya. Risiko terkait kualitas produk
pihak HRD. Risiko kedua adalah jadwal pelatihan terjadi karena kotoran dan menyebabkan waste.
karyawan terbentur dengan jadwal kerja. Rencana Pembersihan disarankan agar dilakukan secara
mitigasi yang disarankan pelatihan dilakukan konsisten. Divisi packing, berisiko menerima
diluar jam kerja atau pelatihan dilakukan jumlah barang yang tidak sesuai karena proses
bergantian. Risiko lainnya adalah hasil penilaian pelaporan yang terlambat. Departemen packing
karyawan yang dilakukan disetiap periode sama. dapat meminta laporan di hari yang sama
Departemen QC dan RnD memiliki 92 risiko sebagai crosscheck. Risiko departemen PPMF
yang mungkin terjadi. Risiko yang terjadi pada terjadi karena kelancaran mesin terhambat.
departemen RnD adalah permasalahan terkait Perawatan dan perbaikan mesin disarankan
kelengkapan spesifikasi permintaan sample. untuk dilakukan lebih intensif. Departemen
Spesifikasi permintaan sample didapatkan dari PPMF memiliki tumpukan produk reject yang
pihak Marketing dinilai kurang lengkap membutuhkan banyak tempat, penataan dapat
sehingga RnD kesulitan membuat sampel. diperbaiki dan benang slow moving dapat
Pihak RnD disarankan untuk membuat form segera ditindaklanjuti.
spesifikasi yang berisi data yang dibutuhkan Departemen Pergudangan memiliki risiko yang
departemen RnD untuk diisi langsung oleh terkait proses penataan produk yang kurang
pihak customer sehingga tepat sasaran. baik sehingga menghambat proses pengambilan
Risiko pada departemen QC adalah risiko barang. Penempatan produk dibuatkan rak
mengenai ukuran twist per inch (TPI) dan yang sistematis dan diberikan identitas lengkap
kekuatan benang yang tidak stabil, yang akan sehingga mempermudah pencarian produk.
mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Risiko yang rawan terjadi pada departemen
TPI dan strength yang tidak stabil disebabkan F&A adalah mengenai proses terkait hutang-
oleh bahan baku atau settingan mesin, pihak piutang dan pembayaran. Risiko yang tergolong
QC disarankan untuk berkoordinasi dengan high risk pada departemen F&A adalah nominal
maintenance untuk melakukan setting ulang jumlah pembayaran custmer tidak sesuai,
atau mengecek bahan baku. Bila risiko terus karena konsinyasi pihak customer. Pembayaran
berlanjut, disarankan menghentikan proses yang tidak sesuai akan mengganggu cash flow
produksi dan melakukan setting ulang agar perusahaan, sehingga disarankan pengiriman
waste produksi tidak bertambah. dilakukan suai kebutuhan customer.
Departemen produksi memiliki tiga risiko pokok Jadwal perbaikan dan perawatan departemen
yang berhubungan dengan orang, mesin, dan maintenance tidak berjalan dengan baik karena
produk. Risiko pertama terkait dengan jumlah dirasa kekurangan anggota, jadwal perawatan
pekerja pada bagian produksi. Jumlah pekerja disarankan untuk didistribusikan agar dapat
pada tiap shift tidak seimbang sehingga bila berjalan dengan maksimal. Departemen MR
terdapat pekerja yang tidak masuk dapat beresiko terjadi ketidaksesuaian prosedur yang
mempengaruhi proses produksi. Mitigasi yang menyebabkan permasalahan terulang, sehingga
disarankan adalah menggunakan tenaga kerja solusinya adalah melakukan koordinasi dengan
yang multiguna. pihak produksi mengenai ketidakseusian

269
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

produk yang terjadi. Risiko pada dokumen DC Perancangan TACCP


terjadi pada proses penarikan dokumen yang Threat Assesment Critical Control Point (TACCP)
sudah tidak terpakai yang harus ditingkatkan adalah analisa risiko untuk pengendalian dan
pengendaliannya. pencegahan penipuan produk-produk makanan.
Penilaian TACCP dilakukan menggunakan dua
Analisa Risiko Berbasis FSSC 2200 indikator penilaian yaitu likelihood dan severity.
Penilaian Analisa risiko berbasis FSSC 22000 Kriteria penilaian indikator TACCP dan
dilakukan dalam dua analisa yaitu TACCP dan kategorinya dapat dilihat pada Tabel dibawah.
VACCP. Analisa risiko diawali dengan melakukan
identifikasi terhadap proses-proses yang rawan pada Tabel 4. Penilaian Indikator Likelihood TACCP
proses pembuatan produk food. Proses tersebut Keterangan
dijabarkan pada Gambar 2. Nilai Frekuensi Tingkat Kejadian Kemungkinan
Terjadi
Sangat jarang Tidak terjadi dalam Cenderung tidak
1
terjadi 5 tahun terakhir mungkin terjadi
Pernah terjadi
Mungkin Kemungkinan kecil
2 dalam 3 tahun
terjadi terjadi
terakhir
Kemungkinan
Kadang Terjadi dalam 1
3 terjadi dan tidak
terjadi tahun terakhir
terjadi sama
Terjadi dalam 6 Kemungkinan
4 Sering terjadi
bulan terakhir besar terjadi
Terjadi hampir
Sangat jarang Sangat mungkin
5 setiap bulan atau
terjadi pasti terjadi
setiap hari

Tabel 5. Penilaian Indikator Likelihood TACCP


Keterangan
Nilai Keparahan Dampak Pada Dampak Pada
Gambar 2. Flowchart produk food Perusahaan Produk
Tidak berdampak Tidak berdampak
1 Minor
pada perusahaan pada kesehatan
Terdapat enam proses khusus yang dilakukan Tidak
Menyebabkan
untuk produk food grade di PT.Hapete. Proses menimbulkan
gangguan
Pembelian bahan baku diawali dengan memilih kerugian, namun
2 Some kesehatan ringan
memiliki dampak
supplier yang memenuhi spesifikasi produk dan (sakit perut, pusing,
tehadap reputasi
sertifikasi yang dibutuhkan. Supplier tersebut mual)
perusahaan
akan dievaluasi dan diaudit secara berkala. Menyebabkan
Menimbulkan
Proses kedua adalah penerimaan dan kerugian kecil dan
gangguan
kesehatan
penyimpanan bahan. Barang yang datang 3 Significant mempengaruhi
berkelanjutan
diinspeksi kualitas barang dan kendaraan reputasi
(harus dirawat
pengangkut. Penyimpanan bahan diletakkan di perusahaan
dirumah sakit)
tempat yang bersih dan akses masuknya Menimbulkan
Menyebabkan
dibatasi. Penempatan bahan diletakkan jauh gangguan
kerugian kecil &
4 Major kesehatan fatal
dari tempat benda berbahaya seperti produk merusak reputasi
(membahayakan &
kimia, dan racun. Suhu ruangan penyimpanan perusahaan
mengancam jiwa)
bahan baku juga harus dikontrol agar bahan Menimbulkan
Menyebabkan
baku bebas dari jamur dan bakteri. kerugian &
5 Catastrophic kematian bagi
merusak reputasi
Proses produksi produk food grade dilakukan perusahaan
pengguna
secara terpisah di ruangan yang bersih dan
terkontrol serta dilakukan pembatasan akses Tabel 6. Kriteria Penilaian Risiko TACCP
masuk untuk karyawan-karyawan tertentu. L S 1 2 3 4 5
Penggunaan alat-alat dan bahan untuk proses Moderate Very high Very high Very high
5 High risk
produksi juga merupakan alat dan bahan yang risk risk risk risk
aman untuk produk food. Inspeksi dilakukan Moderate Very high
4 Low risk High risk High risk
risk risk
pada produk selama proses produksi dan Negligible Moderate Moderate
produk jadi. Penyimpanan produk jadi harus 3 Low risk High risk
risk risk risk
dijaga kebersihannya. Tempat penyimpanan Negligible Moderate
2 Low risk Low risk High risk
produk dikendalikan suhunya agar produk- risk risk
produk food grade tidak berjamur, dan akses Negligible Negligible Moderate Moderate
1 Low risk
risk risk risk risk
masuk dibatasi dan dipantau.

270
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Gambar 3. Contoh analisa TACCP

Terdapat lima tingkat keparahan pada analisa Tabel 8. Skala Penilaian Indikator
risiko TACCP. Tingkat risiko negligible dan low risk Contributing Factor VACCP
tidak memiliki dampak yang terlalu besar bagi
perusahaan, sehingga rencana mitigasi hanya perlu
dilakukan pada risiko yang tergolong moderate risk,
high risk, dan very high risk. Tingkat keparahan
suatu risiko dilihat berdasarkan tingkat keseringan
dan keparahan suatu risiko. Gambar 3 merupakan
contoh analisa TACCP. Pada proses pemilihan
supplier risiko yang mungkin terjadi adalah bahan
baku yang dibeli tidak memenuhi standar
keamanan pangan. Nilai keseringannya adalah satu
dan keparahannya adalah 2 karena hal tersebut
dapat tersaring di bagian pembelian. Kedua nilai ini
mengacu pada kategori negligible risk. Risiko
tersebut tidak memerlukan rencana mitigasi karena
tidak berdampak terlalu fatal.

Perancangan VACCP
Analisa risiko VACCP dilakukan menggunakan
metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) dengan menggunakan dua indikator Tabel 9. Kriteria Penilaian Risiko VACCP
yaitu contributing factor atau faktor yang S L 1 2 3 4 5
mempengaruhi suatu ancaman dan potential 1 Low Low Low Low Medium
impact atau dampak dari ancaman tersebut 2 Low Medium Medium Medium High
terhadap perusahaan. Penilaian dampak dinilai 3 Low Medium Medium High High
berdasarkan dampak finansial perusahaan dan
4 Low Medium High High High
dampak dalam keamanan pangan. Kedua nilai
5 Low High High High High
tersebut kemudian akan digunakan sebagai
acuan dalam penentuan kriteria risiko yang
dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9. Terdapat lima penilaian indikator dampak dan
indikator potential impact. Penilaian faktor
Tabel 7. Penilaian Indikator Dampak VACCP potential impact dinilai berdasarkan dampak
Nilai Food Safety Economy Impact yang dihasilkan terhadap keamanan pangan,
High Non food grade, risiko Kerugian besar dan dampak ekonomi. Penilaian contributing
(5) tidak diketahui bagi perusahaan factor dilakukan berdasarkan lima faktor yaitu
Medium Non food grade, risiko Kerugian kecil strategi audit, hubungan supplier, histori
high (4) diketahui bagi perusahaan supplier, pengecekan spesifikasi, dan frekuensi
Medium Food grade, diketahui Operasional pengetesan. Kedua indikator tersebut
(3) beberapa risiko terganggu digunakan dalam pengelompokan risiko yang
Operasional dibagi menjadi tiga golongan yaitu low risk,
Medium Food grade, risiko medium risk, dan high risk. Rencana mitigasi
low (2)
terganggu
diketahui
sebagian dilakukan untuk risiko dengan kategori
Food grade, dipastikan
Ballance sheet medium risk dan high risk, sedangkan kategori
low (1) tidak low risk tidak perlu dilakukan rencana mitigasi
aman
terpengaruh karena tidak berdampak secara signifikan.

271
Cristiani., et al. / Penyusunan Analisa Risiko Berbasis ISO 9001:20015 dan FSSC 22000 / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 265–272

Contributing
Step From Ancaman Kerentanan Akses Penyebab Akibat Impact Mitigasi
Factor
Pembelian barang
Supplier
Bahan baku
merupakan Melakukan pengecekan
Pemalsuan yang dibeli
supplier baru keaslian standar keamanan
Penipuan sertifikasi standar Supplier bukan bahan 4 2
sehingga tidak pangan sebelum masuk
keamanan pangan baku food
dapat melakukan dalam kualifikasi supplier
grade
crosscheck
Tidak dilakukan
Pemilihan Supplier Supplier
pengecekan atau
Supplier sebagai Supplier tidak
Penipuan audit supplier
perantara, dapat Melakukan audit supplier
berbasis sehingga tidak
mengemas, Supplier menjamin 1 2 untuk memastikan sistem
ekonomi, mengetahui
menampur dari keamanan pada supplier
mislabeling kondisi lapangan
supplier lain produk
yang
sesungguhnya
Gambar 4. Contoh Analisa Risiko VACCP.
Penerimaan Bahan baku
Barang tidak
Tidak dilakukan
memenuhi
Penggantian hasil pengecekan Setiap incoming material
Analisa VACCP merupakan Pemalsuan analisa risiko
tes mutu barang yang
Supplier
mengenaiRencana
kualitas
stadar mitigasi3 diharapkan
5
disertaidapat
bukti COA segera
keamanan
dilakukan pada rantai pasok produk food grade dijalankan,
bahan baku
pangan dan ditinjau setiap satu tahun
yangProses
berfokus
penerimaan pada risiko-risiko
Supplier dari
Supplier pihak luar
sebagai sekali. Rencana mitigasi yang dinilai berhasil
Audit supplier
barang perantara, tidak dilakukan Supplier tidak
yang berhubungan dengan keamanan mengemas, pangan. sehinggadapat
tidak dilanjutkan dan dikembangkan, namun
dapat
Gambar 4 merupakan, pemalsuan contohmencampur
Mislabeling
analisa dari VACCP bila dinilai
Supplier mengetahui menjamin tidak 1 berhasil
4 disarankan untuk
pada proses pembelian bahansupplier baku. Pembelian
lain yang
asal usulnya tidak
mencari
kondisi supplier
yang
rencana
keamanan
produk
mitigasi lain. Analisa risiko
bahan baku, diawali dengan pemilihan jelas supplier. pada TACCP dan VACCP dilakukan pada
sesungguhnya
Supplier yang dipilih adalah supplier yang produk-produk yang digunakan untuk produk
memenuhi syarat keamanan pangan. Risiko food. Risiko yang rentan terjadi pada produk
yang mungkin muncul dalam pemilihan food adalah risiko kontaminasi yang dapat
supplier adalah penipuan dari pihak supplier berbahaya bila dikonsumsi. Untuk menghindari
mengenai keaslian dari sertifikasi keamanan kontaminasi, disarangkan proses pengepackan
pangan yang dimiliki. dan pengiriman untuk produk food dilakukan
Nilai contributing factor yang diberikan adalah secara khusus agar menghindari sabotase.
empat karena pemilihan supplier dilakukan Pengiriman untuk produk food yang digabung
pada supplier baru sehingga keaslian sertifikasi dengan produk non food disarankan untuk
belum dapat dipastikan. Nilai impact yang dilakukan checklist keadaan barang di setiap
diberikan adalah dua karena pemilihan supplier pemberhentian.
belum berdampak terhadap kualitas produk.
Pembelian bahan baku biasanya bersifat repeat Daftar Pustaka
order sehingga kecil kemungkinan risiko
tersebut terjadi. Nilai tersebut tergolong dalam 1. Suardi, R. (2001). Sistem Manajemen Mutu
kategori medium risk sehingga memerlukan ISO 9001:2000: Penerapannya untuk
rencana mitigasi. Mitigasi yang dilakukan mencapai TQM. Jakarta : PPM.
adalah dengan mengecek keaslian sertifikasi 2. Besterfield, Dale H. et al. 2003. Total Quality
dari supplier-supplier baru sehingga Management. Pearson Education, Inc. New
mengurangi kemungkinan pemalsuan. Jersey.
3. Gasperz, V.(2012). Three-in-one (ISO 9001,
Simpulan ISO 14001, OHSAS 18001). Bogor :
Vinchristo Publication.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan 4. Merna,T., & Al-Thani,F. (2008). Corporate
pemenuhan persyaratan analisa risiko ISO Risk Management. Chichester : John Wiley &
9001:2015, ditemukan terdapat 1054 risiko yang Sons Ltd.
mungkin terjadi di PT.Hapete. Terdapat tiga 5. The British Standards Institution. (2017).
risiko yang tergolong dalam kategori high risk PAS 96 2014 Guide to protecting and
yaitu risiko penggulungan benang kotor pada defending food and drink from deliberate
divisi winding, jumlah pembayaran customer attack.United Kingdom : British Standar
yang tidak sesuai, dam pembuatan surat jalan Institution.
manual yang salah.. Secara keseluruhan adalah 6. Crow, K. (2002). Introduction to Value
dengan melakukan komunikasi dengan pihak- Analysis. Retrieved April 10, 2018, from
pihak terkait untuk mendapatkan keputusan http://www.npd-
bersama-sama sehingga permasalahan dapat solutions.com/va.html/failuremode.
diselesaikan. Analisa risiko yang telah dibuat, 7. Statmis, D.H. (2014). The ASQ Pocket Guide
disarankan untuk diperbaharui secara berkala. to Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
Milwaukee : ASQ Quality Press.
272

Anda mungkin juga menyukai