Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

FESTIVAL BULAN BAHASA INDONESIA


JILID X

IKATAN KELUARGA SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENGETAHUN BUDAYA
UNIVERSITAS INDONESIA
2016

DAFTAR ISI
LPJ Ketua Pelaksana
LPJ Wakil Ketua Pelaksana
LPJ Bendahara
LPJ Penanggung Jawab Kestari
LPJ Penanggung Jawab Acara
LPJ Penanggung Jawab Humas dan Publikasi
LPJ Penanggung Jawan Desain, Dekorasi, dan Instalasi
LPJ Penanggung Jawab Konsumsi
LPJ Penanggung Jawab Pasar
LPJ Penanggung Jawab Keamanan.
LPJ Penanggung Jawab Dokumentasi
LPJ Penanggung Jawab Perlengkapan
LPJ Penanggung Jawab Dana Usaha
LPJ Penanggung Jawab Transportasi
LPJ Penanggung Jawab Sponsorship
LPJ Penanggung Jawab Mitra Media
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KETUA PELAKSANA FALASIDO JILID X
OLEH YUDHISTIRA, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Apa lagi yang bisa saya ucapkan selain alhamdulillah dan terima kasih?
Terima kasih kepada Tuhan segala maha beserta semestanya. Oleh karena-Nya
saya diberi keberanian dan keyakinan untuk memimpin kepanitaan Falasido Jilid
X di tahun 2016. Selain itu, keluarga tercinta saya juga memberikan dukungan
yang besar untuk menjadi Ketua Pelaksana Falasido 2016 sebagai proses belajar
menuju manusia yang lebih baik. Terima kasih kepada Nico dan Dinda yang mau
mendengarkan keluhan-keluhan saya. Banyak pula saya berterimakasih kepada
Prodi Indonesia FIB UI yang mau membantu meluruskan kebingungan saya
dalam merumuskan rangkaian acara yang berhubungan dengan bahasa juga sastra.
Terima kasih juga kepada Akbar Prabowo dan Gayatri Mega selaku ketua serta
wakil ketua IKSI 2016, yang telah memberikan kepercayaannya kepada saya. Dan
yang terakhir, terima kasih seluas-luasnya kepada teman-teman IKSI yang mau
terlibat dalam Falasido Jilid X 2016.
a. Nama Kegiatan: Falasido Jilid X
Festival Bulan Bahasa Indonesia adalah perayaan tahunan yang
diselenggarakan oleh IKSI (Ikatan Keluarga Sastra Indonesia) dalam rangka
memperingati Bulan Bahasa Indonesia. Di jilid ke-10, tanggal 27-28 Oktober
2016 menjadi puncak acara Falasido yang diadakan di Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia. Tentu saja, banyak cerita dan pelajaran yang bisa
diambil dari perayaan ini.
b. Tema Kegiatan: Bahasa dan Sastra dalam Perkembangan Zaman
Tidak semudah itu bekerja dalam sebuah kepanitaan dengan landasan
kekeluargaan. Batasan toleransi dan profesionalitas sangatlah kNicor. Beberapa
kali kami –panitia inti-- harus mengganti penanggung jawab divisi-divisi Falasido
Jilid X. Ketika panitia besar sudah terbentuk, kami kemudian berembuk untuk
menentukan tanggal dan konsep acara, berdiskusi, dan bertukar ide. Ide bahasa
dan sastra kami campur-adukkan, kami saling asah pengetahuan, dan kami saling
memadukan konsep. Alhasil, kami menemukan tema Falasido Jilid X yaitu
Bahasa dan Sastra dalam Perkembangan Zaman, kami juga mencetuskan jargon
yang seimbang antara bahasa dan sastra: “Bisa apa kau tanpa bahasa? Jadi apa kau
tanpa sastra?” Demi menjamurkan tema dan jargon tersebut, kami membuat
jembatan (Pra-Acara) pengantar, pengarah, dan pengerucut menuju puncak
kemeriahan.
c. Tujuan Kegiatan
Acara Festival Bulan Bahasa Indonesia Jilid X dilaksanakan dalam rangka
memperingati Bulan Bahasa Indonesia. Acara ini bertujuan untuk:
- Memperingati bulan bahasa Indonesia dan Hari Sumpah Pemuda.
- Membuktikan peran bahasa dan sastra Indonesia dalam dunia Internasional
pada masa kini.
- Mengembangkan kreativitas mahasiswa dan masyarakat umum di bidang
bahasa dan sastra Indonesia
- Mengekspresikan bahasa dan sastra Indonesia dalam konsep festival
d. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu dan tempat kegiatan Falasido Jilid X terbagi menjadi dua bagian
besar, yaitu pra-acara dan acara puncak. Pada tanggal 26 Agustus 2016, pra-acara
UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dilaksanakan pada pukul 08.00-
13.00 WIB di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud
Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 3 Oktober 2016 pra-acara flashmob
dan cipta lampion bersama yang diselenggarakan di FIB UI pada pukul 16.00-
20.00 WIB. Pada tanggal 10 Oktober 2016, pra-acara Pesta Sastra dilaksanakan di
FIB UI pada pukul 20.00-23.00. Tanggal 27 dan 28 Oktober 2016 menjadi acara
puncak Falasido Jilid X yang diadakan di FIB UI.

B. DESKRIPSI KERJA
a) Memimpin, mengayomi, melancarkan, dan menyejahterakan Falasido Jilid X
b) Bertanggung jawab secara penuh terhadap divisi-divisi Falasido Jilid X
c) Menemani dan mengontrol proses-proses yang terjadi dalam Falasido Jilid X
C. STRUKTUR KEPANITIAAN
Streering Committee : Nico Delima (Indonesia 2012)
Dinda Fitria Sabila (Indonesia 2013)
Ketua Pelaksana : Yudhistira (Indonesia 2014)
Wakil Ketua Pelaksana : Dessy Irawan (Indonesia 2014)
Bendahara Umum : Febrina Rachmayanti (Indonesia 2014)
Wahyu Ratri (Indonesia 2014)
Koordinator Kesekretariatan : Frista Nanda Pratiwi (Indonesia 2014)
Umi Mudhongofah (Indonesia 2014)
Sucia Ramadhani (Indonesia 2014)
Koordinator Acara : Renovan Reza (Indonesia 2014)
Raudra Rachmilia Putri (Indonesia 2014)
Mita Miftahul Jannah (Indonesia 2014)
Koordinator Humas Publikasi : Anisa Nurul Zahra (Indonesia 2014)
Nadia Putri Rahmani (Indonesia 2014)
Koordinator Hubungan Kerjasama : Ahmad Luthfi (Indonesia 2014)
Koordinator Usaha Kreatif : Amanda Asma Sabila (Indonesia 2014)
Koordinator Rekan Media : Amalia Idzni (Indonesia 2014)
Koordinator Konsumsi : Claudia Jasmine (Indonesia 2014)
Sulastri (Indonesia 2014)
Koordinator Dokumentasi : Fatkhu Zahra Aminati (Indonesia 2014)
Tiara Aulia Putri (Indonesia 2014)
Koordinator Dekorasi dan Instalasi : Muhammad Fakhri (Indonesia 2014)
Idham Aulia (Indonesia 2014)
Koordinator Pagelaran Sastra Ramai : Fitria Rahma Dewi (Indonesia 2014)
Nidia Rahma (Indonesia 2014)
Koordinator Transportasi : Kartika Aprilia Maharani (Indonesia 2014)
Brian Satria (Indonesia 2016)
Koordinator Perlengkapan : Johann Gaussac (Indonesia 2014)
Koordinator Keamanan : Amanda Dwininta Aulia (Indonesia 2014)
Citra Nur Hasanah (Indonesia 2014)

D. EVALUASI KEPANITIAAN
Wakil Ketua Pelaksana : Dessy Irawan
Sebelum saya mengevaluasi setiap divisi yang ada di Falasido Jilid X, saya
mau mengevaluasi Wakil Ketua Pelaksana terlebih dahulu, yaitu Dessy Irawan.
Dessy ini orangnya tangguh, baja. Dia cuma butuh waktu tidur yang sedikit demi
kerja yang tumpah ruah. Dessy juga hidup seperti amfibi, jadi konseptor
sekaligus eksekutor, jadi kuli sekaligus petinggi. Dessy siap sedia menggantikan
saya kalau sedang sakit atau manggung sama Rachun. Dia juga paham soal
seluk-beluk birokrasi di FIB. Namun, tidak bisa dimungkiri kalau ke-baja-an
Dessy berlaku juga terhadap pikirannya. Iya, terkadang dia batu (baja).
Prinsipnya kuat, pembelajaran atas pengalamannya teguh. Seringkali diskusi
dengan Dessy berujung emosi tanpa penyelesaian apa-apa. Kadang juga, Dessy
yang paham soal membuat berita acara di media sosial –yang merupakan tugas
hubungan masyarakat--, ia ambil alih. Dessy cenderung mengambil alih segala
pekerjaan setiap divisi yang terbengkalai tanpa perundingan terlebih dahulu. Soal
kesekretariatan pun demikian, kadang yang mengurus peminjaman ruangan
untuk rapat, Dessy yang menangani. Nico bilang, Dessy adalah salah satu single
fighter di kepanitiaan ini. Secara opportunity, Dessy bisa diandalkan untuk
menutupi kelalaian kerja divisi-divisi yang ada. Dessy cepat tanggap, sangat
inisiatif dan responsif, juga teliti. Secara threat, Dessy yang suka mengambil alih
tanpa perundingan terlebih dahulu bisa menodai solidaritas tim dengan spotlight
yang berlebihan. Ditambah lagi, bisa terjadi kesalahpahaman bahkan memicu
perpecahan antara satu dengan lainnya.
Bendahara Umum : Febrina Rachmayanti (PJ) dan Wahyu Kumala
Ratrie (Deputi)
Rina, orang yang mengerti soal uang dan rekening koran. Sungguh,
bendahara memang harus pelit dan kritis. Setiap pengeluaran harus dipertanyakan
tingkat kemendesakannya. Ditambah lagi, Rina cepat tanggap soal uang yang
hendak masuk di setiap rapat panitia dan juga siap sedia ke mana pun dengan
buku kwitansi. Perpaduan Rina dengan Wahyu menjadikan keuangan Falasido
tertata rapi. Wahyu selaku deputi bendahara, selalu siap menggantikan Rina
apabila ia berhalangan hadir atau sedang sibuk di luar jangkauan. Kekurangannya,
Rina dan Wahyu memiliki kendala dalam berkomunikasi satu sama lain. Jarang
sekali terjadi pertemuan tatap muka antara Rina dan Wahyu untuk berdisuksi.
Alhasil, komunikasi yang terjalin pun tidak kuat. Kemudian, Rina dan Wahyu
memiliki kendala yang sama: tidak bisa rapat sampai larut malam. Secara
opportunity, kehadiran Bendahara Umum yang cepat tanggap sangat membantu
proses pengaliran masuk dan keluarnya uang selama Falasido Jilid X sedang
berjalan. Secara threat, komunikasi yang tidak begitu baik antara Rina dan Wahyu
membuat mereka kadang tidak tau laporan terbaru mengenai keuangan. Keduanya
memang cepat tanggap soal pengeluaran dan pemasukan, akan tetapi keduanya
tidak melaporkan dengan jelas berita terbaru soal keuangan sehingga seringkali
tercetus pernyataan seperti “Nggak tau, deh, coba tanya Wahyu,” atau “Terakhir,
infonya ada di Rina.”
Sekretaris Umum: Frista Nanda Pratiwi (PJ), Umi Mudhongafah (Deputi
I), dan Sucia Ramadhani (Deputi II)
Ketiga orang di kesekretariatan Falasido mempunyai keunggulan yang serupa:
cepat dan lengkap dalam membuat notula. Kelemahannya pun hampir serupa juga:
sering hilang. Beberapa kali, panitia harus rapat tanpa mereka. Alhasil, notula pun
diambil alih oleh Dessy atau saya. Secara opportunity, panitia bisa mengandalkan
mereka perihal mengajukan atau mengambil surat ke subak, membuat notulensi,
dan menyediakan presensi rapat. Akan tetapi, secara threat, kesempatan tersebut
tidak akan terjadi jikalau mereka sedang berada di luar jangkauan.
Acara: Renovan Riza Rivandy (PJ), Raudra Rachmilia Putri (Deputi I),
dan Mita Miftahul Jannah (Deputi II)
Padahal Reno sendiri, lho, yang mengajukan dirinya untuk menjadi
penanggung jawab acara, tapi dia sendiri yang menyesal di kemudian hari.
Kelebihan Reno, dia tidak pernah hilang. Setiap rapat besar selalu hadir, setiap
rapat divisi tidak pernah absen. Entah kenapa, saya punya perasaan kalau Reno
sudah berbicara dan mengambil keputusan, setiap pihak yang terlibat akan setuju
dan mengikuti. Mungkin karena Reno jarang berbicara, jadi sekalinya Reno
berbicara, semua kadung terkagum-kagum. Jarangnya Reno dalam berbicara
menjadi kelemahan utama divisi acara. Lagi-lagi, seperti yang Nico bilang, Reno
adalah salah dua single fighter dalam kepanitiaan ini. Ia suka mengambil alih
pekerjaaan Divisi Perlengkapan karena pengalamannya yang banyak. Reno pernah
mangkir dari tugasnya sebagai kepala acara menjadi staf perlengkapan. Jiwa
kulinya tidak bisa dibendung dengan mudah. Pada saat itu, tepatnya Pesta Sastra,
pusat informasi dan sosok pemimpin di Divisi Acara tidak tampak. Secara
opportunity, Reno bisa dikatakan ideal soal presensi. Meskipun mulutnya tidak
bicara, otaknya terus bekerja. Ditambah lagi, perlengkapan bisa beres sekaligus.
Namun, ancamannya, komunikasi tidak lancar dan profesionalitas kerja bisa
terancam punah.
Rara selalu siap diberikan tugas apapun. Padahal, kerjaannya yang padat
sekali di hijup membuat Rara sering lembur. Pembagian waktu yang rapi menjadi
keunggulan Rara di divisi acara. Bahkan ketika ada perubahan pembicara saat
seminar nasional, Rara masih sempat mengedit nama pembicara pada sertifikat
sebelum penyerahan cindera mata. Rara memang siap diberikan tugas, tapi ia
sering absen ketika rapat. Bisa dikatakan, Rara sebagai deputi kadang menunggu
perintah dari Reno. Padahal, Reno jarang berbicara. Jadi Rara harus menunggu
perintah dari siapa kalau Reno jarang berbicara? Ya, dari saya atau Dessy. Tapi
hal ini tidak selalu dan melulu terjadi, hanya kadang-kadang saja tapi cukup
membekas ironinya. Opportunity-nya, Rara selalu siap dan sigap menerima tugas
dan bisa mengerjakannya dengan baik! Tetapi threat-nya, sepintar-pintarnya Rara
dalam membagi waktu kerja dan berorganisasi, Rara akan kekurangan waktu
untuk secara berkala menginisiatifkan diri meminta kerjaan dan mendampingi
Reno dalam mengepalai divisi acara.
Keunggulan yang dimiliki oleh Mita adalah dedikasi. Ia hadir di setiap rapat,
siap diberikan tugas, dan tidak mangkir dari tugas. Setiap keunggulan yang
dimiliki oleh Reno dan Rara, tumbuh dalam diri Mita. Tapi kekurangannya, Mita
adalah seorang pelupa, sedikit lemot dan suka hilang fokus. Kadang saya, Dessy,
atau Reno harus dua kali menjelaskan sesuatu kepadanya. Opportunity yang ada
pada Mita, kehadiran dan kesiapannya tidak bisa diragukan, namun threat-nya,
Mita butuh banyak waktu.
Humas & Publikasi: Anisa Nurul Zahra (PJ) dan Nadia Putri Rahmani
(Deputi)
Nz adalah penanggung jawab yang getol, rajin dan memiliki etos kerja yang
besar. Namun, ia sering kehabisan kuota internet sehingga beberapa kali jadwal
penyebaran berita acara jadi tersendat. Sesekali, Nz terlihat seperti single fighter
yang ingin menangani semua pekerjaan di divisi humas & publikasi, tapi saya rasa
hal ini juga disebabkan oleh kinerja tim dari tiap individu yang kurang maksimal.
Nz sudah membagi tugas kepada setiap anggotanya, namun sesuai pantauan saya
di grup daring divisi humas dan publikasi, tugas-tugas tersebut kadang berceceran
terabaikan. Akhirnya, Nz-lah yang turun tangan untuk merampungkan tugas-tugas
tersebut. Kejadian seperti ini pada ujungnya memberikan kesan single fighter
seorang Nz. Secara Opportunity, Nz adalah orang yang tepat untuk diajak bekerja
keras, akan tetapi secara threat, Nz perlu tim yang bisa menyeimbangkan jalan
pikirannya.
Nz ditemani oleh Nadia Putri yang lebih akrab disapa Maminad. Nadia, isi
kepalanya tidak rumit, tutur katanya ringkas. Ia salah satu staf yang setia
mengikuti ide-ide ketuanya. Tetapi, lagi-lagi penyakit akut di IKSI, Nadia timbul-
tenggelam. Nadia sering sekali tidak mengetahui apa-apa soal hasil rapat,
keputusan terbaru, jadwal berita acara, karena banyak absen di rapat divisi.
Opportunity-nya, Nadia cepat adaptasi dengan ide-ide baru yang bermunculan.
Namun, threat-nya, Nadia sukar ditemukan ketika situasi sedang genting dan sang
ketua membutuhkan uluran tangan sang wakil.
Hubungan Kerjasama: Ahmad Luthfi (PJ)
Saya memilih Luthfi --yang lebih dikenal sebagai Licun—sebagai
penanggung jawab divisi hubungan kerjasama (sponshorship) karena
pengalamannya yang banyak. Luthfi yang sibuk sekali di luar IKSI, mempunyai
banyak jaringan-jaringan yang bisa mendatangkan uang untuk Falasido. Oleh
karena kesibukannya, Luthfi pun seperti ada dan tiada. Ia tidak sempat membagi
waktu untuk Falasido dan pekerjaannya yang sungguh amat sangat padat. Secara
opportunity, Luthfi bisa membangkitkan rasa kelegaan sewaktu-waktu ia
membawa kabar gembira tentang pemasukan uang. Di saat akhir, Luthfi masih
mau berjuang untuk Falasido melalui KlikAcara. Secara threat, Luthfi yang
memang mempunyai banyak channel ke perusahaan, tidak mempunyai waktu
untuk berunding dengan teman-teman dari divisi hubungan kerjasama.
Usaha Kreatif: Amanda Asma Sabila (PJ)
Pada mulanya, penanggung jawab dari divisi usaha kreatif adalah Tiara Aulia
Putri dan didampingi oleh wakilnya, Nadia Mahardhika. Di tengah-tengah
perjuangan, Tiara dan Nadia memutuskan untuk undur diri dari divisi usaha
kreatif dan digantikan oleh Amanda Asma Sabila. Tentulah secara kekuatan, saya
akan bilang bahwa Manda merupakan seorang pahlawan. Manda menghapuskan
kesedihan saya pasca pengunduran diri Tiara dan Nadia. Ditambah lagi, Manda
bekerja penuh dengan semangat. Kelemahannya, Manda sering telat. Mungkin
fenomena ini disebabkan karena Manda satu indekos dengan Mita. Sebuah
kemalasan untuk bergerak yang menular antara teman satu kamar adalah hal yang
lumrah. Secara opportunity, Manda bisa bekerja maksimal dengan tim.
Semangatnya menular. Akan tetapi, seringkali semangat Manda tidak diimbangi
oleh manajemen waktu yang optimal. Buktinya, pencatatan produk Falasido
tumpang tindih dan mengakibatkan sulitnya mengatur pemasukan dan guna
mencetak produk-produk tersebut.
Rekan Media: Amalia Idzni (PJ)
Amel adalah salah satu penanggung jawab yang setia di kepanitiaan ini.
Kerjanya ringkas, tidak lebih dan tidak kurang, pas berada di rata-rata. Amel
bukan spotlight, bukan juga seorang yang timbul-tenggelam. Lebih lagi, Amel
aktif bertanya dan responsif terhadap tugas-tugas yang diembannya. Kelemahan
yang mungkin dimiliki oleh Amel adalah tidak tampaknya sosok pemimpin dalam
dirinya. Secara opportunity, Amel mampu bertanggung jawab dengan pekerjaan-
pekerjaan yang harus dirampungkannya. Secara threat, Amel kurang tegas dalam
memaksimalkan kerja anggota-anggota di divisi mitra media.
Konsumsi: Claudia Jasmine (PJ) dan Sulastri (Deputi)
Bagaimana caranya otak dan otot bisa berimbang dalam bekerja kalau perut
tidak mencerna zat-zat yang bergizi? Mulai dari teh panas agar perut hangat,
cemilan-cemilan ringan, makanan berat, sampai kopi hitam penjaga mata agar
tidak surut, divisi konsumsi selalu siap sedia! Jasie selaku penanggung jawab
memiliki tenaga yang melimpah. Kepeduliannya seperti ibu yang sedang
menghidupi anaknya. Perhitungannya pun cerdas dalam memotong pengeluaran
divisi. Kelemahannya, mungkin Jasie seringkali absen ketika rapat, jadi, terlihat
shift-shift-an dengan Lala. Opportunity yang dimiliki oleh Jasie yaitu tetap
terjaganya kondisi perut panitia saat bekerja. Secara threat, terkadang Jasie suka
ketinggalan informasi terbaru tentang Falasido.
Sebagai deputi, Lala adalah orang yang cocok untuk menemani Jasie.
Keduanya betul-betul kombinasi yang saya kagumi. Lala paham sekali dengan
asupan-asupan yang diperlukan oleh perut panitia. Lala juga hapal seberapa
pentingnya suhu yang menjaga makanan agar tidak cepat basi atau kehilangan
kesegarannya. Serupa dengan Jasie, Lala sering absen ketika rapat karena sibuk
menari. Kegiatan menarinya tidak bisa diganggu gugat, dan saya sangat
menghargai hal tersebut. Opportunity-nya, Lala yang sehari-harinya manja, di
divisi ini Lala terlihat dewasa dengan pengetahuannya soal makanan dan
minuman. Secara threat, Lala pun acapkali ketinggalan informasi terbaru seputar
Falasido.
Dokumentasi: Fatkhu Zahra Aminati (PJ) dan Tiara Aulia Putri
(Deputi)
Yang saya suka dari Zahra adalah keteguhan hatinya. Beribu-ribu kelakar dan
penghinaan –mungkin—terhadap dirinya, tidak membuat Zahra kNicor
meninggalkan jabatannya. Kelemahannya, Zahra sering sekali rewel kalau rapat
diadakan terlalu lama. Padahal, maksud saya, ya, untuk mempererat ikatan kita
sebagai panitia Falasido. Barangkali Zahra tidak menangkap maksud saya dan
beberapa teman lainnya. Ditambah lagi, Zahra tidak jarang kebingungan mencari
pinjaman kamera, tripod, atau mengatasi stafnya yang timbul-tenggelam. Banyak
foto-foto yang hilang dan belum diunggah olehnya sampai sekarang. Secara
opportunity, Zahra cepat beradaptasi dengan konsep-konsep yang baru. Secara
threat, suara Zahra kadang amat bising di tengah-tengah lirihnya briefing. Oh, iya
satu lagi, fotonya belum lengkap diunggah! Ayo, Zar!
Sudah saya tuliskan sebelumnya, Tiara mengundurkan diri dari penanggng
jawab divisi usaha kreatif. Aduh, Tiara, andai anda tau betapa sedihnya saya
ketika anda menyatakan untuk mundur. Segagal-gagalnya seorang pemimpin,
akan semakin gagal kala teman-teman terdekatnya pergi meninggalkan ia
sendirian. Namun, tidak dengan Tiara! Dia lahir kembali dengan terobosan yang
baru: deputi dokumentasi. Kepiawaiannya dalam memegang kamera sudah saya
ketahui. Kedekatannya dengan Zahra juga memberikan nilai positif soal bonding.
Namun, Tiara sungguh galak. Kadang bicaranya tajam sekali, khususnya via chat.
Jadi sebaiknya kalau mau berdiskusi dengan Tiara, hindarilah chatting! Lebih
baik ketemu langsung supaya tidak sakit hati. Secara opportunity, Tiara ini
pekerja yang sangat profesional. Dia bekerja sesuai jobdesk, dan disiplin dalam
pengaturan waktu. Secara threat, Tiara membutuhkan batasan yang jelas antara
kekeluargaan dan profesionalitas. Ya, semua orang di IKSI sepertinya
membutuhkan batasan ini, tapi saya rasa, Tiara cukup menyoroti batasan tersebut
secara intensif. Betul, nggak, Tir?
Dekorasi, Desain, dan Instalasi: Muhammad Fakhri (PJ) dan Idham
Aulia S. (Deputi)
Fahry dan Idham adalah teman dekat saya, rekan bermusik juga di Lebre.
Menerapkan profesionalitas kerja dengan mereka adalah hal yang sulit bagi saya,
mungkin bagi mereka juga demikian. Fahry dan Idham memiliki jiwa seni yang
tinggi. Soal musik mereka paham, puisi paham, gambar pun paham. Atas dasar
keluarbiasaan talenta merekalah saya memercayakan divisi ini dipimpin oleh
Fahry dan Idham. Fahry, seorang seniman Bali yang kreatif. Ide-idenya sungguh
brilian demi menunjang kemeriahan Falasido Jilid X. Tetapi, Fahry mempunyai
pekerjaan yang banyak. Pekerjaannya sebagai pelukis tidak bisa saya ganggu
gugat karena tentu saja Tuhan tidak bermain-main ketika melahirkannya dengan
sebatang pensil serta kanvas. Selain itu, Fahry juga merangkap sebagai pembuat
video lepas yang membuatnya kerapkali harus pergi ke Bandung untuk
mencairkan rejekinya. Kesibukannya membuat Fahry sering terlambat
mengerjakan tugas-tugas seperti perincian anggaran, dan kehadirannya saat rapat
pun terkadang molor. Secara opportunity, Fahry adalah konseptor yang andal
namun memiliki ancaman pengaturan waktu yang buruk sehingga penerapannya
terkesan terlalu intuitif.
Idham sebagai deputi memiliki keunggulan dalam semangat dan stamina
yang prima. Ide-idenya juga berhasil meramaikan konsep festival Falasido.
Serupa dengan Fahry, Idham pun sibuk. Kegiatannya yang banyak sering
membuat Idham lalai dari pengerjaan tugas. Saya pun sempat kesal dan menyulut
intrik dengannya. Secara opportunity, Idham adalah teman yang responsif dalam
mendiskusikan ide. Tidak semua masukan ditelan mentah-mentah, tidak semua
kritik ia tolak begitu saja. Ancamannya, Idham akan sulit dicari meskipun
kulitnya bertransformasi menjadi putih.
Pagelaran Sastra Ramai (Pasar): Fitria Rahma Dewi (PJ) dan Nidia
Rahma (Deputi)
Opit, perempuan aquarius, adalah salah satu perempuan terkuat di acara-acara
IKSI. Mulai dari Hari Balas Budi, sampai Falasido dan HHK, Opit tidak pernah
absen. Di divisi ini, Opit berhasil menumbuhkan rasa nyaman dan harmonis
antaranggotanya. Terlihat, kok, beberapa kali divisi pasar foto bersama-sama
sambil melebarkan tawa yang gembira. Opit juga berjuang menghubungi tennant,
menemani mereka, dan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak luar lainnya.
Sayangnya, Opit tidak teliti ketika melakukan penyewaan tenda. Tenda yang
belum dilengkapi oleh listrik membuat para tennant mengalami ketertundaan
dalam memasak, memanasi, menyalakan lampu, dll. Untung saja, Opit berhasil
menemukan solusi bersama divisi perlengkapan, serta Opit dengan baik
mengomunikasikannya kepada para tennant. Secara opportunity, Opit adalah
penanggung jawab yang rendah hati. Namun ketelitiannya yang kurang soal
listrik, menjadi ancaman tersendiri yang harus diatasi dengan kerja tim yang solid.
Sebagai pendamping Opit, Nidia telah menjadi wakil yang setia. Nidia bisa
membantu dan menyokong pekerjaan-pekerjaan Opit di divisi pasar. Tugas-tugas
yang Opit berikan kepada Nidia pun bisa dituntaskan olehnya dengan baik.
Kekurangannya, Nidia terlalu banyak senyum. Di sisi buruknya, senyum
terkadang bisa melambangkan ketidaktegasan. Secara opportunity, Nidia bisa
memberikan kontribusinya yang terbaik sebagai seorang wakil. Threat-nya, sulit
mencari ketegasan dan sosok pemimpin dalam diri Nidia.
Transportasi: Kartika Aprilia Maharani (PJ) dan Brian Satria (Deputi)
Seorang pekerja dan pemimpin yang cerewet namun diimbangi dengan kerja.
Rani-lah definisi banyak omong juga banyak kerja. Bukan hanya pandai bertutur,
Kartika yang berarti, bintang, lihai dalam menggerakkan serta menularkan cahaya
semangatnya melintasi divisi bahkan melintasi angkatan. Buktinya? Aruna mau
membantu Rani di divisi transportasi. Rani membuat situasi yang sangat cair di
antara anggotanya sehingga keselarasan pun mewangi di divisi ini. Divisi
transportasi menuntaskan tugasnya dengan baik.
Terlepas dari itu, Rani memiliki keterbatasan soal waktu. Kadang ia harus
berbenturan dengan jadwal-jadwalnya di luar IKSI yang dibilang padat. Ya, Rani
sibuk sampai-sampai beberapa kali absen di rapat-rapat Falasido Jilid X.
Ditambah lagi, kecerewetan Rani bisa menjengkelkan kalau orang-orang di
sekitarnya tidak mengemban mental yang sabar. Secara opportunity, Rani harus
diapresiasi soal pengaturan waktu. Keterbatasan dan kesibukannya tidak
menenggelamkan Rani pada lumpur stigma “tidak bertanggungjawab”. Threat-
nya, kecerewetan Rani kadang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mewakili ketertinggalannya dalam mengetahui informasi terbaru.
Kebawelan Rani dinetralisasi oleh kalemnya Brian –akrab dengan sapaan
Bhe. Bhe berbicara seperlunya, selugasnya. Bhe bekerja secara lentur, dalam
artian tidak banyak mengeluh. Kekurangannya, Bhe yang baru masuk ke
lingkungan UI, tidak begitu paham dengan seluk beluk birokrasi jam malam di UI.
Hal ini mempengaruhi Dessy agak kelimpungan menjelaskan ulang kepada Bhe
karena Rani berhalangan hadir pada waktu checksound. Secara opportunity, Bhe
bisa memberikan kerja yang memuaskan dengan keefektifan yang supel. Threat-
nya, Bhe membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang birokrasi kendaraan di
UI.
Perlengkapan: Johann Gaussac
Johann bukan single fighter tapi ia harus berjuang sendirian di awal
kepanitiaan ini berjalan. Maaf, ya, Jo. Ini semua salah saya. Meskipun demikian,
Jojo tidak pernah mengeluh, ia teguh soal hati. Kerjanya tidak rapi, tapi juga tidak
acak-acakan. Kekurangan yang ada padanya yakni soal ketegasan. Jojo juga
kurang galak. Secara opportunity, Jojo dapat memberikan rasa tentram dan
harmonis karena keberadaannya di manapun selalu memiliki faedah yang esensial.
Threat-nya, Jojo sungguh kurang inisiatif dalam menyuarakan pendapat sehingga
seringkali sulit mengetahui apakah Jojo merasa kesusahan atau tidak.
Keamanan: Amanda Dwininta (PJ) dan Citra Nur Hasanah (Deputi)
Kerja yang rapi, disiplin, dan tidak banyak mengeluh adalah kelebihan-
kelebihan dari Manda Dwininta. Manda Dwininta selalu bertanya, “Dhis, jelasin
ke gue, gue harus ngapain?” Saya senang sekali ketika muncul inisiatif-inisiatif
demikian dari teman-teman di Falasido Jilid X. Tentu saja ini melambangkan
keseriusan mereka dalam menjalani tugas di divisinya masing-masing. Pernah
juga, demi menyamakan rasa saling memiliki, Manda Dwininta bersama Citra
menggelar makan siang bersama staf keamanan. Aduhai!
Mungkin kekurangan Manda Dwininta yang bisa saya simpulkan adalah
kurangnya ketegasan Manda kepada saya untuk meminta staf laki-laki. Tapi saya
ambil asumsi juga, Manda Dwininta paham soal sumber daya laki-laki yang lebih
difokuskan untuk divisi perlengkapan. Coba saja kalau Manda meminta tambahan
staf laki-laki di divisinya dengan ketegasan yang tinggi dan nada suara yang
menuntut, staf keamanan Falasido Jilid X pasti semakin gahar. Opportunity-nya,
Manda Dwininta bisa memberikan kerja yang maksimal dan berusaha
menghindari pembuatan kesalahan. Pikiran dan solusi antisipatif, terdapat dalam
diri Manda. Threat-nya, Manda kurang berpengalaman perihal keamanan.
Manda Dwininta yang memilih Citra sebagai deputi ternyata menambah
keseruan dan keharmonisan dalam divisi kemanan. Citra, licin seperti belut. Bisa
masuk ke mana saja tanpa menghilangkan dedikasinya. Saya rasa dengan adanya
Citra, Manda Dwininta bisa sedikit lega dari kebingungannya karena Citra pernah
menjabat sebagai tim disiplin PSAMABIM. Citra punya pengalaman yang bisa
dibagikan kepada Manda Dwininta. Kekurangannya, Citra suka mengantuk dan
kalau sudah tidur, sulit untuk dibangunkan. Secara opportunity, Citra adalah
teman yang bisa beradaptasi dengan divisi macam apa pun, termasuk keamanan.
Threat-nya, Citra sering keletihan di tengah jalannya diskusi. A(h)man, dah!
E. EVALUASI ACARA
Seluruh elemen yang terkandung dalam Falasido Jilid X, baik konsep maupun
sumber daya manusia memiliki kekurangan yang harus dikritik dan kelebihan
yang harus diapresiasi. Persiapan berupa pertemuan-pertemuan yang intensif di
plataran gedung IX FIB, warung Cumlaude, bahkan HMJ menjadi saksi atas hasil
diskusi dan aura stres kami saat itu.
Sebagai Ketua Pelaksana, saya harus membangun konsep dan tubuh
kepanitiaan Falasido Jilid X dari awal. Oleh karena kesadaran saya –yang tidak
bisa berjalan sendirian—saya memilih Dessy Irawan sebagai wakil saya. Pertama-
tama, hal yang paling mendasar adalah penentuan nama. Pesta Sastra atau
Falasido? Sejujurnya, kami tidak ingin ada kesan kesenjangan antarangkatan di
IKSI soal penamaan acara akbar. Waktu itu, kami berpikir jika kami
menggunakan nama Pesta Sastra, kesan kesenjangan tersebut akan semakin
kentara. Saya dan Dessy sepakat untuk menggabungkan keduanya dalam satu
acara, yaitu Falasido dengan jembatan (pra-acara) Pesta Sastra. Soal penamaan
acara ini pun telah kami diskusikan terlebih dahulu dengan seluruh panitia
Falasido Jilid X. Setelah menentukan nama kami kembali berunding menentukan
tema besar. Tema besar yang ingin kami usung adalah keseimbangan antara isu
bahasa dan sastra karena kami yakin bahwa bahasa dan sastra memiliki
keterikatan yang kuat. Akhinrya, tercetuslah tema Bahasa dan Sastra dalam
Perkembangan Zaman.
Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan tim.
Sebelum membentuk tim inti seperti sekretaris, bendahara, dan penanggung jawab
acara, saya mengajukan ide saya kepada Dessy untuk mengajak Nico Delima
(Nico) sebagai steering committee. Saya membutuhkan pembimbing dari orang
yang lebih berpengalaman dalam acara akbar yang dilaksanakan oleh IKSI. Dessy
mengajukan idenya kepada saya untuk mengajak Dinda sebagai steering
committee juga. Bersedianya Nico dan Dinda dalam membantu serta berbagi ilmu
adalah pendirian pondasi terkuat dalam diri saya sebelum merancang kepanitiaan
Falasido Jilid X yang utuh. Mendirikan kepanitiaan yang kuat secara mental dan
fisik bukanlah hal yang mudah. Dengan tidak adanya bayaran yang jelas selain
pengalaman, etos kerja, dedikasi serta kesetiaan, dan profesionalitas kerja setiap
individu dalam kepanitiaan Falasido Jilid X menjadi hal-hal yang penting.
Penentuan tema sudah, pembentukan tim sudah, berikutnya adalah
perancangan acara. Meskipun perancangan acara adalah tugas domestik divisi
acara, saya sebagai motor pelaksana juga harus menemani proses tersebut. Saya
kira inilah yang sulit namun harus dilakukan oleh seorang pemimpin: menemani.
Menjadi teman yang setia mendengarkan keluhan serta saran dari tiap anggota
panitia adalah hal wajib yang dilakukan oleh setiap pemimpin. Tidak hanya pada
divisi acara, pada divisi-divisi lainnya pun saya memaksimalkan kerja saya untuk
menemani mereka saat sedang berdiskusi. Tatkala saya sedang berhalangan, di
situlah saya andalkan Dessy.
Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, bagi saya tugas yang paling besar saya
jalankan adalah menemani. Setelah menemani proses perancangan acara,
beralihlah saya menemani divisi perlengkapan, konsumsi, dekorasi, desain, dan
instalasi, hubungan kerja sama, hubungan mitra media, dana usaha, hubungan
masyarakat dan publikasi, pasar, dokumentasi, dan keamanan. Semuanya
dijadikan satu rangkuman besar bersama Febrina (Bendahara Umum ) dan Frista
(Sekretaris Umum) menjadi proposal kegiatan. Ketika proposal kegiatan sudah
disepakati, perumusan proposal hubungan kerja sama dan mitra media pun
dimulai. Lagi-lagi, menemani penyebaran proposal-proposal pun menjadi
tanggung jawab seorang pemimpin. Apabila penanggung jawab divisi
berhalangan hadir dalam sebuah pertemuan dengan pihak luar pun, siapa yang
harus siap sedia? Tentulah saya.
Sebelum masuk ke evaluasi pra-acara, saya akan membahas lomba dan
rangkaian kunjungan yang telah dilakukan oleh Falasido Jilid X. Falasido Jilid X
hanya menggelar dua perlombaan yakni penulisan puisi dan esai. Kami
menempatkan lomba penulisan puisi sebagai penunjang isu kesastraan sedangkan
lomba penulisan esai kami tancapkan sebagai batu lompatan menuju isu
kebahasaan. Lomba penulisan puisi yang bertema Erosi Zaman, dibuka untuk
kalangan umum dan lomba penulisan esai dengan tema Peranan Bahasa
Indonesia dalam Menghadapi MEA dikhususkan untuk kalangan mahasiswa. Saya
bercita-cita dengan pemfokusan lomba menjadi dua cabang saja, panitia tidak
akan kewalahan atau keteteran menanganinya. Apa boleh buat, panitia tetap
keteteran. Duit tidak punya, peserta sedikit, dan hadiah adalah penghargaan yang
kami janjikan. Bah!
Terobosan baru yang diusung oleh Divisi Humas dan Publikasi tahun ini
adalah kunjungan atau roadshow ke sekolah-sekolah di Jabodetabek. Kami
berhasil mengadakan kunjungan ke tiga sekolah yakni SMKN 13 Rawa Belong,
SMAN 1 Depok, dan SMAN 5 Bogor. Kunjungan ini kami adakan untuk menarik
peserta dalam lomba, seminar, bedah buku, pementasan teater Pagupon, dan
massa untuk meramaikan acara puncak.
Saat pra-acara dan acara sudah sudah mendekati hari pelaksanaanya, saya
harus mengingati setiap divisi untuk mempersiapkan kerja yang maksimal.
Bagaimana cara mengingatkannya? Pastilah dengan rapat. Dalam rapat-rapat, saya
mempersilakan setiap divisi untuk memaparkan kesiapan dan kendalanya masing-
masing, dengan penanggapan secara bebas dari setiap peserta rapat. Kendala bisa
saja diselesaikan bersama-sama saat itu juga, namun ada saja kendala yang harus
ditunda penyelesaiannya karena waktu yang terbatas atau otak yang sudah buntu.
Saya ingat perkataan Nico, saya yang memulai, saya yang mengakhiri. Setiap
briefing harus saya yang memulai dan setiap evaluasi harus saya yang juga
memulai. Pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2016, saya ingat, saya cuma tidur satu
jam. Meskipun kegiatannya lowong, entah kenapa, saya tidak tenang kalau tidur.
Tanggung jawab saya sebagai Ketua Pelaksana acara ini hanya terjadi sekali
dalam hidup ini (InsyaAllah), mengapa harus saya habiskan dengan tidur yang
nyenyak? Saya ingin memastikan semua teman-teman saya sedang riang gembira
menjalankan tugasnya masing-masing. Saya ingin acara yang bertujuan mulia ini
dapat memancarkan energi positif terhadap banyak orang. Saya ingin mengawasi
dan menyaksikan Falasido Jilid X terselenggara dengan segenap hati.
PraAcara
Pra-acara Falasido Jilid X yang pertama adalah Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI) yang berlokasi di Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kemendikbud Republik Indonesia, Rawamangun. Tepat tanggal 26
Agustus 2015, Tim Falasido Jilid X bekerja sama dengan Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Republik Indonesia untuk mengadakan
UKBI. UKBI atau Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia berfungsi untuk
mengetahui standar kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia. Melalui tes
yang terbagi menjadi beberapa sesi, kemahiran kita dalam menggunakan bahasa
Indonesia dapat dinilai. Dapat dibilang, UKBI merupakan TOEFL dalam bahasa
Indonesia.
UKBI tentu saja merupakan tugas domestik panitia acara. Persiapannya yang
mendadak tidak menyempatkan panitia acara untuk memilih sub-Penanggung
JawabUKBI. Akhirnya, kerja serabutan berlandaskan sifat gotong royong
digunakan demi berjalannya acara sesuai kelancaran yang diharapkan.
Kelebihannya, Falasido Jilid X adalah kepanitaan pertama di FIB yang
mengadakan UKBI! Sebagai peringatan bulan bahasa, tentu saja Falasido Jilid X
dan UKBI memiliki hubungan kuat melalui pertalian kepeduliaan berbahasa
Indonesia. Peserta yang mengikuti UKBI banyak, kami membuka sampai dua
kloter. Mungkin kepanitaan selanjutnya dapat mengadakan kembali UKBI dengan
terobosan UKBI goes to Campus? Hehe, hanya sekadar saran. Apabila
diinisiatifkan dari jauh-jauh hari, penyelenggaran UKBI dapat menjadi ladang
untuk sumber pemasukan dana!
Flashmob dan cipta lampion bersama kami angkat sebagai pra-acara kedua
pada tanggal 3 Oktober 2016. Kedua acara ini kami adakan sebagai upaya untuk
menyebarkan aroma-aroma Falasido Jilid X di FIB UI. Flashmob yang kami
semarakkan di Kantin Budaya atau Kansas FIB UI, bertujuan untuk mencari
animo masyarakat FIB UI. Panitia berdiri mengelilingi kantin dan berjoget
mengikuti irama musik. Lagi-lagi soal persiapan. Apabila disiapkan dengan
penggunaan kostum yang menarik dan pelatihan yang serius dari jauh-jauh hari,
saya yakin flashmob akan berlangsung lebih maksimal. Tetapi, lagi-lagi Falasido
Jilid X berdiri sebagai tonggak. Setelah, mencari-cari sebuah kebaruan di FIB di
tahun 2016, kami sadar belum ada acara yang mengadakan flashmob selain
Falasido Jilid X. Nah, cipta lampion bersama-lah yang membuat hari itu semakin
harmonis rasanya. Seluruh panitia bergabung bersama-sama untuk membantu
penuansaan Falasido Jilid X berupa lampu-lampu syahdu. Namun dalam
penerapannya, lampion-lampion yang tercipta begitu ringkih. Alhasil, menjelang
acara puncak hanya sedikit lampion-lampion yang tersisa dalam bertahan dari
terpaan angin malam.
Pra-acara berikutnya yang semestinya terlaksana adalah mural bersama.
Mural bersama mempunyai sasaran massa yang sama dengan cipta lampion, yakni
masyarakat FIB dan panitia Falasido Jilid X sendiri. Namun ada beberapa
kendala. Pertama, Pak Syarial –dosen prodi Indonesia-- sempat menawarkan
kerjasama roadshow film yang diproduserkan oleh Ibu Teti (dosen prodi
Indonesia). Kami panitia Falasido diminta untuk membantu pengurusan perizinan
dan pembentukan panitia roadshow film tersebut. Tentu saja kami antusias
dengan tawaran ini karena bisa menghasilkan pemasukan berupa dana, kala itu,
beberapa pengeluaran harus kami lakukan dan persediaan uang kami hampir
habis. Akhirnya, kami memutuskan untuk mengganti pra-acara mural bersama
dengan roadshow film pada tanggal 24 Oktober 2016. Segala perizinan kami urus
segesit mungkin, tempat, tanggal, dan waktu kami tandai di rektorat. Setelah
semua perizinan terurus dengan baik, pihak sebrang menyatakan tidak bisa apabila
roadshow diadakan tanggal 24 Oktober 2016. Kami kemudian berdiskusi kembali
dengan Pak Syarial, tetap tidak bisa. Acara ini pun batal karena tidak adanya
perjanjian hitam di atas putih antara pihak Falasido Jilid X dan institusi yang
bersangkutan. Kendala kedua, tanggal 24 Oktober 2016 sudah sangat berdekatan
dengan acara puncak yang bertanggalkan 27 dan 28 Oktober 2016. Apabila mural
bersama tetap diadakan dengan harapan seluruh elemen Falasido Jilid X bisa turut
berpartisipasi, persiapan masing-masing divisi bisa terancam hancur. Dengan
adanya dua alasan tersebut, mural bersama batal diadakan dan menjadi pekerjaan
tersendiri untuk divisi desain, dekor, dan instalasi dalam merancang banner
photobooth.
Saya sangat senang bisa menggabungkan nama Pesta Sastra dengan Falasido.
Pra-acara yang terakhir adalah Pesta Sastra pada tanggal 10 Oktober 2016. Saya
tidak tau, apakah memakai pawang hujan adalah solusi terbaik dalam sebuah
acara? Saya cuma percaya pada kuasa Tuhan. Kalau Tuhan menghendaki hari itu
hujan, maka hujanlah! Pesta Sastra yang semestinya dimulai pada pukul 16.00
WIB di pelataran Gedung IX FIB UI, harus dipindahkan ke Kantin Budaya atau
Kansas FIB UI karena hujan yang tidak kunjung berhenti. Seperti Tuhan sedang
menyayangkan kalau Pesta Sastra hanya disaksikan oleh pohon-pohon dan
gedung-gedung tidak berperasaan. Tuhan menginginkan Pesta Sastra digandrungi
oleh banyak orang di FIB. Maka dari itu, seluruh panitia yang dibantu oleh Diman
dan Mas Ketjak mengangkut seluruh perangkat keras yang diperlukan Pesta Sastra
ke kantin budaya. Acara baru berlangsung pukul 20.00 WIB.
Kekurangan yang paling saya rasakan adalah kembalinya Reno pada
talentanya yang dasariah, menguli. Meskipun sudah ada sub-pj Pesta Sastra, yakni
Dinda Ismi, keberadaan Reno tetap diperlukan sebagai kepala yang mengawasi
keberlangsungan pra-acara. Saya sadar, turun tangannya Reno ke Divisi
Perlengkapan dipicu oleh kurangnya tenaga laki-laki yang membantu Jojo saat itu.
Saya juga sadar, Reno yang turun tangan ke Divisi Perlengkapan tidak punya
maksud untuk meninggalkan divisi acara, justru ia ingin menyukseskan Pesta
Sastra melalui perspektif lain yang tidak bisa dipahami oleh jalan pikiran
profesionalisme. Kekurangan lainnya terdapat dalam diri saya. Saya yang juga
turun tangan membantu Divisi Perlengkapan –walaupun tidak seintensif Reno—
mengakibatkan divisi-divisi lain seolah saya tinggalkan. Saya tidak mau Reno
capek sendiri dan saya terlihat seperti bos, maka saya pun turun tangan, akan
tetapi, ya, hal yang sederhana dari Pesta Sastra malah saya tinggalkan karenanya.
Briefing seharusnya saya yang memulai, disusul Dessy, dilengkapi oleh Reno dan
Dinda. Kesalahannya saat briefing, hanya ada Dessy dan Dinda sebagai pembuka.
Saya dan Reno sedang sibuk mengangkut-angkut. Kekurangan terakhir yang
sempat disinggung oleh Nico adalah, “Konsep kalian seratus, tapi penerapan
kalian nol.” Dessy juga sempat mengatakan, “Parah, sih, itu briefing terkacau
yang pernah gue ikutin di kepanitaan manapun.” Ah, iya, divisi yang juga perlu
diperhatikan saat Pesta Sastra adalah dokumentasi. Memori penyimpanan yang
hilang menyebabkan foto-foto di Pesta Sastra menguap ke udara.
Sudah cukup kekurangannya, mari berpindah ke apresiasi. Panitia Falasido
Jilid X responsif terhadap instruksi yang saya berikan. Sebelumnya, saya
berunding dengan Reno dan Dessy di tengah-tengah hujan yang membasahi
kepala kami. “Gimana, acaranya mau tetep lanjut, nggak?” tanya saya. Reno
membalasnya dengan lirihan “Terserah” dan Dessy menambahkannya dengan
“Kalau lo mau lanjut, Dhis, ya udah lanjut. Kalau lo mau cut, ya udah berhenti.”
Cuma berselang lima detik, kira-kira, saya jawab: “Lanjut”. Dessy langsung
beranjak ke kantor Pak Archelie untuk mengurus perizinan di kansas, Reno
membantu anak-anak perlap untuk mengungsikan perkakas panggung ke tempat
yang tidak basah. Sepulangnya Dessy dengan surat izin dari Pak Archelie, saya
mengumpulkan semua panitia di lobi gedung IX dan memohon bantuan untuk
memindahkan segala macam perlengkapan panggung ke kansas. Di saat yang
bersamaan, panitia acara, khususnya LO, menghubungi setiap pengisi acara untuk
meminta pemaklumannya. Tidak ada pengisi acara yang tidak jadi tampil,
beruntungnya. Mas Iben pun ikut membacakan puisinya. Ditambah lagi, divisi
konsumsi juga siap sedia dengan penganan pengisi acara. Selain itu, divisi
keamanan juga menjalankan dengan baik tugasnya dalam menjaga barang-barang
bawaan panitia. Pada akhirnya, Falasido Jilid X adalah acara yang menyediakan
panggung untuk khalayak umum membaca puisi dan melagukan puisi.
Acara
Hari Pertama: Kamis, 27 Oktober 2016
Puncak acara Falasido Jilid X dibagi menjadi dua hari. Hari pertama yaitu
Kamis, 27 Oktober 2016 dimulai dengan briefing dan doa pagi pukul 08.30 WIB.
Pagi itu saya lihat wajah-wajah segar yang siap melaksanakan tugas dengan
sepenuh jiwa. Kendala yang pertama menghampiri adalah sertifikat yang belum
dicetak serta pigura yang belum dibeli untuk satu pembicara. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa memberikan perubahan pembicara saat
seminar nasional. Tentu saja hal ini merepotkan panitia kami untuk menyiapkan
sertifikat penghargaan. Tapi usut punya usut, saya sadar juga kalau ini adalah
kesalahan panitia yang tidak tegas dalam memberikan tenggat kepastian kepada
pihak luar. Kami membutuhkan pembicara yang khatam soal Peranan Bahasa
Indonesia dalam Menghadapi MEA, tapi di sisi lain kami tidak punya banyak
uang untuk membayar mereka. Jadi, kami carilah yang gratis tapi berbobot: dari
badan bahasa. Lagi-lagi kendalanya duit. Di hari pelaksanaan, Rara berjuang
dengan mengedit sertifikat yang baru sementara Reno menemani Jojo membeli
pigura. Untung saja, semuanya terkejar. Terlepas dari ‘alhamdulillah’, kejadian
seperti ini harus sebisa mungkin dihindari karena merupakan cap buruk yang
melambangkan ketidaksiapan panitia.
Ombak kedua menerpa, kali ini, Opit sebagai pemegang tampuk tertinggi
divisi Pasar harus rela menjadi batu karang. Ternyata tenda yang telah disewa
belum termasuk fasilitas terminal dan listrik! Opit menghampiri saya dan Dessy
yang sedang mengawasi jalannya seminar di gedung IV dengan garis-garis panik
di wajahnya. Solusinya, meminta bantuan Mas Ketjak yang mau meminjamkan
kabel-kabel terminal. Selain itu, Mas Ketjak dan Keong juga mau membantu kami
menarik listrik dari gedung VIII. Uluran-uluran tangan seperti inilah yang akan
menyadarkan kita akan kuasa Tuhan beserta semestanya. Untung saja, tidak ada
tennant yang protes di luar batas kewajaran. Para pengisi tenda hanya bingung
dan bertanya, hebatnya, Opit bisa menenangkan dan menemani para tennant.
Ombak terakhir menerpa mata acara terakhir, yakni pementasan Pagupon.
Panggung Musik dan Sastra adalah acara penutup Falasido Jilid X yang
bertepatan pada Jumat, 28 Oktober 2016. Semestinya, checksound untuk para
pengisi acara dapat dimulai pukul sebelas malam, Kamis 27 Oktober 2016.
Tadinya, panitia berencana untuk menyiapkan panggung dari pukul tujuh malam,
saat pementasan Pagupon hendak dimulai. Akan tetapi, tidak ada yang tau kalau
level yang disewa dari Dudung ternyata juga disewa oleh Pagupon saat itu juga!
Bah! Alhasil, checksound pun mundur. Panggung baru bisa disiapkan setelah
pementasan Pengagum Bintang selesai. Kira-kira pukul dua pagi, checksound
baru dimulai. Perihal masalah ini disebabkan oleh komunikasi yang buruk antara
panitia Falasido Jilid X dengan pihak Pagupon. Padahal satu jurusan, ya, lucu.
Kekurangan lainnya adalah tidak adanya divisi kesehatan yang kami sediakan
untuk panitia-panitia yang tumbang. Beberapa panitia kecapekan dan persediaan
obat-obatan pun tidak kami siapkan. Kekurangan tambahan, kekurangan yang
fatal yakni tidak tercetaknya kartu identitas Falasido Jilid X untuk Akbar Prabowo
selaku ketua IKSI 2016. Maaf, ya, Bar, tidak ada maksud saya untuk melupakan
Anda sebagai pemegang tampuk kekuasaan tertinggi di IKSI saat itu.
Kembali kepada narasi yang apresiatif, seluruh divisi mampu mengerjakan
tanggung jawabnya dengan baik. Divisi konsumsi memberikan kerja terbaiknya
bagi pengisi acara dan panitia. Divisi Dokumentasi siap dengan kameranya,
humas dan publikasi pun tidak lupa untuk mengisi media sosial Falasido dengan
berita acara yang terbaru. Dekorasi, desain, dan instalasi memberikan penuansaan
lorong di depan Kansas dengan kertas-kertas berpuisi. DDI juga menggantung
mural yang informatif tentang pagelaran sastra ramai di pelataran gedung VIII.
Divisi kesekretariatan dibantu dana usaha (usaha kreatif) yang standby dalam
membagikan id card juga memaksimalkan kerja mereka dengan penuh kesabaran.
Ditambah lagi, barang-barang bawaan panitia saat itu dijaga dengan awas oleh
divisi keamanan.
Hari Kedua: Jumat, 28 Oktober 2016.
Briefing hari kedua dimulai ketika matahari sudah agak tinggi, pukul sepuluh
pagi. Namun, hanya segelintir yang datang. Tidak melebihi dari dua puluh kepala.
Untung saja, briefing kedua yang diadakan pukul tiga sore bisa dihadiri oleh
semua elemen Falasido Jilid X. Rapat terakhir sebelum acara penutup dimulai,
rapat yang berisi wejangan dan dorongan motivatif. Oleh karena beberapa
pembaca puisi memutuskan untuk tidak jadi tampil di panggung, acara berubah
menjadi pembukaan kesempatan untuk siapa pun yang ingin membaca puisi.
Syukurlah, FIB dijejali oleh mental-mental yang haus eksistensi. Banyak yang
antusias dalam membacakan puisinya di atas panggung. Penampilan dari grup-
grup musik yang kami undang baru dimulai setelah istirahat maghrib. Acara
berjalan dengan lancar, saya rasa. Divisi kesehatan telah kami bentuk dengan
penuh inisiatif, divisi konsumsi selalu mengingatkan panitia untuk tidak lupa
makan, divisi keamanan menjaga barang-barang panitia, dan Divisi Dokumentasi
siap dengan senjatanya.
Pasca Acara
Yang perlu diperhatikan pascaacara adalah pertanggung jawaban terhadap
bangku-bangku kansas. Bangku-bangku Kansas yang seharusnya tidak boleh kami
cabut, tetap kami cabut demi acara yang maksimal. Kami bertujuan untuk
mengajak banyak orang di Kansas untuk berjoget dan bergoyang bersama alunan
musik dari grup-grup musik yang kami undang. Hasilnya, suasana bisa semarak
bisa terlihat ketika MRT naik ke atas panggung, Tarrkam memecah kekakuan
penonton saat itu, dan Sudhobool meregangkan otot serta emosi kami dengan
joget-an yang santai. Bodoh memang, mementingkan keberlansungan acara saat
itu tanpa memperhitungkan akibat yang akan terjadi. Fenomena ini adalah
kesalahan panitia yang mutlak tidak bisa dihindarkan.
Perlu diperhatikan juga, produk-produk yang dicetuskan oleh divisi dana
usaha berupa kaus, topi, buku catatan, sticker, dan pembatas buku mengalami
kemoloran yang berlebihan. Kemoloran ini diakibatkan oleh pencatatan daftar
pembayar yang tumpang tindih dan tidak rapi sehingga pemasukan yang
seharusnya bisa dialihkan untuk membayar vendor pun tersendat. Selain itu,
pengunggahan foto-foto dokumentasi Falasido Jilid X juga tersendat karena
kendala yang dialami oleh Zahra sebagai penanggung jawab untuk mencari
perangkat-perangkat yang dibutuhkan.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Falasido Jilid X 2016 diukur melalui tujuan
kegiatan dan target pencapaian. Tujuan kegiatan meliputi empat poin dan target
pencapaian juga meliputi empat poin. Indikator keberhasilan yang berupa
prosentase akan mendapatkan hasil maksimal (100%) apabila tujuan (maksimal
50%) dan target (maksimal 50%) tersebut dijumlahkan.

Tujuan kegiatan:

1. Memperingati bulan bahasa Indonesia dan sumpah pemuda (12,5%)

2. Membuktikan peranan bahasa dan sastra Indonesia di masa kini dalam


dunia internasional (12,5%)
3. Mengembangkan kreativitas mahasiswa dan masyarakat umum di bidang
bahasa dan sastra Indonesia (12,5%)

4. Mengekspresikan bahasa dan sastra Indonesia dalam konsep festival


(12,5%)

Tujuan kegiatan Falasido Jilid X 2016 memperoleh indikator keberhasilan sebesar


50%. Empat poin yang tercantum di atas telah terlaksana dengan baik melalui
rangkaian acara yang terdapat dalam Falasido Jilid X 2016.

Target pencapaian:

1. Dikunjungi oleh berbagai macam,

a. Akademisi (2,08%)

b. Ahli bahasa (2,08%)

c. Pemerhati bahasa dan sastra (2,08%)

d. Penikmat musik (2,08%)

e. Masyarakat umum kurang lebih 10.000 orang (0%)

2. Mahasiswa dan masyarakat umum ikut merayakan bulan bahasa Indonesia


sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda (12,5%)

3. Mahasiswa dan masyarakat umum lebih peka terhadap isu-isu bahasa dan
sastra dalam dunia internasional setelah mengikuti seminar dan bedah buku di
Falasido Jilid X 2016 (0%)

4. Memberikan kesan yang positif bagi para mahasiswa, pemerhati bahasa dan
sastra, penikmat musik, dan masyarakat umum lewat konsep festival yang diusung
oleh Falasido Jilid X 2016. (12,5%)

Target pencapaian Falasido Jilid X mendapatkan indikator keberhasilan


sebesar 35,4%. Jadi, apabila tujuan kegiatan (50%) dijumlahkan dengan target
pencapaian (35,4%), maka indikator keberhasilan Falasido Jilid X adalah 85,4%.
F. REKOMENDASI
Rekomendasi yang sangat penting untuk dicatat adalah soal pembentukan
panitia. Panitia wajib dibentuk setahun sebelum acara dimulai. Maka untuk
memaksimalkan pembentukan tersebut, adakanlah open tender Falasido supaya
kepanitiaan Falasido bisa terbentuk tanpa harus menunggu pergantian ketua IKSI.
Kemudian, jangan sekali-sekali memilih penanggung jawab yang tidak
bertanggung jawab. Kalau orang yang bersangkutan sudah keberatan, pecatlah
saja dia daripada menjadi racun negatif di tubuh kepanitiaan. Jalinlah juga
hubungan yang harmonis antarangkatan dengan mengikutsertakan mereka di
acara ini. Ingat, acara besar IKSI bukan punya angkatan mana pun. Siapa pun
boleh andil dalam acara ini. Terakhir, temukanlah konsep yang berbeda dari
acara-acara di FIB. Setiap semester genap, akhir pekan selalu diwarnai oleh
musik dan seminar yang pengisi acaranya, ya, itu-itu saja. Mereka bukan patokan.
Panitia selanjutnya berkesempatan besar untuk memberi warna yang berbeda
kepada FIB.

G. PENUTUP
Demikian laporan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab. Sekali lagi
terima kasih. Terima kasih, IKSI, telah memberikan pembelajaran yang begitu
dahsyat dalam kehidupan saya.

Salam,
Ketua Pelaksana
Falasido Jilid X

Yudhistira (2014)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
WAKIL KETUA PELAKSANA FALASIDO JILID X
OLEH DESSY IRAWAN, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Kalimat pertama ini saya persembahkan sebagai bentuk ucapan terima kasih
kepada Tuhan YME karena telah membuat saya lahir ke dunia sehingga sempat
merasakan rasanya menjadi Wakil Ketua Pelaksana Falasido. Terima kasih
kepada Yudhistira selaku Ketua Pelaksana yang telah memutuskan secara mutlak
agar saya mendampinginya. Terima kasih kepada Kak Nico dan Kak Dinda yang
telah sudi menjadi panutan. Nasihat, masukan, saran, teguran bahkan tamparan
sekalipun begitu membangun kami menjadi kami yang lebih mampu. Terima
kasih kepada yang terhormat Ibu Riris dan Ibu Felicia yang telah memberikan
wejangan paling berharga yang pernah kami terima selain perihal kuliah drama
atau sintaksis dan semantik pragmatik, serta kepada segenap dosen Program Studi
Indonesia untuk bantuan yang tidak mampu saya sebutkan semuanya di lembar
pendahuluan ini. Terima kasih untuk tim panitia kesayangan saya, peran apapun
yang kalian jalankan tempo lalu, saya akui kalian hebat. Rangkaian terima kasih
selanjutnya saya persembahkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
keberlangsungan Falasido UI Jilid X.
Kurang lebih empat bulan lalu, Falasido telah selesai terselenggara.
Selayaknya sebuah acara, tentu ada evaluasi dan apresiasi yang dapat dijadikan
bahan pembelajaran bagi generasi selanjutnya. Oleh karena itu, lembar
pertanggungjawaban ini ada. Saya berharap untuk siapapun penerus saya kelak,
akan tiba masanya kalian akan menulis lembar pertanggungjawaban seperti saya
sekarang, untuk itu marilah mulai belajar dari tulisan dan semoga tulisan saya ini
dapat dimengerti lahir batin. Berikut saya laporkan hasil kinerja saya selama
bertugas menjadi Wakil Ketua Pelaksana Falasido UI Jilid X.

B. DESKRIPSI KERJA
Berikut adalah deskripsi kerja saya sebagai Wakil Ketua Pelaksana Falasido
UI Jilid X.
a) Mendampingi dan/atau menggantikan Ketua Pelaksana dalam memimpin
kepanitiaan
b) Secara khusus, mengontrol beberapa divisi yang meliputi acara,
kesekretariatan, bendahara, hubungan masyarakat dan publikasi, sponsorship,
dan mitra media
.
C. EVALUASI ACARA
PraAcara
Saat saya resmi menjadi seorang wakil, hal pertama yang saya dan Yudhis
lakukan adalah berbincang. Tidak sedikit yang kami perbincangkan, tidak sedikit
pula ide-ide baru yang muncul berkaitan dengan konsep acara yang hendak kami
usung. Sekitar awal Maret, tepatnya saat beberapa hari menuju Rapat Kerja IKSI
FIB UI 2016, kami harus memutuskan mengenai nama apa yang akan kami
gunakan sebagai bentuk peringatan terhadap Bulan Bahasa Indonesia. Sebagai
angkatan yang pernah merasakan kedua nama yang berbeda di tahun yang
berbeda, kami betul-betul bingung. Di tahun pertama kami kuliah, kegiatan
sebagai bentuk peringatan terhadap Bulan Bahasa Indonesia ini diberi nama Pesta
Sastra, berbeda dengan tahun berikutnya yang menggunakan nama kegiatan
Festival Bulan Bahasa Indonesia atau Falasido. Setelah melalui tahap musyawarah
dengan berbagai pihak – IKSI 2014, Kak Nico, Kak Dinda-, kami memutuskan
untuk menggunakan nama Festival Bulan Bahasa Indonesia. Akan tetapi di
belakang nama tersebut kami tambahkan dengan kata ‘jilid X’ sebab berdasarkan
informasi yang kami ketahui bahwa Falasido yang terakhir terlaksana merupakan
Falasido yang ke-9. Pada tahap ini juga kami bersyukur mendapatkan steering
commite dengan mudah yaitu Kak Nico dan Kak Dinda, keduanya merupakan
Ketua Pelaksana di peringatan Bulan Bahasa dalan kurun waktu dua tahun
terakhir.
Tahap selanjutnya yakni membentuk tim pelaksana Falasido Jilid X. Saya dan
Yudhis selalu mengawalinya dengan berbincang. Berdasarkan hasil perbincangan
kami di pertengahan Maret kala itu, sudah terdapat rancangan nama-nama yang
kami proyeksikan mampu memimpin divisi terkait. Ada beberapa nama yang
memang mengajukan secara sadar dan tanpa diminta untuk menjadi BPH
Falasido, seperti Renovan (Koor. Acara). Proses bujuk – membujuk atau tawar –
menawar antara saya dengan beberapa rekan, atau antara Yudhis dengan beberapa
rekan, tidak berlangsung begitu lama. 90% target PJ mengiyakan tawaran saya
dan Yudhis untuk menenami kami mewujudkan Falasido Jilid X, meskipun ada
beberapa di antara mereka yang mengiyakan karena kasihan atau terpaksa. Akan
tetapi saat itu, kami masih belum menemukan PJ Perlengkapan.
Seusai melengkapi susunan tim, kami terlebih dahulu berkumpul
membicarakan konsep acara, bersama Reno yang sejak dari awal sudah
mengajukan diri menjadi PJ Acara kami mulai merampungkan beberapa konsep
dasar. Dapat dikatakan bahwa frekuensi kumpul kami bertiga begitu sering kala
itu, selesai kuliah pasti sudah wajib hukumnya untuk sekadar duduk di Kape Gd.
IV atau Ruang HMJ untuk membicarakan konsep-konsep dasar. Konsep dasar
tersebut tidak hanya diperoleh dari hasil perbincangan kami, melainkan juga
bersumber dari wejangan para dosen prodi. Saya masih ingat betul, untuk yang
pertama kalinya kami meminta bimbingan arah Bu Riris. Ruang kerja beliau
mungkin menjadi saksi betapa banyak masukan dan motivasi yang diberikan Bu
Riris kepada kami, termasuk yang berkaitan dengan tema acara. Dosen kedua
yang kami mintai saran dan masukan yaitu Ibu Fellicia, Direktur SEAMEO
QITEP, dosen Sintaksis dan Semantik yang kami cintai, dan steering commitee
versi dosen yang kami hormati. Melalui perbincangan antara kami dan Ibu Sis di
Ruang Direktur SEAMEO QITEP, kami mendapatkan banyak sekali masukan dan
beberapa akses yang memudahkan kami untuk menyelenggarakan beberapa mata
acara.
Saat gambaran besar konsep dasar acara sudah rampung, kami mulai
mengadakan kumpul BPH. Di kumpul BPH pertama kali, saya dan Yudhis
menyampaikan gagasan awal kami mengenai apa yang menjadi konsep dasar
Falasido Jilid X. Adapun beberapa konsep dasar yang saya maksudkan di atas
yaitu (1) pelaksanaan acara yang dikemas hanya dalam dua hari, (2) hendak
bekerja sama dengan Kemendikbud RI di berbagai mata acara, (3) hanya
mengadakan dua jenis lomba, (4) hendak mengadakan seminar bertaraf nasional
yang berkaitan dengan bahasa di era MEA, (5) tidak akan ada set up cost, sebab
saya dan Yudhis sepakat bahwa panitia bekerja tanpa dibayar dan tanpa
membayar, Yudhis merasa dengan ikut sertanya mereka menjadi panitia adalah
suatu pengorbanan, mereka hanya cukup memberikan sumbangsihnya dalam
bentuk tenaga dan ide, tidak dengan uang, (6) konsep dekorasi dan instalasi yang
sudah memiliki gambaran dan rencana adanya pameran karya sastra yang bekerja
sama dengan IKJ. Dalam rapat BPH kali pertama itu saya melihat antusias mereka
yang begitu menyala, saya bersyukur memiliki mereka. Sejak rapat BPH,
beberapa PJ Divisi dan WaPJ divisi mulai olah ide untuk meresmikan konsep
divisi masing-masing beserta dengan anggaran dana yang dibutuhkan terkait
pembuatan proposal kegiatan. Proposal kegiatan pun sudah mulai dibuat.
Proses pembuatan proposal hingga mencapai tahap diterima oleh pihak FIB
berlangsung begitu lama. Oleh karena tiga orang kestari Falasido tidak selalu siap
maka sayalah yang menggantikan mereka untuk mengurus segala urusan perizinan
kegiatan. Pada awal April hingga akhir April, frekuensi berbincang antara saya
dan Yudhis mulai sedikit berkurang. Hal ini disebabkan karena kami sibuk
mempersiapkan pementasan Sumur Tanpa Dasar di akhir April, Yudhis sibuk
menjadi penata musik, saya dan Akbar sibuk mengurus sponsorship dan mitra
media. Berkurangnya frekuensi kumpul kami mungkin berakibat pada mundurnya
beberapa agenda kerja yang kami rencanakan sebelumnya, yang paling krusial
adalah lambatnya proses pencarian sponsor. Di rencana awal, kami akan memulai
untuk membidik sponsor sekitar awal April, akan tetapi karena Luthfi selaku PJ
Sponsor sibuk di luar IKSI, semua rencana hanyalah rencana, bahkan hal
terburuknya kala itu adalah proposal sponsor pun belum selesai dibuat.
Waktu terus berjalan, April Mei sampai kami mulai menempuh Ujian Akhir
Semester dan libur. Rapat, mempersiapkan banyak konsep, berkhayal, dan
bermimpi untuk mewujudkan Falasido adalah aktivitas kami sebelum kami
memasuki masa libur. Di masa liburan adalah awal perjuangan sesungguhnya.
Yudhis selalu menegaskan bahwa libur adalah kata kerja, jadi semasa libur ya kita
tetap harus kerja. Bagi saya tiga bulan libur semester genap lalu adalah anugerah,
sebab oleh karenanya saya dan Yudhis bisa dengan leluasa mempersiapkan
banyak hal.
Merangkum dari ingatan saya yang mulai pudar, semasa liburan tersebut
banyak sekali perkembangan yang kami lakukan berdua, atau bertiga dengan
Reno, atau berempat dengan Mita. 23 Juni saya dan BPH Falasido
mempresentasikan konsep acara di hadapan Pak Archel. Di luar dugaan ternyata
Beliau memberikan banyak sekali masukan yang berguna. Usai masa presentasi di
hadapan dekanat, hal selanjutnya yang saya dan Yudhis rampungkan adalah
proposal permohonan kerja sama untuk sponsor. Suatu evaluasi besar bagi bidang
sponsorship karena pada akhirnya sayalah yang menyelesaikan proposal tersebut,
dengan rancangan desain alakadarnya. Hal mendesak kedua yang saya dan Yudhis
rampungkan adalah situs resmi Falasido, yaitu www.Falasidoui.com. Atas
bantuan teman semasa sekolah saya, Robi, saya mampu mengoperasikan situs
tersebut tanpa membayar anak fasilkom, saya belajar untuk mampu dan Yudhis
juga. Setidaknya di bulan puasa tersebut urusan perizinan kegiatam, tempat
kegiatan, proposal sponsor, dan situs resmi Falasido sudah berhasil
dirampungkan.
Setelah Hari Raya Idul Fitri, kami kembali bergerak. Saya, Yudhis, Reno dan
Mita sepakat untuk menyelesaikan banyak hal, meski hanya berempat. Pertama,
kami bergerak menuju Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kedatangan
pertama kami kala itu bermaksud untuk mengajukan permohonan kerja sama, baik
berupa materi maupun pembicara. Bersama Akbar, kami juga bergerak menuju
Gagas Media, membicarakan perihal kerja sama kami untuk mata acara bedah
buku. Kami juga menyelesaikan TOR untuk juri dan pembicara seminar,
menghubungi banyak pihak untuk dimintai kesediaannya menjadi juri atau
pembicara. Proposal sponsor pun sudah mulai disebar, lagi-lagi saya dan Yudhis
yang bergerak menggantikan Luthfi yang betul-betul sibuk. Lagi-lagi saya juga
yang menggantikan Frista dan timnya untuk menyiapkan segala surat yang
dibutuhkan. Di awal bulan Juli itu juga, tepatnya di tanggal 10 Juli, pertama
kalinya OA Line Falasido diluncurkan seraya menginformasikan khalayak bahwa
Falasido akan segera tiba.
Pada 1 Agustus 2016, pendaftaran lomba esai dan lomba puisi sudah mulai
dibuka. Saya turut membantu humas publikasi untuk menyebarkannya di seluruh
kanal media, termasuk di lingkup IMABSII. Di luar dugaan, ternyata banyak
sekali khalayak yang mendaftar, terutama lomba puisi. Di waktu yang bersamaan,
humas dan publikasi juga sudah harus bergerak lebih intensif. Memasuki bulan
Agustus menandakan bahwa sudah semakin dekat dengan periode roadshow ke
sekolah-sekolah yang dijadwalkan oleh tim humas. Setelah melalui proses
menghubungi atau mendatangi sekolah yang dituju, akhirnya hanya ada tiga
sekolah yang kami tuju, yaitu SMKN 13 Jakarta Barat, SMAN 5 Bogor, dan
SMAN 1 Depok. Kunjungan ke tiga sekolah tersebut berlangsung begitu seru dan
antusias siswa sangat menjanjikan.
Untuk mengatasi permasalahan sponsor yang berlarut-larut begitu mengganjal
di kepala saya dan Yudhis, akhirnya saya dan Yudhis sepakat membuat grup
sponsor yang isinya adalah orang-orang yang bersedia menggerakan divisi
sponsor. Grup itu terdiri dari saya, Yudhis, Akbar, Ega, Reno, Rojali dan Oji
(keduanya merupakan staf sponsor). Usai proposal dicetak, saya dan seluruh
penghuni grup itu pertama kali kumpul di Kansas membicarakan strategi dan cara
membidik sponsor, hari itu juga kami mulai membagi perusahan yang hendak
dibidik oleh masing-masing dari kami. Bagi saya, tidak ada yang sia-sia dari
sebuah usaha, meskipun tidak ada sponsor utama yang kami dapatkan, meskipun
saya dan Akbar pernah mengunjungi alamat sponsor yang salah dan pulang tanpa
hasil, meskipun saya dan Ega pernah susah payah menjelajahi Jakarta dengan
angkot untuk menuju sebuah gedung besar milik sebuah perusahaan terkenal dan
pada akhirnya mereka menolak untuk bekerja sama. Sekali lagi, tidak ada yang
sia-sia.
Pada bagian berikut saya akan menguraikan empat mata Praacara yang
terlaksana. Hasil kedatangan kami ke Badan Bahasa tempo lalu akhirnya
menghasilkan keputusan kami untuk menambah Praacara yaitu Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia. Selain karena pihak Badan Bahasa yang menawarkan, kami
juga merasa bahwa ini sejalan dengan tema yang kami usung. UKBI ini
dilaksanakan pada 26 Agustus 2016 bertempat di Badan Bahasa. Seminggu
sebelum pelaksanaan, saya, Yudhis dan tim acara gencar mempersiapkannya.
Peserta yang mendaftar sudah melebih kuota, sekitar hampir 400, sementara kuota
yang disediakan oleh Badan Bahasa hanyalah 200. Akhirnya kami memutuskan
untuk mengambil 200 pendaftar pertama. Satu hari sebelum pelaksanaan kami
mendapatkan kabar yang luar biasa mengejutkan dan mengecewakan dari pihak
Badan Bahasa. Kuota 200 tersebut harus dibagi dua kloter, pagi dan siang, sebab
ruang Aula yang sejak dari awal direncanakan menjadi tempat UKBI ternyata
digunakan untuk rapat. Panik bukanlah solusi saat itu, kami segera membagi dua
kloter dan langsung mengabari perubahan jadwal melalui surel. Pada hari
pelaksanaan, peserta yang data hanya setengahnya dari peserta yang terdaftar.
Diperkirakan ini karena perubahan jadwal yang mendadak, terlihat dari
banyaknya peserta yang protes tidak bisa di jadwal pagi. 26 Agustus pagi, panitia
yang bertugas di tempatnya masing-masing menjalankan tugas tanpa kendala,
kecuali Reno yang datang telat dan Rara yang terlambat bangun.
PraAcara yang terlaksana di awal bulan September yaitu Flashmob, Cipta
Lampion Bersama, dan Mural Bersama. Ketiganya berjalan dengan lancar meski
keseluruhan peserta adalah anak IKSI. Target peserta kami sebenarnya juga
mencakup warga FIB, entah publikasi kami yang kurang menyeluruh atau
memang warga FIB yang apatis dengan acara-acara jurusan selain jurusannya
sendiri. Akan tetapi, perihal Praacara Flashmob, ada begitu banyak apresiasi yang
diberikan warga Kansas ketika kami menggemparkan Kansas dengan tarian yang
menggembirakan seraya menginformasikan bahwa Falasido akan segera hadir.
Di awal bulan September itu pula, saya, Yudhis dan tim acara begitu sibuk
bergerak mengirim surat permohonan kepada beberapa tokoh penting untuk
menjadi pembicara. Dibantu oleh Akbar yang selalu siap mengantar saya ke
beberapa tempat penting, undangan-undangan tersebut akhirnya berhasil sampai
di tangan tokoh terkait. Sempat merasa kewalahan, karena lagi-lagi yang bergerak
hanyalah saya, Yudhis, Reno, Mita, Ega, Akbar. Akan tetapi, bagi saya semuanya
menyenangkan, termasuk di bagian rantai motor Yudhis lepas saat tiba di Parkiran
Kemendikbud yang menyebabkan ia dan Ega harus mendorong motor dari lantai 1
ke lantai enam parkiran. Saya, Akbar, Reno dan Mita yang juga sedang mengantar
undangan di tempat yang tak begitu jauh dari Kemendikbud hanya bisa
menertawakan untuk kemudian menghampiri dan membantunya. Jangan anggap
saya curhat, sebab pesan di balik kalimat saya sebelumnya yaitu selalu ada yang
menyenangkan dan selalu ada yang bisa diambil makna dan manfaatnya, meski
kita berada dalam kondisi paling miris sekalipun.
PraAcara yang terakhir dilaksanakan yaitu Pesta Sastra. Ini merupakan
PraAcara yang begitu menguras tenaga, emosi, dan uang pada pelaksanaannya.
Kendala pertama yang kami hadapi yaitu sound system, kami terpaksa harus
menyewa sound system ke Kandang Cikar Production karena sound system
kampus tidak bisa dipinjam. Kendala selanjutnya ialah hujan di saat segala
perangkat, panggung, dan dekorasi sudah terpasang. Yudhis memutuskan untuk
tetap melanjutkan Praacara ini meskipun hujan. Hal ini menyebabkan saya harus
menghadap Pak Archel untuk meminta izin pindah tempat ke Kansas, kala itu
saya ditemani oleh kak Nico. Dengan disetujuinya keputusan untuk pindah tempat
oleh Pak Archel, hal ini juga berarti menandakan perangkat sound system harus
dipasang ulang, itu membutuhkan waktu yang lama dan hal ini juga menyebabkan
acara diundur selaama empat jam. Pada pelaksanaannya banyak sekali partisipasi
dari masyaralat FIB, dari komunitas penggiat sastra, mas Iben, dan lain-lain yang
namanya tidak mampu saya ingat. Terima kasih karena kalian telah meramaikan
Pesta Sastra dengan puisi yang berani kalian tampilkan di panggung.
Pada 20 Oktober 2016, dijadwalkan untuk pengumuman pemenang lomba.
Jadwal ini menjadi mundur karena beberapa persoalan, salah satunya proses
penjurian. Peserta lomba puisi memang banyak sekali, tetapi masih saja ada
kendala saat proses penjuriannya yaitu berkurangnya satu juri sehingga hanya
tersisa dua juri. Akhirnya saya memohon kepada Abimanyu, IKSI 2010, untuk
menjadi juri puisi dan beruntungnya ia setuju sehingga persoalan penjurian puisi
tidak berlarut-larut. Kemudian perihal pemenang esai, pendaftar lomba esai
memang banyak tetapi yang mengirim karya hanya 5 peserta. Kami sempat
bingung untuk memutuskan berapa pemenang yang hendak kami berikan, melihat
hanya ada satu karya yang mencapai nilai layak untuk menjadi pemenang. Hal
tersebut berhasil diatasi dengan wejangan dari Pak Sunu yan g mengatakan bahwa
jika tidak layak ya tidak usah dijadikan pemenang, juaranya hanya 1 pun tidak
masalah, semua mutlak keputusan panitia.
Acara
Hari pertama, 27 Oktober 2016, seluruh panitia berkumpul untuk briefing di
pelataran Gd. IX. Mata acara pertama yaitu Seminar Nasional “Peranan Bahasa
Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Peserta yang
datang begitu ramai dari berbagai penjuru sekolah dan instansi, meskipun tidak
memenuhi seluruh kursi yang tersedia. Evaluasi untuk mata acara ini yaitu
persiapan hal-hal teknis yang sepele juga butuh diperhatikan, misalnya sertifikat
untuk pembicara, HT yang terlambat diberikan oleh vendor. Meskipun demikian,
seminar ini sukses mendatangkan pembicara yang luar biasa hebat.
Mata acara kedua yaitu bedah buku “Chairil: Sebuah Biografi”. Kami
bekerja sama dengan Gagas Media yang langsung mendatangkan penulisnya.
Akan tetapi, peserta yang hadir tidak begitu banyak, diperkirakan karena
bersamaan dengan hadirnya hujan yang cukup deras. Mata acara ketia yaitu
pementasan Teater Pagupon “Pengagum Bintang” yang berlangsung tanpa
kendala apapun, penonton yang membeli tiket pementasan pun banyak, audit
menjadi sesak oleh karenanya.
Di hari pertama rangkaian Falasido ini juga ada Pagelaran Sastra Raya (Pasar)
yang meliputi Pasar Kuliner, Pasar Buku, dan yang paling menarik perhatian
warga FIB ialah Pasar Permainan Rakyat. Sebelum tenda-tenda Pasar dipasang,
kami mendapat kabar bahwa penyewaan tenda di vendor terkait tidak termasuk
dengan listrik. Kabar yang luar biasa membuat panik. Hal tersebut berhasil diatasi
dengan menyewa perangkat listrik ke Kandang Cikar Production, setelah Jojo
sang PJ Perlap melakukan penawaran, tetap saja kami harus membayar dengan
jumlah banyak. Hujan juga menjadi salah satu penyebab Pasar Permainan Rakyat
harus tutup sebelum waktu yang ditetapkan sebelumnya.
Hari pertama ditutup dengan tahap evaluasi di penghujung acara, tepatnya
saat pementasan Pengagum Bintang selesai. Di evaluasi tersebut saya datang
terlambat karena harus mengurus perizinan masuk kendaraan di kantor PLK UI.
Bagi saya, hari pertama berjalan sesuai rencana kecuali beberapa kendala yang
saya sebutkan di atas. Usai evaluasi, Divisi Seni , perlap, dan beberapa Divisi
Acara masih harus bekerja untuk menyiapkan hari esok. Divisi Seni menghias
lorong dan sekeliling Kansas, divisi perlap membantu Divisi Acara menyiapkan
kebutuhan panggung dan sound, Divisi Acara bersiap untuk menjalankan check
sound untuk para pengisi acara. Saya bersama Brian divisi transportasi bertugas
untuk mengurus perizinan masuk kendaraan para pengisi acara yang datang di atas
jam 11. Check sound pengisi acara harus mundur selama dua jam, sekitar pukul 2
dini hari alunan musik sudah mulai terdengar pertanda checksound pun sudah
dimulai. Mata-mata sayu panitia yang saat itu bertugas menjaga ataupun
menyiapkan sudah mulai terlihat. Sekitar pukul 06 pagi, checksound selesai,
seluruh perangkat juga sudah dirapikan, Kansas kembali sunyi, hanya ada
beberapa pedagang dan beberapa panitia dengan mata ngantuk dan otak suntuk.
Pukul sepuluh, kami sudah harus berkumpul untuk mengadakan briefing hari
kedua, puncak acara Falasido “Panggung Musik dan Sastra”. Di hari kedua saya
dan Yudhis sepakat untuk mendirikan divisi baru yaitu kesehatan. Kami
menyadari panitia adalah manusia yang rentan sakit bila terus-terusan dihadapkan
oleh kondisi terjepit. Hari kedua resmi dimulai dengan ramainya suara yang
bermuara dari divisi Pasar yang mulai menjajakan permainan rakyat dan pasar
lainnya. Kala itu saya akui saya malah tidur di ruang panitia akibat mata saya
yang sudah tidak bersahabat, saya dibangunkan ketika kami harus pindah ruang
panitia sebab ruang 9204 hendak dipakai untuk Persekutuan Oikumene. Pukul tiga
kami melakukan briefing untuk yang terakhir kalinya. Yea sedih briefing terakhir.
Perihal teknis mungkin akan dijabarkan secara terperinci di lembar
pertanggungjawaban acara. Saya hanya akan melihat kelebihan dan kekurangan
acara puncak ini dari sudut pandang saya seorang wakil. Kelebihannya acara ini
begitu ramai, Kansas begitu hidup, pengisi acara begitu menarik perhatian
penonton, dan saya begitu sedih karena ini pertanda bahwa Falasido akan segera
usai. Keamanan, dokumentasi, acara, perlap, konsumsi sudah siap di koridornya
masing-masing, baik dalam hal menjaga atau membuar border penonton yang
rusuh, mengabadikan momen, mengatur pergantian pengisi acara, memindahkan
perangkat yang dibutuhkan, menyiapkan makanan untuk pengisi acara dan panitia.
Sebelum acara berakhir saya sudah harus bertugas untuk mengurus perizinan
keluar masuk kendaraan untuk kebutuhan pengangkutan sound system. Lagi-lagi
saya menuju kantor PLK, saya dan Brian terpaksa harus jalan kaki di area Kutek
untuk mencari tukang print yang masih buka sebab saat itu harus membuat surat
perizinan yang baru, bahkan saya tidak mengikuti sesi evaluasi di akhir acara
sebab saya terjebak berjam-jam di Gerbatama, berdebat dengan pertugasnya
perihal perizinan. Ketika saya sudah dibebaskan oleh petugas Gerbatama, saya
melihat kondisi Kansas sedang di bereskan seperti sedia kala. Falasido benar-
benar telah berakhir dan saat itu saya menangis sejadi-jadinya akibat tragedi
beberapa jam terakhir.
Pasca Acara
Falasido belum usai. Mungkin itu adalah kenyataan yang harus saya dan
Yudhis terima. Usai acara puncak, masih banyak hal yang harus saya dan Yudhis,
dan jajaran BPH lainnya selesaikan. Dokumentasi harus mengunggah foto-foto
dan video-video yang berhasil didapat kala rangkaian berlangsung, meskipun
tidak langsung diunggah karena kendala satu atau dua hal, saya percaya tim
dokumentasi akan segera menyelesaikannya. Danus juga belum kelar, produk
Falasido belum semuanya tercetak karena kendala uang. Permasalahan ini berhasil
diatasi pada saat beberapa hari sebelum LPJ ini saya tulis, Yudhis dengan
keteguhan tekatnya mengurus percetakan produk yang belum dengan dana yang
apa adanya, bahkan sampai menggunakan uang pribadinya. Humas dan Publikasi
juga masih harus mengirimkan hadiah kepada pemenang lomba dan pemenang
kuis. Kami juga masih memiliki utang kepada vendor baju, tetapi beberapa
minggu setelahnya kami berhasil melunasinya. Kami juga masih memiliki utang
kepada Kandang Cikar Production, tetapi dua minggu setelahnya Reno, Jojo,
Akbar, Lutung, Yudhis membayarnya dengan tenaga mereka yang bekerja untuk
pemilik vendor yaitu Mas Kecak.
Belum selesai sampai di situ, dua hari setelah pelaksanaan acara, kami
dipanggil untuk menghadap Pak Archel. Mungkin kalian akan bertanya mengapa,
sebelum kalian bertanya saya akan ceritakan setelah kalimat ini selesai. Maka
beginilah ceritanya. Dua hari sebelum Falasido diselenggarakan saya dan Yudhis
dipanggil ke ruangan Pak Archel. Beliau menegaskan bahwa kami dilarang untuk
melepas bangku Kansas untuk keperluan panggung, kami juga dilarang untuk
melapisi atau mematikan lampu-lampu di sekitar area Kansas untuk keperluan
dekorasi. Larangan itu beliau cetuskan karena melihat surat izin kami mengenai
permohonan pencNicotan bangku Kansas dan permohonan melapisi dan
mematikan lampu sekitar area Kansas. Melalui tulisan ini saya bocorkan satu hal
bahwa sesungguhnya jurusan lain pun sering melakukan hal yang demikian, yang
membedakan adalah mereka tidak pernah membuat surat izin sehingga pihak
Dekanat tidak pernah tau adanya niat yang demikian. Saya dan Yudhis
mengiyakan larangan Beliau. Akan tetapi pada pelaksanaannya, di luar
sepengetahuan saya, larangan tersebut tetap dilakukan oleh PJ Acara kesayangan
saya alias Reno. Saya akui bahwa tanpa adanya kenekatan Reno mungkin
Falasido tidak akan dikenang seperti sekarang, tidak ada dekorasi yang meriah,
tidak ada pencahayaan yang memukau, tidak akaan ramai dibicarakan oleh para
penonton. Saya apresiasi meskipun kami dikenakan sanksi.
Pembicaraan Pak Archel dua hari setelah pelaksanaan Falasido tidak lain
mengenai sanksi yang diberlakukan untuk IKSI. IKSI dilarang untuk membuat
acara besar di Kansas untuk tahun-tahun berikutnya. Sanksi tersebut begitu nyata
sebab beberapa hari setelahnya muncul selembar surat peringatan yang dibuat
oleh pihak Dekanat. Melalui lembar pertanggungjawaban ini saya akui bahwa
saya dan Yudhis yang akan bertanggungjawab atasnya, dengan cara kami.
Awalnya kami sudah mengadakan perekrutan terbuka tim pelaksana Falasido
berikutnya, tetapi itu dapat dikatakan gagal karena kurangnya persiapan dari tim
yang hendak mendaftar. Padahal perekrutan terbuka tersebut akan menjawab
kegelisahan tim selanjutnya mengenai sanksi yang diberlakukan dekanat,
persiapan pencarian uang dan perangkaian acara akan dimulai jauh sebelum bulan
aktif kuliah. Oleh karena itu, bentuk pertanggungajawaban lainnya yang siap saya
lakukan adalah saya bersedia mendampingi tim selanjutnya dan berperan menjadi
steering committee mereka, Yudhis pun demikian. Yudhis akan membantu tim
selanjutnya dalam hal pencarian dana, saya akan fokus membantu tim selanjutnya
dalam hal merangkai acara. Melalui tulisan ini meskipun tidak dibubuhkan
materai, saya berjanji, kalian yang membacanya boleh menagih atau menegur
apabila saya ingkar. Pasca acara terakhir yaitu menyusun lembar
pertanggungjawaban ini. Percaya atau tidak saya menyusun ini sambil mengenang
kejadian beberapa bulan lalu.

D. REKOMENDASI
Berikut adalah rekomendasi saya untuk kepanitiaan selanjutnya.
a) Mulai membidik sponsor minimal enam bulan sebelum acara
b) Buatlah konsep yang berbeda yang kelak akan mejadi ciri khas Falasido jilid
baru
c) Persiapkan perizinan kegiatan di lingkup fakultas dengan terperinci, mulailah
dari enam bulan sebelum kegiatan. Falasido Jilid X memiliki izin yang
diberikan oleh Arman Nefi, kalau bisa kepanitian selanjutnya juga demikian,
uruslah perizinan sampai tingkat universitas
d) Pertahankan pencapaian Yudhis dalam membangun hubungan internal yang
memperlihatkan adanya kekompakan dalam kepanitiaan , meskipun tidak
lengkap tapi yang terpenting tidak sedikit panitia yang bertahan sampai
evaluasi akhir. Tumbuhkan rasa tanggung jawab dan rasa kepemilikan dalam
jiwa masing-masing panitia dengan cara kalian
e) Apabila ada rekan kerja yang tidak menjalankan pekerjaannya dan membuat
agenda kerja menjadi terlambat, jangan membuang-buang waktu kalian untuk
mengeluh dan memarahi orang terkait, gantikan posisinya maka orang tersebut
akan belajar dengan sendirinya
f) Perbanyaklah menetaskan ide-ide tetapi jangan lupa untuk mewujudkannya
menjadi nyata
g) Catat hal sekecil mungkin di setiap rapat, bisa jadi itu akan mempengaruhi
banyak hal
h) Belajar untuk tabah menerima, apapun, kritik saran dan masukan adalah
mutiara dalam perjalanan kalian kelak
i) Jangan mengeluh sebab nanti kalian akan rindu

E. PENUTUP
Apresiasi tak berkesudahan saya sampaikan kepada Yudhis yang senantiasa
menjadi ketua yang berakhlak kasar tetapi berkemampuan hebat, saya bangga
menjadi wakilmu pak. Apresiasi juga saya sampaikan kepada Akbar yang selalu
siap dimintai tolong meski sarat akan ribut, sarat akan ngambek, sarat akan
perdebatan. Saya terpaksa harus mengakui bahwa terkadang apa yang Akbar
katakan - baik dalam bentuk quotes atau dalam bentuk obrolan di kala debat -
menjadi pemicu untuk saya bertahan menjalankan amanah, salah satunya amanah
menjadi wakil ini. Juga kepada Ega yang selalu mengritisi banyak hal, saya yang
Anda bilang batu seperti Akbar diam-diam mengakui bahwa terkadang masukan
Anda begitu membangun. Kepada Frista yang menyempatkan untuk membantu
meskipun sibuk di Suma, kepada Umi yang selalu hadir dan menyiapkan presensi
atau sekadar menuliskan notula, kepada Cia dan jajaran kestari lainnya, saya
mengapresiasi kinerja kalian. Apresiasi juga saya tujukan kepada Rina ibu
bendahara yang luar biasa teliti tetapi tidak bawel, kepada Wahyu yang membantu
Rina, semoga kalian tidak trauma melihat uang ya.
Kepada koordinator acara, Renovan, Mita, dan Rara. Renovan yang selalu
ada dengan pemikiran yang tidak ribet, Mita yang selalu siap di sisi kanan saya
yang turut mendengar tangisan saya atau turut terkena marahan saya perihal
kinerja acara Falasido, dan Rara yang meskipun sibuk dengan pekerjaannya tapi
selalu menghadirkan sisi ceria yang turut membuat acara tidak lagi terasa pusing.
Terima kasih kepada delapan belas staf acara yang sudi dikepalai oleh Reno,
kalian hebat.
Apresiasi saya kepada tim konsumsi Claudia Jasmine dan wakilnya Lala
yang begitu tulus memperhatikan konsumsi panitia juga pengisi acara, terima
kasih juga kepada jajaran staf konsumsi yang kala Kamis pagi di tanggal 27
Oktober menawari saya banyak roti untuk sarapan. Juga kepada Anisa Nurul
Zahra dan wakilnya Nadia Putri, kalian luar biasa tabah meskipun harus dengan
emot palsu, berani untuk sabar menghadapi pertanyaan yang masuk ke layar
ponsel kalian, juga kepada jajaran staf humas dan publikasi, terimakasih telah mau
sabar, apresiasi luar biasa karena grup kalian selalu ramai.
Apresiasi juga saya berikan kepada Fahry dan Idham yang selalu
menetaskan ide-ide keren perihal dekorasi dan instalasi, meskipun tidak semuanya
terlaksana akibat dana yang sedikit, meskipun Fahry sibuk, meskipun Idham aktif
di luar IKSI, saya begitu senang melihat hasil usaha kalian, terima kasih kepada
jajaran staf DDI yang sudah tulus menghias rumah kita.
Juga kepada Amanda Asma Sabila yang tidak memiliki wakil, saya
apresiasi karena Anda telah sudi menolong saya saat saya dan Yudhis kehilangan
Tiara sebagai PJ Danus, meskipun banyak yang harus diperbaiki, terima kasih
juga kepada jajaran staf Danus yang rela menunggu vendor makanan datang kala
pagi, kalian baik.
Apresiasi selanjutnya saya persembahkan kepada Kartika Aprila
Maharani yang untuk kali pertama menjadi PJ Transportasi, terima kasih mau
bawel dan selalu menyampaikan informasi ke grup divisi dengan cepat, juga
kepada Brian wakil PJ Transportasi terima kasih telah mau belajar tentang tragedi
Gerbatama, serta kepada pilot-pilotnya Rani, terima kasih. Terima kasih kepada
Jojo PJ Perlap yang awalnya hanya sendiri tetapi kemudian memiliki staf setelah
Praacara terakhir, terima kasih sudah mau kuat, serta kepada jajaran staf
dadakannya Jojo, kalian tangguh.
Apresiasi juga saya persembahkan kepada teman-teman perempuanku
yang tegar, Amanda Dwininta dan Citra Nur Hasanah, kalian berhasil
mematahkan teori bahwa tidak melulu laki-laki yang harus mejaga, perempuan
juga mampu, juga teruntuk jajaran staf keamanan yang mau diam berdiri menjaga
titik-titik tertentu, terima kasih ya. Selanjutnya teruntuk Zahra Aminati yang siap
mengabadikan momen Falasido bersama dengan wakilnya Tiara, terima kasih,
tanpa kalian Falasido akan berlalu begitu saja tak berjejak, juga kepada jajaran
staf dokumentasi, kalian andal.
Terima kasih Ahmad Luthfi, saya tetap ingin mengapresiasi kinerja Anda,
di awal masa menjabat semua motivasi Anda begitu memicu semangat saya untuk
beberapa hal, juga kepada jajaran staf sponsor yang sudi bertahan hingga akhir.
Terima kasih kepada Amalia Idzni yang telah mau naik jabatan menjadi kepada
mitra media, pertanyaan-pertanyaan bingungnya Amel menandakan ketulusannya
membantu saya dan Yudhis, terima kasih juga kepada jajaran staf mitra media.
Ucapan terima kasih dan apresisasi ini tidak henti-hentinya mengalir, banyak
pihak yang membantu dan menjadikan Falasido berakhir tanpa cacat. Kepada kak
Nico dan kak Dinda, terima kasih masih mau repot memberikan segala masukan,
tamparan, dan teguran yang bermakna banyak. Kami tidak bisa menggantikan apa
yang telah kalian berikan tapi kami berjanji akan berperan seperti kalian saat
generasi selanjutnya berada di posisi seperti kami. Kepada Gagas Media, dan
segenap sponsor serta mitra media lainnya, kalian adalah pelengkap. Kepada
semua pihak yang terlibat yang mungkin saya lupa sebutkan namanya, terima
kasih.
Tulisan ini sudah sampai di penghujung. Saya tidak bisa membuat kalimat
penutup yang bagus, selain berharap agar siapapun dapat belajar dari tulisan ini.
Sebagai wakil yang mungkin banyak gagalnya, banyak bawelnya, banyak
marahnya, saya haturkan maaf kepada siapapun yang kecewa dengan kinerja saya.
Belajarlah dari pengalaman saya jika itu bermanfaat, tapi perbaikilah apa yang
menjadi kesalahan saya jika kalian kelak berada di posisi yang demikian. Bersama
dengan kalimat terakhir ini, saya Dessy Irawan, IKSI 2014, mohon pamit undur
diri.

Salam,
Wakil Ketua Pelaksana
Falasido Jilid X

Dessy Irawan, IKSI 2014


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BENDAHARA FALASIDO JILID X
OLEH FEBRINA RACHMAYANTI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, saya dapat menjalankan tugas sebagai
Bendahara Umum Falasido Jilid-X. Saya ucapkan terima kasih kepada Yudhistira
sebagai penanggung jawab dan Dessy Irawan sebagai wakil penanggung jawab
yang telah mempercayai saya dalam memberikan tugas ini. Tak lupa kepada
deputi saya, Wahyu Ratrie yang siap sedia membantu saya dan menjalankan
semua tugas dengan baik.
Menjalankan tugas sebagai Bendahara Umum dalam acara Falasido Jilid-X
merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Hal tersebut karena Falasido Jilid-X
merupakan acara akbar tahunan yang dilaksanakan oleh Sastra Indonesia
Universitas Indonesia. Dalam pelaksanannya, saya mengalami banyak kesulitan.
Namun, dengan adanya bantuan dari Yudhistira, Dessy, Ratrie, dan teman-teman
lain, saya dapat menyelesaikannya.
a) Deskripsi Kerja
Bendahara pada acara akbar Falasido Jilid-X bertugas untuk mengatur
keseluruhan uang yang masuk dan keluar.
b) Nama Staf (opsional)
Wahyu Ratrie sebagai deputi bendahara.

B. EVALUASI STAF
Dalam menjalankan tugas sebagai bendahara Falasido Jilid-X, saya
didampingi oleh Wahyu Ratrie sebagai deputi bendahara. Saya lebih bertugas
untuk mengurus keuangan yang masuk dan keluar pada lingkup eksternal.
Sedangkan Wahyu berfokus dalam mengurus keuangan lingkup internal. Saat itu,
Wahyu sempat mengalami kendala pada uang kas yang terdapat di ATM. Namun,
dengan adanya rekening koran dan catatan kebendaharaan yang kami lakukan,
kami bisa menangani masalah tersebut.

C. EVALUASI KEUANGAN
Keuangan pada Falasido Jilid-X sempat mengalami kekurangan yang cukup
jauh. Uang dari sponsor dan donatur turun agak lama, sekitar H-3 minggu
sebelum acara. Selain itu, ada anggaran yang di luar perencanaan seperti cetak id
card dan hal kecil lainnya. Pelunasan pada penyewaan level dan lighting, pun,
dilunaskan setelah Falasido Jilid-X selesai dikarenakan masalah keuangan yang
belum cukup.

D. LAPORAN KEUANGAN
Dilampirkan.

E. REKOMENDASI
Untuk Falasido selanjutnya, diharapkan Bendahara Umum dan wakilnya
mempersiapkan jauh-jauh hari danus dan sponsor yang akan dilibatkan. Sehingga,
kekurangan bisa selalu diatasi. Selain itu, Bendahara Umum diharapkan selalu
melihat proposal anggaran yang telah disusun agar pengeluaran divisi tidak
melebihi apa yang sudah tercantum.

A. PENUTUP
Sekian laporan pertanggungjawaban ini saya buat. Semoga bermanfaat bagi
kepanitiaan selanjutnya, khususnya kepada Bendahara Umum tahun depan.
Selain itu, saya ingin minta maaf jika selama mengerjakan tugas yang
diamanahkan, saya sering lalai ataupun belum bekerja dengan maksimal. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada Yudhisira selaku PO dan Dessy selaku Wa PO
yang selalu membimbing saya. Serta kepada deputi saya, Wahyu Ratrie atas
keikhlasannya membantu saya. Terima kasih.

Salam,
Bendahara Umum
Falasido Jilid X

Febrina Rachmayanti (2014)


Lampiran
LAPORAN KEUANGAN
No. Tanggal Rincian Debit Kredit Keteran
1.   April 2016 Surplus keuangan Falasido Jilid- 2.000.000,00    
IX (2015)
 2.  13-07-2016 Cetak proposal sponsorship 1   54.000,00   
buah oleh divisi sponsorship
 3.  18-07-2016 Cetak proposal sponsorship 5   250.000,00   
buah x Rp50.000,00 oleh divisi
sponsorship
 4.  20-07-2016 Cetak proposal sponsorship 5   250.000,00   
buah x Rp50.000,00 oleh divisi
sponsorship
5.  23-06-2016 Bayar website falasido oleh   230.000,00   Pembay
divisi HPDD dilakuka
transfer a
 6.  23-06-2016 Modal danus untuk penjualan   500.000,00   
masker muka oleh divisi danus 
 7.  23-06-2016 Fotocopy oleh divisi sekretariat    13.000,00  Dilakuka
06-2016,
direimbu
06-2016
 8.  23-06-2016 Fotocopy proposal oleh divisi   8.500,00   
sponsorship 
 9.  23-06-2016 Surplus danus oleh divisi danus  500.000,00    Disetor l
kepada b
 10  2-8-2016 Cetak proposal oleh divisi   446.000,00   
. sponsorship 
 11 2-8-2016  Pendaftaran lomba puisi dan esai  2.050.000,00   Pembaya
. yang masuk di rekening bank  peserta d
dengan t
antarban
 12 7-8-2016  Surplus danus pada penjualan 1.500.000,00     
. masker oleh divisi danus 
 13 10-10-2016  Penyewaan sound untuk pra-   1.500.000,00   
. acara falasido oleh Divisi
Perlengkapan
 14 10-10-2016  Konsumsi untuk pengisi Praacara   50.000,00   
. Falasido jilid X  oleh divisi
konsumsi
 15 10-10-2016  Konsumsi untuk pengisi Praacara    265.000,00  
. Falasido jilid X oleh divisi
konsumsi
 16 10-10-2016  Penyewaan mobil box untuk   175.000,00   
. pemulangan sound oleh Divisi
Perlengkapan
 17 16-10-2016  Modal danus harian oleh divisi   431.500,00   
. danus 
 18 17-10-2016  Pembayaran panggung untuk   700.000,00   
. Praacara Falasido jilid X oleh
divisi perlengkapan
 19  17-10-2016 Pembayaran media partner oleh   25.000,00  Pembaya
. kampus update oleh divisi media dilakuka
partner transfer a
 20 17-10-2016  Charge perbedaan bank BNI dan   6.500,00  Pembaya
. BCA untuk pembayaran medpar dilakuka
kampus update  transfer a
 21 18-10-2016  Cetak poster Falsido Jilid X oleh   130.000,00   
. divisi hpdd (26 poster x
@5.000,00)
 22 18-10-2016  Pembelian amplop untuk poster   7.500,00   
. oleh divisi hpdd 
Pembelian kwitansi untuk
 23 keperluan bendahara (2 x
. 19-10-2016  @4.000,00)    8.000,00   
 24 DP konsumsi acara Falasido oleh
. 20-10-2016  divisi konsumsi   300.000,00   
 25
. 20-10-2016  Fotocopy oleh Divisi Kestari     58.000,00   
 26 Donasi dari acara Pesta Sastra
. 20-10-2016  tahun 2014   750.000,00    
 27 DP name tag untuk panitia oleh
.  20-10-2016 Divisi Perlengkapan   300.000,00   
 28 Keperluan sekretariat oleh Divisi
.  20-10-2016 Kestari     51.000,00   
 29 Kelebihan uang dari divisi
. 21-10-2016  hpdd pada tanggal 18-10-2016 12.500,00     
 30
. 22-10-2016  Surplus danus oleh divisi danus  800.000,00     
 31
. 22-10-2016  Fotocopy oleh Divisi Kestari     43.000,00   
 32
. 24-10-2016  Surplus danus oleh divisi danus  500.000,00     
Konsumsi promosi pagupon
 33 dalam Praacara Falasido II  oleh
. 24-10-2016  divisi konsumsi   500.000,00   
 34 Pelunasan id card panitia oleh
. 24-10-2016  divisi perlengkapan   1.080.000,00   
         
 35
. 24-10-2016  Uang DKFM  2.500.000,00     
Cetak poster (40 x @
 36 Rp5.000,00) dan Banner
. 24-10-2016 (Rp250.000,00) oleh divisi hpdd    450.000,00   
 37
. 24-10-2016  Sponsor oleh Klik Acara   4.000.000,00     
 38 Konsumsi Falasido jilid X oleh
. 24-10-2016  divisi konsumsi   450.000.00   
 39 DP plakat untuk pengisi acara
. 24-10-2016  oleh Divisi Perlengkapan   200.000,00   
 40 DP  Tenda untuk bazaar oleh
. 25-10-2016  divisi pasar   1.200.000,00   
 41 Pembelian barang dekorasi oleh
. 25-10-2016  divisi DDI    150.000,00   
 42 26-10-2016  Pengembalian uang danus pada 431.500,00     
tanggal 16-10-2016 oleh divisi
. danus
Pembaya
peserta lo
 43 melaui tr
. 26-10-2016  Uang pendaftaran lomba  1.268.500,00    antarban
 44
. 26-10-2016  Dana dari IKSI  500.000,00     
 45 Pembelian bensin oleh divisi
. 26-10-2016  transportasi    75.000,00   
 46
. 26-10-2016  Keperluan dekor oleh divisi DDI    200.000,00  
 47
. 26-10-2016  Keperluan dekor oleh divisi DDI     23.500,00  
 48 Pelunasan plakat oleh Divisi
. 26-10-2016  Perlengkapan   265.000,00   
 49
. 26-10-2016  Komsusi oleh divisi konsumsi     100.000,00  
 50 Surplus konsumsi tanggal 24-10-
. 26-10-2016  2016 oleh divisi konsumsi  137.000,00     
 51 Pengembalian uang yang dipakai
. 26-10-2016  oleh divisi danus  785.000,00     
 52 Surplus danus harian oleh divisi
. 26-10-2016  danus   346.000,00    
 53 Pembelian kudapan oleh divisi
. 27-10-2016  konsumsi    50.000,00   
Pembelian konsumsi pementasan
 54 Pagupon dan crew Pagupon oleh
. 27-10-2016  divisi konsumsi    375.000,00   
Uang charge dari transfer
antarbank untuk pembayaran
 55 konsumsi pagupon oleh divisi
. 27-10-2016  konsumsi    8.000,00   
Pembelian bingkai untuk
 56 sertifikat pembicara oleh Divisi
. 27-10-2016  Perlengkapan   20.000,00   
 57 Bensin dan pembayarn tol oleh
.  27-10-2016 divisi transportasi     200.000,00  
 58 Pembelian konsumsi untuk
. 27-10-2016  panitia oleh divisi konsumsi    1.900.000,00   
 59 Riders pengisi acara Falasido
. 27-10-2016  jilid X oleh Divisi Perlengkapan   450.000,00   
 60 Keperluan kestari oleh Divisi
. 27-10-2016  Kestari     45.000,00   
 61 27-10-2016  Keperluan dekor oleh divisi DDI    100.000,00   
.
 62
. 28-10-2016 Fotocopy oleh Divisi Kestari     30.000,00   
 63 Pengembalian uang oleh divisi
. 28-10-2016  danus   165.000,00    
 64 Keuntungan pembelian buku dari
. 28-10-2016  acara bedah buku 50.000,00      
Pengembalian uang konsumsi
 65 pada tanggal 24-10-2016 oleh
. 28-10-2016  divisi konsumsi  500.000,00     
 66 Konsumsi panitia hari kedua
. 28-10-2016  Falasido Jilid X    1.800.000,00   
 67 Pembelian id card untuk SC (3 x
. 28-10-2016  @Rp15.000)    45.000,00   
 68 Surplus konsumsi pada tanggal
. 28-10-2016  27-10-2016  325.000,00     
 69 Pembelian amplop oleh divisi
. 28-10-2016  bendahara (2 x Rp500,00)   1.000,00   
 70 Pembayaran MC ( 2 x
. 28-10-2016  Rp150.000,00)   300.000,00   
 71 Pembelian bensin oleh divisi
. 28-10-2016  transportasi    125.000,00   
 72 Surplus permainan rakyat oleh
. 28-10-2016  divisi pasar  430.000,00     
 73 Surplus permainan rakyat oleh
. 28-10-2016  divisi pasar  30.000,00     
 74 Pembayaran tenda bazaar oleh
. 28-10-2016  penyewa dari divisi pasar  2.150.000,00     
 75
. 28-10-2016  Keuntungan pembelian kaus   1.793.000,00     
 76 Surplus uang konsumsi dari
. 28-10-2016  divisi konsumsi  206.400,00     
 77 Pembayaran sound oleh Divisi
. 28-10-2016  Perlengkapan    3.000.000,00  
 78 Pembayaran atas peminjaman
. 1-11-2016  HT oleh divisi perlengkapan   300.000,00   
Pembelian bensin untuk
 79 pengembalian sound oleh Divisi
. 2-11-2016  Perlengkapan   50.000,00   
 80 Pembayaran level untuk Falasido
. 2-11-2016  jilid x oleh Divisi Perlengkapan   750.000,00   
 81 DP lighting oleh Divisi
. 3-11-2016  Perlengkapan    500.000,00  
 82 Pemenang peserta lomba puisi
. 7-11-2016  dan esai    1.500.000,00   
 83 Surplus konsumsi oleh divisi
. 7-11-2016  konsumsi   10.000,00    
 84 DP II lighting oleh Divisi
. 11-11-2016  Perlengkapan    600.000,00  
 85
. 5-12-2016  Surplus kaos II  277.600,00     
Materai 6000 untuk kwitansi
 86 pelunasan lighting oleh divisi
. 7-12-2016  bendahara   7.000,00   
 87 Pelunasan lighting oleh Divisi
. 7-12-2016  Perlengkapan   621.000,00   
   
23.630.500,0
    TOTAL 23.630.500,00 0  
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KESTARI FALASIDO JILID X
OLEH FRISTA NANDA, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Kestari merupakan sebuah divisi yang bekerja dalam urusan surat-menyurat,
perizinan, dan notulensi. Sebagai penanggung jawab Divisi Kestari , banyak
tantangan dan hambatan tersendiri, termasuk keterlambatan dalam merespon
segala bentuk perizinan dan surat-menyurat yang menjadi kebutuhan kepanitiaan
Falasido Jilid X. Saya mengakui, banyak kekurangan dan kesalahan yang
dilakukan oleh Divisi Kestari dalam kepanitiaan, namun saya bersyukur
Yudhistira sekalu ketua panitia dan Dessy Irawan selaku wakil ketua bisa menjadi
pemimpin yang bsanggup meluangkan waktu untuk membantu divisi ini.
a. Deskripsi Kerja
Dalam menjalankan kepengurusan Falasido Jidid X, saya ditemani oleh Siti
Umi Mudhongafah (IKSI 2014) sebagai deputi. Adapun deskprisi kerja saya
selaku penanggung jawab dan Umi selaku deputi adalah sebagai berikut:
Penanggung Jawab:
1. Bertanggung jawab untuk membagi peran dan tugas deputi serta masing-
masing staf Divisi Kestari .
2. Memantau dan mengawasi kinerja staf.
3. Memastikan segala urusan terkait surat-menyurat, perizinan, dan proposal
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Memegang berbagai urusan Divisi Kestari jika deputi atau staf
berhalangan dan kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya.
5. Mengawasi kinerja staf pada hari H acara.
Deputi:
1. Mendampingi penanggung jawab dalam menjalankan tugas Divisi
Kestari .
2. Membantu penanggung jawab dalam menyusun dan membagi tugas.
3. Menghimpun arsip dan notulensi.
4. Menyusun daftar perlengkapan dan anggaran Divisi Kestari .
5. Turut mengawasi kinerja staf pada hari-H.

b. Nama-nama Staf
1. Sucia Ramadhani (IKSI 2014)
2. Yelinda (IKSI 2015)
3. Celica (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAF
1. Sucia Ramadhani (IKSI 2014)
- Berkontribusi dalam membantu urusan surat-menyurat eksternal.
- Berpengalaman dalam hal penulisan dan tata bahasa.
- Kurang cepat dalam merespon kebutuhan divisi.
- Tidak bisa menjalankan tugas sampai dengan acara selesai ketika hari H
karena kendala perizinan asrama.
2. Yelinda (IKSI 2015)
- Berkontribusi dalam membantu urusan surat-menyurat internal.
- Melakukan notulensi dan pengarsipan dengan baik.
- Terdapat kendala dalam hal menghadiri seluruh rangkaian rapat
keseluruhan panitia maupun divisi.
3. Celica (IKSI 2016)
- Berkontribusi dalam membantu urusan notulensi dan daftar hadir.
- Melakukan pendataan dan penjagaan stan daftar hadir ketika hari H
dengan baik.
- Hanya bisa menjalankan tugas separuh waktu ketika hari H (tidak bisa
sampai acara selesai karena harus menjaga keluarga yang dirawat di rumah
sakit).

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Hambatan Divisi Kestari secara umum adalah perihal keterlambatan dalam
hal merespon segala kebutuhan kepanitiaan terkait proposal, surat-menyurat,
hingga perizinan. Hal itu bisa terjadi karena kekurangan penanggung jawab
Kestari sendiri yang kurang fokus dalam menjalankan kepanitiaan serta deputi dan
staf yang kurang peka dalam menjalankan tugas. Selain itu, Divisi Kestari
Falasido Jilid X saya akui juga kurang maksimal dalam hal pembuatan proposal
maupun lembar pertanggungjawaban karena anggota Divisi Kestari sendiri rata-
rata kurang bisa melakukan manajemen waktu dengan baik ketika sedang double
job atau memegang suatu amanah di tempat lain sehingga banyak hal yang waktu
penge rjaannya berbenturan dan kurang maksimal.

PraAcara
1. Rapat divisi secara tatap muka langsung hanya dilakukan selama dua kali,
selebihnya rapat dilakukan melalui media sosial. Dalam empat pertemuan
itu, staf yang hadir tidak pernah lengkap.
2. Anggota divisi kurang cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan
proposal, surat-menyurat, dan perizinan.
3. Dalam hal surat-menyurat dan perizinan, seringkali divisi lain terlambat
merespon atau memberikan detail kebutuhan (perlengkapan, ruangan, dan
segala bentuk data terkait acara) secara mendadak, sehingga Divisi Kestari
kesulitan dalam memenuhi semua kebutuhan tersebut.
4. Walau terdapat berbagai kekurangan, secara umum, kebutuhan Kestari
dapat terpenuhi berkat bantuan Ketua Pelaksana dan Wakil Ketua
Pelaksana .
Acara
1. Beberapa staf datang terlambat ketika hari H.
2. Beberapa staf tidak bisa hadir sampai dengan acara berakhir sehingga
sumber daya manusia (SDM) minim.
3. Berbagai keperluan terkait daftar hadir dan surat perizinan ruangan
maupun perizinan panitia untuk tidak mengikuti mata kuliah tertentu dapat
dipenuhi dengan baik oleh Divisi Kestari .
Pasca Acara
1. Divisi Kestari terlambat dalam mengirimkan laporan
pertanggungjawaban.

D. REKOMENDASI
Untuk kepanitiaan Falasido selanjutnya, saya mengusulkan agar kepanitiaan
dapat terbentu sedini mungkin, sehingga berbagai kebutuhan dapat terpenuhi
dengan maksimal. Selain itu, untuk keperluan penanggung jawab, deputi, dan staf,
lebih baik dipilih orang-orang yang bukan hanya berpengalaman sesuai dengan
bidang melainkan juga dapat bertanggung jawab dan sedang tidak memegang
amanah yang signifikan di kepanitiaan atau organisasi lain. Hal itu dilakukan agar
kinerja masing-masing panitia dapat maksimal.
Terkait dengan kebutuhan Kestari seperti proposal dan surat-menyurat,
alangkah lebih baik jika mulai disiapkan setidaknya seminggu setelah kepanitiaan
terbentuk agar perizinan dapat terlaksana dengan baik. Hal itu dilakukan karena
untuk kebutuhan tempat maupun pemimjaman perlengkapan, seringkali
kepanitiaan Falasido harus bersaing dengan kepanitiaan lain di Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya yng jumlah dan intensitasnya sangat tinggi.

E. PENUTUP
Menutup laporan pertanggungjawaban ini, saya selaku penanggung jawab
ingin memint maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia maupun
stakeholder Falasido Jidil X terkait apabila selama masa persiapan hingga
pascaacara Divisi Kestari belum bisa berkontribusi secara maksimal. Selain itu,
saya pribadi juga ingin meminta maaf jika selama ini belum bisa menjadi
penanggung jawab yang ideal untuk sebuah kepanitiaan yang besar seperti
Falasido Jilid X ini. Selanjutnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak berikut.
1. Yudhistira dan Dessy Irawan selaku Ketua Pelaksana dan Wakil Ketua
Pelaksana Falasido Jilid X yang sudah mempercayakan amanah ini kepada
saya. Selain itu, saya juga ingin berterima kasih pada kedua orang tersebut
karena telah sabar membimbing dan menerima kekurangan saya pribadi
maupun kekurangan anggota divisi yang saya pimpin.
2. Rekan-rekan Divisi Kestari, Umi, Sucia, Yelinda, dan Celica yang sudah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk Falasido Jilid X.
3. Seluruh panitia Falasido Jilid X yang sudah bekerja keras demi
terselenggaranya acara.
4. Pihak dekanat FIB, pembicara, dan seluruh pihak yang membantu
menyukseskan Falasido Jilid X.
Salam,
Penanggung Jawab Divisi Kestari
Falasido Jilid X

(Frista Nanda Pratiwi)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DIVISI ACARA FALASIDO JILID X
OLEH RENOVAN REZA RIVANDY, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Saat Makrab berlangsung, saya mencalonkan diri sebagai ketua Divisi Acara
secara personal kepada ketua Falasido yang saat itu sudah terpilih, yaitu
Yudhistira. Saya berani mengambil tindakan ini karena saya tidak ingin ditunjuk
sebagai ketua HHK, Studi Banding, terlebih lagi sebagai Ketua IKSI. Saat itu juga
saya berkomitmen dan dengan seluruh jiwa raga untuk mengabdi sebagai ketua
Divisi Acara Falasido meskipun saat itu saya belum terbayang akan visi, misi,
dan konsep acara, serta belum memiliki pengalaman untuk memimpin. Ternyata,
memutuskan sebagai ketua divisi adalah keputusan terburuk dalam dua puluh satu
tahun hidup saya.
Meskipun demikian, saya tetap memegang komitmen untuk membuat konsep
acara Falasido yang termutakhir. Dibantu oleh deputi yang memiliki semangat
juang tinggi, etos kerja, ulet, mampu bekerja dalam tim, yaitu Mita Miftahul
Jannah dan Raudra Rachmilia Putri, saya mampu melewati segala cobaan dan
tantangan yang ada, mulai dari membuat konsep acara, menentukan artis atau
pembicara, pengisi acara, dan lain sebagainya. Meskipun liburan saya dan deputi
acara dihabiskan dengan tetap pergi ke kampus untuk berunding dan
berkompromi, semangat yang kami junjung dari awal, tidak pernah padam.
Selain para deputi, saya juga dibantu oleh para staf dari angkatan 2014, 2015,
dan 2016. Mereka turut serta menyumbangkan tenaga, waktu, keringat, dan darah
walaupun jasa mereka tidak berbayat. Dari setiap rapat sampai dengan acara
utama, mereka tetap setia untuk menjalankan tugas-tugas yang sudah saya dan
deputi saya percayakan pada mereka. Terlepas dari segala kekurangan maupun
kelebihannya, serta berbagai revisi yang telah kami lakukan untuk mencapai
konsep acara yang matang, Falasido dapat terlaksana dengan bantuan dari yang
terlihat sampai tak terlihat.
Deskripsi Kerja
Secara spesifik, Divisi Acara berkewajiban untuk membuat konsep,
memperhitungkan biaya pengeluaran, estimasi waktu acara, target peserta,
menghubungi pengisi acara, membuat jadwal, dan mengeksekusi semua yang
sudah direncanakan. Divisi Acara adalah divisi yang sangat krusial karena divisi
lain sangat bergantung dari apa yang ingin dibuat oleh divisi acara.
Selain itu, sebagai ketua divisi, saya harus mengajak seluruh staf juga memacu
diri saya sendiri setiap kali diadakannya rapat divisi maupun rapat besar. Saya
harus memastikan bahwa para staf mengerti tentang konsep acara yang sudah
direncanakan sehingga mereka bisa menjalakannya sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Nama-nama Staf
a. Ika Putri Lestari (2014)
b. Fitri Nur Fadhilah (2014)
a. Mifta Huzaena (2014)
b. Karimatus Sahrozat (2014)
c. Ina Triana Dewi (2014)
d. Annisa Luthfia N. (2014)
e. Dinda Ismi Monalita (2014)
f. Raina Dellani Johanna (2014)
g. Krisna (2014)
h. Syabilla Desya (2015)
i. Endah A’laa Aulia (2015)
j. Tiffany Ramadhini (2015)
k. Noval Prakasa (2015)
l. Kawkab Baralimara(2015)
m. Shafira D. (2016)
n. Ashrina Nailulmuna (2016)
o. Meli Tri Diana (2016)
p. Fiona Firdausa (2016)

B. EVALUASI STAFF
1. Mita Miftahul Jannah (2014)
Mita sangat dapat diandalkan. Dua atau tiga bahkan delapan pekerjaan dapat
ia kerjakan dalam waktu yang singkat. Mita memilki mental baja, tidak mudah
menyerah meskipun diterjang berbagai ombak. Hal ini terlihat dari
kemampuannya mengorganisir waktu dalam setiap jabatannya yang sangat
banyak, yaitu sebagai penanggung jawab Adkesma IKSI, penanggung jawab
mentor untuk HHK, serta staff Divisi Acara HHK.
Ia bahkan mengurus dua acara dalam dua kepaniataan yang berbeda. Dilihat
dari keahliannya dan kecintaannya terhadap IKSI, Mita lebih ideal untuk menjabat
sebagai ketua Divisi Acara dengan kekuatan mental dan pengalaman yang ia
miliki. Menurut pendapat ketua divisi acara, Mita adalah sosok yang ideal untuk
menjadi ketua Divisi Acara IKSI tahun depan.
2. Raudra Rachmilia P. (2014)
Raudra dapat dipercaya di saat-saat yang dibutuhkan. Pekerjaannya cepat.
Bahkan, Rara sempat melakukan pekerjaan yang bukan bagian dari pekerjaan
aslinya. Rara juga dapat menyebarkan semangat kepada staf lainnya dengan
pembawaannya yang selalu ceria.
2. Ika Putri Lestari (2014)
Ika menjadi penanggung jawab pada acara bedah buku hari pertama. Ia dapat
bekerja sama bersama partnernya dengan cukup baik. Dapat diandalkan dan
cekatan.
4. Fitri Nur Fadhilah (2014)
Fitri bertanggung jawab dan selalu berkoordinasi dengan ketua atau deputi
acara sebelum mengambil keputusan. Fitri selalu berhati-hati sebelum
menentukan suatu hal. Mudah diarahkan dan baik dalam bekerja sama.
5. Mifta Huzaena (2014)
Mifta dapat dipercaya, mudah diajak untuk datang rapat, banyak ide yang
berani ia keluarkan. Rasa tanggung jawab yang dimiliki juga cukup besar.
6. Karimatus Sahrozat (2014)
Zahro cukup pandai dalam bidang akademis dan saya beranggapan ia cocok
untuk diberi tanggung jawab sebagai penanggung jawab seminar keilmiahan.
Akan tetapi ia harus selalu didampingi dan kurang berani mengambil keputusan
sendiri.
7. Ina Triana Dewi (2014)
Ina memiliki semangat yang lebih daripada staf lainnya. Ia sangat antusias jika
diberi tugas. Ia juga sering melemparkan berbagai macam ide-ide. Akan tetapi, ia
mudah panik jika terdapat sesuatu menyimpang dari yang seharusnya.
8. Annisa Luthfia N. (2014)
Nisa tidak malu untuk bertanya kepada siapapun. Nisa juga dapat mengerjakan
tugasnya dengan cepat karena memang tenaganya hanya untuk Falasido.
9. Dinda Ismi Monalita (2014)
Dinda adalah orang yang tegas, cerewet, dan dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik. Ia juga tidak segan untuk mengkritisi berbagai macam ide-ide yang
ia rasa kurang cocok. Ia berperan sebagai penanggung jawab Praacara dan cukup
baik dalam pengeksekusiannya.
10. Raina Dellani J (2014)
Raina direkrut bersamaan dengan direkrutnya Krisna. Penyebab utamanya
adalah kekuarangan SDM pada kepanitiaan Falasido. Alasan lainnya, yaitu
dengan merekrut Raina kemungkinan besar Krisna akan mengikuti. Raina bekerja
cukup baik dan kooperatif.
11. Krisna (2014)
Krisna adalah pribadi yang tangguh walaupun sedikit sulit dimengerti.
Meskipun sulit dimengerti, tetapi—sebagai LO—ia dapat mengerti keinginan
pengisi acara yang ia dampingi dengan baik dan penuh kasih sayang.
12. Syabilla Desya (2015)
Dapat menjalankan amanah dengan baik, cukup bertanggung jawab menjadi
koordinator untuk para LO.
13. Endah A’laa Aulia (2015)
Endah sempat mengundurkan diri dari kepanitiaan Falasido karena sibuk
dengan kepanitiaan lainnya. Akan tetapi, sekitar satu bulan sebelum hari H, ia
ingin bergabung kembali menjadi staf acara. Dari hal tersebut, terlihat
kepeduliannya yang tinggi untuk membantu keberlangsungan Falasido.
14. Tifany Ramadhini (2015)
Tifany jarang menghadiri rapat karena karena sibuk di BEM FIB. Akan tetapi,
ia tetap bisa menjalankan amanah dengan baik. Ia juga tidak pernah malu bertanya
dan berani menyampaikan gagasan.
15. Noval Prakasa (2015)
Noval dapat menjalankan arahan dan tugas yang dipercayakan dengan baik.
Meskipun jarang datang rapat, namun ia selalu ada jika dibutuhkan. Ia cukup
dapat dipercaya.
16. Kawkab Baralimara (2015)
Kawkab adalah pribadi yang baik, cukup tegas, berinisiatif. Ia diberi tugas
untuk menjadi stage manager karena ia menyatakan bahwa dirinya cukup galak
untuk menyuruh sebuah grup turun dari panggung. Ternyata Kawkab dapat
memperlihatkan hal tersebut dengan cukup baik.
17. Shafira D. (2016)
Shafira diberi tanggung jawab sebagai LO. Ia dapat diandalkan dan mampu
bekerja sama dengan baik.
18. Ashrina Nailulmuna (2016)
Meskipun harus selalu didampingi, tetapi Ashrina dapat diandalkan.
19. Meli Tri Diana (2016)
Meli ikut mengurus seminar sekaligus menjadi LO. Ia sangat cepat
mengerjakan tugasnya.
20. Fiona Firdausa (2016)
Fiona bertugas sebagai LO dan ikut mengurus acara bedah buku. Ia bisa
diandalkan, cepat mengerti, tetapi kurang memerhatikan arahan.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Konsep yang kami acara rancang adalah enam Praacara dan dua hari acara
utama. Lima Praacara yang kami gagas adalah Uji Kemahiran Bahasa Indonesia
(UKBI) yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Perlombaan (Cipta Puisi dan Cipta Esai), Flashmob dan Cipta Lampion Besama
(CLB), Pesta Sastra, dan Mural Bersama. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu,
kami menghapus Praacara mural bersama karena melihat antusiasme masyarakat
FIB yang rendah untuk mengikuti acara kolektif yang diadakan oleh HMP. Selain
itu, kami pun menyatukan acara Flashmob dan Mural Bersama untuk
memperpadat acara dalam satu hari sekaligus mempersingkat waktu.
PraAcara
1. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI)
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 di Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Praacara ini dibuka untuk umum. Kami membuka pendaftaran
melalui media sosial serta bergerilya ke sekolah-sekolah tingkat atas yang
sekiranya memiliki minat yang tinggi akan bahasa dan sastra. Kami
mempromosikan Praacara dan acara Falasido, termasuk UKBI. Jumlah pendaftar
yang mengisi form secara onLine lebih dari 200 orang yang mayoritasnya adalah
anak sekolah. Masalah muncul ketika aula yang seharusnya dapat menampung
lebih dari 200 orang ternyata tidak dapat digunakan sehingga Badan Bahasa
menyediakan ruangan lain yang hanya dapat menampung kurang lebih 100 orang.
Oleh karena itu, kami membagi peserta UKBI menjadi dua kloter, 100 orang pada
pagi hari dan 100 orang pada siang hari.
Ternyata, pembagian kloter mengakibatkan berkurangnya jumlah peserta
UKBI yang hadir saat itu. Peserta yang datang pada pagi hari kurang lebih
berjumlah 50 orang dan 50 orang lainnya pada siang hari.
2. Lomba cipta puisi dan cipta esai
Perlombaan adalah salah satu mata acara rutin yang ada dalam Falasido.
Meskipun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, kami tetap berusaha
mengadakan lomba untuk memikat dan menemukan potensi yang dimiliki pelajar
di dalam maupun di luar kampus. Lomba yang kami adakan adalah lomba cipta
puisi dan cipta esai. Sama halnya seperti UKBI, jumlah peserta yang mendaftar
secara onLine kurang lebih 200 orang. Akan tetapi, peserta yang mengirimkan
karya (dan juga membayar uang pendaftaran) sangat minim. Peserta yang
mengirim esai dan membayar uang pendaftaran hanya lima orang. Mungkin topik
yang kami buat kurang diminati masyarakat atau ada faktor-faktor lain yang tidak
kami perhitungkan.
Salah satu kendala yang kami hadapi, yaitu dari segi finansial yang dihasilkan
oleh Falasido sendiri. Untuk hadiah lomba, kami bertumpu pada hasil uang
pendaftaran jumlah peserta yang mengikuti lomba sehingga kami mengharapkan
banyaknya pendaftar yang mengirimkan karya sekaligus membayar uang
pendaftaran. Ternyata, perhitungan kami salah. Kami menanggulanginya dengan
mengulur waktu pengumpulan karya dan pengumuman pemenang lomba agar
dapat memperbanyak jumlah pendaftar yang mengirimkan karyanya sekaligus
membayar uang pendaftaran. Kenyataannya, penambahan karya tidak bertambah
signifikan.
Kembali lagi pada segi finansial dari Falasido yang sangat minim, hadiah
untuk para juara lomba juga menjadi kendala. Masalah hadiah lomba sempat
menjadi perdebatan antara PO Falasido dan divisi acara, terutama hadiah lomba
untuk juara esai karena Rp750.000,00 sungguh berharga di mata kami. Sempat
terjadi perdebatan untuk menghilangkan juara 2 dan 3 lomba esai untuk
mengurangi pengeluaran. Namun, hal itu disanggah oleh suatu oknum karena
akan terlihat tidak adil dan tidak sesuai dengan keterangan dalam website. Setelah
memperdebatkan hal tersebut, kami akhirnya berkonsultasi dengan ketua prodi
Indonesia dan beliau memberikan solusi untuk tetap menghilangkan juara 2 dan 3
dengan alasan esai yang dibuat oleh kedua peserta tersebut kurang layak. Beliau
juga memberikan alasan yang jelas dan jelaskan dengan transparan persentase
penilaian kepada peserta lomba yang tidak mendapatkan hadiah lomba.
3. Flashmob dan Cipta Lampion Bersama
Flashmob dan Cipta Lampion Bersama dilaksanakan pada 3 Oktober 2016 di
Kansas FIB UI. Acara ini merupakan Praacara pertama yang dilaksanakan di FIB
UI. Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya latihan karena flashmob
membutuhkan minimal 2 minggu latihan secara intensif. Peserta yang mengikuti
flashmob mayoritas dari divisi acara. Acara ini bekerjasama dengan biro Katarsis
untuk memberikan koreografi gerakan. Akan tetapi, mendekati hari H, koordinasi
dengan biro Katarsis kurang maksimal. Hal ini menyebabkan eksekusi pada hari
H kurang hot.
Kendala selanjutnya, karena diadakan di tempat umum, kebanyakan peserta
flashmob kurang berani mengekspresikan dirinya dihadapan warga Kansas.
Meskipun demikian, acara ini cukup mengundang perhatian dan membuat Kansas
ramai. Hal ini karena flashmob merupakan konsep acara yang berbeda dari acara
yang diusung oleh HMP lainnya. Penurunan banner Falasido berjalan lancar.
Acara selanjutnya setelah flashmob adalah Cipta Lampion Bersama (CLB).
“Bersama” yang kami maksud adalah bersama seluruh warga FIB. Kendala yang
kami hadapi adalah konsep pembuatan lampion yang masih abstrak karena kurang
persiapan dari divisi dekorasi. Ketika peserta membuat lampion, tidak ada contoh
lampion sebagai contoh serta tidak terdapat pilot study pembuatan lampion. Selain
itu, target peserta pun tidak tercapai karena tidak ada peserta non-IKSI yang
mengikuti CLB. Kendala lainnya, cuaca hujan kurang mendukung pada hari itu
karena kami mengadakan acara di luar gedung 9.
4. Pesta Sastra
Pesta sastra diadakan pada 10 Oktober pukul 17.00 – selesai. Konsep yang
diusung adalah koloborasi dominasi sastra dan musik. Niat yang cukup baik dari
Praacara ini adalah untuk menghidupkan kembali semangat membuat dan
membacakan puisi karya individu. Kami telah mengundang banyak pengisi acara
seperti perwakilan dari berbagai komunitas sastra di Jakarta, sastrawan terkanal,
alumni, serta orang-orang yang bidang kehidupannya sangat jauh dari bidang
sastra (Fadli Zon). Tujuan dari pesta sastra adalah untuk mempublikasikan acara
Falasido sekelaigus menggalang serta menyebarkan virus berpuisi kepada
masyarakat FIB.
Niat baik yang kami usung ternyata tidak sejalan dengan keinginan sang ilahi.
Cuaca sama sekali tidak dapat diajak kompromi. Ketika hari H, hujan turun dari
pagi sehingga tidak mengizinkan kami untuk sekadar membangun panggung.
Bagaimana cara menjalankan acara jika panggung saja baru fondasi sudah diguyur
hujan? Kami sempat diberi setitik harapan oleh alam. Kami berhasil mendirikan
panggung kecil beserta kelengkapannya pada sore hari sekitar satu jam sebelum
acara dimulai. Akan tetapi, ternyata itu hanya gurauanNya karena satu jam
sebelum acara, hujan kembali mengguyur FIB dan menghancurkan panggung juga
beserta kelengkapannya. Kami akhirnya melakukan rencana yang tidak
direncanakan, yaitu memindahkan panggung dan seisinya ke tempat yang teduh,
hangat, dan ramai, Kansas.
Kami bersama semua orang yang peduli berhasil membangun panggung di
Kansas hanya dalam satu jam. Pukul 19.30 acara sudah dimulai. Meskipun terulur
habis waktu yang ada, setidaknya kami bersyukur Kansas tidak ikut roboh
diterjang hujan. Akibat dari terulurnya waktu, acara lebih larut selesai. Positifnya,
acara menjadi lebih ramai massa karena diadakan di pusat kehidupan masyarakat
FIB. Kendala selanjutnya, selama perpindahan tempat itu, ketua Divisi Acara
yaitu saya sendiri dan PO tidak dapat menjalankan kewajiban sebagaimana
mestinya. Hal ini terjadi karena SDM untuk mindahin panggung nggak ada lagi.
Hilangnya peran ketua Divisi Acara dan PO menyebabkan seluruh panitia seakan
kehilangan gembala.
Secara keseluruhan, acara ini cukup berhasil karena mampu menghidupkan
atmosfer berpuisi di FIB. Terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan diri
untuk membaca puisi, bahkan bukan hanya dari FIB saja, dari masyarakat umum
pun turut meramaikan acara ini. Satu hal kesalahan kami saat itu adalah
terlupakannya tujuan kami membuat Praacara tersebut, yaitu menggalang dana.
5. Mural bersama
Konsep awalnya dirancang oleh divisi dekorasi. Tujuan utamanya adalah
untuk menghemat biaya dekorasi panggung di hari utama dengan mengajak
seluruh masyarakat FIB untuk mural di selembar kain putih. Seluruh
perlengkapan akan disediakan oleh divisi dekorasi. Akan tetapi, semua itu tidak
berjalan karena menurut PO dan Wa PO—setelah melihat CLB—kinerja dari
divisi dekorasi dirasa kurang dan konsep masih samar untuk diaplikasikan kepada
khalayak umum. Target partisipan pun tidak begitu besar ditambah lagi banyak
tugas yang menumpuk untuk divisi dekorasi.
Seminggu sebelum diadakan mural bersama, Wa PO Falasido mendapat
tawaran dari Pak Syahrial untuk menjadi panitia dalam roadshow film. Setelah
menimbang baik-buruknya, tawaran tersebut cocok untuk dimasukkan ke dalam
acara Falasido. Terlebih lagi kami butuh dukungan finansial—Pak Syahrial
menawarkan dana yang cukup besar untuk mengadakan roadshow film tersebut.
Oleh karena adanya tawaran tersebut, kami sepakat untuk mengganti acara mural
bersama dengan roadshow film. Ternyata, roadshow film dibatalkan beberapa
hari sebelum tanggal yang disepakati karena ketidaksiapan dari pihak sana
promotor. Alhasil, kami tidak mengadakan Praacara kelima.
Acara
Hari ke-1
1. Seminar Nasional
Seminar nasional dilaksanakan pada 27 Oktober 2016 di Auditorium gedung
IV FIB UI. Konsep yang digagas untuk acara ini sudah cukup matang, mulai dari
membuat topik seminar, sasaran peserta, serta mencari pembicara sampai ke
Badan Bahasa dan Kemenlu. Hal yang perlu dievaluasi dari acara seminar ini
adalah prosesnya. Pertama, proses mencari pembicara tidak semudah yang
dibayangkan. Jangan pikir birokrasi ke orang-orang penting di Badan Bahasa dan
Kemenlu itu gampang, nyatanya, mulai dari surat sampai narahubung pembicara,
semuanya serba dilempar sana-sini. Untuk itu, setelah menaruh surat undangan
kepada petinggi negara, pastikan surat itu sampai dan di-follow up terus.
Evaluasi kedua, setiap acara pasti berhubungan dengan publikasi. Pastikan
pembicara-pembicara dan konsep acara sudah jelas sebelum dipublikasikan. Akan
tetapi, badai memang tidak pernah terduga, contohnya pada acara seminar, H-1
pembicara membatalkan kedatangannya pun bisa saja terjadi dan itu terjadi pada
Falasido tahun kemarin.
Evaluasi ketiga, mengenai eksekusi acara, kami memperkirakan peserta
seminar akan sebanyak yang mendaftar secara online. Pada laman onLine yang
tersebar, peserta yang mengisi sebagian besar adalah murid SMA—yang kami
undang secara langsung melalui surat dan roadshow. Ketika acara, ketahuilah
bahwa SMA zaman sekarang sangat sulit diberi dispensasi sehingga jumlah
peserta yang banyak itu hanya tertera pada angka pengisi laman onLine sedangkan
kursi-kursi di auditorium banyak yang kosong.
Ditambah lagi, acara seminar diselenggarakan pada pagi hari ketika
mahasiswa FIB sedang berkuliah dan murid SMA tentunya sedang belajar. Setiap
acara pasti meninggalkan kesan baik dan buruk. Kesan baik yang didapat pada
acara seminar ini, yaitu kami berhasil mendapatkan 100 suvenir berupa totebag
dan beberapa buku dari Badan Bahasa. Hal itu menjadi suatu kebanggaan karena
totebagnya amat bagus. Selain itu, dua dari empat pembicara yang kami undang
adalah orang penting yang berasal dari Badan Bahasa dan Kemenlu, sehingga
pembahasan yang diusung semakin berbobot, sayangnya yang mendengarkan
sedikit. Ada hal yang perlu diingat, tidak semua orang hebat bermobil.
Contohnya, dua pembicara tersebut ke FIB UI menggunakan kereta api sehingga
kami dan tim sambut—yang sudah menunggu di depan portal FIB—merasa sia-
sia sudah bersiap siaga sampai menyediakan parkiran VIP untuk kendaraan
pembicara.
2. Bedah buku
Bedah buku merupakan acara yang dilaksanakan setelah seminar nasional.
Buku yang dibedah berjudul Chairil: Sebuah Biografi karya Hasan Aspahani yang
diluncurkan di Auditorium Gedung X FIB UI. Secara keseluruhan, acara tersebut
berjalan dengan baik. Permasalahan yang dihadapi adalah kuota peserta. Kami
membuka pendaftaran sekitar satu minggu sebelum acara dengan cara mengirim
SMS. Jumlah pendaftar sangat sedikit, yaitu sekitar 15 orang.
Sebagai alternatif, kami meminta Mas Iben—yang kebetulan menjadi
pembicara di acara tersebut agar mahasiswa di kelas Sastra Bandingan mengikuti
acara bedah buku tersebut. Ketika hari H, hujan deras mengguyur FIB sehingga
peserta yang sudah kami prediksi akan datang menjadi berkurang. Akan tetapi,
acara tetap berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan. Acara ini berjalan cukup
baik. Salah satu peserta yang hadir adalah Eka Budianta.
3. Pementasan Teater Pagupon
Pementasan drama Pengagum Bintang yang dilaksanakan pada 27 Oktober
2016 oleh Teater Pagupon, merupakan salah satu rangkaian acara Falasido Jilid X.
Bersama pemimpin produksi, Shela Oktavia dan ketua Pagupon, Ahmad Bari
Mubarak, kami kerap melakukan diskusi, baik mengenai jadwal kegiatan,
konsumsi, maupun penjualan tiket. Hubungan komunikasi yang terjalin antara
pihak produksi pementasan dengan panitia Falasido pun cukup baik. Dengan
demikian, permasalahan yang timbul dapat segera teratasi.
Satu hari sebelum pementasan, auditorium gedung IX telah dapat digunakan
untuk memasukkan barang dan mengatur panggung. Walaupun demikian, gladi
bersih dilaksanakan beberapa jam sebelum pementasan dimulai. Begitupun
dengan check sound dan make up. Disebabkan adanya suatu acara yang tengah
diselenggarakan oleh prodi lain, keamanan perlu diperketat agar tidak
mengganggu persiapan pementasan. Open gate pun dimulai pukul 19.15 WIB,
pementasan 19.30 WIB, dan close gate 20.00 WIB. Segala rangkaian kegiatan
tersebut berjalan cukup lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Hari ke-2
Panggung Musik dan Sastra
Seperti judulnya, panggung musik dan sastra beriisikan panggung, musik, dan
sastra. Ya. Dari gabungan beberapa unsur acara yang dapat mewakilkan rasa
festival, PO Falasido ingin membuat seluruh aliran musik maupun aliran sastra
dalam satu panggung. Aliran musik diwakilkan oleh berbagai macam grup musik
dari berbagai genre musik sedangkan aliran sastra diwakilkan oleh siapapun yang
berkenan naik ke panggung untuk menyuarakan karya sastranya ataupun karya
sastra orang lain. Kami juga mengundang Bapak Sapardi Djoko Damono untuk
ikut memeriahkan panggung sastra Falasido, namun sayangnya Pak Sapardi
mengurungkan niat dua hari sebelum hari H karena alasan kesehatan.
Kelesuan Pak Sapardi diikuti dengan batalnya Walikota Depok, Bapak Idris
Abdul Somad, untuk turut meramaikan panggung sastra Falasido. Sangat
disayangkan karena kedua orang besar tersebut sangat ditunggu-tunggu massa dan
nama mereka berdua telah terpampang di banner Falasido terbesar sepanjang
Falasido pernah diadakan.
Rencana yang disusun mulai dari terbentuknya panggung, memasukkan
kelengkapan panggung, check sound, waktu tampil, hingga membereskan Kansas,
berjalan kurang lebih sesuai juknis yang telah dibuat. Akan tetapi pasti ada kurang
lebihnya yang terulur. Waktu terulur pertama kali saat mulai penyusunan
panggung (level) di Kansas. Ini terjadi karena level yang digunakan untuk
panggung Falasido digunakan terlebih dahulu untuk panggung pementasan
Pagupon di Auditorium gedung 9 sehingga kami harus menunggu hingga
pementasan Pagupon selesai sekitar pukul 21.00. Hal ini berakibat kegiatan
selanjutnya dalam jadwal juga terulur. Pemasukkan kelengkapan panggung ikut
terulur karena tersusunnya panggung juga terulur.
Ditambah lagi, pasukan dari tim sound juga terlambat sampai di Kansas karena
beberapa faktor. Setelah semua ulur mengulur tersebut, check sound baru dapat
dilakukan sekitar pukul 1-2 pagi. Kami sengaja melakukan check sound pada dini
hari untuk menghindari bunyi-bunyian tidak harmonis pada sore hari di saat
Kansas penuh pengunjung . Untungnya beberapa grup musik sudah berada di
Kansas sebelum panggung tersusun sehingga check sound dapat dilakukan segera
setelah panggung tersusun. Sedikitnya grup musik yang melakukan check sound
juga mempersingkat waktu sehingga dapat mengembalikan waktu seperti yang
terdapat dalam rencana pertama kami. Check sound berjalan lancar jaya meskipun
di pagi hari kami baru menyadari bahwa mixer yang digunakan adalah mixer
analog sehingga check sound yang telah kami adakan terasa percuma. Setidaknya
kami tidak perlu menyediakan waktu lagi untuk grup musik melakukan check
sound pada sore hari. Panggung musik dan sastra dimulai sesuai dengan waktu
pada rencana kami. Peraturan fakultas yang melarang adanya suara berisik
sebelum pukul 17.00, kami isi dengan deklamasi puisi oleh masyarakat FIB.
Masyarakat FIB terlihat cukup antusias dengan diadakannya deklamasi puisi
daripada suara-suara “tes-tis”, “tak-dung-dung-tak”, “jreeng”, dari grup musik
yang biasanya check sound dalam acara HMP lain. Beberapa orang
mendeklamasikan puisi hingga istirahat untuk salat maghrib. Panggung musik
dimulai setelah istirahat salat selesai sekitar pukul 18.30. Grup musik pertama
naik ke panggung sesuai dengan juknis yang telah kami buat. Terdapat 2-3 grup
musik yang melewati batas waktu yang ditentukan, yaitu 30 menit. Akan tetapi,
hal tersebut tertolong oleh grup musik lainnya yang bermain kurang dari 30 menit.
Sampai dengan Bungabel, grup musik terakhir yang memeriahkan panggung
musik dan sastra menutup panggung musik dan sastra pada hari itu tepat di pukul
00.00 sesuai dalam rundown kami.
Falasido tahun lalu juga memiliki inovasi yang berbeda untuk grup musik yang
tampil. Setiap grup musik dipaksa untuk membawakan minimal satu lagu nasional
untuk memperingati hari sumpah pemuda yang bertepatan dengan hari Falasido
berlangsung. Jika mereka tidak membawakan satu lagu nasional, panitia berhak
mematikan sound secara sepihak. Selain rundown yang tidak terulur, Falasido
tahun lalu juga berani menampilkan beberapa grup musik dari luar lingkungan
FIB. Dilihat dari setiap acara akbar HMP lain, hanya beberapa HMP saja yang
berani menampilkan grup musik dari luar lingkungan FIB. Salah satu kelemahan
Falasido yang saya temukan adalah kecilnya venue mengakibatkan kurang
nyamannya penonton. Apalagi untuk grup-grup seperti Tarrrkam atau MRT yang
mengharuskan penonton untuk menggeliat-geliat di depan panggung. Ditambah
lagi, baut sepanjang 5cm banyak tersebar di ubin Kansas─yang biasa digunakan
untuk menempelkan meja dan kursi─mengakibatkan banyak penonton yang
tersandung saat menikmati grup musik yang sedang tampil. Sisi positifnya, venue
kecil tersebut membuat keintiman lebih terasa antara penonton dan penampil.
Pasca Acara
Setelah acara inti selesai, kerjaan kami ternyata belum selesai. Saat pasca
acara, hal-hal yang harus dikerjakan jadi terulur lagi. Pekerjaan tersebut di
antaranya, mengirim sertifikat lomba baik onLine maupun secara langsung,
mengirim hadiah, dan sulitnya membagikan goodie bag dari Badan Bahasa yang
tersisa sangat banyak di ruang DPM—karena peserta seminar sedikit
mengakibatkan goodie bag berceceran. Hal-hal di atas terasa berat karena kami
sudah kelelahan dan beberapa dari kami sedang berusaha memecahkan
permasalahan dana yang kurang selepas acara hari H.
Banyaknya tugas-tugas tidak lantas membuat kami drop. Kami mengerjakan
semua itu satu per satu. Pertama, kami mengirim sertifikat onLine ke email
masing-masing pendaftar lomba. Percayalah, hal ini memusingkan sekali.
Kesalnya, kami baru sadar ternyata sertifikat ynag kami telah kirim belum
ditandatangani PO Falasido dan belum dicap. Jadi saran untuk kepengurusan
berikutnya, cek baik-baik semua hal karena melakukan sesuatu di titik darah
penghabisan itu rasanya berat. Setelah itu, kami pun mulai membagi kerja untuk
mengirim sertifikat ke dosen-dosen yang berperan dalam kesuksesan acara kami.
Kemudian, kami mengirim hadiah berupa sertifikat dan goodie bag kepada
pemenang lomba yang berasal dari luar kota.
Setelah urusan sertifikat dan hadiah selesai, giliran 80 goodie bag dari Badan
Bahasa yang tak bertuan. Kami pun kesulitan mencari tempat penyimpanan
goodie bag. Awalnya goodie bag berisi empat buku pintar bahasa tersebut
disimpan di kamar ketua Divisi Acara kesayangan kami, serta di tiga kamar
lainnya. Setelah itu, goodie bag tersebut dipindahkan ke kampus untuk dibagikan
pada acara seminar dan bedah buku yang ternyata hanya habis setengah dari
keseluruhannya. Lalu goodie bag tersebut diinapkan di DPM hingga penghuni
DPM begah dan meminta kami untuk memindahkan goodie bag ke tempat lain.
Akhirnya goodie bag tersebut bersarang di indekos Dessy karena hanya Dessy
yang rela kamarnya ditenggeri puluhan goodie bag tersebut.
Sampai pada akhirnya goodie bag tersebut dipindahkan lagi ke rumah Akbar
dan kami sempat tercetus untuk menjualkan goodie bag tersebut untuk menutup
kekurangan biaya acara Falasido. Namun, sayang, nasib berkata lain. Tidak
satupun goodie bag berhasil kami dagangkan.

D. REKOMENDASI
Dari seluruh kendala yang saya dan seluruh anggota Divisi Acara rasakan,
permasalahan terberat—selain uang—dan berdampak besar terhadap
keberlangsungan acara adalah kurangnya SDM Falasido. Banyak orang yang
memiliki dua bahkan tiga pekerjaan sekaligus yang menyebabkan fokusnya
terpecah. Hal ini bukanlah hal baru dalam kepanitiaan Falasido. Sejak saya ikut
membantu acara Pesta Sastra 2014 dan Falasido 2015, terlihat sedikitnya panitia
yang berambisi untuk mengerjakan suatu ide yang begitu besar. Menurut saya
pribadi, hal ini tidak baik jika dilakukan berulang kali dengan korban yang
berbeda. Jika memang pembacaan puisi, panggung musik, atau seminar kecil tidak
semenarik itu untuk mahasiswa IKSI, buatlah suatu hal yang akan menarik untuk
mahasiswa IKSI terlebih dahulu. Buatlah suatu acara akbar IKSI, di mana
mahasiswa di dalamnya antusias untuk bersama-sama mengerjakan ide-ide yang
terbendung. Bahkan, mungkin saling bersaing untuk menjadi pimpinannya.
Kesampingkan jumlah penonton yang hadir atau gengsi antar HMP. Temukan
satu ketertarikan yang sama antar seluruh anggota IKSI yang diharapkan dapat
menjadi sumber daya manusia terbaik untuk acara-acara kedepannya.
Rekomendasi untuk ketua Divisi Acara Falasido Jilid XI atau apapun namanya
kelak dan bagaimanapun konten acaranya, seorang ketua divisi harus
berkomitmen, sering bahkan selalu berkomunikasi khususnya dengan PO atau Wa
Po serta seluruh ketua divisi lainnya karena Divisi Acara memang penggerak
seluruh rangkaian besar Falasido.

E. PENUTUP
Saran saya untuk ketua Divisi Acara berikutnya supaya lebih komunikatif.
Ketua divisi yang ideal harus dapat merangkul deputi dan seluruh stafnya supaya
terjadi keharmonisan di dalam suatu divisi. Komunikasi yang saya terapkan
cenderung lebih sering ke atas tapi tidak ke bawah. Mungkin Divisi Acara salah
satu divisi yang tersedikit dalam mengadakan rapat divisi. Rapat divisi baru saya
adakan ketika deputi saya mengingatkan untuk memberitahukan beberapa hal
penting kepada staf. Dengan demikian lembar pertanggungjawaban Divisi Acara
Falasido Jilid X. Mohon maaf atas kekurangan dalam lembar pertanggungjawaban
saya ini. Terima kasih.

Salam,
Penanggung Jawab Divisi Acara
Falasido Jilid X
Renovan Reza R.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DIVISI HUMAS DAN PUBLIKASI FALASIDO JILID X
OLEH ANISA NURUL ZAHRA, IKSI 2014
A. PENDAHULUAN
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan syukur kepada Allah swt atas amanat
yang telah diberikan kepada saya, saya dapat menyelesaikan tugas sebagai
penanggung jawab Humas dan Publikasi Falasido UI Jilid X.
Awal mula saya terpilih menjadi PJ Humas dan Publikasi, Dessy meminta
saya dengan nada sedikit bergurau. Pada awalnya saya pikir Dessy memang hanya
bergurau, namun Yudhis ikut menambahkan bahwa saya memang benar-benar
sedang ditawarkan menjadi PJ Humas dan Publikasi. Saya meminta waktu kepada
Yudhis dan Dessy, karena saya ragu saya bisa, dan saya pikir tidak ada yang
begitu tertarik masuk ke Divisi Humas dan Publikasi. Saya pun meminta saran ke
beberapa orang dan akhirnya saya sudah memutuskan bahwa saya menerima
tawaran Yudhis dan Dessy sebagai PJ Humas dan Publikasi. Yudhis dan Dessy
memberikan deskripsi kerja kepada saya.
a) Deskripsi Kerja
Humas dan Publikasi memiliki deskripsi kerja yang berbeda-beda. Saya pun
membagi divisi saya menjadi dua sub-divisi, sub-divisi Humas dan sub-divisi
Publikasi. Sub-divisi Humas bekerja dalam hubungan masyarakat, seperti
narahubung, mengurus surat atau undangan, dan sebagainya. Sub-divisi Publikasi
bekerja mempublikasikan acara atau hal lain di media sosial, media cetak
(spanduk dan pamflet), dan juga website.
Saya ditemani Nadia Putri selaku deputi Humas dan Publikasi Falasido untuk
menjalankan tugas yang sudah saya paparkan. Berikut adalah deskripsi kerja saya
(PJ) dan Nadia Putri (Deputi).
Deskripsi Kerja Penanggung Jawab:
1. Melaporkan setiap pekerjaan Divisi Humas dan Publikasi dengan Ketua
Pelaksana dan Wakil Ketua Pelaksana
2. Mengkoordinasikan Divisi Humas dan Publikasi dengan divisi lain
3. Menjadi narahubung Falasido UI Jilid X
4. Menentukan deskripsi kerja Humas dan Publikasi
5. Menentukan pembagian kerja untuk staf
6. Menyusun juknis Divisi Humas dan Publikasi pada hari pelaksanaan
Falasido UI Jilid X
7. Menemui pihak luar yang ingin mempublikasikan acara Falasido UI Jilid
X, seperti Kominfo Kota Depok, Humas BEM setiap Fakultas, dan lain-
lain
8. Mengurus publikasi media cetak, seperti spanduk, poster, pamflet, dan
lain-lain.
Deskripsi Kerja Deputi:
1. Mengkoordinasikan subdivisi Humas dan subdivisi Publikasi
2. Mengawasi subdivisi Publikasi
3. Menentukan deskripsi kerja setiap staf bersama dengan penanggung jawab
4. Mengawasi staf pada hari pelaksana Falasido UI Jilid X
5. Mengawasi setiap akun media sosial
6. Mempublikasikan konten acara melalui akun resmi line
b) Nama-nama Staff
1. Rabbani IKSI 2014
2. Gayatri IKSI 2014
3. Tiara IKSI 2015
4. Tiar IKSI 2015
5. Nadia IKSI 2015
6. Ainul IKSI 2016
7. Wildan IKSI 2016
8. Fira IKSI 2016
9. Diani IKSI 2016
10. Nailah IKSI 2016
11. Hanum IKSI 2016

B. EVALUASI STAFF
1. Rabbani IKSI 2014
- Ditugaskan di subdivisi Publikasi (media sosial Instagram)
- Sudah berpengalaman di bidang humas dan publikasi
- Inisiatif dalam membuat format untuk caption Instagram
- Sering memberi solusi jika ada suatu masalah
- Agak sulit dihubungi jika dibutuhkan
2. Gayatri IKSI 2014
- Ditugaskan di subdivisi Humas (mendaftar sekolah-sekolah yang ingin
dikunjungi)
- Sering memberi solusi jika ada suatu masalah
- Cukup kritis dalam memberikan solusi
- Sering kali tugas yang diberikan belum dilakukan di waktu yang sudah
ditentukan
3. Tiara IKSI 2015
- Ditugaskan di subdivisi Publikasi (media sosial Twitter)
- Sudah berpengalaman di bidang humas dan publikasi
- Inisiatif dalam membagikan caption menjadi beberapa kicauan
- Selalu datang ke setiap rapat divisi
4. Tiar IKSI 2015
- Keluar dari Divisi Humas dan Publikasi karena suatu alasan
5. Nadia IKSI 2015
- Ditugaskan di subdivisi Humas (mengurus surat dan undangan ke sekolah-
sekolah)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
- Sering tidak datang di setiap rapat divisi
- Sulit dihubungi
- Baru sering datang satu minggu sebelum hari pelaksanaan
6. Ainul IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Humas (Humas Eksternal)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
- Sulit dihubungi
7. Wildan IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Humas (Humas Eksternal)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
maupun pra-acara.
- Sulit dihubungi
- Datang di setiap rapat divisi
- Cukup responsif jika diberikan tugas
8. Fira IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Humas (Humas Eksternal)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
maupun pra-acara.
- Selalu datang di setiap rapat divisi
- Cukup responsif jika diberikan tugas
- Mudah dihubungi
- Kurang memahami acara, jadi harus bertanya terlebih dahulu di grup line
9. Diani IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Publikasi (Akun Resmi Line)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
maupun pra-acara.
- Selalu datang di setiap rapat divisi
- Cukup responsif jika diberikan tugas
- Terkadang sulit dihubungi
10. Nailah IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Publikasi (Instagram)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
- Hanya sekali datang di setiap rapat dvisi
- Sangat sulit dihubungi
- Pada hari kedua Falasido UI Jilid X, izi tidka dapat hadir karena suatu hal,
namun malam harinya datang.
11. Hanum IKSI 2016
- Ditugaskan di subdivisi Publikasi (Twitter)
- Menjalankan tugas yang diberikan pada hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
maupun pra-acara.
- Selalu datang di setiap rapat divisi
- Cukup responsif jika diberikan tugas
- Terkadang sulit dihubungi

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Selama saya menjadi penanggung jawab Humas dan Publikasi Falasido UI
Jilid X terdapat beberapa kendala. Salah satunya yaitu koordinasi dengan divisi
acara. Disebabkan karena pengisi acara, timeLine acara, dan waktu dan tempat
yang berubah-ubah membuat timeLine Humas dan Publikasi pun berubah-ubah.
Berikut adalah evaluasi kerja bidang praacara, acara, dan pascaacara.
PraAcara
Dengan adanya staf yang cukup banyak, saya pun melakukan rapat bidang
untuk membagikan deskripsi kerja kepada masing-masing staf. Kami sempat
merencanakan adanya Fakta Bahasa dan Sastra menjadi publikasi pra-acara. Kami
meminta tolong kepada Fahri selaku penanggung jawab Desain, Dekorasi, dan
Instalasi (DDI) untuk mendesain poster fakta bahasa. Namun, setelahnya, Fahri
tidak dapat dihubungi, jadi saya yang membuat desain untuk diunggah di media
sosial. Saya cukup kelimpungan membuat desain sekaligus membuat format
kalimat. Kami pun memiliki rencana membagikan puisi yang dibuat oleh
sastrawan-sastrawan terkenal dan anggota IKSI. Kami sempat memiliki jadwal
pada hari Sabtu dan Minggu dengan tagar #SabtuBersajak dan #SajakMinggu.
Namun, disebabkan desain poster dan ada banyak hal yang harus diunggah di
media sosial, sajak tersebut menjadi sering tidak diunggah secara tepat waktu.
Pra-acara memiliki lima rangkaian acara yaitu Flashmob, UKBI, Cipta
Lampion Bersama, Mural Bersama, dan Pesta Sastra. Saya pun harus segera
membuat poster dan pamflet untuk setiap rangkaian pra-acara. Saya langsung
menghubungi PJ DDI untuk mendesain poster untuk diunggah di media sosial.
Sebagian besar poster dibuat oleh Divisi DDI, namun sebagiannya lagi dibuat oleh
saya, karena terkadang Divisi DDI tidak bisa menangani poster pada saat itu. Saya
pun dibantu oleh Meuthia selaku ketua MK untuk mengoreksi poster yang saya
buat. Bahkan jika saya tidak dapat membuat poster, Meuthia membantu saya
dalam membuat poster.
Pada praacara Falasido UI Jilid X, kami memiliki agen dari murid-murid
SMA dan mahasiswa se-Jabodetabek untuk menyebarkan virus kebahasaan dan
kesastraan yang disampaikan pada Fakta Bahasa dan Sastra. Mereka juga
menyebarkan setiap hal yang kami bagikan di media sosial, seperti pemberitahuan
praacara, UKBI, dan sebagainya. Saat poster dan pemberitahuan UKBI dibagikan
di media sosial, kami, Humas, mulai kelimpungan menerima sms, telepon, line,
dan whatsapp. Banyak peserta yang menanyakan hal yang sudah tertera di
website, dengan alasan malas membuka website, jadi lebih baik bertanya saja.
Kami pun harus membalas dengan sesopan mungkin walaupun mereka terkadang
justru ngotot. Bukan hanya UKBI, Pesta Sastra menjadi hal yang cukup membuat
kelimpungan. Pada saat itu hujan turun, dan tempat dan waktu yang sudah
ditetapkan harus berubah. Kami pun harus terus memperbaharui informasi ke
peserta yang sudah hadir di tempat. Kami harus sms satu persatu untuk
memastikan bahwa peserta masih di FIB. Pada hari itu sungguh kacau sebelum
berlangsungnya Pesta Sastra di Kantin Sastra.
Kami pun sempat mengadakan kunjungan ke beberapa SMA, salah
satunya SMKN 13 Rawa Belong. SMKN 13 Rawa Belong menjadi sekolah
pertama yang kami kunjungi. Mereka sangat antusias dengan kedatangan kami.
SMKN 13 Rawa Belong sampai pernah membawa bis ke Badan Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa di Rawamangun untuk mengikuti UKBI; banyak pula
yang dari mereka menjadi agen kami.
Humas Publikasi Falasido UI Jilid X bukan hanya mempublikasikan acara
di media sosial saja, namun kami juga sempat menginformasikan sekaligus
mengundang Wali Kota Depok untuk datang ke acara ini serta ingin
menginformasi melalui running text di jembatan penyebrangan di depan Depok
Town Square. Saya sempat bolak-balik hanya untuk bertemu dengan Wali Kota
Depok dan mengurus running text. Saya mengajak Wildan untuk ikut bersama
saya saat mengurus hal tersebut. Kami “dilempar” dari meja satu ke meja yang
lain, dan pada saat di meja terakhir kami dianjurkan untuk kembali lagi ke kantor
Humas Depok besok harinya, karena pengurusnya sudah pulang. Besoknya saya
hanya sendiri dan pulang-pergi dengan angkutan umum, dan akhirnya suratnya
sudah sampai ke pengurusnya. Saat saya ingin bertemu dengan Walikota, saya
harus bertemu dengan bagian Humas dan Protokol Walikota, bernama Pak Fathir.
Pak Fathir memberitahu bahwa Pak Wali Kota sudah positif akan datang.
Acara
Hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X tidak sesulit praacara. Namun hal yang
diharapkan seperti Walikota datang dan acara kami dipublikasi di ruuning text
tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Pak Fathir memberitahu saya bahwa Pak
Wali Kota tidak jadi hadir, ketika hari pertama Falasido. Saya juga menunggu di
bawah jembatan untuk melihat running text namun tidak kunjung terpampang.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, hari pelaksanaan Falasido UI Jilid X
tidak sesulit praacara. Akan tetapi, masih ada kendala yang saya dapatkan. Salah
satu staf saya tidak bisa hadir pada Falasido UI hari kedua dengan alasan ada
sesuatu yang harus ia lakukan pada hari itu. Saya cukup kebingungan mencari
penggantinya dan harus mengubah juknis yang saya sudah buat. Begitu juga
dengan poster, lagi-lagi saya—dengan Meuthia— membuat poster, karena divisi
DDI sedang membuat suatu instalasi. Itu adalah hal yang sesungguhnya sangat
disayangkan. Sebab pada waktu itu kami pun sedang membicarakan ketepatan
waktu Divisi Acara. Pada saat itu koordinasi Divisi Acara dan Divisi Humas
Publikasi sedang tidak baik. Sebab, kami yang telah memiliki timeline jadi tida
beraturan karena Divisi Acara tidak tepat waktu.Di sisi lain, saya harus membuat
poster yang seharusnya dibuat oleh divisi DDI. Sebenarnya hal seperti ini pun
dirasakan di praacara dan saat acara berlangsung
Pasca Acara
Setelah berlangsungnya acara Falasido UI Jilid X, banyak peserta yang
menagih sertifikat UKBI, lomba, goodie bag, dan lain-lain. Ada yang
menghubungi lewat surat elektronik, sms, akun resmi, dan juga whatsapp pribadi
saya.

D. REKOMENDASI
Saya memiliki beberapa saran untuk kepengurusan Falasido UI Jilid X.
Sebaiknya Divisi Humas dan Publikasi dibedakan karena satu penanggung jawab
agak sulit mengendalikan beberapa pekerjaan. Penanggung jawab Humas dan/atau
Publikasi harus lebih tegas dan cerdas dalam memutuskan sesuatu. Koordinasi
divisi Humas dan/atau Publikasi harus lebih baik dan tidak ada masalah.
Perwakilan dari setiap divisi, termasuk Humas dan/atau Publikasi wajib datang ke
setiap rapat divisi acara. Penanggung jawab, deputi, maupun staf Humas dan/atau
Publikasi harus mudah dihubungi. Yang terakhir, jika sudah memiliki tugas
seharusnya kita bertanggung jawab atas keputusan kita dalam menerima tugas itu.

E. PENUTUP
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada panitia Falasido UI Jilid X,
terutama ketua dan Wakil Ketua Pelaksana, Yudhistira dan Dessy Irawan yang
telah mempercayai saya untuk mengemban tugas ini. Tidak lupa, kepada wakil
penganggung jawab Humas dan Publikasi, Nadia Putri, serta staf-staf saya yang
telah bertahan dan membantu saya dalam mempublikasikan acara ini dengan baik.

Salam,
Penanggung Jawab Humas dan Publikasi
Falasido Jilid X

Anisa Nurul Zahra, IKSI 2014


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB DESAIN, DEKORASI, DAN INSTALASI
FALASIDO JILID X
OLEH M. FAKHRI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Pilihan bukanlah paksaan. Kalimat tersebut tiba-tiba terngiang dalam benak
saya ketika Yudhistira, Ketua Pelaksana Falasido Jilid X, memilih saya untuk
menjadi penanggung jawab divisi ini. Pada saat itu, saya berpikir bahwa Yudhis
tidak mungkin memilih saya untuk menyukseskan acara ini dengan terpaksa. Saya
yakin dia telah memiliki pertimbangan tersendiri pada pilihannya, begitu pula
dengan terpilihnya Idham menjadi wakil penanggung jawab divisi ini.
Saya bukanlah sosok yang mahir dalam bidang desain, dekorasi, maupun
instalasi. Saya juga bukan sosok yang pandai dalam merangkul orang lain seperti
yang teman-teman saya dapat lakukan. Namun, dengan bayang-bayang meriahnya
acara Falasido yang saya bentuk dalam benak saya, saya berusaha sekuat tenaga
agar imaji yang telah saya bentuk bisa terwujud. Selain itu, keinginan untuk
belajar dan menambah pengalaman menjadi motivasi tersendiri dalam diri saya.
Berbekal pengalaman seadanya dan ide-ide konyol yang sering muncul tanpa
disangka-sangka, saya bersama Idham memberanikan diri untuk mengemban
amanah ini. Di samping itu, kami juga berharap dapat memberikan sesuatu yang
berbeda bagi Falasido Jilid X.
a) Deskripsi Kerja
Divisi Desain, Dekorasi, dan Instalasi mendapat amanah untuk membuat
seluruh desain, dekorasi, dan instalasi dalam acara Falasido Jilid X.
b) Nama-nama Staff
1. Idham Aulia Shaffansyah (IKSI 2014) sebagai Deputi DDI
2. Alif Pradhana (IKSI 2015)
3. Kharisma Destia (IKSI 2015)
4. Nadhifa S. Martaputri (IKSI 2015)
5. Lumongga Harahap (IKSI 2016)
6. Nadhira Azka (IKSI 2016)
7. Agnes Sarila W. (IKSI 2016)
8. Duhanita Adiarahmah (IKSI 2016)
9. Alia (IKSI 2016)
10. Arum Eka (IKSI 2016)
11. Zulaika Ika (IKSI 2016)
12. Tanisha Fortuna (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAFF
1. Idham Aulia Shaffansyah
Ahli debus asal Banten ini adalah orang yang terpilih menjadi deputi saya.
Kami berdua memiliki dua kesamaan, yaitu sama-sama hitam dan keras kepala.
Idham sempat membuat saya kewalahan karena absennya selama beberapa waktu.
Kami juga sempat berbeda pendapat dalam banyak hal. Namun, pada akhirnya,
kami menyatukan pikiran kami yang berbeda sehingga kami dapat menjalankan
amanah ini hingga akhir.
2. Alif Pradhana (IKSI 2015)
Alif yang akrab dipanggil Ale ini adalah rekan andalan saya. Sigap, tanggap,
dan cekatan sudah sangat melekat pada dirinya. Kekurangannya hanya terdapat
pada minimnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang dekorasi. Selebihnya,
ia mengerjakan tugas-tugasnya dengan sangat baik.
3. Kharisma Destia (IKSI 2015)
Atlit futsal dan basket yang akrab dipanggil Cima adalah orang yang paling
sering ngomel. Saya hampir tidak menemukan kekurangan dalam dirinya. Ide-ide
brilian sering muncul dari celotehannya. Hanya saja, ia kurang cekatan dan sering
mengeluh ketika diberi tugas. Namun, ia mengerjakan seluruhnya dengan baik.
4. Nadhifa S. Martaputri (IKSI 2015)
Kiper andalan IKSI yang dipanggil Dhifa juga merupakan sosok yang cekatan.
Ia mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Namun, kurangnya koordinasi dari
Dhifa kepada saya maupun Idham sempat membuat tugas-tugas yang ia kerjakan
menjadi selesai tidak tepat waktu.
5. Lumongga Harahap (IKSI 2016)
Mongga, selain memiliki nama unik, ia juga sosok yang sangat cerewet.
Namun, keinginannya untuk belajar lebih dan kemampuan menggambarnya
sangat membantu saya dalam pembuatan dekorasi Falasido. Hanya saja, Mongga
sering datang tidak tepat waktu dan pulang lebih cepat.
6. Nadhira Azka (IKSI 2016)
Azka adalah orang yang cekatan, sigap, dan mempunyai keinginan untuk
belajar yang sangat besar. Ia mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Namun,
minimnya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang dekorasi membuatnya
sempat terhambat dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
7. Agnes Sarila W. (IKSI 2016)
Penari handal inilah yang berhasil memanipulasi kertas biasa menjadi kertas
yang terlihat sangat tua. Ia merupakan sosok yang rajin dan cekatan. Namun, sama
seperti yang lainnya, minim pengetahuan dan pengalaman dalam bidang dekorasi
membuatnya sedikit terhambat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
8. Duhanita Adiarahmah (IKSI 2016)
Penduduk Bekasi yang biasa dipanggil Duha ini entah mengapa memilih
bagian DDI dalam Falasido. Namun, sifat ulet dan rajin dalam dirinya
mempermudah Duha mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Ia
mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Namun, hal yang sama yaitu minimnya
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang dekorasi sempat menghambatnya
ketika mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
9. Alia (IKSI 2016)
Alia, yang memiliki kakak kembar di FIB, adalah salah satu orang yang
menurut saya pendiam. Ia tidak pernah mengeluh ketika saya berikan tugas.
Namun, ia memiliki kekurangan yang sama dengan rekan-rekan DDI lainnya,
yaitu kurang pengalaman dan pengetahuan dalam bidang dekorasi. Hal tersebut
juga sempat menghambatnya dalam pengerjaan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya.
10. Arum Eka (IKSI 2016)
Sosok pendiam yang kedua adalah Arum. Ia jarang berbicara banyak atau
bercanda seperti rekan-rekan DDI lainnya. Ia juga tidak banyak mengeluh ketika
saya berikan tugas. Namun, Arum kurang cekatan. Selain itu, kekurangan yang
sama seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya juga terdapat dalam dirinya.
Hal tersebut juga sempat menghambatnya ketika mengerjakan tugas yang saya
berikan.
11. Zulaika Ika (IKSI 2016)
Saya sempat kebingungan membedakan antara Ika dan Arum. Mereka berdua
hampir sama, hanya wajahnya yang berbeda. Ia juga kurang cekatan sehingga
tugas yang diberikan kepadanya tidak selesai dengan cepat. Sayang sekali, ia tidak
dapat hadir pada acara puncak Falasido Jilid X.
12. Tanisha Fortuna (IKSI 2016)
Desainer pemula yang diam-diam menyimpan banyak lagu kekinian ini
sebenarnya memiliki potensi besar. Namun, saya melihat ia kurang percaya diri
sehingga hal tersebut menghambatnya dalam menyelesaikan tugas yang saya
berikan. Di samping semua itu, ia tetap mengerjakan seluruh tugasnya dengan
sangat baik.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


PraAcara
Jauh sebelum acara berlangsung, saya dan Idham mulai merencanakan
tentang hal-hal baru yang akan kami buat untuk acara Falasido Jilid X. Namun,
ide-ide kami tidak kunjung datang. Kami bersikeras tidak membuat dekorasi yang
biasa orang sebut, kalau boleh jujur, “dekorasi anak SMA”. Hal itu menjadi beban
tersendiri bagi saya, karena pada saat yang sama, saya sedang sibuk mengurus
acara di luar kota.
Setelah liburan, kami mulai mengadakan rapat bersama para staf yang baru
diterima menjadi bagian divisi ini. Dalam rapat tersebut, kami menyampaikan hal-
hal yang terkait dengan divisi kami. Awalnya, divisi kami terdiri dari 16 orang.
Namun, seiring berjalannya persiapan acara Falasido, anggota kami – entah
mengapa – berkurang tiga orang. Kami berpikir bahwa mereka, mungkin,
mempunyai kesibukan yang sama pentingnya dengan Falasido.
Suatu hari, Idham mengusulkan pembuatan lampion. Dengan persetujuan
bersama, akhirnya kami mulai mencoba membuat lampion-lampion tersebut.
Pembuatan lampion tidak hanya melibatkan divisi kami. Teman-teman dari divisi
lain, dengan ucapan terima kasih yang besar dari kami, turut membantu
pelaksanaan pembuatan lampion tersebut. Namun, percobaan ini belum mencapai
hasil maksimal. Hanya beberapa lampion yang dapat digunakan. Hal tersebut
juga, selain dari kurangnya pengalaman kami, disebabkan oleh hujan yang sering
datang tiba-tiba sehingga sebagian lampion-lampion tersebut rusak.
Kami juga sempat mengalami beberapa konflik karena ketidakhadiran saya
pada beberapa rapat dan bahkan pembuatan lampion di kampus. Absennya Idham
beberapa waktu juga memicu konflik dalam divisi kami. Namun, pada akhirnya
kami memutuskan untuk tetap bekerjasama dan menganggap kesalahan kami
sebagai pelajaran bagi kami. Saya, Idham, beserta teman-teman divisi DDI mulai
saling membangun semangat baru demi suksesnya acara Falasido Jilid X. Segala
puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan dekorasi-
dekorasi untuk memeriahkan Falasido Jilid X.
Berikut adalah dekorasi yang berhasil kami buat untuk memeriahkan Falasido
Jilid X, walaupun sedikit terlambat dari waktu yang seharusnya:
1. Tulisan FALASIDO di kantin sastra yang dibuat dari kayu, triplek, dan
kardus, dengan hiasan lampu di dalamnya.
2. Puisi-puisi dari teman-teman angkatan 2016 yang wujud fisiknya kami
manipulasi sehingga terlihat seperti kertas tua.
3. Tulisan-tulisan yang menunjukkan periodisasi sastra yang dipasang di lorong
menuju Kantin Sastra sehingga puisi-puisi yang telah dibuat bisa dipajang dan
dikelompokkan sesuai zamannya.
4. Pajangan foto-foto para tokoh sastra sesuai periodisasi sastra yang dipasang di
lorong menuju Kantin Sastra
5. Penunjuk jalan untuk para pengunjung
6. Instalasi tulisan FALASIDO yang dibantu oleh teman-teman angkatan 2016.
7. Banner permainan rakyat
8. Banner sosialisasi acara Falasido Jilid X
9. Banner bekas pementasan Pagupon: Sumur Tanpa Dasar yang diubah menjadi
photobooth.
10. Desain poster seluruh rangkaian acara Falasido. (Saya mengucapkan terima
kasih secara khusus kepada Meuthia Irza Miranda, IKSI 2014, yang telah
membantu membuat desain banner acara puncak Falasido Jilid X)
11. Desain ID card seluruh panitia Falasido Jilid X
12. Desain kaus Falasido Jilid X
Selain beberapa kekurangan yang telah disebutkan sebelumnya, divisi kami
memiliki satu kekurangan lagi, yaitu SDM dalam bidang desain. Saya telah
berusaha memberikan kepercayaan untuk membuat desain kepada beberapa rekan
dalam divisi ini. Namun, dengan beberapa pertimbangan, akhirnya saya
memutuskan untuk mengerjakan desain-desain tersebut. Beberapa pertimbangan
tersebut adalah adanya perubahan secara mendadak dari rangkaian acara Falasido
Jilid X, informasi yang datang terlambat, dan kurangnya koordinasi kami dengan
divisi lain.
Saya mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada Brian Satria (IKSI
2016), dan Greistina Kusumaningrum (IKSI 2010), yang telah membantu kami
dalam pembuatan dekorasi dan instalasi hingga rela menginap di kampus.
Acara
Ketika acara berlangsung, kami masih mengerjakan beberapa dekorasi yang
berukuran besar, seperti banner permainan rakyat dan photobooth. Kami juga
membagi tugas untuk mengontrol dekorasi di tempat-tempat yang telah
ditentukan. Pada siang hari, banner permainan rakyat sempat terjatuh, tetapi entah
mengapa, berdasarkan laporan yang saya terima, teman-teman yang berada di
sekitar tempat tersebut, tidak membantu memasangnya. Padahal, rekan saya yang
sedang berada di tempat adalah perempuan. Saya berpikir, mungkin
profesionalitas dituntut di sini. Namun, akhirnya ada beberapa orang yang
membantu pemasangan banner tersebut.
Puisi-puisi yang telah kami pasang di lorong juga sempat berantakan terkena
angin dan hujan. Kami memperbaikinya pada malam hari sehingga keesokan
harinya puisi-puisi tersebut telah terpasang seperti semula. Ketika pemasangan
tersebut, kami melihat teman-teman Divisi Perlengkapan memasang lampu-lampu
yang berjumlah banyak. Lampu itu ternyata menjadi lampion-lampion baru yang
sangat mengesankan. Saya, secara khusus, mengucapkan terima kasih yang sangat
besar kepada seluruh Divisi Perlengkapan yang turut “mendekorasi” lorong dan
Kantin Sastra sehingga terlihat jauh lebih meriah.
Pada hari terakhir, divisi kami mengadakan rapat untuk membagi tugas
pencopotan dekorasi Falasido. Hal tersebut dilakukan agar teman-teman divisi
kami tidak harus bekerja hingga larut malam. Sebelum acara puncak berlangsung,
saya menyempatkan membuat short trailer, yang entah dianggap sebagai trailer
resmi atau tidak, untuk mengajak mahasiswa maupun orang lain datang ke malam
puncak Falasido Jilid X. Pencopotan dekorasi kami laksanakan tepat sebelum
acara puncak Falasido berakhir sehingga kami dapat mengikuti evaluasi tepat
waktu.
Pasca Acara
Setelah acara, divisi kami mengontrol barang-barang bekas dekorasi Falasido
yang kami letakkan di sekitar FIB. Beberapa barang seperti triplek dan banner
kami berikan kepada panitia karnaval IKSI untuk membuat dekorasi kembali.
D. REKOMENDASI
Saya, secara khusus, berharap untuk calon-calon penerus divisi ini untuk
menggali kemampuan masing-masing di waktu senggang. Kemampuan tidak
melulu digali dengan praktik yang melibatkan perlengkapan yang banyak.
Fasilitas seperti media sosial, google, dan laman-laman di internet juga dapat
digunakan sebagai sarana belajar untuk menambah kemampuan diri. Selain itu,
saya harap pengalaman yang telah didapat selama menjadi bagian dari divisi ini
dapat menjadi batu loncatan untuk membuat Falasido yang akan datang semakin
baik.

E. PENUTUP
Sesuatu bernama konflik pasti hadir dalam proses membuat perubahan seperti
pisau yang harus selalu diasah agar dapat memotong benda-benda yang belum
pernah dipotongnya. Terkadang, pisau tersebut tidak dapat memotong suatu benda
walaupun pisau itu telah diasah. Namun, pisau itu kembali diasah, semakin keras
sehingga ia menjadi sangat tajam dan dapat memotong benda yang sebelumnya
telah gagal ia potong.
Terima kasih, teman-teman Divisi Desain, Dekorasi, dan Instalasi. Kalian
adalah orang-orang terhebat yang pernah saya temui.

Salam,
Penanggung Jawab Desain, Dekorasi, dan Instalasi
Falasido Jilid X

Muhammad Fakhri (IKSI 2014)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB KONSUMSI FALASIDO JILID X
OLEH CLAUDIA JASMINE, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Saya berterima kasih kepada Yudhistira dan Dessy Irawan selaku Ketua dan
Wakil Pelaksana FALASIDO JILID X karena sudah memercayakan saya
memegang jabatan sebagai penanggung jawab divisi konsumsi. Saya berterima
kasih karena sudah dapat berbagian dalam acara IKSI terbesar ini.
Berikut ini adalah laporan pertanggungjawaban yang saya buat agar dapat
menjadi bahan pembelajaran di tahun berikutnya. Laporan ini akan berisi curahan
hati maupun kekurangan dan kelebihan dari divisi konsumsi FALASIDO JILID
X. Saya berharap laporan ini bisa mendorong PJ selanjutnya untuk berinovasi dan
menciptakan suasana yang lebih nyaman, serta menyenangkan saat rangkaian
acara FALASIDO JILID X.
a) Deskripsi Kerja
Seperti arti katanya, divisi konsumsi bertugas untuk mengurus makanan
dan minuman baik panitia maupun pengisi acara saat praacara maupun saat acara
FALASIDO JILID X berlangsung. Kami juga yang akan menangani atau
menghubungi sponsor-sponsor yang memberikan makanan sebagai produk
sponsor. Pada tahun ini, Divisi Sponsor berhasil mengajak Warung Pasta untuk
bekerja sama. Divisi konsumsi lah yang mengambil sponsor di Warung Pasta.
b) Nama-nama Staf
Zakiyah (2015), Aghnia Salsabila (2015), Aisyah (2015), Andhika
Pratama (2016), Tomi Santoso (2016), Asya Nabila (2016), dan Indah Wulandari
(2016).

B. EVALUASI STAF
Semua staf bekerja dengan baik dan maksimal. Mereka mengerjakan
bagiannya masing-masing dengan sangat baik. Bahkan, setelah menyelesaikan
bagiannya, mereka tidak segan untuk membantu staf lain mengerjakan tugas
konsumsi. Zakiyah sangat aktif membantu saya dan Lala untuk mengatur
makanan pengisi acara. Asya dan Indah mengurus sarapan di hari pertama. Aisyah
dan Aghnia mengurus konsumsi pengisi acara hari pertama. Tomi dan Adhika
mengurus konsumsi panitia. Tomi mendapat tugas tambahan, yaitu menjadi
pengantar staf yang ada keperluan mengambil atau membeli keperluan konsumsi.
Dan terakhir, Zakiyah mengurus konsumsi hari kedua.
Zakiyah sangat aktif membantu saya dan Lala untuk mengatur makanan
pengisi acara. Aisyah dan Aghnia agak pasif, namun sangat aktif saat saya atau
Lala mintai bantuan. Asya dan Indah juga masih belum begitu mengerti pekerjaan
sebagai konsumsi, namun saya melihat mereka punya niat untuk membantu ini
dan itu. Andhika sangat membantu, tetapi kadang ia bingung harus melakukan
apa. Tomi bergerak cepat saat dimintai bantuan untuk mengantar staf ataupun
saya dan Lala.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


PraAcara
Kami mengadakan rapat kecil untuk menjelaskan pembagian kerja dan job
description setiap orang. Di sini, saya menggarisbawahi bahwa saya dan Lala
selaku ketua dan wakil divisi konsumsi mengizinkan staf kami untuk pergi
membantu divisi lain atau membantu meramaikan pesta rakyat asalkan mereka
sudah selesai mengerjakan bagian mereka. Namun, hal yang perlu diperhatikan
adalah mereka harus siap dan gerak cepat jika kami membutuhkan bantuan
mereka.
Acara
Hari pertama, kami kewalahan karena roti belum datang. Kami membeli roti
dari Rani di Bekasi. Saat panitia lain sudah datang dan mulai bersiap di lokasi-
lokasi acara, roti baru datang. Alhasil, banyak panitia yang baru mendapat sarapan
saat mereka sudah berjaga di posisi masing-masing. Namun, staf kami bergerak
sangat cepat (ya, saya sangat mengapresiasi keuletan semua staf saya membuat
roti oles mentega dan gula), sehingga masalah itu berhasil diatasi dengan cepat
pula.
Masalah hari pertama yang paling menyita perhatian adalah makanan panitia
yang disangka habis. Hal ini terjadi karena data jumlah panitia yang tidak jelas.
Kami menyangka makanan panitia kurang karena ada panitia-panitia tambahan
yang tidak ada di dalam daftar kami, sehingga kami hanya memberi makanan
kepada PJ-PJ divisi lain sesuai dengan daftar yang kami miliki (agar komunikasi
dan pembagian makanan lebih terarah, kami meminta perwakilan divisi yang
mengambil makanan, bukan seluruh panitia). Bahkan, Akbar selaku pengawas
acara sempat tidak mendapat makanan. Namun, pada akhirnya, makanan malah
banyak tersisa dan diberikan kepada petugas jaga di FIB.
Saya dan Lala standby di Kansas saat malam hari untuk menyediakan
minuman untuk panitia saat persiapan cek sound. Namun, lama-kelamaan ada
personil band yang ikutan meminta minuman. Akhirnya, persediaan kopi dan teh
untuk panitia menjadi habis. Kami tidak memperkirakan dan memang tidak
menganggarkan untuk membeli minuman sachet untuk pengisi acara yang sedang
cek sound.
Hari kedua, kami tidak menyediakan sarapan karena panitia berkumpul pada
pukul 10.00. Kami sudah mengantisipasi makanan panitia yang kurang dengan
mendatanya kembali melalui nametag seluruh panitia. Hari kedua ini kami
mengambil makanan dari Warung Pasta dengan jumlah sekitar 50-70 kotak.
Namun, terdapat sedikit masalah. Warung Pasta tidak dapat memastikan makanan
tersebut dapat bertahan lama karena terdapat salad di dalam kotak tersebut.
Akhirnya, setelah saya bicarakan dengan Dessy (Dessy adalah orang yang
menghubungi pihak Warung Pasta), kami memutuskan untuk membuang sayur
tersebut. Sesampai di sana, kotak nasi yang diberikan tidak sesuai dengan
ekspektasi kami. Dagingnya sangat sedikit dan kotak makanannya sangat
sederhana (tidak seperti kotak nasi take away dari sebuah restoran). Kami tidak
bisa menuntut lebih karena kami memang tidak pernah melihat sampel makanan
tersebut sebelum hari H.
Akan tetapi, makanan tersebut aman sampai acara selesai. Panitia mendapat
makanan sampai berlebihan. Staf konsumsi standby di pojok Kansas (kami
memang sudah tag tempat sejak pagi hari itu) dan menyediakan minuman, seperti
teh dan kopi, untuk panitia.
Acara berjalan dengan baik.
Pasca Acara
Banyak staf konsumsi yang masih belum meninggalkan Kansas. Kalaupun
ingin pulang, mereka pasti mengabari saya ataupun Lala sebelumnya.

D. REKOMENDASI
Penyediaan snack murah alias makanan ringan adalah ide yang baik. Saya
pikir roti sarapan pagi akan terbuang karena sampai menjelang makan siang, roti
tersebut masih sangat banyak. Namun, panitia mulai berdatangan saat makan
siang dan mulai memakan roti-roti tersebut, walau kondisinya sudah agak keras
karena terkena AC.
Oleh karena itu, menurut saya, roti isi gula adalah snack yang mewah dan
pantas didapatkan oleh panitia setelah lelah bekerja. Modal kecil, tetapi bisa
memberi kenikmatan bagi perut-perut yang lapar. Mengapa tidak? Jika memiliki
dana lebih banyak, roti tersebut bisa diganti menjadi roti sobek, biskuit, dan buah-
buahan.
Untuk mencegah adanya makanan basi dari sponsor, alangkah baiknya jika PJ
Konsumsi mengecek terlebih dahulu atau meminta sampel pada pihak pemberi
sponsor h-3 acara sehingga dapat memperkirakan ketahanan makanan tersebut.
Saat cek sound, siapkanlah minuman secukupnya untuk pengisi acara juga
karena mereka datang malam atau dini hari. Jika ada dana lebih juga, bisa
tawarkan makanan kering (yang tidak mudah basi) sehingga mereka nyaman
menunggu antrean cek sound. Kita mungkin memang tidak dapat memberikan
banyak honor, tetapi kita bisa memberikan pelayanan yang ramah dan membuat
nyaman, bukan?
Terkait staf, saya merasa staf saya terlalu banyak sehingga mereka lebih
banyak menganggur. Hal ini tidak akan menjadi masalah selama divisi lain tidak
kekurangan sumber daya manusia. Akan tetapi, dua laki-laki di divisi konsumsi,
saya rasa, terlalu berlebihan dan membuang-buang sumber daya manusia.
Konsumsi hanya butuh satu orang laki-laki untuk membantu mobilisasi makanan
dan kegiatan antar-mengantar staf konsumsi yang perlu membeli keperluan
konsumsi.
E. PENUTUP
Sekian laporan ini saya sampaikan. Jika ada yang hal ingin diketahui lebih
lanjut, Anda bisa menanyakannya langsung kepada saya. Terima kasih.

Salam,
Penanggung Jawab Konsumsi
Falasido Jilid X

Claudia Jasmine (IKSI 2014)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DIVISI PAGELARAN SASTRA RAYA FALASIDO JILID X
OLEH FITRIA RAHMA DEWI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Pagelaran Sastra Raya adalah sebuah divisi yang mencakup bazar dan
permainan rakyat dalam rangkaian acara FALASIDO Jilid X. Ketika Yudhis
menunjuk saya sebagai Penanggung Jawab (PJ) divisi ini, saya merasa bingung.
Di satu sisi, saya kurang berminat karena sudah dua kali terlibat dalam divisi ini.
Saya ingin menambah pengalaman baru dengan mencoba divisi lain. Namun,
karena Yudhis tidak mendapatkan orang lain yang bersedia sekaligus
berpengalaman, saya pun menerima tawaran Yudhis.
a) Deskripsi Kerja
Dalam menjalankan kepengurusan Pagelaran Sastra Raya, saya ditemani oleh
Nidia Rahma (IKSI 2014) sebagai deputi. Adapun deskprisi kerja saya (PJ) dan
Nidia (deputi) adalah sebagai berikut:
Penanggung Jawab:
1. Mengumpulkan kontak tenant makanan dan minuman dengan kriteria
sebagai berikut:
- Produk yang dijual tidak ada di Kantin Sastra untuk menghindari
tumpang-tindih penjualan.
- Harga produk yang dijual harus sesuai dengan budget mahasiswa,
yakni tidak melebihi Rp50.000,00.
2. Menyewa 10 buah tenda beserta meja dan kursinya.
3. Menghubungi tenant untuk menawarkan stan di depan gedung VIII FIB
dengan tarif Rp150.000,00/hari dan fasilitas berupa tenda ukuran 3 x 3 m,
dua buah meja, dua buah kursi, dan colokan.
4. Menyusun Surat Perjanjian Kerjasama atau Memorandum of
Understanding (MoU).
5. Menemui tenant yang bersedia berjualan di bazar FALASIDO untuk
penandatanganan MoU dan pembayaran DP.
6. Menyusun daftar perlengkapan dan anggaran bazar.
7. Menyusun juknis dan pembagian kerja divisi secara keseluruhan.
8. Mengawasi jalannya bazar dan permainan rakyat pada hari-H.
Deputi:
1. Mendampingi PJ dalam menjalankan Pagelaran Sastra Raya.
2. Menyusun daftar perlengkapan dan anggaran permainan rakyat.
3. Membeli perlengkapan permainan rakyat.
4. Merancang konsep dan peralatan untuk permainan rakyat.
5. Mengawasi jalannya permainan rakyat pada hari-H.

A. EVALUASI STAF
1. Meuthia Irza Miranda (IKSI 2014)
- Berpengalaman dalam bidang bazar.
- Berinisiatif mencari dan menghubungi kontak tenant untuk
menawarkan stan.
- Selalu berpartisipasi dalam pertemuan divisi maupun rapat besar.
- Mandiri, dapat menjalankan tugas tanpa perlu diingatkan.
- Berpartisipasi dan menjalankan tugas hingga acara selesai.
- Tidak hadir dalam evaluasi keseluruhan.
2. Nadia Mahardika (IKSI 2014)
- Kurang berpengalaman dalam bidang bazar, namun memiliki inisiatif
tinggi.
- Mampu menjalankan tugas sesuai kewajibannya.
- Sempat terjadi miskom dengan PJ mengenai dress code hari pertama
karena tidak bergabung dalam grup divisi sejak awal.
- Berpartisipasi dan menjalankan tugas dengan baik.
- Tidak hadir dalam evaluasi keseluruhan.
3. Dilma Alfida Rahmah (IKSI 2015)
- Berpengalaman dalam bidang bazar.
- Partisipasi kurang maksimal pada hari H acara karena ada kesibukan di
luar divisi namun tetap melaksanakan tugas dengan baik.
- Tidak hadir dalam evaluasi keseluruhan.
4. Stepfani (IKSI 2015)
- Berpengalaman dalam bidang bazar.
- Aktif berpartisipasi membantu operasional dan meramaikan permainan
rakyat.
- Berpartisipasi dan menjalankan tugas hingga acara selesai.
- Tidak hadir dalam evaluasi terakhir.
5. Meuthia Wulandari (IKSI 2015)
- Agak slow respon di grup divisi sehingga harus dihubungi via japri.
- Meski agak tertutup orangnya, namun sering hadir dalam pertemuan
divisi.
- Pada hari pertama telambat datang sehingga tidak sempat mengatasi
operasional stan sesuai pembagian kerja divisi.
- Berpartisipasi dan menjalankan tugas hingga acara selesai.
- Tidak hadir dalam evaluasi terakhir.
6. Henning Ayunda P. H. (IKSI 2016)
- Selalu hadir dalam pertemuan divisi termasuk try out wahana
permainan rakyat sebelum hari H.
- Mampu mengelola wahana permainan sesuai pembagian tugas yang
diberikan.
- Aktif berpartisipasi dan menjalankan tugas dengan baik hingga acara
selesai dan mengikuti evaluasi terakhir.
7. Sheyla N. (IKSI 2016)
- Berpartisipasi dalam pertemuan divisi.
- Tidak berpartisipasi pada hari pertama karena sakit.
- Di hari berikutnya, dapat berpartisipasi dan menjalankan tugas hingga
acara selesai.
8. Muhammad Gani Q. I. (IKSI 2016)
- Sangat aktif berpartisipasi dalam menyiapkan segala kebutuhan
permainan rakyat.
- Meski wahana yang ia kelola terbilang sulit dan kurang menarik,
namun Gani tetap berhasil menarik pemasukan untuk permainan
rakyat.
- Mampu menjalankan tugas dengan baik hingga acara selesai dan
mengikuti evaluasi terakhir.
9. Mira Setyawati (IKSI 2016)
- Sangat aktif berpartisipasi dalam pertemuan divisi dan menyiapkan
segala kebutuhan permainan rakyat.
- Meski tidak ada toa, tetap gencar mempublikasikan permainan rakyat
dengan suara kerasnya.
- Mampu mengelola wahana permainan sesuai pembagian tugas yang
diberikan.
- Mampu menjalankan tugas dengan baik hingga acara selesai.
10. Kholifatu Nur L. M. (IKSI 2016)
- Aktif berpartisipasi dalam menyiapkan segala kebutuhan permainan
rakyat.
- Mampu mengelola wahana permainan sesuai pembagian tugas yang
diberikan.
- Mampu menjalankan tugas dengan baik hingga acara selesai.
11. Siti Aliyah (IKSI 2016)
- Aktif berpartisipasi dalam pertemuan divisi dan menyiapkan segala
kebutuhan permainan rakyat.
- Mampu mengelola wahana permainan sesuai pembagian tugas yang
diberikan.
- Mampu menjalankan tugas dengan baik hingga acara selesai.
12. Nurul Octiviani (IKSI 2016)
- Aktif berpartisipasi dalam pertemuan divisi dan menyiapkan segala
kebutuhan permainan rakyat.
- Kurang gencar menarik pengunjung untuk mencoba wahana
permainan yang ia kelola.
13. Zhang Beitong (IKSI 2016)
- Aktif berpartisipasi dalam pertemuan divisi dan menyiapkan segala
kebutuhan permainan rakyat.
- Cukup gencar menarik pengunjung untuk mencoba wahana permainan
yang ia kelola.
- Mampu menjalankan tugas dengan baik hingga acara selesai.

B. EVALUASI KERJA BIDANG


Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi bagian bazar adalah sulitnya
mencari tenant yang mau berjualan di FALASIDO. Hal itu terjadi karena mereka
sudah sering membuka bazar di FIB dan menurut mereka lumayan sepi. Ditambah
lagi, frekuensi turunnya hujan di bulan Oktober semakin menurunkan minat
tenant. Akibatnya, saya dan teman-teman sering ditolak oleh para tenant. Sampai
pada H-1 acara pun, saya dan teman-teman hanya mampu mendatangkan delapan
tenant ditambah dengan Chatime yang membawa tenda sendiri.
PraAcara
1. Rapat divisi secara tatap muka langsung hanya empat kali dilakukan,
selebihnya rapat di media sosial. Dalam empat pertemuan itu, staff yang
hadir tidak pernah lengkap.
2. Kurang gencar menawarkan stan ke tenant secara langsung dan lebih
sering menawarkannya melalui pesan singkat.
3. Secara keseluruhan, partisipasi staff Pagelaran Sastra Raya cukup tinggi
terutama dalam persiapan permainan rakyat.
Acara
1. Kurangnya minat pembeli terhadap WarPas dan Susu Segar karena faktor
selera.
2. Ada miskom antara PJ dengan PO dan Perlap. Setelah memesan tenda,
saya baru sadar bahwa bazar tidak mendapat fasilitas pemasangan listrik
dan colokan dari vendor, dan saya lupa menyampaikan hal itu kepada
Yudhis maupun kepada Divisi Perlap. Sementara itu Divisi Perlap mengira
bahwa bazar sudah mendapat fasilitas pemasangan listrik dan colokan.
Akibatnya, pada hari H acara anggaran bazar melonjak drastis untuk
menyewa 10 colokan dari vendor. Operasional bazar tertunda hingga siang
karena harus menunggu pemasangan listrik selesai. Saat listrik belum
terpasang dan tenant Uno Cakwe membutuhkan listrik untuk membuat
sambal, saya mengantar pihak tenant ke ruang HMJ untuk menggunakan
listrik di sana.
3. Ada 1 tenant yang belum membayar DP dan batal berjualan di bazar FIB
karena ada urusan pribadi.
4. Ada 1 tenant yang hanya menyewa stan selama 1 hari saja dan WarPas
tidak membayar biaya sewa stan karena memberi sponsor berupa
konsumsi untuk panitia. Akibatnya, pendapatan dari bazar tidak mencapai
target minimal.
5. Banner untuk publikasi Pagelaran Sastra Raya tidak terpasang dengan baik
sehingga kurang menarik perhatian orang-orang yang lewat di sekitar
gedung VIII.
6. Divisi Humas tidak mempublikasikan bazar dan permainan rakyat secara
langsung kepada warga FIB karena tidak mendapat pinjaman toa. Oleh
karena itu, staff divisi Pagelaran Sastra Raya berinisiatif
mempublikasikannya dengan suara sendiri.
7. Motor vespa milik Reno dijadikan display hadiah hanya pada hari
pertama. Pada hari kedua, saya dan teman-teman tidak dapat meminjam
motor itu karena tidak tahu di mana Reno menyimpannya.
8. Beberapa staff yang ditugaskan untuk mengawasi operasional bazar
terlambat datang.
Pasca Acara
1. Tenggat waktu pembuatan LPJ sangat jauh dari tanggal berlangsungnya
acara Falasido.
2. Perbandingan antara anggaran pengeluaran dan pemasukan bazar
menghasilkan defisit.

C. REKOMENDASI
Untuk FALASIDO selanjutnya, semoga lebih baik lagi dalam menyiapkan
segalanya. Ketua Pelaksana sebaiknya menunjuk PJ yang memang memiliki
minat dengan bazar dan memahami perihal penyewaan tenda dan fasilitas lain
yang dibutuhkan (meja, kursi, listrik). Selain itu, harga sewa tenda harus lebih
mahal daripada harga sebelumnya, minimal Rp200.000,00.
Jika dikelola dengan baik, bazar akan mendapatkan keuntungan yang
lumayan. Akan lebih baik lagi jika panitia mendapat sponsor berupa tenda
sehingga tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk menyewa ke vendor.
Persiapan dalam mencari tenant sebaiknya dilakukan dari beberapa bulan
sebelumnya. Jika sudah ada tenant yang berminat, segera membuat surat
perjanjian. Rapat divisi secara langsung juga sangat penting. Selain itu, jangan
lupa juga untuk membuat plan B apabila jumlah tenant yang didapat kurang dari
jumlah stan yang sudah disediakan.

D. PENUTUP
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Yudhistira dan Dessy Irawan selaku PO dan Wakil PO FALASIDO Jilid X
yang telah mempercayakan saya untuk menjadi PJ Pagelaran Sastra Raya.
Terima kasih telah menerima dengan lapang dada segala kekurangan divisi
yang saya pimpin.
2. Teman-teman divisi bazar yang sangat membantu saya, yakni Nidia, Mute,
Nadia, Dilma, Fani, Tia, Henning, Gani, Dheka, Mira, Sheyla, Aliyah, Ani,
dan Arif. Terima kasih telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
menjalankan divisi ini.
3. Seluruh panitia FALASIDO Jilid X yang telah bekerja keras dan meluangkan
waktunya demi menyukseskan acara ini.
4. Kepada seluruh pengunjung Pagelaran Sastra Raya FALASIDO Jilid X.

Salam,
Penanggung Jawab Pagelaran Sastra Raya
Falasido Jilid X

Fitria Rahma Dewi

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB DIVISI KEAMANAN FALASIDO JILID X
OLEH AMANDA DWININTA, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayatnya, saya
dan seluruh panitia FALASIDO JILID X dapat menjalankan tugasnya masing-
masing. FALASIDO JILID X merupakan salah satu acara akbar IKSI yang
dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa. Tema yang dipakai
tahun ini lebih menekankan pada bahasa dan sastra, seperti slogan yang kami
pakai, “Bisa apa kau tanpa sastra? Jadi apa kau tanpa bahasa?”
Amanda Dwininta Aulia (IKSI 2014) bertugas sebagai Penanggung Jawab
Divisi Keamanan. Selain Penanggung Jawab, divisi ini memiliki seorang deputi
dan sebelas staf. Kesulitan yang saya hadapi sebagai Penanggung Jawab, dapat
terkendali dengan bantuan deputi dan staf, apalagi baru pertama kali saya
memegang Divisi Keamanan. Deputi dan staf Divisi Keamanan sangat baik
menerima dan melakukan tugasnya.
a) Deskripsi Kerja
Divisi Keamanan bertugas dalam mengamankan acara dari awal hingga
akhir. Dalam acara ini, Divisi Keamanan juga bekerja sama dengan PLK UI untuk
menjaga keamanan di lingkungan acara berlangsung. Sebelum semua acara
berlangsung, Divisi Keamanan juga melakukan rapat divisi yang dilakukan setiap
minggunya. Rapat tersebut berisi pembagian tugas selama acara dan
mengakrabkan diri dengan satu sama lain, dengan tujuan bekerja lebih baik dan
tidak takut untuk memberi keluhan atau saran.
b) Nama-nama Staff
Citra Nur Hasanah (Deputi)
Staf :
1. Sarah Azizah (IKSI 2015)
2. Rani Syafitri (IKSI 2015)
3. Suma Maharani (IKSI 2015)
4. Ade Krisna (IKSI 2015)
5. Ayyuebi (IKSI 2015)
6. Aga Daruwinanda (IKSI 2016)
7. Ahmad Rendi Yusup (IKSI 2016)
8. Muhammad Thufail (IKSI 2016)
9. Amelia (IKSI 2016)
10. Latifah Kurnia (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAFF
1. Citra Nur Hasanah (Deputi)
Citra sangat membantu dalam semua tugas. Sebagai wakil, ia bukan
mendampingi, namun lebih berjalan dan mengerjakan semuanya beriringan
bersama PJ. Ia lebih dapat membimbing saya untuk beberapa pilihan yang harus
diambil. Segala kesulitan terasa mudah dengan bantuan Citra.
2. Sarah Azizah (IKSI 2015)
Sarah menerima tugas dengan baik. Hanya saja, ia mengalami cedera pada
kakinya sebelum acara berlangsung, sehingga menghambat tugasnya sebagai
Keamanan Falasido. Cedera yang dialaminya membuat saya menempatkan Sarah
dalam tugas yang tidak begitu berat, seperti menjaga tas panitia di tempat yang
sudah ditentukan. Kesulitannya hanya dalam menghubungi Sarah, karena ia tidak
selalu melihat telepon genggamnya.
3. Rani Syafitri (IKSI 2015)
Rani menjadi staff terakhir yang masuk ke dalam Divisi Keamanan.
Sebelumnya, ia masuk ke dalam Divisi Acara, yang ia rasa berat dalam kondisi
yang sedang ia jalani saat itu. Ia merasa bahwa Divisi Keamanan tidak begitu
berat untuk dijalani. Rani menerima tugas dan menjalankannya dengan sangat
baik. Menghubungi Rani pun tidak susah dan selalu merespon.
4. Suma Maharani (IKSI 2015)
Suma menjadi salah satu staf yang sulit dihubungi. Ia juga memiliki keperluan
lain yang saat itu mengganggu tugasnya dalam kegiatan Praacara FALASIDO
JILID X. terkadang, Suma lambat dalam merespon (grup Line). Meski begitu,
untuk segala rapat divisi, ia selalu datang dan menerima arahan dengan baik.
5. Ade Krisna (IKSI 2015)
Ade juga menjadi salah satu staf yang kadang menghilang dan terlambat.
Namun, ia selalu datang rapat divisi dan mengerjakan tugasnya saat acara
berlangsung dengan baik.
6. Ayyubie (IKSI 2015)
Yubi sangat baik dalam bekerja, terutama dalam mengingat dan menata
sesuatu. Penjagaan tas panitia merupakan tugas yang lumayan beresiko, tetapi ia
menjalankannya dengan baik dan selalu melaporkan hal apapun pada saya dan
yang lain. Tidak ada kesulitan dalam tugas yang dikerjakan Yubi.
7. Amelia (IKSI 2016)
Amel merupakan staf yang pendiam dan menjalankan amanat dengan baik. Ia
tidak susah untuk dihubungi dan dicari. Tidak ada keluhan yang ia keluarkan dan
selalu tersenyum.
8. Latifah (IKSI 2016)
Latifah tidak jauh berbeda dari Amel, yang sama-sama tidak terlalu banyak
berbicara, namun bekerja dengan baik dan rapih. Tidak pernah mengeluh dan
bekerja sesuai porsinya.
9. Aga Daruwinanda (IKSI 2016)
Aga berperan sangat baik dalam tugasnya. Dengan tenaga lelaki yang sedikit,
Aga menjalankan tugas layaknya 5 lelaki sedang bertugas. Ia sigap dalam
menerima arahan dan bisa mengayomi teman-temannya. Hal sekecil apapun selalu
ia infokan. Kinerjanya sangat berguna dalam divisi ini.
10. Ahmad Rendi Yusup (IKSI 2016)
Keramahan Yusup dalam bekerja membuat saya mudah untuk
mengarahkannya dalam bekerja. Ia menerima arahan dengan baik dan sigap
menghadapi masalah yang ada, seperti berjaga menjadi border pada situasi
penonton yang ricuh saat acara musik berlangsung.
11. Thufail (IKSI 2016)
Thufail juga merupakan staf yang baik dalam menerima arahan. Hanya saja, ia
kurang terbuka. Beberapa hari sebelum acara dimulai, ia mengalami kecelakaan
dan kakinya terkilir, sehingga menghambatnya untuk berjalan normal. Hal itu
membuat saya kaget dan segera menanyakan langsung kepada Thufail. Setelah ia
mengonfirmasi kecelakaan tersebut, saya tidak memberikan tugas terlebih dahulu,
demi kesembuhan kakinya. Namun, di hari terakhir, ia datang dan mengatakan
siap membantu. Beruntungnya, hari itu kami hanya berjaga di satu lokasi dan saya
memberikan ia tugas yang tidak terlalu berat.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Secara garis besar, kerja bidang saya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja,
mungkin alasan beberapa staf saya yang membuat mereka sendiri tidak serius
berada di divisi ini. Beberapa ada yang melontarkan alasan “karena gabut (tidak
bekerja).” Alasan tersebut membuat saya sedikit kecewa. Divisi keamanan
memang terlihat seperti ‘hanya menjaga’, namun nyatanya lebih dari itu. Suatu
acara aman atau tidak, bergantung pada siapa yang menjaganya. Seorang dari
Divisi Keamanan harus sigap menghadapi masalah yang tiba-tiba datang, harus
punya pemikiran sendiri dan berani mengambil keputusan (tentu yang masih
dalam batasan) jika tidak bisa bertanya pada siapapun,
PraAcara
Diamanatkan sebagai Penanggung Jawab Divisi Keamanan oleh Yudhis (PO)
di FALASIDO JILID X membuat saya berpikir, “Apa yang dapat saya lakukan
untuk mengamankan acara itu?” Pengalaman menjadi staf Keamanan pun tidak
ada. Tetapi, hidup memang sudah sewajarnya penuh dengan tantangan, dan ini
salah satunya yang saya ambil. Kekhawatiran saya yang pertama adalah belum
adanya deputi. Dengan keajaiban saat bertukar pikiran dengan Citra, ia
mengajukan diri sebagai deputi dan saya dengan senang hati menerimanya.
Kekhawatiran saya yang kedua adalah kurangnya sumber daya laki-laki, namun
dari sosialisasi yang dilakukan ke angkatan 2015 dan 2016, Divisi Keamanan
mendapat 10 staf. Walaupun laki-laki yang ada hanya 3 dan selebihnya adalah
perempuan, tidak mengecilkan hati saya.
Setelah terkumpul 10 staf, saya menghubungi mereka satu persatu dan
mengagendakan pertemuan pertama yang berupa makan siang bersama. Saya dan
Citra ingin membuat divisi ini bekerja dengan nyaman tanpa paksaan, oleh karena
itu pada pertemuan pertama kami belum terlalu membicarakan tugas-tugas mereka
di acara. Kami berkenalan, bercerita, dan lain-lain. Sedikit menyinggung ke acara
(karena masih banyak waktu kosong), saya memberi sedikit gambaran bagaimana
bekerjanya Divisi Keamanan di acara nanti.
Pada rapat divisi selanjutnya, saya dan Citra memulai pembagian tugas ke
setiap staf. Semua berjalan lancar dan semua menerima dengan baik. Adanya
kerja sama dengan PLK UI menjadi satu tugas awal yang kami kerjakan. Tugas
tersebut kami berikan kepada Aga dan Yusup untuk mengantarkan surat izin
kegiatan ke PLK, sekaligus meminta bantuan beberapa personil mereka untuk
berjaga di acara ini. Tugas awal ini menjadi kesalahan awal pula, karena
seharusnya yang mengantarkan surat tersebut adalah pihak satpam FIB UI.
Kesalahpahaman tersebut dapat dikendalikan oleh Yubi, sebagai salah satu staf
yang pernah berurusan perihal masalah tersebut.
Acara
27 Oktober 2016
Tugas dimulai saat pintu ruangan tas panitia dibuka. Pembagian tugas sudah
dilakukan dan para staf bergerak menuju lokasinya masing-masing. Pengaturan
posisi barang-barang di dalam ruang panitia aman terkendali dengan penjagaan
dari 4 staf Keamanan yang bergantian dalam dua waktu. Selebihnya berada di luar
(plaza gedung 8, koridor Kansas, dan lobi gedung 9) menjaga setiap lokasi yang
dipakai FALASIDO JILID X.
Kendala pertama di siang hari, acara sedang berpusat pada talkhsow di
auditorium Gedung 10. Tiba-tiba hujan lebat turun dan memaksa kami
memindahkan barang-barang permainan rakyat dan hanya diam berteduh.
Kemudian acara berlanjut hingga Teater pagupon bersiap-siap di auditorium
Gedung 9. Divisi Keamanan diminta untuk mengamankan pementasan tersebut.
Sampai akhir pementasan, semua aman. Setelah itu, tugas saya dan Citra untuk
menjaga pengisi acara musik mencoba sound dan lain-lain malam hari itu hingga
pagi di Kansas. Staf tidak ada yang bisa ikut, karena kuliah dan ujian menanti
esok hari.
28 Oktober 2016
Berpusatnya acara pada Kansas, memudahkan Divisi Keamanan dalam
bekerja. Awal kendala ada pada penetapan tempat tas panitia di Kansas. Tempat
tersebut harus ada yang menjaga dari pagi, dan hal ini terselesaikan oleh Sarah
dan Suma yang datang pagi ke Kansas dan menjaga hingga siang. Sebelum acara
musik dimulai, staf lainnya tetap berjaga di lokasinya masing-masing dan tidak
ada kendala.
Acara musik dimulai, semua tas diletakkan di meja panitia. Saya menjaga
meja panitia dan Citra mengitari Kansas yang diikuti oleh staf lain. Acara berjalan
lancar, sampai pada pengisi acara yang ‘katanya’ memiliki penonton yang ricuh.
Yudhis (PO) menginfokan kepada saya dan Divisi Keamanan untuk ‘pasang
badan’ di antara penonton tersebut dengan tempat duduk. Kericuhan mulai
berdatangan. Bantuan dari laki-laki IKSI dengan membuat pagar badan sangat
membantu kami. Kericuhan tidak berjalan begitu lama dan tidak ada orang yang
terluka. Acara berjalan lancar hingga akhir acara.

Pasca Acara
Setelah acara FALASIDO JILID X dilaksanakan, ada satu barang yang kami
lewatkan untuk dijaga, yaitu sebuah karung berisi totebag dan barang-barang
danusan lainnya. Kami sudah bertanya kepada setiap panitia, namun tidak ada
yang melihat. Kemudian, karung tersebut ternyata diamankan oleh salah satu
pemilik toko di Kansas, lalu diambil oleh Yudhis. Tugas terakhir untuk Divisi
Keamanan, terutama Penanggung Jawab, yaitu membuat Laporan Pertanggung
Jawaban (LPJ) sebagai bentuk evaluasi dan acuan untuk kepanitiaan selanjutnya.

D. REKOMENDASI
Ke depannya, tidak peduli laki-laki atau perempuan, untuk menjadi bagian
dari Divisi Keamanan butuh kemauan dan keberanian yang kuat. Berlaku pula
untuk semua divisi. Adanya kemauan dan keberanian, akan membawa diri ke
tempat yang lebih tinggi. Kemudian, hal terpenting kedua adalah penggunaan HT
yang sangat membantu keberlangsungan hidup Divisi Keamanan. Dengan HT,
semua lebih cepat dikerjakan. Gunakan HT dengan sebaik mungkin.
Pesan untuk PJ selanjutnya, harus siap dan berani memerintah atau
mengamanatkan orang. Dapat membagi tugas dengan seadil mungkin dan jelas
(tempat dan waktu). Menyiapkan berbagai rencana. Satu hal yang paling penting,
buat staf senyaman mungkin bekerja sama dengan kamu, demi keberlangsungan
acara.

E. PENUTUP
Paparan di atas merupakan hasil murni dari apa yang saya dan divisi ini
kerjakan untuk FALASIDO JILID X. Untuk Yudhis (PO) dan Dessy (Wakil PO),
terima kasih sudah mempercayai saya menjadi kepala dari Divisi Keamanan dan
menjadi bagian dari acara ini. Semoga selalu terus mempercayai saya. Untuk
Citra, Sarah, Suma, Ade, Yubi, Rani, Amel, Latifah, Aga, Yusup, dan Thufail,
terima kasih atas waktu, tenaga, kerja keras, dan tawa kalian dalam acara ini.
Terima kasih sudah mau mendengarkan dengan baik dan tidak mengeluh sama
sekali. Maaf atas segala kekurangan saya, dan semoga ke depannya semua akan
lebih baik. Semangat, kepengurusan selanjutnya!

Salam,
Penanggung Jawab Divisi Keamanan
Falasido Jilid X

Amanda Dwininta Aulia (2014)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DIVISI DOKUMENTASI FALASIDO JILID X
OLEH F. ZAHRA AMINATI PUTRI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT saya panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kasih dan sayang-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan pertanggungjawaban ini. Dalam acara Falasido Jilid X ini,
saya diamanahkan oleh Yudhis untuk menjadi penanggung jawab divisi
Dokumentasi. Berbekal kemampuan dan pengalaman yang cukup, akhirnya saya
memberanikan diri untuk mengambil posisi tersebut dan berniat untuk
menjalankan seluruh tugas yang diberikan. Sebelumnya, saya juga menjadi staf
dokumentasi pada acara Pesta Sastra UI 2014 dan sering menjabat menjadi staf
dokumentasi di Teater Pagupon. Pada acara-acara tersebut saya mendapatkan
banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa saya gunakan sebagai modal untuk
menjalankan Divisi Dokumentasi Falasido Jilid X.
a) Deskripsi Kerja
Divisi Dokumentasi Falasido Jilid X memegang amanat untuk
mendokumentasikan setiap rangkaian kegiatan Falasido Jilid X dalam bentuk
foto maupun video.
b) Nama-nama Staff
- Tiara Aulia Putri (IKSI 2014) sebagai Deputi PJ Dokumentasi
- M. Reyhan Emirel Ardh (IKSI 2015)
- Nurhayati (IKSI 2015)
- Alfrida Riani Rachmawaty (IKSI 2016)
- Dyah Ayu Probowati (IKSI 2016)
- Syifa Muti Ardelinesia (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAFF
1) Tiara Aulia Putri
Tiara (begitu saya memanggilnya) adalah salah satu teman dekat saya
yang bersedia menjadi deputi Divisi Dokumentasi Falasido Jilid X. Tiara
menggantikan Jey yang awalnya menjadi deputi divisi ini karena divisi lain
kekurangan SDM laki-laki. Tiara menjalankan tugasnya sebagai pendamping saya
dengan baik. Saya menawarkannya untuk menggantikan posisi Jey pada kurang
dari sebulan acara ini dilaksanakan. Kami sering terlibat kepanitiaan bersama
dalam bidang fotografi yang membuat kami menjadi memiliki kesamaan
pendapat. Ia menjadi orang yang dapat mengimbangi saya ketika panik dengan
kekurangan SDM dan para staf yang belum datang. Saat hari terakhir pun Tiara
dengan sigap menjadi orang yang menjadi perekam video di acara puncak
Falasido Jilid X.
2) M. Reyhan Emirel Ardh
Reyhan, salah satu staf saya yang hampir selalu datang rapat Falasido Jilid
X. Walaupun sering datang tetap saya yang sering mendokumentasikan keadaan
rapat Falasido Jilid X. Namun, Reyhan tidak begitu sigap ketika saya memberi
tugas. Ia salah satu staf saya yang datang terlambat ketika acara seminar pada hari
pertama. Walau tidak memegang jadwal pagi, seharusnya Reyhan datang pagi
bersama staf yang lain. Tetapi, Reyhan adalah staf saya yang memiliki
perlengkapan dokumentasi yang lengkap. Bila tidak ada dia, tidak ada tripod
untuk merekam acara seminar di hari pertama.
3) Nurhayati
Nur, adalah salah satu staf saya yang jarang membalas chat di grup Line
ketika dibutuhkan. Ia juga hampir tidak pernah datang rapat-rapat yang diadakan
Falasido Jilid X. Saya pun menjadi sangsi, dia masih staf saya atau saya putihkan
saja? Saya pun membicarakan hal ini pada Dessy dan Dessy berkata bahwa lihat
kerja dia saat hari H. Dan saya cukup terkesan dengan kinerja dia saat hari H. Nur
datang tepat waktu dan cukup sigap dalam menangkap momen-momen yang ada.
Dia juga bisa diandalkan saat staf lain tidak berada di tempat.
4) Alfrida Riani Rachmawaty
Alfrida (atau biasa dipanggil Pida) salah satu staf saya dari angkatan 2016.
Dia dipilih di perekrutan terbuka kedua. Pida salah satu staf yang menjalankan
tugasnya dengan baik. Namun, ia salah satu staf yang kurang tepat waktu. Dia
selalu datang telat selama acara berlangsung. Tetapi, selebihnya Pida staf yang
cukup baik. Ia anak yang cepat belajar karena ia baru pertama kali terjun di dunia
fotografi, hasil foto yang dia hasilkan cukup memuaskan.
5) Dyah Ayu Probowati
Dyah, salah satu staf yang bisa diandalkan. Ia, saya tempatkan menjadi
operator di dokumentasi. Dia salah satu staf yang tidak memiliki kamera. Dyah
bekerja cukup cepat saat pemindahan foto dari SD card ke laptopnya. Tetapi,
Dyah suka tidak berada di tempat ketika harus memindahkan data. Alhasil, Tiara
juga menggunakan laptopnya untuk media penyimpanan. Selebihnya Dyah
bekerja sesuai dengan yang diamanahkan.
6) Syifa Muti Ardelinesia
Syifa Muti Ardelinesia atau biasa dipanggil Ines, merupakan staf saya
yang dipilih pada perekrutan terbuka kedua bersama Pida dan Dyah. Dia adalah
salah satu staf saya yang memiliki kamera sendiri. Ines bekerja cukup baik dalam
menangkap momen-momen dalam acara Falasido Jilid X. Ines juga cepat
menggantikan teman-temannya bila sedang tidak ada di tempat untuk
mendokumentasikan acara. Sampai acara selesai, Ines cukup dapat diandalkan.
C. EVALUASI KERJA BIDANG
PraAcara
Awalnya saya ditunjuk oleh Dessy selaku Wakil PO untuk menjadi
penanggung jawab Divisi Dokumentasi pada acara Falasido Jilid X ini. Yudhis
pun mungkin akhirnya menyetujui penunjukkan saya sebagai PJ Dokumentasi.
Setelah ditunjuk sebagai PJ Dokumentasi Falasido Jilid X saya pun mencari
Deputi. Saya yang saat itu juga sedang menjabat sebagai wakil Kepala Divisi
Olahraga menunjuk Janiarto (Jey) sebagai deputi saya karena saya melihat dia
ingin mencoba hal baru, yaitu bidang fotografi. Tetapi, selama menjabat sebagai
deputi, Jey tidak menjalankan tugasnya sebagai mana mestinya. Ia jarang bisa
menghadiri rapat Falasido Jilid X. Lalu, mengingat SDM laki-laki kurang pada
Divisi Perlengkapan dan dengan persetujuan Jey, ia pun saya pindahkan ke divisi
perlengkapan. Setelah itu, saya mengalami kekosongan deputi. Saya juga telah
memiliki staf dua orang dari perekrutan terbuka pertama yaitu Reyhan dan Nur.
Tepatnya sebulan sebelum acara, saya mengajak Tiara untuk bergabung menjadi
staf dokumentasi. Namun, mengingat kemampuan Tiara yang bisa diandalkan
dalam bidang fotografi, akhirnya saya mengajak dia untuk menggantikan Jey
menjadi deputi dokumentasi Falasido Jilid X. Divisi Dokumentasi beberapa kali
dibantu oleh Media Kreatif IKSI 2016 untuk mendokumentasikan setiap kegiatan
praacara Falasido Jilid X. Data dokumentasi praacara Falasido Jilid X ada di MK
IKSI 2016.
Acara
Saat pelaksanaan acara Falasido Jilid X, saya telah membagi deskripsi kerja
kepada para staf untuk penempatan kerja mereka. Para staf pun dapat mengerti
dan melakukan tugasnya dengan baik. Namun, yang menjadi kendala adalah
kurangnya media penyimpanan untuk menyimpan dokumentasi. Akhirnya saya
menyuruh Dyah, untuk menjadi operator untuk memindahkan data dokumentasi
para staf lainnya. Dan terima kasih juga kepada Tiara dan Dyah yang telah
merelakan memori laptopnya terpakai untuk menyimpan dokumentasi Falasido
Jilid X ini. Dokumentasi juga dibantu oleh Kak Abu menjadi staf bayangan
dokumentasi, terima kasih Kak Abu.
Pasca Acara
Setelah acara selesai masalah yang datang adalah bagaimana mendistribusian
dokumentasi acara Falasido Jilid X. Awalnya dokumentasi diunggah ke Flickr
agar semua pihak dapat mengambil data tersebut secara bebas. Namun, karena
keterbatasan kemampuan mengunggah foto maupun video akhirnya, bagi yang
ingin meminta foto maupun video yang berkaitan dengan acara Falasido Jilid X
dapat meminta langsung PJ Dokumentasi maupun kepada deputi.
D. REKOMENDASI
Untuk ke depannya diharapkan Divisi Dokumentasi dapat memiliki rasa
kepemilikan terhadap divisinya. Selain itu, media penyimpanan juga sangat
diperlukan sehingga keberadaan media penyimpanan krusial.

E. PENUTUP
Terima kasih banyak kepada seluruh panitia Falasido Jilid X yang telah
membantu dan mendukung Divisi Dokumentasi untuk bekerja dengan baik.
Karena tanpa bantuan teman-teman semua, Divisi Dokumentasi tidak akan bisa
mengerjakan tugasnya dengan baik. Saya berharap semoga Falasido Jilid X dapat
menjadi sarana kita untuk terus belajar bekerja sama dan melatih kemampuan kita
di bidang yang kita minati.
Salam,
Penanggung Jawab Dokumentasi
Falasido Jilid X

Fatkhu Zahra Aminati Putri (IKSI 2014)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DIVISI PERLENGKAPAN FALASIDO JILID X
OLEH JOHANN GAUSSAC, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Falasido merupakan salah satu rangkaian acara yang rutin dilaksanakan oleh
Ikatan Keluarga Sastra Indonesia (IKSI) FIB UI. Acara ini bertujuan untuk
memperingati bulan bahasa Indonesia dan sebab itulah Falasido jatuh pada bulan
Oktober. Kali ini Falasido memiliki nama Falasido Jilid X yang di pimpin oleh
Ketua Pelaksana Yudhistira (IKSI 2014). Kesempatan kali ini saya Johann
Gaussac (IKSI 2014) dipercaya oleh Yudhistira sebagai penanggung jawab divisi
perlengkapan.
a. Deskripsi Kerja
Divisi Perlengkapan memiliki tugas, yaitu mempersiapkan segala sesuatu
yang dapat menyokong jalannya acara. Dalam hal ini adalah mempersiapkan
barang-barang yang dibutuhkan selama rangkaian acara Falasido berlangsung.
Tentunya Divisi Perlengkapan harus siap memenuhi segala kebutuhan agar acara
tidak berjalan berantakan.
b. Nama-nama Staf
Dalam Divisi Perlengkapan ada beberapa staf, antara lain Gusti Farhan
Farisi (IKSI 2014), Artha Indratama (IKSI 2014), Altito Asmoro (IKSI 2014),
Fajar Budianto (IKSI 2014). Namun, dalam prosesnya Divisi Perlengkapan
mendapat bantuan dari beberapa orang lagi yang akan disebutkan nanti.

B. EVALUASI STAF
Untuk evaluasi staf akan saya jelaskan satu per satu. Gusti Farhan Farisi tidak
mengikuti proses kerja Divisi Perlengkapan dari awal, sehingga Farhan hanya bisa
membantu ketika acara sudah dimulai. Kelebihan dari Farhan adalah dapat hadir
pada saat acara puncak menjadikan sumber daya manusia dari Divisi
Perlengkapan menjadi bertambah dan kadang dapat diandalkan ketika dibutuhkan.
Kekurangan dari Farhan adalah kehadirannya yang hanya sesuai dengan kemauan
atau jadwal dirinya membuat kinerja dari divisi perlap semakin susah dan berat
karena ketidakhadirannya.
Artha Indratama mengikuti proses kerja Divisi Perlengkapan dari awal
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan hingga akhir acara. Kelebihan
dari Artha adalah dapat diandalkan ketika tugas Divisi Perlengkapan mulai
dikerjakan dan kehadiran yang hampir tidak pernah absen membuat saya sangat
terbantu dalam prosesnya. Kekurangan dari Artha adalah terkadang jika sudah
tertidur dan ketika dibutuhkan pada saat itu juga, maka kinerjanya sedikit lambat.
Altito Asmoro mengikuti proses kerja Divisi Perlengkapan dari awal hingga
akhir namun tidak sampai akhir acara (beberes). Kelebihan dari Altito adalah
kehadirannya pada saat Divisi Perlengkapan melakukan tugas sangat membantu.
Kekurangan dari Altito adalah kurangnya kesadaran akan tugas Divisi
Perlengkapan yang belum terjamah sedangkan Altito tahu harus melakukan apa,
tapi tetap tidak dilaksanakan. Dan kurangnya kemampuan dalam mengurus
barang-barang yang dibutuhkan.
Fajar Budianto tidak mengikuti proses kerja Divisi Perlengkapan dari awal,
jadi hanya bisa membantu di acara puncak. Kelebihan dari Fajar adalah dapat
hadir pada saat acara puncak menjadikan sumber daya manusia dari Divisi
Perlengkapan menjadi bertambah dan kadang dapat diandalkan ketika dibutuhkan.
Kekurangan dari Fajar adalah kehadirannya yang hanya sesuai dengan kemauan
atau jadwal dirinya membuat kinerja dari divisi perlap semakin susah dan berat
karena ketidakhadirannya.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Dalam kerja bidang Divisi Perlengkapan secara keseluruhan dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. PraAcara
Dalam Praacara semuanya ikut membantu proses kerja Divisi
Perlengkapan hanya saja yang bekerja hanya sedikit, seperti saya, Artha, dan
Altito. Sedangkan yang lain tidak terlalu banyak membantu dalam proses kerja
dengan alasan yang tidak saya ketahui. Dalam proses kerja Divisi Perlengkapan
pada saat Praacara ini kami dibantu sepenuhnya oleh Renovan.
2. Acara
Pada acara hari-h atau acara puncak semuanya ikut berpatisipasi dalam
mempersiapkan namun yang kerja untuk memasang segala sesuatunya hanya
saya, Artha, dan Altito. Sedangkan yang lain tidak ikut berpatisipasi dalam
memasang dan mempersiapkan di hari sebelumnya, sehingga hanya bekerja disaat
acara dimulai. Itu pun juga tidak terlalu banyak membantu, karena lebih ingin
menikmati acara yang akan dimulai. Dalam proses kerja Divisi Perlengkapan pada
saat Acara ini kami dibantu oleh Renovan.
3. Pasca Acara
Pada waktu pasca acara yang bekerja hanya saya, Artha, dan Altito.
Namun, dalam proses dari Praacara hingga pasca acara Divisi Perlengkapan
dibantu oleh Renovan Reza Rivandi (IKSI 2014) yang dari awal hingga akhir
membantu proses kerja. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Renovan yang telah membantu divisi perlengkapan. Dalam proses kerja Divisi
Perlengkapan pada saat pasca acara ini kami dibantu oleh Renovan dan banyak
orang yang terlibat, termasuk beberapa panitia dari divisi lain dan beberapa orang
yang ada pada saat itu.
Karena kurangnya kesadaran dari beberapa staf Divisi Perlengkapan
menjadikan kinerja menjadi semakin terhambat dan sangat berat. Akibat dari itu
adalah keterpaksaan akan kehadiran Renovan dari Divisi Acara yang membantu
kami di Divisi Perlengkapan dari awal hingga akhir acara. Dari masalah itu pula
yang dapat menimbulkan sedikit konflik dalam batin diri saya (khususnya) karena
seakan saya kurang amanah dalam melaksanakan tugas divisi perlengkapan. Hal
tersebut juga sudah disampaikan kepada seluruh jajaran staf divisi perlengkapan,
namun hanya didengar dan tidak tergugah untuk menjalankan kewajibannya
dalam mengurus segala sesuatu yang memang harus menjadi tugas dari divisi
perlengkapan. Hanya saya dan Artha yang menjalankan tugas perlengkapan murni
dari divisi perlengkapan. Dan terlebih lagi pada saat acara berakhir dalam
melakukan pemberesan alat-alat yang digunakan dalam acara lagi-lagi hanya saya
dan Artha yang mengurus hingga tuntas dan dibantu oleh Renovan, Yudhis,
Aruna, Bari, dan beberapa orang yang saya lupa siapa saja namun bukan murni
dari divisi perlengkapan. Staf dari Divisi Perlengkapan yang lain memilih untuk
pulang setelah selesai acara tanpa melaksanakan terlebih dahulu tugas-tugasnya.

D. REKOMENDASI
Berhubung saya diangkat sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan di
tengah proses penyusunan acara sudah dimulai, sehingga saya kesulitan untuk
mencari staf yang memiliki komitmen yang kuat. Oleh karena itu, dengan
memiliki staf yang dapat dibilang kurang memiliki komitmen dalam bekerja, saya
merasa harus menanggung banyak sekali tugas yang harus dikerjakan dan
terpaksa dibantu oleh divisi lain yakni, Renovan. Alangkah lebih baik dalam
menyusun kepanitiaan harus bersamaan.

E. PENUTUP
Sekian laporan pertanggungjawaban dari Divisi Perlengkapan. Semuanya
telah ditulis sebagaimana mestinya. Mohon maaf apabila didapati kata-kata yang
kurang berkenan dan ambigu. Terima kasih.
Salam,
Penanggung Jawab Perlengkapan
Falasido Jilid X

Johann Gaussac (IKSI 2014


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB DIVISI DANA USAHA
FALASIDO JILID X
OLEH AMANDA ASMA SABILA, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji dan syukur sudah sepantasnya kita haturkan ke hadirat Allah SWT, atas
izin-Nya-lah, Falasido Jilid X dapat terlaksana. Saya Amanda Asma Sabila, IKSI
2014, diberi amanah untuk menjadi Penanggung Jawab Divisi Dana Usaha.
Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan hal-hal apa saja yang telah dilakukan
oleh divisi yang saya ketuai ini. Semoga penjelasan dari saya ini dapat diterima
dengan baik dan tanpa revisi. Amin.
a) Deskripsi Kerja
Divisi Dana Usaha bertugas mengumpulkan uang yang akan menjadi kas
dari kepanitian Falasido Jilid X. Uang yang dikumpulkan berasal dari berbagai
kegiatan berjualan yang dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni danus
harian dan danus situasional.
b) Nama-nama Staf
Divisi dana usaha tidak memiliki wakil divisi seperti divisi lainnya. Dalam
divisi ini ada beberapa staf, berikut nama-nama staf yang ada dalam divisi Dana
Usaha.
1. Fitri Shindy Fajriah (IKSI 2015)
2. Naryati (IKSI 2015)
3. Ghina Rifqina (IKSI 2016)
4. Azmi (IKSI 2016)
5. Chika (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAFF
1. Fitri Shindy Fajriah (IKSI 2015)
Fitri adalah staf pertama yang saya kenal karena kami bersama-sama menjadi
mentor di salah satu kelompok HHK. Situasi tersebut membuat saya lebih sering
mengontak Shindy dibandingkan rekan-rekan staf yang lain sehingga Shindy
mendapat porsi kerja yang lebih banyak pula dibanding yang lain. Shindy adalah
staf yang kreatif dan cepat tanggap. Hal tersebut ia tunjukkan melalui ide-ide
danus dan kontak-kontak danus yang ia berikan. Shindy sangat membantu kerja
saya selama berlangsungnya kegiatan dana usaha falasido.
2. Naryati (IKSI 2015)
Naryati adalah staf yang sangat membantu kerja saya. Saat saya tidak bisa
mengontak penjual makanan untuk danus harian, Naryati akhirnya yang
mengontak dan mengambil makanan danus keesokan harinya.
3. Ghina Rifqina (IKSI 2016)
Ghina adalah staf yang responsif dan selalu hadir di setiap rapat divisi danus.
Ghina adalah staf yang dapat diandalkan dan memiliki loyalitas tinggi, hanya saja
potensi Ghina sebagai staf belum terealisasikan dengan baik karena Ghina kurang
responsif membalas pesan. Mungkin Ghina jarang memegang gawainya.
4. Azmi (IKSI 2016)
Azmi sebenarnya sama seperti Ghina, dapat diandalkan dan memiliki loyalitas
yang tinggi di mana pun ia ditempatkan. Hanya saja potensi tersebut belum
terealisasikan. Beberapa kali Azmi sangat membantu sekali karena bersedia
meminjamkan uangnya untuk membayar uang pembelian kue ke pedagang. Azmi
juga pintar menawarkan produk-produk falasido kepada teman-temannya,
sehingga banyak teman Azmi yang membeli produk falasido.
5. Chika (IKSI 2016)
Chika adalah staf yang sangat responsif. Chika sangat cepat membalas pesan-
pesan yang saya kirimkan kepadanya, bahkan saat malam hari. Koordinasi danus
harian angkatan 2016 dapat berjalan dengan baik karena bantuan dari Chika.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


PraAcara
Posisi saya sebagai Penanggung Jawab Dana Usaha Falasido sebenarnya
adalah sebagai pengganti. Posisi PJ sebelumnya dipegang oleh teman saya.
Kesulitan di awal yang saya rasakan adalah saat PJ Danus sebelumnya
mengundurkan diri, ia membawa semua staf-staf di dalamnya pergi, sehingga saat
saya menjadi PJ saya hanya sendiri, bahkan saya tidak memiliki wakil. Seorang
wakil dan staf adalah hal krusial yang harus dimiliki di divisi dana usaha. Tugas
Divisi Dana Usaha adalah mencari dana sebelum berlangsungnya acara dan
seorang PJ yang bekerja seorang diri sangatlah tidak mungkin mencari dana
seorang diri.
Saya mendapatkan staf sekitar bulan Agustus, saat libur semester genap
sedang berjalan. Staf tersebut adalah Shindy dan Naryati. Kami bertemu sekali
saat libur semester dan kami berhasil membuat rencana ke depan untuk kegiatan
dana usaha. Hal tersebut sangat memberikan saya pencerahan tentang hal apa saja
yang harus divisi dana usaha lakukan saat dimulainya perkuliahan semester ganjil
di awal September.
Saya bersama Shindy dan Naryati berhasil memulai danus harian di minggu
kedua bulan semester. Kami melibatkan seluruh panitia yang ada di angkatan
2014 dan 2015. Untuk angkatan 2014 saya yang mengkoordinasikan, sedangkan
2015 Shindy dan Naryati. Kami pun membagi jadwal mengatur danus harian.
Sekitar akhir bulan September, Ghina, Azmi, dan Chika bergabung dengan divisi
dana usaha.
Modal pertama diberikan oleh Wakil Ketua Pelaksana falasido, dessy,
sebesar Rp 75.000,00. Modal tersebut saya gunakan untuk membeli masker wajah
dan menjualnya kembali dengan sistem online. Uang hasil menjual masker adalah
uang yang dijadikan modal membeli makanan untuk danus harian di minggu
pertama penjualan. Dengan modal tersebut, divisi Dana usaha berhasil
mendapatkan hasil akhir danus harian dan danus masker wajah sebesar Rp 1.
419.000. Hasil yang memuaskan karena kami hanya berjualan dari minggu kedua
bulan September sampai minggu kedua bulan Oktober, tepatnya hanya selama
lima minggu.
Selain danus harian, kami juga menjual produk falasido yaitu baju, topi, tas,
buku catatan, dan pembatas buku. Kami menjualnya dengan cara onLine dan
menggunakan sistem preorder atau pemesanan di awal. Cukup sulit menjual
produk falasido ini. Banyak yang memesan untuk membeli, tetapi saat sudah
waktunya membayar tidak ada yang membayar. Hal tersebut menghambat proses
produksi batang-barang yang dipesan.
Acara
Tugas utama dari Divisi Dan Usaha adalah mengumpulkan uang selama masa
praacara, sehingga saat berlangsungnya acara kami dibebastugaskan dari tugas di
divisi dana usaha, selama acara berlangsung kami dipecah ke beberapa divisi,
yakni divisi konsumsi, kesehatan, dan media partner. Kami membantu tugas
panitia di divisi konsumsi dan media partner, sedangkan divisi kesehatan adalah
divisi “dadakan” yang dibuat.
Pasca Acara
Pascaacara kami kembali mengurusi hal yang berkaitan dengan produk
falasido yang belum selesai, yakni produksi, pembayaran, dan penyerahan produk.
Selain itu, tugas saya sebagai PJ adalah membuat Laporan Pertanggungjawaban
(LPJ).

D. REKOMENDASI
Untuk panitia falasido berikutnya, saya harap tidak mengesampingkan divisi
dana usaha. Dana usaha adalah satu-satunya divisi yang dapat menghasilkan uang
dalam waktu cepat, JIKA dikondisikan dengan baik dan benar. Memang ada
divisi sponsorship yang mencari dana, tetapi sebagai panitia acara besar yang
membutuhkan banyak uang kita tidak dapat bergantung kepada orang lain
(perusahaan-perusahaan php). Cobalah untuk mandiri dalam menghasilkan uang.
Selain itu, berikanlah sdm yang memadai kepada divisi dana usaha karena sdm
adalah hal yang paling krusial bagi divisi yang bekerja saat praacara dan mencari
uang, seperti divisi dana usaha.

E. PENUTUP
Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua
Pelaksana dan Wakil Ketua Pelaksana Falasido Jilid X yang telah mempercayai
kami untuk menjalankan tugas ini. Untuk seluruh panitia Falasido Jilid X, terima
kasih telah mau menjalankan danus harian bersama kami. Tanpa bantuan kalian,
pundi-pundi uang tidak akan dapat kami hasilkan. Maaf untuk orang-orang yang
secara sadar maupun tidak sadar telah tersakiti hati dan fisiknya, serta terkuras
uangnya. Semoga kalian sehat selalu. Terakhir, semoga kepengurusan Falasido
berikutnya dapat menjalankan tugas dengan baik, benar, dan ikhlas, serta lebih
baik dari kami.
Salam,
Penanggung Jawa Divisi Dana Usaha
Falasido Jilid X

Amanda Asma Sabila (IKSI 2014)

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN


PENANGGUNG JAWAB DIVISI TRANSPORTASI FALASIDO JILID X
OLEH KARTIKA APRILIA MAHARANI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayah-
Nya, saya dapat menjalankan tugas saya sebagai Penanggung Jawab Divisi
Transportasi pada salah satu acara akbar IKSI, yakni Festival Bulan Bahasa
Indonesia (FALASIDO) Jilid X. Terima kasih tak lupa saya ucapkan pula kepada
seluruh panitia FALASIDO Jilid X, terutama deputi dan staf-staf saya karena
telah membantu melancarkan kegiatan ini.
Menjadi Penanggung Jawab Divisi Transportasi tidaklah mudah bagi saya,
apalagi ini adalah kali pertama saya untuk menduduki jabatan tersebut. Selain
karena wanita sendiri dalam divisi tersebut, saya juga harus menanggung beberapa
tanggung jawab terkait dengan akomodasi dalam kegiatan FALASIDO Jilid X.
Beruntunglah karena saya memiliki deputi dan staf-staf yang bisa membantu saya
dalam hal tersebut. Dari kepanitiaan ini, saya juga mendapat pengalaman lebih
terkait akomodasi yang dibutuhkan dalam sebuah acara.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Yudhistira selaku PO
FALASIDO Jilid X, Dessy selaku WA PO FALASIDO Jilid X, Brian selaku
deputi, Aruna, Iqbal, Rifqi selaku staf, dan seluruh panitia FALASIDO Jilid X
atas kerjasamanya. Tanpa kalian, saya tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.
Selain ucapan terima kasih, saya juga ingin minta maaf jika selama kepanitiaan
ini, saya selaku penanggung jawab belum bekerja dengan maksimal. Semoga
kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua.
a) Deskripsi Kerja
- Mendukung jalannya acara FALASIDO Jilid X
- Mengadakan rapat divisi untuk melaporkan perkembangan kinerja
- Membagi tugas antara penanggung jawab, deputi, dan staf dengan adil
- Menjemput atau mengantar divisi lain yang membutuhkan bantuan (konsumsi,
perlengkapan, dll)
- Menjemput atau mengantar pengisi acara (pembicara dalam seminar, bintang
tamu, dll)
- Berkoordinasi dengan divisi keamanan untuk proses perizinan check sound di
malam hari
- Berkoordinasi dengan Divisi Perlengkapan untuk proses penyewaan angkutan
umum
- Membuat laporan pertanggung jawaban di akhir kepanitiaan (penanggung
jawab)
b) Daftar Staf
Deputi : Brian Satria (IKSI 2016)
Staf :
1. Aruna Widyanata (IKSI 2013)
2. Iqbal Eka (IKSI 2015)
3. Rifqi Halim (IKSI 2016)

B. EVALUASI STAF
1. Brian Satria (IKSI 2016)
Proses pemilihan Brian sebagai deputi saya dilakukan berdasarkan
penghitungan suara. Saat rapat, ada empat orang staf laki-laki dan saya meminta
salah satu di antara mereka untuk menjadi deputi saya. Sebagai Deputi Divisi
Transportasi FALASIDO Jilid X, Brian bertanggung jawab atas jabatan yang saya
berikan. Ia mampu menggantikan saya ketika saya tidak dapat hadir dalam rapat
besar atau saat saya izin pulang lebih awal. Meskipun pendiam dan tidak banyak
bicara, Brian mampu menjalankan tugasnya, yakni menjaga pos gerbatama UI
saat check sound. Beberapa hari sebelum acara berlangsung, Brian agak sulit
dihubungi karena ia sibuk mengerjakan tugas angkatan. Dalam hal pembayaran
set up cost, biaya danus, dan pembelian merchandise, Brian dapat
menyelesaikannya.
2. Aruna Widyanata (IKSI 2013)
Dalam pemilihan staf, saya agak kebingungan karena tidak semua anggota
aktif IKSI bisa mengendarai mobil atau motor. Saat itu, saya mendapat informasi
bahwa Aruna, IKSI 2013 dapat mengendarai mobil dan memiliki SIM A, jadi saya
pun memintanya untuk menjadi staf saya. Sebagai staf, Aruna mampu
menjalankan tugasnya dengan baik. Ia ditugaskan mencari kendaraan umum untuk
mengangkut perlengkapan, namun ia menyanggupi untuk mengangkut
perlengkapan tersebut dengan mobil pribadinya. Saat acara berlangsung, Aruna
mudah dihubungi dan bertanggung jawab sampai acara selesai. Dalam hal
pembayaran set up cost dan biaya danus, Aruna tidak kesulitan untuk
melunasinya.
3. Iqbal Eka (IKSI 2015)
Iqbal merupakan salah satu staf saya yang paling pendiam dan unik. Di
angkatannya, ia terkenal tidak banyak berinteraksi antarangkatan, namun saat
menjadi staf Divisi Transportasi, ia terlihat komunikatif dan bertanggung jawab.
Pada saat rapat, Iqbal jarang hadir, namun ia tetap mendapatkan informasi melalui
telepon genggam. Saat acara berlangsung, Iqbal tidak menyetir mobil sendiri,
namun ia dibantu oleh supirnya karena saat ditugaskan ia ada kelas. Supir Iqbal
sempat menjemput konsumsi di daerah Pondok Indah. Setelah menyelesaikan
tugasnya tersebut, ia pulang dan hanya datang saat hari pertama saja. Dalam hal
pembayaran set up cost, biaya danus, dan pembelian merchandise, Iqbal dapat
melunasinya tepat waktu.
4. Rifqi Halim (IKSI 2016)
Staf saya yang terakhir adalah mahasiswa baru, Rifqi. Ia sering menghadiri
rapat dan juga bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Pada saat acara
berlangsung, Rifqi stand by untuk berjaga-jaga jika ada divisi yang membutuhkan
tumpangan transportasi. Meskipun mengerjakan tugas dengan baik, namun Rifqi
juga agak lambat dalam merespon di media sosial karena sibuk kegiatan lain.
Dalam hal pembayaran set up cost, biaya danus, dan pembelian merchandise,
Rifqi tepat waktu untuk melunasinya.
C. EVALUASI KERJA BIDANG
Saat ditunjuk menjadi Penanggung Jawab Divisi Transportasi oleh Yudhistira
selaku PO FALASIDO Jilid X, saya agak ragu dan khawatir. Meskipun bisa
mengendarai mobil atau motor dan memiliki SIM yang lengkap, namun saya agak
takut untuk menjalaninya. Setelah meyakinkan diri untuk membantu acara
tersebut, saya pun menyanggupi dan mulai mencari staf. Saya sedikit mengalami
kesulitan saat mencari staf karena tidak semua anggota aktif IKSI dapat
mengendarai mobil atau motor dan memiliki SIM yang lengkap. Namun setelah
beberapa bulan acara berlangsung, akhirnya saya mendapatkan staf-staf dan
deputi untuk membantu saya dalam Divisi Transportasi.
PraAcara
Beberapa bulan setelah mendapat amanah untuk menjadi penanggung jawab,
saya langsung mencari staf untuk Divisi Transportasi. Pertama kali saya
mendapatkan staf adalah saat sosialisasi FALASIDO ke angkatan 2015. Saat itu
diadakan open recruitment untuk orang-orang yang ingin menjadi panitia. Saya
menyadari bahwa divisi yang saya pegang kurang diminati oleh orang dan tidak
semua orang bisa mengendarai motor atau mobil dan memiliki SIM yang lengkap.
Oleh karena itu, saya langsung melakukan close recruitment untuk angkatan 2015.
Hari itu saya mendapat 2 nama yang bisa menyetir mobil dan memiliki SIM
lengkap, yaitu Iqbal dan Reyhan. Namun, yang bisa membantu saya di divisi ini
hanya Iqbal karena Reyhan ingin mendaftar di divisi lain. sejak saat itu, saya
memiliki satu staf, yakni Iqbal IKSI 2015.
Setelah mendapatkan Iqbal, saya pun mencari staf lain. Dimulai dari angkatan
saya, yaitu 2014. Di angkatan saya, orang-orang yang bisa menyetir kendaraan
dan memiliki SIM lengkap sudah ditempatkan di divisi lain, jadi saya langsung
berinisiatif untuk meminta bantuan kepada angkatan 2013. Di angkatan 2013,
saya mendapat 2 nama yang bisa membantu saya, yaitu Aruna dan Frisko.
Namun, saat FALASIDO sudah berlangsung, hanya Aruna yang aktif merespon
sehingga Frisko terpaksa diputihkan dari kepanitiaan.
Meskipun sudah mendapatkan 2 staf, saya belum melaksanakan rapat divisi.
Hingga akhirnya ada sosialisasi FALASIDO ke mahasiswa baru, saya mulai
mencari staf lagi. Dari mahasiswa baru, saya mendapat 2 staf, yaitu Brian dan
Rifqi. Setelah itu, baru saya dan keempat staf saya melaksanakan rapat divisi
untuk pertama kalinya.
Saat rapat divisi pertama, saya dan staf saling berkenalan dan pada rapat itu
dibahas beberapa hal. Pertama memilih Deputi Divisi Transportasi, akhirnya
didapatkan suara terbanyak, yaitu Brian IKSI 2016. Kedua, pembahasan mengenai
kepemilikan kendaraan (mobil dan motor) dan SIM yang lengkap. Ketiga,
pembahasan mengenai pembagian tugas dan rencana pembuatan juknis. Deputi
dan staf saya pun menyetujuinya. Setelah rapat pertama selesai, saya juga
melakukan rapat selanjutnya, yaitu beberapa hari sebelum acara berlangsung.
Saya hanya melakukan rapat divisi 2 kali pertemuan karena jika ingin diadakan
rapat, banyak yang berhalangan sehingga kami banyak berkomunikasi melalui
chatting di grup. Meskipun begitu, informasi tetap tersampaikan dengan baik.
Pada saat pembuatan juknis, pembagian tugas sudah diberikan. Namun, dari
Divisi Acara ada beberapa perubahan yang juga mempengaruhi Divisi
Transportasi. Oleh karena itu, juknis Divisi Transportasi pun diubah sesuai acara.
Sebelum hari H, ada tugas pertama untuk Divisi transportasi. Tugas tersebut
diberikan untuk Rifqi, yaitu mengambil souvenir dari Badan Bahasa yang dibantu
Ale (2015), Noval (2015), dan Reno (2014). Setelah itu, ada permintaan dari NZ
(IKSI 2014) untuk mengantarnya mengirim surat ke beberapa tempat, namun dari
Divisi Transportasi tidak ada yang bisa. Saat itu juga terjadi kejanggalan karena
cakupan Divisi Transportasi tidak seluas itu. Namun pada akhirnya masalah
tersebut terselesaikan.
Pada tanggal 26 Oktober, Divisi Transportasi juga mendapat tugas untuk
mengambil perlengkapan Pagupon di Kos Mas Kecak (Beji) dan souvenir di Kos
Fahry (Kelapa Dua). Saat itu yang ditugaskan adalah Aruna dan Rifqi. Tadinya,
direncanakan bahwa Aruna akan menyewa angkutan umum untuk mengangkut
perlengkapan Pagupon, namun pada akhirnya mobil Aruna lah yang digunakan.
Angkut perlengkapan tersebut dijadwalkan pukul 09.00 WIB dan dibantu oleh
Divisi Acara dan Divisi Perlengkapan. Pada hari yang sama, pukul 20.00 WIB,
Rifqi mengambil souvenir di Kos Fahry bersama Reno (IKSI 2014). Pengambilan
barang-barang pada hari itu berjalan dengan baik.
Acara
Pada saat acara berlangsung, tugas pun sudah dibagi dengan baik dan sesuai
juknis. Kendaraan yang dapat digunakan merupakan kendaraan pribadi dari
masing-masing anggota Divisi Transportasi. Pada tanggal 27 Oktober yang
bertugas ada Iqbal dan Brian. Hari itu semua anggota Divisi Transportasi lengkap.
Pukul 13.00 WIB, Iqbal (diwakili supirnya) pergi menjemput konsumsi di daerah
Pondok Indah. Supir Iqbal pergi bersama perwakilan dari Divisi Konsumsi. Saat
itu, tidak terjadi kendala apapun. Bukti pembayaran tol dan pembelian bensin pun
diserahkan dan konsumsi sampai tepat waktu. Pada malam harinya, pukul 22.00
WIB, Brian mulai bertugas untuk membagikan karcis tanda masuk untuk pengisi
acara yang ingin check sound. Saat itu, saya mendapat laporan bahwa terjadi
insiden yang tidak diinginkan.
Masuk dan keluarnya mobil di UI dibatasi pukul 23.00 WIB. Namun, ada
salah satu orang tua mahasiswa yang memaksa masuk dengan alasan anaknya
sakit. Ketika itu, ada orang tua lain yang tidak diijinkan untuk masuk sehingga
terjadi cek-cok mulut antara satpam dan orang tua mahasiswa. Brian yang
bertugas pada saat itu sempat kebingungan, namun karena ada Dessy (IKSI 2014),
semua dapat terselesaikan. Jadwal check sound pun terlaksana dengan baik sampai
keesokan harinya, 28 Oktober 2016.
Tanggal 28 Oktober 2016, yang ditugaskan adalah Rani dan Brian. Pada hari
itu, Iqbal tidak datang dan Rani hanya bisa sampai pukul 20.00 WIB. Rani
bersama Jasie (IKSI 2014), mengambil konsumsi di daerah Margonda sekitar
pukul 15.00 WIB. Saat itu semua berjalan dengan lancar. Brian yang ditugaskan
untuk menjemput salah seorang pembicara, Bapak Sapardi, ternyata dibatalkan
karena beliau tidak jadi datang. Akhirnya Brian bertugas untuk stand by di
kampus sampai acara selesai dengan ditemani oleh Rifqi dan Aruna.
Pasca Acara
Setelah selesai acara, masih ada perlengkapan yang butuh diangkut oleh
Divisi Transportasi. Tanggal 29 Oktober, sekitar pukul 05.00 WIB, Aruna
mengembalikan perlengkapan ke Kos Mas Kecak (Beji). Saat itu ia dibantu oleh
divisi-divisi lain, termasuk Brian. Selesai mengembalikan perlengkapan itu, tugas
Divisi Transportasi pun selesai.
Acara FALASIDO Jilid X berakhir, namun tanggung jawab yang harus
diselesaikan oleh Divisi Transportasi belum berakhir. Saya selaku penanggung
jawab harus menagih beberapa kekurangan yang dimiliki Divisi Transportasi,
seperti menagih uang danus, set up cost, dan uang pembelian merchandise. Selain
itu, saya juga meminta kuitansi dan bukti pembayaran bensin, tol, parkir, dan lain-
lain untuk diserahkan kepada Bendahara Umum FALASIDO Jilid X. tanggung
jawab terakhir yang harus saya kerjakan adalah mengerjakan laporan pertanggung
jawaban Divisi Transportasi untuk diserahkan kepada IKSI.
Kesimpulannya, Divisi Transportasi dapat menjalankan tugas dengan cukup
baik dari sebelum acara berlangsung, saat acara berlangsung, dan setelah acara
berlangsung. Sebagai penanggung jawab, sekali lagi saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada Yudhistira (PO) dan Dessy (WA PO) karena telah
mempercayai saya sebagai Penanggung Jawab Divisi Transportasi. Selain itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada Brian selaku deputi, Aruna, Iqbal, dan
Rifqi selaku staf-staf saya. Terakhir, saya juga mengucapkan terima kasih kepada
divisi lain atas kerjasamanya. Semoga kegiatan ini bermanfaat.

D. REKOMENDASI
Saya ingin menyampaikan beberapa hal untuk kepengurusan selanjutnya,
khususnya untuk Penangung Jawab Divisi Transportasi. Sebelum Anda menjadi
Penanggung Jawab, yakinkan diri terlebih dahulu bahwa Anda dapat menjalankan
amanah dengan baik dengan niat yang tulus. Setelah itu dilakukan, Anda akan
mudah menjalankannya (inshaaAllah).
Sebelum mencari staf, usahakan cari deputi terlebih dahulu agar dapat
berdiskusi untuk menentukan suatu keputusan. Carilah deputi yang dapat
dipercaya dan bisa menjalankan tugas dengan baik. Selain itu, cari juga staf yang
bisa bertanggung jawab atas tugasnya. Jangan melupakan hal penting, yaitu SIM.
Baik Penanggung Jawab, deputi, dan staf, harus memiliki SIM A dan C. Selain
itu, pastikan bahwa Panitia Divisi Transportasi dapat mengendarai mobil atau
motor dengan baik. Jangan hanya sekadar bisa mengendarai, karena dapat
merugikan banyak orang dan tanggung jawabnya besar. Lakukan juga koordinasi
yang baik dengan divisi lain agar tidak terjadi kesalahpahaman dan deskripsi
kerjanya dapat dipertanggung jawabkan.
Jika menjadi penanggung jawab, tegaslah dalam menentukan sesuatu,
termasuk menagih tanggungan staf. Meskipun penarikan uang set up cost atau
dana lainnya merupakan tanggung jawab bendahara, namun sebagai penanggung
jawab juga harus bisa mengingatkan bawahannya. Meskipun tegas, tapi jangan
membuat deputi dan staf menjadi enggan untuk bekerja. Cairkan suasana rapat
dan jadilah PJ yang menyenangkan dalam divisi tersebut.

E. PENUTUP
Sekian laporan pertanggung jawaban ini saya buat. Saya harap tulisan di atas
dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai pembelajaran untuk kepanitiaan
selanjutnya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk
Allah SWT, Yudhis selaku PO, Dessy selaku WA PO, Brian selaku deputi, Aruna,
Iqbal, dan Rifqi selaku staf, dan semua panitia FALASIDO Jilid X. Saya juga
minta maaf apabila memiliki kesalahan selama kepanitiaan ini berlangsung.
Semoga kita semua sukses dan senantiasa bahagia. Aamiin…
Salam,
Penanggung Jawab Transportasi
Falasido Jilid X

Kartika Aprilia Maharani (2014)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB DIVISI PEMASARAN DAN MITRA MEDIA
FALASIDO JILID X
OLEH AHMAD LUTHFI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi kelancaran acara Festival
Bulan Bahasa Indonesia (FALASIDO) Jilid X. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kebutuhan pendanaan yang akan mendukung segala aktifitas dalam
menjalankan kepanitiaan, baik kebutuhan operasional, maupun kebutuhan
administrasi, seperti pencetakan proposal, dan sebagainya. Oleh karenanya, Divisi
ini dituntut dapat menjalankan tugasnya sebagai stabilisator kerja melalui
pemenuhan finansial yang seimbang. Indikator keberhasilan divisi ini ada dua,
yakni jumlah Perolehan keuangan dan kerja sama mitra yang berhasil dibangun.
Hal ini disebabkan karena divisi ini terdiri dari dua bagian, yakni pemasaran dan
kerja sama mitra media.
a. Deskripsi Kerja
Tugas pokok divisi ini adalah 1) menentukan target pencapaian finansial
berdasarkan indikator keberhasilan agar misi terselenggaranya acara dengan
optimal dapat tercapai, 2) menjalin kerja sama untuk mendapatkan pemasukan
sebesar-besarnya dari dana sponsor,3) membangun kerja sama yang saling
menguntungkan antara pihak panitia acara dengan perusahaan atau institusi
pendukung agar dapat mengambil manfaat dari terselenggaranya acara
Falasido Jilid X, 4) menjalin kerja sama dengan mitra media sebanyak-
banyaknya untuk dapat mempublikasikan acara Falasido Jilid X ini ke
khalayak, dan 5) menghubungi pihak-pihak yang akan menjalin kerja sama
dengan panitia acara Falasido Jilid X, baik dari calon sponsor dan mitra
media.
b. Nama-nama Staff
Dalam divisi ini terdapat tiga staf yang terbagi menjadi dua subdivi. Subdivisi
pemasaran di dalamnya terdapat Saudara Ahmad Rojali (IKSI 2015) dan Saudara
Fauzi Ramadoni (IKSI 2015). Sementara untuk subdivisi mitra media terdapat
Saudari Amalia Idzni (IKSI 2014).

B. EVALUASI STAFF
1. Ahmad Rojali (IKSI 2015)
Saudara Ahmad Rojali merupakan pribadi yang dapat diandalkan pada saat
turun ke lapangan untuk mencari pendanaan. Ia sangat berpengaruh pada saat
Minggu-minggu terakhir pencarian dana sponsor, sehingga ia sengunjungi satu
persatu perusahaan yang sudah beberapa kali menjalin kontak dengan panitia
Falasido Jilid X ini. Kinerjanya sangat optimal, akan tetapi responnya sedikit
lambat saat dihubungi. Beberapa kali Pennanggung Jawab Divisi mencoba
menghubunginya melalui angggota lain. Secara keseluruhan, Ahmad Rojali patut
untuk diapresiasi karena telah menjalankan tugasnya dengan baik, kritik
membangun untuk Saudara Ahmad Rojali adalah respon dan komunikasi yang
lebih intensif dalam kerja tim sangat perlu ditingkatkan untuk melancarkan
pekerjaan divisi, yang dapat berpengaruh pada kelancaran jalannya acara.
2. Fauzi Ramadoni (IKSI 2015)
Saudara Fauzi Romadoni berperan penting dalam menghubungi sponsor
melalui surel sesuai data yang telah diberikan oleh Penanggung Jawab divisi. Ia
bertugas menyiapkan draf untuk pencarian dana sponsor melalui surel. Selain itu,
pemantauan perkembangan calon sponsor dilakukan via telepon olehnya,
walaupun di sinilah titik yang perlu dievaluasi, sebab Saudara Fauzi Romadoni
sering kali terlewat untuk melakukan pemantauan dan tindak lanjut kepada calon
sponsor. Kinerjanya cukup baik, akan tetapi karena melewatkan beberapa hal,
yang sebenarnya hal tersebut adalah hal-hal kecil, sering kali membuatnya lengah.
Secara keseluruhan, Saudara Fauzi Romadoni sangat layak untuk diapresiasi
karena telah menjalankan tugasnya dengan baik, selain sebagai pribadi yang
humoris, Ia juga menjadi pribadi yang tidak segan untuk belajar dan menerima
saran dari orang lain ketika menjalankan tugas kepanitiaan. Kritik membangun
untuk Saudara Fauzi Ramadoni adalah fokus sangat perlu ditingkatkan, agar
pekerjaan divisi dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
3. Amalia Idzni (IKSI 2014)
Dari seluruh staf, Saudari Amalia Idzni merupakan sosok yang terus mencoba
untuk menjaga performanya di tim. Konsistensinya ini sangat terlihat dari
kesigapannya yang selalu melaporkan perkembangan dan hasil kerjanya
sepanjang Ia melaksanakan perannya sebagai orang yang menangani mitra media.
Pekerjaannya terlihat sangat terstruktur dan sistematis. Sebelum melakukan
pengiriman via surel, terlebih dahulu ia melakukan inventarisasi basis data mitra
media, hal ini dijalankannya atas inisiatifnya sendiri. Hal tersebut berdampak
positif, karena akhirnya Ia dapat mencapai target mitra media yang telah
ditetapkan oleh panitia. Kinerjanya sangat bagus, terlebih pada saat acara
berlangsung, Ia berperan penting dalam menghubungi dan melayani perwakilan
mitra media yang datang, menyiapkan tanda pengenal dan memberikan informasi
terkait jalannya acara. Sebelum acara, Ia juga berperan dalam menjalin
komunikasi dengan divisi desain terkait dengan pembuatan poster publikasi, yang
selanjutnya Ia pula yang membuatkan konten publikasinya. Namun demikian,
pada awalnya Ia banyak bertanya kepada Penanggung Jawab Divisi, tidak jarang
Ia sering mengulang pertanyaan yang sama, karena sedikit bingung dengan
pekerjaan yang ditanganinya. Rasa ingin tahu yang tinggi dan inisiatifnyha yang
bagus membuat kinerjanya terlihat terus mengalami peningkatan, hal tersebut
dapat dilihat saat Ia dapat menggantikan Penanggung Jawab Divisi dalam rapat
awal kepanitiaan, saat Penanggung Jawab Divisi berhalangan hadir. Saudari
Amalia Idzni sangat perlu untuk diaprisiasi atas kinerjanya yang sangat baik
dalam divisi.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Secara umum, berdasarkan pembagian waktu dan rencana kerja. Tugas Divisi
Pemasaran dan Mitra Media terbagi dalam tiga linimasa, yakni Praacara, acara,
dan pascaacara.
PraAcara
Tim Pemasaran bekerja secara bersama-sama dengan beberapa tahapan kerja.
Tahap pertama adalah diskusi strategis dalam pembuatan proposal Festival Bulan
Bahasa Indonesia (Falasido) jilid X. Diskusi ini diwakili oleh penanggung jawab
divisi, yakni Saudara Ahmad Luthfi. Diskusi ini membahas tentang penyusunan
proposal sponsorhip secara keseluruhan, dengan rincian pembahasan yang
meliputi 1) Pilihan paket kerjasama sponsorship, 2) Poin-poin kontrapretasi yang
akan diberikan kepada pihak sponsor, 3) Format formulir kerjasama, dan 4) Syarat
serta ketentuan untuk menjalin kerjasama. Tahap Kedua, yakni persiapan basis
data dan kontak perusahaan yang akan diproyeksikan menjadi sponsor dalam
acara Falasido jilid X ini. untuk mempersiapkan basis data ini, saudara Ahmad
Luthfi membuat surel pemasaran Falasido yang digunakan sebagai media
komunikasi resmi antara pihak panitia Falasido jilid X dengan para calon sponsor.
Basis data dibuat oleh Saudara Ahmad Luthfi dengan didasarkan pada basis data
yang didapatkan dari Marketing UI Career Expo, yang salah satu marketing-nya
adalah Saudara Ahmad Luthfi sendiri. Tahap Ketiga adalah pengiriman proposal
dan penawaran kerjasama melalui surel, sekaligus melakukan pemantauan
perkembangan calon sponsor melalui surel dan telepon.
Panitia Falasido menerima tawaran kerjasama dari Bank CIMB Niaga untuk
mencari nasabah sebanyak 100 orang, dengan imbalan uang tunai sebesar
Rp2.000.000 (dua juta rupiah) apabila dapat memenuhi target nasabah yang
ditentukan. Akan tetapi, kerja sama ini gagal karena panitia tidak dapat mencapai
target nasabah yang ditentukan sesuai dengan kesepakatan. Satu minggu
setelahnya, Penanggung Jawab Divisi Pemasaran, Saudara Ahmad Luthfi
melakukan negosiasi dengan PT Ancol Terang Indonesia, namun setelah
melakukan pembicaraan dua kali via telepon, hasil akhirnya perusahaan tersebut
belum dapat menjadi sponsor untuk acara Falasido jilid X ini. Proses pencarian
dana untuk Falasido Jilid X ini pun semakin digencarkan dengan bantuan dari
divisi-divisi lain dan ketua panitia, yang ikut membantu dan terjun secara
langsung guna mencari pendanaan.
Pada perkembangan selanjutnya, Falasido menerima dana sponsor dari
Klikacara sebesar Rp4.000.000,- (empat juta rupiah) dengan kontrapretasi menjadi
sposor dan media partner dalam acara Falasido jilid X. Dana diserahkan secara
tunai pada saat pertemuan kerjasama. Proses penandatangan kerjasama dihadiri
oleh Ketua Pelaksana Falasido UI jilid X, yaitu Saudara Yudhistira dan Wakil
Ketua Pelaksana , Saudari Dessy Irawan bersama dengan pihak marketing
Klikacara. Penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak
dilaksanakan di Ruang Abdurrahman Wahid Center (AWC), Perpustakaan Pusat,
Universitas Indonesia Lantai III.
Selain melalui dana sponsor, panitia Falasido jilid X membuat program dana
usaha yang terdiri dari penjualan masker muka, yang pada tahap pertama
menghasilkan pemasukan sebesar Rp500.000, (lima ratus ribu rupiah) dan tahap
kedua sebesar Rp1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). Total keseluruhan
dana masuk dari dana usaha masker adalah sebesar Rp2.000.000 (dua juta rupiah).
Selain itu, dana usaha juga dilakukan dengan penjualan danus makanan dengan
omset Rp1.646.000,-. Selain program dana usaha, pemasukan juga didapatkan
dari penjualan kaus Falasido Jilid X, yang mencapai total keuntungan sebesar
2.070.600 (dua juta tujuh puluh ribu enam ratus rupiah). Program dana usaha dan
penjualan kaus di atas dilaksanakan bersama-sama dengan meminta bantuan dari
seluruh panitia untuk ikut serta dalam melaksanakan dana usaha tersebut. Hal ini
bertujuan agar usaha yang dilakukan cukup efisien, sekaligus untuk
memaksimalkan pendapatan dengan sumber daya yang lebih banyak.
Acara
Pada saat acara berlangsung, divisi pemasaran dan mitra media cenderung
lebih berfokus pada pelayanan kepada pihak sponsor, mitra media, sekaligus
pihak-pihak yang bekerja sama dengan acara Falasido Jilid X, yang datang pada
saat acara berlangsung. Pelayanan yang dimaksud adalah memberikan arahan dan
informasi terkait jalannya acara, membagikan tanda pengenal atau ID Card, serta
melakukan pendampingan sepanjang acara berlangsujng. Dalam acara ini, pihak
sponsor yang datang adalah perwakilan dari Klikacara pada acara puncak di
Kantin Sastra. Selain itu, media partner yang datang terdiri dari Klikacara, Suara
Mahasiswa, Jakarta Nyastra dan Seputar Kampus.
Pasca Acara
Divisi pemasaran memberikan laporan terkait jalannya acara kepada pihak-
pihak yang terlibat, baik yang mendukung, memberikan dana sponsor, maupun
media yang mempublikasikan acara.

D. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil kerja Divisi Pemasaran dan Mitra Media Falasido Jilid X
tahun 2016, panitia divisi merekomendasikan untuk kepanitian pada tahun
selanjutnya agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan deskripsi tugas yang
telah direncanakan. Pemilihan personil untuk mengisi posisi-posisi dalam divisi
ini pun perlu diperhitungkan dengan selektif. Sebab jaringan dan mobilitas kerja
yang tinggi akan menjadi tuntutan yang harus dijalani divisi ini. Oleh karennya,
personil divisi direkomendasikan terdiri dari orang-orang yang mudah dihubungi,
cepat merespon pesan, dan memiliki komunikasi yang baik.

E. PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggung Jawaban dari Divisi Pemasaran dan Mitra
Media. Banyak hal yang menjadi dinamika dalam tim, bahkan dalam kepanitiaan
secara keseluruhan. Alternatif dan opsi selalu ada, baik dari rekan divisi lain,
maupun dari ketua panitia. Saran dan kritik yang membangun tentunya masih
sangat kami perlukan untuk pengembangan sekaligus sebagai bahan evaluasi ke
depannya. Akhir kata, saya sebagai Penanggung Jawab Divisi Pemasaran dan
Mitra Media mewakili seluruh anggota divisi mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak terkait yang telah mendukung dan berkenan untuk menjalin kerja
sama demi terselenggaranya acara Falasido Jilid X ini. Harapan kami, acara
Falasido selanjutnya dapat berjalan dengan lebih sukses.

Salam,
Penanggung Jawab Divisi Pemasaran dan Mitra Media
Falasido Jilid X

Ahmad Luthfi (IKSI 2014)


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENANGGUNG JAWAB MITRA MEDIA FALASIDO JILID X
OLEH AMALIA IDZNI, IKSI 2014

A. PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas berkat rahmat dan karunia-Nya Divisi
Mitra Media dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tanpa hambatan.
Laporan pertanggungjawaban ini dibuat untuk melaporkan hasil kerja Divisi
Mitra Media dalam acara Falasido UI Jilid X. Laporan ini dibuat sesuai dengan
pelaksanaan kerja Divisi Mitra Media.
Saya ucapkan terima kasih kepada Yudhistira selaku Project Officer dan
Dessy Irawan selaku Wakil Project Officer yang telah memberikan kepercayaan
kepada saya untuk menjadi penanggung jawab Divisi Mitra Media. Saya juga
berterima kasih kepada para staff Divisi Mitra Media yang telah membantu saya
dengan sangat baik dalam menjalankan tugas sebagai penanggung jawab. Tidak
lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
Divisi Mitra Media dalam berkerja.
a. Deskripsi Kerja
Divisi mitra media mulai bekerja sejak Praacara. Kami melakukan
pendataan mitra media yang ingin diajak bekerja sama, mengirim proposal
kepada mitra media yang dituju, membuat press release untuk dikirim
kepada mitra media yang sudah sepakat untuk bekerja sama, melakukan
MoU, dan mendampingi mitra media selama meliput acara.
b. Nama-nama Staff
Divisi Mitra Media terdiri dari tiga orang staff. Staff Divisi Mitra Media
adalah Ichsan Andi L., Netiasa Adab, dan Nurul Mitharani Putri.

B. EVALUASI STAF
Evaluasi staff dilakukan untuk mengetahui apa saja kekurangan dari kerja
para staff. Berikut ini adalah evaluasi saya terhadap para staff Divisi Mitra
Media:
a. Ichsan Andi L.
Ichsan merupakan anggota yang sudah berpengalaman sebagai anggota mitra
media di kepanitiaan lain, sehingga kerja Divisi Mitra Media menjadi lebih
terarah. Ichsan merupakan orang yang aktif di berbagai kegiatan. Selain itu, ia
merupakan orang yang bertanggung jawab. Jika ia diberi tugas, ia akan
melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, kegiatannya yang banyak
membuatnya sering izin ketika rapat selama Praacara dan sulit untuk diajak
kumpul per divisi.
b. Netiasa Adab
Netiasa merupakan anggota yang bertanggung jawab. Ia selalu mengerjakan
tugasnya dengan baik. Ia juga selalu datang rapat. Jika ia berhalangan hadir, ia
akan mengirim pesan kepada saya bahwa ia tidak dapat hadir. Akan tetapi, sama
seperti Ichsan, Netiasa juga sulit diajak kumpul divisi karena selalu ada kegiatan
lain yang harus dikerjakan sehingga kumpul divisi sering tertunda. Netiasa juga
pernah lupa untuk menjalankan tugasnya untuk mengirim proposal kepada
beberapa mitra media yang dituju, namun saya memakluminya karena ia cukup
sibuk saat itu.
c. Nurul Mitharani Putri
Nurul merupakan orang yang selalu mengerjakan tugasnya tepat waktu. Ia
dapat diandalkan. Tugasnya selalu dikerjakan dengan baik. Sama seperti Netiasa,
ia aktif mengikuti rapat. Ia juga selalu meminta izin kepada saya jika ingin izin
pulang atau hal yang lainnya. Akan tetapi, terkadang ia juga sulit untuk diajak
kumpul divisi karena kegiatannya yang lain.

C. EVALUASI KERJA BIDANG


Evaluasi kerja bidang dilakukan untuk mengetahui apa saja kekurangan kerja
divisi. Berikut ini adalah evaluasi kerja bidang Divisi Mitra Media.
PraAcara
Evaluasi saat Praacara adalah konten yang harus dikirimkan kepada mitra
media yang diajak bekerja sama terlambat. Awalnya, saya dan para staff lainnya
sudah mengirimkan proposal mitra media ke beberapa mitra media dan sudah
mendapatkan beberapa balasan. Mitra media tersebut adalah Jakarta Event,
Kampus Update, KitaTV.com, depokita.com, MusikJurnal, The Narasastra
Project, Inspirator Freak, dan RTC UI. Akan tetapi, konten yang telat selesai
membuat kami tidak bisa segera mengirimkannya sehingga terdapat beberapa
mitra media yang tidak mempublikasikan acara Falasido, seperti Inspirator Freak
dan Kampus Update.
Acara
Evaluasi selama hari pelaksanaan acara adalah tidak adanya staff yang
mendampingi salah satu mitra media yang hadir sehingga terjadi adanya
komunikasi yang kurang baik. Mitra media tersebut pulang saat acara masih
berlangsung sehingga hanya meliput sebentar. Akan tetapi, pada hari kedua mitra
media didampingi ketika sedang meliput sehingga peliputan berlangsung dengan
baik. Selain hal tersebut, kerja Divisi Mitra Media berjalan dengan baik.
Pasca Acara
Evaluasi setelah hari pelaksanaan acara adalah kami hanya memastikan satu
mitra media yang akan menayangkan hasil liputan acara, yaitu Discover Jakarta
TV. Akan tetapi, mitra media tidak juga memberikan link video hasil peliputan
yang dijanjikannya kepada kami. Kami sudah mencoba menghubungi, namun
tidak mendapat balasan.

D. REKOMENDASI
Rekomendasi saya untuk mitra media di acara Falasido yang selanjutnya
adalah konten acara diusahakan sudah dibuat maksimal tiga minggu sebelum hari
pelaksanaan acara agar mitra media dapat mempublikasikannya tidak terlalu
mendadak. Selain itu, akan lebih baik jika setiap staff menjadi LO bagi mitra
media yang datang untuk meliput.
E. PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban ini saya buat. Semoga laporan
pertanggungjawaban ini dapat dipahami dengan jelas. Terima kasih.
Salam,
Penanggung Jawab Mitra Media
Falasido Jilid X

Amalia Idzni (2014)

Anda mungkin juga menyukai