Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII

TEORI PELUANG, PERMUTASI,


KOMBINASI DAN NILAI HARAPAN

KOMPETENSI:
1. Dengan mengerjakan Bab ini, Anda memiliki (dasar-dasar) penegtahuan tentang Teori
Peluang.
2. Anda dapat memperdalam pengetahuan tentang Peluang, khususnya yang berhubungan
dengan Permutasi, Kombinasi dan Nilai Harapan.

A. Teori Peluang
Peluang merupakan suatu konsep yang digunakan untuk melihat kemungkinan
terjadinya sebuah kejadian. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam mempelajari konsep
peluang adalah sebagai berikut:
1. S: Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah percobaan
2. n: Titik sampel merupakan anggota yang ada pada diruang sampel
3. E: Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.

Peluang suatu kejadian E dapat adalah:


n( E)
P( E)=
s

Contoh dan Penyelesaian


1. Dari setumpuk kartu remi, sebuah kartu diambil. Berapakah peluang terambilnya kartu
King (K)?
Penyelesaian:
S = Seluruh kartu adalah 52 buah
n = jumlah kartu King adalah 4 buah
Maka peluang terambilnya 1 kartu King adalah:
n( K ) 4 1
P( K )= = =
S 52 13

Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Komplemen dari suatu kejadian A merupakan himpunan dari seluruh kejadian yang
bukan A, dan ditulis dengan A’.
Peluang komplemen dituliskan sebagai berikut:
P (A’) = 1 – P (A)

Contoh dan Penyelesaikan:


2. Dari contoh di atas, berapakah peluang terambilnya kartu yang bukan King?
Penyelesaian:
P (K’) = 1 – P (K)
1 12
=1− =
13 13

Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali munculnya suatu kejadian dengan
banyaknya percobaan yang dilakukan.
Fh =P( A )xn

Contoh dan Penyelesaian:


3. Dalam pelemparan sebuah koin, peluang munculnya gambar (G) adalah 0,5. Jika
pelemparan dilakukan 50 kali, maka harapan munculnya gambar adalah:

Fh = P (A) x n = Fh (G) = 0,5 x 50 = 25

Peluang Dua Kejadian Tidak Saling Lepas


Dua kejadian dikatan tidak saling lepas jika kedua kejadian tersebut dapat terjadi
secara bersamaan.

P (AUB) = P (A) + P (B) – P (A∩B)

Contoh dan Penyelesaiannya


4. Dalam pengambilan sebuah kartu, berapakah peluang munculnya King (K) dan hitam
(H)?
Penyelesaian:

P (K) = 4/52
P (H) = 26/52
P (K∩H) = 2/52
P (KUH) = P (K) + P (H) – P (K∩)
4/52 + 26/52 – 2/52 = 28/52
Maka, peluang kedua kejadian tersebut adalah 28/52

Peluang Dua Kejadian Saling Lepas


Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut tidak dapat terjadi
secara bersamaan.

P (AUB) = P (A) + P (B)

Contoh dan Penyelesaian:


5. Misalkan dalam suatu pertemuan, terdapat 10 orang siswa SMP, 20 orang Siswa SMA
dan 30 orang mahasiswa. Berapakah peluang ketemu siswa SMA atau mahasiswa?

P (SMA U MHS) = P (SMA) + P (MHS)


= 20/60 + 30/60 = 50/60

Peluang Dua Kejadian Saling Bebas


Kejadian A dan Kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika kejadian A tidak
dipengaruhi oleh kejadian B atau sebaliknya.

P (A∩B) = P (A) x P (B)

Contoh dan Penyelesaian:


6. misalkan pada sebuah kebakaran yang terjadi di kota X, seorang warga langsung
menelepon pemadam kebakaran dan ambulance. Peluang datangnya pemadamkebakaran
(PK) adalah 0,8 dan peluang segera datang ambulance (A) adalah 0,6. Berapakah
peluang pemadam kebakaran (PK) dan ambulance (A) segara tiba di lokasi kebakaran
tersebut?
P (PK ∩ A) = P (PK) x P (A) = 0,8 x 0,6 = 0,48

Peluang Bersyarat (Dua Kejadian Tidak Saling Bebas)


Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau tidak terjadinya kejadian
A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B atau sebaliknya.

P (A ∩ B) = P (A) x P (B/A) atau

P (B | A) = P (A ∩ B) / P (A)

Contoh dan Penyelesaian


7. Misalkan dalam pelemparan dadu, berapakah peluang munculnya mata dadu genap
dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu?

Penyelesaian:
Peluang dadu genap P (A) = 0,5
Peluang dadu Prima P (B) = 0,5
Peluang dadu Prima dan Genap P (A∩B) = 1/6
Maka P (B | A) = P (A∩B)/ P (A)
= 1/6 /0,5
= 1/3

B. Permutasi dan Kombinasi

Permutasi (P) dan Kombinasi (C) bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah cara
dalam menyusun n objek. Perbedaan P dan C adalah pada P, seluruh objek dihitung,
sedangkan pada C, terdapat objek yang sama atau “kembar” dan dianggap sama. Misalnya
BOGOR, 5 buah objek huruf, ada 2 yang sama yakni O, sehingga kombinai yang dihitung
adalah B, O, G, dan R.
Secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut:
Semua Objek Sebagian Objek
Permutasi (P) n! n!
rPn=
( n−r )!
Dimana r ≤ n
Berapa cara menyusun 3 buah 4! 24
objek? 2 P 4= = =12
(4−2)! 2
Jawab:
3! = 1 x 2 x 3 = 6 Dari ABCD, dipilih dua:
Contoh: ABC AB, AC, AD, BA, BC, BD,
ABC, ACB, BAC, CA, CB, CD, DA, DB, DC
BCA, CAB, CBA
Kombinasi (C) n! n!
, rCn=
n1!n2!!...nk! n1! n2!... nk < n (n−r )!r !
Dimana r ≤ n
Berapa cara menyusun huruf IIN? 4! 24
(huruf I = 2) 2C 4= = =6
(4−2 )! x 2! 2 x 2
Jawab:
3! 1 x2 x3 Dari kombinasi ABCD
= =3 dipilih dua kombinasi
2! 1 x2
Yakni: IIN, INI, NII BA = AB
AB, AC, AD, BC, BD, CD

Cyclical (n – 1) !
(lingkaran) 4 orang duduk melingkar disebuah
restoran. Susunan tempat duduk
mereka adalah (4-1)! = 3 !
= 1x2x3 = 6 cara

Nilai Harapan Matematik


Apabila P merupakan probabilitas dari seseorang untuk memperoleh suatu jumlah Q,
maka harapan matematik orang tersebut adalah PQ (Q) dapat berupa jumlah barang/uang).
Apabila suatu gejala discreate yang diambil secara random diberi simbol x dengan harga x ,
1
x ,..., x . Dan probabilitas untuk mendapatkan harga-harga tersebut adalah P(x ), P(x ), ...,
2 n 1 2
P(x ), maka nilai harapan matematik dari x dapat dinyatakan dengan rumus:
n

E(x) = x . P(x ) + x . P(x )+...+x . P(x )


1 1 2 2 n n
n
E ( x )= ∑ xi . P ( xi )
i=1

E(X) = µ = Rata-rata
Ragamnya (Variance)

σ 2x =E( x 2 )−μ
2 2 2
σ x =E( x )−[ E( x ) ]
σ 2x =E( x 2 )−μ 2
σ 2x =( x 1−μ )P( x 1 )+( x 2 −μ ) P( x2 )+. ..+( x n−μ )P( x n )
n
σ 2x =∑ ( xi −μ )2 P( x i )
i=1

Sifat-sifat nilai harapan


* E(a) = a
* E(ax) = a E(x)
Contoh dan Penyelesaian
8. Seorang petani akan menebarkan bibit pada suatu jenis tananaman di suatu tempat. Ia
mempunyai alternatif tiga kebun. Petani ini memperkirakan bahwa peluang tanaman itu
akan tumbuh subur apabila disemaikan dikebun I adalah 0,6 dan apabila tumbuh subur ia
akan bisa memetik keuntungan Rp. 3.000.000 tiap panen, sebaliknya bila ia tidak berhasil
ia akan rugi Rp. 500.000. peluang bahwa tanaman itu akan tumbuh subur bila disemaikan
di kebun II adalah 0,5 dengan harapan bisa memetik keuntungan Rp. 4.000.000 tiap panen,
dan bila tidak berhasil akan menderita kerugian Rp. 1.000.000. di kebun III peluang
berhasil adalah 0,55 dengan harapan keuntungan Rp. 3.500.000, bila gagal akan menderita
kerugian sebesar Rp. 600.000.
Pertanyaan: Berdasarkan nilai harapan matematik tertinggi, kebun mana yang akan
dipilih?
Kebu Peluan Laba Peluan Rugi Nilai Harapan
n g (Rp) g (RP)
Sukses Rugi
I 0,6 3.000.000 0,4 500.000 0,6 x 3.000.000 - 0,4 x
500.000 = 1.600.000
II 0,5 4.000.000 0,5 1.000.000 0,5 x 4.000.000 – 0,5 x
1.000.000 = 1.500.000
III 0,55 3.500.000 0,45 600.000 0.55 x 3.500.000 – 0,45 x
600.000 = 1.655.000
Sepintas kita melihat bahwa kebun II lebih menguntungkan, karena berpeluang
menghasilkan laba Rp. 4.000.000. namun masing-masing kebun juga memiliki peluang
rugi. Setelah dihitung, nilai harapan tertinggi adalah Kebun III, dengan nilai harapan Rp.
1.655.000.

Anda mungkin juga menyukai