UNIVERSITAS PADJADJARAN
DESEMBER 2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan usaha bilik batik terutama peminat dan para
pengrajinnya yang sekarang mulai berkurang. Objek penelitian ini adalah Desa Karayunan yang dititik
beratkan pada sumber daya alam dan kerajinan anyaman bambu yang memiliki potensi wisata alam
dan budaya. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, kasus atau lapangan dan metode
penelitian korelasional.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Desa Karayunan memiliki banyak potensi dibidang
pariwisata. namun kurangnya minat dan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda karena
menganggap mengembangkan potensi alam dan budaya sangatlah sulit dan membutuhkan waktu
yang cukup lama dari mulai merintis sampai dapat dirasakan hasilnya. Akibatnya generasi muda
lebih memilih untuk diam dan bekerja di pabrik karena penghasilan lebih pasti dan hasilnya cepat.
Dengan potensi yang cukup besar tersebut tetapi kesadaran dan pemahaman masyarakat
mengenai langkah pasti yang dapat dilakukan itu sangat kecil maka diperlukan pelatihan dan
penyuluhan mengenai tata cara pengembangan potensi tersebut dan apa saja untung yang akan
diterima oleh masyarakat dalam pengembangan potensi daerah.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ………………………………………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………………………………… iv
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………. 14
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
ANALISIS SITUASI
1.1.Profil Wilayah
1.1.1. Letak Geografi
1
Luas Wilayah
Luas wilayah wilayah 527,936 Ha. Dengan area tanah sawah sebesar 143,072 Ha,
tanah datar 286,84 Ha, dan area lain seperti fasilitas umum, sungai, curug dan lainnya
sebesar 98,019 Ha. Desa Karayunan terdiri dari lima wilayah administrasi. Yang pertama
adalah Blok Mekarmulya, Blok Candra, Blok Raksadipa, Blok Huludayeuh, dan Blok
Cinyontrol dan dibagi dalam 10 RW.
Topografi dan Klimatologi
Desa Karayunan berada di dataran rendah dengan hanya memiliki dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Suhu cenderung panas berkisar antara 27 C sampai
dengan 39 C dengan kelembaban udara rata-rata 67% dan kecepatan angin 10-20 km/jam.
Kondisi yang panas tersebut dimanfaatkan oleh pengrajin anyaman bambu untuk
menjemur bambu agar kualitas dan warnanya menjadi bagus. Saat musim hujan, wilayah ini
memiliki cuaca yang ekstrim dengan petir dan angin yang cukup besar.
Sarana dan Prasarana
Terdapat transportasi umum yang melewati Desa Karayunan. Namun angkutan
umum tersebut tidak beroperasi 24 jam. Akan sulit menemukan angkutan umum jika sudah
lewat dari pukul 17.00. Maka biasanya masyarakat sekitar menggunakan sepeda motor jika
ada keperluan mendadak dijam-jam tertentu. Sebagian besar jalan sudah diaspal seperti
jalan kabupaten dan jalan desa. Untuk jaringan listrik dan telekomunikasi di desa karayunan
sudah memadai dan dapat dirasakan oleh masyarakatnya.
2
4. Raksadipa 455 465 920
5. Cinyontrol 287 261 548
3
BAB II
PEMETAAN WILAYAH
Di Desa Karayunan juga terdapat perpustakaan desa yang dikelola oleh karang taruna dan warga
sekitar. Perpustakaan ini berada di sebelah kantor kepala desa karayunan dan didepannya terdapat
alun-alun desa.
4
Gambar 2.3 Perpustakaan Desa Karayunan
2.2.Lokasi Pusat Seni dan Budaya
Alun-alun Desa
5
2.3.Lokasi yang Tertutup atau Terbatas
Makam Mbah Wanagiri
Di desa karayunan terdapat tempat yang dikeramatkan oleh warga sekitar yaitu
makam Mbah Wanagiri, beliau merupakan tokoh berpengaruh atau warga setempat
menyebutnya degan karuhun. Makam tersebut hanya dapat dikunjungi pada waktu dan
acara tertentu, yaitu pada awalan atau pada hari setelah idul fitri. Makam Mbah
Wanagiri berada di blok mekarmulya RW 01 desa karayunan. Namun sangat disayangkan
akses jalan menuju makam cukup sulit.
2.4.Lokasi yang Belum Diketahui Potensinya
Curug Goong dan Curug Luhur
Selain potensi di bidang sosial budaya Desa Karayunan juga memiliki potensi di
wisata alam yaitu curug goong dan curug luhur. Namun sangat disayangkan akses jalan
menuju ke tempat tersebut masih belum memadai. Selain itu kendala yang dihadapi
dalam menjadikannya sebagai objek wisata adalah tanah disekitarnya masih milik
pribadi bukan milik pemerintah yang menyulitkan pemerintah setempat untuk
membangun fasilitas penunjang dan mengelola wisata alam tersebut.
6
2.5.Lokasi yang Memberikan Dampak Positif
Fasilitas Pendidikan
Desa Karayunan memiliki fasilitas Pendidikan baik sekolah negeri maupun sekolah
swasta. Terdapat 2 Sekolah Dasar Negeri,2 kelompok bermain (kober) dan TK swasta.
Namum belum ada fasilitas Pendidikan di tingkat menengah pertama dan menengah
atas. Masyarakat desa karayunan biasanya melanjutkan Pendidikan SMP sederajat dan
SMA sederajat di daerah lain.
7
Gambar 2.9 Bidan
Tempat Ibadah
Mayoritas penduduk desa merupakan pemeluk agama Islam maka di Desa
Karayunan hanya memiliki tempat ibadah yang berupa masjid dan musola dengan
jumlah masjid adalah 3 dan jumlah mushola adalah 19. Masjid dan mushola tersebut
selain digunakan untuk melaksanakan ibadah lima waktu biasa dipakai juga untuk acara
keagamaan lainnya seperti pengaosan atau pengajian.
8
Gambar 2.11 Masjid di Depan Alun-alun Desa
Fasilitas olahraga
Masyarakat Desa Karayunan sangat menyukai kegiatan olahraga dapat terlihat dari
fasilitas olah raga di desa dapat dikatakan cukup lengkap. Disana terdapat satu lapangan
sepakbola, dua lapangan bola voli —salah satunya berada di antara kantor kepala desa
dan alun-alun desa— terdapat pula lapangan badminton, dan rencananya akan
dibangun gedung olah raga yang dapat dimanfaatkan oleh warga kapanpun.
2.6.Lokasi yang Menjadi Perhatian
Rumah pengrajin
Rumah warga yang dijadikan tempat membuat anyaman yang berbahan dasar bambu merupakan
lokasi pertama yang menjadi perhatian dalam penerapan usulan solusi masalah. Proses produksi
anyaman bambu tersebar di beberapa titik karena ada beberapa pengrajin yang sudah bergabung
dalam kelompok dan ada pula yang masih bekerja secaara individu.
9
BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Permasalahan
3.1.1 Kurangnya minat dan kesadaran dari generasi muda
Di zaman yang sudah modern seperti saat ini banyak dari generasi muda yang tidak
begitu peduli dan tertarik untuk melestarikan kekayaan budaya yang kita miliki.
Khususnya kaum muda di Desa Karayunan. Kebanyakan dari mereka lebih memilih
untuk bekerja di prabik daripada melanjutkan tradisi membuat anyaman bilik batik.
Hal itu disinyalir akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya melestarikan bilik
batik yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Hal ini didukung dengan hampir
semua pengrajin berumur diatas 50 tahun.
3.1.2 kurangnya pengetahuan untuk memaksimalkan potensi
Tidak semua orang khususnya warga Desa yang sadar akan potensi yang selama ini
mereka miliki. Meskipun demikian beberapa kalangan mulai sadar akan potensi yang
dimiliki oleh anyaman bilik batik. Namun Sebagian besar dari mereka merasa
bingung bagaimana untuk memulainya dan menjalankannya. Maka banyak pula yang
menyerah, hingga saat laporan ini dibuat tidak sedikit pengrajin bilik batik yang
berhenti dan lebih memilih melakukan kegiatan lain ataupun bekerja di bidang lain.
3.1.3 Kurangnya publikasi dan promosi
Hal berikutnya yang menjadi permasalahan dan penghambat berkembangnya usaha bilik
batik adalah kurangnya publikasi dan promosi. Sebenarnya beberapa promosi mengenai
bilik batik bukanya tidak pernah atau tidak ada sama sekali. Sebelum terjadi pandemi dari
pemerintah daerah sempat melakukan beberapa kali promosi dengan membawa contoh
dari motif dari bilik batik Desa Karayunan menuju pameran di acara resmi tahunan. Akan
tetapi tidak semua orang dapat menghadiri acara tersebut, dan hanya orang-orang tertentu
saja yang datang dan tertarik datang pada acara tersebut.
10
3.1.4 Kurangnya komunikasi antara pengrajin dan pemberi modal
Kurangnya komunikasi dari pihak pemberi modal dengan pihak pengrajin
memberikan dampak yang cukup fatal. Hal ini pernah terjadi beberapa saat yang lalu
pada pengerajin bilik batik di Desa Karayunan. Para pemberi modal memberikan
bantuan berupa alat untuk mengolah bambu pada pengrajin. Namun sayang alat
tersebut sebenarnya tidaklah cocok dengan usaha pembuatan bilik bambu sehingga
alat tersebut tidak dipakai dan disimpan.
3.1.5 Kurangnya dana sebagai modal
Dalam pengadaan bahan, masyarakat Desa Karayunan biasanya selain dari dalam
desa, juga membeli bambu dari daerah lain. Mulai yang masih dari satu kabupaten
seperi Maja, Talaga, Rajagaluh dan Sindangwangi hingga yang berasal dari luar
Kabupaten Majalengka yaitu dari Ciamis. Maka tidak heran harga dari bahan utama
pembuatan anyaman ini menjadi salah satu kendala sekaligus masalah karena untuk
mendapatkan bambu pengrajin harus mengeluarkan dana lebih seperti untuk
transportasi, dan kebutuhan selama di perjalanan. Selain itu bambu yang dibeli oleh
pengrajin belum tentu lansung dari petani yang memungkinkan harga beli bambu
menjadi semaki tinggi. Sedangkan untuk bambu yang didapat dari Desa Karayunan
jumlahnya tidak begitu banyak. Alasan lain dari sedikitnya bambu dari dalam desa
adalah masyarakat setempat masih mempercayai larangan memanen pada hari
sabtu karena dapat menyebabkan kesialan atau malapetaka, maka pada hari itu
pengrajin tidak mungkin mendapat bambu dari petani lokal. Selain dari pengadaan
bahan hal lain yang membuat kurangnya dana adalah dalam pengadaan alat dan
juga pengiriman hasil kepada pembeli.
3.2 Solusi
Membuat pelatihan atau seminar
Pelatihan dan seminar dapat dilakukan untuk menarik perhatian banyak terhadap budaya
bilik batik. Pelatihan dan seminar ini harus dilakukan dengan semenarik mungkin supaya
para generasi muda tertarik untuk menekuni budaya
11
ini. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan langsung para peserta pelatihan untuk
mencoba menpraktikan pembuatan bilik batik.
Membuat proposal penggalangan dana
Dana untuk pengenalan budaya bilik batik ini sangat dibutuhkan, namun hal ini sulit
didapatkan. Sehingga, kita perlu menggalang dana dari berbagai sponsor dengan
strategi pembuatan proposal yang dapat menarik banyak orang untuk memberikan
dana pada kegiatan ini.
Mengunggah poster berisi informasi mengenai bilik batik dan mengunggah video
berisi tempat usaha bilik batik
Poster merupakan hal yang paling mudah untuk dibuat dan disebarkan. Namun,
dampaknya bisa sangat besar karena orang dapat mengenal budaya bilik batik ini
dan tidak menutup kemungkinan untuk membuat orang tertarik mempelajarinya
Kita sebagai fasilitator mempertemukan pengrajin dan pemodal untuk membuat
kesepakatan yang menguntungkan di kedua pihak.
Hal ini bisa dilakukan agar pemodal lebih tertarik lagi untuk menginvestasikan
uangnya pada kegiatan ini.
Membeli bahan langsung dari produsen agar harga lebih terjangkau.
Bahan merupakan hal yang penting dalam pembuatan bilik batik. Namun, terkadang
harganya sangat mahal karena pembelian dilakukan diluar daerah dengan pajak dan
biaya transportasi yang mahal. Oleh karena itu, lebih baik untuk membeli bahan
langsung dari produsennya. Bahkan, lebih baik lagi jika memproduksi bahannya
sendiri.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan Bab I, Bab II, dan Bab III kelompok kami berencana membuat
komunitas budaya. Dimana dapat kita tahu bahwa usaha bilik batik di zaman sekarang para
pengrajin dan yang ingin mempelajarinya pun sudah mulai mengurang. Hal ini dikarenakan
pengaruh dari globalisasi 4.0 ditambah lagi adanya pandemik ini. Maka dari itu kami
berusaha untuk membentuk komunitas budaya untuk melestarikan usaha bilik batik ini agar
menjadi ciri dari kekhassan negara Indonesia baik dalam negeri maulun mancanegaran.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirancang, maka kita harus menghadapi
kekurangan baik itu dari dalam maupun luar dengan menggunakan kelebihan yag dimiliki
untuk membangun usaha pembuatan bilik batik yang dapat memenuhi tujuan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Potensi Wisata di Desa Karayunan Objek Wisata Curug Luhur & Curug Go'ong di Desa Karayunan.
(2019, September 26 ). Retrieved from Desa Karayunan:
https://desakarayunan123.blogspot.com/
14