ANDRI WIJAYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Bentuk Kasko Akatsuki
dan Round Bottom Pengaruhnya Terhadap Gaya Redam (Damping Force) pada
Saat Gerakan Heaving Kapal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Andri Wijaya
NIM C44130086
ABSTRAK
ANDRI WIJAYA. Bentuk Kasko Akatsuki dan Round Bottom Pengaruhnya
terhadap Gaya Redam (Damping Force) pada Saat Gerakan Heaving Kapal.
Dibimbing oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR dan YOPI NOVITA.
Kata kunci: gaya redam, heaving motion, kasko akatsuki, round bottom
ABSTRACT
ANDRI WIJAYA. Akatsuki and Round Bottom Hull Forms It’s Effect on
Damping Force when Ship Heaving Motion. Supervised by BUDHI HASCARYO
ISKANDAR and YOPI NOVITA.
Fishing vessels should have good seakeeping for the comfortable of onboard
activities. Round bottom and akatsuki are the common hull form of fishing vessels
in Indonesia. Heaving is one of ship motion that could influence the comfortable
of onboard activities. Heaving quality is affected by damping force. The
objectives of this research were: (1) to assess the damping force value of akatsuki
and round bottom; (2) to compare the damping force differentiation on heaving of
akatsuki and round bottom. Numerical simulation method was used in this
research by giving treatments on hull form and different wavelength. The result
showed that round bottom hull form had a better damping force than akatsuki hull
form, that has because of round bottom hull form more hydrodynamic than the
akatsuki.
Keywords: akatsuki hull forms, damping force, heaving motion, round bottom
BENTUK KASKO AKATSUKI DAN ROUND BOTTOM
PENGARUHNYA TERHADAP GAYA REDAM (DAMPING
FORCE) PADA SAAT GERAKAN HEAVING KAPAL
ANDRI WIJAYA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
adalah Bentuk Kasko Akatsuki dan Round Bottom Pengaruhnya terhadap Gaya
Redam (Damping Force) pada Saat Gerakan Heaving Kapal.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi dan Dr Yopi Novita, SPi MSi sebagai
pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan
saran;
2. Dr Iin Solihin, SPi MSi sebagai Komisi Pendidikan yang telah
memberikan masukan dan saran;
3. Dr Am Azbas Taurusman, SPi MSi sebagai Dosen Pembimbing Akademik
dan selaku Dosen Penguji Tamu ujian skripsi yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan saran;
4. Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan untuk semua ilmu
yang telah diberikan;
5. Ayah, ibu dan seluruh keluarga besar yang tiada hentinya memberikan
doa, motivasi, semangat, dukungan, cinta dan kasih saying, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
6. Keluarga besar PSP 50 yang telah banyak memberikan inspirasi,
semangat, motivasi, doa dan bantuannya;
7. PSP 51, PSP 52, TU PSP (Bu Vina dan Pak Zulfa), Bagian Dapur (Mang
yana, Mang Isman, dan Bi Hani), Staff Perpustakaan (Teh Yuni), serta
civitas PSP lainnya yang telah memberikan doa, semangat dan juga
dukungannya;
8. Siti Nurfauziah yang selalu memberikan semangat, doa serta
dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
9. Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Andri Wijaya
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE PENELITIAN 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Alat 2
Jenis dan Pengumpulan Data 3
Pengolahan Data 6
Analisis Data 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Lines plan dan parameter hidrostatik 8
Added mass 13
Damping force 14
SIMPULAN DAN SARAN 17
Simpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
RIWAYAT HIDUP 30
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Alat
Jenis data dan metode pengumpulan data yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan penelitian disajikan pada Tabel 1.
Pengumpulan
No Tujuan Jenis data
data
Membandingkan
perbedaan kemampuan
damping force pada saat
gerakan heaving kapal
2 Nilai damping force (bż) Simulasi numerik
dari bentuk kasko
akatsuki dan round
bottom
Akatsuki (A)
Round bottom (RB)
2. Perbedaan panjang gelombang
Lw1 = 39,01 m
Lw2 = 126,40 m
Lw3 = 188,82 m
Rancangan simulasi disajikan pada Tabel 2.
Pengolahan Data
Analisis Data
Lines plan kapal kasko akatsuki dan round bottom memiliki dimensi utama
kapal yang sama, yaitu panjang kapal 20,40 m, lebar 4,31 m, dan tinggi 2,90 m.
Fyson (1985) menyatakan bahwa dimensi utama kapal (L, B dan D) dalam
membangun kapal sangat mempengaruhi kemampuan dari suatu kapal. Hal ini
juga dikemukakan oleh Ayodhyoa (1972), dimensi utama suatu kapal akan
menentukan ability kapal tersebut selama beroperasi.
Menurut Susanto (2010) lines plan adalah gambar rencana garis untuk kapal
yang akan dibuat, lines plan digunakan sebagai pendoman dalam pembuatan kapal,
terutama untuk kelengkungan pada bagian kapal. Pembuatan kapal haruslah
dilakukan perencanaan desain kapal terlebih dahulu. Seperti yang kita ketahui
perancangan kapal-kapal modern, ada beberapa acuan standar dalam perancangan
bentuk kasko, salah satunya adalah dengan metode Scheltema (Scheltema 1969).
Metode ini digunakan untuk menggambarkan karakter profil plan, half breadth
plan dan body plan seperti yang telah disajikan pada Gambar 6 dan 7.
Lines plan kapal kasko akatsuki dan round bottom disajikan dengan skala
1:100 pada Gambar 6 dan 7. Gambar lines plan terdiri dari profil plan,
half breadth plan dan body plan. Profil plan merupakan gambar tampak samping
kapal (panel atas), half breadth plan merupakan gambar tampak atas kapal (panel
bawah), sedangkan untuk body plan merupakan gambar tampak dari haluan dan
buritan (panel tengah). Berdasarkan Gambar 6 kasko akatsuki berbentuk hampir
menyerupai huruf “U”, akan tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut
dengan rata pada bagian bawahnya. Kasko round bottom (Gambar 7) memiliki
bentuk bulat hampir setengah lingkaran. Gambar saat pembuatan lines plan dapat
dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
Lines plan kapal kasko akatsuki dan round bottom memiliki persamaan pada
bagian buritan, midship dan haluan. Pada bagian haluan kedua kasko kapal
tersebut memiliki bentuk “V”.
LOA : 20.40 m
B : 4.31 m
D : 2.90 m
d : 0.6 m
Skala : 1:100
Gambar 6 Lines plan akatsuki
9
10
LOA : 20.40 m
B : 4.31 m
D : 2.90 m
d : 0.6 m
Skala : 1:100
Gambar 7 Lines plan round bottom
11
Menurut Iskandar (1990) bentuk “V” pada bagian haluan kapal berfungsi agar
kapal dapat membelah air dengan baik. Hal ini ditambahkan juga oleh Kirana
(2000) bahwa bentuk “V” pada bagian haluan kapal memungkinkan kapal untuk
membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan
kecapatan tinggi. Dapat dilihat juga kasko kapal round bottom memiliki bentuk
yang lebih hidrodinamis dibandingkan kasko kapal akatsuki. Masing-masing
kasko kapal tersebut memiliki nilai volume displacement (∇) yang disajikan pada
Gambar 8.
20
16 14.01
12.08
12
m3
0
Akatsuki Round
Round bottom
bottom
Kasko kapal
25
20
15
10
5
0
Lw1 Lw2 Lw3
Perlakuan panjang gelombang
lebar kapal per section (Bn) dengan tinggi kapal (D) dan koefisien luas per section.
Nilai frekuensi encounter (𝜔𝑒 ) yang digunakan yaitu 2,58 Hz untuk Lw1, 1,11 Hz
untuk Lw2 dan 0,84 Hz Lw3.
Frekuensi pertemuan atara kapal dan gelombang disebut dengan frekuensi
papasan (encounter frequency/ frekuensi encounter). Frekuensi encounter adalah
salah satu acuan untuk mengetahui unjuk kerja (seakeeping) kapal. Frekuensi
encounter pada ketiga panjang gelombang semakin bertambah kecil seiring
dengan pertambahan panjang gelombang. sehingga dapat dikatakan frekuensi
glombang berbanding lurus dengan frekuensi encounter. Jika frekuensi encounter
yang terjadi mendekati frekuensi alami heaving kapal (ωe/ ωz ≈1), maka dapat
dikatakan kapal berada dalam kondisi yang berbahaya (crisis areal) (Djadmiko
dan Murdiyanto 1993). Hal ini dikarenakan resonasi antara amplitudo heaving dan
gelombang yang terjadi sangat besar serta mengakibatkan kapal terlontar jauh di
atas permukaan gelombang. Nilai amplitudo heaving sendiri dipengaruhi oleh
tunning factor. Semakin besar tunning factor maka amplitudo heaving yang
terjadi akan semakin kecil. Semakin kecil amplitudo heaving maka kenyamanan
aktivitas kerja di atas kapal akan semakin nyaman.
Perbandingan nilai added mass bentuk kasko akatsuki dan round bottom
telah disajikan pada Gambar 10. Nilai added mass pada bentuk kasko round
bottom lebih besar dibandingkan bentuk kasko akatsuki selain dikarenakan oleh
kegemukan badan kapal juga disebabkan oleh lebar kapal per section (Bn) itu
sendiri. Berdasarkan Gambar 6 dan 7 terlihat pada bagian half breadth plan
bentuk kasko round bottom memiliki lebar per section yang dominan
dibandingkan dengan bentuk kasko akatsuki. Hal ini yang menyebabkan nilai
added mass bentuk kasko round bottom lebih besar dibandingkan dengan bentuk
kasko Akatsuki.
Bentuk badan kapal kasko akatsuki jika dilihat dari coefficient of fineness
(Gambar 9) selalu memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kasko
kapal round bottom. Lain halnya dengan nilai added mass (Gambar 10) bentuk
kasko kapal akatsuki selalu memiliki nilai lebih kecil dibandingkan kasko kapal
round bottom. Meskipun kasko round bottom memiliki nilai coefficient of fineness
yang lebih kecil dibandingkan dengan kasko kapal akatsuki tetapi kasko kapal
round bottom memiliki bentuk yang lebih hidrodinamis dibandingkan dengan
kasko kapal round bottom. Bentuk kasko kapal round bottom yang lebih
hidrodinamis mengakibatkan nilai added mass lebih besar dibandingkan dengan
kasko kapal akatsuki. Hal ini dikarenakan massa yang menempel pada kakso
kapal akatsuki lebih cepat menghilang dibandingkan pada kasko kapal round
bottom.
Damping force
Nilai panjang gelombang Lw1, Lw2, dan Lw3 yang digunakan adalah 39,01; 126,40
dan 188,82 m.
Pada Gambar 11 terlihat bahwa perbedaan panjang gelombang
menghasilkan nilai damping force yang berbeda, baik pada kasko kapal akatsuki
maupun round bottom. Nilai damping force bentuk kasko Akatsuki yang
didapatkan pada Lw1, Lw2 dan Lw3 adalah 4,38, 3,67, dan 1,36 ton.s/m. Adapun
hasil yang didapatkan untuk bentuk kasko round bottom pada Lw1, Lw2 dan Lw3
adalah 2,5, 6,97 dan 8,01 ton.s/m.
10
8.01
8 6.97
ton.s/m
6
4.38
3.67
4
2.5
2 1.36
0
Lw1 Lw2 Lw3
Perlakuan panjang gelombang
Simpulan
1. Nilai gaya redam (damping force) kasko kapal akatsuki pada panjang
gelombang 39,01; 126,40 dan 188,82 m adalah 4,38; 3,67 dan 1,36
ton.det/m. Nilai damping force kasko kapal round bottom pada panjang
gelombang 39,01; 126,40 dan 188,82 m adalah 2,5; 6,97 dan 8,01 ton.s/m.
2. Bentuk kasko kapal round bottom memiliki kemampuan damping force
lebih baik dibandingkan bentuk kasko kapal akatsuki.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Zakki AF, Manik P. 2012. Studi Komparasi Kinerja Hull Form Metode Scheltema
Dengan Hull Form Kapal Ikan Tradisional Tipe Daerah Batang [Skripsi].
Semarang: Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, UNDIP.
20
𝑳𝒘𝟏
𝑳𝒘𝟑
21
22
Round Bottom
𝑳𝒘𝟏
𝑳𝒘𝟑
23
24
Lampiran 2 Hasil pembuatan lines plan bentuk kasko akatsuki di aplikasi free!ship
Lampiran 3 Hasil pembuatan lines plan bentuk kasko round bottom di aplikasi free!ship
25
26
RIWAYAT HIDUP