KLC - Materi - 6 - Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan BarangJasa
KLC - Materi - 6 - Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan BarangJasa
Pengendalian Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa
E-Learning
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kompetensi Dasar
Kondisi kritis:
1. PPK tidak memperoleh keyakinan atas 2 hal diatas setelah reviu.
2. Penyedia mengundurkan diri
13
Perselisihan Pendapat atas Hasil Pemilihan
14
Pengunduran Diri Calon Penyedia
15
Persiapan Penandatanganan Kontrak
Kondisi Kritis
1. Calon penyedia tidak menghadiri rapat
2. Jaminan pelaksanaan belum ada
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
• Nilai jaminan pelaksanaan: 5 % dari Nilai Kontrak atau HPS (bila ada)
• Verifikasi secara tertulis kepada penerbit jaminan
• PPK dan Penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi hasil pemilihan penyedia
sampai dengan penandatangan kontrak kesuali mempersingkat waktu pelaksanaan
• Penandatangan kontrak PBJ yang kompleks dilakukan setelah memperoleh pendapat
ahli hukum kontrak
Kondisi Kritis
1. Nilai jaminan kurang
2. Hasil verifikasi menunjukkan jaminan tidak benar
3. Belum ada pendapat ahli hukum kontrak untuk pekerjaan kompleks
Pendatangan Kontrak
Kondisi kritis
• DIPA belum disahkan sampai lewat dari 14 hari kerja setelah
diterbitkan SPPBJ
• Pihak yang berhak tanda tangan tidak hadir
• Klausul berlakunya kontrak tidak jelas
Ikatan Perjanjian
Pasal 52 ayat 2 20
Penyerahan Lokasi
Kondisi kritis:
• SPMK terlambat
• Tidak mencantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang tidak
jelas
Surat Perintah Pengiriman (SPP)
Kondisi kritis:
• SPP terlambat diterbitkan oleh PPK
• SPP terlambat disetujui Penyedia
Pemberian Uang Muka
• Permohonan uang muka diajukan secara tertulis disertai
– rencana penggunaan uang muka
– rencana pengembalian (lunas saat pekerjaan 100%)
• Nilai uang muka maksimal sesuai Kontrak
• Dibayar setelah Jaminan Uang Muka diterima.
• Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima.
Kondisi kritis:
• Uang muka tidak disebutkan dalam kontrak, sehingga tidak dapat diberikan uang
muka
• Tidak menyerahkan jaminan UM
• Jaminan kurang dari nilai UM
• Tidak ada rincian penggunaan dan rencana pengembalian
Penyusunan Program Mutu
• Reviu kontrak
• Pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak
• Pemutakhiran rencana pekerjaan
• Reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi
kemajuan pekerjaan;
• Bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan
• Pengukuran Pekerjaan: tata cara, waktu, Frekuensi, dokumentasi data
• Klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas
• Prosedur untuk manajemen perubahan
• Klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan
Kondisi kritis:
Sebagian agenda rapat tidak dibahas
Mobilisasi
• Dilaksanakan paling lambat sesuai waktu yang ditetapkan
• Dapat dilakukan bertahap sesuai dengan kebutuhan
• Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
– Mendatangkan: bahan/material, Peralatan, Personil
– Menyiapkan fasilitas: kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dll
• Jasa Konsultansi
– Mendatangkan: tenaga ahli/pendukung, peralatan
Kondisi Kritis
• Terlambat dilakukan mobilisasi
• Dilakukan tetapi tidak mencukupi kebutuhan
Pemeriksaan Bersama
• Dilakukan bila perlu dan pada awal pelaksanaan kontrak
• memeriksa lokasi pekerjaan oleh para pihak bersama-sama
• Mengukur dan memeriksa detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap
tahapan pekerjaan dan rencana mata pembayaran.
• Untuk pemeriksaan bersama:
– PA/KPA dapat menetapkan tim teknis
– PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
• Berita Acara Pemeriksaan Bersama
• Apabila mengakibatkan perubahan isi Kontrak dibuat adendum Kontrak.
Pemeriksaan Bersama
Kondisi Kritis:
• Diperlukan tetapi tidak dilakukan
• Dilakukan tetapi kurang mencukupi/detil
• para pihak tidak lengkap dan tidak bersama-sama
• Tim teknis atau tim/tenaga ahli diperlukan tetapi tidak
ditetapkan
• Tidak ada BA
• Tidak adendum Kontrak, padahal isi kontrak perlu diubah
Pemeriksaan Bersama
Contoh :
memeriksa
• tempat produksi
• peralatan produksi
• fasilitas di kantor konsultan
• keberadaan tenaga ahli yang diajukan konsultan
Pengendalian Kontrak
Keadaan Kritis
• Kontrak Kritis tidak dilakukan SCM
• Tidak diberikan SP1, SP2, SP3
• Sudah SP3 :
– Tidak dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak
– Tidak ada sanksi kepada Penyedia
Pekerjaan Konstruksi
*) Dr. Ir. Erizal, Magr, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FATETA, IPB
Kontrak Kritis Pekerjaan Konstruksi
• Kategori Kontrak KRITIS
– Rencana Fisik 0 – 70%, Realisasi Fisik Terlambat > 10%
– Rencana Fisik 70-100%, Realisasi Fisik Terlambat > 5%
– Rencana Fisik 70-100%,Realisasi Fisik Terlambat < 5% Belum Selesai, dan
Waktu Pelaksanaan Akan Melampaui Tahun Berjalan
Uji Coba
Pekerjaan (menutup
Terlambat SCM deviasi
pekerjaan)
Rapat Pembuktian
(Show Cause Meeting/SCM)
Kontrak Kritis = Deviasi antara realisasi Apabila Tidak mampu
dengan target pelaksanaan Kontrak menyelesaiakan pekerjaan
Putus
kontrak
SCM 1 SCM 2 SCM 3
Surat
Peringatan
SP 2 SP3
1 Apabila Apabila
(SP1) Target Target
Apabila SCM 2 SCM 3
Target SCM tidak tidak
1 tidak tercapai tercapai
tercapai
Rapat Pembuktian
(Show Cause Meeting/SCM)
Berita Acara Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting):
• Uraian Penyebab Keterlambatan
• Pencapaian kemajuan pekerjaan dan deviasi keterlambatan
• Penetapan jenis pekerjaan yang mengalami keterlambatan
• Penetapan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan pada masa uji coba
• Penetapan metoda pelaksanaan
• Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas peralatan
• Penetapan jenis dan jumlah bahan/material
• Penetapan Sumber Daya Manusia/pekerja
• Penetapan batas waktu uji coba
• Penetapan kemajuan pekerjaan dalam kurun waktu uji coba
Inspeksi Pabrikasi
Kondisi Kritis
1. Pembayaran terlambat
2. Pembayaran melebihi prestasi kerja
3. Pembayaran untuk bahan/material atau peralatan yang belum
terpasang
4. Uang muka, retensi, pajak, dan denda tidak dipotong dari
pembayaran
5. Tidak ada jaminan pemeliharaan/pembayaran
Perubahan Kontrak
• Perubahan Kontrak karena Perbedaan Kondisi Lapangan pada saat
Pelaksanaan dengan Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam
Dokumen Kontrak
• Berlaku untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga Satuan, Kontrak
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, dan Kontrak Terima Jadi
(Turnkey).
• Perubahan kontrak meliputi:
– menambah atau mengurangi volume dalam Kontrak
– menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan
– mengubah spesifikasi teknis sesuai kondisi lapangan
– mengubah jadwal pelaksanaan.
Perubahan Kontrak
Kondisi Kritis
• Tidak dilakukan addendum kontrak
• Anggaran tidak tersedia untuk pekerjaan tambah
• Perubahan pada masa tambahan waktu penyelesaian
pekerjaan (masa denda)
• Perubahan kontrak menjadi cara memenangkan penyedia
tertentu
Penyesuaian Harga
• Penyesuaian harga untuk Kontrak Tahun Jamak berbentuk Kontrak Harga Satuan
atau Kontrak Waktu Penugasan, dengan masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari
18 bulan
• Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian harga dicantumkan
dalam Dokumen Pemilihan (rancangan Kontrak) dan/atau perubahan Dokumen
Pemilihan, yang selanjutnya dituangkan dalam Kontrak.
• Penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 sejak
pelaksanaan pekerjaan
• Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/ mata pembayaran, kecuali
komponen keuntungan, biaya overhead, dan harga satuan timpang
Penyesuaian Harga
• Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak/adendum kontrak
• Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang
berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut
• Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-
13 sejak adendum kontrak
• Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak
terlambat disebabkan oleh kesalahan Penyedia adalah indeks
terendah antara jadwal kontrak dan realisasi pekerjaan.
Penyesuaian Harga
13 18
Tahun 1 Tahun 2
Dihitung mulai bulan ke- diberlakukan untuk masa
13 pelaksanaan > 18 bulan
51
Pasal 37
Penyesuaian Harga
Kondisi Kritis
• Tidak ada klausul penyesuaian harga di kontrak
• Rumus penyesuaian harga tidak tercantum dalam kontrak
• Pelaksanaannya menyalahi ketentuan penyesuaian harga
Keadaan Kahar
• Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para
pihak dalam Kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
• Tidak termasuk hal-hal merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak.
• Pemberitahuan secara tertulis paling lambat 14 hari kalender sejak
menyadari atau seharusnya menyadari atas kejadian atau keadaan yang
merupakan keadaan kahar.
• Pelaksanaan Kontrak dapat dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi
kahar berakhir.
Keadaan Kahar
Kondisi kritis:
• Menyepakati suatu kondisi disebut keadaan kahar
• Tidak ada klausul keadaan kahar dalam kontrak
Penghentian Kontrak
Kontrak Kritis:
• Penghentian kontrak secara tertulis tidak dilakukan.
• Menyepakati kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
57
Berakhirnya Kontrak
Kondisi Kritis:
Pemutusan Kontrak menyalahi prosedur/persyaratan
Kondisi Kritis
• Menilai kemampuan penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
50 hari kalender
Denda Dan Ganti Rugi
• Sanksi finansial dikenakan kepada Penyedia karena cidera
janji/wanprestasi yang tercantum Kontrak.
• Sanksi finansial dapat berupa sanksi ganti rugi atau denda
keterlambatan.
• Cidera janji/wanprestasi dapat berupa kegagalan bangunan,
menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan, melakukan
kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil
audit, menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan
Kontrak berdasarkan hasil audit, dan keterlambatan penyelesaian
pekerjaan.
Denda Dan Ganti Rugi
• Sanksi ganti rugi apabila terjadi: kegagalan bangunan,
menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan, melakukan
kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil audit,
menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak
berdasarkan hasil audit.
• Besarnya sanksi ganti rugi adalah senilai kerugian
• Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan:
– 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak
– 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.
• Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan
• Tata cara pembayaran denda diatur dalam Kontrak.
Denda Dan Ganti Rugi
Kondisi Kritis:
• Perbedaan pendapatan tentang nilai ganti rugi/denda
• Salah mengenakan denda, dari bagian atau keseluruhan
kontrak
• Denda dan ganti rugi tidak diatur dalam kontrak
Serah Terima
Kondisi Kritis
• Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
• Jaminan pemeliharaan tidak dapat dicairkan
• Anggaran operasional PPK tidak tersedia
• Jaminan Pemeliharaan dikembalikan lewat waktu
• Tidak ada jaminan pemeliharaan sedangkan retensi dibayarkan
• Jaminan pemeliharaan diterima dan retensi tidak dibayarkan
Penyusunan Rencana Pengendalian
Rapat Pembuktian (Show Cause Menyelesaikan kontrak kritis • Daftar hadir rapat
Meeting) • Laporan kemajuan pekerjaan
• BA Rapat Pembuktian
Serah terima pekerjaan Menerima hasil pekerjaan, baik • Laporan kemajuan pekerjaan
sebagian maupun keseluruhan. • BA Serah terima
Didahului pemeriksaan • Dokumentasi foto/video
berkala/kemajuan pekerjaan. • Dll
Penetapan Prosedur dan Tata Cara Pengendalian
• Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau memberlakukan ketentuan kontrak kritis.
• Kontrak dinyatakan kritis apabila:
– Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 10%
– Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%
– Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan
kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi
– Apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap II.
– Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap III.
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi
– Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka PPK menerbitkan
Surat Peringatan Kontrak Kritis III dan PPK dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
– Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis lagi maka berlaku ketentuan SCM
dari awal.
PermenPUPR 7/2019
Pengendalian Kontrak
• Para pihak yang dilibatkan dalam reviu adalah PPK, Kelompok kerja pemilihan, pejabat
pengadaan, dapat pula mengundang KPA.
• Data reviu sebagian sudah tercatat dalam proses PBJ.
• Dokumen yang menjadi sumber data reviu antara lain Notulen/Berita-berita Acara yang
memuat masalah dan solusinya.
• Dapat diadakan rapat khusus untuk memperoleh tambahan data reviu yang belum
tercatat dalam dokumen pelaksanaan PBJ. Biasanya berasal dari pengamatan,
pemeriksaan dan interaksi pelaku PBJ satker dengan penyedia.
Mendokumentasikan Hasil Reviu
Permasalahan/
Tahapan PBJ Perbaikan dan Hasilnya Rekomendasi
Hal positif
……….. ………….. ……………. …………..
Pelaksanaan kontrak Terlambat 11% pada SCM dan penyedia dapat Pemeriksaan berkala
tahap rencana 50%. memperbaiki deviasi dan rapat berkala
Pemeriksaan berkala 2 pekerjaan ditambah menjadi
mingguan mingguan
…………. ………………… …………….. ……………..
• Format dan bentuk dokumentasi dapat dibuat dalam bentuk lain sesuai
kebutuhan
Terima Kasih
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan