TUGAS 1
OLEH:
NIM: 1923041001
FAKULTAS TEKNIK
2021
A. Perbedaan Kendaraan Yang Menggunakan Sistem Efi Dan Karburator
Pada sistem EFI dan Karburator, memiliki kesamaan berupa sebagai sistem
yang menyalurkan/menyediakan bahan bakar ke dalam system pada mesin.
Fungsinya sebagai sistem yang mengontrol kadar bensin yang tepat dari tanki ke
intake manifold. Meskipun dari segi fungsi sama, tetapi kedua jenis system tersebut
berbeda.
Sistem Karburator hadir terlebih dahulu dibandingkan dengan Sistem EFI,
sistem ini menggunakan prinsip perbedaan tekanan untuk mengalirkan bahan bakar
kedalam intake manifold. Perbedaan tekanan disebabkan oleh adanya aliran udara,
hal ini sesuai dengan hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada permukaan
yang mendapatkan aliran udara maka akan turun. Penururan tekananan ini
menyebabkan bensin dari ruang penampung akan tersedot dan bercampur dengan
udara sebelum masuk ke ruang bakar.
Sistem EFI merupakan teknologi pembaruan pada sistem bahan bakar pada
kendaraan motor bensin yang didasarkan pada pengembangan Sistem Karburator,
Pada sistem EFI ini tetap menggunakan perbedaan tekanan, tetapi hanya saja
tekanan tersebut dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tetapi pada system ini
disematkan sebuah komponen pompa untuk menekan bensin ke saluran bahan
bakar. Diujung saluran akan ada komponen injector sebagai penyemprotan bahan
bakar pada ruang bakar, berbeda halnya dengan sistem karburator yang kinerjanya
masih manual sedangkan pada sistem injector kinerjanya akan dipengaruhi oleh
skema kelistrikan yang dinamakan eletronik fuel injection.
4. Campuran bensin sistem EFI lebih ideal, sementara karbu tidak stabil.
Ini terjadi karena sistem EFI menggunakan perhitungan real time yang
datanya diperoleh dari sensor. Sensor inilah yang mengirimkan data secara akurat,
data tersebut kemudian akan dihitung bersama data-data sensor lain untuk
kemudian menyimpulkan timming pembukaan injektor beserta lamanya injektor
membuka untuk menentukan volume bensin yang pas.
Penyebab campuran EFI lebih ideal adalah menggunakan perhitungan real
time yang datanya diperoleh dari sensor. Sensor inilah yang mengikirim data secara
akurat, kemudian dikelola bersama sensor lain untuk menyimpulkan waktu
pembukaan injector beserta lamanya injektor membuka untuk menentukan volume
bensin yang tepat sehingga hal itulah mengapa dikatan campuran EFI lebih ideal.
Sementara pada karbu, ketidakstabilan campuran bahan bakar yang
disebabkan tidak disematkanya sebuah sensor untuk menyesuaikan campuran
bahan bakar dan menggunakan mekanisme konvensional sehingga campuran kaya
dan miskin dapat terjadi. Campuran kaya adalah kondisi dimana bensin yang
terkandung lebih kecil dari 14:1. Sementara campuran miskin terjadi saat bensin
yang terkandung lebih besar dari 14:1 (14 molekul bensin banding 1 molekul
udara). Kedua kondisi ini terjadi karena parameter yang dipakai pada karbu hanya
mengandalkan kecepatan aliran udara pada venturi.
7. Sistem karburator bisa distel dengan mudah, sementara injeksi perlu alat
khusus
Pada karburator penyetelannya dapat dilakukan dengan mudah
bermodalkan obeng minus dan plus serta dilakukan penyetelan dua buah sekrup
pada karburator yang berfungsi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan
bakar yang masuk ke dalam mesin dan setelan gas.
Tetapi pada sistem EFI penyetingannya lebih rumit yang disebabkan alat
khusus untuk melakukan reseting data ECU memakai scanner, dan cara kedua
menambahkan module khusus pada salah satu kabel sensor sinyalnya berubah.
Jika sesuatu yang aneh terjadi, sensor secara otomatis mengirim sinyal ke
electronic control unit (ECU) untuk mematikan semua sistem di dalam kendaraan.
Ketika datang untuk meningkatkan kinerja mesin, electronic control unit (ECU)
adalah pilihan yang efisien karena hanya menghasilkan kinerja mesin yang optimal
dengan memainkan variasi dalam pengaturan waktu dan campuran udara-bahan
bakar.
Berdasarkan data yang direkam oleh sensor electronic control unit (ECU),
perangkat ini juga memonitor kecepatan mesin, suhu cairan pendingin, sudut
bukaan gas throttle dan pengukuran oksigen dalam sistem pembuangan.
1. Sensor
Sensor adalah input ke sistem kontrol elektronik (ECU), yang bertindak
sebagai penyedia sinyal. Ada dua jenis sinyal sensor, yaitu sinyal analog dan sinyal
diskrit. Sinyal diskrit adalah skala biner di mana hanya ON atau OFF (1 atau 0,
benar atau salah), misalnya tombol. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip
rentang nilai antara “nol dan skala penuh”. Misalnya TPS (sensor posisi throttle)
dan MAP (tekanan udara berlipat ganda).
Sinyal analog dapat berupa tegangan atau arus listrik yang sebanding dengan
nilai integer mikrokontroler ECU, misalnya: Nilai akselerator ‘0% hingga 100%’
dihasilkan oleh sensor TPS dengan nilai tegangan ‘0V -. 5V ‘Nilai ini dikonversi
menjadi nilai integer’ 0 – 32767 ‘.
2. ECU (Engine Control Unit)
Electronic control unit (ECU) terdiri dari tiga bagian utama yaitu
mikrokontroler, memori sistem dan catu daya sistem. Data yang diekstraksi oleh
sensor diproses dalam semua aktivitas yang terjadi di Electronic control unit (ECU)
dalam aritmatika dan istilah logis, yaitu operasi logis, berurutan, timer, penghitung
dan ADC serta memeriksa keseluruhan kerja sistem.
Mikrokontroler Electronic control unit (ECU), yang menghitung sinyal input
dari tombol (sensor posisi poros engkol) di penghitung dan timer sehingga dapat
ditentukan secara tepat kapan waktu pengapian dan jumlah bahan bakar yang sesuai
akan diinjeksikan ke ruang bakar.
3. Actuator
Hasil dari data yang diproses oleh Electronic control unit (ECU) adalah
output dalam bentuk sinyal digital untuk pengoperasian aktuator. Periode di mana
injektor menyuntikkan bahan bakar didasarkan pada perhitungan dalam
mikrokontroler Electronic control unit (ECU). Begitu juga dengan waktu
penyalaan.
4. COM
COM bertindak sebagai Electronic control unit (ECU) untuk komunikasi
dengan perangkat antarmuka lain seperti laptop, komputer atau ponsel. Nilai waktu
penyalaan dan parameter injeksi dapat diubah melalui dukungan COM.
➢ Cara Kerja Engine Control Unit (ECU)
Secara umum, kinerja Electronic control unit (ECU) persis sama dengan CPU
komputer. Dalam hal ini, Electronic control unit (ECU) berkomunikasi dengan data
biner dan analog untuk melakukan perhitungan. Data awal yang diterima dari
sensor. Sensor adalah perangkat input yang mengirimkan data dalam bentuk sinyal
analog (tegangan dengan nilai tertentu) yang menginformasikan keadaan apa yang
sedang dikontrol.
Misalnya, ada sensor MAF (mass air flow) dalam sistem injeksi yang
mengirimkan tegangan dengan nilai tertentu (biasanya antara 0,1 dan 4,9 V) ke
Electronic control unit (ECU). Nilai tegangan memberi tahu Anda berapa banyak
udara yang mengalir melalui sensor. Electronic control unit (ECU) menggunakan
sensor ini untuk mendeteksi massa udara yang memasuki mesin.
Selain itu, Electronic control unit (ECU) menerima beberapa data dari sensor
lain yang terpengaruh. Data tersebut kemudian diproses untuk mencari tahu berapa
banyak bensin yang harus dikeluarkan. Hasil perhitungan ini diubah menjadi
tegangan dengan rentang tertentu dan dikirim ke injektor.
Ketika injektor menerima tegangan dari Electronic control unit (ECU),
injektor terbuka secara otomatis dan bensin bocor. Interval yang diharapkan adalah
periode di mana injektor menerima tegangan. Semakin lama injektor menerima
tegangan dari Electronic control unit (ECU), semakin lama injektor terbuka dan
semakin banyak bensin dilepaskan.
Electronic control unit (ECU) tidak dapat berfungsi tanpa sensor dan aktuator.
Sama seperti komponen perangkat komputasi, komputer tidak dapat digunakan
tanpa input dan output perangkat keras.