Anda di halaman 1dari 15

KLIPING TENTANG BIOGRAFI TOKOH-TOKOH

KEPERAWATAN

Disusun oleh:

Yeni Sutrianingsih
NIM 20010146
Kelas: 20D
Prodi: S1 Ilmu Keperawatan

STIKES DR.SOEBANDI JEMBER


JL.Stikes dr.Soebandi no 99 Cangkring Patrang Kec. Patrang
1.BIOGRAFI IBNU SINA

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan,


dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar
karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran
Modern". Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang
kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ‫ابوعلى سينا‬ Abu Ali
Sina, Arab : ‫)أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا‬. Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara,
sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling
terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu".
Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi At Tibb).

Daftar isi

 1Latar Belakang
 2Biografi
 3Filsafat
 4Karya Ibnu Sina
o 4.1Referensi

Latar Belakang
Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan penulis aktif yang lahir di zaman
keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan
teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga
zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para
ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi.
Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri,
dan ilmu pengobatan.[4]. Pada zaman Dinasti Samayid dibagian
timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana
yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti
Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.[5]
Ilmu-ilmu lain seperti studi tentang Al-Quran dan Hadist berkembang dengan perkembangan dengan
suasana perkembangan ilmiah. Ilmu lainya seperti ilmu filsafat, Ilmu Fikih, Ilmu Kalam sangat
berkembang dengan pesat. Pada masa itu Al-Razi dan Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan
dalam bidang ilmu pengobatan dan filsafat. Pada masa itu Ibnu Sina memiliki akses untuk belajar di
perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota Ray, Kota Isfahan dan Hamedan.
Selain fasilitas perpustakaan besar yang memiliki banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula
beberapa ilmuwan muslim seperti Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi,
Abu Nashr Mansur seorang matematikawan terkenal dan sangat teliti, Abu al-Khayr Khammar seorang
fisikawan dan ilmuwan terkenal lainya.

