Disusun Oleh:
MUHAMMAD SHOFIYUDDIN
NIM : P1337420616022
B. ETIOLOGI
Gagal jantung disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa
melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung. Yang paling sering adalah penyakit arteri
koroner menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan
suatu serangan jantung. Hal ini disebabkan karena miokarditis yaitu suatu infeksi yang
disebabkan karena virus ataupun bakteri, diabetes maupun kegemukan. Penyakit lain yang
bisa menyebabkan gagal jantung adalah hipertensi yang bisa menyebabkan kerja jantung
menjadi lebih berat karena harus memompa darah di dalam rongga yang sempit. Penyebab
yang lain adalah kelainan pada jantung itu sendiri. (Wijaya A.S, 2013)
C. PATOFISIOLOGI
► Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.
Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang
berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital.
a. Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua
pengaruh utama :
1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.
2. Vasokontriksi perifer
2
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang
kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital,
seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung.
Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put,
namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium,
meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi.
Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai
peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan
komponen- komponen.
b. Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktifkan sistem renin
angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload
pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
c. Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur
micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal atau
menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan
kebutuhan oksigen untuk miocardium.
► Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan
ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli.
Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan
mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.
► Orthopnea
3
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus
tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang
tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh
paru- paru meningkat.
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda – tanda dan gejala – gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan
cardiac out put :
- lelah - bunyi jantung S3
- angina - oliguri
- cemas - kulit dingin, pucat
Tanda – tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri
- :Dyspneu - Rales paru- paru
- Hasil X- ray memperlihatkan - Batuk
kongesti paru- paru - Orthopneu
Tanda- tanda dan gejala – gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel
kanan :
- Edema perifer - Distensi vena leher
- Hati membesar Peningkatan central venous pressure (CVP
)
E. KOMPLIKASI
4
Berdasarkan pada data pengkajian maka komplikasi potensial yang mungkin terjadi
mencakup :
a. Syok kardiogenik
b. Episode tromboemboli
c. Efusi dan tamponade perikardium
F. PENATALAKSANAAN
Menurut (Kusuma. H, 2015) penatalaksanaan pada kasus CHF diprioritaskan terbagi atas 5
kategori :
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
1. Menurunkan volume cairan yang berlebihan
1. Mencegah terjadinya komplikasi Post Operasi.
1. Pengobatan pembedahan (Komisurotomi)
1. Pendidikan kesehatan yang menyangkut penyakit, prognosis, obat-obatan serta
pencegahan kekambuhan
1. Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik:
Istirahat total/tirah baring dalam posisi semi fowler
Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan
Memberikan terapi medik : digitalis untuk memperkuat kontraksi otot jantung
2. Menurunkan volume cairan yang berlebihan
Memberikan terapi medik : diuretik untuk mengurangi cairan di jaringan
Mencatat intake dan output
Menimbang berat badan
Restriksi garam/diet rendah garam
3. Mencegah terjadinya komplikasi
Mengatur jadwal mobilisasi secara bertahap sesuai keadaan klien
Mencegah terjadinya immobilisasi akibat tirah baring
Merubah posisi tidur
Memperhatikan efek samping pemberian medika mentosa; keracunan digitalis
Memeriksa atau memonitor EKG
5
4. Pengobatan pembedahan Komisurotomi
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat
dipertimbangkan. Sedangkan pada regurgitasi aorta akibat penyakit lainnya umumnya
harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak
dapat diatasi dengan pengobatan symptomatik. Bila ekhokardiografi menunjukkan
sistole ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk
tindakan operasi sebelum timbul gagal jantung.
5. Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian
obat-obatan serta mencegah kekambuhan
Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosisnya
Menjelaskan tentang kegunaan obat-obat yang digunakan, serta memberikan jadwal
pemberian obat
Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum
alkohol, makanan tinggi lemak dan kolesterol
Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal
jantung, terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar,
sesak napas, anoreksia, keringat dingin
Menganjurkan untuk kontrol semua secara teratur walaupun tanpa gejala
Memberikan dukungan mental, klien dapat menerima keadaan dirinya secara
nyata/realitas akan dirinya baik
G. PATHWAY
Metabolisme
sel Kelebihan volume
Timbunan asam laktat meningkat Cairan masuk dalam alveoli
cairan
Lemah
Fatique
Gangguan pertukaran gas
Gangguan perfusi
Intoleransi aktivitas jaringan
7
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CHF
1. PENGKAJIAN DATA
a. Aktifitas dan istirahat
Adanya kelelahan/exhaustion, insomnia, letargi, kurang istirahat
Sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia,
septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi
Disritmia, atrial fibrilasi, prematur ventricular contraction
Bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur,
peningkatan JVP
Adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegali
c. Status Mental
Cemas, ketakutan, gelisah, marah, iritabel/peka
stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial
d. Eliminasi
Penurunan volume urine, urine yang pekat
Nocturia, diare dan konstipasi
e. Makanan dan cairan
Hilang nafsu makan, nausea, dan vomiting
Udema di ekstremitas bawah, asites
f. Neurologi
Pusing , pingsan, kesakitan
Lethargi, bingung, disorientasi, iritabel
g. Rasa nyaman
Sakit dada, kronik/akut angina
h. Respirasi
Dispnoe pada waktu aktivitas, takipnoe
Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru-paru
i. Rasa aman
Perubahan status mental
Gangguan pada kulit/dermatitis
j. Interaksi sosial
Aktifitas sosial berkurang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium
sekunder penurunan GFR.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan
cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.
c. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit jantung.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah
menurun.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Setelah dilakukan
Cemas tindakan
- Pasien
berhubungan keperawatan
akan memahami
dengan kurangnya selama 1 x 24 jam
kondisinya dan
pengetahuan dengan kriteria
mengurangi
tentang penyakit hasil : - Beri
stress.
jantung. - Pasien kan
- Pemah
mengetahui pendidikan
penyakitnya. kesehatan aman program,
tentang obat, dapat
penyakitnya. meningkatkan
- Kuat kerjasama dalam
kan rasional melaksanakan
pengobatan tindakan
keperawatan.
Setelah dilakukan
gangguan perfusi tindakan
jaringan keperawatan - Menin
berhubungan selama 3 x 24 jam gkatkan aliran
dengan suplai dengan kriteria darah,
darah menurun. hasil : meminimalkan
- Tidak terjadi - Pijat hipoksia
gangguan perfusi area jaringan.
jaringan. kemerahan - Mempe
atau memutih. rbaiki sirkulasi,
- Uba menurunkan
h posisi sering tekanan pada
ditempat tidur. satu area.
Setelah dilakukan
intoleransi tindakan
aktivitas keperawatan
berhubungan selama 3 x 24 jam - Hipote
dengan kelemahan dengan kriteria nsi ortostatik
tubuh hasil : dapat terjadi
- Dapat memenuhi dengan
kebutuhan - Peri peningkatan
perawatan ksa tanda vital aktivitas.
sendiri. sebelum dan - Dapat
- Menurunnya sesudah menunjukan
kelemahan dan aktivitas. peningkatan
kelelahan - Eval dekompensasi
- Tanda vital dalam uasi jantung dari
rentang normal. peningkatan pada kelebihan
intoleran aktivitas.
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A., C,(2014).Rencana Asuhan
Jakarta:EGC
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Adi, P.R., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta`: Interna Publishing