Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

Disusun Oleh:
MUHAMMAD SHOFIYUDDIN
NIM : P1337420616022

PRODI SI TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018
CONGESTIF HEART FAILURE
(CHF)
A. PENGERTIAN
 Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang serius dimana jumlah darah yang masuk
dalam jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan
zat makanan, terkadang orang salah mengartikan gagal jantung dengan henti jantung, jika
gagal jantung adalah berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban
kerjanya. (Adi, P.R., 2014)
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme
jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih
cukup tinggi. (Doenges, 2014)

B. ETIOLOGI
Gagal jantung disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa
melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung. Yang paling sering adalah penyakit arteri
koroner menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan
suatu serangan jantung. Hal ini disebabkan karena miokarditis yaitu suatu infeksi yang
disebabkan karena virus ataupun bakteri, diabetes  maupun kegemukan. Penyakit lain yang
bisa menyebabkan gagal jantung adalah hipertensi yang bisa menyebabkan kerja jantung
menjadi lebih berat karena harus memompa darah di dalam rongga yang sempit. Penyebab
yang lain adalah kelainan pada jantung itu sendiri. (Wijaya A.S, 2013)

C. PATOFISIOLOGI
► Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.
Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang
berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital.
a. Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua
pengaruh utama :
1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.
2. Vasokontriksi perifer

2
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang
kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital,
seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung.
Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put,
namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium,
meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi.
Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai
peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan
komponen- komponen.
b. Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktifkan sistem renin
angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload
pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
c. Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur
micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal atau
menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan
kebutuhan oksigen untuk miocardium.

► Kegagalan ventrikel kiri


Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen
guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
1. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.
2. Kongesti paru- paru.

► Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan
ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli.
Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan
mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.

► Orthopnea

3
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus
tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang
tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh
paru- paru meningkat.

► Kegagalan ventrikel kanan


Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan
tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam
memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga
mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem
portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke
rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah
untuk bernafas. (Adi, P.R., 2014)

D. MANIFESTASI KLINIS
 Tanda – tanda dan gejala – gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan
cardiac out put :
- lelah - bunyi jantung S3
- angina - oliguri
- cemas - kulit dingin, pucat

Tanda – tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri
- :Dyspneu - Rales paru- paru
- Hasil X- ray memperlihatkan - Batuk
kongesti paru- paru - Orthopneu

 Tanda- tanda dan gejala – gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel
kanan :
- Edema perifer - Distensi vena leher
- Hati membesar Peningkatan central venous pressure (CVP
)
E. KOMPLIKASI

4
Berdasarkan pada data pengkajian maka komplikasi potensial yang mungkin terjadi
mencakup :
a. Syok kardiogenik
b. Episode tromboemboli
c. Efusi dan tamponade perikardium

F. PENATALAKSANAAN
Menurut (Kusuma. H, 2015) penatalaksanaan pada kasus CHF diprioritaskan terbagi atas 5
kategori :
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
1. Menurunkan volume cairan yang berlebihan
1. Mencegah terjadinya komplikasi Post Operasi.
1. Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
1. Pendidikan kesehatan yang menyangkut penyakit, prognosis, obat-obatan serta
pencegahan kekambuhan
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
 Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
 Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
2. Menurunkan volume cairan yang berlebihan
 Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
 Mencatat intake dan output
 Menimbang berat badan
 Restriksi garam/diet rendah garam
3. Mencegah terjadinya komplikasi
 Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
 Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
 Merubah posisi tidur
 Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
 Memeriksa atau memonitor EKG

5
4. Pengobatan pembedahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat
dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya
harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak
dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan
sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk
tindakan operasi sebelum timbul gagal jantung.
5. Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian
obat-obatan serta mencegah kekambuhan
 Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
 Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal
pemberian obat
 Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum
alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
 Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal
jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar,
sesak napas, anoreksia, keringat dingin
 Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
 Memberikan dukungan mental, klien dapat menerima keadaan dirinya secara
nyata/realitas akan dirinya baik

G. PATHWAY

Disfungsi Beban tekanan Beban sistole Beban volume


miocardium berlebihan berlebihan berlebihan

Kontraktilitas Beban sistole Preload Gagal jantung kanan


berkurang meningkat meningkat
Hambatan
pengosongan

Beban jantung meningkat


Kurang
pengetahuan
6
Gagal jantung kiri Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel kiri Cema


s
Forward failure Backward failure

COP LVED naik


Renal flow
turun
Suplai darah Tekanan kapiler paru naik Tekanan vena
jaringan turun Suplai O2 GFR pulmo naik
otak menurun
Nutrisi Metabolisme an aerob Retensi Na + H2O
Oedema paru

Metabolisme
sel Kelebihan volume
Timbunan asam laktat meningkat Cairan masuk dalam alveoli
cairan
Lemah

Fatique
Gangguan pertukaran gas
Gangguan perfusi
Intoleransi aktivitas jaringan

7
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CHF

1. PENGKAJIAN DATA
a. Aktifitas dan istirahat
 Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
 Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
b. Sirkulasi
 Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia,
septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
 Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
 Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur,
peningkatan JVP
 Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
c. Status Mental
 Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
 stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
d. Eliminasi
 Penurunan volume urine, urine yang pekat
 Nocturia, diare dan konstipasi
e. Makanan dan cairan
 Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
 Udema di ekstremitas bawah, asites
f. Neurologi
 Pusing , pingsan, kesakitan
 Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel
g. Rasa nyaman
 Sakit dada, kronik/akut angina
h. Respirasi
 Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe
 Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru
i. Rasa aman
 Perubahan status mental
 Gangguan pada kulit/dermatitis
j. Interaksi sosial
 Aktifitas sosial berkurang

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium
sekunder penurunan GFR.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan
cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.
c. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit jantung.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah
menurun.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

3. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


 Meningkatkan kontraktilitas miokard atau perfusi jaringan sistemik
 Menurunkan kelebihan volume cairan
 Mencegah komplikasi post operasi.
 Memberikan informasi mengenai penjahit, prognosa , terapi dan
pencegahan terhadap pengulangan penyakit
 Penurunan ansietas.
 Peningkatan toleransi aktivitas.
 Mendapatkan tingkat nutrisi optimal
4. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Kelebihan volume Setelah dilakukan - Pant - Haluar
cairan tindakan au haluaran urin, an urine mungkin
berhubungan keperawatan jumlah dan warna sedikit dan pekat
dengan retensi selama 2 x 24 jam saat terjadi karena penurunan
natrium sekunder dengan kriteria diuresis. perfusi ginjal.
penurunan GFR. hasil : - Hitu - Menen
- cairan dalam ng masukan dan tukan kehilangan
keadaan keluaran cairan cairan tiba- tiba
seimbang. selama 24 jam. atau berlebihan.
- TTV dalam - Ukur - Pada
rentang normal lingkar abdomen gagal jantung
- Tidak ada sesuai indikasi. kanan cairan
oedem. - Kola dapat berpindah
borasi pemberian kedalam area
diuretik peritoneal,
menyebabkan
asites.
- Menin
gkatkan laju urine
dan menghambat
reabsorbsi
natrium pada
tubulus ginjal
Setelah dilakukan - Menya
Gangguan tindakan takan adanya
pertukaran gas keperawatan - Ausk kongesti paru.
berhubungan selama 2 x 24 jam ultasi bunyi - Memb
dengan adanya dengan kriteria nafas. ersihkan jalan
perpindahan hasil : - Ajar nafas dan
cairan kedalam - Oksigenasi kan pasien memudahkan
alveoli sekunder adekuat. batuk efektif, aliran oksigen.
Oedem paru. - Bebas gejala nafas dalam. - Memb
distres - Doro antu mencegah
pernafasan ng perubahan atelektasis dan
posisi sering. pneumonia.
- Kola - Menin
borasi gkatkan
pemberian konsentrasi
oksigen oksigen alveolar,
yang dapat
memperbaiki/
menurunkan
hipoksemia
jaringan.

Setelah dilakukan
Cemas tindakan
- Pasien
berhubungan keperawatan
akan memahami
dengan kurangnya selama 1 x 24 jam
kondisinya dan
pengetahuan dengan kriteria
mengurangi
tentang penyakit hasil : - Beri
stress.
jantung. - Pasien kan
- Pemah
mengetahui pendidikan
penyakitnya. kesehatan aman program,
tentang obat, dapat
penyakitnya. meningkatkan
- Kuat kerjasama dalam
kan rasional melaksanakan
pengobatan tindakan
keperawatan.

Setelah dilakukan
gangguan perfusi tindakan
jaringan keperawatan - Menin
berhubungan selama 3 x 24 jam gkatkan aliran
dengan suplai dengan kriteria darah,
darah menurun. hasil : meminimalkan
- Tidak terjadi - Pijat hipoksia
gangguan perfusi area jaringan.
jaringan. kemerahan - Mempe
atau memutih. rbaiki sirkulasi,
- Uba menurunkan
h posisi sering tekanan pada
ditempat tidur. satu area.
Setelah dilakukan
intoleransi tindakan
aktivitas keperawatan
berhubungan selama 3 x 24 jam - Hipote
dengan kelemahan dengan kriteria nsi ortostatik
tubuh hasil : dapat terjadi
- Dapat memenuhi dengan
kebutuhan - Peri peningkatan
perawatan ksa tanda vital aktivitas.
sendiri. sebelum dan - Dapat
- Menurunnya sesudah menunjukan
kelemahan dan aktivitas. peningkatan
kelelahan - Eval dekompensasi
- Tanda vital dalam uasi jantung dari
rentang normal. peningkatan pada kelebihan
intoleran aktivitas.
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A., C,(2014).Rencana Asuhan

Keperawatan pedoman untuk Perencanaan Keperawatan Pasien. Edisi:3.

Jakarta:EGC

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S.(2015).Diagnosis Keperawatan Defisi & Klasifikasi

2015-2017. Edisi:10. Jakarta:EGC

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.

Adi, P.R., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta`: Interna Publishing

Wijaya A.S & Putri.(2013).KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (keperawatan

dewasa).Yogyakarta: Nuha medika

Anda mungkin juga menyukai