Anda di halaman 1dari 98

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Pengendalian Pelaksanaan
Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa

E-Learning
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kompetensi Dasar

Melakukan persiapan pengendalian kontrak

Melakukan pengendalian pelaksanaan kontrak

Mereviu pelaksanaan kontrak


Materi

1 Persiapan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak

2 Pengendalian Pelaksanaan Kontrak

3 Reviu Pelaksanaan Kontrak


Persiapan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak

1.Pengkajian Materi atau Substansi Kontrak

Identifikasi Titik Kritis Pelaksanaan Pekerjaan

Penyusunan rencana pengendalian pelaksanaan kontrak

Penyiapan Metode dan instrumen pengendalian

Penetapan prosedur dan tata cara pengendalian sesuai peraturan


Pengkajian Materi atau Substansi Kontrak

Mendalami bagian-bagian kontrak untuk memastikan


kecukupan/kelengkapan kontrak.
Sehingga tujuan pengadaan dapat tercapai, yaitu
Tepat: mutu, jumlah, waktu, lokasi, biaya.
Substansi Kontrak Pengadaan Barang

• adendum/perubahan Kontrak (jika ada)


• Kontrak
• syarat-syarat khusus Kontrak (SSKK)
• syarat-syarat umum Kontrak (SSUK)
• Dokumen Penawaran
• spesifikasi teknis
• gambar-gambar (apabila ada)
• daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
• dokumen lainnya: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.
Substansi Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya

• adendum/perubahan Kontrak (jika ada)


• Kontrak
• SSKK
• SSUK
• Dokumen Penawaran
• spesifikasi teknis
• gambar-gambar (apabila ada)
• daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
• dokumen lainnya: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.
Substansi Kontrak Pekerjaan Konstruksi
• Adendum Surat Perjanjian • SSKK, dengan lampiran
• Surat Perjanjian – Lampiran A:
• Surat Penawaran • Daftar harga satuan timpang
• Daftar Kuantitas dan Harga • Subpenyedia
• SSUK • Personel manajerial
• Peralatan utama
– Lampiran B:
• Rencana Keselamatan Konstruksi
• Spesifikasi teknis
• Gambar
Substansi Kontrak Jasa Konsultansi
Konstruksi
• adendum surat perjanjian • SSUK
• surat perjanjian • KAK
• surat penawaran, termasuk • Data Teknis selain KAK (contoh;
– Rincian Komponen Remunerasi Dokumen Pengkajian, Dokumen
Personel Feasibility Study/ Pra Feasibility
Study, dll)
– Rincian Biaya Langsung Non
Personel • dokumen lainnya, a.l.: SPPBJ, Jadwal
• SSKK, termasuk: Pelaksanaan Pekerjaan, BA Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak,
– Lampiran A BA Rapat Persiapan Pelaksanaan
• Daftar Personel Kontrak
• Daftar SubKontrak
• Jadwal Penugasan Personel
Substansi Kontrak Jasa Konsultansi
Non Konstruksi

• Adendum/perubahan Kontrak (apabila ada);


• Kontrak
• SSKK
• SSUK
• Dokumen Penawaran
• KAK
• gambar-gambar (apabila ada);
• Rekapitulasi Penawaran Biaya atau rincian harga penawaran (apabila ada)
• dokumen lainnya : jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP
Identifikasi Titik Kritis Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pelaksanaan pekerjaan perlu dimonitor secara rutin.


Namun ada tahapan-tahapan yang saling berestafet untuk
keberhasilan proses pengadaan.
Pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan perlu diidentifikasi
kondisi kritisnya
Kondisi kritis terjadi bila situasi yang tidak sesuai rencana/tahapan
proses.
Pelaksanaan Kontrak
1. Penetapan SPPBJ 10. Pengendalian Kontrak
2. Penandatanganan Kontrak 11. Inspeksi Pabrikasi
3. Penyerahan Lokasi Kerja 12. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
4. Surat Perintah Mulai Kerja 13. Perubahan Kontrak
(SPMK)/Surat Perintah 14. Penyesuaian Harga
Pengiriman (SPP) 15. Keadaan Kahar
5. Pemberian Uang Muka 16. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya
6. Penyusunan Program Mutu Kontrak
7. Rapat Persiapan Pelaksanaan 17. Pemutusan Kontrak
Kontrak 18. Pemberian Kesempatan
8. Mobilisasi 19. Denda dan Ganti Rugi
9. Pemeriksanaan Bersama
Penerbitan SPPBJ
• Reviu atas laporan hasil pemilihan penyedia
– Proses pemilihan penyedia sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
ditetapkan
– Pemenang pemilihan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kontrak
• Berdasarkan hasil reviu, PPK memutuskan untuk menerima atau menolak hasil
pemilihan tersebut.
• Bila Tender/Seleksi mendahului tahun anggaran, SPPBJ dapat diterbitkan setelah
Rencana Kerja dan Anggaran disetujui DPR

Kondisi kritis:
1. PPK tidak memperoleh keyakinan atas 2 hal diatas setelah reviu.
2. Penyedia mengundurkan diri
13
Perselisihan Pendapat atas Hasil Pemilihan

• PPK menyampaikan penolakan ke Pokja pemilihan/Pejabat pengadaan


• Pembahasan bersama antara PPK/Pokja pemilihan/Pejabat pengadaan
• Dalam tidak sepakat, PA/KPA mengambil keputusan paling lambat 6 hari kerja
setelah tidak tercapai kesepakatan
– Apabila menyetujui pemilihan penyedia, PPK menerbitkan SPPBJ paling lambat 5
hari kerja

14
Pengunduran Diri Calon Penyedia

• mengundurkan diri dengan alasan • sanksi Daftar Hitam 1 (satu) tahun


yang tidak dapat diterima oleh PPK • Jaminan Penawarannya dicairkan dan
• masa penawarannya masih berlaku disetorkan pada Kas Negara

• Peserta peringkat dibawahnya ditunjuk sebagai Penyedia


• Jika tidak ada calon pemenang cadangan, PPK melaporkan ke Pokja Pemilihan
untuk kemudian dilakukan Tender/Seleksi Ulang atau Evaluasi Ulang.

15
Persiapan Penandatanganan Kontrak

Rapat persiapan penandatangan kontrak:


• Finalisasi rancangan kontrak
• Kelengkapan dokumen pendukung kontrak, a.l: jaminan pelaksanaan telah
diterima, asuransi
• Rencana penantanganan kontrak
• Hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada saat evaluasi
penawaran

Kondisi Kritis
1. Calon penyedia tidak menghadiri rapat
2. Jaminan pelaksanaan belum ada
Hal-hal yang Harus Diperhatikan

• Nilai jaminan pelaksanaan: 5 % dari Nilai Kontrak atau HPS (bila ada)
• Verifikasi secara tertulis kepada penerbit jaminan
• PPK dan Penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi hasil pemilihan penyedia
sampai dengan penandatangan kontrak kesuali mempersingkat waktu pelaksanaan
• Penandatangan kontrak PBJ yang kompleks dilakukan setelah memperoleh pendapat
ahli hukum kontrak

Kondisi Kritis
1. Nilai jaminan kurang
2. Hasil verifikasi menunjukkan jaminan tidak benar
3. Belum ada pendapat ahli hukum kontrak untuk pekerjaan kompleks
Pendatangan Kontrak

• Ditandatangani setelah DIPA disahkan


• Dilakukan paling lambat 14 hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ (kecuali DIPA
belum terbit)
• Ditandatangani oleh yang pihak yang berhak
• Kontrak mulai berlaku sejak tanggal penandatangan kontrak atau pada tanggal
yang ditetapkan di kontrak
• Dalam hal penantanganan kontrak dilakukan sebelum tahun anggaran, maka
kontrak mulai berlaku dan dilaksanakan setelah DIPA berlaku efektif
Penandatanganan Kontrak

Kondisi kritis
• DIPA belum disahkan sampai lewat dari 14 hari kerja setelah
diterbitkan SPPBJ
• Pihak yang berhak tanda tangan tidak hadir
• Klausul berlakunya kontrak tidak jelas
Ikatan Perjanjian

PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan


Penyedia, dalam hal belum tersedia anggaran belanja atau tidak cukup tersedia
anggaran belanja yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas anggaran belanja
yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.

Pasal 52 ayat 2 20
Penyerahan Lokasi

Peninjauan Lapangan Penyerahan Lokasi


(Berita Acara) Kerja (Berita Acara)

Kondisi kritis: PPK menetapkan sebagai


PPK tidak dapat menyerahkan peristiwa kompensasi dan
seluruh lokasi kerja dibuat BA
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
• Penyedia (1) Pekerjaan konstruksi, (2) Jasa Lainnya, (3) Jasa Konsultansi
• Selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah tandatangan Kontrak atau 14
hari kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan
• Mencantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang
merupakan waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan

Kondisi kritis:
• SPMK terlambat
• Tidak mencantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang tidak
jelas
Surat Perintah Pengiriman (SPP)

• Kepada Penyedia Barang


• Paling lambat 14 hari kerja sejak tanggal penandatanganan Kontrak
• SPP harus disetujui/ditandatangani oleh Penyedia selambat-lambatnya 7 hari kerja
sejak tanggal penerbitan SPP.
• Tanggal penandatanganan SPP oleh Penyedia merupakan awal waktu pelaksanaan
pekerjaan.
• Pengiriman yang tidak sekaligus harus dinyatakan dalam kontrak

Kondisi kritis:
• SPP terlambat diterbitkan oleh PPK
• SPP terlambat disetujui Penyedia
Pemberian Uang Muka
• Permohonan uang muka diajukan secara tertulis disertai
– rencana penggunaan uang muka
– rencana pengembalian (lunas saat pekerjaan 100%)
• Nilai uang muka maksimal sesuai Kontrak
• Dibayar setelah Jaminan Uang Muka diterima.
• Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima.
Kondisi kritis:
• Uang muka tidak disebutkan dalam kontrak, sehingga tidak dapat diberikan uang
muka
• Tidak menyerahkan jaminan UM
• Jaminan kurang dari nilai UM
• Tidak ada rincian penggunaan dan rencana pengembalian
Penyusunan Program Mutu

 Disusun Penyedia sebelum rapat persiapan Kondisi Kritis


pelaksanaan Kontrak  Program Mutu tidak ada
 Isinya, paling sedikit:  Isinya kurang dari substansi
 informasi pekerjaan minimal
 organisasi kerja Penyedia
 jadwal pelaksanaan pekerjaan
 prosedur pelaksanaan pekerjaan
 prosedur instruksi kerja; dan/atau
 pelaksana kerja.
 Program mutu disesuaikan dengan jenis
barang/jasa, karakteristik dan kompleksitas
pekerjaan.
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

• Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia


• Harus dilaksanaan untuk kontrak bernilai besar atau kompleks
• Mendiskusikan kesamaan pemahaman dan administrasi Kontrak
• Dilaksanakan secara tatap muka dan formal
• Agenda rapat diketahui secara bersama sebelum pelaksanaan
rapat
• Para pihak menunjuk narahubung selama pelaksanaan kontrak

Kondisi kritis: • Tidak menunjuk narahubung


• Rapat tidak dilaksanakan
• Agenda rapat tidak jelas
Pembahasan Rapat

• Reviu kontrak
• Pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak
• Pemutakhiran rencana pekerjaan
• Reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi
kemajuan pekerjaan;
• Bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan
• Pengukuran Pekerjaan: tata cara, waktu, Frekuensi, dokumentasi data
• Klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas
• Prosedur untuk manajemen perubahan
• Klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan
Kondisi kritis:
Sebagian agenda rapat tidak dibahas
Mobilisasi
• Dilaksanakan paling lambat sesuai waktu yang ditetapkan
• Dapat dilakukan bertahap sesuai dengan kebutuhan
• Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
– Mendatangkan: bahan/material, Peralatan, Personil
– Menyiapkan fasilitas: kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dll
• Jasa Konsultansi
– Mendatangkan: tenaga ahli/pendukung, peralatan

Kondisi Kritis
• Terlambat dilakukan mobilisasi
• Dilakukan tetapi tidak mencukupi kebutuhan
Pemeriksaan Bersama
• Dilakukan bila perlu dan pada awal pelaksanaan kontrak
• memeriksa lokasi pekerjaan oleh para pihak bersama-sama
• Mengukur dan memeriksa detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap
tahapan pekerjaan dan rencana mata pembayaran.
• Untuk pemeriksaan bersama:
– PA/KPA dapat menetapkan tim teknis
– PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
• Berita Acara Pemeriksaan Bersama
• Apabila mengakibatkan perubahan isi Kontrak dibuat adendum Kontrak.
Pemeriksaan Bersama

Kondisi Kritis:
• Diperlukan tetapi tidak dilakukan
• Dilakukan tetapi kurang mencukupi/detil
• para pihak tidak lengkap dan tidak bersama-sama
• Tim teknis atau tim/tenaga ahli diperlukan tetapi tidak
ditetapkan
• Tidak ada BA
• Tidak adendum Kontrak, padahal isi kontrak perlu diubah
Pemeriksaan Bersama

Contoh :
memeriksa
• tempat produksi
• peralatan produksi
• fasilitas di kantor konsultan
• keberadaan tenaga ahli yang diajukan konsultan
Pengendalian Kontrak

• Para pihak melakukan Pengawasan/pengendalian terhadap


pelaksanaan Kontrak baik secara langsung atau melalui pihak lain
yang ditunjuk.
• Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat dilaksanakan secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh :
a. Pejabat Penandatangan Kontrak;
b. Pihak ketiga yang independen;
c. Penyedia
d. Pengguna akhir
Pengendalian Kontrak: Kontrak Kritis dan SCM

• Kontrak Kritis yaitu terjadi deviasi antara realisasi dengan target


pelaksanaan Kontrak dalam ukuran tertentu
• Para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM).
• Penyedia harus untuk memperbaiki target dan realisasi pekerjaan.
• Apabila tidak mencapai target yang ditetapkan pada SCM, PPK
mengeluarkan Surat Peringatan (SP).
• Bila telah dikeluarkan SP ketiga
– dapat dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak
– sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengendalian Kontrak: Kontrak Kritis dan SCM

Keadaan Kritis
• Kontrak Kritis tidak dilakukan SCM
• Tidak diberikan SP1, SP2, SP3
• Sudah SP3 :
– Tidak dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak
– Tidak ada sanksi kepada Penyedia
Pekerjaan Konstruksi

PPK dapat mewakilkan kepada Direksi Lapangan untuk


mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kontrak

Permen PUPR Nomor 7 Tahun 2019


Lampiran II angka 1.4
Ukuran Keberhasilan Pekerjaan

1. Diselesaikan tepat waktu.


2. Mencapai kualitas yang ditetapkan.
3. Memenuhi kuantitas yang ditetapkan.
4. Menggunakan biaya sesuai rencana.
5. Dilaksanakan dengan tertib administrasi.
Tujuan Pengendalian Waktu

• Pekerjaan diselesaikan tepat waktu.


• Meningkatkan efisiensi & efektifitas.
• Tidak terjadi kenaikan biaya

*) Dr. Ir. Erizal, Magr, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FATETA, IPB
Kontrak Kritis Pekerjaan Konstruksi
• Kategori Kontrak KRITIS
– Rencana Fisik 0 – 70%, Realisasi Fisik Terlambat > 10%
– Rencana Fisik 70-100%, Realisasi Fisik Terlambat > 5%
– Rencana Fisik 70-100%,Realisasi Fisik Terlambat < 5% Belum Selesai, dan
Waktu Pelaksanaan Akan Melampaui Tahun Berjalan

• Kontrak kritis ditindaklanjuti dengan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting)

Uji Coba
Pekerjaan (menutup
Terlambat SCM deviasi
pekerjaan)
Rapat Pembuktian
(Show Cause Meeting/SCM)
Kontrak Kritis = Deviasi antara realisasi Apabila Tidak mampu
dengan target pelaksanaan Kontrak menyelesaiakan pekerjaan

Putus
kontrak
SCM 1 SCM 2 SCM 3

Surat
Peringatan
SP 2 SP3
1 Apabila Apabila
(SP1) Target Target
Apabila SCM 2 SCM 3
Target SCM tidak tidak
1 tidak tercapai tercapai
tercapai
Rapat Pembuktian
(Show Cause Meeting/SCM)
Berita Acara Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting):
• Uraian Penyebab Keterlambatan
• Pencapaian kemajuan pekerjaan dan deviasi keterlambatan
• Penetapan jenis pekerjaan yang mengalami keterlambatan
• Penetapan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan pada masa uji coba
• Penetapan metoda pelaksanaan
• Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas peralatan
• Penetapan jenis dan jumlah bahan/material
• Penetapan Sumber Daya Manusia/pekerja
• Penetapan batas waktu uji coba
• Penetapan kemajuan pekerjaan dalam kurun waktu uji coba
Inspeksi Pabrikasi

• Para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses pabrikasi


barang/peralatan khusus.
• Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak
Kondisi Kritis:
• Tidak melakukan inspeksi pabrikasi dapat berisiko keterlambatan
pekerjaan dan mutu tidak sesuai.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
• Permohonan pembayaran prestasi pekerjaan diajukan secara tertulis
disertai laporan kemajuan/output pekerjaan
• Pembayaran sesuai prestasi pekerjaan
• Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang
• Bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan yang belum
terpasang tidak dihitung prestasi kerja.
• Sistem Pembayaran: (1) bulanan, (2) termin, atau (3) pembayaran
sekaligus
• Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang
retensi (pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
• Pembayaran akhir ditambahkan potongan denda (apabila ada).
• Pembayaran pekerjaan subkontrak dilengkapi bukti pembayaran kepada
subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
• Pembayaran termin terakhir setelah seluruh pekerjaan selesai 100%
(Berita Acara Serah Terima pekerjaan
• Uang retensi dibayarkan setelah masa pemeliharaan
berakhir (serah terima kedua/Final Hand Over (FHO)).
• Masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran berikutnya, uang
retensi dapat dibayarkan dengan
Jaminan Pemeliharaan senilai uang retensi tersebut.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
PENGECUALIAN
pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan
diterima/terpasang untuk:
1. Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dibayar terlebih dahulu
sebelum Barang/Jasa diterima
2. Pembayaran bahan/material dan/atau peralatan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun
belum terpasang
3. Pembayaran pekerjaan yang belum selesai 100% saat batas akhir
pengajuan pembayaran dengan menyerahkan jaminan pembayaran.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Kondisi Kritis
1. Pembayaran terlambat
2. Pembayaran melebihi prestasi kerja
3. Pembayaran untuk bahan/material atau peralatan yang belum
terpasang
4. Uang muka, retensi, pajak, dan denda tidak dipotong dari
pembayaran
5. Tidak ada jaminan pemeliharaan/pembayaran
Perubahan Kontrak
• Perubahan Kontrak karena Perbedaan Kondisi Lapangan pada saat
Pelaksanaan dengan Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam
Dokumen Kontrak
• Berlaku untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga Satuan, Kontrak
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, dan Kontrak Terima Jadi
(Turnkey).
• Perubahan kontrak meliputi:
– menambah atau mengurangi volume dalam Kontrak
– menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan
– mengubah spesifikasi teknis sesuai kondisi lapangan
– mengubah jadwal pelaksanaan.
Perubahan Kontrak

• Perubahan Kontrak berupa administrasi (disepakati kedua pihak), antara


lain pergantian PPK, perubahan rekening penerima.
• Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:
– tidak melebihi 10% dari harga Kontrak awal
– tersedia anggaran
• Pemeriksaan untuk perubahan kontrak, PPK dapat menetapkan tim atau
tenaga ahli.
• Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu
penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir
Perubahan Kontrak

Kondisi Kritis
• Tidak dilakukan addendum kontrak
• Anggaran tidak tersedia untuk pekerjaan tambah
• Perubahan pada masa tambahan waktu penyelesaian
pekerjaan (masa denda)
• Perubahan kontrak menjadi cara memenangkan penyedia
tertentu
Penyesuaian Harga
• Penyesuaian harga untuk Kontrak Tahun Jamak berbentuk Kontrak Harga Satuan
atau Kontrak Waktu Penugasan, dengan masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari
18 bulan
• Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian harga dicantumkan
dalam Dokumen Pemilihan (rancangan Kontrak) dan/atau perubahan Dokumen
Pemilihan, yang selanjutnya dituangkan dalam Kontrak.
• Penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 sejak
pelaksanaan pekerjaan
• Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/ mata pembayaran, kecuali
komponen keuntungan, biaya overhead, dan harga satuan timpang
Penyesuaian Harga
• Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak/adendum kontrak
• Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang
berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut
• Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-
13 sejak adendum kontrak
• Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak
terlambat disebabkan oleh kesalahan Penyedia adalah indeks
terendah antara jadwal kontrak dan realisasi pekerjaan.
Penyesuaian Harga

13 18
Tahun 1 Tahun 2
Dihitung mulai bulan ke- diberlakukan untuk masa
13 pelaksanaan > 18 bulan

diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak dengan jenis Kontrak


Harga Satuan atau Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan

51
Pasal 37
Penyesuaian Harga

Kondisi Kritis
• Tidak ada klausul penyesuaian harga di kontrak
• Rumus penyesuaian harga tidak tercantum dalam kontrak
• Pelaksanaannya menyalahi ketentuan penyesuaian harga
Keadaan Kahar

• Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para
pihak dalam Kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
• Tidak termasuk hal-hal merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak.
• Pemberitahuan secara tertulis paling lambat 14 hari kalender sejak
menyadari atau seharusnya menyadari atas kejadian atau keadaan yang
merupakan keadaan kahar.
• Pelaksanaan Kontrak dapat dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi
kahar berakhir.
Keadaan Kahar

• Apabila pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan


perubahan kontrak.
• Jangka waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat keadaan kahar.
• Perpanjangan waktu untuk penyelesaian Kontrak dapat melewati Tahun
Anggaran.
• Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan, para pihak menyelesaikan
kewajiban yang telah dilaksanakan. Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai.
Keadaan Kahar

• Pekerjaan dapat dilanjutkan selama masa keadaan kahar berdasarkan


perintah tertulis PPK.
• Penyedia berhak untuk menerima pembayaran dan penggantian biaya
yang wajar atas pekerjaan selama masa keadaan kahar sesuai adendum
Kontrak.
• Kegagalan salah satu pihak karena keadaan kahar bukan merupakan
cidera janji/wanprestasi.
• Contoh keadaan kahar: bencana alam, bencana non alam, bencana
sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca ekstrim, dan gangguan
industri lainnya.
Keadaan Kahar

Kondisi kritis:
• Menyepakati suatu kondisi disebut keadaan kahar
• Tidak ada klausul keadaan kahar dalam kontrak
Penghentian Kontrak

• Kontrak berhenti apabila terjadi keadaan kahar


• Penghentian kontrak secara tertulis.
• Penghentian kontrak dapat bersifat:
– sementara hingga Keadaan Kahar berakhir, atau
– permanen apabila tidak memungkinkan dilanjutkan/ diselesaikannya pekerjaan
• Dalam hal Kontrak dihentikan, penyedia dibayar sesuai kemajuan hasil pekerjaan
setelah dilakukan pemeriksaan bersama atau berdasarkan hasil audit

Kontrak Kritis:
• Penghentian kontrak secara tertulis tidak dilakukan.
• Menyepakati kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
57
Berakhirnya Kontrak

• Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan hak


dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam Kontrak
sudah terpenuhi. Termasuk semua pembayaran sudah
dilakukan.
Kondisi kritis
• Pembayaran belum 100%, a.l. retensi
Pemutusan Kontrak

Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh Pejabat


Penandatangan Kontrak atau Penyedia untuk mengakhiri
berlakunya Kontrak karena alasan tertentu.

Kondisi Kritis:
Pemutusan Kontrak menyalahi prosedur/persyaratan

Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018


Pemutusan Kontrak Pejabat Penandatangan
Kontrak melakukan (1)
• Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
• Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dinyatakan benar
• Penyedia berada dalam keadaan pailit
• Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum Kontrak;
• Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah SP 3 kali
• Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan
• Penyedia lalai/cidera janji tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan
Pejabat Penandatangan Kontrak Melakukan
Pemutusan Kontrak (2)
• Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan
50 hari kalender
• setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 hari kalender pekerjaan tidak selesai
• Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang
ditentukan dalam Kontrak dan penghentian ini tidak
tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan.
Pejabat Penandatangan Kontrak Melakukan Pemutusan Kontrak (3)

• Dalam hal pemutusan Kontrak karena kesalahan Penyedia:


– Jaminan Pelaksanaan dicairkan
– Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan (apabila diberikan)
– Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam
• Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak karena kesalahan Penyedia, maka Pokja
Pemilihan dapat menunjuk pemenang cadangan berikutnya pada paket
pekerjaan yang sama atau Penyedia yang mampu dan memenuhi
syarat.
Penyedia Melakukan Pemutusan Kontrak

• Setelah mendapatkan persetujuan Pejabat Penandatangan


Kontrak, Pengawas pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan pekerjaan,
dan perintah tersebut tidak ditarik selama waktu yang
ditentukan dalam Kontrak.
• Pejabat Penandatangan Kontrak tidak menerbitkan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam Syarat-syarat Kontrak.
Pemberian Kesempatan

• Pejabat Penandatangan Kontrak dapat memberikan kesempatan


Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan
• Dikenakan sanksi denda keterlambatan.
• Pemberian kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender
• Dapat melampaui Tahun Anggaran

Kondisi Kritis
• Menilai kemampuan penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
50 hari kalender
Denda Dan Ganti Rugi
• Sanksi finansial dikenakan kepada Penyedia karena cidera
janji/wanprestasi yang tercantum Kontrak.
• Sanksi finansial dapat berupa sanksi ganti rugi atau denda
keterlambatan.
• Cidera janji/wanprestasi dapat berupa kegagalan bangunan,
menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan, melakukan
kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil
audit, menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan
Kontrak berdasarkan hasil audit, dan keterlambatan penyelesaian
pekerjaan.
Denda Dan Ganti Rugi
• Sanksi ganti rugi apabila terjadi: kegagalan bangunan,
menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan, melakukan
kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil audit,
menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak
berdasarkan hasil audit.
• Besarnya sanksi ganti rugi adalah senilai kerugian
• Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan:
– 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak
– 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.
• Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan
• Tata cara pembayaran denda diatur dalam Kontrak.
Denda Dan Ganti Rugi

Kondisi Kritis:
• Perbedaan pendapatan tentang nilai ganti rugi/denda
• Salah mengenakan denda, dari bagian atau keseluruhan
kontrak
• Denda dan ganti rugi tidak diatur dalam kontrak
Serah Terima

Pengajuan kepada Pemeriksaan hasil


Pekerjaan selesai Berita acara hasil
PPK untuk serah pekerjaan oleh
100% pemeriksaan
terima PPK

Berita Acara Hasil Pemeriksaan Serah terima


Berita Acara Serah
Pemeriksaan administratif oleh kepada PA/KPA
Terima
Administratif PjPHP/PPHP oleh PPK
Masa Pemeliharaan

• Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan


• Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
Penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik.
• Pejabat Penandatangan Kontrak wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
• Khusus Pekerjaan Konstruksi:
– masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam)
bulan dan pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan
– masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran
Masa Pemeliharaan
• Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai
kesepakatan para pihak dalam Kontrak
• Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan:
– tidak dibayar retensi atau dicairkan Jaminan Pemeliharaan
– Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
• nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai Pembiayaan/ Pemeliharaan maka
disetorkan kepada Kas Negara.
• Berita Acara Serah Terima akhir ditandatangani apabila dalam
pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak
Masa Pemeliharaan
• PA/KPA mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional PPK selama masa
pemeliharaan oleh Penyedia.
• Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah masa
pemeliharaan selesai.

Kondisi Kritis
• Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
• Jaminan pemeliharaan tidak dapat dicairkan
• Anggaran operasional PPK tidak tersedia
• Jaminan Pemeliharaan dikembalikan lewat waktu
• Tidak ada jaminan pemeliharaan sedangkan retensi dibayarkan
• Jaminan pemeliharaan diterima dan retensi tidak dibayarkan
Penyusunan Rencana Pengendalian

• Menyusun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan PPK untuk untuk


mengelola kontrak beserta jadwalnya.
• Kegiatan dituliskan lengkap dengan waktunya sehingga tidak terlewat
dalam pelaksanannya
Penyusunan Rencana Pengendalian

1. Menyusun pokok-pokok kegiatan pelaksanaan kontrak dan


jadwalnya.
Pokok pokok kegiatan pelaksanaan kontrak mulai dari SPPBJ
sampai dengan serah terima dan berakhirnya kontrak.
2. Menyusun kegiatan pemeriksaan pekerjaan dan jadwalnya
3. Menyusun kegiatan rapat berkala dan jadwalnya
4. Menyusun kegaiatan pembayaran dan jadwalnya
Penyusunan Rencana Pengendalian
Contoh sederhana Rencana Pengedalian

No Kegiatan Tgl Rencana Tgl.Realisasi Pelaksana


1 Penetapan SPPBJ XX-XX-XXXX
2 Penandatanganan kontrak XX-XX-XXXX
… …….
… Pengendalian Kontrak XX s.d. XX-XX-XXX

… Pemeriksaan pekerjaan di XX-XX-XXX


lapangan minggu ke-1
… Rapat Mingguan ke-1 …
… Pemeriksaan pekerjaan di …
lapangan minggu ke-2
… …
Penyiapan Metode dan Instrumen
Pengendalian
• Metode pengendalian adalah cara atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengawasi, mengevaluasi dan mengambilkan tindakan agar kontrak
terlaksana sesuai rencana
• Instrumen pengendalian adalah dokumen, alat-alat dan sarana yang
diperlukan untuk memonitor dan mendokumentasikan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan
• Metode dan instrumen akan berpasangan dalam pelaksanaan
pengendalian.
• Metode dan instrumen dapat dikembangkan PPK sesuai kebutuhan
pengendalian kontrak
Metode dan Instrumen Pengendalian

• Metode dan instrumen dapat dikembang oleh PPK sesuai


kebutuhan.
• Pekerjaan-pekerjaan yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan proses secara umum menggunakan
metode dan instrument pengendalian yang sama.
Misalnya Pekerjaan konstruksi dan Jasa Lainnya yang
dilaksanakan di lokasi satuan kerja
Metode dan Instrumen Pengendalian
Metode dan instrumen berikut merupakan contoh, dapat dikembang oleh PPK
sesuai kebutuhan

Metode Tujuan Instrumen


Monitoring seluruh kegiatan Mengetahui seluruh proses • Daftar Kegiatan dan
pelaksanaan kontrak pelaksanaan pekerjaan dan jadwalnya
waktu pelaksanannya • Papan monitoring
• Dll
Pemeriksaan Bersama Mengetahui kondisi lokasi • Daftar Hadir
(Untuk pekerjaan konstruksi) pekerjaan dan kesesuaian dengan • Berita Acara
desain/gambar rencana. • Alat-alat sesuai kebutuhan
• Dokumen spesifikasi,
desain/gambar rencana
• Dll
Metode dan Instrumen Pengendalian
Metode dan instrumen berikut merupakan contoh, dapat dikembang oleh PPK
sesuai kebutuhan

Metode Tujuan Instrumen


Pemeriksaan Memastikan kesesuaian • Formulir pencatatan
bahan/material, bahan/material, • BA pemeriksaan
peralatan peralatan dengan • Alat-alat sesuai
spesifikasi kebutuhan
• Dll
Metode dan Instrumen Pengendalian
Metode dan instrumen berikut merupakan contoh, dapat dikembang oleh PPK sesuai
kebutuhan

Metode Tujuan Instrumen


Pemeriksaan berkala Memastikan kesesuaian mutu, • Formulir pencatatan hasil
(harian/mingguan/ bulanan) volume, dan waktu pelaksanaan, pemeriksaan
permasalahan. • Alat-alat sesuai kebutuhan
Pemeriksaan harian, a.l. • Alat dokumentasi foto/video
konsumsi diklat • Laporan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan minggua,a.l. • Dlll
pekerjaan kontruksi

Pelaporan berkala Mengetahui kemajuan pekerjaan • Dokumen laporan


berdasarkan laporan kemajuan • Foto/video dokumentasi
pekerjaan dari penyedia • Sampel bahan/material, dll
Metode dan Instrumen Pengendalian
Metode dan instrumen berikut merupakan contoh, dapat dikembang oleh PPK
sesuai kebutuhan
Metode Tujuan Instrumen
Rapat berkala (mingguan/bulanan) Mengetahui kemajuan pekerjaan • Daftar hadir
dan permasalahan • BA Rapat
• Dokumen laporan berkala

Rapat Pembuktian (Show Cause Menyelesaikan kontrak kritis • Daftar hadir rapat
Meeting) • Laporan kemajuan pekerjaan
• BA Rapat Pembuktian

Serah terima pekerjaan Menerima hasil pekerjaan, baik • Laporan kemajuan pekerjaan
sebagian maupun keseluruhan. • BA Serah terima
Didahului pemeriksaan • Dokumentasi foto/video
berkala/kemajuan pekerjaan. • Dll
Penetapan Prosedur dan Tata Cara Pengendalian

• Prosedur adalah langkah-langkah kerja tertulis untuk melaksanakan satu


kegiatan
• Prosedur ini menjadi acuan bersama antara PPK dan penyedia dalam
melakukan pengendalian kontrak.
• Prosedur perlu disetujui kedua belah pihak sehingga hasil pelaksanaan
prosedur dapat disetujui bersama.
• Semua metode pengendalian perlu dibuatkan prosedurnya sehingga
pelaksanaannya sesuai kebutuhan dan tujuannya dapat tercapai
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi

• Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
memberikan peringatan secara tertulis atau memberlakukan ketentuan kontrak kritis.
• Kontrak dinyatakan kritis apabila:
– Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 10%
– Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%
– Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan
kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi

• Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan rapat pembuktian (show cause


meeting/SCM)
– Pada saat Kontrak dinyatakan kritis, Pengawas Pekerjaan memberikan peringatan
secara tertulis kepada Penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan Rapat
Pembuktian (SCM) Tahap I.
– Dalam SCM Tahap I, PPK, Pengawas Pekerjaan dan Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap I.
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi

– Apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap II.
– Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap III.
Contoh Prosedur Penanganan Kontrak Kritis
Pekerjaan Konstruksi

– Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka PPK menerbitkan
Surat Peringatan Kontrak Kritis III dan PPK dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
– Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis lagi maka berlaku ketentuan SCM
dari awal.

PermenPUPR 7/2019
Pengendalian Kontrak

1. Monitoring sesuai rencana pengendalian pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa
2. Identifikasi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan secara
menyeluruh
3. Perbaikan penyimpangan atau perubahan pelaksanaan
pekerjaan
Monitoring Sesuai Rencana Pengendalian

• Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengendalian sesuai jadwal.


• Menggunakan metode yang ditetapkan pada setiap tahapan
• Menggunakan instrument yang ditetapkan pada setiap tahapan
• Hal-hal dilakukan antara:
– Menggunakan alat untuk mengukur/mengecek;
– Pengecekan manual visual;
– Menghitung manual;
Monitoring Sesuai Rencana Pengendalian
– Pengujian sampel di laboratorium;
– Mencoba secara manual, missal: mencicipi makanan catering
– Mengisi formulir dan dokumen yang sudah disiapakan.
– Mengambil foto/video
• Meminta persetujuan penyedia atas data yang diperoleh,
sehingga dapat digunakan dan diterima kedua pihak
Identifikasi Penyimpangan
• Data realisasi dibandingkan dengan data rencana
• Data realisasi diperoleh saat pemeriksaan berkala atau berdasarkan
laporan penyedia yang sudah disetujui PPK
• Data rencana berdasarkan kontrak a.l. spesifikasi, volume, gambar, dll
• Diidentifikasi penyimpangan dari rencana, berupa:
– Penyimpangan mutu/kualitas
– Penyimpangan waktu
– Penyimpangan kuantitas
– Penyimpangan biaya
Identifikasi Penyimpangan

• Hasil identifikasi penyimpangan disampaikan kepada


penyedia diketahui.
• Penyedia diundang dalam rapat berkala untuk
membahas penyimpangan
Perbaikan Penyimpangan atau Perubahan
Pekerjaan
• Langkah awal adalah melakukan rapat diantara para pihak terkait,
yaitu PPK dan penyedia.
• Rapat membahas penyimpangan yang terjadi.
– Diidentifikasi penyebabnya
– Ditentukan perbaikannya, termasuk kebutuhan tambahan
bahan/material, peralatan dan personil
– Ditentukan jangka waktu perbaikan penyimpangan
• Apabila penyimpangan merupakan kondisi kontrak kritis maka
diselesaikan dengan mekanisme kontrak kritis
• Rapat dibuatkan Berita Acara
Reviu Pelaksanaan Kontrak

1. Mereviu pelaksanaan kontrak


2. Mendokumentasikan hasil reviu pengelolaan
kontrak
Mereviu Pelaksanaan Kontrak

• Reviu bertujuan untuk mengetahui :


– penyimpangan dalam proses PBJ dan rencana perbaikan yang
ditetapkan, serta hasil dari perbaikan yang dilakukan.
– Mencatat hal-hal positif sehingga dapat diulangi pada proses PBJ
selanjutnya
• Reviu pelaksanaan kontrak dilakukan untuk setiap paket pengadaan
• Reviu dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan diterimanya
barang/jasa. Sehingga dapat diperoleh hasil reviu komprehensif
Mereviu Pelaksanaan Kontrak

• Para pihak yang dilibatkan dalam reviu adalah PPK, Kelompok kerja pemilihan, pejabat
pengadaan, dapat pula mengundang KPA.
• Data reviu sebagian sudah tercatat dalam proses PBJ.
• Dokumen yang menjadi sumber data reviu antara lain Notulen/Berita-berita Acara yang
memuat masalah dan solusinya.
• Dapat diadakan rapat khusus untuk memperoleh tambahan data reviu yang belum
tercatat dalam dokumen pelaksanaan PBJ. Biasanya berasal dari pengamatan,
pemeriksaan dan interaksi pelaku PBJ satker dengan penyedia.
Mendokumentasikan Hasil Reviu

• Mendokumentasikan hasil reviu pengelolaan kontrak


• Hasil reviu perlu memuat:
– Tahapan proses PBJ
– Permasalahan/Hal-hal positif
– Perbaikan masalah dan hasilnya
– Rekomendasi untuk proses PBJ pada waktu mendatang
Contoh Dokumentasi Hasil Reviu Pelaksanaan PBJ
Permasalahan/ Perbaikan dan
Tahapan PBJ Rekomendasi
Hal positif Hasilnya
Identifikasi Kebutuhan Pengguna akhir Spesifikasi sudah baik Pengguna akhir selalu
memberikan spesifikasi dilibatkan dalam
kebutuhan barang penyusunan spesifikasi

Pemaketan Pemaketan sudah Tidak ada perubahan Tata cara pemaketan


sesuai pemaketan dapat diadopsi di
waktu mendatang

………….. ……. ……. ………..


Penandatangan kontrak Pada hari terakhir, Kontrak dapat Jadwal tanda tangan
setelah jam kerja. ditandatangani setelah kontrak dibuat lebih
Penyedia mengurus jam kerja awal untuk
jaminan pelaksanaan di memberikan cadangan
hari terakkhir tersebut waktu
Contoh Dokumentasi Hasil Reviu Pelaksanaan PBJ

Permasalahan/
Tahapan PBJ Perbaikan dan Hasilnya Rekomendasi
Hal positif
……….. ………….. ……………. …………..
Pelaksanaan kontrak Terlambat 11% pada SCM dan penyedia dapat Pemeriksaan berkala
tahap rencana 50%. memperbaiki deviasi dan rapat berkala
Pemeriksaan berkala 2 pekerjaan ditambah menjadi
mingguan mingguan
…………. ………………… …………….. ……………..

• Format dan bentuk dokumentasi dapat dibuat dalam bentuk lain sesuai
kebutuhan
Terima Kasih

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai