Anda di halaman 1dari 1

Genta atau Bajra mungkin sudah tidak asing lagi khususnya bagi umat Hindu di Bali, Dimana Genta

atau Bajra sering dilihat dipakai oleh Sulinggih (Pandita) dan Pemangku (Pinandita) ketika
memimpin sebuah pelaksanaan upacara yadnya. Sebenarnya apa fungsi Genta atau Bajra dalam
sebuah upacara yadnya? Yang diutamakan dari penggunaan Genta atau Bajra sebagai pengiring
upacara yadnya adalah getaran magis spiritualnya, kuat dan lemahnya getaran magis spiritual yang
ditimbulkan tergantung dari tingkat kesucian dan kekuatan batin dari orang yang membunyikannya.
Tentunya Genta atau Bajra yang dipakai ketika pelaksanaan upacara yadnya sudah melalui proses
sakralisasi, di Plaspas dan di Pasupati. Selain itu suara Genta atau Bajra juga berfungsi sebagai
media komunikasi untuk menghantarkan persembahan umat, alunan suara Genta atau Bajra juga
sebagai media untuk konsentrasi didalam melaksanakan upacara yadnya. Antara Sulinggih
(Pandita) dengan Pemangku (Pinandita) penggunaan Genta atau Bajra tentu dibatasi aturan dan
kewenangan yang biasa disebut dengan Sesana, hal itu diakibatkan oleh perbedaan tingkatan
antara Sulinggih (Pandita) dengan Pemangku (Pinandita). Seorang Pemangku (Pinandita) dalam
Sesananya ketika menggunakan Genta atau Bajra hanya diperkenankan memegang Genta atau
Bajra pada tangkainya saja, sesana atau tatacara pemegangan Genta atau Bajra oleh Pemangku
(Pinandita) ini disebut dengan istilah Saat Mimang. Jadi seorang Pemangku (Pinandita) ketika
menggunakan Genta atau Bajra tidak diperkenankan memegang bagian atas Dari Genta atau Bajra
yang memiliki 5 cabang yang dikenal dengan istilah Panca Siwa. Bagian atas Genta atau Bajra
tersebut adalah kewenangan dari Sulinggih (Pandita) yang telah melalui proses Dwi Jati. Jika
seorang Pemangku (Pinandita) saja ada batasan-batasan dalam penggunaan Genta atau Bajra,
tentunya Genta atau Bajra sangatlah sakral dan bukan karena sudah bisa memainkannya lalu
pantas untuk menggunakannya, bisa belum tentu pantas.

Tatacara nganteb bagian 3, ngaskara genta/bajra dan pengaksama. Dasar-dasar nganteb, dasar-
dasar kepemangkuan, belajar nganteb. URUTANNYA: NGASKARA GENTA 1. Gambel Genta, Raris
Siratin Tirta (Genta, Tirta) 2. Asepin Genta Antuk Dhupa (Genta, Dhupa) 3. Dagingin Genta Antuk
Sekar (Genta, Sekar) 4. Dagingin Genta Antuk Wija (Genta, Wija) 5. Ngaskara Genta (Genta, Sekar)
6. Pengaksama (Genta, Sekar)

Anda mungkin juga menyukai