Biografi
Kehidupan awal
Ibnu Sina lahir 980 masehi di Afsana, sebuah desa dekat Bukhara (sekarang dikenal
dengan Uzbekistan), ibukota Samaniyah, sebuah dinasti Persia di Central Asia dan Greater Khorasan.
Ibunya, bernama Setareh, berasal dari Bukhara; ayahnya, Abdullah, adalah seorang Ismaili yang
dihormati, sarjana dari Balkh, sebuah kota penting dari Kekaisaran Samanid (sekarang dikenal dengan
provinsi Balkh, Afghanistan). Ayahnya bekerja di pemerintahan Samanid di desa Kharmasain, kekuatan
regional Sunni. Setelah lima tahun, adiknya, Mahmoud lahir. Ibnu Sina sejak kecil mulai mempelajari Al-
Quran dan sasta, kira-kira sebelum ia berusia 10 tahun.
Sejumlah teori telah diusulkan mengenai madhab (pemikiran dalam islam) Ibnu Sina. Sejarawan abad
pertengahan Zahir al-din al-Baihaqi (d. 1169) menganggap Ibnu Sina menjadi pengikut Ikhwan al-Safa.
Di sisi lain, Dimitri Gutas bersama dengan Aisha Khan dan Jules J. Janssens menunjukkan bahwa
Avicenna adalah Sunni Hanafi. Namun, abad ke-14 Shia faqih Nurullah Shushtari menurut Seyyed
Hossein Nasr, menyatakan bahwa ia kemungkinan besar adalah bermadhab Dua Belas Syiah.
Sebaliknya, Sharaf Khorasani, mengutip penolakan undangan dari Gubernur Sunni Sultan Mahmud
Ghazanavi oleh Ibnu Sina di istananya, percaya bahwa Ibnu Sina adalah Ismaili. Perbedaan pendapat
serupa ada pada latar belakang keluarga Avicenna, sedangkan beberapa penulis menganggap mereka
Sunni, beberapa lagi menganggap bahwa dia adalah Syiah.
Menurut otobiografinya, Ibnu Sina telah hafal seluruh Quran pada usia 10 tahun. Ia belajar aritmetika
India dari pedagang sayur India Mahmoud Massahi dan ia mulai belajar lebih banyak dari seorang
sarjana yang memperoleh nafkah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengajar anak muda. Dia
juga belajar Fiqih (hukum Islam) di bawah Sunni Hanafi sarjana Ismail al-Zahid.
Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori Metafisika Aristoteles, yang ia tidak bisa
mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar
filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan
buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Jauh malam, ia akan melanjutkan studi dan bahkan dalam
mimpinya masalah akan mengejar dia dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia
membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata-kata itu dicantumkan pada ingatannya; tetapi
artinya tak jelas, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi,
yang dibelinya di sebuah toko buku seharga kurang dari tiga dirham. Begitu besar kegembiraannya atas
penemuannya itu, yang dibuat dengan bantuan sebuah karya dari yang telah diperkirakan hanya misteri,
bahwa ia bergegas untuk kembali, berterima kasih kepada Tuhan dan diberikan sedekah atas orang
miskin.
Dia beralih ke pengobatan di usia 16 dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi juga menemukan
metode baru pengobatan. Anak muda ini memperoleh status penuh sebagai dokter yang berkualitas
pada usia 18 dan menemukan bahwa "Kedokteran adalah ilmu yang sulit ataupun berduri, seperti
matematika dan metafisika, sehingga saya segera membuat kemajuan besar, saya menjadi dokter yang
sangat baik dan mulai merawat pasien, menggunakan obat yang disetujui". Ketenaran Ibnu Sina
menyebar dengan cepat dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Masa Dewasa
Janji pertama Ibnu Sina adalah bahwa emir Nuh II yang berhutang padanya pemulihan dari penyakit
berbahaya (997), Ibnu Sina berhasil mendapat akses ke perpustakaan kerajaan Samaniyah. Ketika
perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama setelah itu, musuh-musuh Ibnu Sina menuduhnya
membakar perpustakaan dan dituduh menyembunyikan sumber pengetahuannya hanya untuk dirinya.
Sementara itu, ia membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk
menulis beberapa karya paling awal.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ia kehilangan ayahnya. Dinasti Samanid telah berakhir pada bulan
Desember 1004. Ibnu Sina tampaknya telah menolak tawaran Mahmud dari Ghazni dan menuju kearah
Barat ke Urgench di Turkmenistan modern, di mana wazir, dianggap sebagai teman sarjana,
memberinya uang saku bulanan yang kecil. Ibnu Sina lalu mengembara dari satu tempat ke tempat lain
melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan. Qabus, penguasa yang murah hati di
Tabaristan, dirinya seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibnu Sina mengharapkan menemukan
suaka, pada sekitar tanggal tersebut (1012) mati kelaparan oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu
Sina sendiri pada saat ini dilanda penyakit parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspia, Ibnu Sina
bertemu dengan seorang teman, yang membeli sebuah rumah di dekat rumahnya sendiri di mana Ibnu
Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa risalah Ibnu Sina ditulis untuk pelindung ini dan permulaan
dari buku Canon of Medicine juga ditulis saat ia menetap di Hyrcania.
Ibnu Sina kemudian menetap di Rey, di sekitar Teheran modern, kota asal Rhazes; mana Majd Addaula,
putra dari Buwaihi emir terakhir, adalah penguasa nominal di bawah Kabupaten ibunya (Seyyedeh
Khatun). Sekitar tiga puluh karya Ibnu Sina dikatakan telah disusun dalam Rey. permusuhan konstan
yang berkecamuk antara bupati dan putra keduanya, Shams al-Daulah, bagaimanapun, memaksa
sarjana untuk berhenti tempat. Setelah tinggal singkat di Qazvin ia lulus arah selatan ke Hamadan mana
Shams al-Daulah, Buwaihi emir lain, telah memantapkan dirinya. Pada awalnya, Ibnu Sina mengadakan
pelayanan seorang wanita tinggi lahir; tetapi emir, mendengar kedatangannya, memanggilnya sebagai
petugas medis, dan mengirimnya kembali dengan hadiah ke tempat tinggalnya. Ibnu Sina bahkan
diangkat ke kantor wazir. emir memutuskan bahwa ia harus dibuang dari negeri. Ibnu Sina,
bagaimanapun, tetap tersembunyi selama empat puluh hari di rumah syekh Ahmed Fadhel, sampai
serangan segar penyakit yang disebabkan emir untuk mengembalikan dia ke posnya. Bahkan selama
terganggu ini, Ibnu Sina bertahan dengan studi dan ajaran-Nya. Setiap malam, ekstrak dari karya-karya
besarnya, Canon dan Sanatio, ungkapkan dan menjelaskan kepada murid-muridnya. Pada kematian
emir, Ibnu Sina berhenti menjadi wazir dan bersembunyi di rumah seorang apoteker, di mana, dengan
ketekunan intens, ia melanjutkan komposisi karya-karyanya.
Sementara itu, ia telah menulis untuk Abu Ya'far, prefek kota dinamis Isfahan, menawarkan jasanya.
Emir baru Hamadan, mendengar korespondensi ini dan menemukan di mana Ibn Sina bersembunyi,
dipenjara dia di sebuah benteng. Sementara perang terus antara penguasa Isfahan dan Hamadan; di
1024 mantan ditangkap Hamadan dan kota-kota, mengusir tentara bayaran Tajik. Ketika badai berlalu,
Ibnu Sina kembali dengan emir ke Hamadan, dan dilakukan pada tenaga kerja sastra. Kemudian,
ditemani oleh saudaranya, murid favorit, dan dua budak, Ibnu Sina melarikan diri dari kota
menggunakan gaun bernuansa Sufi. Setelah perjalanan berbahaya, mereka mencapai Isfahan,
menerima sambutan terhormat dari pangeran.
Sisa Hidup
Sisa sepuluh atau dua belas tahun hidup Ibnu Sina ini dihabiskan dalam pelayanan dari Kakuyid
penguasa Muhammad bin Rustam Dushmanziyar (juga dikenal sebagai Ala al-Dawla), yang ia
didampingi sebagai dokter, sastra, dan penasihat ilmiah, bahkan dalam berbagai kampanye nya .
Selama tahun ini ia mulai belajar hal-hal sastra dan filologi. Sebuah kolik parah, yang menangkap dia di
barisan tentara terhadap Hamadan, diperiksa oleh obat sehingga kekerasan yang Ibnu Sina nyaris tak
bisa berdiri. Pada kesempatan yang sama penyakit itu kembali; dengan kesulitan ia mencapai
Hamadan, di mana, menemukan penyakit mendapatkan tanah, ia menolak untuk mengikuti rejimen yang
dikenakan, dan mengundurkan diri dirinya untuk nasibnya.
Teman-temannya menyarankan dia untuk memperlambat dan mengambil hidup cukup. Dia menolak,
bagaimanapun, menyatakan bahwa:. "Saya lebih memilih hidup yang pendek dengan lebar untuk satu
sempit dengan panjang" Pada penyesalan ranjang kematiannya menangkapnya; ia diberikan barang nya
pada orang miskin, dipulihkan keuntungan yang tidak adil, membebaskan budak, dan membaca Al-
Quran setiap tiga hari sampai kematiannya. Ia meninggal pada Juni 1037, pada tahun kelima puluh
kedelapan, dalam bulan Ramadan dan dimakamkan di Hamadan, Iran.

Filsafat
Ibnu Sina menulis secara ekstensif pada filsafat Islam awal, terutama mata pelajaran logika, etika, dan
metafisika, termasuk risalah bernama Logika dan Metafisika. Sebagian dari karya-karyanya ditulis dalam
bahasa Arab - maka bahasa ilmu di Timur Tengah - dan beberapa dalam bahasa Persia. Signifikansi
linguistik bahkan sampai hari ini adalah beberapa buku yang ia tulis dalam bahasa Persia hampir murni
(terutama Danishnamah-yi 'Ala', Filsafat untuk Ala 'ad-Dawla').
Buku tentang Penyembuhan menjadi tersedia di Eropa dalam terjemahan Latin parsial beberapa puluh
tahun setelah komposisi, dengan judul Sufficientia, dan beberapa penulis telah mengidentifikasi "Latin
Avicennism" sebagai berkembang untuk beberapa waktu, sejalan dengan lebih berpengaruh Latin
Averroism, tetapi ditekan oleh dekret Paris dari 1210 dan 1215. psikologi dan teori pengetahuan
Avicenna dipengaruhi William dari Auvergne, Uskup Paris dan Albertus Magnus, sementara metafisika
berdampak pada pemikiran Thomas Aquinas.
Metafisik
Filsafat dan Islam metafisika Islam awal, dijiwai karena dengan teologi Islam, membedakan lebih jelas
daripada Aristotelianisme antara esensi dan eksistensi. Sedangkan keberadaan adalah domain dari
kontingen dan disengaja, esensi bertahan dalam makhluk luar disengaja. Filsafat Ibnu Sina, terutama
bagian yang berkaitan dengan metafisika, berutang banyak al-Farabi. Pencarian untuk filsafat Islam
definitif terpisah dari okasionalisme dapat dilihat pada apa yang tersisa dari karyanya.
Setelah memimpin al-Farabi, Ibnu Sina memulai penyelidikan penuh ke dalam pertanyaan dari makhluk,
di mana ia membedakan antara esensi (Mahiat) dan keberadaan (Wujud). Dia berargumen bahwa fakta
keberadaan tidak dapat disimpulkan dari atau dicatat dengan esensi dari hal-hal yang ada, dan bentuk
yang dan materi sendiri tidak dapat berinteraksi dan berasal gerakan alam semesta atau aktualisasi
progresif hal yang ada. Keberadaan harus, karena itu, disebabkan agen-penyebab yang mengharuskan,
mengajarkan, memberikan, atau menambah eksistensi ke esensi. Untuk melakukannya, penyebabnya
harus menjadi hal yang ada dan hidup berdampingan dengan efeknya.
Pertimbangan Avicenna dari pertanyaan esensi-atribut dapat dijelaskan dalam hal analisis ontologis
tentang modalitas menjadi; yaitu kemustahilan, kontingensi, dan kebutuhan. Avicenna berpendapat
bahwa makhluk tidak mungkin adalah bahwa yang tidak bisa eksis, sementara kontingen sendiri
(mumkin bi-dhatihi) memiliki potensi untuk menjadi atau tidak menjadi tanpa yang melibatkan
kontradiksi. Ketika diaktualisasikan, kontingen menjadi 'ada diperlukan karena apa yang selain itu
sendiri' (wajib al-wujud bi-ghayrihi). Jadi, kontingensi dalam dirinya adalah potensi beingness yang
akhirnya bisa diaktualisasikan oleh penyebab eksternal selain itu sendiri. Struktur metafisik kebutuhan
dan kontinjensi berbeda. makhluk diperlukan karena itu sendiri (wajib al-wujud bi-dhatihi) benar dalam
dirinya sendiri, sedangkan makhluk kontingen adalah 'palsu dalam dirinya sendiri' dan 'benar karena
sesuatu yang lain selain itu sendiri'. Yang diperlukan adalah sumber keberadaan sendiri tanpa adanya
dipinjam. Ini adalah apa yang selalu ada.
The Necessary ada 'karena-to-Its-Self', dan tidak memiliki hakikat / esensi (mahiyya) selain keberadaan
(wujud). Selanjutnya, Ini adalah 'One' (wahid ahad) [37] karena tidak bisa ada lebih dari satu 'Diperlukan-
yang Ada-karena-to-Hakikat' tanpa differentia (fasl) untuk membedakan mereka dari satu sama lain.
Namun, untuk meminta differentia mensyaratkan bahwa mereka ada 'karena-to-diri' serta 'karena apa
yang selain diri mereka sendiri'; dan ini bertentangan. Namun, jika tidak ada differentia membedakan
mereka dari satu sama lain, maka tidak ada rasa di mana ini 'Existent' tidak satu dan sama. [38] Ibnu
Sina menambahkan bahwa 'Diperlukan-yang Ada-karena-to-Hakikat' tidak memiliki genus (jins), atau
definisi (hadd), maupun rekan (nTambahkan) atau berlawanan (melakukan), dan terlepas (bari) dari
materi (madda), kualitas (kayf), kuantitas (kam), tempat (ain ), situasi (segumpal), dan waktu (waqt).
Teologi
Avicenna adalah seorang Muslim yang taat dan berusaha untuk mendamaikan filsafat rasional dengan
teologi Islam. Tujuannya adalah untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan ciptaan-Nya dari dunia
ilmiah dan melalui akal dan logika. [43] views Avicenna tentang teologi Islam (dan filsafat) yang sangat
berpengaruh, membentuk bagian dari inti kurikulum di sekolah-sekolah agama Islam sampai abad ke-
19. [44] Ibnu Sina menulis sejumlah risalah singkat berurusan dengan teologi Islam. Ini risalah
disertakan pada nabi (yang ia dipandang sebagai "filsuf terinspirasi"), dan juga pada berbagai penafsiran
ilmiah dan filosofis dari Quran, seperti bagaimana Quran kosmologi sesuai dengan sistem filsafat
sendiri. Secara umum risalah ini terkait tulisan-tulisan filosofis ide-ide agama Islam; misalnya, akhirat
tubuh.
Ada petunjuk singkat sesekali dan sindiran dalam bukunya lagi bekerja namun yang Avicenna dianggap
filsafat sebagai satu-satunya cara yang masuk akal untuk membedakan nubuatan nyata dari ilusi. Dia
tidak menyatakan ini lebih jelas karena implikasi politik dari teori semacam itu, jika nubuat bisa
dipertanyakan, dan juga karena sebagian besar waktu ia menulis karya pendek yang berkonsentrasi
pada menjelaskan teori-teorinya tentang filsafat dan teologi jelas, tanpa menyimpang ke
mempertimbangkan hal-hal epistemologis yang hanya bisa dipertimbangkan oleh filsuf lain. [45]
Kemudian interpretasi dari Avicenna filsafat dibagi menjadi tiga sekolah yang berbeda; mereka (seperti
al-Tusi) yang terus menerapkan filosofinya sebagai sistem untuk menafsirkan peristiwa politik kemudian
dan kemajuan ilmiah; mereka (seperti al-Razi) yang dianggap karya teologis Avicenna dalam isolasi dari
keprihatinan filosofis yang lebih luas; dan mereka (seperti al-Ghazali) yang selektif digunakan bagian
dari filsafat untuk mendukung upaya mereka sendiri untuk mendapatkan wawasan spiritual yang lebih
besar melalui berbagai cara mistis. Itu interpretasi teologis diperjuangkan oleh orang-orang seperti al-
Razi yang akhirnya datang untuk mendominasi di madrasah. [46]
Avicenna menghafal Al Qur'an pada usia sepuluh, dan sebagai orang dewasa, ia menulis lima risalah
mengomentari surah dari Al-Qur'an. Salah satu teks-teks ini termasuk Bukti Nubuat, di mana dia
komentar pada beberapa ayat-ayat Alquran dan memegang Quran di harga tinggi. Avicenna
berpendapat bahwa nabi Islam harus dianggap lebih tinggi dari filsuf. [47]
Eksperimen pikiran
Sementara ia dipenjarakan di kastil Fardajan dekat Hamadhan, Ibnu Sina menulis yang terkenal
"Mengambang Man" nya - benar jatuh man - percobaan berpikir untuk menunjukkan manusia kesadaran
diri dan kekukuhan dan tidak material jiwa. Ibnu Sina percaya nya "Mengambang Man" eksperimen
pikiran menunjukkan bahwa jiwa adalah substansi, dan mengklaim manusia tidak dapat meragukan
kesadaran mereka sendiri, bahkan dalam situasi yang mencegah semua input data sensorik. Pikiran
percobaan kepada pembacanya untuk membayangkan diri mereka diciptakan sekaligus sementara
ditangguhkan di udara, terisolasi dari semua sensasi, yang mencakup tidak ada kontak sensorik bahkan
dengan tubuh mereka sendiri. Dia berargumen bahwa, dalam skenario ini, kita masih akan memiliki
kesadaran diri. Karena dapat dibayangkan bahwa seseorang, ditangguhkan sementara udara terputus
dari pengalaman rasa, masih akan mampu menentukan eksistensi sendiri, poin pemikiran percobaan
untuk kesimpulan bahwa jiwa adalah kesempurnaan, independen dari tubuh dan immaterial zat. The
conceivability ini "Mengambang Man" menunjukkan bahwa jiwa dianggap intelektual, yang mencakup
keterpisahan jiwa dari tubuh. Avicenna disebut kecerdasan manusia hidup, terutama intelek aktif, yang
ia percaya untuk menjadi hypostasis yang melaluinya Tuhan berkomunikasi kebenaran kepada pikiran
manusia dan menanamkan ketertiban dan kejelasan dengan alam.

Karya Ibnu Sina


Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karyanya
yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik,
menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal di antara
lain :

 Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)


 Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
 An Najat
 Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)
Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya
yang terkenal adalah :

 Hayy ibn Yaqzhan


 Risalah Ath-Thair
 Risalah fi Sirr Al-Qadar
 Risalah fi Al- 'Isyq
 Tahshil As-Sa'adah
Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :

 Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
 Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
 Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah

Referensi
1. ^ Di Bukhara (19 tahun) kemudian Gurgānj, Khwarezmia (13 tahun).
2. ^ In Gorgān, 1012–14.
3. ^ In Ray (1 tahun), Hamadān (9 tahun) dan Isfahān (13 tahun). "D. Gutas, 1987, ''AVICENNA ii.
Biography'', Encyclopædia Iranica". Iranicaonline.org. Diakses tanggal 2012-01-07.
4. ^ "Major periods of Muslim education and learning". Encyclopædia Britannica Online. 2007.
Diakses tanggal 16 Desember 2007.
5. ^ Afary, Janet (2007). "Iran". Encyclopædia Britannica Online. Teks "accessdate16 Desember
2007" akan diabaikan (bantuan)

2..BIOGRAFI FLORENCE NIGHTINGALE

Florence Nightingale

Lahir 12 Mei 1820


Firenze, Kadipaten Agung Toscana

Meninggal 13 Agustus 1910 (umur 90)

Park Lane, London, Britania Raya

Dikenal atas Memelopori perawatan modern

Profesi Perawat dan statistikawan

Institusi Selimiye Barracks, Scutari

Spesialisasi Kebersihan dan sanitasi rumah sakit

Tanda tangan

Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal


di London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern,
penulis dan ahli statistik.[1] Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The
Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang
pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit
dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap
keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik sebagai
argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan
pemerintahan Inggris.

Masa kecil
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan dibesarkan dalam keluarga
yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan.[2] Nama depannya, Florence merujuk
kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William
Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya
adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale
memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan
martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan
aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar
rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih jauh tentang rumah sakit
modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati
Lutheran (Katolik).
Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktikkan oleh para
biarawati kepada pasien.
Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan membawa angan-
angan tersebut.

Belajar merawat[
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai seorang putri tuan tanah yang
kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa
"terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard Monckton Milnes seorang
penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah
membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.

Ditentang oleh keluarga


Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris,
perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang
memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.
Perawat pada masa itu hina karena:

 Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara yang miskin) yang
mengikuti ke mana tentara pergi.
 Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga
dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan
wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
 Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-
alasan tersebut di atas.
 Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa merendahkan
profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah disumpah
untuk tidak menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak
hormat dari pasiennya.
Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, tetapi ia tidak setuju bila
Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat
yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan
pikiran.
Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan
bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari
keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan
latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan.
Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin
di Prancis.

Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai
pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil
yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya
memberinya ₤500 per tahun (setara dengan ₤ 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga
Florence dapat hidup dengan nyaman dan meniti kariernya.
Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang
beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah
peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa;

rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi
“ juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan
dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam ”
Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.

Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama
tentara Prancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran,
tetapi yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan
luka-luka.
Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam
tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di
tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau
mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?".
Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun
menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.
Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya wanita yang
mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, tetapi
karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk
memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupi.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale dan
termasuk bibinya Mai Smith,[3] berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal.

Gedung Barak Rumah Sakit di Scutari sekarang

Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat
tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan.
Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas,
semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit
bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.
Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan
mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut
ditumpuk begitu saja di luar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat lain.
Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak
sedap.
Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan
menyanggupi untuk membantu.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di
dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia
mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan
menugaskan pendirian tenda.

Ilustrasi Rumah Sakit di Scutari

Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;

 Perban diganti secara berkala.


 Obat diberikan pada waktunya.
 Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
 Meja kursi dibersihkan.
 Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk setempat.
Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun selesai dibersihkan,
mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam.
Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang
seluruhnya namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan
bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale.
Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci mereka dari luar pada
malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah,
bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka
bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual.
Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak perempuan mereka
menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di
benua Eropa lainnya di mana profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini
berada di bawah pengawasan Biarawati Kepala.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan
pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.
Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah
kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak
dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence
berada di sana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit
malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan
kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena
jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem
pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale datang, komisi
kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat
itu tingkat kematian menurun drastis.
Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari
suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence
kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan
Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu
para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada kariernya di kemudian hari di mana ia gigih mengkampanyekan kebersihan
lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit
pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem
pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.

Bidadari berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang dan
melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan banyak sekali.
Florence menanti rombongan pertama, tetapi ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara
tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa korban
selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap.
Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk
mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari
korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.
Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor Prince.
Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-
satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang
bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk
prajurit Rusia.
Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga
prajurit Rusia.
Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu
untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu
yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.
Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu".[4] Pada
tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang Florence Nightingale berjudul
"Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada
malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.

Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu


“ untukku.

Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus 1857, semua orang
tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika ia berada di medan pertempuran
Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu
Victoria sendiri. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke
Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam
Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea.[5] Dia memalangi ibu dan saudara perempuannya
dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.
Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun terdapat keterbatasan
kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran utama dalam pendirian Komisi
Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita,
Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih
yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi rekomendasinya.
Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis
Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.

Karier selanjutnya
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik bertemu untuk memberikan pengakuan
pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada perang yang membuat didirikannya Dana
Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney Herbert menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati
Cambridge menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama "Dana Nightingale", di mana Sidney
Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut
berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa terima kasih orang-
orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat khusus untuk wanita yang
pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun jarang ada yang berpendidikan.
Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih
dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengizinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah
di sana dan masyarakat akan lain sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik.
Sekolah tersebut pun didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan
pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-baik mendaftarkan diri,
perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang perempuan
perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat
terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan
Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and
Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi King College London.
Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik mungkin. Tulisannya mengenai
dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut.
Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya, berpuluh-puluh tenaga
pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian.
Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool Workhouse
Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit Royal Buckinghamshire di
Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya.
Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan ditempat-tempat
tersebut.
Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di
sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di negerinya
masing-masing.
Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah tumbuh dan mengembangkan
pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah
diangkat menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St.
Mary's Hospital, Westminster Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for
Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh Royal
Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan juga di Sydney Hospital, di New South
Wales, Australia.
Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka mendapatkan perawatan
yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran
Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on Nursing) buku
setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah
keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan
eksemplar di seluruh dunia.
Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi.
Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis Wanita.
Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika", berkonsultasi dengan
Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke Amerika Serikat dengan pelatihan dan
pengetahuan memadai untuk mendirikan sekolah perawat. Linda Richards menjadi
pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.
Pada tahun 1883 Florence dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross)
oleh Ratu Victoria.
Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan
menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugerahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.
Nightingale adalah seorang anggota Gereja Anglikan Inggris.[6] Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak
lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi yang akan mengubah hidupnya: ia menulis,
"Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya."[7]

Meninggal dunia[sunting | sunting sumber]


Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya
menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret
yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.[1][8][9]

Catatan kaki
1. ^ a b "Miss Nightingale Dies, Aged Ninety". The New York Times. 1910-08-15. Diakses
tanggal 2007-07-21. Florence Nightingale, perawat terkenal saat perang Krimea, dan satu-satunya wanita
yang menerima Order of Merit, meninggal kemarin siang di rumahnya di London. Walaupun ia sudah lama
menderita cacat, jarang meninggalkan ruangannya, tempat ia melewatkan musim dalam posisi setengah
berbaring, dan di bawah perewatan terus-menerus dari seorang dokter, kematiannya tak terduga. Minggu
lalu, ia agak sakit, tetapi lalu bertambah, dan pada Jumat ia riang. Selama malam itu gejala berkembang,
dan dia lambat laun tenggelam sampai jam 2 Sabtu siang, ketika akhir hidupnya tiba.
2. ^ Kakak perempuan Florence, Parthenope juga dinamai berdasarkan nama tempat kelahirannya;
Parthenope adalah perumahan Yunani yang merupakan bagian dari kota Naples.
3. ^ Gill, Christopher J. (2005). "Nightingale in Scutari: Her Legacy Reexamined". Clinical Infectious
Diseases. 40: 1799–1805. Diakses tanggal 2007-10-07.
4. ^ Cited in Cook, E. T. The Life of Florence Nightingale(1913) Vol 1, p 237.
5. ^ Florence Nightingale's fever. BMJ 1995;311:1697-1700
6. ^ [1] at [2]. Diakses pada 13 Juli 2007.
7. ^ Rev. Ed Hird. "Thank God for Nurses!" (dalam bahasa dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2007-12-31.
8. ^ http://www.countryjoe.com/nightingale/joe_grave.jpg
9. ^ http://www.countryjoe.com/nightingale/wellow.htm

Referensi
 (Inggris) Baly, Monica E. and H. C. G. Matthew, "Nightingale, Florence (1820–1910)"; Oxford
Dictionary of National Biography, Oxford University Press (2004); online edn, May 2005 accessed 28
Oct 2006
 (Inggris) Pugh, Martin; The march of the women: A revisionist analysis of the campaign for
women's suffrage 1866-1914, Oxford (2000), at 55.
 (Indonesia) Soeroto, A. Florence Nightingale, Bidadari Berlampu. Penerbit Djambatan. Seri
"Kisah orang-orang yang telah berjasa". Cetakan pertama 1974. ISBN 979-428-073-9.
 (Inggris) Sokoloff, Nancy Boyd.; Three Victorian women who changed their world, Macmillan,
London (1982)
 (Inggris) Webb, Val; The Making of a Radical Theologician, Chalice Press (2002)
 (Inggris) Woodham Smith, Cecil; Florence Nightingale, Penguin (1951), rev. 1955

Pranala luar
 (Inggris) Pertanyaan yang sering diajukan tentang Florence Nightingale.
 (Inggris) Florence Nightingale
 (Inggris) Situs yang didedikasikan untuk Florence Nightingale oleh Country Joe McDonald.
 (Inggris) Florence Nightingale Declaration Campaign for Global Health established by the
Nightingale Initiative for Global Health (NIGH)
 Karya Florence Nightingale di Project Gutenberg
 (Inggris) John J. O'Connor and Edmund F. Robertson. Florence Nightingale di MacTutor archive.
 (Inggris) Animated Hero Classics: Florence Nightingale (1993) di IMDb
 (Inggris) A rare 1890 recording of Nightingale's voice
 (Inggris) 1911 Encyclopedia Britannica article
 (Inggris) Florence Nightingale at American Statistical Association: Statisticians in History
 (Inggris) Florence Nightingale Museum
 (Inggris) BBC news item: New photo of 'Lady of the Lamp'
 (Inggris) Correspondence between Nightingale and Benjamin Jowett
 (Inggris) Gay Great - Florence Nightingale
 (Inggris) Biography resources dedicated to Florence Nightingale

Daftar pustaka :
https://www.google.com/search?
q=biografi+ibnu+sina&oq=biografi+ibnu+sina&aqs=chrome..69i57.14893j0j7&sourceid=
chrome&ie=UTF-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Florence_Nightingale#:~:text=Florence%20Nightingale
%20(lahir%20di%20Florence,modern%2C%20penulis%20dan%20ahli
%20statistik.&text=Florence%20Nightingale%20menghidupkan%20kembali
%20konsep,dan%20kiat%2Dkiat%20juru%20rawat.

Anda mungkin juga menyukai