Anda di halaman 1dari 51

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN LADA MENGGUNAKAN

METODE CASE BASE REASONING (CBR) PADA KANTOR DINAS PERTANIAN


KABUPATEN LUWU TIMUR

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

ELFRIANI
2018020227

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


KONSENTRASI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK)


HANDAYANI MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman lada (Piper nigrum L.) salah satu komoditi unggulan dari

Kabupaten Luwu Timur. Lada putih berguna untuk bumbu masak, sebagai

penyedap dan pelezat, pengewet daging, campuran bahan obat-obatan

tradisional, dan dapat dijadikan minuman kesehatan. Sedangkan lada hitam

digunakan minyaknya yang wangi sebagai parfum.

Berdasarkan data tahun 2017 Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur,

dari 11 Kecamatan total luas lahan tanaman lada (merica) 5,871.30 Hektare

(Ha) dengan produksi lada 4,323.92 ton pertahunnya. Ini menjadikan Lutim

sebagai penghasil lada terbanyak di Sulsel,” kata Kepala Seksi Produksi

Perkebunan Dinas Pertanian Luwu Timur, Wiwi Asri Wahyuni

Salah satu cara untuk menghindari kegagalan panen lada adalah

mengetahui penyakit yang menyerang tanaman ini. Banyak buku dan ahli

botani yang dapat menjelaskan tentang analisis dan solusi dari penyakit

yang menyerang tanaman lada tetapi untuk memperoleh pengetahuan

tersebut, perlu banyaknya uang yang dikeluarkan untuk membeli buku dan

mempekerjakan para ahli botani. Sistem ini disebut dengan sistem pakar.

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan

manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti

yang biasa dilakukan oleh para pakar. Tujuan mengembangkan sistem pakar

sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk

1
mengalihkan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat

digunakan oleh orang banyak dan tidak terbatas oleh waktu, dalam perancagan

sistem pakar ini metode Case Base Reasoning menggunakan pendekatan

kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) yang menitik beratkan pemecahan

masalah dengan didasarkan pada knowledge dari kasus-kasus sebelumnya,

Proses dalam Case Base Reasoning dapat menggunakan berbagai teknik,

diantaranya adalah Algoritma Nearest Neighbor. Nearest Neighbor adalah

menghitung tingkat kemiripan (jarak) suatu kasus terhadap kasus baru

berdasarkan beberapa atribut yang di definisikan berdasar pembobotan tertentu

dan kemudian tingkat kemiripan (jarak) dari keseluruhan atribut akan di

jumlahkan.

Pada proses diagnosa penyakit pada tanaman lada, menggunakan

metode Case Base Reasoning, karna pada metode ini merupakan metode

yang cocok untuk mendiagnosa penyakit menyerang tanaman lada, guna

mengatasi kegagal panen akibat serangan penyakit pada tanaman lada.

Maka penulis mengangkat tema penelitian yaitu “SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN LADA MENGGUNAKAN

METODE CASE BASE REASONING (CBR) PADA KANTOR DINAS

PERTANIAN KABUPATEN LUWU TIMUR”. Sistem pakar ini

diharapkan dapat membantu petani dalam mendiagnosa penyakit yang

menyerang tanaman lada.

2
B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana

merancang dan membangun suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk

mendiagnosa penyakit pada tanaman lada.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem pakar ini hanya mendiagnosa penyakit pada tanaman lada.

2. Metode yang digunakan untuk sistem pakar ini adalah Metode Case Base

Reasoning.

3. Penyakit yang dapat diidentifikasi sebanyak 11 penyakit yang menyerang

tanaman lada.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membangun sistem pakar yang mampu mendiagnosa penyakit pada

tanaman lada.

2. Membangun sistem pakar menggunakan metode penalaran Case Base

Reasoning.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari peneliti ini adalah sebagai

berikut :

1. Penulis

3
a. Sebagai sarana dalam menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) sekaligus

untuk meningkatkan pemahaman penulis mengenai metode Case Base

Reasoning.

b. Dengan adanya penelitian yang dilakukan maka penulis dapat

mengimplementasikan sistem pakar.

c. Membantu penulis dalam mendesain suatu program yang akan

diterapkan pada pengguna.

2. Pengguna

Memberikan informasi kepada peneliti atau pembudidaya untuk

mengetahui bagaimana cara menangani penyakit pada tanaman lada.

3. Dunia Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi yang ingin

mempelajari dan mengembangkan sistem pakar dengan menggunakan

metode Case Base Reasoning.

F. Penegasan Konsep

Untuk memudahkan dalam memahami judul tugas akhir tentang “Sistem

Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Lada Menggunakan Metode Case Base

Reasoning (CBR) Pada Pada Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Luwu

Timur”, maka penulis memandang perlu untuk memberikan penegasan dalam

penjelasan sepenuhnya, sebagai berikut :

1. Sistem pakar adalah adalah sistem informasi yang berisi pengetahuan

seorang pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan

4
seorang pakar yang dimiliki oleh Sistem Pakar ini digunakan sebagi dasar

untuk menjawab pertanyaan (konsultasi).

2. Tanaman lada adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia,

seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit,

pedas, hangat, dan antipiretik.

3. Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk

membangun sistem pakar dengan pengambilan keputusan dari kasus

yang baru dengan berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya.

Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk

menggunakan pengalaman – pengalaman yang terdokumentasi untuk

menyelesaikan masalah yang baru.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, penyususnan sistematis penulisan adalah

sebagai beriku :

BAB I: Pendahulun, bab ini membahas tentang hal-hal yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas akhir yang berisi uraian mengenai: latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan konsep beserta sistematika penilisan.

BAB II: Tujuan Pustaka, bab ini berisi tentang teori-teori yang menunjang

dalam pembuatan tugas akhir, penelitian terkait dan kerangka pemikiran.

BAB III: Metode Penelitian, bab ini berisi tentang gambarang sistem, analisis

kebutuhan, terknik pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian.

5
BAB IV: Perancanaan dan Implementasi Sistem, bab ini berisi tentang

perancangan sistem aplikasi dan implementasi dari sebuah sistem aplikasi yang

telah dibuat dan sebagai gambaran bagaimana cara mengoperasikan serta

pengujian sistem.

BAB V: Penutup, bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan dan saran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lada

Lada (Piper nigrum) adalah salah satu tanaman yang berkembang biak

dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan

penyetekan untuk mengembangkannya (Ahli Pengobatan, 2014). Lada

merupakan tumbuhan merambat yang hidup pada iklim tropis dimana bijinya

sangat sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Aroma dan rasa lada

sangat khas, sehingga terkadang menjadi bagian dari resep masakan andalan

(Mediatani, 2015).

Bentuk batang pada tanaman lada adalah beruas-ruas seperti tanaman

tebu dengan panjang ruas bukunya berkisar 4-7 cm, hal ini tergantung pada

tingkat kesuburan. Panjang ruas buku pada pangkal batang biasanya lebih

pendek dibandingkan dengan ruas yang berada pada pertengahan dan diujung

batang, sedangkan ukuran diameter batang rata-rata berukuran 6-25 mm.

Tanaman lada berfamili dengan Piperaceae yang berasal dari india dan

menyebar luas diberbagai benua terutamanya benua Asia.

B. Teori Tanaman Lada

Lada dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar

300-1.100 mdpl, memiliki curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm/tahun, memiliki

suhu udara sekitar 20°C-30°C dan kelembaban udara sekitar 50-90% serta

daerah tersebut mendapat cukup sinar matahari yaitu sekitar 10 jam per hari.

7
Lahan tanam yang akan digunakan menanam lada harus memiliki tanah

yang subur dan kaya bahan organik, tanah yang baik untuk menanam lada

adalah jenis tanah padsolik,latosol, utisol dan lateritik dengan pH tanah sekitar

5,5 hingga 7.

Lahan yang akan digunakan untuk menanam lada selanjutnya diolah.

Pengolahan lahan dimulai dengan penggemburan tanah dengan cara dicangkuli

sedalam 20cm hingga 30 cm.

Setelah pengolahan lahan selesai dan lubang tanam telah siap maka

selanjutnya lakukan penanaman, penanaman biasanya secara monokultur tetapi

juga bisa ditanam dengan tanaman lain atau tumpang sari.

Lada bisa dipanen setelah berumur 3 tahun dan bisa terus dipanen secara

berkala hingga umur 15 tahun. Jumlah lada yang dipanen akan terus meningkat

hingga berpuncak pada umur 7 tahun. Sedangkan satu pohon lada bisa

menghasilkan hingga lebih dari 1 kilogram tiap panen.

C. Penyakit Pada Tanaman Lada

(Agus Salim, dkk, 2016) Adapun beberapa jenis penyakit pada lada yaitu:

a. Penyakit busuk pangkal batang

Busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici.

Penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat.

Gejala khas dari penyakit ini berupa warna biru kehitaman pada pangkal

batang yang kadang disertai dengan terbentuknya lendir. Serangan pada

daun menyebabkan gejala bercak pada bagian tengah atau tepi daun. Tepi

bercak berwarna hitam bergerigi seperti renda, yang tampak jelas bila gejala

8
masih segar dan tidak tampak bila daun telah mengering atau pada gejala

lanjut.

Gambar 2.1 : Penyakit busuk pangkal batang

(Sumber : 8villages)

b. Penyakit kuning

Terjadinya penyakit kuning diawali dengan serangan nematoda

R.similis dan M.incognita. Luka akibat serangan nematoda memudahkan

F.oxysporum menginfeksi tanaman. Adanya serangan nematoda dan jamur

juga menyebabkan tanaman peka terhadap kekeringan dan kekurangan

unsur hara.

Gejala penyakit kuning terlihat di bagian tajuk dan akar permukaan

tanah. Pertumbuhan tanaman yang terserang akan terhambat, daun kuning

kaku dan akar rusak. Beberapa diantaranya juga menimbulkan puru akar

akibat serangan M.incognita.

Untuk pengendalian dapat dilakukan dengan menaburkan fungisida

berbentuk granule pada sekeliling pangkal tanaman lada, untuk fungisida

yang digunakan ialah Furadan 3 G. selain itu juga dengan pemberian pupuk

kandang, pengapuran serta pemupukan yang tepat dan seimbang.

9
Gambar 2.2 : Dedaunan Berwarna kuning

(Sumber : 8villages)

c. Penyakit kerdil/keriting

Penyakit keriting/kerdil disebabkan oleh virus pepper yellow mottle

virus (PYMV) dan cucumber mosaic virus (CMV). Penyakit ini tidak

bersifat mematikan namun dapat menghambat pertumbuhan dan

menyebabkan penurunan produksi. Penyakit kerdil ditandai dengan gejala

daun muda berukuran kecil keriting berwarna kuning pucat dan belang-

belang. Ukuran buah lebih kecil dari buah normal dan serangan berat

menyebabkan tanaman tidak berproduksi.

Untuk pengendalian dapat dilakukan dengan mencabut tanaman

yang telah terserang penyakit tersebut agar tidak menular ke tumbuhan

lainnya.

10
Gambar 2.3 : Penyakit kerdil/keriting

(Sumber : 8villages)

d. Penyakit Keriting Daun (PKD)

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dapat ditularkan oleh

serangga Aphis sp, Planococcus sp, Pseudococcus sp, dan melalui alat

gunting pangkas. Gejala tanaman terserang, daun-daun berwarna hijau

kekuningan, belangbelang kemudian pinggir daun menggulung kedalam

atau keriting sehingga bentuk daunnya memanjang dan mengecil. Daun-

daunnya terlihat jarang, tangkai buah pendek, buahnya kecil dan sedikit.

Pada gejala lanjut pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil dan tidak

berbuah. Penyebaran penyakit lebih cepat pada musim kemarau karena

serangan serangga yang membawa PKD ini lebih aktif, sehingga

penyebarannya lebih cepat dibandingkan musim hujan. Penyebaran

penyakit ini juga terjadi melalui gunting pangkas yang digunakan pada

tanaman sakit. Apabila di dalam kebun ditemukan hanya satu pohon yang

menunjukkan gejala penyakit ini, harus langsung dicabut dan dikubur dalam

lubang yang cukup dalam. Jangan dibiarkan berserakan di dalam kebun.

Jangan menggunakan tanaman lada di areal terserang sebagai stek untuk

11
bahan tanaman baru yang akan ditanam. Gunting atau alat pangkas harus

dipanaskan dengan korek api sebelum dipakai lagi ke tanaman berikutnya

(Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002)

Gambar 2.4 : Penyakit Keriting Daun (PKD)

(Sumber : Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002)

e. Penyakit Jamur Upas Lada

Penyakit jamur upas disebabkan oleh Upasia salmonicolor. Jamur ini

lebih sering mengingfeksi tanaman lada pada saat musim penghujan gejala

yang timbul daundaun mengering, kemudian pada permukaan cabang atau

batang yang sakit terdapat benang jamur berwarna putih mengkilat seperti

sarang laba-laba. Jamur ini lama kelamaan akan berkembang menjadi

lapisan berwarna merah jambu. Lapisan inilah yang merupakan tanda khsa

bagi jamur upas (Semangun, 1989). Jadi cara mudah mengatasi jamur upas

lada itu biasanya dilakukan penyemprotan terhadap tanaman lada

menggunakan pestisida nabati Naruto.

12
Gambar 2.5 Penyakit Jamur Upas Lada

(Sumber: Hargakata.com)

f. Penyakit Jamur Marasmius Lada

Penyakit jamur marasmius disebabkan oleh jamur Marasmius

scandens Mass. Jamur ini membentuk benang-benang putih bercabang-

cabang pada batang dan cabang tanaman lada. Kemudian menyebar

mencapai daun hinga membuat daun kering dan mati daun yang kering ini

akan gugur dan tergantung pada cabang. Hal ini dikarenakan daun tersebut

terikat oleh benang jamur yang tumbuh dicabang tanaman (Semangun,

1989). Jadi untuk mengurangi timbulnya penyakit jamur marasmius ini, ada

baiknya kita lakukan pemupukan terhadap tanaman lada agar supaya

pemupukan ini dapat membantu batang tanaman lada untuk membentuk

pucuk atau daun yang baru.

13
Gambar 2.6 Penyakit Jamur Marasmius Lada

(Sumber: Wandi Fahrin)

g. Penyakit Mati Ujung Lada

Penyakit mati ujung pada tanaman lada disebabkan oleh dua jamur

yaitu jamur Gloeosporium dan Fusarium. Jamur ini menyerang pada bagian

ujung-ujung cabang tanaman kemudian membuat cabang menjadi mati.

Kematian cabang ini selanjutnya akan meluas kebagian pangkal tanaman

lada (Semangun, 1989). Biasanya proses pengendalian penyakit mati ujung

lada ini, kita harus melakukan pemangkasan bagian bawah daun yang dekat

dengan tanah, karna panasnya akan membuat ujung daun menjadi hitam .

Jadi untuk mencegak penularannya kita harus melakukan pemangkasan

tangkai yang dekat dengan dasar tanah tersebut.

14
Gambar 2.7 Penyakit Mati Ujung Lada

(Sumber: Muhammad Ashar)

h. Penyakit Bercak Daun Lada

Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur-jamur Pestalotiopsis

(Pestalotia), Phyllosticta, Curvularia, Colletotrichum, dan Fusarium.

Jamur ini menyerang pada daun-daun lada yang dewasa. Warna bercak

bervariasi dari kelabu, coklat, dan hitam. Bercak-bercak tersebut

mempunyai lingkaran-lingkaran yang sepusat dan menimbulkan kerugian

pada pertumbuhan tanaman lada (Semangun, 1989).

Biasanya proses pengendalian penyakit bercak pada daun lada ini kita

perlu melakukan pemetikan pada daun yang terjangkit, agar tidak mudah

menular ke daun lainnya, disamping itu juga daun yang bagian didalam

yang tertutup oleh daun bercak ini dapat terkena paparan sinar matahari ,

setelah itu kita lakukan pembersihan dibagian pohon tanaman tersebut.

Gambar 2.8 Penyakit Bercak Daun Lada

(Sumber: Kiki Yolanda,SP)

15
i. Penyakit Karat Merah Lada

Penyakit karat merah disebabkan oleh Cephaleuros virescens kunze

yang termasuk kedalam kelas gangga hijau atau (Chlorophyta). Patogen ini

menyerang pada daundaun dewasa tanaman lada. Gejala yang timbul daun-

daun lada terdapat bercakbercak hijau kemerahan (Semangun, 1989).

Adapun cara pengendalian penyakit karat merah pada daun lada itu

tidak jauh bedah dengan penyakit kerdil kriting pada daun lada, yaitu

melakukan penyemprotan pupuk cair ke tanaman lada dan bisa juga

langsung melakukan pemangkasan tanaman lada yang sudah terserang

penyakit karat merah agar tidak menular ke tanaman lainnya.

Gambar 2.9 penyakit karat merah lada

(Sumber: nat.litbang.pertanian.go.id)

j. Penyakit Buah Hitam Lada

Penyakit buah hitam pada tanman lada atau yang disebut dengan black

berry disease sangat merugikan pada pertanaman lada. Penyakit ini

disebabkan oleh Colletotrichum spp. Jamur ini meyebabkan gugurnya

bunga sebelum pembentukan buah dan menghambat perkembangan buah.

Buah yang dapat berkembang mempunyai ukuran yang lebih kecil dari

biasanya serta terdapat bintik-bintik hitam kecil. Selain itu terdapat bulu-

16
bulu keemasan yang terdiri dari seporangiofor dan sporangium

Cephaleuros virescens Kunze. Pada daun tanaman lada terdapat titik-titik

hitam. Daun yang terserang berusia muda maupun tua (Semangun, 1989).

Langkah yang harus kita lakukan untuk pencegahan kerusakan buah

agar tidak terjadi kebusukan pada buah kita lakukan penyemprotan pupuk

cair dan racun hama, karna penyebab kebusukan pada buah umumnya

disebabkan oleh hama dan itu harus kita lakukan dengan rutin jika kita ingin

hasil panen yang sempurna.

Gambar 2.10 Penyakit Buah Hitam Lada

(Sumber: Astiani Asady)

k. Penyakit Jamur Akar Lada

Jamur akar menyerang pada tanaman lada yang disebabkan oleh

bermacam-macam patogen. Di Indonesia sendiri belum pernah mendapat

laporan terkait serangan jamur akar pada tanaman lada. Akan tetapi

penyakit ini sudah menyerang pada tanman lada di Malaysia, Serawak,

dan India. Di Malaysia penyakit jamur akar disebabkan oleh Rigidoporus

microporus, di Serawak disebabkan oleh Ganoderma Lucidum, dan di

17
India diserang oleh jamur akar hitam Rosellinia bunodes (Semangun,

1989).

Adapun pencegahan penyakit jamur akar lada itu biasanya dilakukan

pembersihan terlebih dahulu pada tanaman lada, lalu kita lakukan

penyemprotan pada batang bagian bawa pohon dan lubang agar jamur

tidak mudah menular keakar yang lain dan penyemprotan kita lakukan

secara rutin.

Gambar 2.11 Penyakit Jamur Akar Lada

(Sumber : fredikurniawan.com)

D. Macam-Macam Gejala

Tabel 2.1 : Macam-macam gejala

Kode
Gejalah Nama Gejala

G1 Batang dan cabang rusak atau membusuk

G2 Daun layu dan menguning

G3 Daun dan batang mengering dan mudah patah

G4 Pucuk, bunga dan buah busuk

18
Kode
Gejalah Nama Gejala

G5 Bunga dan nimfa rusak

G6 Tandan, buah rusak dan sedikit

G7 Tangkai hitam dan bunga gugur

G8 Terdapat bercak hitam pada buah

G9 Buah hampa

G10 Buah mudah berguguran dan tandan kosong

G11 Tajuk dan akar permukaan tanah coklat kehitaman

G12 Daun menguning namun tidak layu

G13 Akar rambut lada rusak

G14 Pangkal batang berlendir

G15 Daun berwarna biru kehitaman

G16 Daun berukuran kecil hingga keriting

G17 Daun berwarna kuning pucat atau belang-belang

G18 Ukuran buah relatif lebih kecil bahkan tidak berbuah

G19 Daun berguguran satu persatu

G20 Pada bagian akar akan terlihat luka

G21 Tanaman seperti kekeringan

G22 Adanya bercak ditengah maupun di tepi daun

G23 Pangkal batang atau akar tanaman hitam

G24 Cabang atau ranting diselimuti jamur berwarna keperakan

G25 Adanya lapisan seperti beludru yang berwarna hitam

19
Kode
Gejalah Nama Gejala

G26 Tandan buah gugur

G27 Cabang atau ranting mengering dan mati

G28 Daun melengkung keatas, keriting, dan belang-belang

G29 Daun layu, menguning dan rontok

G30 Terdapat rambut yang melilit pada tanaman lada

G31 Daun kering coklat dan daun transparan

E. Diagnosa

Menurut Thorndike dan Hagen dalam Suherman (2011), diagnosa dapat

diartikan sebagai :

1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness,

disease) apa yangdialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi

yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons).

2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan

karakteristik ataukesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.

3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas

gejala-gejalaatau fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep

diagnosa,secara implisit telah tercakup pula konsep prognosanya. Dengan

demikian dalam proses diagnosa bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis

dan karakteristiknya, serta latarbelakang dari suatu kelemahan atau penyakit

20
tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan

kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

F. Sistem Pakar

(Kusumadewi, 2003:109) Sistem pakar (expert system) adalah sistem

yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli, dan

sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu

permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada

pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah

General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel &

Simon (Turban, 1995).

Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau

meniru kemampuan seorang pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang

yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang

tidak dapat diselesaikan orang awam.

1. Manfaat Sistem Pakar

(Lestari, 2012) Sistem pakar dapat memberikan berbagai manfaat

dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari Sistem pakar adalah :

a. Meningkatkan output dan produktivitas, karena Sistem Pakar dapat

bekerja lebih cepat dari manusia..

b. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan

mengurangi kesalahan.

21
c. Mampu menangkap kepakaran yang sangat terbatas.

d. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

e. Memudahkan akses ke pengetahuan.

f. Handal. Sistem Pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau

sakit. Sistem Pakar juga secara konsisten melihat semua detail dan tidak

akan melewatkan informasi yang relevan dan solusi yang potensial.

g. Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi

Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif, dan

mencakup lebih banyak aplikasi .

h. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

Berbeda dengan sistem komputer konvensional, Sistem Pakar dapat

bekerja dengan informasi yang tidak lengkap.

i. Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja

dengan Sistem Pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas

penjelas dapat berfungsi sebagai guru.

j. Meningkatkan kemampuan problem solving, karena mengambil

sumber pengetahuan dari pakar.

k. Fleksibel.

2. Konsep dasar sistem pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung :

keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan

menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di

bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.

22
Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian, yaitu :

a. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

b. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

c. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup

permasalahan tertentu.

d. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

e. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

3. Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok yaitu: lingkungan

pengembangan development environment dan lingkungan konsultasi

consultation enviroment, lingkungan pengembangan digunakan sebagai

pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun

basis pengetahuan. Komponen-komponen yang terdapat dalam

arsitektur/struktur sistem pakar sebagai berikut:

a. Antar Muka Pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh

pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi, informasi yang

diterima dari pemakai diubah ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh

sistem dan menghasilkan pengetahuan yang dimengerti oleh user atau

pemakai.

b. Basis Pengetahuan

23
Basis Pengetahuan mengandung pengetahuan untuk

pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah, komponen ini

disusun atas elemen dasar, yaitu fakta.

c. Mesin Inferensi

Mesin Inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme

fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh

seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu

dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

Mesin Inferensi disebut juga otak dari sistem pakar.

d. Memori Kerja

Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta –

fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta – fakta

inilah yang nantinya akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan

pengetahuan yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk

menentukan suatu keputusan pemecahan masalah.

e. Fasilitas Penjelasan

Karena pemakai kadangkala bukanlah ahli dalam bidang

tertentu, maka dibuatlah fasilitas penjelasan. Fasilitas penjelasan ini

penting untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana jalannya

penalaran sehingga dihasilkan suatu keputusan.

f. Fasilitas akusisi pengetahuan

24
Fasilitas akuisisi pengetahuan ini penting agar pengetahuan

yang ada dapat ditambahkan kapan saja ketika pengetahuan baru

diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada tidak berlaku lagi.

4. Tujuan Sistem Pakar

Sistem pakar expert system sendiri merupakan paket perangkat

lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia

nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang

spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran,

pendidikan dan sebagainya. Sistem pakar merupakan subset dari Artificial

Intelegence (Arhami, 2005). Tujuan sistem pakar antara lain:

a. Interpretasi

Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

Pengambilan keputusan dari hasil observasi termasuk pengenalan

ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll.

b. Prediksi

Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi

tertentu, contoh prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.

c. Diagnosis

Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan

pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis.

d. Perancangan Desain

25
Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok

dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala

tertentu. Contoh perancangan layout sirkuit, bangunan.

e. Perencanaan

Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai

sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan

keuangan, militer, dll.

f. Monitoring

Membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan,

Contoh: computer aided monitoring system.

g. Debugging

Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi

malfungsi. Contoh: Memberikan resep obat terhadap kegagalan.

h. Intruksi

Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain

subjek, Contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis dan debugging.

i. Control

Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks, Contoh:

Melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring

kelakuan sistem.

G. Metode Case Base Reasoning (CBR)

Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk membangun

sistem dengan pengambilan keputusan dari kasus yang baru dengan

26
berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya. Konsep dari metode case

based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakan pengalaman-

pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru.

Para decision maker kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari

problem solving terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

sekarang.

Gambar 2.12 : Alur Dalam Case Base Reasoning

(Sumber : Sigitcareinfo)

CBR menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent)

yang menitikberatkan pemecahan masalah dengan didasarkan pada knowledge

dari kasuskasus sebelumnya.

Apabila ada kasus baru maka akan disimpan pada basis pengetahuan

sehingga sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh

sistem akan bertambah.

Proses dalam CBR dapat menggunakan berbagai teknik, diantaranya

adalah algoritma nearest neighbor. Nearest Neighbor adalah menghitung

27
tingkat kemiripan (jarak) suatu kasus terhadap kasus baru berdasarkan beberapa

atribut yang di definisikan berdasar pembobotan tertentu dan kemudian tingkat

kemiripan (jarak) dari keseluruhan atribut akan di jumlahkan.

H. Algoritma Nearest Neighbor

Algoritma nearest neighbor merupakan pendekatan untuk mencari kasus

dengan kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu berdasarkan pada

kecocokan bobot sejumlah fitur yang ada. Metode ini mencari jarak terhadap

tujuan dari data yang telah disimpan sebelumnya. Setelah didapatkan jaraknya

kemudian dicari jarak terdekat. Jarak terdekat tersebut yang digunakan untuk

mencari identitas tujuan.

Nearest Neighbor di definisikan berdasarkan persamaan sebagai berikut :

T : Kasus target / baru

S : Kasus / lama / pembanding

n : Jumlah atribut dalam setiap kasus

i : Atribut individu dari 1 sampai n

f : Fungsi kemiripan untuk atribut I dalam kasus T dan S

w : Bobot atribut i

Kedekatan kasus ditentukan dengan nilai 0 sampai dengan 1, karena

perhitungan Nearest Neighbor menggunakan perhitungan yang real yaitu antara

nilai (0,1). Nilai 0 artinya Kedua kasus mutlak tidak mirip dan nilai 1 kasus

28
mutlak mirip. Perhitungan Similarity bertujuan untuk memilih kasus yang

relevan atau cocok, dengan asumsi dasar yang digunakan adalah suatu

permasalahan yang mirip akan memiliki solusi yang mirip juga. Maka dari

perhitungan Similarity dengan batas minimum kemiripan kasus (Treshold) yang

telah ditentukan oleh pakar. Dalam Mencari kasus yang memiliki kemiripan

dengan kasus baru, setiap kasus baru akan disamakan dengan semua kasus yang

ada pada basis kasus dengan bagian faktor-faktor diatas,

Faktor Kemiripan (FK) = (WA1 * FA1) + (WA2 * FA2) + (WA3 * FA3) +

(WA4 * FA4)

Penjelasan :

1. Fx adalah faktor nilai tiap atribut.

2. W adalah bobot tiap atribut.

3. A1 – A4 adalah faktor

I. PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman script server-side yang didesain untuk

pengembangan web. Selain itu, PHP juga bisa digunakan sebagai bahasa

pemrograman umum. PHP di kembangkan pada tahun 1995 oleh Rasmus

Lerdorf, dan sekarang dikelola oleh The PHP Group.

PHP disebut bahasa pemrograman server side karena PHP diproses pada

komputer server. Hal ini berbeda dibandingkan dengan bahasa pemrograman

client-side seperti JavaScript yang diproses pada web browser (client).

29
Kemudahan dan kepopuleran PHP sudah menjadi standar bagi

programmer web di seluruh dunia. Menurut wikipedia pada februari 2014,

sekitar 82% dari web server di dunia menggunakan PHP.

PHP juga menjadi dasar dari pembuatan beberapa aplikasi yang popular,

seperti CMS (Content Management System) seperti Joomla, Drupal, dan

WordPress.

J. MySQL (My Structured Query Language)

MySQL adalah DBMS yang open source dengan dua bentuk lisensi,

yaitu Free Software (perangkat lunak bebas) dan Shareware (perangkat lunak

berpemilik yang penggunaannya terbatas).

Jadi MySQL adalah database server yang gratis dengan lisensi GNU

General Public License (GPL) sehingga dapat Anda pakai untuk keperluan

pribadi atau komersil tanpa harus membayar lisensi yang ada.

MySQL adalah DBMS yang open source dengan dua bentuk lisensi,

yaitu Free Software (perangkat lunak bebas) dan Shareware (perangkat lunak

berpemilik yang penggunaannya terbatas).

Jadi MySQL adalah database server yang gratis dengan lisensi GNU

General Public License (GPL) sehingga dapat Anda pakai untuk keperluan

pribadi atau komersil tanpa harus membayar lisensi yang ada.

SQL sendiri merupakan suatu bahasa yang dipakai di dalam

pengambilan data pada relational database atau database yang terstruktur. Jadi

MySQL adalah database management system yang menggunakan bahasa SQL

30
sebagai bahasa penghubung antara perangkat lunak aplikasi dengan database

server.

K. Apache HTTP Server

Apache adalah salah satu jenis web server yang dapat dijalankan di

berbagai sistem operasi, seperti Microsoft Windows, Linux, Unix, Novell

Netware serta platform lainnya yang digunakan untuk melayani dan melakukan

pengaturan fasilitas web menggunakan sebuah protokol yang dikenal

dengan HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Nama Apache sendiri dipilih

sebagai penghormatan terhadap suku Indian Apache yang menggunakan

keterampilan dan strategis yang luar biasa dalam peperangan.

Sama seperti web server pada umumnya Apache Web Server juga

berfungsi sebagai memperoleh berkas sesuai request pembaca dari web

browser. Setelahnya maka Apache akan memproses berkas tersebut dan

memberikan output yang dinginkan oleh pembaca. Output yang di keluarkan

sebelumnya tersimpan pada database website.

Server Apache memungkinkan pengguna untuk menjalankan berbagai

skrip dan aplikasi didalamnya. Dengan begitu, setiap web yang dihosting ke

server Apache menjadi dinamis, konten didukung oleh standar HTTP saat ini.

L. Visual Studio Code

Microsoft Visual Studio Code adalah editor one-stop shop yang

memungkinkan pengembang fokus pada proses pembuatan website, editor

besutan Microsoft ini mengusung tema Open Source, dan mendukung beberapa

31
tools untuk mengebangkan beberapa Bahasa program dalam satu editor, salah

satunya adalah pengembangan website.

M. Laragon

Laragon merupakan sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan

Apache Server, Mysql, PHP dalam satu klik tombol mulai, software ini

berfungsi untuk menjalankan aplikasi secara localhost sebelum pengembang

melakukan proses menghosting web aplikasi mereka. Aplikasi ini bisa berjalan

pada sistem operasi windows

N. PhpMyAdmin

PhpMyAdmin adalah sebuah software gratis berbasis scripting language

PHP yang bertujuan untuk memudahkan kita mengelola database MySQL.

Tanpa phpMyAdmin, Anda perlu menggunakan terminal untuk mengelola

database anda. Sementara, dengan phpMyAdmin Anda tidak perlu susah lagi

mengelola database MySQL Anda karena phpMyAdmin memiliki user

interface grafis.

PhpMyAdmin mendukung banyak operasional MySQL, MariaDB, dan

Drizzle sehingga Anda bisa menggunakannya untuk mengelola database,

columns, tables, indexes, users, dan masih banyak lagi. Di saat yang sama, Anda

juga bisa meng-execute SQL statement apapun secara langsung.

O. Framework

Framework adalah sebuah kerangka program yang digunakan untuk

membantu developer untuk mengembangkan kode secara konsisten, Dengan

adanya framework developer bisa mengurangi jumlah bug pada aplikasi yang

32
dibuat. Karena, fungsi dan variabel yang sudah tersedia di dalam komponen

framework.

P. Codeigniter

CodeIgniter adalah sebuah web application network yang bersifat open

source yang digunakan untuk membangun aplikasi php dinamis.

CodeIgniter menjadi sebuah framework PHP dengan model MVC (Model,

View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan

PHP yang dapat mempercepat pengembang untuk membuat sebuah aplikasi

web. Selain ringan dan cepat, CodeIgniter juga memiliki dokumentasi yang

super lengkap disertai dengan contoh implementasi kodenya.

Dokumentasi yang lengkap inilah yang menjadi salah satu alasan kuat

mengapa banyak orang memilih CodeIgniter sebagai framework pilihannya.

Karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh CodeIgniter, pembuat PHP

Rasmus Lerdorf memuji CodeIgniter di frOSCon (Agustus 2008) dengan

mengatakan bahwa dia menyukai CodeIgniter karena “it is faster, lighter and

the least like a framework.”

Q. Pemodelan Sistem

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

a. Defenisi UML

(Arie, 2013) UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar

dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model

sebuah sistem.

33
Dengan menggunakan UML model dapat dibuat untuk semua jenis

aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada

perangkat keras, sistem operasi dan jaringan apapun serta ditulis dalam

bahasa pemrograman apapun.

UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukan

berbagai aspek dalam sistem UML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-

diagram yang digunakan dalam UML :

1. Use case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah sistem. Use case merepresentasikan sebuah

interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan pekerjaan

tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sbuah daftar belanja,

dan sebagainya.

2. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan

desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut /

properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (metode / fungsi). Class diagram

menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta

hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan

lain-lain. Class memiliki tiga area pokok yaitu Nama, Atribut dan

Metoda. Sedangkan atribut dan metoda dapat memiliki sifat antara lain

34
a) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan;

b) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan

anak-anak yang mewarisinya;

c) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

3. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam

sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,

decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir?

Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang

mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan

state diagram khusus, sebagian besar state adalah action dan sebagian

besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal

processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan

behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara

eksak, tetapi lebih menggambarkan proses – proses dan jalur – jalur

aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat

direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan

proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana

aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

4. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar - objek di

dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan

sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.

35
Sequence diagram terdiri atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi

horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa

digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk

menghasilkan output tertentu. Diawali dari trigger aktivitas tersebut,

proses, dan perubahanyang terjadi secara internal dan output yang

dihasilkan.

Berikut simbol-simbol pada UML :

36
Gambar 2.13 Simbol UML

R. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui apakah pada

sebuah program atau sistem tersebut sudah sesuai dengan hasil yang di

harapkan. Pengujian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah

perangkat lunak.

37
Terdapat beberapa pendekatan pengujian yang dilakukan pada perangkat

lunak, antara lain:

1. White box testing

White Box Testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan

terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain

program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa

kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing

merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.

2. Black Box Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati

hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat

lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit hanya

bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus

hitam nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari

tampilan luarnya(interface nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa

sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya mengetahui input

dan output).

Black Box pengujian adalah metode pengujian perangkat lunak yang

menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal

atau kerja (lihat pengujian white-box). Pengetahuan khusus dari kode

aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya

tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan,

yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi

38
eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain

untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-

fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input

yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada

pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu.

S. Penelitian Terkait

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penilis mendefinisikan penelitian-

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tugas akhir ini. Dari penelitian

sebelumnya terdapat perbedaan-perbedaan dari penelitian penulis. Berikut ini

penjelasan singkat dari beberapa jurnal penelitian terkait.

Tabel 2.2 : Penelitian Terkait

No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan


1 Rizka Esa Implementasi Metode Hasil data Penelitian yang
Basri, Sistem Pakar Forward pengujian dilakukan Rizka
2017 Berbasis Chaining menggunakan Esa Basri,
Android Pada pengujian menggunakan 3
Penyakit Equivalence variabel
Tanaman Lada Partitioning, inputan, yakni
Dengan menunjukan hama dan
Menggunakan bahwa penyakit
Metode pengelolaan sedangkan
Forward aturan (rule) variable yang
Chaining sistem dapat diteliti
berjalan memfokuskan
sesuai pada 11
fungsinya penyakit lada
dan sistem

39
No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan
dapat
mendiagnosa
penyakit
dengan baik.
Selain itu
berdasarkan
data angket,
aplikasi ini
adalah
aplikasi yang
user friendly
(dengan nilai
rata-rata
85,75% /
sangat baik).
2 Kadek Eko Sistem Pakar Metode hasilnya Penelitian yang
Darsana, Untuk Certainty adalah dilakukan
Candra Mendiagnosa Factor metode Kadek Eko
Ahmadi, I Hama Dan certainty Darsana, dkk
Gusti Ayu Penyakit Pada factor (CF) menggunakan
Sri Melati, Tanaman Lada melakukan hipotesis
2015 Dengan Metode pengurangan terhadap
Certainty antara ukuran penyakit &
Factor ketidak hama, kemudian
percayaan metode CF
terhadap melakukan
hipotesis pengurangan
penyakit & antara
hama pada kepercayaan

40
No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan
tanaman lada terhadap
dengan hipotesis
gejala-gejala sedangkan
penyebab penelitian yang
penyakit & diambil,
hama menggunakan
tanaman lada metode Case
terhadap Base Reasoning
ukuran untuk
kepercayaan pengambilan
terhadap keputusan dari
hipotesis kasus yang baru
penyakit & dengan
hama berdasarkan
tanaman lada solusi dari kasus
dengan – kasus
gejala-gejala sebelumnya
penyebab
penyakit &
hama
tanaman lada.
3 Deki Sistem Pakar Metode Hasilnya Penelitian yang
Prianto, Diagnosa Forward adalah user dilakukan Deki
Fauziah, Penyakit Dan Chaining melakukan Prianto, dkk
Endah Tri Hama Pada intruksi pada menggunakan
Esti Tanaman Lada inputan, teknik pencarian
Handayani. Dengan Metode selanjutnya yang dimulai
2019 Forward sistem dengan fakta
Chaining menampilkan yang diketahui,

41
No Nama Judul Metode Hasil Perbedaan
Berbasis penyakit kemudian
Android yang sesuai mencocokan
dengan gejala fakta-fakta
yang di tersebut dengan
inputkan oleh bagian IF dari
user rules IF-THEN
sedangkan
penelitian yang
di ambil
menghitung
tingkat
kemiripan
(jarak) suatu
kasus terhadap
kasus baru
berdasarkan
beberapa atribut
yang di
definisikan
berdasar
pembobotan
tertentu dan
kemudian
tingkat
kemiripan
(jarak) dari
keseluruhan
atribut akan di
jumlahkan

42
T. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk menjelaskan dari proses penelitian yang akan dilakukan, maka

dijelaskan kerangka pemikiran dari masalah yang ada serta pemecahannya

digambarkan sebagai berikut.

Masalah
Tentunya dalam budidaya tanaman lada, umum nya tanama akan diserang oleh
berbagai penyakit, sehingga mengakibatkan gagal panen dan kerugian

Solusi
Untuk menghindari gagal panen akibat serangan penyakit pada lada, tentunya
perlu mengadopsi pengetahuan seorang pakar ke dalam sebuah sistem, sehingga
petani bisa secara mandiri mendiagnosa penyakit

Metode

Sistem pakar akan dirancang menggunakan


metode case base reasoning

Hasil

Sistem pakar dapat membantu petani dalam menentukan tindakan yang perlu di
lakukan untuk menyembuhkan penyakit tanaman lada

Gambar 2.14 Kerangka Pikir

43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENGGAMBARAN SISTEM

1. Sistem Yang Berjalan

Sistem yang berjalan dapat dituangkan dalam bentuk diagram yang

disesuaikan dengan prinsip OOAD (Object Orianted Analytis and Diagram)

menggunakan UML Diagram.

Macam-macam Macam-macam
Ciri-ciri penyakit
Penyakit Hama

Insert Update Delete


Peneyelesaian <<include>>
Solusi
<<include>>
<<include>> <<include>> Sistem masalah
<<include>>

Manage Menu
Login
Data Sistem

Admin

User

Gambar 3.1 : Use case Diagram sistem yang berjalan

a. Admin

User : Admin

Main Flow : Admin melakukan tugas login dan

memanipulasi (Insert, Update, dan Delete)

semua isi content Aplikasi Sistem pakar.

b. Petani

User : Petani

44
Main Flow : Melakukan diagnosa penyakit terhadap

tanaman lada dengan menginput data-data

yang dibutuhkan pada sistem pakar.

2. Sistem Yang Diusulkan

Setelah analisa sistem yang berjalan kemudian dilakukan desain

sistem yang baru. Tujuan umum dari sistem yang diusulkan adalah

menyempurnakan dari sistem sebelumnya.

Gambar sistem yang diusulkan yaitu, gambar 3.2 :

Login
Insert
<<include>> Update
<<include>>
Kelola
Gejala <<include>> Delete
<<include>> <<extend>>
Algoritma
Nearest Input
Kelola Neighbor Gejala
Admin
Diagnosa Hasil
<<include>> Diagnosa

Informasi Macam-macam
<<include>>
Penyakit Penyakit
<<include>>

Ciri-ciri penyakit
User

Gambar 3.2 : Use case Diagram sistem yang diusulkan

a. Admin

Actor : Admin

Main Flow : Admin melakukan login, mengelola gejala,

mengelola diagnose dan mengelola informasi

penyakit (Insert, Update, dan Delete), .

45
b. Petani

User : Petani

Main Flow : Melakukan inputan untuk mendiagnosa

penyakit terhadap tanaman lada dengan

menginput data-data yang dibutuhkan pada

sistem pakar dan melihat informasi penyakit

tanaman lada.

B. ANALIS KEBUTUHAN

1. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan-kebutuhan yang memiliki

keterkaitan langsung dengan sistem, kebutuhan fungsional dari sistem ini

meliputi:

a. Kebutuhan User (Budidaya tanaman lada)

1) Melihat aplikasi Web.

2) Mendapatkan informasi terkait penyakit dan hama yang menyerang

tanaman lada.

3) Mendapatkan informasi hasil diagnosa penyakit dan hama pada

tanaman lada.

b. Kebutuhan Administrasi

1) Mendapatkan hak akses login sebagai administrator ke sistem.

2) Mengelolah data (Insert, Update, dan Delete)

3) Melihat menu utama

46
4) Melihat log kegiatan user

2. Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang tidak secara

langsung terkait dengan fitur tertentu dalam sistem meliputi.

a. Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan dalam membangun sistem ini

adalah sebagai berikut.

1) Processor minimal core i3 atau yang setara

2) RAM 4gb atau yang lebih tinggi

3) Harddisk 10gb atau diatasnya

4) VGA dengan resolusi minimal 800x1200 pixel

5) Mouse (opsional)

6) Keyboard (opsional)

b. Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem ini

adalah:

1) Sistem operasi Windows 10

2) XAMP

3) Sublime Text 3

4) Hosting

5) Localhost (opsional)

47
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Sumber data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara

langsung. Dalam hal ini melalui wawancara terhadap seorang pakar

dalam menangani penyakit dan hama pada tanaman lada.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sebelumnya sudah ada .

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Wawancara

Wawancara perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa

saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang telah

dipaparkan pada rumusan masalah, juga untuk membuktikan bahwa

sistem yang akan dibangun memang dibutuhkan di kantor Dinas

Pertanian Kabupaten Luwu Timur .

b. Teknik Pengambilan Data

Dilakukan secara langsung terhadap obyek yang telah ditentukan

untuk mengamati kebutuhan-kebutuhan yang akan dimasukkan dan

diterapkan disistem.

48
D. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Dinas Pertanian kabupaten Luwu Timur terletak di Jl. Ki Hajar

Dewantara, Puncak Indah, Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi

Selatan 92936, Indonesia.

2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur

Gambar 3.3 Struktur Organisasi

49
DAFTAR PUSTAKA

Zulfiansyah, R. P., & Ayub, M. (2015). Aplikasi Metode Backward Chaining untuk

Mengenali Kerusakan Mesin Mobil. Jurnal Zenit, 4(2), 105-120.

Tarigan, F. A. (2015). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ginjal dengan

Metode Backward Chaining. Jurnal TIMES, 3(2), 25-29.

Muchlisin Riadi (2016). Kajian Pustaka, Pengertian, Tujuan dan Struktur Sistem

Pakar. https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-dan-

struktur-sistem-pakar.html

Aziz, A., & Tampati, T. (2015). Analisis Web Server untuk Pengembangan Hosting

Server Institusi: Pembandingan Kinerja Web Server Apache dengan Nginx.

Analisis Web Server untuk Pengembangan Hosting Server Institusi:

Pembandingan Kinerja Web Server Apache dengan Nginx, 13.

Akil, I. (2017). Analisa efektifitas metode forward chaining dan backward chaining

pada sistem pakar. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 13(1), 35-42.

Minarni, M. (2013). Rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk kerusakan

komputer dengan metode Backward Chaining. Jurnal Teknoif, 1(1).

Honggowibowo, A. S. (2009). Sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi

berbasis web dengan forward dan backward chaining. Telkomnika, 7(3),

187.

Anda mungkin juga menyukai