Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH ANALISIS JABATAN TERHADAP PENCAPAIAN

KINERJA PEGAWAI

Moh Syamsih

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Trunojoyo Madura

Surel: moh.syamsih24@gmail.com

Abstrak : Analisis jabatan memiliki peranan yang sangat penting dalam menejemen
sumber daya manusia yaitu meningkatkan kinerja organisasi baik dari segi produktivitas,
pelayanan maupun kualitas untuk mencapai tujuan utama organisasi dan mengetahui
pengaruh analisis jabatan terhadap pencapaian kinerja organisasi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral
dalam organisasi. Dari hasil analisis jabatan tersebut maka organisasi akan mampu
menentukan karateristik seperti apa yang harus dimiliki calon pegawai sebelum
menduduki sebuah jabatan, outputnya berupa spesifikasi jabatan dan deskripsi pekerjaan.
Alasan pentingnya pembahasan ini adalah mengetahui dan menjelaskan besarnya
pengaruh analisis jabatan, terhadap kinerja pegawai secara parsial dan simultan.

Kata Kunci : Analisis Jabatan,Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN
Kapabilitas dan profesionalitas pegawai merupakan prasyarat yang diperlukan, agar
masing-masing pegawai yang bekerja tetap mampu berkreasi dan bekerja dengan baik
sesuai dengan visi dan misi suatu organisasi. Tanggung jawab membenahi dan memajukan
suatu organisasi adalah tanggung jawab semua orang (stakeholders). Pegawai yang
beradab tidak akan dapat diwujudkan secara efektif tanpa suatu bentuk organisasi yang
efektif pula. Manajemen sumber daya manusia pada era informasi ini, menurut Dessler
(2003,h.36) yaitu: “Strategic Human Resource Management is the linking of Human
Resource Management with srategic role and objectives in order to improve business
performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”.
Terlihat bahwa para pimpinan organisasi harus mengaitkan pelaksanaan manajemen
sumber daya manusia dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, serta
mengembangkan budaya organisasi yang akan mendukung penerapan inovasi dan
fleksibilitas. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral dalam organisasi.
Apapun bentuk dan tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia. Pentingnya sumber daya manusia dalam suaru organisasi, menuntut
setiap organisasi mendapatkan pegawai yang berkualitas dan produktif untuk menjalankan
organisasi. Salah satu cara untuk mengatasi hambatan dalam hal kebutuhan sumber daya
manusia yang berkualitas adalah dengan cara melakukan analisis jabatan dengan baik oleh
suatu organisasi.

(Pujangkoro 2004:4) menyatakan bahwa analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk
mencatat, mempelajari, dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang
berhubungan dengan masingmasing jabatan/pekerjaan secara sistematis dan teratur.
Sedangkan (Hasibuan 2009:29) analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Analisis jabatan merupakan cara yang sistematis yamg mampu mengidentifikasi serta
menganalisa persyaratan apa saja yang diperlukan dalam sebuah pekerjaan serta personel
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan sehingga sumber daya manusia yang dipilih
mampu melaksanakan pekerjaan itu dengan.baik. Dari hasil analisis jabatan tersebut maka
organisasi akan mampu menentukan karakteristik seperti apa yang harus dimiliki calon
pegawai sebelum menduduki sebuah jabatan, yang outputnya berupa spesifikasi jabatan
dan deskripsi jabatan. Dimana dalam deskripsi pekerjaan memuat tugas, fungsi, wewenang
dan tanggung jawab seorang pegawai. Sedangkan dalam spesifikasi jabatan memuat siapa
yang akan melakukan pekerjaan tersebut serta apa saja persyaratan yang dibutuhkan
terutama yang menyangkut masalah skiil individu.

Para pegawai ini tentunya diharapkan dapat berkontribusi secara positif terhadap
kinerja suatu organisasi. Sehingga proses rekrutmennya juga perlu dilakukan secara
efektif. Untuk dapat melaksanakan rekrutmen yang efektif, tentunya harus didukung
dengan adanya analisis jabatan yang baik. Hasil dari analisis jabatan selanjutnya
dipergunakan untuk melakukan rektrutmen dan seleksi karyawan. Analisis jabatan sebagai
dasar penilaian kinerja bagi pegawai. Penilaian kinerja ini lazimnya dilakukan setiap tahun
sekali namun demikian semua kembali kepada kebijakan sebuah organisasi itu sendiri.
Hasil penilaian kinerja tersebut dijadikan dasar oleh seorang badan kepegawaian untuk
kenaikan jabatan dan golongan. Asumsi yang memuat makna pentingnya analisis jabatan
dijelaskan oleh Schuler dan Jacksoon,(1996), Sharman et al,(1998) dan Desslar et al,
(1999).

Kinerja yang dihasilkan oleh pegawai masih dinyatakan rendah dan belum mencapai
standar kerja. Hal ini biasanya diduga disebabkan masih kurangnya kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, dinyatakan masih kurang adil dan tidak
sesuai dengan jabatan yang dipangkunya. Analisis jabatan merupakan bagian yang sangat
strategis dalam rangka meperjelas pekerjaan antar pegawai, bahwa belum tentu nama
jabatan yang sama mempunyai konsekuensi pekerjaan yang sama persis dan penggolongan
jabatan secara umum yang berbeda yang punya indikasi meperluas cakupan pekerjaaanya.
Tetapi bagaimanapun, analisis jabatan tetap menjadi kebutuhan organisasi untuk
memperjelas setiap jabatan. Analisis jabatan ini akan memperjelas bagi pimpinan maupun
anggota tentang muatan pekerjaan. Hanya dengan batasan yang jelas, maka
mamungkinkan bagi seseorang mengembangkan profesionalisme. Para pegawai diharap
mampu meraih kinerja yang baik dengan melalui pemahaman analisis jabatan jika para
pegawai dapat mencapai profesionalisme yang diharapakan maka pegawai dapat mencapai
kinerja yang baik dan bekerja secara efisien.

Analisis jabatan yang outputnya dalam informasi jabatan yang berguna untuk
pengambilan kebijakan rekrutmen, seleksi, kompensasi, promosi, dan latihan. Tujuan akhir
yang hendak dicapai dalam analisis jabatan adalah terciptanya sistem kepegawaian yang
mumpuni dengan menerapkan prinsip the right man in the right place. Fenomena yang ada
sekarang menunjukkan banyak sekali ketidaksesuaian antara jabatan dengan pemegang
jabatan. Sehingga kinerja dari sebuah organisasi dirasa kurang maksimal. Penerapan
analisis jabatan tidak hanya digunakan oleh perusahan perusahaan besar saja, karena pada
dasarnya setiap organisasi membutuhkan adanya analisis jabatan guna menunjang kinerja
organisasi. Akan tetapi besar kecilnya tingkat kebutuhan akan adanya analisis jabatan juga
tergantung pada kebutuhan organisasi tersebut. Organisasi publik dituntut adanya
produktivitas kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan kerja. Namun pada permasalahan
lain pada bagian organisasi kenyataannya masih ada pegawai yang kurang paham terhadap
pekerjaannya. Ada sebagian pegawai, terutama yang baru diterima tidak memahami apa
yang akan dikerjakan nanti. Walaupun dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah
tergambarkan jenis pekerjaan apa yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk
menyamakan pandangan terhadap jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Tumpang tindih
dan konflik, antara pegawai yang satu dengan yang lainnya seringkali melakukan
pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam bidang berbeda. Kondisi ini dapat
mengakibatkan salah paham atau konflik terutama dalam hal pertanggungjawaban atas
pekerjaan. Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya pekerjaan masing masing pegawai.
Arus kerja tidak lancar, dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan dengan
pekerjaan yang lainnnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami kemana pekerjaan itu
diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya proses pada pekerjaan yang
lain.

Analisis jabatan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh organisasi sebagai dasar
dalam penentuan strategi sumber daya manusia yang tepat dalam menghadapi
perkembangan organisasi yang semakin dinamis (Robbins, 2008)[6]. Definisi analisis
jabatan (job analysis) merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai
isi dari suatu jabatan (job content) yang meliputi tugas-tugas, pekerjaanpekerjaan,
tanggung jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syaratsyarat kualifikasi
yang dibutuhkan (job requirements) seperti pendidikan, keahlian, kemampuan,
pengalaman kerja dan lainlain, agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu
jabatan dengan baik (Sofyandi, 2008)[12]. Keberhasilan suatu organisasi bukanlah
merupakan suatu yang dapat diperoleh secara instan, namun merupakan suatu proses
integrasi dari dari kinerja individu yang melakukan aktivitas organisasi. Maka hasil dari
analisis jabatan ini diharapkan akan dapat tersusun uraian jabatan yang baik, yang sesuai
dengan ketrampilan, tugas, kemampuan dan kebutuhan yang dibutuhkan sumber daya
manusia untuk melakukan pekejaan tertentu. Untuk itu penciptaan desain analisis jabatan
menjadi tuntutan bagi organisasi. Melalui analisis jabatan yang tepat akan diperoleh semua
informasi mengenai suatu jabatan, antara lain meliputi dimensi pekerjaan, tugas-tugas,
tanggung jawab, karakteristik sumber daya manusia dan kondisi kerja. Dengan dimensi-
dimensi tersebut, organisasi dapat menyusun deskripsi jabatan yang benar-benar sesuai
dengan karakteristik masing-masing jabatan, sehingga analisis jabatan yang dipakai dapat
memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kinerja pegawai.

Kinerja yang baik secara produktivitas dihasilkan harus dilengkapi dengan


kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
perilaku (attitude). Dengan menerapkan sistem kompetensi ini dibutuhkan mendapatkan
pegawai yang mempunyai kompetensi spesifik untuk dikembangkan yaitu pegawai yang
sesuai dengan kompetensi yang diperlukan pada posisi masing-masing jabatan guna
mencapai keberhasilan kerja dan tujuan organisasi. Wibowo (2012:324), mengemukakan
kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Menurut Marshall (2003:36), kompetensi
adalah suatu hal yang sulit ditiru, Karena karakteristiknya memang berberda dan spesifik
bagi masing – masing individu. Berdsarkan kajian teori yang telah dipaparkan, segala
upaya yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dimungkinkan akan
lebih optimal hasilnya bila didahului dengan adanya analisis jabatan yang benar dan
optimal terlebih dahulu. Terlebih pada organisasi yang mempunyai banyak lini dalam
struktur organisasinya dan sangat kompleks permasalahan yang dihadapi.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Analisis Jabatan

Definisi atau pengertian menurut para ahli mengenai analisis jabatan,


menurut sirait (2006), h.46) adalah proses untuk memperoleh informasi serinci
mungkin mengenai fakta-fakta yang terjadi, yang diperlukan guna menyelesaikan
tugas-tugas yang ada dalam suatu jabatan. Selain itu, menurut Gibson, Ivancevich,
dan Donelly, (1993, h.38) analisis jabatan adalah proses pengambilan keputusan
yang menerjemahkan faktor tugas, manusia, dan teknologi menjadi sebuah desain
pekerjaan.

Analisis jabatan berfungsi untuk mengumpulkan data secara sistematis dan


membuat pertimbangan mengenai semua informasi penting yang berhubungan
pekerjaan tertentu. Hasil analisis jabatan merupakan masukan terhadap banyak
aktivitas sumber daya manusia. Analisis jabatan bertujuan untuk menyediakan suatu
pemahaman yang mendalam tentang isi dan persyaratan pekerjaan bagi manajemen.

2. Manfaat Analisis Jabatan

Analisis jabatan merupakan proses pengumpulan fakta atau informasi


mengenai seluk-beluk suatu pekerjaan. Menurut Sedarmayanti (2009, h.151),
manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya proses analisis jabatan, antara lain :

a) Penarikan, seleksi dan penempatan pegawai;

b) Sebagai petunjuk dasar dalam menyusun program latihan dan


pengembangan;

c) Menilai kerja/ pelaksaan kerja;

d) Memperbaiki cara bekerja pegawai;

e) Merencankan organisasi agar memenuhi syarat/ memperbaiki struktur


organisasi sesuai beban dan fungsi jabatan;

f) Merencanakan dan melaksankan promosi serta transfer pegawai;


g) Bimbingan dan penyuluhan pegawai.

3. Elemen Analisis Jabatan

Analisis jabatan merupakan proses pengumpulan informasi tentang jabatan


tertentu dan proses sistematis menentukan ketrampilan, tugas, dan pengetahuan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam organisasi. Analisis jabatan
mempunyai dua jenis informasi Sedarmayanti (2007, h.145), yaitu uraian jabatan dan
spesifikasi jabatan;

Uraian jabatan (job description)

Berdasarkan pendapat Dessler dalam bukunya “Human Resources


Management” (2003), h.115), mendefinisikan bahwa uraian jabatan adalah suatu daftar
tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab
kepenyeliaan suatu jabatan-suatu produk dari analisis jabatan. Uraian jabatan adalah
suatu pernyataan yang tertulis yang menerangkan kewajiban-kewajiban, kondisi kerja,
dan aspek-aspek lain dari satu jawaban yang khusus sirait (2006, h.53).

Spesifikasi jabatan (job specification)

Berdasarkan pendapat Dessler (2003), h.115). mendefinisikan bahwa


spesifikasi jabatan adalah suatu daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan, yakni
pendidikan, ketrampilan, kepribadian, dan lain-lain yang sesuai produk dari analisis
jabatan. Wether dan Davis (1996) dalam Sirait (2006 h.55) memberikan definisi “job
specification descripbes what the job demans of employee who do it and the human
skills that are required” spesifikasi jabatan menguraikan permintaan-perminaan dari
suatu jabatan kepada pegawai yang mengerjakan jabatan tersebut dan ketrampilan-
ketrampilannya.

PEMBAHASAN

Analisis deskriptif pada penelitian berdasarkan distribusi frekuensi masing-masing


item pertanyaan yang diperoleh dari jawaban responden melalui kuesioner.

Contoh ditribusi frekuensi variabel uraian jabatan (X1)


Contoh distribusi frekuensi variabel spesifikasi jabatan (X2)

Contoh distribusi frekuensi variabel kinerja

Pegawai (Y)
Pengujian asumsi klasik menunjukkan normalitas data menggunakan normal p-p
plot sebagai berikut.

Uji multikolinieritas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi
antara variabel bebas. Model regresi seharusnya tidak terjadi kolerasi antara variabel
independen. Nilai cutoff umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2007;92). Hasil
multikolinieritas sebagai berikut.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas lebih kecil
dibandingkan 10, sehingga variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinieritas (non-multikolinieritas).

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan yang masing-masing pengganggu tidak


konstan. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan koefisien korelasi Rank
Spearman.

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman dapat


Analisis jabatan merupakan cara yang Hasil penilaian kinerja tersebut dijadikan da-
sistematis yang mampu mengindentifikasi sar oleh seorang badan kepegawaian untuk
serta menganalisa persyaratan apa saja yang kenaikan jabatan dan golongan. Asumsi yang
diperlukan dalam sebuah pekerjaan serta memuat makna pentingnya analisis jabatan
personel yang dibutuhkan dalam suatu dijelaskan oleh Schuler & Jacksoon, (1996),
pekerjaan sehingga sumber daya manusia Sharman et al., (1998) & Desslar et al., (1999)
yang dipilih mampu melaksanakan pe- :
kerjaan itu dengan baik. Dari hasil analisis “Discussed the importance of Job
jabatan tersebut maka organisasi akan mam- Analysis and conduction of Job Analysis which
pu menentukan karateristik seperti apa yang was obvious from the fact that most of the
harus dimiliki calon pegawai sebelum researchers have declared job analysis as a
menduduki sebuah jabatan, yang outputnya backbone and cornerstone of each and every
berupa spesifikasi jabatan dan deskripsi pe- human resource activity. Job analysis provides
kerjaan. Dimana dalam deskripsi pekerjaan a foundation of requisite in- formation
tersebut memuat tugas, fungsi, wewenang regarding jobs and employees that human
& tanggung jawab seorang pegawai. resource professionals used to build up such
Sedangkan dalam spesifikasi jabatan important documents such as job description
memuat siapa yang akan melakukan (JD), job specifications and performance
pekerjaan tersebut serta apasaja persyaratan appraisal. Despite of the acknowledgment of
yang dibutuhkan terutama yang menyangkut the pivotal role of job analysis in all human
masalah skill individu. resource activities, there was rear empirical
Analisis jabatan sebagai dasar penilaian research which linked job analysis to job
kinerja bagi pegawai. Penilaian kinerja ini performance specifically.
lazimnya dilakukan setiap tahun sekali Sharman et al. (1998) claimed that the
namun demikian semua kembali kepada definitive rationale of job analysis was to
kebijakan sebuah organisasi itu sendiri. improve job performance and output of an
employee. The significance and carrying Seiring dengan masalah analisis
out the job analysis has the latent to jabatan, pemerintah daerah yang dibantu
devise this input to job performance both oleh sekretariat daerah bertanggung jawab
directly and inter-actively with other core atas segala kegiatan yang ada pada lingkup
HR practices. pemerintah daerah. Sekretariat daerah adalah
Analisis jabatan merupakan bagian unsur pembantu pimpinan pemerintah
yang sangat strategis dalam rangka daerah, yang dipimpin oleh sekretaris
memperjelas pekerjaan antar pegawai, daerah. Sekretaris daerah bertugas mem-
bahwa belum tentu nama jabatan yang bantu kepala daerah dalam menyusun ke-
sama mempunyai konsekuensi pekerjaan bijakan dan mengkoordinasikan dinas
yang sama persis dan penggolongan daerah dan lembaga teknis daerah. Di dalam
jabatan secara umum yang berbeda yang Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur,
punya indikasi memperluas cakupan peranan Sekretariat Daerah sangat penting
pekerjaan- nya. Tetapi bagaimanapun, dalam mengatur serta menggerakkan
analisis jabatan tetap menjadi kebutuhan mekanisme kerja suatu sistem Pemerintahan.
organisasi untuk memperjelas setiap Sekretariat Daerah mempunyai
jabatan. Analisis jabatan ini akan wewenang penuh dalam penyelenggaraan
memperjelas bagi pimpinan maupun birokrasi pemerintah daerah karena sudah
anggota tentang muatan pekerjaan. Hanya mewakili SKPD yang ada di kabupaten.
dengan batasan yang jelas, maka me- Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
mungkinkan bagi seseorang mengem- (SKPD) wajib membuat analisis jabatan
bangkan profesionalisme. Para pegawai sesuai tugas dan pokok fungsi yang ada.
diharap mampu meraih kinerja yang baik Namun permasalahannya sampai saat ini
dengan melalui pemahaman analisis perangkat daerah hanya merumuskan saja
jabatan. Jika para pegawai dapat mencapai dan belum mengaplikasinya ke dalam
pro- fesionalisme yang diharapkan maka kinerja mereka. Karena analisis jabatan
pegawai dapat mencapai kinerja yang baik tersebut merupakan syarat wajib yang harus
dan bekerja secara efisien.
dibuat oleh pemerintah daerah dan apabila Juli 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Daerah tidak merumuskan analisis jabatan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
tersebut maka tidak akan diberi kuota dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai
pengangkatan calon pegawai negeri sipil, Negeri Sipil.
sejak Menteri Pemberdayaan Aparatur Penerapan analisis jabatan tidak hanya
Negara dan Reformasi Birokrasi digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar
mengeluarkan Surat Edaran Nomor: saja, karena pada dasarnya setiap organisasi
SE/28/M.PAN.10/2004 Tanggal 10 Oktober membutuhkan adanya analisis jabatan guna
2004, tentang penataan pegawai negeri sipil, menunjang kinerja organisasi. Akan tetapi
setiap instansi baik pusat maupun dareah besar kecilnya tingkat kebutuhan akan adanya
wajib melaksakan kegiatan berikut: analisis jabatan juga tergantung pada
Pertama, melakukan pentaan pegawai kebutuhan organisasi tersebut. Organisasi
negeri sipil di lingkungan unit kerja publik dituntut adanya produktifitas kerja yang
mengacu pada Keputusan Men.PAN tinggi untuk mencapai tujuan kerja. Namun
Nomor:Kep/23/23.2/M.PAN/2004 tanggal pada permasalahan lain pada Bagian
16 Februari 2004 tentang Pedoman Penataan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten
Pegawai. Malang kenyataannya masih ada pegawai
Kedua, setiap instansi wajib melak- negeri sipil yang kurang paham terhadap pe-
sanakan analisis jabatan yang mengacu pada kerjaannya. Ada sebagian pegawai, terutama
Keputusan Men.PAN Nomor: KEP/61/ yang baru diterima tidak memahami apa yang
M.PAN/6/2004 tanggal 21 Juni 2004 tentang akan dikerjakannya nanti. Walaupun dalam
Pedoman Pelaksaaan Analisis Jabatan. iklan lowongan pekerjaan mereka su- dah
Ketiga, setiap instansi pemerintah harus tergambarkan jenis pekerjaan apa yang
melaksanakan analisis beban kerja berda- dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting
sarkan/mengacu pada keputusan Men.PAN untuk menyamakan pandangan ter-hadap jenis
Nomor:KEP/75/M.PAN/7/2004 tanggal 23 pekerjaaan yang akan dilakukan.
Tumpang tindih dan konflik, antara daya manusia untuk melakukan pekerjaan
pegawai yang satu dengan yang lainnya tertentu. Untuk itu penciptaan desain analisis
seringkali melakukan pekerjaan yang jabatan menjadi menjadi tuntutan bagi
sama meskipun mereka berada dalam organisasi. Melalui analisis jabatan yang
bidang berbeda. Kondisi ini dapat tepat akan diperoleh semua informasi
mengakibatkan salah paham atau konflik mengenai suatu jabtan, anatara lain meliputi
terutama dalam hal pertanggungjawaban dimensi pekerjaan, tugas-tugas, tanggung
atas pekerjaan. Hal ini tentu disebabkan jawab, karateristik sumber daya manusia
oleh belum jelasnya pekerjaan masing- bdan kondisi kerja. Dengan dimensi-dimensi
masing pegawai. Arus kerja tidak lancar, tersebut, organisasi dapat menyusun
dalam arus kerja, pekerjaan yang satu deskripsi jabatan yang benar-benar sesuai
tentu berhubungan dengan pekerjaan yang dengan karateristik masing-masing jabatan,
lainnya. Apabila satu pekerjaan belum sehingga analisis jabatan yang dipakai dapat
memahami kemana pekerjaan itu memberikan kontribusi bagi peningkatan
diteruskan maka kondisi itu dapat produktivitas kinerja pegawai.
mengakibatkan terhentinya proses pada Berdasarkan kajian teori yang telah
pekerjaan yang lain. dipaparkan, segala upaya yang dilakukan
Keberhasilan suatu organisasi dalam upaya meningkatan kinerja pegawai
bukanlah merupakan suatu yang dapat dimungkinkan akan lebih optimal hasilnya
diperoleh secara instan, namun merupakan bila didahului dengan adanya analisis
suatu proses integrasi dari kinerja individu jabatan yang benar dan optimal terlebih
yang melakukan aktivitas organisasi. dahulu. Terlebih pada organisasi yang
Maka hasil dari analisis jabatan ini mempunyai banyak lini dalam struktur
diharapkan akan dapat tersusun uraian organisasinya dan sangat kompleks
jabatan yang baik, yang sesuai dengan permasalahn yang dihadapi seperti halnya
ketrampilan, tugas, kemampuan dan pada Sekretariat Daerah Kabupaten malang.
pengetahuan yang di- butuhkan sumber
Tinjauan Pustaka pengumpulan fakta atau informasi mengenai
1. Analisis Jabatan seluk-beluk suatu pekerjaan. Menurut
Definisi atau pengertian menurut para Sedarmayanti (2009, h.151), Manfaat yang
ahli mengenai Analisis jabatan, menurut dapat diperoleh dengan adanya proses analisis
Sirait (2006, h.46) adalah proses untuk jabatan, antara lain :
memperoleh informasi serinci mungkin a) Penarikan, seleksi dan penempatan
mengenai fakta-fakta yang terjadi, yang pegawai; b) Sebagai petunjuk dasar dalam
diperlukan guna menyelesaikan tugas-tugas menyusun program latihan dan
yang ada dalam suatu jabatan. Selain itu, pengembangan; c) Menilai kinerja/
menurut Gibson, Ivancevich, dan Donelly, pelaksanaan kerja; d) Memperbaiki cara
(1993, h.38) analisis jabatan adalah proses bekerja pegawai; e) Merencanakan
pengambilan keputusan yang mener- organisasi agar memenuhi syarat/
jemahkan faktor tugas, manusia, dan memperbaiki struktur organisasi sesuai
teknologi menjadi sebuah desain pekerjaan. beban dan fungsi jabatan; f)
Analisis jabatan berfungsi untuk Merencanakan dan melaksanakan promosi
mengumpulkan data secara sistematis dan serta transfer pegawai; g) Bimbingan dan
membuat pertimbangan mengenai semua penyuluhan pegawai.
informasi penting yang berhubungan
pekerjaan tertentu. Hasil analisis jabatan 3. Elemen Analisis Jabatan
merupakan masukan terhadap banyak Analisis jabatan merupakan proses
aktivitas sumber daya manusia. Analisis
jabatan bertujuan untuk menyediakan suatu
pemahaman yang mendalam tentang isi dan
persyaratan pekerjaan bagi manajemen.

2. Manfaat Analisis Jabatan


Analisis jabatan merupakan proses
Sedarmayanti (2007, h.145), yaitu uraian manusiawi suatu jabatan, yakni
jabatan dan spesifikasi jabatan: pendidikan, ketrampilan,
kepribadian, dan lain-lain yang sesuai
Uraian jabatan (Job description) produk dari analisis jabatan. Wether dan
Berdasarkan pendapat Dessler Davis (1996) dalam Sirait (2006, h.55)
dalam bukunya ”Human memberikan definisi “Job
Resources management” (2003, h.115), specification descripbes what the
mendefinisikan bahwa uraian jabatan job demans of employee who do it and the
adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung human skills that are required” spesifikasi
jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, jabatan menguraikan permintaan-permintaan
tanggung jawab kepenyeliaan suatu dari suatu jabatan kepada pegawai yang
jabatan-suatu produk dari analisis jabatan. mengerjakan jabatan tersebut dan
Uraian Jabatan adalah satu pernyataan ketrampilan-ketrampilannya.
yang tertulis yang
menerangkan kewajiban- Hipotesis Penelitian
kewajiban, kondisi kerja, dan aspek-aspek Dalam penelitian ini uraian jabatan
lain dari satu jawaban yang khusus Sirait (X1), dan spesifikasi jabatan (X2) adalah
2006, h.53). variabel-variabel yang digunakan sebagai
hipotesis. Apakah variabel-variabel tersebut
Spesifikasi Jabatan (Job Specification) nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja
Berdasarkan pendapat Dessler (2003, pegawai (Y).
h.115), mendefinisikan bahwa spesifikasi
:berpengaruh secara parsial
jabatan adalah suatu daftar dari tuntutan
pengumpulan informasi tentang jabatan :berpengaruh secara simultan

tertentu dan proses sistematis menentukan


ketrampilan, tugas, dan pengetahuan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan ter-
tentu dalam organisasi. Analisis jabatan
mempunyai dua jenis informasi
Metode Penelitian punyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
H1: diduga variabel uraian jabatan (X 1), berstrata secara proporsional bisa
spesifikasi jabatan (X2) berpengaruh secara menggunakan teknik proportionate stratified
simultan terhadap kinerja pegawai (Y) random sampling. Rumus yang digunakan
H2: diduga variable-variabel uraian jabatan untuk menghitung besaran sample meng-
(X1) berpengaruh secara signifikan terhadap gunakan rumus slovin Umar 2010, h.65).
kinerja pegawai (Y) Sehingga jumlah sampel yang digunakan pada
H3: diduga variable-variabel spesifikasi penelitian ini sejumlah 71 orang. Teknik
jabatan (X2) berpengaruh secara signifikan Pengumpulan data yang digunakan adalah
terhadap kinerja pegawai (Y) dengan observasi, wawancara dan penyebaran
kuesioner.
Penelitian ini menggunakan ex- Data merupakan penggambaran va- riabel
planatory research dengan pendekatan yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
kuantitatif. Singarimbun (2006, h.5) pe- pengukur hipotesis. Benar tidaknya data sangat
nelitian penjelasan (explanatory research) menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian.
adalah penelitian yang menjelaskan Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari
hubungan kausal antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini H
dilakukan dengan cara pengambilan sampel 2

Uraian Jabatan
dari suatu populasi dan menggunakan (X1)
H
1
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kinerja Pegawai
(Y)
H
Populasi penelitian adalah seluruh pegawai
Spesifikasi jabatan
(X2) 3

pada Sekretariat Daerah Kabupaten baik tidaknya instrumen pengumpul data.


Pemerintah Kabupaten Malang. Mengacu Instrumen yang baik harus memenuhi dua
pendapat Sugiyono bila populasi mem- persyaratan yaitu valid dan reliable. Untuk itu
diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. indeks korelasi product moment (r
hitung) dengan nilai kritis/pro-
1. Uji Validitas babilitasnya. Dari rumus tersebut akan
Uji validitas dapat dilakukan dengan didapat nilai korelasi product moment,
menghitung nilai korelasi antara data apabila nilai koefisien korelasi
pada masing-masing pertanyaan dengan mempunyai taraf signifikasi < 0,05
skor total. Valid tidaknya suatu item da- (α=5%) atau r hitung > r tabel (tingkat
pat diketahui dengan membandingkan kepercayaan 95%, α=0,05), maka item
pertanyaan yang digunakan dalam
instrumen penelitian tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilittas yang digunakan adalah
dengan Alpha Cronbach. Menurut
Arikunto apabila alpha ≥0,6 maka
dinyatakan reliable.

Analisis Data Dan Pembahasan


Hasil analisis deskriptif pada penelitian
ini berdasarkan distribusi frekuensi masing-
masing item pertanyaan yang diperoleh dari
jawaban 71 responden melalui kuesioner.

Distribrusi frekuensi variabel uraian


jabatan(X1)
Distribrusi frekuensi variabel spesifikasi
jabatan(X2)
(Ghozali, 2007:92). Hasil uji
Distribrusi frekuensi variabel kinerja multikolinieritas sebagai berikut.
.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai VIF


masing-masing variabel bebas lebih kecil
dibandingkan 10, sehingga variabel bebas
yang digunakan pada penelitian ini tidak ter-
jadi multikolinieritas (non-multikolinieritas).
Heteroskedastisitas adalah suatu ke-
pegawai (Y) adaan yang masing-masing pengganggu
tidak konstan. Hasil pengujian he-
teroskedastisitas dengan menggunakan
koefisien korelasi Rank Spearman.

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman


dapat diketahui bahwa variabel bebas yang
digunakan pada penelitian ini tidak terjadi
heteroskdastisitas (homoskedastisitas), ka-
rena nilai rs hitung yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan rs tabel atau nilai sig.
lebih besar dibandingkan α sebesar 0.05.
Analisis regresi linier dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu
Pengujian asumsi klasik menunjukkan variabel uraian jabatan (X1) dan variabel
normalitas data menggunakan normal P-P
spesifikasi jabatan (X2) terhadap variabel
Plot sebagai berikut. terikat, yaitu kinerja pegawai (Y) secara
simultan maupun parsial. Perhitungan
analisis regresi linier berganda pada
Uji multikolinieritas untuk menguji penelitian inidengan menggunakan bantuan
apakah model regresi ditemukan adanya software SPSS versi 17.0 for windows.
korelasi antara variabel bebas. Model
regresi seharusnya tidak terjadi korelasi
antara variabel independen. Nilai cutoff
umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai
tolerance
<0.10 atau sama dengan nilai VIF >10

Hasil pengujian menunjukan koefisien


korelasi berganda (R) sebesar 0.765 yang
berarti bahwa hubungan antara semua
variabel bebas, yaitu variabel uraian jabatan
(X1), danpersyaratan jabatan (X2) terhadap
variabel terikat, yaitu kinerja pegawai (Y) Nilai R Square sebesar 0.585 atau 58.5%
tergolong kuat. menunjukkan bahwa variabel uraian jabatan
(X1), danpersyaratan jabatan (X2) yang (X2) secara bersama-sama berpengaruh
digunakan dalam persamaan regresi ini signifikan terhadap variabel kinerja pegawai
secara bersama-sama memberikan kontribusi (Y).
terhadap variabel kinerja pegawai (Y)
sebesar 0.585 atau 58.5%. Sedangkan 2. Hasil Pengujian hipotesis II
sisanya yaitu 41.5% merupakan kontribusi Pada variabel uraian jabatan (X1), nilai
dari variabel lain yang tidak masuk dalam t hitung yang diperoleh sebesar 4.733 lebih
penelitian ini. besar dibandingkan t tabel sebesar 1.99 atau
Pembahasan masing-masing variabel sig. sebesar 0.000lebih kecil dibandingkan
penentu yang mempengaruhi kepuasan  sebesar 0.05 sehingga H0 ditolak.
mahasiswa adalah sebagai berikut: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
1. Variabel Uraian Jabatan (X1) variabel uraian jabatan (X1) berpengaruh
Koefisien regresi variabel uraian signifikan secara parsial terhadap kinerja
jabatan (X1)sebesar 0.902 menunjukkan pegawai (Y).
bahwa setiap kenaikan satu satuan uraian
jabatan (X1) maka kinerja pegawai (Y) 3. Hasil Pengujian Hipotesis III
akan meningkat sebesar 0.902 satuan Pada variabel persyaratan jabatan (X2),
dengan menganggap variabel bebas yang nilai t hitung yang diperoleh sebesar
lain konstan. 3.649lebih besar dibandingkan t tabel
2. Variabel Spesifikasi Jabatan (X2) sebesar 1.99 atau sig. sebesar 0.001 lebih
Koefisien regresi variabel persyaratan kecil dibandingkan  sebesar 0.05 sehingga
jabatan (X2) sebesar 0.774 menunjukkan H0 ditolak. Dengan demikian dapat
bahwa setiap kenaikan satu satuan disimpulkan bahwa variabel persyaratan
persyaratan jabatan (X2) maka kinerja jabatan (X2) berpengaruh signifikan secara
pegawai (Y) akan meningkat sebesar 0.774 parsial terhadap kinerja pegawai (Y).
satuan dengan menganggap variabel bebas
yang lain konstan. Hasil dan Diskusi
Berdasarkan hasil uji t, variabel uraian
Hasil Pengujian Hipotesis jabatan berpengaruh signifikan pada taraf
Hasil pengujian hipotesis pada kepercayaan 95 % secara parsial terhadap
penelitian ini dapat diketahui melalui tabel kinerja pegawai. Hasil penelitian menyim-
hasil analisis regresi linier berganda yang pulkan bahwa terdapat pengaruh yang
menunjukkan hasil pengaruh variabel bebas signifikan pada variabel Uraian Jabatan (X1)
terhadap variabel terikat secara simultan terhadap Kinerja Pegawai (Y). Hal ini
melalui uji F maupun secara parsial melalui ditunjukan dengan nilai koefisien regresi (B)
uji t. Hasil pengujian hipotesis disajikan sebesar 0.902 dengan thitungsebesar 4,733
sebagai berikut: dan Sig. sebesar 0,000 (α<0,05), Ho ditolak.
Hal ini berarti bahwa uraian jabatan ber-
1. Hasil pengujian hipotesis I pengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Hipotesis I untuk menduga bahwa Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Uraian jabatan (X1), spesifikasi jabatan(X2) variabel Uraian Jabatan (X1) berpengaruh
berpengaruh secara simultan terhadap signifikan secara parsial terhadap Kinerja
kinerja pegawai(Y) diuji melalui uji F. Nilai Pegawai (Y). Hal ini dapat dimengerti
F hitung sebesar 47.944 lebih besar bahwa apabila pegawai memiliki jabatan
dibandingkan F tabel sebesar 3.13, atau sig. yang jelas di suatu organisasi maka akan
sebesar 0.000 lebih kecil dibandingkan  memberikan kontribusi kerjanya secara
sebesar 0.05 maka H0 ditolak. Dengan positif dengan didukung kondisi lingkungan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kerja yang baik. Sehingga akan dapat
uraian jabatan (X1), dan persyaratan jabatan mengemban tugas-tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan maksimal. Menurut Payaman
(2005, h.19), suatu organisasi dapat me-
ningkatkan kinerjanya dengan men-ciptakan
iklim yang kondusif. Namun dari hasil dis-
tribusi frekuensi variabel uraian jabatan di Sekretariat Daerah Kabupaten Malang item
Kondisi Lingkungan memiliki nilai rata-rata dengan harapan, dan sesuai dengan aturan
yang masih rendah. menteri dalam negeri. Di dalam hasil
Berdasarkan hasil uji t, variabel analisis jabatan diambil yang berhubungan
persyaratan jabatan berpengaruh signifikan dengan kepegawaian. Analisis jabatan
pada taraf kepercayaan 95 % secara parsial memiliki peran sebagai alat untuk
terhadap kinerja pegawai, dengan nilai memudahkan desain ulang dan perubahan
koefisien regresi sebesar 0.774. Hal ini pekerjaan. Hasil dari analisis jabatan juga
berarti bahwa persyaratan jabatan ber- bisa digunakan untuk penyusunan formasi,
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. mutasi, juga memudahkan administrasi gaji
Dengan kata lain, semakin tinggi per- pegawai, penilaian prestasi, perencanaan
syaratan jabatan maka kinerja pegawai akan organisasi.
semakin meningkat, sebaliknya jika
persyaratan jabatan rendah maka kinerja Kesimpulan
pegawai akan menurun. Hal ini menunjukan Melalui uji f dapat disimpulkan bahwa
pada variabel Spesifikasi Jabatan (X2) variabel uraian jabatan (X1), dan variabel
memiliki koefisien dan nilai t hitung lebih kecil spesifikasi jabatan (X2), secara bersama-
dibandingkan variabel Uraian Jabatan (X1). sama berpengaruh signifikan terhadap
Hasil penelitian ini juga menunjukan variabel kinerja pegawai (Y). Nilai f hitung
bahwa secara parsial variabel spesifikasi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan f
jabatan (X2) yang memiliki pengaruh tabel yaitu 47,944 > 3,13 dengan
terhadap kinerja pegawai (Y), namun tidak probabilitas sebesar 0.000 yang nilainya
mendominasi. Meningkatnya spesifikasi ja- lebih kecil dari 0.05.
batan maka kinerja pegawai akan mengalami Pengaruh variabel uraian jabatan (X1)
peningkatan secara nyata. Kurang op- terhadap kinerja pegawai (Y) memiliki t
timalnya spesifikasi jabatan ini dikarenakan hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,733 >
ada beberapa pegawai yang masih belum 1,99 dan probabilitas 0,000 < α 0,05, maka
menduduki jabatannya yang sesuai dengan dapat dikatakan bahwa pengujian sig-
latar belakang pendidikan yang dimiliki, nifikansi atau H0 ditolak, yang berarti
sehingga masih kurangnya pengalaman variabel uraian jabatan (X1) mempunyai
terhadap tugas yang diperoleh. pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Kinerja adalah hasil kerja secara kinerja pegawai (Y), apabila variabel bebas
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh lainnya konstan.
seorang pegawai dalam melaksanakan Pengaruh variabel spesifikasi jabatan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) memiliki
yang diberikan. Dari hasil penelitian, kinerja t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,649 >
pada sekretariat daerah kabupaten malang 1,99 dan probabilitas 0,001 < α 0,05, maka
sudah baik, hal tersebut dibuktikan dengan dapat dikatakan bahwa pengujian
nilai rata-rata pada kinerja memiliki nilai signifikansi atau H0 ditolak, yang berarti
yang tinggi sebesar 4,22. Dengan demikian variabel spesifikasi jabatan (X2) mempunyai
dapat disimpulkan bahwa apabila uraian pengaruh yang signifikan terhadap variabel
jabatan dan spesifikasi jabatan jika secara kinerja pegawai (Y), apabila variabel bebas
bersama-sama implementasinya diting- lainnya konstan.
katkan maka kinerja pegawai akan Dukungan atau kontribusi uraian jabatan
meningkat. (X1) dan spesifikasi jabatan (X2) terhadap
Berdasarkan wawancara juga didapat kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah
informasi bahwa uraian jabatan dan Kabupaten Malang adalah sebesar 58%,
spesifikasi jabatan pada Sekretariat Daerah sisanya yaitu 42% dipengaruhi oleh variabel
Kabupaten malang sudah berjalan sesuai lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2. Edisi Kesembilan. PT Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Gibson, J.L., J.M. Ivancevich,., & J.H. Donnelly (1993) Organizations, Behavior, Structure, Processes.
Dialih bahasakan oleh Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Nomor KEP/61/M.PAN/6/2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Jabatan. Jakarta.
Muhammad S. R. (2009) Impact Of Job Analysis On Job Performance. National University Of
Modern Languages, Islamabad. 5(2):17 36
Permendagri No.35 (2012) Analisis Jabatan Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah.
Sedarmayanti (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil). Refika aditama. Bandung.
Simanjuntak, P.J. (2005) Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Singarimbun, M. dan Effendi (1989) Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.
Sirait T.J. (2006) Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.
Grasindo, Jakarta.
Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. CV Alphabeta, Bandung.
Umar, H. (2010) Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai