Anda di halaman 1dari 17

PENGAKUAN HUTANG DENGAN PEMBERIAN JAMINAN

Nomor:...........

- Pada hari ini, hari ...............

tanggal...............................

pukul..............................WIB

- Berhadapan dengan saya, .................., Sarjana

Hukum, Notaris di ..................., dengan dihadiri

oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan nama-

namanya akan disebut pada akhir akta ini:

I. Nyonya.........................., Swasta, bertempat

tinggal di Jakarta, Bina Husada nomor 90, Rukun

Tetangga 004, Rukun Warga 003, Kelurahan Sunter

Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara,

pemegang Kartu Tanda Penduduk Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor : 09.5103.710159.0407;

- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak

dalam jabatannya selaku Direktur Utama dari dan oleh

karena itu untuk dan atas nama perseroan terbatas

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ, berkedudukan di


Kecamatan Cibitung, Kabupaten Daerah Tingkat II

Bekasi, Propinsi Jawa Barat, yang anggaran dasarnya

telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia tanggal sembilanbelas Mei seribu

sembilanratus sembilanpuluh lima (19-5-1995) Nomor

40, Tambahan Nomor 4107;

- Anggaran dasar mana diubah dengan akta tanggal

empatbelas Pebruari seribu sembilanratus sembilan

puluh enam (14-2-1996) Nomor 229, dibuat oleh ADAM*

KASDARMADJI, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang

hingga saat ini belum mendapat persetujuan dari


pihak yang berwenang.

- Dan untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini

telah mendapat persetujuan dari Komisaris Utama

Perseroan, yaitu Tuan HUSIN TANUMIHARJA. swasta,

beriempat tinggal dj Jakarta, Jalan Alamanda Blok A

2 nomor 33, Rukun Tetangga 012, Rukun Warga 008,

Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok,

Jakarta Utara, pemegang Kartu Tanda Penduduk Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Nomor: 09.5103. 100161.0002,

yang turut hadir dihadapan saya, Notaris, serta

saksi-saksi yang sama dan menandatangani akta ini

sebagai tanda persetujuannya.

- Selanjutnya disebut juga Pihak Pertama "DEBITOR".

II.Nona .............................., Sarjana Hukum,

karyawati, bertempat tinggal di Tangerang, untuk

sementara berada di Jakarta.

- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak

berdasarkan Surat Kuasa yang dibuat dibawah tangan

tertanggal lima Juni seribu sembilanratus sembilan


puluh delapan (5-6-1998), yang bermeterai cukup

dijahitkan pada minuta akta ini.

- Selaku kuasa Direksi dari dan oleh karena itu

untuk dan atas nama perseroan terbatas PT. BANK ABC

SENTOSA, berke-dudukan di Jakarta, yang berwenang

untuk melakukan tindakan hukum tersebut dibawah ini

telah memperoleh persetujuan dari dua komisaris

perseroan, sebagaimana ternyata dari Surat

Persetujuan yang dibuat dibawah tangan tertanggal

dua belas Januari seribu sembilan ratus sembilan

puluh tiga (12-1-1993) yang aslinya disimpan bersama


dengan akta penyimpanan surat tanggal dua belas

April seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga (12-

4-1993) nomor 124, yang dibuat oleh ARIKANTI

NATAKUSUMAH, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta;

- sesuai dengan ketentuan dalam pasal 11 anggaran

dasar perseroan, anggaran dasar mana telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal

duapuluh Oktober seribu sembilan ratus sembilan

puluh dua (20-10-1992) Nomor 84 Tambahan Berita

Negara Nomor 5242. dan terakhir dirubah dengan akta

tanggal tigapuluh Mei seribu sembilanratus sembilan

puluh lima (30-5-1995) Nomor 217, yang dibuat

dihadapan saya, Notaris, dan telah mendapat

persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia tanggal enam Maret seribu sembilanratus

sembilanpuluh enam (6-3-1996) Nomor: C2-

4110.HT.01.04.TH. '96.

- Untuk selanjutnya disebut juga Pihak Kedua

"BANK".
Para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas

menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:

- Bahwa antara perseroan terbatas PT. PERKREDITAN

RAKYAT XYZ, berkedudukan di Jakarta tersebut, untuk

keperluan usahanya telah mengajukan permohonan-

permohonan untuk memperoleh pinjaman dari perseroan

terbatas PT. BANK ABC SENTOSA, berkedudukan di

Jakarta, untuk selanjutnya disebut juga BANK.

- Bahwa atas permohonan tersebut BANK membuka/

menyediakan pada kantornya di Jakarta dalam jangka

waktu tersebut dalam pengakuan hutang ini, pinjaman


untuk DEBITOR dalam bentuk:

- Pinjaman Dengan Angsuran sampai jumlah setinggi

tingginya Rp. 100.000.000,- (seratus juta Rupiah);

- selanjutnya para penghadap bertindak sebagaimana

tersebut di atas menerangkan bahwa Pengakuan Hutang

Dengan Pemberian Jaminan ini dilangsungkan dengan

memakai syarat-syarat atau aturan-aturan sebagai

berikut:

Pasal 1

1. BANK dengan ini mengikat diri untuk memberikan

pinjaman kepada DEBITOR sebagaimana yang diuraikan

diatas dengan ketentuan bahwa BANK setiap waktu

berhak untuk menyesuaikan jumlah pinjaman yang

diberikan dengan jaminan yang disediakan oleh

DEBITUR ataupun dengan keadaan DEBITUR satu dan lain

semata mata menurut pertimbangan BANK.

- DEBITUR menerima pengikatan dari BANK tersebut

dan dengan ini mengikat diri pula untuk melunasi

pinjaman di-maksud berikut segala kewajiban yang


timbul dari adanya kredit tersebut.

2. Pinjaman tersebut dapat diulang berarti bila setelah

atau sebeluni jumlah maksimum pinjaman ditarik,

DEBITUR melakukan pembayaran-pembayaran kembali atas

hutang pokoknya, DEBITUR dapat meminjam kembali

jumlah-jumlah pembayaran tersebut dari BANK dalam

jangka waktu penarikan dengan ketentuan bahwa

seluruh jumlah hutang pokok yang terhutang oleh

DEBITUR kepada BANK pada setiap saat tidak melebihi

jumlah maksimum pinjaman yang telah ditetapkan

diatas, demikian tanpa mengurangi syarat-syarat yang


ditentukan dalam Pengakuan Hutang Dengan Pemberian

Jaminan ini.

Pasal 2

1. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal lima Juni

seribu sembilan-ratus sembilanpuluh delapan (5-6-

1998) dan diadakan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan

lamanya, sehingga akan berakhir dengan sendirinya

menurut hukum/harus sudah dibayar lunas selambat-

lambatnya pada tanggal duapuluh enam Nopember seribu

sembilanratus sembilanpuluh delapan (26-11-1998)

pelunasan mana meliputi hutang pokok, bunga-bunga,

provisi, denda dan biaya-biaya lainnya sesuai dengan

Daftar Angsuran yang dibuat dibawah tangan

tertanggal hari ini, bermeterai cukup ditandatangani

kedua belah pihak, dijahitkan pada minuta akta ini.

- Demikian pula DEBITUR diperkenankan untuk

melunasi pinjaman sebelum berakhirnya jangka waktu

yang telah ditetapkan tersebut diatas dengan

ketentuan DEBITUR wajib memenuhi ketentuan-ketentuan


dan perhitungan BANK yang berlaku.

2. Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana yang

dimaksud ayat 1 diatas, atas permintaan DEBITUR dan

dengan persetujuan BANK terlebih dahulu masa

berlakunya Pengakuan Hutang in1 dapat diperpanjang

untuk jangka waktu sampai jumlah dan dengan syarat

syarat yang kemudian akan ditetapkan oleh BANK dan

permintaan perpanjangan waktu tersebut harus sudah

diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum

berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan

tersebut.
Pasal 3

- Setelah ketentuan-ketentuan yang bermaktub dalam

Pengakuan Hutang Dengan Pemberian Jaminan ini dipenuhi,

maka penarikan-penarikan jumlah uang oleh DEBITUR

berdasarkan Pengakuan Hutang Dengan Pemberian Jaminan

ini, dapat dilakukan dengan sekaligus atau secara

bertahap dengan pemberitahuan 1 (satu) hari dimuka oleh

DEBITUR kepada BANK mengenai jumlah-jumlah yang akan

ditarik.

Pasal 4

1. Atas pinjaman yang diberikan tersebut DEBITUR

diwajibkan untuk membayar bunga untuk fasilitas

pinjaman tersebut sebesar 55% (limapuluh lima

prosen) pertahun effektif dihitung atas jumlah yang

terhutang, prosentase bunga yang mana dapat diubah

oleh BANK sesuai dengan ketentuan BANK dan/atau

ketentuan-ketentuan Undang-Undang Pemerin-tah yang

berlaku.

- Bunga atas pinjaman tersebut dihitung dari hari


ke hari dan harus dibayar lunas oleh DEBITUR kepada

BANK tiap-tiap tanggal duapuluh enam (26) setiap

bulan untuk pertama kalinya pada tanggal duapuluh

enam Juni seribu sembilanratus sembilanpuluh delapan

(26-6-1998)

2. Selain kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam

ayat 1 diatas, DEBITUR juga berkewajiban membayar

provisi sebesar 0,5% (nol koma lima prosen) per

tahun dari jumlah maksimum pinjaman tersebut yang

akan dipungut pada waktu akta ini ditandatangani dan

pada waktu perpanjangan pinjaman tersebut.


3. Bila DEBITUR terlambat membayar bunga, hutang pokok

sesuai dengan tanggal jatuh tempo dalam tiap-tiap

pembukuan dikenakan denda yang besarnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di BANK.

- Jumlah-jumlah kewajiban tersebut telah dan/atau

akan dibeban-kan oleh BANK kepada DEBITUR.

Pasal 5

1. DEBITUR wajib melakukan pembayaran-pembayaran

untuk melunasi atau mengangsur hutangnya kepada BANK

di Kantor BANK pada hari kerja dan jam kerja dengan

mendapat tanda penerimaannya.

2. Yang dimaksud dengan pinjaman dalam Pengakuan

Hutang Dengan Pemberian Jaminan ini ialah semua

jumlah uang yang sewaktu-waktu terhutang oleh

DEBITUR kepada BANK berdasarkan Pengakuan Hutang

Dengan Pemberian Jaminan ini (termasuk setiap

penambahan, perubahan, pembaharuan dan

penggantiannya), baik hutang pokok, provisi, bunga

dan biaya dan pajak ongkos Pengacara untuk menagih


hutang dan pelaksanaan perjanjian jaminan yang

berkenaan.

3. DEBITUR selanjutnya memberi hak kepada BANK untuk

membebankan pada rekening pinjaman DEBITUR yang ada

pada BANK dan yang senan-tiasa tersedia saldo yang

cukup, pembayaran-pembayaran yang wajib dilakukan

oleh DEBITUR berdasarkan Pengakuan Hutang Dengan

Pem-berian Jaminan ini baik jumlah-jumlah pokok

bunga, provisi maupun biaya-biaya lainnya;

- semua pembayaran dan penerimaan yang dilakukan

oleh DEBITUR akan dicatat dalam pembukuan yang ada


pada BANK.

Pasal 6

- Penyetoran-penyetoran uang oleh DEBITUR kedalam

rekening pinjaman DEBITUR pada BANK dianggap sebagai

pembayaran sebagian ataupun seluruhnya dari apa yang

terhutang berdasarkan pengakuan hutang ini.

- BANK akan mencatat penarikan-penarikan jumlah-jumlah

uang berdasarkan Pengakuan Hutang Dengan Pemberian

Jaminan ini dan penyetoran-penyetoran uang oleh DEBITUR

dalam satu rekening pjnjamannya sehingga senantiasa

dapat diketahui jumlah-jumlah yang terhutang oleh

DEBITUR pada rekening pinjamannya DEBITUR.

- DEBITUR wajib meminta kutipan atau foto copy dari

rekening pinjamannya di Kantor perseroan terbatas PT.

BANK ABC SENTOSA dengan batas waktu pengambilan

selambat-lambatnya akhir bulan dari tiap-tiap bulan

berjalan.

- Bilamana DEBITUR pada batas waktu pengambilan

tersebut tidak ataupun belum meminta kutipan/foto copy


dari rekening pinjamannya maka dianggap DEBITUR telah

menyetujui perhitungan jumlah yang terhutang dalam

rekening tersebut.

- Apabila DEBITUR telah mengambil kutipan/foto copy

rekening pinjaman sesuai dengan waktu pengambilan

diatas dan apabila terdapat hal-hal yang tidak

sesuai, DEBITUR dapat mengajukan keberatannya dengan

surat tentang rekening pinjaman tersebut dalam jangka

waktu 15 (limabelas) hari sejak diterimanya kutipan

atau salinan rekening pinjaman tersebut dari BANK,

lewat jangka waktu 15 (limabelas) hari tersebut tanpa


keberatan tertulis oleh DEBITUR maka dianggap rekening

pinjaman itu disetujui oleh DEBITUR dan DEBITUR tidak

boleh menyangkal sesuatu apapun didalam rekening

pinjaman itu setelah jangka waktu 15 (limabelas) hari

tersebut lewat.

Pasal 7

- DEBITUR berkewajiban untuk memenuhi segala peraturan

Peraturan serta kebiasaan BANK, baik peraturan dan

kebiasaan yang sekarang sudah ada (berlaku) maupun yang

akan diadakan dikemudian hari oleh BANK berkenaan

dengan pinjaman dimaksud dalam akta ini.

Pasal 8

- Untuk menjamin agar DEBITUR membayar hutangnya

kepada BANK sebagaimana mestinya, baik hutang yang

tersebut dalam akta ini maupun pinjaman yang akan

timbul/dibuat dikemudian hari oleh DEBITUR pada BANK

termasuk perubahan, penambahan, pembaharuan dan

perpanjangannya yang mungkin ada, baik karena hutang

pokok, bunga bunga, provisi, dan biaya-biaya lain


sehubungan dengan hutang dimaksud, maka penghadap

Nyonya COLETA SURIAMAN tersebut dan juga turut

menghadap dihadapan saya, Notaris dan para saksi yang

sama:

- Nyonya ESTER THAMRIN, swasta, bertempat tinggal di

Jakarta, Jalan Alamanda Blok A 2/33, Rukun Tetangga

012, Rukun Warga 008, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan

Tanjung Priok, Jakarta Utara, pemegang Kartu Tanda

Penduduk Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor:

09.5103.460162.0098, yang telah dikenal oleh saya,

Notaris yang selanjutnya disebut Penjamin, menerang-kan


dengan ini memberi jaminan atas hutangnya DEBITUR

kepada BANK berupa:

sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor 80/Cibuntu,

seluas 80 M2 (delapanpuluh meter persegi), yang

terletak di Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Bekasi,

Kecamatan Cibitung, Desa Cibuntu, sebagaimana diuraikan

dalam Gambar Situasi tertanggal duapuluh enarn Agustus

seribu sembilanratus sembilanpuluh enam (26-8-1996)

Nomor 21603/1996 dan lebih lanjut diuraikan dalam

Sertipikat tertanggal sepuluh Oktober seribu

sembilanratus sembilan puluh enam (10-10-1996),

tertulis atas nama PT. BUMI SERBA HIJAU, berkedudukan

di Jakarta.

- Yang diperoleh PT BUMI SERBA HIJAU, berdasarkan Akta

Jual Beli tertanggal ............ Nomor..........

yang dibuat dihadapan

- Demikian berikut segala sesuatu yang berada, ditanam

dan (jjdirikan diatas tanah tersebut yang karena sifat

guna per-untukkannya dan menurut Undang-Undang termasuk


barang tak bergerak.

- sebuah kendaraan merk BMW, type 318i, Model Sedan,

tahun pembuatan 1992 (seribu sembilanratus

sembilanpuluh dua), Isi Silinder 1796 CC, Warna Hitam,

Nomor Rangka FG61591, Nomor mesin 06317364, bahan bakar

Bensin, dengan Nomor Polisi B.239 gD sebagaimana

tercantum dalam Surat Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor

(BPKB) tanggal duabelas Mei seribu sembilanratus

sembilanpuluh dua (12-5-1992) Nomor 0222586 G.

- Jaminan Pribadi (Borgtocht) dari Nyonya COLETA SURI

AMAN dan Nyonya ESTER THAMRIN.


- semua jaminan tersebut akan diikat secara

tersendiri.

Pasal 9

- Menyimpang dari apa yang ditentukan dalam pasal 1

ayat 2 jika terjadi salah satu hal yang tersebut

dibawah ini, maka BANK berhak untuk seketika tanpa

somasi lagi mengakhiri Pengakuan Hutang ini dan

menuntut pembayaran dengan seketika dan sekali lunas

dari jumlah uang yang terhutang oleh DEBITUR pada BANK,

baik karena hutang pokok, bunga-bunga, provisi dan

biaya-biaya lainnya yang terhutang berdasarkan

Perjanjian ini berikut dengan perubahan, penambahan,

dan perpanjangan serta perjanjian-perjanjian lainnya

yang telah dan/atau akan dibuat tanpa suatu peringatan

dengan surat juru sita atau surat lain berupa itu tidak

diperlukan lagi:

a. bilamana antara BANK dan DEBITUR tidak tercapai

persetujuan tentang besarnya bunga yang harus

dibayar oleh DEBITUR atas jumlah-jumlah yang


terhutang oleh DEBITUR kepada BANK berdasarkan

Pengakuan Hutang Dengan Pemberian Jaminan ini;

b. bilamana angsuran hutang pokok, bunga atau Iain-lain

jumlah yang terhutang berdasarkan Pengakuan Hutang

ini yang dikeluarkan menurut ketentuan dalam pasal 3

di atas ini, tidak dibayar lunas pada waktu dan

dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Pengakuan

Hutang Dengan Pemberian Jaminan ini dalam hal mana

lewatnya waktu saja merupakan bukti yang sah dan

cukup bahwa DEBITUR telah melalaikan kewajibannya;

c. bilamana menurut BANK, DEBITUR lalai memenuhi atau


tidak memenuhi syarat-syarat lain dalam Pengakuan

Hutang Dengan Pemberian Jaminan ini (dan/atau

sesuatu penambahan, perubahan, pembaharuan atau

peng-gantiannya) dan/atau terjadi pelanggaran

terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang

tertera dalam perjanjian-perjanjian jaminan yang

dibuat berkenaan dengan Pengakuan Hutang Dengan

Pemberian Jaminan ini;

d. jika sesuatu pernyataan, surat keterangan atau

dokumen yang diberikan dalam pengakuan hutang ini

(dan/atau penambahan, perubahan, pemba-haruan atau

penggantiannya) dan/atau dalam perjanjian jaminan

yang berhubungan dengan Pengakuan Hutang Dengan

Pemberian Jaminan ini, ternyata tidak benar atau

tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya dalam atau

mengenai hal (hal) yang oleh BANK dianggap penting;

e. apabila semata-mata menurut pertimbangan BANK

keadaan keuangan DEBITUR, bonafiditasnya dan

solvabilitasnya mundur sedemikian rupa sehingga


DEBITUR tidak dapat membayar hutangnya lagi;

f. DEBITUR, dibubarkan atau Penanggungnya jatuh pailit

atau mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit

atau penundaan pembayaran hutang atau karena sebab

apapun tidak berhak lagi mengurus sendiri harta

kekayaannya;

g. Ijin usaha DEBITUR dicabut baik untuk sementara

maupun untuk seterusnya, atau tidak diperbaharui/

diperpanjang lagi, atau menghentikan usahanya baik

sementara atau seterusnya.

h. Jika kekayaan DEBITUR atau Penanggung seluruhnya


atau sebagian disita oleh Instansi yang berwajib;

i. Jika tanah dan/atau bangunan barang-barang yang

diberikan sebagai jaminan untuk hutang dalam akta

ini disita pihak lain dan atau berada dalam keadaan

sedemikian rupa sehingga harganya menurut BANK tidak

memberikan jaminan yang cukup guna pembayaran hutang

tersebut.

j. DEBITUR tidak cukup melaksanakan salah satu

kewajibannya yang ditetapkan dalam akta ini atau

peraturan-peraturan yang lazim dipergunakan atau

kemudian akan diberlakukan oleh BANK, maka DEBITUR

berada dalam keadaan lalai, kelalaian mana cukup

dibuktikan dengan tidak dilaksanakannya salah satu

kewajiban secara layak dan pada waktunya;

Pasal 10

Bilamana BANK menjalankan hak-haknya dan hak-hak

istimewa-nya yang timbul dari akta ini atau

perubahannya kemudian maka BANK berhak untuk menetapkan

sendiri jumlah hutang DEBITUR kepada BANK berdasarkan


Pengakuan Hutang ini atau kemudian setelah

dirubah/ditambah atau karena apapun juga baik karena

hutang pokok, bunga bunga dan biaya-biaya lainnya

menurut pembukuan BANK dan menjalankan hak-haknya dan

hak-hak istimewanya tersebut untuk mendapatkan kembali

jumlah hutang DEBITUR, begitupun DEBITUR berhak bila

setelah jumlah-jumlah hutang yang ditetapkan oleh BANK

dilunasi seluruhnya ternyata hutangnya DEBITUR kurang

dari apa yang ditetapkan tersebut, untuk menerima

kembali selisihnya dari BANK, tanpa BANK ber-kewajiban

membayar ganti kerugiannya berupa apapun juga.


Pasal 11

- DEBITUR dengan ini berjanji serta mengikat diri

untuk:

a. mempergunakan pinjaman yang diberikan oleh BANK

semata-mata hanya untuk usaha.

b. mendahulukan pembayaran-pembayaran apapun yang

terhutang berdasar-kan akta ini dari pembayaran

pembayaran lainnya yang karena apapun juga wajib

dibayar oleh DEBITUR kepada siapapun juga;

c. menjalankan usahanya dengan rajin dan effesien dan

sesuai dengan praktek yang semestinya;

d. mengijinkan wakil-wakil dari BANK untuk sewaktu

waktu selama jam-jam kerja mengadakan pemeriksaan

pada pembukuan DEBITUR atas biaya DEBITUR;

e. memelihara seluruh kekayaan DEBITUR dengan sebaik

baiknya dan senantiasa mengasuransikan pada

perusahaan asuransi yang disetujui oleh BANK dengan

syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang disetujui

oleh BANK.
Pasal 12

1. Terhitung mulai berakhirnya Pengakuan Hutang

ini karena apapun juga maka:

a. BANK tidak dapat diwajibkan lagi memberikan

uang pinjaman kepada DEBITUR;

b. segala hutang DEBITUR pada BANK berdasarkan

Pengakuan Hutang ini berikut bunga dan biaya yang

berkenaan dapat ditagih seluruhnya dengan

seketika.

2. Pada saat Pengakuan Hutang ini berakhir baik karena

waktu yang disebutkan dalam pasal 1 diatas telah


lampau maupun karena salah satu sebab dalam pasal 9

maka seluruh hutangnya DEBITUR berdasarkan Pengakuan

Hutang ini maupun hutang yang akan timbul/dibuat

dikemudian hari oleh DEBITUR pada BANK termasuk

perubahannya dan/atau perpanjangannya yang mungkin

ada, serta baik karena hutang pokok, bunga-bunga.

provisi dan biaya-biaya lain sehubungan dengan

hutang dimaksud yang jumlahnya ditetapkan

berdasarkan pembukuan BANK dapat dengan segera

ditagih seluruhnya dan harus dibayar lunas seketika

dan sekaligus.

Pasal 13

- DEBITUR menyatakan dan menjamin kepada BANK bahwa:

1. DEBITUR memiliki semua ijin-ijin yang disyaratkan

untuk menjalankan usaha sebagaimana mestinya dan

DEBITUR berjanji untuk segera meminta ijin-ijin baru

atau memperpanjang/memperbaharui ijin-ijin lama yang

telah lampau waktunya, apabila hal demikian itu

disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.


2. DEBITUR tidak mempunyai tunggakan-tunggakan kepada

Negara dan/atau Pemerintah Republik Indonesia yang

sedemikian rupa, sehingga apabila tidak dibayar

sebagaimana mestinya dapat membahayakan usaha

DEBITUR atau harta yang dijaminkan.

3. DEBITUR tidak tersangkut dalam suatu perkara atau

sengketa apapun juga.

Pasal 14

Untuk lebih menjamin ketertiban pembayaran kembali atas

segala apa yang terhutang oleh DEBITUR pada BANK

berdasarkan akta ini, baik karena hutang pokok, bunga


bunga, provisi dan biaya-biaya lain sehubungan dengan

hutang dimaksud DEBITUR sekarang tetapi untuk nantinya

dengan ini memberi kuasa kepada BANK untuk dan atas

nama DEBITUR mencairkan segala kekayaan DEBITUR apapun

bentuknya yang diadministrasikan oleh BANK dan/atau

untuk membebankan rekening rekening DEBITUR lainnya

yang juga diadministra-sikan oleh BANK guna pembayaran

lunas hutang DEBITUR pada BANK sebagaimana yang

termaktub dalam akta ini.

Pasal 15

- Kuasa tersebut dalam akta ini tidak dapat dicabut

kembali selama PerJanjian yang tersebut dalam akta ini

belum selesai seluruhnya dan merupakan bagian penting

yang tidak dapat dipisahkan dari Pengakuan Hutang ini

berikut dengan perubahannya, pembaharuannya serta

perpanjangannya yang mungkin ada dan/atau perjanjian

apapun antara DEBITUR dengan BANK yang mana dengan

tidak adanya kuasa tersebut tidak akan dibuat.

- Pun kuasa tersebut diberikan dengan melepaskan


segala aturan yang tersebut dalam Undang-undang yang

mengatur dasar-dasar dan sebab-sebab yang mengakhiri

suatu kuasa.

Pasal 16

- Penjamin dengan ini memberi kuasa kepada BANK untuk

mempertanggungkan lagi Tanah dan Bangunan tersebut

kepada pihak ketiga.

Pasal 17

- Ongkos akta ini dan biaya-biaya lainnya yang

berkenaan dengan pembuatan Pengakuan Hutang ini

diantaranya biaya untuk menagih hutang tersebut dalam


akta ini berikut bunga dan biaya yang berkenaan,

ditanggung dan dibayar oleh DEBITUR.

Pasal 18

- Tentang Pengakuan Hutang ini dengan segala akibatnya

serta pelaksanaannya para pihak memilih tempat kediaman

hukum yang umum dan tetap di Kantor Paniteraan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta.

- Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris.

DEMIKIANLAH AKTA INI

Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta,

pada hari dan tanggal tersebut pada awal akta ini,

dengan dihadiri oleh Tuan HUSNI WIJAYA dan Tuan I GUSTI

SIMON PETRUS, Sarjana Hukum, keduanya pegawai Notaris,

bertempat tinggal di Jakarta sebagai saksi-saksi.

Segera setelah akta ini saya, Notaris bacakan kepada

para penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditanda

tangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya,

Notaris.

- Dilangsungkan dengan ..............


Asli akta ini telah ditandatangani dengan sempurna

- Diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya

Anda mungkin juga menyukai