Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DI LUAR


NEGERI

Disusun
Oleh:

Fitrika
Rahayu

(15061021)

Ervin Nur
Asyiyah

(15061022)

Nika Nurjanah (15061023)

Fadhilah Ismi (15061031)

Milla Apsari (15061033)

Desyana Luthvitasari (15061073)

Listiyowati (15061165)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami haturkan pada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberi kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DI LUAR NEGERI ,
karena tanpa bantuan-Nya kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu kami membuat makalah ini dengan
tujuan untuk lebih memahami tentang perkembangan Bahasa Indonesia di luar
negeri. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang
perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri.

Didalam makalah ini kami membahas tentang hakikat dan sejarah


perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Negara Indonesia dan
sebagai bahasa pemersatu rakyat Indonesia.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih bagi pihak pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami harapkan pembaca
dapat memahami isi dari makalah ini. Tentu saja makalah ini tidak luput dari
kesalahan, namun demikian kami dari pihak penulis mengucapkan permohonan
maaf sebelumnya. Tentu saja kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam makalah ini.

Yogyakarta , 17 Februari 2016

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Perkembangan Bahasa Indonesia di luar Negeri.....................................3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Penggunaan Bahasa
Indonesia di Luar negeri.................................................................................4
2.3. Faktor Yang Menjadi Kesulitan Dalam Mempelajari Bahasa
Indonesia.........................................................................................................4
2.4. Solusi dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia di Luar
Negeri............................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP................................................................................................13


3.1. Kesimpulan........................................................................................... 13
3.2. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol


bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia.. Manusia sebagai makhluk sosial
membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat.
Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana
komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyarakat tentunya memiliki bahasa.
Salah satu bahasa yang digunakan secara umum pada masyarakat
Indonesia saat ini adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia tidak saja


ditunjang oleh semakin banyaknya pemakai dan wilayah bahasa Indonesia
di dalam negeri Indonesia sendiri, tetapi juga di luar negeri. Saat ini
puluhan Negara menawarkan pengajaran bahasa Indonesia. Di Australia
sendiri bahasa Indonesia sudah diajarkan di sekolah dasar dan menengah
(Gani, 1996: 144). Salah satu negara yang menaruh minat terbesar pada
bahasa Indonesia adalah Cina. Cina merupakan negara berpenduduk paling
banyak (Dharmawan, 2006).
Akan tetapi kini peminat bahasa Indonesia turun drastis mencapai
37% pada akhir dekade ini. Menurut Professor David Hill dalam siaran radio
Australia, turunnya minat masyarakat Australia untuk belajar bahasa Indonesia
disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah kurang populer negara
Indonesia. Indonesia kurang melakukan promosi negaranya dibanding negara
lain (www.kompasiana.com).
Kenyataan ini sudah selayaknya menjadi pendorong untuk terus
meningkatkan kualitas bahasa Indonesia sebagai bahasa yang modern dan
kesadaran berbahasa para pemakainya umtuk terus meningkatkan
perkembangannya di segala aspek kehidupan dan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri saat ini?
b. Apakah yang mempengaruhi ketertarikan penggunaan Bahasa
Indonesia di luar negeri?
c. Faktor apa sajakah yang menjadi kesulitan dalam mempelajari Bahasa
Indonesia?
d. Bagaimana solusi agar bahasa Indonesia semakin diminati, dipelajari
dan berkembang di manca negara?

1.3. Tujuan Penelitian


Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
a. Dapat mengetahui perkembangan penggunaan bahasa Indonesia di
masyarakat luar negeri.
b. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi minat penggunaan
bahasa Indonesia di luar negeri.
c. Dapat mengetahui kesulitan yang ditimbulkan dalam mempelajari
bahasa Indoesia.
d. Dapat memberikan solusi dalam meningkatkan penggunaan bahasa
Indonesia di luar negeri

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Bahasa Indonesia Di Luar Negeri


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia juga merupakan bahasa kesatuan dan persatuan. Bahasa
Indonesia termasuk bahasa tersulit di dunia.
Setiap hari pastinya kita menggunakan Bahasa Indonesia,
sebagai bahasa sehari-hari kita. Baik untuk berbicara, menulis, dan
kegiatan sehari-hari lainnya. Tapi sekarang ini telah banyak perubahan
yang ada. Baik dari segi pengaruh luar yaitu perkembangan global dan
juga dari masyarakat Indonesia sendiri.
Sekarang ini dari bidang pendidikan, anak-anak TK (Taman
Kanak-Kanak) sudah diajarkan menggunakan bahasa luar negeri seperti
Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang dan masih banyak
yang lainnya. Belum lagi setelah tingkat SD, SMP, SMA dan seterusnya,
makin banyak bahasa-bahasa asing yang dipelajari.
Bahkan di bangku perkuliahan pun bahasa Indonesia masih terus
diajarkan, sampai-sampai orang Indonesia sendiri sampai bosan. Lain
halnya dengan lingkungan yang ada diluar negeri, masyarakat disana
menyambut hangat pelajaran yang membosankan bagi masyarakat
Indonesia. Ada sekitar 219 lembaga didunia yang mengajarkan bahasa
Indonesia untuk penutur di 73 negara.
Ini dianggap sebagai kebutuhan modal, juga sebagai tolak ukur
kemajuan individu-individu di masa depan. Tapi ini mempunyai pengaruh
secara langsung dan tak langsung, yaitu bahasa asing menjadi bahasa
sehari-hari agar terbiasa dan juga sebagai alat latih untuk memperlancar
pengucapan, pendengaran dan penulisan.
Tak bisa kita pungkiri pentingnya mempelajari bahasa asing,
tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan
membudayakan Bahasa Indonesia.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Penggunaan Bahasa


Indonesia di Luar Negeri
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya
bahasa Indonesia di luar negeri adalah :
a. Karena adanya kerjasama antara nergara Indonesia dengan negara lain.
b. Banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja di Luar Negeri
( TKI ).
c. Banyaknya mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Luar
Negeri.
d. Adanya keanekaragaman budaya Indonesia menjadi ketertarikan warga
asing untuk mempelajari bahasa Indonesia.

2.3. Faktor yang Menjadi Kesulitan dalam Mempelajari Bahasa Indonesia

Bagi orang asing , bahasa Indonesia itu sangat sulit. Meski seorang
dosen bergelar professor yang mengajar bahasa Indonesia di sebuah universitas
di Sydney pun mengakui itu. Ia kurang percaya diri dalam koresponden diminta
memakai bahasa Indonesia. Ini pengalaman nyata penulis saat berkoresponden
dengannya. Barangkali saja akan lain jika tulisan bahasa Indonesia itu dalam
bentuk formal. Dalam menulis artikel ilmiah atau buku, misalnya akan relatif
mudah mengikuti aturan gramatikalnya. Beda dengan tulisan informal dan harus
dilakukan secara spontan. Sebuah pekerjaan yang tidak gampang. Pernah penulis
diminta membantu seorang mahasiswa Australia yang belajar bahasa Indonesia.
Waktu itu dimintai tolong untuk mengoreksi terjemahan bahasa Indonesianya.
Saya mendapati bahasa Indonesia terjemahannya amat menggelikan. Kadang
susah diterima maksudnya. Ia menerjemahkan secara harafiah, semacam hasil
terjemahan dari mesin penterjemah Google. Apa yang paling membingungkan
mereka adalah penggunaan kata awalan dan akhiran.

Bagi orang Indonesia penggunaan kata awalan dan akhiran seperti


berjalan secara otomatis tanpa mikir lagi. Kita tidak menyadari bahwa hal itu
merupakan kesulitan terbesar bagi masyarakat asing dalam mempelajari bahasa
Indonesia. Penggunaan yang kurang pas kata awalan dan akhiran akan membuat
kalimat benar-benar beda arti dan pengertiannya. Misalnya dari kata dasar
"ikut", jika diberi awalan dan akhiran bisa menjadi "diikutkan", "diikuti", "ikuti",
"mengikut", "mengikuti", "mengikutkan", "ikutan" dan lain-lain kata yang bisa
dibentuk dari kata dasar "ikut". Belum lagi jika dijadikan kata benda menjadi
"pengikut". Contoh kalimat: "Ia diikuti oleh pengikut yang mengikuti dirinya
bersama pengikut yang mengikutkan para pengikut lainnya dan membuat orang
lain untuk turut ikutan pula." Wah, bisa bikin puyeng otak mereka dalam
memahami apalagi menuliskannya. Menuliskan bahasa Indonesia harus ada
imajinasi tentang sebuah tindakan. Bahkan dalam hal tertentu harus tahu
budaya Indonesia. "Dia ikut neneknya", bukan berarti ia berjalan di belakang
atau disamping neneknya tapi ia bertempat tinggal, hidup bersama, dititipkan
atau numpang di rumah neneknya. Menjelaskan antara kata "ikut" dan "diikuti"
pada mahasiswa Australia yang lagi belajar bahasa Indonesia tidaklah gampang.
Perlu peragaan dengan menggunakan contoh sehari-hari. Dan kadang harus
ditambahi contoh kata-kata lain yang akrab dengan dunia keseharian mereka.
Dan kalau perlu diberi contoh padanan dalam bahasa Inggris. Kata "ikut" bisa
menjadi "follow", "been followed", "is following" dan seterusnya. Dalam kata
"Dia ikut neneknya" menjadi "He stays with his grandmother". Jadi artinya sudah
lain lagi. Terjemahan kata "ikut" menjadi sesuatu yang beda sama sekali yakni
"stay" atau "live". Tidak sedikit orang Australia yang bisa berbahasa Indonesia
terutama orang-orang yang pernah tinggal di Indonesia untuk waktu yang lama.
Mereka lancar dalam menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari. Menurut
mereka belajar bahasa Indonesia itu mudah. Tapi lain lagi jika apakah belajar
bahasa Indonesia itu mudah ditanyakan pada orang-orang yang benar-benar
mempelajari bahasa Indonesia, sebagaimana seorang professor dalam contoh di
atas. Untuk menguasai dengan baik kata awalan dan akhiran perlu waktu lama.
Sebagaimana masyarakat Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia dalam
keseharian mungkin tanpa halangan, tapi akan lain jika diharuskan
menuliskannya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini juga
berlaku bagi masyarakat asing yang belajar bahasa Indonesia. Mereka akan jauh
kesulitan kalau disuruh menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(lihat diskusi di sini yang disampaikan oleh KC seorang accredited
translator/interpreter dari bahasa Indonesia ke Inggris). Baca juga pengakuan
seorang blogger tentang sulitnya mempelajari bahasa Indonesia di sini. Apakah
karena sulitnya dalam mempelajari bahasa Indonesia ini maka pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah dan universitas di Australia mulai kehilangan
peminatnya? Dibanding pada tahun 1970 hingga 1980 bahasa Indonesia pernah
diajarkan ke seluruh sekolah di negara bagian dan di 20 universitas. Kini peminat
bahasa Indonesia turun drastis mencapai 37% pada akhir dekade ini. Menurut
Professor David Hill dalam siaran radio Australia, turunnya minat masyarakat
Australia untuk belajar bahasa Indonesia disebabkan oleh berbagai hal. Salah
satunya adalah kurang populer negara Indonesia. Indonesia kurang melakukan
promosi negaranya dibanding negara lain. Dan juga larangan turisme oleh
Department of Foreign Affairs untuk bepergian ke Indonesia menyebabkan
lesunya minat untuk belajar bahasa Indonesia (baca di sini). Program dari PM
Kevin Rudd "National Asian Languages and Studies in Schools" yang merupakan
daya dorong untuk mempelajari bahasa Indonesia di sekolah dan universitas di
Australia juga telah ditinggalkan. Kesalahan persepsi tentang Indonesia memang
diakui oleh banyak orang, demikian kira-kira menurut survey yang dilakukan
pada tahun 2011 oleh Lowy Institute. Dalam survey tersebut sebanyak 77%
responden menyatakan pentingnya untuk punya hubungan dekat antara
Australia dan Indonesia di masa depan. Tapi di lain pihak respondent sebanyak
69% menganggap bahwa Indonesia adalah negara diktator dan dibawah kontrol
militer. Dan 52% melihat Indonesia sebagai negara yang telah menjalankan
demokrasi. Jika persepsi tentang Indonesia ini tidak segera dirubah, maka
diperkirakan sepuluh tahun lagi bahasa Indonesia benar-benar akan menghilang
dari bahan pengajaran di sekolah dan universitas di Australia selain di negara
bagian Victoria dan Northern Territory.

2.4. Solusi dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia di Luar


Negeri

a. Peningkatan Peran KBRI di Luar Negeri


Peran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan/atau
kantor perwakilan negara di luar negeri dalam penyelenggaraan studi
tentang Indonesia harus ditingkatkan. Untuk itu, kantor KBRI atau
kantor perwakilan RI di negara yang belum ada penyelenggara studi
tentang Indonesia wajib menyelenggarakan kursus atau pengajaran
bahasa Indonesia kepada penutur asing. Di samping itu, mereka juga
perlu mendorong dan memfasilitasi lembaga perguruan tinggi di
negara tempatnya bertugas agar menyelenggarakan pengajaran studi
tentang Indonesia. Dengan demikian, akan tersedia tempat bagi
masyarakat di negara tersebut yang ingin mempelajari bahasa
Indonesia ataupun yang ingin mendalami kajian tentang Indonesia.
Sementara itu, bagi KBRI atau perwakilan RI di negara yang
sudah ada penyelenggara studi tentang Indonesia, mereka perlu
memberikan fasilitas dan dukungan terhadap lembaga penyelenggara
studi tentang Indonesia di negara tersebut. Selain itu, pihak
KBRI/perwakilan RI juga perlu menjalin kerja sama yang lebih erat
dengan lembaga penyelenggara studi Indonesia tersebut. Hal itu sudah
sepatutnya dilakukan karena lembaga penyelenggara pengajaran
BIPA/studi Indonesia tersebut pada dasarnya merupakan pihak asing
di luar negeri yang ikut serta dalam memperkenalkan dan
mempromosikan Indonesia di dunia internasional. Dengan kerja sama
yang lebih erat dan memberikan bantuan yang diperlukan, tugas yang
diemban oleh KBRI/perwakilan RI tersebut juga akan menjadi lebih
berhasil karena tugas lembaga-lembaga itu juga membantu pihak
Indonesia, yakni menyebarluaskan dan mengembangkan bahasa dan
budaya Indonesia di luar negeri. Hubungan yang akrab dan harmonis
antara perwakilan RI di luar negeri dan lembaga penyelenggara
pengajaran BIPA/studi Indonesia itu perlu dibina karena hal itu sangat
diharapkan oleh lembaga pengajar BIPA/studi Indonesia di luar
negeri. Sayangnya, hubungan seperti itu belum banyak dilakukan oleh
perwakilan RI di luar negeri. Padahal, hubungan yang harmonis itu
akan menguntungkan kedua pihak.
b. Pendirian Pusat Kebudayaan Indonesia
Pendirian Pusat Kebudayaan Indonesia di luar negeri sebenarnya
sudah cukup lama direncanakan oleh Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata. Namun, hingga kini tampaknya baru satu yang terealisasi,
yakni Pusat Kebudayaan Indonesia di KBRI Canberra, Australia.
Rencana tersebut perlu diteruskan ke negara-negara yang lain. Dengan
adanya Pusat Kebudayaan Indonesia, berbagai aktivitas sini budaya
Indonesia dapat dipusatkan di pusat kebudayaan itu.
Salah satu aktivitas atau kegiatan yang perlu dilakukan di Pusat
Kebudayaan Indonesia itu tentu adalah pengajaran bahasa Indonesia
kepada orang asing. Di samping itu, Pusat Kebudayaan Indonesia di
luar negeri juga dapat berfungsi sebagai pusat informasi mengenai
berbagai hal tentang Indonesia. Dengan demikian, pendirian pusat
kebudayaan itu sangat penting. Oleh karena itu patut kita dukung.

c. Penyediaan Informasi yang Lengkap tentang Indonesia


Kurangnya informasi yang lengkap tentang Indonesia sering
dikeluhkan oleh orang asing yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
Indonesia. Oleh karena itu, pihak Indonesia perlu menyediakan
informasi tersebut kepada pihak-pihak lain yang ingin mengetahui
tentang Indonesia secara lebih jauh. Informasi tersebut perlu
disesuaikan dengan kebutuhan orang asing tentang Indonesia.
Keperluan informasi tersebut sedapat mungkin dipenuhi
mengingat mereka merupakan kelompok masyarakat yang
mempelajari bahasa dan budaya Indonesia serta sekaligus merupakan
kelompok masyarakat yang menyebarluaskan bahasa dan budaya
Indonesia di luar negeri. Dengan demikian, mereka merupakan
kelompok masyarakat di luar negeri yang ikut berperan serta dalam
memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia di dunia
internasional. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia akan
memperoleh keuntungan yang timbal balik jika dapat membantu
memenuhi kebutuhan mereka.
d. Penyediaan Informasi tentang Lembaga Pengajar BIPA
Informasi tentang lembaga-lembaga penyelenggara pengajaran
BIPA di negara tempatnya bertugas juga perlu disediakan oleh
KBRI/perwakilan RI untuk memberi kemudahan bagi orang asing di
negara tersebut yang ingin belajar BIPA. Di samping itu, bagi
mahasiswa yang mempelajari BIPA dan mahasiswa studi Indonesia
juga perlu diberi informasi tentang lembaga-lembaga perguruan tinggi
di Indonesia yang membuka program BIPA dan jurusan bahasa dan
sastra Indonesia, termasuk perguruan tinggi di Indonesia yang
menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di negara tempatnya
bertugas. Informasi tersebut diperlukan untuk kemungkinan menjalin
kerja sama dalam pertukaran pelajar/mahasiswa serta pertukaran
pengajar dan peneliti dengan perguruan tinggi mereka.

e. Penyediaan Fasilitas dan Bahan Ajar


Pemerintah Indonesiadalam hal ini terutama KBRI/perwakilan
RI perlu menyediakan fasilitas dan bahan ajar bagi para mahasiswa
program BIPA/studi Indonesia dan lembaga penyelenggaran program
tersebut. Fasilitas yang perlu disediakan, antara lain, berupa
kemudahan untuk mengakses informasi tentang Indonesia dan
kemudahan untuk memperoleh perizinan bagi mahasiswa program
BIPA dan studi Indonesia yang akan berkunjung ke Indonesia.
Pemberian fasilitas tersebut tentu sangat berarti dan akan
memberikan motivasi bagi orang asing yang ingin mempelajari
BIPA/studi Indonesia. Apalagi jika pemberian fasilitas itu juga
dibarengi dengan penyediaan bahan ajar BIPA dan bahan-bahan
penunjang yang diperlukan dalam penyelenggaraan program tersebut.
Bahan ajar BIPA yang diperlukan di luar negeri umumnya yang ditulis
oleh orang Indonesia dan terbit di Indonesia sehingga dapat
memberikan gambaran faktual tentang penggunaan bahasa Indonesia
yang lebih alami. Sementara itu, bahan-bahan penunjang yang
diperlukan umumnya berupa bahan-bahan tentang kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini, kondisi sosial budaya Indonesia,
adat-istiadat, seni budaya, hukum, politik, dan kehidupan demokrasi
dalam tata pemerintahan di Indonesia. Dalam hubungan itu, kalaupun
tidak dapat diperoleh secara cuma-cuma, paling tidak bahan-bahan
tersebut
f. Penyediaan Beasiswa dan Informasi tentang Beasiswa
Pemberian beasiswa juga merupakan perangsang yang menarik
untuk meningkatkan minat orang asing dalam mempelajari bahasa dan
budaya Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia perlu
memikirkan kemungkinan dapat memberikan beasiswa kepada
mahasiswa asing yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Jika
setiap KBRI/perwakilan RI di luar negeri dapat memberikan beasiswa
kepada dua orang saja per negara, hal itu tentu akan disambut baik
oleh para penyelenggara pengajaran BIPA/studi Indonesia di luar
negeri. Hal itu karena dengan adanya beasiswa tersebut, para
penyelenggara pengajaran BIPA/studi Indonesia dapat melakukan
promosi kepada masyarakat di negaranya untuk mengikuti program
BIPA.
Beasiswa yang dimaksud dapat berupa beasiswa untuk mengikuti
pendidikan di negaranya, dan dapat pula beasiswa untuk mengikuti
pendidikan di perguruan tinggi Indonesia. Kecuali itu, informasi
tentang pemberian beasiswa, baik yang dilakukan oleh Depdiknas,
perguruan tinggi di Indonesia, maupun perusahaan-perusahaan
Indonesia, perlu pula disampaikan kepada para penyelenggara
pengajaran BIPA/studi Indonesia di luar negeri karena hal itu juga
dapat menjadi daya tarik bagi orang asing yang ingin belajar
BIPA/studi Indonesia.
Di samping dalam bentuk beasiswa, untuk menarik minat orang
asing dalam mempelajari BIPA/studi Indonesia, pihak pemerintah
Indonesia dapat pula memfasilitasi kunjungan mahasiswa asing ke
Indonesia. Bentuknya dapat berupa pemberian diskon perjalanan atau
penginapan, dan dapat pula berupa pemberian fasilitas akomodasi di
Indonesia. Semua itusebagai bentuk kepedulian dan dukungan
pemerintah Indonesia terhadap pengajaran BIPA dan studi Indonesia,
tentu akan disambut baik oleh mereka. Dampaknya tentu dapat
meningkatkan minat orang asing untuk mempelajari BIPA/studi
Indonesia.
g. Penyediaan Perpustakaan yang Lengkap tentang Indonesia
Daya tarik lain yang perlu dipikirkan dalam upaya
meningkatkan minat orang asing untuk mempelajari BIPA adalah
penyediaan perpustakaan yang lengkap tentang Indonesia.
Perpustakaan tersebut perlu disediakan di KBRI/kantor perwakilan RI,
sekolah Indonesia di luar negeri, atau di Pusat Kebudayaan Indonesia
di luar negeri, yang mudah-mudahan segera terwujud.
Koleksi perpustakaan tersebut hendaknya diutamakan pada
buku-buku berbahasa Indonesia yang berisi informasi berbagai hal
tentang Indonesia. Di samping itu, perlu pula disediakan katalog
mengenai buku-buku terbitan Indonesia. Katalog tersebut beserta
katalog koleksi perpustakaan selain disediakan di perpustakaan, dapat
pula dibagikan ke lembaga-lembaga penyelenggara pengajaran BIPA
di negara yang bersangkutan. Hal itu tentu sangat menarik bagi para
penyelenggara program BIPA/studi Indonesia.
Selain menyediakan koleksi pustaka, perpustakaan tersebut
akan sangat bermanfaat pula jika dapat melakukan pertukaran terbitan,
terutama majalah, dengan perguruan-perguruan tinggi atau lembaga-
lembaga asing di negara yang bersangkutan. Untuk itu, pihak KBRI,
perwakilan RI, sekolah Indonesia, atau Pusat Kebudayaan Indonesia
di luar negeri secara rutin perlu menerbitkan majalah atau buletin yang
berisi berbagai informasi tentang Indonesia dan aktivitas lembaga-
lembaga tersebut. Majalah atau beletin tersebut selain dapat digunakan
sebagai hadiah tukar, tentu dapat pula menjadi sarana komunikasi bagi
orang-orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, khususnya di
negara yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang setiap hari selalu kita
pakai hampir disetiap kegiatan kita. Kenyataannya, Bahasa Indonesia di
mata dunia masih kurang gaungnya. Maka dari itu, eksistensi bahasa
Indonesia di dunia internasional menjadi Agenda kita di era Masyarakat
Ekonomi Asean sekarang ini.
Kesan yang masih lekat dengan berbahasa Indonesia di mata
masyarakat kita adalah kesan yang alamiah-tradisional, karena kita
mempelajari bahasa Indonesia secara natural. Di kandang sendiri, bahasa
Indonesia masih kalah menarik dibandingkan dengan bahasa Inggris,
bahkan bahasa Arab. Mahir berbahasa Inggris atau berbahasa Arab bagi
orang Indonesia lebih mendatangkan kebanggaan daripada mahir
berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa Indonesia dianggap sesuatu
yang lumrah, umum, dan tidak prestatif. Inilah problem penghargaan kita
terhadap Bahasa Indonesia
Perlu kita akui, Bahasa Indonesia memang semakin diminati warga
dunia. Di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer
keempat. ada sekitar 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang
mengajarkan bahasa Indonesia disana (187 diantaranya berada di Australia
Barat), dan biasanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang wajib
dipelajari di tingkat sekolah dasar. belum lagi jumlah perguruan tinggi
yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra indonesia, membuat
Australia menjadi salah satu negara yang paling intens mengembangkan
bahasa Indonesia. Jadi tak heran bila di Australia kita menemukan anak
anak SD yang bisa menyapa kita dengan sapaan khas orang Indonesia
Selamat pagi, apa kabar?
Adanya kerjasama bilateral dan banyaknya penggunan bahasa
Indonesia di kalangan Mahasiswa di luar negeri justru memperkuat bahasa
Indonesia dalam meningkatkan peran bahasa Indonesia. Kita ingin
memberikan nilai positif, dan ingin menjadikan dunia ini tempat
memberikan kontribusi positif untuk martabat bangsa Indonesia

3.2. Saran
Dari pembahasan ini, dengan semakin banyaknya negara asing
yang berminat pada bahasa Indonesia, maka kewajiban kita adalah
menjaga bahasa Indonesia dengan berbicara yang baik dan benar sesuai
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar pula. Dengan berbicara
bahasa Indonesia yang baik dan benar, berarti kita menghargai warga asing
yang berminat pada bahasa kita, mereka tidak akan kecewa jika nanti
berkunjung ke Indonesia karena mendapati bahasa yang mereka pelajari
sesuai dengan yang di ajari di sekolah mereka, bukan bahasa gaulnya.
Jika kita sendiri sebagai bangsa Indonesia terus menjaga bahasa
kita sesuai dengan kaidah yang berlaku di kamus besar bahasa Indonesia,
atau menggunakan bahasa yang baik sesuai ejaan yang berlaku maka ada
kemungkinan bahasa kita Indonesia akan menjadi lebih atau semakin di
kenal dan di gunakan di ASEAN, Asia, dan bahkan di dunia Internasional.
Kita anak bangsa Indonesia tentu berharap bahasa kita juga dapat
menjadi bahasa Internasional yang di pelajari banyak negara, tentu akan
menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita jika bahasa kita mampu bersaing
dengan bahasa Inggris, Arab, Cina, Jepang dan Perancis
Kita juga harus meningkatkan kualitas budaya bangsa Indonesia
sehingga dapat menarik minat warga negara asing untuk mempelajarinya
dan secara otomatis mereka juga akan mempelajari bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Broto, A. S (Eds). 1978. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang


Fanani, Ismet (Eds). 2003. Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia:
Keadaannya Sekarang dan Prospek Masa Datang. Makalah yang Disajikan
dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta: 1417 Oktober 2003.

Mustakim, Mas. 2009. Upaya Peningkatan Minat Belajar BIPA.


http://bipakita.blogspot.co.id/2009_01_01_archive.html?m=1 . Diakses
tanggal 17 Februari 2016.

Mustakim (Eds). 2006. Panduan Umum dalam Penyelenggaraan Pengajaran


BIPA. Bahan Diklat dalam Teacher Training of Indonesian Language for
Foreigners yang diselenggarakan oleh Indonesian International School.
Yangon: 46 Mei 2006.

Munthe, Josep. 2010. Makalah Perkembangan Bahasa Indonesia.


http://josepmunthe.blogspot.co.id/2010/02/makalah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html?m=1. Diakses tanggal 17 Februari 2016.

Sancoko, Herry B.. 2013. Bahasa Indonesia Lebih Sulit daripada Bahasa
Inggris. http://www.kompasiana.com/hsancoko/bahasa-indonesia-lebih-sulit-
daripada-bahasa-inggris_552ac069f17e61703ad623a6. Diakses tanggal 17
Februari 2016.

Soedijarto (Eds). 1993. Pembinaan Bahasa Indonesia di Luar Negeri sebagai


Bagian dari Upaya Diplomasi Kebudayaan: Sebuah Pengalaman dari
Republik Federal Jerman. Dalam Kongres Bahasa Indonesia V (581592).
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Tasai, S Amran dan E. Zaenal Arifin (Eds). 2000. Cermat Berbahasa Indonesia :
Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai