Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI

SULAEMAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KHARISMA KARAWANG


Jln. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316

2020/2021
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi.
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116).

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur


proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses
kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).

Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.

b. Anatomi dan fisiologi system pencernaan


1. Rongga oral
a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan,
untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan
melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi
polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang, membersihkan rongga oral
dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan
bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat
ditelan.
2. Faring : berperan dalam proses menelan.
3. Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristalis.
4. Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi
mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi.
5. Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan
makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh
enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara
selektif mengabsorpsi produk digesti.
6. Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus yang
tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.

c. Faktor-fakt or yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan.


1) Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan
sehingga terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses
pencernaan tida optimal dalam melakukan fungsinya. Diet yang dapat
mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah makanan pedas,
asam dan bersantan pekat.
2) Penyakit
Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-
benda dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan sekali
terkena gangguan apabila sistem pertahanan tubuh tidak adekuat.
Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan
karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak
kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
3) Bahan kimia
Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik disengaja
maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di rongga mulut
dan bahkan masuk sampai organ pencernaan bagian dalam sehingga
mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami gangguan.

d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan.


1) Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja
bakteri pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut,
yang pada waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email
gigi.
2) Kanker rongga mulut
3) Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus
distal disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam
respon terhadap menelan.
4) Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono.
5) Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk
dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
6) Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari
200g/hari) dan konsistensi (feses cair)
7) Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa
rongga abdomen dan meliputi visera.

B. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari dengan
konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.
b) Keluhan sekarang
Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu makan
meningkat dan mudah merasa lapar.
c) Keluhan masa lalu
Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.

2. Pemeriksaan fisik : data fokus


a) Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
b) Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
c) Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
d) Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia
atau memar, lemak subkutan sedikit
e) Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
f) Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
g) Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran
lidah bertambah atau berkurang
h) Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
i) Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
j) Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
k) Sistem kardiovaskular : Frekuensi nadi meningkat, TD meningkat, trama
jantung abnormal (ireguler)
l) Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
m) Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian,
bingung

3. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Hb
Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
b) Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
c) Rontgen
d) TG (<150 mg/dl)
e) Kolesterol (<200 mg/dl)
f) HDL (>50 mg/dl)
g) LDL (<130 mg/dl)
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1 : Berat Badan Lebih (D.0018)


No Diagnosis Intervensi
1 Berat Badan Lebih Konseling Nutrisi
(0018) Observasi
Definisi: Akumulasi - Identifikasi kebiasaan makan dan
lemak berlebih atau perilaku makan yang akan di ubah
abnormal yang tidak - Identifikasi kemajuan modifikasi diet
sesuai dengan usia dan secara reguller
jenis kelamin - Monitor intake dan output cairan, nilai
hemoglobin, tekanan darah, kenaikan
Gejala dan tanda berat badan, dan kebiasaan membeli
mayor makanan
Subjektif: -
Terapeutik
Objektif: - Bina hubungan terapeutik
- IMT 25- - Sepakati lama waktu pemberian
2
27kg/m (pada konseling
dewasa) atau - Tetapkan tujuan jangka pendek dan
berat badan dan jangka panjang yang realitis
panjang badan - Gunakan standar nutrisi sesuai program
lebih dari diet dalam mengevalusi kecukupan
perswntil 95 asupan makanan
(pada anak <2 - Pertimbangkan faktor-faktor yang
tahun) atau IMT mempengaruhii pemenuhan kebutuhan
pada persentil gizi (mis. usia, tahap pertumbuhan dan
ke 85 – 95 (pada perkembangan, penyakit)
anak 2 – 18 Edukasi
tahun) - Informasi perlunya modifikasi diet (mis.
Gejala dan tanda penurunan atau penambahan berat badan,
minor pembatasan natrium atau cairan,
Subjektif: - pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi
Objektif: pasien terhadap diet yang doprogramkan
- Tebal lipatan
kulit trisep Kolaborasi
<25mm - Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan paasien
yang dapat mempengaruhi berat badan

Terapeutik
- Hitung berat badan ideal pasien
- Hitung persentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan taret berat badan
yang realistis
Edukasi
- Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, aktivitas fisik, penambahan
berat badan dan penurunan berat badan
- Jelaskan faktor risiko berat badan lebih
dan berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat badan setiap
minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makan, aktivitas fisik dan perubahan
berat badan.

Diagnosa 2 : Defisit Nutrisi (D.0019)


No Diagnosis Intervensi
1 Defisit Nutrisi (D.0019) Manajemen Nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi Observasi :
tidak cukup untuk - Identifikasi status nutrisi
memenuhi kebutuhan - Identifikasi alergi dan intolerasi
metabolisme makanan
- Identifikasi makanan yang
disukai
Gejala dan tanda - Identifikasi kebutuhan kalori
mayor dan jenis nutrient
Subjektif: - - Identifkasi perlunya
penggunaan selang nasogastrik
Objektif: - Monitor asupan makanan
- Berat badan - Monitor berat badan
menurun minimal - Monitor hasil penelitian
10% dibawah laboratorium
rentang ideal

Gejala dan tanda


minor Terapeutik
Subjektif:
- Lakukan oral hygiene sebelum
- Cepat kenyang
makan, jika perlu
stelah makan
- Fasilitasi menentukan pedoman
- Kram/nyeri
diet (mis. Piramida makanan)
abdomen
- Sajikan makanan secara
- Nafsu makan
menarik dan suhu yang sesuai
menurun
- Berikan makanan tinggi serat
Objektif:
untuk mencegah konstipasi
- Bising usus
hiperaktif - Berikan makanan tinggi kalori
- Otot pengunyah dan tinggi protein
lemah - Berikan suplemen makanan,
- Otot menelan jika perlu
lemah - Hentikan pemberian makanan
- Memebran melalui selang nasogatrik jika
mukosa pucat asupan oral dapat ditoleransi
- Sariawan
- Serum albumin Edukasi
menurun - Anjurkan posisi duduk, jika
- Rambut rontok mampu
berlebihan - Anjurkan diet yang di
- Diare programkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.

Diagnosa 3 : Diare (0020)


No Diagnosis Intervensi
1 Diare (0020) Manajemen diare
Definisi : Pengeluaran Observasi
fases yang sering, lunak - Identifikasi penyebab diare
dan tidak berbentuk (mis. inflamasi gastrointestinal,
iritasi gastrointestinal, proses
Gejala dan tanda infeksi , malabsorpsi, ansietas ,
mayor stres, efek obat-obatan ,
Subjektif: - pemberian botol susu)
- Identifikasi riwayat pemberian
Objektif: makan
- Defekasi lebih - Identifikasi gejala invaginasi
dari tiga kali
(mis. tangisan keras, kepucatan
dalam 24 jam
- Fases lembek pada bayi)
atau cair - Monitor warna , volume,
frekuensi dan konsistensi tnja
Gejala dan tanda - Monitor tanda dan gejala
minor hipovolemia (mis. takikardi,
Subjektif:
nasi teraba lemah, TD turun ,
- Urgency
- Nyeri/kram turgor kulit turun, mukosa
abdomen mulut kering, CRT melambat,
Objektif: BB mennurun)
- Frekuensi - Monitor iritasi dan ulserasi
peristaltic kulit didaerah perianal
meningkat - Monitor jumlh pengeluaran
- Bising usus
diare
hiperaktif
- Monitor keamanan penyiapan
makanan

Terpeutik
- Berikan asupan cairan oral
(mis. larutan garam, oralit,
pedialyte, renalyte
- Pasang jalurnintravena
- Berikan cairan intravena (mis.
Ringel asetat, Ringel Laktat)
jika perlu
- Ambil sempel darah untuk
pemeriksaan dara lengkap dan
elektrolit
- Ambil smpel fesel fess untuk
kultur jika perlu
- Edukasi anjurkan makanan
porsi sering dan kecil secara
bertahap
- Anjurkn menghindari mkanan
pembentukan gas, pedas dan
mengandung laktosa
- Anjurkn pemberian asi

Kolaborasi
- Pemberian obat antimotilitas
(mis. loperamide, difenoksilat)
- Pemberian obat
antispasmodic/spasmolitik( mis
. papaverin, ekstrak beladonna,
mebeverine)
- Pemberian obat pengeras fese
(mis. tapulgit, smektit, kaolin-
pektin

Pemantauan caira
Observasi
- Monitor frekuensi dam
kekuatan nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor TD dan BB
- Monitor waktu pengisian
kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor
ulit
- Monitor jumlah warna dan
jenis urin
- Monitor kadar albumin dan
protein total
- Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. osmolaritas resum,
hematokrit, natrium, natrium,
BUN)
- Monitor intake dan output
cairan
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis. frekeunsi
nadi meningkat, nadi teraba
lemah, TD menurun, tekanan
nadi menyempit, tugor kulit
menurun, membran mukosa
kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urin
meningkat, BB menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hiverpolemia (mis. dispne,
edema perifer, edema anasarka,
JVP, CVP meningkat , reflek
hepatojugular, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
aperesis, obstruksiitestinal,
peradagan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, difungsi
intestinal)

Terapetuik
- Atur interval waktu
pemantauna sesuai degan
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantuan
- Informasikan hasil pemantuan
jika perlu

Diagnosa 4 : Obesitas (D.0030)


No Diagnosis Intervensi
1 Obesistas (D.0030) Edukasi Berat Badan Efektif
Definisi : Akumulasi Observasi:
lemak berlebih atau - Identifikasi kesiapan dan
abnormalyang tidak kemampuan menerima
sesuai dengan usia dan informasi
jenis kelamin, serta Terapeutik
melampaui berat badan - Sediakan materi dan media
lebih (overweight). edukasi
- Jadwalkan pendidikan
Gejala dan tanda kesehatan sesuai kesepakatan
mayor - Beri kesempatan pada keluarga
Subjektif: -
untuk bertanya
Objektif: Edukasi
- IMT >27 kg/m2 - Jelaskan hubungan asupan
(pada dewasa)
atau lebih makanan, latihan, peningkatan
presentil ke 95 dan penurunan berat badan
untuk usia dan - Jelaskan risiko kondisi
jenis kelamin kegemukan dan kurus
(pada anak) - Jelaskan kebiasaan, trasisi dan
budaya, serta faktor genetik
Gejala dan tanda
yangmempengaruhi berat
minor
Subjektif: - badan
- Ajarkan cara mengelola berat
Objektif: badan secara efektif
- Tebal lipatan
kulit trisep Manajemen Berat Badan
>25mm Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan
pasien yang dapat
mempengaruhi berat badan

Terapeutik
- Hitung berat badan ideal pasien
- Hitung persentase lemak dan
otot pasien
- Fasilitasi menentukan target
berat badan yang realistis

Edukasi
- Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktifitas fisik,
penambahan berat badan dan
enurunan berat badan
- Jelaskan faktor risiko berat
badan lebih dan berat badan
kurang
- Anjurkan mencatat berat badan
setiap minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan
pencatatan asupan makan,
aktivitas fisik dan perubahan
berat badan
-

Diagnosa 5 : Risiko Berat Badan Lebih (D.0031)


No Diagnosis Intervensi
1 Risiko Berat Badan Edukasi diet
Lebih (D.0031) Observasi
Definisi : Berisiko - Identifikasi kemampuan pasien
dan keluarga menerima
mengalami akumulsi
informasi
lemak berlebih atau - Identifikasi tingkat
abnormal yang tidak pengetahuan saat ini
sesuai dengan usia dan - Identifikasi kebiasaan pola
jnis kelamin. makan saat ini dan masa lalu
- Identifikasi persefsi pasien dan
Gejala dan tanda keluarga tentang diet yang
mayor diprgoramkan
Subjektif: - - Identifikasi keterbatasan

Terapetik
Objektif: -
- Persiapkan materi, media dan
Gejala dan tanda alat peraga
minor - Jadwalkan waktu yang tepat
Subjektif : - untuk memberikan pendidikan
kesehatan
Objektif : - - Berikan kesempatan pasien dan
keluarga bertanya

Konseling nutrisi
Observasi

- Identifikasi kebiasaan makan


dan perilaku makan yang akan
di ubah
- Identifikasi kemajuan
modifikasi diet secara reguller
- Monitor intake dan output
cairan, nilai hemoglobin,
tekanan darah, kenaikan berat
badan, dan kebiasaan membeli
makanan

Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik
- Sepakati lama waktu
pemberian konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek
dan jangka panjang yang
realitis
- Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam
mengevalusi kecukupan asupan
makanan
- Pertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhii
pemenuhan kebutuhan gizi
(mis. usia, tahap pertumbuhan
dan perkembangan, penyakit)

Edukasi
- Informasi perlunya modifikasi
diet (mis. penurunan atau
penambahan berat badan,
pembatasan natrium atau
cairan, pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet
yang doprogramkan

Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Diagnosa 6 : Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)


No Diagnosis Intervensi
1 Risiko Defisit Nutrisi Manajemen gangguan makan
(D.0032) Observasi:
Definisi : Berisiko - Monitor asupan dan keluarnya
mengalami asupan nutrisi makanan dan cairan serta
tidak cukup untuk kebutuhan kalori
memenuhi kebutuhan
metabolisme. Terapeutik :
- Timbang berat badan secara
Gejala dan tanda rutin
mayor - Diskusikan perilaku makan
dan jumlah aktivitas fisikm
Subjektif: - (termasuk olahraga), yang
sesuai
Objektif: -
- Lakukan kontrak perilaku
Gejala dan tanda (mis. Target BB, tanggung
minor jawab perilaku)
- Dampingi ke kamar mandi
Subjektif : - untuk pengamatan perilkau
memuntahkan kembali
Objektif : -
makanan
- Berikan penguatan positif
terhadap keberhasilan target
dan perubahan perilaku
- Berikan konsekuensi jika tidak
mencapai target sesuai kontrak
- Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan di
rumah (mis. Medis, konsleing)

Edukasi:
- Anjurkan membuat catatann
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis. Pengeluaran
ynag disengaja, mutah,
aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengatura diet ynag
tepat
- Ajarkan keterampilan kpoing
untuk menyelesaian masalah
perilaku makan

Kolaborasi :
- Kolaborasi dengna ahli gizi
tentnag target BB, kebutuha
kalori dan pilihan makanan

Manajemen nutrisi
Observasi:
- Identifikasi status
- Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang
disukai
- Identifkasi kebuthan kalori dan
jenis nutrien
- Identifiaski perlunya
pengguanaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor BB
- Monitor hasil pemeriksaan Lab

Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,
jika perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi :
- Anjurkan posisi tubuh, jika
mampu
- Anjurkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi:
- Pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibuthkan, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

 Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: EGC
 Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
 Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. Jakarta : EGC
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia:
Definisi dan indikator diagnortik. Jakarta: DPP PPNI.
 Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia:
Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai