Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PENGANTAR DAN SIFAT TRANSFORMASI LAPLACE

OLEH : PENDI RISWANDI


NIM : 2312202001

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan diferensial merupakan ilmu matematika yang dapat digunakan untuk menjelaskan
masalah-masalah fisis. Masalah fisis merupakan masalah yang berkaitan dengan hukum
alam, yang dibahas dalam ilmu fisika. Masalah fisis tersebut dapat dipahami sebab akibatnya
apabila dibentuk dalam model persamaan diferensial. Namun hanya sistem fisis sederhana
saja yang bisa dimodelkan dalam persamaan diferensial biasa. Berbagai bidang fisis lainnya
yang harus dimodelkan dalam persamaan diferensial parsial seperti masalah fluida, transfer
panas, teori elektromagnetik, maupun perambatan gelombang. Salah satu masalah fisis yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu masalah gelombang (Demang dkk.,
2013). Ada berbagai macam masalah gelombang diantaranya masalah gelombang pada
senar. Penyelesaian permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Permasalahan gelombang pada senar misalnya dapat diselesaikan dengan metode yang
berbeda seperti: Transformasi Fourier, Pemisahan Variabel, maupun D’alembert (Demang
dkk., 2013). Namun ada sebuah metode yang dikenalkan oleh George Adomian (1922-1996)
seorang matematikawan dari Amerika, dimana metode tersebut lebih dikenal dengan Metode
Dekomposisi Adomian. Pada metode ini, persamaan diferensial ditulis dalam bentuk
persamaan operator. Operator yang digunakan merupakan operator diferensial. Selanjutnya,
operator diferensial pada Metode Dekomposisi Adomian diganti dengan operator
transformasi Laplace ℒdan invers dari operator ℒ adalah invers transformasi Laplace ℒ .
Selanjutnya, metode ini disebut Metode Dekomposisi Adomian Laplace (Yuni, 2012 ).
Metode dekomposisi Adomian sebelumnya telah diterapkan oleh Widiya Fitrina Sari (2014)
dalam artikelnya yang berjudul “Modifikasi Metode Dekomposisi Adomian untuk
Menyelesaikan Persamaan Gelombang Nonlinear”. Pada penelitian tersebut persamaan
gelombang diselesaikan dengan metode Dekomposisi Adomian yang dimodifikasi agar dapat
diperoleh solusi yang lebih sederhana. Dilain pihak, penelitian oleh Yuni (2012) yang
berjudul “Metode Dekomposisi Adomian Laplace untuk Solusi Persamaan Diferensial
Nonlinear Koefisien Fungsi”, pada penelitian ini akan digabungkan teori transformasi
Laplace dan bagian nonlinear dari persamaan diferensial diuraikan dengan polinomial
Adomian. Penelitian tentang persamaan gelombang sebelumnya telah diteliti oleh Demang
dkk.(2013) yang berjudul “ Penyelesaian Persamaan Gelombang dengan Metode
D’Alembert” penelitian ini dilakukan dengan cara mengenalkan variabel bebas baru,
kemudian variabel bebas tersebut diturunkan sehingga terbentuk penyelesaian persamaan
gelombang. Dengan mensubstitusikan nilai awal diperoleh persamaan khusus dari
persamaan gelombang yang disebut sebagai penyelesaian D’alembert. Sesuai dengan uraian
di atas penulis bermaksud untuk mempelajari dan mengkaji “Solusi Persamaan Gelombang
dengan Metode Dekomposisi Adomian Laplace”.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Transpormasi Laplace
Transpormasi Laplace adalah suatu teknik untuk menyederhanakan permasalahan
dalam suatu sistem yang mengandung masukan dan keluaran, dengan melakukan
transformasi dari suatu domain pengamatan ke domain pengamatan yang lain. Sedangkan
transformasi adalah suatu proses perubahan dari bentuk satu ke bentuk lainnya, seperti
contoh: kipas angin, listrik tenaga air, megickom, setrika, dll. Dalam matematika jenis
trasformasi ini merupakan suatu konsep yang penting sebagai bagian dari analisis
fungsional, yang dapat membantu dalam melakukan analisis system invariant –waktu
linier, seperti: rangkaian elektonik, osilator harmonic, devais optik, sistem-sistem
mekanik.
Transformasi Laplace dapat juga digunakan untuk menyelsaikan masalah nilai
awal yang tidak bisa diselsaikan dengan metode sebelumnya. Berikut ini adalah ilustrasi
penggunaan transformasi Laplace.

Masalah Nilai Transformasi Laplace


Masalah
Awal Aljabar

Sulit Sangat Mudah

Penyelsaian Penyelsaian
Masalah Nilai Masalah Aljabar
Awal Transformasi Laplace Invers

Gambar 2.1 Ilustrasi Transformasi Laplace

Pada Gambar2.1 hanya diperhatikan persamaan diferensial tak homogeny dengan


f(x) adalah fungsi kontinu yang cukup sederhana. Pada baba ini akan mulai dilihat f(x)
yang tidak kontinu. Ini merupakan masalah yang memberikan alasan untuk menggunakan
trasformasi Laplace.
Sebelum mulai dengan definisi Transformasi Laplace, diperlukan untuk
mempuyai definisi lain dari hal tersebut. Suatu fungsi dikatakan kontinu sepotong-
sepotong (piecewise continuous) pada suatu interval jika interval tersebut dapat dipecah
menjadi berhingga subinterval sehingga fungsi kontinu pada setiap subinterval terbuka
(yaitu subinterval tanpa titik akhir) dan mempuyai limit kiri dan limit kanan yang
berhingga (tidak perlu sama) pada setiap titik akhir dari setiap subinterval.
1. Definisi
 Definisi 2.1

Misalkan f ( x ) fungsi yang terdefinisikan untuk setiap x ≥ 0, transformasi laplace dari


fungsi f ( x ) didefinisikan sebagai:


L { f ( x ) }=F ( s )=∫ e−st f ( x ) dx
0

Dengan s adalah real dan L dinamakan operator transformasi Laplace

Dengan notasi F ( s ) , dicatat bahwa sebenarnya nilai transformasi merupakan suatu fungsi
dari variable baru s dan semua x akan hilang dalam proses integrasi.

 Teorema 2.1 (Syarat Eksistensi)

Transformasi Laplace L { f ( x ) } yang didefinisikan ada untuk semua s>a jika

1. f ( x ) adalah kontinu sepotong-sepotong pada 0 ≤ x ≤ ∞, dan


2. f ( x ) adalah tingkat eksponensial (eksponential order) kalau x → ∞, yaitu terdapat
konstanta real K , a ,dan T sehingga
|f ( x)|≤ K eax , umtuk semua x >T > 0.
 Definisi 2.2
Jika tranformai laplace untuk f ( x ) adalah F ( s ) , maka dikatakan bahwa transformasi
laplace invers untuk F ( s ) adalah f ( x ), atau

L−l { F( s) } =f ( x).

Dengan L−l dinamakan operator transformasi Laplace Invers.

 Teorema 2.2 (Syarat untuk eksistenti)

Syarat cukup untuk eksistensi suatu transformasi laplace invers untuk F ( s ) :


lim F (s )=0 dan lim sF ( s ) =L< ∞.
x→ ∞ x→ ∞

Transformasi Laplace dari beberapa fungsi:

No. F(t ) L{F(t )}


1. 1 1
, s>0
s
2. T 1
, s>0
s2
2
3.
t 2
, s>0
s3
n
4.
t n!
, s >0
n = 0,1,2,3,…. s n+1
5.
at 1
e , s> 0
s−a
6. sin at a
, s >0
s +a2
2

7. cos at s
, s >0
s +a2
2

8. sinh at a
, s>|a|
s −a2
2

9. cosh at s
, s>|a|
s −a2
2

10. 2
s −a
t cos at
(s 2 +a 2 )2
11. t sin at s
2a (s 2 +a 2 )2

Contoh:
Tentukan Transfoemasi Laplace untuk
a. f ( x )=1 , x> 0
b. f ( x )=eax , x >0
c. f ( x )=cos ( bx ) , x >0
Penyelesaian:

∞ R x=R
e−sx
a. L { 1 }=∫ e
0
−sx
= lim ∫ e
R →∞ 0
−sx
dx= lim
R → ∞ −s
[ ] x=0

x= R
1−e−sR 1
¿ lim
R →∞ s [ ] = , s>0
s
∞ R
ax
b. L { e } =∫ e
−sx
( x )= lim ∫ e−(s −a) x dx
0 R→∞ 0

x=R
e−( s−a ) x 1−e−(s−a )R
¿ lim
R →∞ s−a [ ] x=0
= lim
R→ ∞
[ s−a ]
1
¿ , s>0
s−a

−sx
c. L { cos ⁡(bx) } =∫ e ( cos ( bx )) dx
0


¿ lim ∫ e−sx cos ( bx ) dx
R →∞ 0

x=R
e−sx
[
¿ lim 2 2 (−s cos ( bx ) +b sin( bx) )
R →∞ s +b ] x=0

e−sR
¿ lim
[ 2 2
(−s cos ( Rx ) + b sin(Rx) ) + 2 s 2 ]
R →∞ s +b s +b
s
¿ ,s>0
s + b2
2

2. Sifat-sifat Transformasi Laplace


2.1. Sifat Linear
Untuk sembarang konstanta k1 dan k2 dipunyai
L{k1 f1(x) + k2 f2(x)} = k1 L { f1(x)} + k2 L { f2(x)}
Contoh:
Tentukan transformasi Laplace untuk f ( x )=ax+ b.
Penyelesaian:
Berdasarkan sifar linear , dipunyai
L { ax+ b }=a L { x } +b L {1 }
1 1 a+bs
L { ax + b } = a 2 + b = 2 , s >0
s s s
2.2. Transalasi Fungsi
kita akan mencari transformasi Laplace dari fungsi yang ditranslasikan f (x−α )
disini ,
untuk nilai f ( x ) →0 untuk nilai x >0 atau dengan kata lain
f (x−α ) → 0 untuk nilai x <¿α

Karena f ( x−α )=0 untuk 0< x <α


F ( s ) =∫ f (u)e−su du, dimana u=x−¿ α
0


¿ ∫ f ( x−α) e−s (x−α ) dx
0


¿ e α s∫ f ( x−α ) e− sx dx
0

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

L [ f ( x−α ) ] =e−αs F(s)

2.3. Perkalian f (x) dengan e−αx



−αx
L [e f ( x) ] =∫ e−αx f ( x ) e−sx dx
0


L [ e−αx f (x) ] =∫ f (x )e−sx−αx dx
0


¿ ∫ f ( x)e−(s +α ) x dx
0


f ( x) ] =∫ f ( x ) e−( s+ α ) x dx
−αx
L [e
0

¿ F (s +α )
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
L [ e−αx f ( x) ] =F( s+ α )
2.4. Penskalaan waktu f ( αx )

x x −sx
[ ( )] ( )
L f
α
=∫ f
0 α
e dx

∞ −αsx
¿∫ f
0
x
α()
e α
d ( αx ) , jika αx =τ

¿ ∫ f (¿ τ ) e−αsτ d ( τ)¿
0

¿ αF ( s)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
x
[ ( )]
L f
α
=αF ( s)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan makalah semua metode yang digunakan baik integral
persamaan diferensial adalah metode matematika yang dapat digunakan untuk
menjelaskan masalah-masalah fisis. Masalah fisis tersebut dapat dipahami
sebab akibatnya apabila dibentuk dalam model persamaan diferensial
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Didit Budi, 2011, Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai