Makalah Mikrobiologi
Makalah Mikrobiologi
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini, akan membahas tentang bagaimana cara penanaman
mikroba dan isolasi mikroba. Serta memahami tentang mikroba parasit obligat dan cara
penanaman mikroba tersebut.
1
BAB 1I
TINJAUAN PUSTAKA
Secara klasik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan (plantae) dan
dunia binatang (animalia). Jasad hidup yang ukurannya besar dengan mudah dapat
digolongkan ke dalam plantae atau animalia, tetapi mikroba yang ukurannya sangat
kecil ini sulit untuk digolongkan ke dalam plantae atau animalia. Selain karena
ukurannya, sulitnya penggolongan juga disebabkan adanya mikroba yang mempunyai
sifat antara plantae dan animalia. Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang
menuju ke sifat plantae atau animalia. Hal ini digambarkan sebagai pengelompokan jasad
berturut-turut oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. Berdasarkan perbedaan organisasi
selnya, Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia),
dengan protista. Protista untuk menampung jasad yang tidak dapat dimasukkan pada
2
golongan plantae dan animalia. Protista terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur
atau fungi, dan bakteri yang mempunyai sifat uniseluler, sonositik, atau multiseluler
tanpa diferensiasi jaringan.
Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur biologi.
Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas
kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel
(multiseluler). Pada jasad multiseluler umumnya sudah terdapat pembagian tugas
diantara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna.
Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel
hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembangan selnya
belum sempurna dan Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya
telah sempurna.
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus.
Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau
submikroskopik. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur virus
terutama terdiri dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat
membentuk energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup
lain.
Selain virus ada jasad hidup yang disebut viroid, yaitu bahan genetik RNA yang
bersifat infeksius (dapat menginfeksi) sel inang. Viroid membawa sifat genetiknya
sendiri yang dapat diekspresikan di dalam sel inang. Jasad yang lebih sederhana dari
virus adalah prion, yang terdiri suatu molekul protein yang infeksius. Adanya kenyataan
ini merupakan perkecualian sistem biologi, sebab prion menyimpan sifat genetiknya di
3
dalam rantaian polipeptida, bukan di dalam RNA atau DNA. Prion dapat menggandakan
diri di dalam sel inang dengan mekanisme yang belum diketahui dengan jelas.
Suatu bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan susunan
kimianya. Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal sebagai fermentasi
(pengkhamiran) dan pembusukan (putrefaction). Fermentasi merupakan proses yang
menghasilkan alkohol atau asam organik, misalnya terjadi pada bahan yang
mengandung karbohidrat. Pembusukan merupakan proses peruraian yang
menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung protein.
Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing secara terpisah
menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu dijumpai adanya
khamir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula menjadi alkohol dan CO2
merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh Jj.
Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan
pembusukan merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812
telah berhasil disintesa senyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak
meneliti tentang proses fermentasi (1875-1876). Suatu saat
perusahaan pembuat anggur dari gula bit, menghasilkan anggur yang masam.
Berdasarkan pengamatannya secara mikroskopis, sebagian dari sel khamir diganti
kedudukannya oleh sel lain yang berbentuk bulat dan batang dengan ukuran sel lebih
kecil. Adanya sel-sel yang lebih kecil ini ternyata mengakibatkan sebagian besar proses
fermentasi alkohol tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, yaitu fermentasi asam
laktat. Dari kenyataan ini, selanjutnya dibuktikan bahwa setiap proses fermentasi
tertentu disebabkan oleh aktivitas mikroba tertentu pula, yang spesifik untuk proses
fermentasi tersebut. Sebagai contoh fermentasi alkohol oleh khamir, fermentasi asam
laktat oleh bakteri Lactobacillus, dan fermentasi asam sitrat oleh jamur Aspergillus.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan
yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai
komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan
medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion
kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak
4
daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Di setiap tempat seperti dalam tanah, udara, maupun air selalu dijumpai mikroba.
Umumnya jumlah mikroba dalam tanah terutama tanah sampah lebih banyak daripada di
6
dalam air ataupun udara. Umumnya bahan organik maupun anorganik lebih tinggi dalam
tanah sehingga cocok untuk pertumbuhan mikroba heterotrof maupun autotrof.
Keberadaan mikroba dalam tanah dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika tanah.
Komponen penyusun tanah yang terdiri atas pasir, debu, lempung dan bahan organik
maupun bahan penyemen lain membentuk struktur tanah. Struktur tanah akan
menentukan keberadaan oksigen dan lengas dalam tanah. Dalam hal ini akan terbentuk
lingkungan mikro dalam suatu tanah. Mikroba akan membentuk mikrokoloni dalam
struktur tanah tersebut, dengan tempat pertumbuhan tanah yang sesuai dengan sifat
mikroba dan lingkungan yang diperlukan.
Metode ini biasa disebut dengan Streak Plate bisa dilakukan pada medium
agar tegak steril, miring steril, atau medium agar pada cawan petri yang cair.
Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan adalah
metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan sel-
sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada
jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan
bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan
bakteri kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang
beradadi atass tr eak yang dibuat dan bukan di luar streak. Kelebihan metode ini
adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya
metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan
7
bakteri aerob saja. Alat – alat yang digunakan adalah jarum – ose, cawan petri,
inkubator.
8
Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan sejumlah bakteri ke
dasar cawan baru kemudian medium agar cair dimasukkan dan dibiarkan
memadat. Metode ini cocok digunakan apabila kita ingin menguji apakah suatu
koloni bakteri merupakan bakteri yang aerobik, anaerob fakultatif, ataukah
anaerob obligat. Pengujian ini dapat terjadi karena hasil akhir metode pour
plate adalah berupa pertumbuhan bakteri pada dasar medium, tengah medium,
dan pada permukaan medium. Bakteri yang terdapat pada dasar
medium mungkin adalah bakteri anaerob obligat, sedangkan bakteri yang
tumbuh pada bagian tengah medium adalah bakteri anaerob fakultatif, dan
bakteri yang tumbuh pada permukaan adalah bakteri aerob walaupun perlu
pengkajian lebih lanjut mengenai hal ini. Kekurangan metode ini adalah sulit
menentukan kontaminan dan kerapatan mikrobia karena jarak antar koloni
terlalu rapat.
3.1.2.1 Cara Kerja
3.1.2.1.1 Penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang
mengandung agar.
3.1.2.1.2 Didinginkan pada suhu 45oC.
3.1.2.1.3 Isinya diaduk untuk dituang bersama suspensi bakteri
3.1.2.1.4 Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri
kosong dan medium yang mencair dituangkan diatasnya.
3.1.2.1.5 Cawan ini diputar untuk mencampur isinya sebelum medium
menjadi padat.
9
3.2 Isolasi Mikroba
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.
Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur
aseptik. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Kegagalan dalam
pemindakan mikroba dapat menyebabkan kontaminasi pada pertumbuhan mikroba,
sehingga yang melatar belakangi pengadaan praktikum ini adalah untuk mengetahui
teknik isolasi mikroorganisme agar tidak terjadi kontaminasi dalam pertumbuhan
mikroba.
10
3.2.1.7 Salah satu koloni dipilih dari masing-masing tipe koloni yang tumbuh.
3.2.1.8 Diambil secara aseptis dengan ose satu koloni yang dikehendaki dan
suspensikan dalam air steril.
3.2.1.9 Diperiksa dengan pengecatan Gram.
3.2.1.10 Dipindahkan masing-masing jenis hasil isolasi ke dalam medium
nutrien agar miring.
3.2.1.11 Diinkubasikan pada temperatur yang sesuai selama 24-28 jam.
3.2.1.12 Uji kembali kemurniaanya dengan pengecatan Gram.
3.2.1.13 Jika tiap tabung hanya terdapat satu macam bakteri berarti isolasi
tersebut telah berhasil.
11
3.2.2.4 Cawan-cawan petri tersebut dan selanjutnya diinkubasi pada temperatur
kamar.
3.2.2.5 Setelah 24-48 jam inkubasi, amati bentuk koloni bakteri baiky ang tumbuh
di permukaan dan di dalam agar, apakah koloni-koloni bakteri terpisah
merata atau masih menyatu dengan bakteri lain membentuk spreader.
3.2.2.6 Diperhatikan koloni yang tumbuh pada media baik yang ada di
permukaan, tengah, dan dasar medium.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media biakan berfungsi untuk memberikan tempat dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan.
Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
sterilisasi dilakukan bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap
komposisi harus setimbang jumlahnya. Di dalam media harus terkandung semua unsur
hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikrobaMedia dibagi
menjadi 3 berdasarkan komposisinya, yaitu alami, semi sintetik dan sintetik. Media
dibagi menjadi 3 berdasarkan konsistensinya, yaitu cair, padat, dan setengah padat.
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium
tujuannya.
- Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose.
- Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose.
- Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate(metode gores), pour
plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan
proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur
tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi
cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Teknik penanaman dan isolasi mikroba sama – sama dibagi menjadi dua yaitu
metode gores (streak plate) dan metode tuang (pour plate). Metode gores adalah suatu
teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan
dengan kultur bakteri. Sedangkan metode tuang dilakukan dengan menginokulasi
medium agar yang sedang mencair pada temperatur 50⁰C dengan suspensi bahan yang
mengandung bakteri, dan menuangkannya ke dalam petridishsteril.
13
Parasit Obligat adalah sebuah parasit yang di alam dapat tumbuh dan berkembang
biak hanya dalam kondisi tertentu seperti pada atau dalam organisme hidup. Seperti pada
atau dalam organisme hidup, salah satu contoh parasit obligat adalah virus. Penanaman
mikroba parasit obligat merupakan salah satu medium yang digunakan adalah telur
ayam. Karena, embrio dan membran pendukungnya menyediakan keragaman tipe sel
yang dibutuhkan untuk kultur berbagai tipe virus yang berbeda.
3.2 Saran
Sebelum digunakan sebaiknya alat-alat dan bahan yang akan digunakan harus
disterilkan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan
tumbuh pada tempat tersebut.
14
DAFTAR FUSTAKA
Power Point “ Penanaman Mikroba dan Isolasi Mikroba serta Mikroba Parasit Obligat “
http://maskiahbiologi09.blogspot.com/2012/05/teknik-isolasi-mikroba.html
http://goresanpenaseru.blogspot.com/2013/07/isolasi-mikroba_9476.html
http://12650116-si.blogspot.com/2011/05/mikroba.html
15