Anda di halaman 1dari 82

Klasifikasi bahan

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan
referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan
dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi
kriteria sebagai entri Wikipedia.
Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel
ini akan dihapus.

Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari padanya sesuatu dapat dibuat, atau


barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu atau istilah yang sudah mulai disosialisasikan
kepada masyarakat adalah bahan baku.
Bahan kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain. Hal ini terjadi karena
masyarakat secara umum menggunakan pakaian yang terbuat dari kain, sehingga terjadi stigma
ketika seseorang menyebut kata bahan maka akan muncul di imajinasi masyarakat pada
umumnya pada kain yang menjadi bahan dari pakaian mereka.
Material adalah juga menjadi istilah atau kata lain dari kata bahan yang merupakan sesuatu
benda yang menjadi bahan baku yng menjadi sebuah masukan dalam produksi. jadi Material
adalah bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat teknologi maju,
material adalah bahan konsumen yang belum selesai. Beberapa contohnya adalah besi,
tembaga, aluminium, kertas dan sutra dan yang lainnya.

Klasifikasi Bahan dan beberapa material penting


lainnya[sunting | sunting sumber]
Daftar ini belumlah lengkap; silakan bantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

 Logam

Logam
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk musik metal, lihat Heavy metal.

Unsur Logam

Logam alkali

 litium
 natrium
 kalium
 rubidium
 cesium
 fransium

Logam alkali tanah


 berilium
 magnesium
 kalsium
 stronsium
 barium
 radium

Logam transisi
 skandium
 titanium
 vanadium
 kromium
 mangan
 besi
 kobalt
 nikel
 tembaga
 seng
 yttrium
 zirkonium
 niobium
 molibdenum
 teknesium
 rutenium
 rodium
 paladium
 perak
 kadmium
 hafnium
 tantalum
 tungsten
 renium
 osmium
 iridium
 platina
 emas
 raksa
 rutherfordium
 dubnium
 seaborgium
 bohrium
 hassium
 copernicium

Logam pasca transisi


 aluminium
 galium
 indium
 timah
 talium
 timbal
 bismut
 polonium
 flerovium

Lantanida
 lantanum
 cerium
 praseodymium
 neodymium
 promethium
 samarium
 europium
 gadolinium
 terbium
 dysprosium
 holmium
 erbium
 thulium
 ytterbium
 lutetium

Aktinida
 aktinium
 torium
 protaktinium
 uranium
 neptunium
 plutonium
 americium
 curium
 berkelium
 californium
 einsteinium
 fermium
 mendelevium
 nobelium
 lawrencium

Unsur yang kemungkinan logam


 meitnerium
 darmstadtium
 roentgenium
 nihonium
 moscovium
 livermorium
 tennessine

Unsur yang kadang-kadang dianggap logam


 germanium
 arsenik
 antimon
 astatin

 l
 b
 s

Kristal gallium

Dalam kimia, sebuah logam atau metal (bahasa Yunani: μέταλλον Metallon[1][2])


adalah material (sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya,
berkilau, dan memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat—yaitu
dapat ditempa atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak—dan
juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga membentuk kawat halus).[3] Sekitar 91
dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam; sisanya adalah nonlogam atau metaloid.
Beberapa unsur menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.
Astrofisikawan menggunakan istilah "metal" untuk menjelaskan secara kolektif seluruh unsur
selain hidrogen dan helium, dua unsur paling sederhana, dalam suatu bintang.
Bintang memfusi atom-atom yang lebih kecil, sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium,
untuk membuat atom yang lebih besar selama masa hidupnya. Dalam pengertian
itu, metalisitas suatu objek adalah proporsi dari materi yang menyusun seluruh unsur kimia yang
lebih berat, tidak hanya logam-logam tradisional. [4]
Banyak unsur dan senyawa yang tidak diklasifikasikan secara normal sebagai logam menjadi
logam pada tekanan tinggi; ini terbentuk sebagai alotropi metalik dari non logam.

Daftar isi

 1Struktur dan ikatan


 2Sifat-sifat
o 2.1Kimia
o 2.2Fisika
o 2.3Listrik
o 2.4Mekanis
 3Logam paduan
 4Kategori
o 4.1Logam dasar
o 4.2Logam Ferro
o 4.3Logam mulia
o 4.4Logam berharga
o 4.5Logam berat
 5Ekstraksi
 6Daur ulang
 7Metalurgi
 8Aplikasi
 9Perdagangan
 10Sejarah
 11Lihat pula
 12Referensi
 13Pranala luar

Struktur dan ikatan[sunting | sunting sumber]


hcp and fcc close-packing of spheres

Atom zat logam biasanya tersusun dalam salah satu dari tiga struktur kristal umum, antara
lain body-centered cubic (bcc), face-centered cubic (fcc), dan hexagonal close-pack (hcp).
Dalam bcc, masing-masing atom terletak di pusat kubus dikelilingi atom lainnya. Dalam fcc dan
hcp, masing-masing atom dikelilingi oleh duabelas atom lainnya, tetapi susunan lapisannya
berbeda. Beberapa logam mengadopsi struktur yang berbeda, tergantung pada suhu. [5]
Atom logam mudah kehilangan elektron kelopak terluarnya, menghasilkan awan elektron bebas
yang mengalir dalam pengaturan sifatnya yang padat. Hal ini menyebabkan kemampuan zat
logam menjadi mudah menghantarkan panas dan listrik. Jika aliran elektron ini terjadi,
karakteristik padat dari logam dihasilkan oleh interaksi elektrostatis di antara masing-masing
atom dan awan elektron. Ikatan jenis ini disebut ikatan logam.[6]

Sifat-sifat[sunting | sunting sumber]
Kimia[sunting | sunting sumber]
Logam biasanya cenderung membentuk kation melalui mekanisme kehilangan elektron,
[6]
 bereaksi dengan oksigen di udara membentuk oksida melalui beragam skala waktu
(besi berkarat setelah bertahun-tahun, sementara kalium terbakar dalam hitungan detik. Contoh:
4 Na + O2 → 2 Na2O (natrium oksida)
2 Ca + O2 → 2 CaO (kalsium oksida)
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (aluminium oksida).
Logam transisi (seperti besi, tembaga, seng, dan nikel) lebih lambat teroksidasi
karena mereka membentuk lapisan pasivasi oksidanya yang melindungi bagian
dalam logam. Lainnya, seperti paladium, platina dan emas, tidak bereaksi sama
sekali dengan atmosfer. Beberapa logam membentuk lapisan oksida penghalang
pada permukaannya yang tidak dapat ditembus lebih jauh oleh molekul-molekul
oksigen, sehingga dapat mempertahankan kilau dan konduktivitasnya selama
beberapa dekade (seperti aluminium, magnesium, beberapa jenis baja,
dan titanium). Oksida logam umumnya bersifat basa, berlawanan dengan nonlogam,
yang bersifat asam. Pengecualian berlaku untuk oksida dengan tingkat
oksidasi sangat tinggi seperti CrO3, Mn2O7, dan OsO4, yang bereaksi sangat asam.
Pengecatan, penganodaan (anodising) atau penyepuhan logam adalah cara yang
baik untuk mencegah korosi. Namun, logam yang lebih reaktif dalam deret
elektrokimia harus dipilih untuk penyalutan, terutama jika dipilih serpihan penyalut.
Air dan dua logam membentuk sel elektrokimia, dan jika penyalut kurang reaktif
daripada yang disalut, penyalut sejatinya telah memicu korosi.
Fisika[sunting | sunting sumber]

Kristal galium

Logam secara umum memiliki konduktivitas listrik tinggi, konduktivitas termal tinggi,


dan densitas yang tinggi pula. Umumnya mereka lentur dan liat, berubah bentuk di
bawah tekanan tanpa terbelah.[6] Dalam hal sifat optiknya, logam mengkilat
dan berkilau. Lembaran logam dengan ketebalan di bawah beberapa mikrometer
terlihat opak, tetapi kertas emas meneruskan sinar hijau.
Meskipun sebagian besar logam memiliki densitas yang lebih tinggi daripada
kebanyakan nonlogam,[6] terdapat rentang variasi yang lebar dalam hal densitas
mereka. Litium adalah unsur padat yang paling rendah densitasnya,
sementara osmium adalah yang paling tinggi. Logam alkali dan alkali tanah pada
golongan 1 dan 2 dirujuk sebagai logam ringan karena mereka memiliki densitas
rendah, kekerasan rendah, dan titik lebur yang rendah pula. [6] Tingginya densitas
sebagian besar logam karena ketatnya kisi kristal struktur logam mereka. Kekuatan
ikatan logam untuk logam yang berbeda mencapai maksimum di sekitar pusat
deret logam transisi, karena unsur-unsur tersebut memiliki sejumlah besar elektron
terdelokalisasi dalam ikatan logam jenis ikatan ketat. Namun, faktor lain (seperti jari-
jari atom, muatan inti, jumlah orbital ikatan, tumpangsuh energi orbital dan bentuk
kristal) juga terlibat.[6]
Listrik[sunting | sunting sumber]

Pengisian tingkat elektron dalam berbagai jenis bahan pada kesetimbangan. Garis


vertikal adalah energi, sementara horizontal adalah rapat keadaan elektron untuk energi
tertentu dalam bahan terdaftar. Bagian yang diarsir mengikuti distribusi Fermi-
Dirac (hitam = seluruh keadaan terisi, putih = tidak ada yang terisi).
Dalam logam dan semilogam, tingkat Fermi EF bergantung pada bagian dalam sekurang-
kurangnya satu pita. Dalam insulator dan semikonduktor, tingkat Fermi berada di celah
pita; namun dalam semikonduktor pita cukup dekat dengan tingkat Fermi untuk
menjadi terpopulasi termal dengan elektron atau lubang.
edit

Konduktivitas termal dan listrik logam berangkata dari kenyataan bahwa elektron
terluar mereka terdelokalisasi. Situasi ini dapat divisualisasikan dengan
memperhatikan struktur atom logam sebagai suatu koleksi atom yang terbenam
dalam lautan elektron yang bergerak cepat. Konduktivitas listrik logam, seperti
halnya kapasitas bahang dan konduktivitas panas, dapat dihitung menurut model
elektron bebas, yang tidak memperhatikan struktur detail kisi ion.
Ketika mempertimbangkan struktur pita elektron dan energi ikatan suatu logam,
perlu diperhatikan potensial positif yang disebabkan oleh pengaturan spesifik inti ion
—yang muncul periodik dalam kristal. Konsekuensi paling penting dari potetensial
periodik adalah pembentukan celah pita kecil pada perbatasan zona Brillouin.
Secara matematis, potensial inti ion dapat dihitung melalui beragam model, yang
paling sederhana adalah model elektron hampir bebas.
Mekanis[sunting | sunting sumber]
Sifat mekanis metal meliputi duktilitas, yaitu kapasitas mereka dalam deformasi
plastis. Deformasi elastis dapat balik pada logam dapat dijelaskan oleh Hukum
Hooke untuk memulihkan gaya, sementara tegangan berbanding lurus
dengan regangan. Gaya yang lebih besar daripada batas elastis, atau panas, dapat
menyebabkan deformasi permanen (tak dapat balik) pada objek, yang dikenal
sebagai deformasi plastis atau plastisitas. Perubahan tak dapat balik dalam susunan
atom dapat terjadi sebagai akibat dari:

 Aksi suatu gaya yang diaplikasikan (atau usaha). Gaya yang diaplikasikan dapat


berupa gaya tarik, gaya tekan, pemotongan, pembengkokan atau
gaya torsi (pelintir).
 Perubahan suhu (panas). Perubahan suhu dapat mempengaruhi mobilitas cacat
struktural seperti batas butir, kekosongan titik, dislokasi garis atau ulir,
kesalahan penumpukan dan twins baik dalam padatan kristal maupun non-
kristal. Pergerakan atau perpindahan cacat tersebut diaktifkan secara termal,
dan karenanya dibatasi oleh laju difusi atom.

Logam panas dari pandai besi.

Aliran kental di dekat batas butir, misalnya, dapat


menyebabkan gelinciran internal, rayapan dan kelelahan pada logam. Hal ini juga
dapat berkontribusi terhadap perubahan signifikan pada struktur mikro
seperti pertumbuhan butir dan densifikasi lokal karena
penghilangan porositas intergranular. Dislokasi sekrup bisa menggelincir ke
arah bidang kisi yang berisi dislokasi, sementara kekuatan pendorong utama untuk
"pendakian dislokasi" adalah gerakan atau difusi kekosongan melalui kisi kristal.
Selain itu, sifat nondireksional ikatan logam juga dianggap berkontribusi secara
signifikan terhadap daktilitas sebagian besar padatan logam. Bila bidang ikatan ionik
menggeser satu sama lain, perubahan resultan pada lokasi pergeseran ion dengan
muatan yang sama ke dalam proksimitas dekat mengakibatkan pembelahan kristal;
pergeseran seperti itu tidak teramati pada kristal berikatan kovalen di mana terjadi
fraktur dan fragmentasi kristal.[7]

Logam paduan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Logam paduan
Logam paduan adalah campuran dari dua atau lebih unsur di mana komponen
utamanya adalah logam. Sebagian besar logam murni terlalu lunak, rapuh atau
reaktif secara kimia untuk penggunaan praktis. Menggabungkan rasio logam yang
berbeda sebagai logam paduan memodifikasi sifat logam murni untuk menghasilkan
karakteristik yang diinginkan. Tujuan pembuatan logam paduan umumnya membuat
mereka kurang rapuh, lebih keras, tahan terhadap korosi, atau memiliki warna dan
keharuman yang diinginkan. Dari semua paduan logam yang digunakan saat ini,
paduan besi (baja, baja nirkarat, besi tuang, baja perkakas, baja paduan)
merupakan proporsi terbesar baik secara kuantitas maupun nilai komersial. Besi
yang dipadu dengan berbagai proporsi karbon memberi baja berkadar karbon
rendah, menengah dan tinggi, dengan peningkatan level karbon mengurangi
keuletan dan ketangguhan. Penambahan silikon akan menghasilkan besi cor,
sedangkan penambahan kromium, nikel dan molibdenum pada baja karbon (lebih
dari 10%) menghasilkan baja nirkarat.
Paduan logam penting lainnya
adalah aluminium, titanium, tembaga dan magnesium. Paduan tembaga yang sudah
dikenal sejak prasejarah—perunggu memberi nama untuk Zaman Perunggu—dan
memiliki banyak aplikasi saat ini, yang terpenting adalah kabel listrik. Paduan dari
tiga logam lainnya telah dikembangkan akhir-akhir ini; karena reaktivitas kimianya,
mereka memerlukan proses ekstraksi elektrolitik. Paduan aluminium, titanium dan
magnesium berharga kareana rasio kekuatan-terhadap-beratnya yang tinggi;
magnesium juga bisa memberikan perisai elektromagnetik. Bahan-bahan ini ideal
untuk situasi di mana rasio kekuatan-terhadap-berat yang tinggi lebih penting
daripada biaya material, seperti di ruang angkasa dan beberapa aplikasi otomotif.
Logam paduan yang dirancang khusus untuk aplikasi yang sangat berat,
seperti mesin jet, dapat mengandung lebih dari sepuluh unsur.

Kategori[sunting | sunting sumber]

Guard rail atau pagar pengaman jalan

Logam dasar[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Logam dasar
Dalam kimia, istilah logam dasar digunakan secara informal untuk mengacu pada
logam yang mudah teroksidasi atau berkarat, dan mudah bereaksi dengan asam
klorida encer (HCl) membentuk hidrogen. Contohnya termasuk
besi, nikel, timbal dan seng. Tembaga dianggap sebagai logam dasar karena relatif
mudah teroksidasi, meskipun tidak bereaksi dengan HCl. Logam dasar biasanya
digunakan dalam kondisi yang berlawanan dengan logam mulia.
Dalam alkimia, logam dasar adalah logam biasa dan murah, berlawanan
dengan logam berharga, terutama emas dan perak. Tujuan lama para alkemis
adalah transmutasi logam dasar menjadi logam berharga.
Dalam numismatik, koin di masa lalu mendapatkan nilainya terutama dari
kandungan logam berharga. Sebagian besar mata uang modern adalah mata uang
fiat, yang memungkinkan koin dibuat dari logam dasar.
Logam Ferro[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Metalurgi ferro
Lihat pula: Logam non-ferro
Istilah "ferro" berasal dari bahasa Latin yang berarti "mengandung zat besi". Ini bisa
termasuk besi murni, seperti besi tempa, atau paduan seperti baja. Logam besi
sering bersifat magnetis, tetapi tidak eksklusif.
Logam mulia[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Logam mulia
Logam mulia adalah logam yang tahan terhadap korosi atau oksidasi, tidak seperti
sebagian besar logam dasar. Mereka cenderung juga merupakan logam berharga,
seringkali karena kelangkaannya. Contohnya antara
laain emas, platina, perak, rodium, iridium, dan paladium.
Logam berharga[sunting | sunting sumber]

Bongkahan emas

Artikel utama: Logam berharga


Suatu logam berharga adalah unsur kimia metalik yang langka dengan nilai ekonomi
tinggi.
Secara kimia, logam berharga kurang reaktif daripada sebagian besar unsur,
memiliki kilau tinggi dan konduktivitas listrik yang tinggi. Dalam sejarah, logam
berharga penting sebagai mata uang, tetapi saat ini hanya dianggap
sebagai komoditas investasi dan
industri. Emas, perak, platina dan paladium masing-masing mempunyai kode mata
uang ISO 4217. Logam berharga yang paling dikenal adalah emas dan perak.
Sementara keduanya memiliki penggunaan indusri, mereka lebih dikenal dalam
bidang seni, perhiasan, ddan koin. Logam berharga lainnya termasuk dalan
logam golongan platina: rutenium, rodium, paladium, osmium, iridium, dan platina,
dengan platina adalah yang paling banyak diperdagangkan.
Permintaan logam berharga didorong tidak hanya berdasarkan penggunaan
praktisnya, tetapi juga perannya sebagai investasi dan penyimpan nilai (bahasa
Inggris: store of value). Paladium pernah, sekitar musim panas 2006, bernilai sedikit
di bawah setengah harga emas, dan platina sekitar dua kali harga emas. Perak
secara substansial tidak terlampau mahal, tetapi seringkali secara tradisional
dianggap sebagai logam berharga karena perannya sebagai koin dan perhiasan.
Logam berat[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Logam berat
Logam berat adalah semua logam atau metaloid yang relatif padat. Definisi yang
lebih spesifik telah diajukan, tetapi tidak satupun memperoleh persetujuan luas.
Beberapa logam berat memiliki penggunaan ceruk, atau dinyatakan beracun;
beberapa esensial dalam jumlah renik.

Ekstraksi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Bijih, Pertambangan, dan Metalurgi ekstraktif
Logam seringkali diekstraksi dari bumi yang berarti menambang bijih yang kaya
dengan sumber daya unsur yang dimaksud, seperti bauksit. Lokasi bijih ditentukan
dengan teknik prospekting, diikuti dengan eksplorasi dan pengujian deposit. Sumber
daya mineral umumnya dibagi ke dalam tambang permukaan, yang ditambang
dengan ekskavasi menggunakan alat berat, dan tambang bawah tanah.
Setelah bijih ditambang, logam harus diekstraksi, biasanya menggunakan reduksi
kimia atau elektrolitik. Pirometalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih
menjadi bahan baku, sementara hidrometalurgi menerapkan kimia berbasis air
untuk tujuan yang sama. Metode yang digunakan bergantung pada jenis logam dan
kontaminannya.
Jika bijih ligam berupa senyawa ionik antara logam dan nonlogam, bijih tersebut
biasanya harus dilebur—dipanaskan dengan penambahan reduktor—untuk
mengekstrak logam murni. Banyak logam umu, seperti besi, dilebur
menggunakan karbon sebagai reduktor. Beberapa logam seperti aluminium
dan natrium, tidak memiliki reduktor praktis yang dijual bebas, sehingga diekstraksi
menggunakan teknik elektrolisis.[8][9]
Bijih sulfida tidak direduksi langsung menjadi logam tetapi dipanggang di udara
terbuka untuk mengubahnya menjadi oksida.

Daur ulang[sunting | sunting sumber]


Permintaan untuk logam terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi. Selama abad
ke-20, ragam penggunaan logam di masyarakat meningkat tajam. Saat ini,
perkembangan negara-negara besar, seperti China dan India, dan kemajuan
teknologi, mendorong permintaan yang semakin banyak. Hasilnya adalah aktivitas
pertambangan semakin meluas, dan semakin banyak stok logam dunia di atas
tanah yang digunakan, sementara yang di bawah tanah sebagai cadangan yang
tidak digunakan. Contohnya adalah stok tembaga bekas. Antara tahun 1932 dan
1999, tembaga yang digunakan di AS meningkat dari 73 g menjadi 238 g per orang.
[10]

Logam secara inheren dapat didaur ulang, jadi pada prinsipnya, dapat digunakan
berulang-ulang, meminimalkan dampak negatif lingkungan dan menghemat energi.
Misalnya, 95% energi yang digunakan untuk membuat aluminium dari bijih bauksit
diselamatkan dengan menggunakan bahan daur ulang. [11] Tingkat daur ulang logam
umumnya rendah. Pada tahun 2010, International Resource Panel, yang
diselenggarakan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) menerbitkan
laporan tentang stok logam yang ada di masyarakat [12] dan tingkat daur ulangnya.[10]
Penulis laporan tersebut mengamati bahwa stok logam di masyarakat dapat
berfungsi sebagai tambang raksasa di atas tanah. Mereka memperingatkan bahwa
tingkat daur ulang beberapa logam langka yang digunakan dalam aplikasi seperti
ponsel, kemasan baterai untuk mobil hibrida dan sel bahan bakar sangat rendah
Penulis laporan tersebut mengamati bahwa stok logam di masyarakat dapat menjadi
tambang raksasa di atas tanah. Mereka memperingatkan bahwa tingkat daur ulang
beberapa logam langka yang digunakan dalam aplikasi seperti telepon seluler,
kemasan baterai untuk mobil hibrida dan sel bahan bakar sangat rendah sehingga
jika tingkat daur ulang pada masa depan tidak ditingkatkan secara dramatis, maka
logam kritis ini akan menjadi tidak tersedia untuk digunakan dalam teknologi
modern.

Metalurgi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Metalurgi
Metalurgi merupakan domain dari ilmu bahan yang mempelajari perilaku fisika dan
kimia unsur logam, senyawa intermetalik mereka, dan campurannya yang disebut
logam paduan.

Aplikasi[sunting | sunting sumber]
Beberapa logam dan paduan logam memiliki kekuatan struktural per satuan massa
yang tinggi, menjadikannya bahan yang berguna untuk membawa muatan besar
atau menahan kerusakan akibat benturan. Paduan logam dapat direkayasa untuk
memiliki ketahanan tinggi terhadap pergeser, torsi dan deformasi. Namun logam
yang sama juga rentan terhadap kerusakan akibat kelelahan akibat penggunaan
berulang atau dari kegagalan tekanan mendadak saat kapasitas beban terlampaui.
Kekuatan dan ketahanan logam telah menyebabkan penggunaan seringnya pada
konstruksi bangunan dan jembatan bertingkat tinggi, serta kebanyakan kendaraan,
peralatan, perkakas, pipa, tanda non-iluminasi dan jalur rel.
Dua logam struktural yang paling umum digunakan, besi dan aluminium, juga
merupakan logam paling melimpah di kerak bumi.[13]
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran.[14] Contohnya, raksa yang digunakan
dalam proses kloralkali.[14] Proses kloralkali merupakan proses elektrolisis yang
berperan penting dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia.[14] Beberapa
zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses kloralkali
adalah natrium, kalsium, magnesium, aluminium,
tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida, kalium dikromat,
dan kalium permanganat.[14]
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub
positif) dan gas klor di anode (kutub negatif).[14] Pada industri angkasa luar dan
profesi kedokteran dibutuhkan bahan yang kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin,
seperti paduan titanium.[14] Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena
dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia.[14] Pada zaman dahulu, logam tertentu,
seperti tembaga, besi, dan timah digunakan untuk membuat peralatan,
perlengkapan mesin, dan senjata.[14]
Logam adalah konduktor yang baik, membuatnya berharga dalam peralatan listrik
dan untuk membawa arus listrik dari kejauhan dengan sedikit energi yang hilang.
Jaringan listrik mengandalkan kabel logam untuk mendistribusikan listrik. Sistem
kelistrikan rumah sebagian besar dihubungkan dengan kabel tembaga
memanfaatkan sifat hantarannya yang baik.
Konduktivitas termal logam berguna untuk wadah untuk memanaskan bahan di atas
api. Logam juga digunakan untuk pembuang panas (bahasa Inggris: heat sink)
untuk melindungi peralatan sensitif dari pelewatpanasan (bahasa
Inggris: overheating.
Reflektivitas tinggi beberapa logam penting dalam konstruksi cermin, termasuk
instrumen astronomi presisi. Sifat terakhir ini juga bisa membuat perhiasan metalik
menarik secara estetika.
Beberapa logam memiliki kegunaan khusus; logam radioaktif
seperti uranium dan plutonium digunakan pada pembangkit listrik tenaga
nuklir untuk menghasilkan energi melalui fisi nuklir. Raksa adalah cairan pada suhu
kamar dan digunakan dalam saklar untuk menyelesaikan rangkaian saat mengalir di
atas kontak saklar. Logam paduan bentuk memori digunakan untuk aplikasi seperti
pipa, pengencang dan vaskular stent.
Logam dapat didoping dengan molekul asing—organik, anorganik, biologis dan
polimer. Doping ini mengandung logam dengan sifat baru yang disebabkan oleh
adanya molekul tamu. Aplikasi dalam katalisis, obat-obatan, sel elektrokimia, korosi
dan lainnya telah dikembangkan. [15]

Perdagangan[sunting | sunting sumber]

Impor bijih dan logam dunia tahun 2005

Bank Dunia melaporkan bahwa China adalah top importir bijih dan logam pada


tahun 2005, diikuti Amerika Serikat dan Jepang.[16]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sifat logam telah membuat manusia terpesona selama berabad-abad, karena
bahan-bahan ini memberi orang alat yang tak tertandingi baik dalam perang maupun
dalam persiapan dan pemrosesannya. Emas dan perak murni dikenal manusia
sejak Zaman Batu. Timbal dan perak dilebur dari bijih mereka pada awal milenium
keempat SM.[17]
Penulis bahasa Latin dan Yunani kuno seperti Theophrastus, Pliny the
Elder dalam Natural History, atau Pedanius Dioscorides, tidak mencoba untuk
mengklasifikasikan logam. Orang-orang Eropa kuno tidak pernah mencapai konsep
"logam" sebagai zat elementer yang berbeda dengan sifat kimia dan fisik tetap.
Setelah Empedocles, semua zat di dalam lingkungan sublunar diasumsikan memiliki
variasi dalam unsur klasik penyusunnya yaitu bumi, air, udara dan api.
Setelah Pythagoras, Plato berasumsi bahwa unsur-unsur ini dapat dikurangi lebih
jauh ke bidang bentuk geometris (segitiga dan persegi) ruang pembatas dan yang
berhubungan dengan polihedra reguler di bumi:kubus, air:ikosahedron,
udara:oktahedron, api:tetrahedron. Namun, perpanjangan filosofis ini tidak menjadi
sepopuler empat elemen sederhana, setelah ditolak oleh Aristoteles. Aristoteles juga
menolak teori atom Democritus, karena ia mengklasifikasikan keberadaan vakum
yang tersirat yang diperlukan untuk gerak sebagai sebuah kontradiksi (vakum
menyiratkan tidak ada, karena itu tidak dapat ada). Aristoteles memang,
bagaimanapun, memperkenalkan kualitas antagonis yang mendasarinya (atau
kekuatan) kering vs basah dan dingin vs panas ke dalam komposisi masing-masing
dari keempat elemen tersebut. Kata "logam" awalnya berarti "ranjau" dan baru
kemudian mendapatkan makna umum produk dari bahan yang diperoleh di
tambang. Pada abad pertama Masehi, hubungan antara planet dan logam yang ada
diasumsikan sebagai Emas:Matahari, Perak:Bulan, Elektrum:Jupiter, Besi:Mars,
Tembaga:Venus, Timah:Merkurius, Timbal:Saturnus. Setelah elektrum terungkap
merupakan kombinasi antara perak dan emas, hubungan timah:Jupiter dan
raksa:Merkurius digantikan ke urutan sebelumnya. [18]
Alkimiawan Arab dan abad pertengahan percaya bahwa semua logam, dan
faktanya, semua materi sublunar, secara tersusun dari prinsip belerang yang
membawa sifat mudah terbakar, dan prinsip raksa, ibu dari semua logam, yang
membawa sifat likuiditas atau fusibilitas, dan volatilitas. Prinsip-prinsip ini tidak
selalu merupakan zat yang umum belerang dan raksa yang ditemukan di
kebanyakan laboratorium. Teori ini memperkuat keyakinan bahwa semua logam
ditakdirkan untuk menjadi emas di perut bumi melalui kombinasi panas, pencernaan,
waktu, dan penghapusan kontaminan yang tepat, yang kesemuanya dapat
dikembangkan dan dipercepat melalui pengetahuan dan metode
alkimia. Paracelsus menambahkan prinsip ketiga garam, pembawa sifat nonvolatil
dan tahan api, dalam doktrin tria prima-nya. Teori-teori ini mempertahankan empat
unsur klasik yang mendasari komposisi belerang, raksa dan garam.
Teks sistematis pertama tentang seni pertambangan dan metalurgi adalah De la
Pirotechnia oleh Vannoccio Biringuccio, yang memperlakukan pemeriksaan,
penggabungan, dan pandai logam. Enam belas tahun kemudian, Georgius
Agricola menerbitkan De Re Metallica pada tahun 1555, sebuah laporan yang jelas
dan lengkap mengenai profesi pertambangan, metalurgi, seni dan sains, serta
memenuhi syarat sebagai risalah terbesar industri kimia sepanjang abad keenam
belas. Dia memberikan deskripsi berikut tentang logam di De Natura
Fossilium (1546).
Logam adalah badan mineral, yang sifatnya cair atau agak keras. Logam
keras dapat dilelehkan oleh panasnya api, tapi ketika sudah mendingin lagi
dan kehilangan semua panas, akan menjadi keras kembali dan melanjutkan
bentuknya terakhirnya. Dalam hal ini, ia berbeda dari batu yang meleleh di
dalam api, karena meskipun batu mendapatkan kembali kekerasannya,
tetapi ia kehilangan bentuk dan sifatnya yang murni. Secara tradisional ada
enam jenis logam, yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah dan timbal. Ada
yang benar-benar lain, quicksilver adalah logam, meskipun alkimiawan tidak
setuju dengan kita tentang masalah ini, begitu pula dengan bismut. Penulis
Yunani kuno tampaknya masa bodoh terhadap bismut, oleh karena itu
Ammonius dengan tepat menyatakan bahwa ada banyak spesies logam,
hewan, dan tumbuhan yang tidak kita kenal. Stibium ketika dilelehkan di
dalam wadah dan disuling memiliki hak untuk dianggap sebagai logam
sebagaimana diberikan kepada timbal oleh para penulis. Setiap logam
memiliki bentuknya sendiri yang diawetkan saat dipisahkan dari logam yang
dicampur dengannya. Oleh karena itu baik elektrum maupun Stannum
[bukan berarti timah yang kita kenal saat ini] itu sendiri bukan merupakan
logam asli, melainkan paduan dua logam. Elektrum adalah paduan emas
dan perak, sedangkan Stannum paduan timbal dan perak. Namun jika perak
dipisahkan dari elektrum, maka yang tertinggal adalah emas dan bukan
elektrum; jika perak diambil dari Stannum, maka yang tertinggal adalah
timbal dan bukan Stannum. Bagaimanapun, apakah kuningan ditemukan
sebagai logam asli atau tidak, tidak dapat dipastikan dengan pasti. Kita
hanya tahu kuningan buatan, yang terdiri dari tembaga yang diwarnai
dengan warna mineral kalamin. Namun jika ada yang harus digali, itu akan
menjadi logam yang tepat. Tembaga hitam dan putih sepertinya berbeda
dari jenis merah. Logam, oleh karena itu, pada dasarnya padat, seperti yang
telah saya nyatakan, atau cairan, seperti pada kasus unik dari quicksilver.
Tapi cukup sekarang soal jenisnya yang sederhana. [19]
o Baja

Baja
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Jembatan Baja.

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan


beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk
kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari
tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah
kubus atom, dan susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom.
Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang
membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat keseluruhan
baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja:
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium.
Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa
jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1]
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas
baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal dari atom penyusun besi. Tanpa karbon ini maka
struktur kristal dari besi murni tidak memiliki resistensi antar atom dan akan saling melewati satu
sama lain, atau menjadi sangat lembek. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena
berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan
tariknya, namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi menggunakan tungku
pembakar selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode
produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di
pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga
produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di
dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa. Baja
merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan
senjata.
Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-
lembaga standar. Proses pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS),
menggantikan sebagian besar metoda-metoda lama dengan menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kualitas produk akhir.
Daftar isi

 1Definisi dan material terkait

 2Karakteristik material

o 2.1Perlakuan panas

 3Produksi baja

 4Industri baja

 5Sejarah

o 5.1Baja kuno

o 5.2Baja Woodz dan Damaskus

 6Klasifikasi baja

 7Lihat pula

 8Referensi

o 8.1Bibilografi

 9Bacaan lebih lanjut

 10Pranala luar

Definisi dan material terkait[sunting | sunting sumber]


Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-
Germanic yaitu stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait
dengan stahlaz atau stahlija (berdiri tegap).[2]
Seperti yang sudah diulas, kandungan karbon dalam paduan baja ialah antara 0.002% sampai
2.14% dari berat paduan besi–karbon.[3] Jumlah ini bisa bervariasi tergantung dari elemen
pemadu yang ada didalam paduan seperti mangan, krom, nikel, besi, tungsten, karbon, dan lain
sebagainya. Pada dasarnya, baja adalah paduan besi-karbon yang tidak menjalani reaksi
eutektik. Kebalikannya, besi tuang justru mengalami reaksi tersebut. Apabila kandungan karbon
dalam baja terlalu sedikit, maka besi murni dalam paduan akan menjadi ulet, lembek, dan lemah.
Kandungan karbon yang lebih tinggi dari baja normal akan membuat satu paduan yang sering
disebut besi babi. Meskipun besi yang berhasil terpadu dengan karbon disebut baja karbon, baja
paduan sendiri adalah baja yang dimasukan dengan paduan elemen lain dengan tujuan untuk
memberikan karakteristik tertentu terhadap baja tersebut. Elemen-elemen pemadu yang umum
dipadukan adalah: mangan, nikel, kroma, molybdenum, boron, titanium, vanadium,
tungsten, kobalt, dan niobium.[1] Elemen lain yang penting dalam pembuatan
baja: fosfor, belerang, silikon, dan adanya sedikit oksigen, nitrogen, dan tembaga, yang biasanya
tidak boleh ada dalam kandungan baja.
Paduan besi-karbon saja tanpa elemen lain dengan kandungan karbon 2.1% biasa disebut besi
tuang. Dengan teknik pembuatan baja moderen seperti pembentukan bubuk logam, proses ini
bisa menghasilkan baja dan material lain dengan kandungan karbon amat tinggi. Besi Tuang
tidak mudah untuk dilunakkan bahkan ketika dipanaskan, tapi bisa dibentuk dengan
proses penuangan karena besi ini memiliki titik leleh yang rendah serta memiliki
properti kemudahan penuangan yang baik.[1] Sebagian komposisi dari besi tuang, meskipun
masih lebih ekonomis apabila di lebur dan tuang, bisa diberi perlakuan panas setelah dituang
untuk membuat benda dengan karakteristik besi lunak atau besi ulet. Baja berbeda dari besi
tempa (sekarang sudah kuno), yang mana besi tersebut mengandung sedikit karbon tetapi
banyak sekali mengandung terak

Karakteristik material[sunting | sunting sumber]

Diagram fasa besi-karbon.

Berbagai sampel baja flatbar tempa-total. Yang pertama di paling kiri, adalah baja yang sudah normal.
Yang kedua telah melalui martensit tanpa tempa, proses penyiraman. Bagian lainnya telah melalui proses
tempa di oven menurut temperatur mereka masing-masing, selama satu jam. "Standar tempaan" seperti ini
biasa digunakan oleh pandai besi sebagai pembanding, memastikan bahwa pekerjaan mereka ditempa
sesuai dengan warna yang diinginkan.

Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk
besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan
atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon.
Proses ini disebut peleburan, yang pertamakali digunakan pada logam dengan titik lebur yang
lebih rendah dari besi seperti timah, yang meleleh di titik 250 °C (482 °F), serta tembaga yang
meleleh di titik 1100 °C (2010 °F), kemudian kombinasi dari timah dan tembaga yaitu perunggu,
yang titik lelehnya lebih rendah dari 1083 °C (1981 °F) .[4] Sebagai pembanding, besi tempa
meleleh di sekitar suhu 1375 °C (2507 °F).[4] Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui proses
ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan
kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya menggunakan palu. Kandungan
karbon yang terkandung juga dapat dikontrol.
Temperatur tinggi pada proses peleburan dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah
dipakai sejak zaman Perunggu. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu
800 °C (1470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses peleburan harus dilaksanakan pada
lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang
dinamakan baja.[4] Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan beberapa
proses bertahap.
Beberapa material lainnya juga ditambahkan ke campuran besi/karbon untuk mendapatkan baja
dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan mangan ditambahkan untuk menambah
kekuatan, krom ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih, serta
penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan logam.
[5]

Untuk mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling sedikit 11% wt sehingga
membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless
steel (baja anti noda). Tungsten ditambahkan pada pembentukan cementit, sehingga pada
kecepatan penyiraman yang lebih rendah akan membentuk martensit. Di sisi lain,
sulfur, nitrogen, dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan
ketika pemrosesan.[5]
Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur pembentuknya, namun umumnya berada di
antara 7750 dan 8050 kg/m3 (484 dan 503 lb/cu ft), atau 7,75 dan 8,05 g/cm3 (4,48 dan
4,65 oz/cu in).[6]
Meski dalam rentang konsentrasi campuran yang rendah besi dan karbon membentuk baja,
namun dapat terbentuk berbagai macam struktur metalurgi yang berbeda dengan sifat yang
sangat berbeda pula. Memahami sifat-sifat ini sangat penting dalam produksi baja. Pada suhu
ruangan, bentuk besi yang paling stabil adalah struktur body-centered cubic (BCC) yang
disebut ferrit atau besi-α. Besi ini merupakan logam lunak yang hanya dapat melarutkan karbon
dalam konsentrasi kecil, tidak lebih dari 0.021 wt% pada 723 °C (1333 °F), dan hanya 0.005%
pada 0 °C (32 °F). Pada 910 °C besi murni berubah menjadi struktur face-centered cubic (FCC),
yang disebut austenit atau besi-γ. Struktur FCC austenit dapat melarutkan karbon lebih banyak,
sampai 2.1%[7] (karbonnya 38 kali ferrit) pada 1148 °C (2098 °F), yang disebut besi tuang (cast
iron).[8]
Ketika baja dengan kandungan karbon kurang dari 0,8% dipanaskan, maka
fase austenitic (FCC) campuran mencoba berubah menjadi fase ferrit (BCC), menghasilkan
karbon yang berlebih. Kandungan karbon didalamnya tidak lagi pas didalam struktur austenit
FCC. Salah satu cara untuk kandungan karbon supaya bisa terlepas dari austenit tersebut
adalah dengan menggunakan reaksi pengendapan solusi cairan material tersebut
menjadi sementit, sehingga tersisa besi fasa BCC disekitarnya yang disebut ferit yang
kandungan karbonnya lebih rendah. Kedua solusi ini, ferit dan sementit, mengendap secara
bersamaan dan membuat sebuah struktur berlapis yang disebut pearlit, dinamai begitu karena
kesamaanya dengan material ibu segala mutiara. Dalam sebuah komposisi hypereutectoid
(kandungan karbon diatas 0.8%), karbon tersebut akan mengendap terlebih dahulu dengan
bentuk sebagai sementit, masuk kedalam bulir pinggiran austenit sampai presentase karbon
didalam bulir berkurang hingga mencapai komposisi eutektoid (0.8% karbon), disaat bersamaan
struktur pearlit terbentuk. Untuk baja yang memiliki komposisi hypoeutektoid (kandungan karbon
dibawah 0.8%), ferit akan terbentuk didalam bulir-bulir besi hingga komposisi lainnya akan naik
hingga mencapai 0.8% bagian karbon, dimana struktur pearlit akan terbentuk pada saat yang
bersamaan.[9] Contoh tersebut berasumsi bahwa proses penyiraman terjadi perlahan,
memberikan waktu yang cukup untuk migrasi karbon dalam cairan solusi.
Dengan meningkatnya kecepatan penyiraman, karbon akan memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk membentuk karbit pada pinggiran bulir namun akan menghasilkan pearlit yang semakin
halus dan halus dalam jumlah besar di dalam struktur bulir tersebut; itulah alasannya kenapa
karbit disebar berjauhan dan berfungsi sebagai pencegah cacat didalam bulir tersebut,
menghasilkan perkerasan struktur baja. Pada pendinginan kecepatan sangat tinggi yang
dihasilkan oleh proses penyiraman, kandungan karbon tidak sempat lagi bermigrasi tapi terkunci
ditengah-tengah permukaan austenit dan membentuk martensit. Martensit ialah sebuah bentuk
karbon dan besi yang disupersaturasi juga sangat tertekan dan terbebani sehingga sangatlah
keras namun rapuh dan tidak elastis. Tergantung dari kandungan karbonnya, fase martensitik
sendiri terdiri dari beberapa bentuk. Dibawah 0.2% kandungan karbon, maka akan terbentuk
kristal BCC ferit, tapi pada kandungan karbon yang lebih tinggi martenit akan membentuk
struktur tetragonal terpusat (BCT). Tidak ada aktifasi energi panas untuk perubahan wujud dari
austenit ke martensit.[butuh klarifikasi] Lebih dari itu, tidak ada perubahan komposisional sehingga atom-
atom penyusun biasanya tidak berganti pasangan. [10]
Martensit memiliki kepadatan yang lebih rendah dari austenit karena mengembang ketika terjadi
pendinginan, jadi perubahan wujud yang terjadi antara mereka hanyalah perubahan volume.
Dalam hal ini, pengembangan terjadi. Beban internal dari penggembungan ini biasanya
berwujud kompresi fisik terhadap kristal martensite dan tekanan terhadap ferit sisanya,
dan pergeseran yang cukup banyak pada keduanya.Apabila penyiraman tidak dilaksanakan
dengan benar, beban internal dalam baja tersebut akan mengakibatkan pecahnya struktur ketika
pendinginan. Paling minimal hal ini akan menyebabkab perkerasan kerja dan
ketidaksempurnaan lainnya. Sangat umum terjadinya getas penyiraman untuk terbentuk ketika
baja diberi perlakuan penyiraman air, meskipun tidak selalu terlihat mata. [11]
Perlakuan panas[sunting | sunting sumber]
Ada berbagai perlakuan panas yang biasa digunakan pada proses pengolahan baja. Perlakuan
panas yang paling sering digunakan adalah annealing, quenching, dan tempering.
Annealing adalah perlakuan panas terhadap baja yang dilakukan dengan memanaskan baja
hingga temperatur cukup tinggi untuk membuat baja lunak. Proses ini terjadi dalam tiga tahapan,
pemulihan, rekristalisasi, dan penumbuhan butir. Temperatur yang dibutuhkan untuk annealing
bergantung pada jenis annealing dan kandungan elemen campuran dalam baja.
Quenching dan tempering awalnya melibatkan pemanasan baja hingga fasanya berubah
menjadi austenit lalu dilakukan pendinginan menggunakan media pendingin oli atau air.
Penurunan temperatur yang tiba-tiba menghasilkan struktur martensit yang keras dan getas.
Baja lalu diproses melalui proses tempering yang merupakan salah satu jenis dari annealing.
Pada proses ini sebagian dari struktur martensit akan berubah menjadi sementit,
atau spheroidite untuk mengurangi tegangan internal dan cacat dalam baja, sehingga baja lebih
ulet dan lebih tahan terhadap keretakan.

Produksi baja[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Pembuatan baja

Lihat pula: Daftar negara menurut produksi baja

Pelet bijih besi untuk produksi baja

Pengertian proses ereksi pada konstruksi baja secara umum adalah suatu proses yang terdiri
dari perakitan komponen baja sehingga menjadi satu kesatuan yang dilaksanakan di lapangan.
Proses ereksi terdiri dari proses pengangkatan dan menempatkan komponen baja ke posisi yang
diinginkan, kemudian menghubungkan mereka bersama-sama.
Setelah besi melalui proses peleburan dari bijih, besi tersebut akan mengandung karbon yang
berlebih. Untuk menjadikannya baja yang normal, perlu dilelehkan dan diproses ulang untuk
mengurangi kandungan karbonnya hingga mencapai jumlah yang diinginkan, maka setelah itu
elemen-elemen lain dapat ditambahkan. Cairan ini lalu dituang secara terus-menerus
membentuk lempeng besi panjang atau dituang menjadi batangan baja. Sekitar 96% baja
dituang secara kontinu dan 4%nya diproduksi dalam wujud batangan ingot. [12]
Batangan-batangan ingot ini kemudian dipanaskan didalam lubang peluruh dan digulung ketika
masih panas menjadi lempengan, billet, atau billet tempa. Lempengan akan digulung panas
atau dingin menjadi lembaran logam atau pelat. Billet yang bersuhu dingin atau panas digulung
menjadi batangan, tongkat, dan kabel. Tempaan digulung dingin atau panas menjadi baja
struktural, seperti I-beam dan besi rel. Dalam sebuah pabrik baja modern proses-proses ini
terjadi di dalam sebuah jalur perakitan, bijih besi masuk dan produk baja keluar. [13] Kadang
setelah baja tersebut selesai digulung kemudian diberi perlakuan panas untuk peningkatan
kekuatan, tetapi jarang dilaksanakan.[14]

Industri baja[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Sejarah industri baja modern, Tren industri baja global, Produksi baja menurut
negara, dan Daftar produsen baja

Produksi baja menurut negara tahun 2007

Sebuah pabrik baja di Britania Raya.

Sudah biasa terdengar sebutan "industri besi dan baja" sebagai suatu kesatuan, tetapi dari
perspektif sejarah mereka adalah produk yang berbeda. Industri baja sering digunakan sebagai
indikator perkembangan ekonomi, dikarenakan peran baja untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dan perkembangan ekonomi secara menyeluruh.[15]
Tahun 1980, lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja di industri baja
menurun hingga 224.000.[16]
Perkembangan ekonomi di India dan Tiongkok yang pesat mengakibatkan peningkatan
permintaan baja pada tahun belakangan ini. Antara tahun 2000 hingga 2005, permintaan dunia
terhadap baja meningkat sekitar 6%. Sejak tahun 2000, beberapa perusahaan baja Tiongkok
dan India[17] telah menjadi perusahaan besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel
Corporation dan Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Tiongkok adalah produsen baja
terbesar di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Tiongkok, disusul oleh
Jepang, Russia dan Amerika Serikat.[18]
Tahun 2008, baja menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange. Pada akhir 2008,
industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan hubungan kerja. [19]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Baja kuno[sunting | sunting sumber]

Penempaan menggunakan tungku tempa selama Abad Pertengahan

Baja pada jaman kuno dan antik sudah dikenal dan biasanya diproduksi menggunakan tungku
tempa dan tungku wadah.[20][21]
Pembuatan baja paling tua dalam sejarah sampai sekarang adalah beberap keping perkakas
besi yang digali dari sebuah situs arkeologi di Anatolia (Kaman-Kalehoyuk) dan berusia hampir
4.000 tahun lamanya, bertanggal 1.800 SM.[22][23] Horace mengidentifikasi adanya senjata-senjata
berbahan baja seperti falcata di Semenanjung Iberia, sedangkan Baja Nordik sempat digunakan
oleh Pasukan Roma.[24]
Reputasi dari Besi serik di India Selatan (baja wootz) tumbuh dengan pesatnya di seantero dunia
pada saat itu.[21] Situs-situs pembuatan logam di Sri Lanka menggunakan oven yang
memanfaatkan angin muson, mampu untuk membuat baja berkadar karbon tinggi. Produksi
massal baja Wootz di Tamilakam menggunakan tungku wadah dan sumber karbon seperti
tanaman Avaram terjadi di abad ke-enam SM, sebuah pionir untuk produksi dan metalurgi baja
modern.[20][21]
Orang-orang Tiongkok di Periode Negara Perang (403-221 SM) memiliki baja yang diperkeras
dengan penyiraman,[25] sedangkan orang Tiongkok pada periode Dinasti Han (202 SM - 220 AD)
membuat baja dengan melelehkan besi tempa dan besi tuang bersama-sama, menghasilkan
produk akhir yaitu baja berkandungan karbon menengah pada abad ke-1 M. [26][27]
Orang Haya dari Afrika Timur menemukan sebuah oven yang bisa merekagunakan untuk
membuat baja karbon pada suhu 1802 °C (3276 °F) nyaris 2.000 tahun lalu lamanya. Baja Afrika
Timur ini kemungkinan bertanggal 1.400 SM menurut Richard Hooker. [28][29]
Baja Woodz dan Damaskus[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Baja Wootz dan Baja Damaskus

Bukti-bukti adanya produksi baja berkarbon tinggi tertua di Subkontinen India ditemukan


di Kodumana, wilayah Tamil Nadu, Golconda di wilayah Andhra Pradesh dan Karnataka, serta di
wilayah Samanalawewa, Sri Langka.[30] Baja ini dikenal kemudian sebagai baja Wootz, dibuat di
India Selatan pada periode abad ke-enam SM dan diekspor ke seluruh dunia. [31][32] Teknologi baja
yang sudah ada sebelum 326 SM di wilayah tersebut ditemukan dalam isi literatur Tamil
Sangam, Arab dan Latin sebagai baja-baja yang terbaik di dunia dan diekspor ke orang-orang
Roma, Mesir, Tiongkok dan Arab pada saat itu - yang mereka sebut besi Serik.
[33]
 Sebuah Perkumpulan Tamil di Tissamaharama pada tahun 200 SM, di Tenggara Sri Lanka,
membawa serta artifak besi dan baja dari periode klasik.[34][35][36]
Orang Tiongkok dan lokal di wilayah Anuradhapura, Sri Lanka juga mengadopsi metoda
pembuatan baja Wootz dari Dinasti Chera Tamil di India Selatan pada abad ke-5 M.[37][38] Di Sri
Lanka, metoda pembuatan baja kuno ini menggunakan sebuah oven angin yang unik,
memanfaatkan angin muson yang memiliki kemampuan pembuatan baja berkadar karbon tinggi.
[39][40]
 Karena hal ini, maka asal-muasal teknologi baja di India bisa diestimasi pada rentang waktu
400-500 SM.[31][40]

o Aluminium

Aluminium
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Aluminium,   Al 13

Garis spektrum dari aluminium


Sifat umum

Nama, simbol aluminium, Al

Pengucapan UK /[unsupported input]ˌæljᵿ

ˈmɪniəm/
AL-ew-MIN-ee-əm;

or US /[unsupported input]ə
ˈluːmᵻnəm/
ə-LOO-mi-nəm

Penampilan abu-abu perak metalik

Aluminium di tabel periodik

magnesium ← aluminium → silikon

Nomor atom (Z) 13

Golongan, blok golongan 13, blok-p

Periode periode 3

Kategori unsur   logam lainnya

Bobot atom standar (±) (Ar) 26.9815386(13)

Konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p1

per kelopak 2, 8, 3

Sifat fisika

Fase solid
Titik lebur 933.47 K (660.32 °C, 1220.58 °F)

Titik didih 2792 K (2519 °C, 4566 °F)

Kepadatan mendekati s.k. 2.70 g/cm3

saat cair, pada t.l. 2.375 g/cm3

Kalor peleburan 10.71 kJ/mol

Kalor penguapan 294.0 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 24.200 J/(mol·K)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k


at T (K) 1482 1632 1817 2054 2364 2790

Sifat atom

Bilangan oksidasi 3, 2[1], 1[2] oksida amfoter

Elektronegativitas Skala Pauling: 1.61

Energi ionisasi

(artikel)

Jari-jari atom empiris: 143 pm

Jari-jari kovalen 121±4 pm

Jari-jari van der Waals 184 pm

Lain-lain

Struktur kristal kubus berpusat muka (fcc)

Kecepatan (rolled) 5,000 m/s (pada s.k.)


suara batang ringan

Ekspansi kalor 23.1 µm/(m·K) (suhu 25 °C)

Konduktivitas termal 237 W/(m·K)

Resistivitas listrik 28.2 n Ω·m (suhu 20 °C)

Arah magnet paramagnetik[3]

Modulus Young 70 GPa

Modulus Shear 26 GPa

Modulus Bulk 76 GPa

Rasio Poisson 0.35

Skala Mohs 2.75

Skala Vickers 167 MPa

Skala Brinell 245 MPa

Nomor CAS 7429-90-5

Isotop aluminium terstabil

Iso- Kelim- Waktu Moda Pro-


top pahan paruh (t1/2) peluruhan duk
β+ 26
Mg
7.17×105
26
Al sisa thn ε 26
Mg
γ -
27
Al 100% 27
Al stabil dengan 14 neutron

 lihat

 bicara

 sunting

| referensi | di Wikidata

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium


ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, tetapi merupakan
elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium
terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil,
peralatan masak, kaleng, keramik, dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan konduktor yang
baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan
diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Proses pemurnian
o 2.1Proses Bayer
o 2.2Proses Hall-Heroult
 3Sifat Mekanik Aluminium
 4Aluminium dan Paduan/Alloy
 5Kelebihan aluminium dibanding logam lain
 6Daur Ulang Aluminium
 7Berbagai Penggunaan Aluminium
 8Galeri
 9Catatan kaki
 10Referensi

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa didapatkan
dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat
tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu dianggap
sebagai logam berharga, Napoleon III dari Prancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang
pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. [4]
[5]
 Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T.
Héroult dari Prancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang sampai sekarang
membuat produksi aluminium ekonomis.[4]

Proses pemurnian[sunting | sunting sumber]


Orang pertama yang berhasil memisahkan aluminium dari senyawanya adalah Orsted pada
tahun 1825 dengan cara mereduksi aluminium klorida, tetapi belum dalam keadaan murni.
Aluminium murni ditemukan oleh Wohler dalam bentuk serbuk berwarna abu-abu pada tahun
1827 dengan memodifikasi proses Orsted.
Kini proses yang digunakan untuk memperoleh aluminum secara besar-besaran digunakan
proses Hall-Heroult. Cara ini ditemukan oleh dua orang yang umurnya sama (23 tahun) namun
ditempat yang berbeda yakni Charles Martin Hall di Amerika dan Heroult di Paris pada tahun
1886. Proses ini menjadikan kedua orang ini kaya dalam waktu singkat dan meninggal dunia
pada tahun yang sama pula (1914). Setelah ditemukan cara ini harga aluminium yang awalnya
sangat mahal turun secara drastis.
Pemurnian aluminium dilakukan dalam dua tahap:
1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk
menghasilkan aluminium murni.

Alumina refining. Proses ektrasi alumina.

Peleburan alumina menjadi ingot cetakan aluminium.

Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang mengandung
aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan sebagainya). Selanjutnya,
bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.
Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu
dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk alumina dan H2O yang
menjadi uap air.
Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-Heroult dimulai
dengan melarutkan alumina dengan lelehan Na3AlF6, atau yang biasa disebut cryolite. Larutan
lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan aluminium cair menempel pada anoda,
sementara oksigen dari alumina akan teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon,
membentuk karbon dioksida. Aluminium cair memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada
larutan alumina, sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang cukup banyak.
Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis alumina adalah 15 kWh per
kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan sekitar 20-40% biaya produksi
aluminium di seluruh dunia.
Proses Bayer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Proses Bayer

Al2O3
Batangan cetak casting ingot aluminium.

Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama
Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita
memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit.
Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor
dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya
dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
Proses Hall-Heroult[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang
grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3.
Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi
untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran
tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−
Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot reduksi
atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu
elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina
dielektrolisis, di mana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di
dalam pot di mana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas pot
sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran
arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat
diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan
ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton
bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton aluminium.

Sifat Mekanik Aluminium[sunting | sunting sumber]


Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan
dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut. Aluminium terkenal sebagai bahan yang
tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan
lapisan aluminium oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam terpapar oleh
udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun,
pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan logam yang bersifat lebih katodik,
karena dapat mencegah oksidasi aluminium.
Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan pengujian tensil.
Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan pada kurva tegangan-regangan
hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran
kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, tetapi dapat dijadikan sebagai suatu acuan
terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat rendah, yaitu
sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan tensil yang tinggi,
aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan berbagai
perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan
7075).
Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang mencegah
terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan
suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility,
dan sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum
adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga
dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam lain dan/atau diberi
perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan quenching, lalu
disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk menerangkan seberapa jauh
bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian
tensil, ductility ditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material dengan ductility yang tinggi akan
mengalami necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang memiliki ductility rendah,
hampir tidak mengalami necking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur
dengan skala yang disebut elongasi. Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang
suatu bahan ketika dilakukan uji kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan
panjang per panjang awal bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan memiliki ductility yang
bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, tetapi pada umumnya memiliki ductility yang lebih
rendah dari pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensil,
serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada
aluminium murni.

Aluminium dan Paduan/Alloy[sunting | sunting sumber]


Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan tensil
yang cukup besar, hingga mencapai 525 Mpa pada aluminium paduan yang dihasilkan pada
perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam
akanmeningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup
drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat
ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60
oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada
temperatur tersebut.
Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, tetapi rapuh.
Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.
Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan tegangan
dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil
yang tinggi namun tidak terlalu rapuh. Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik
lebur paduan aluminium.
Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena merupakan
bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, Aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil
sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa
namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang
tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan, baik
ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin
jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi
dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai
bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki,
2003, dan Schwarz, 2004).
Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu "kecelakaan".
Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang
tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya
kekuatan tensil secara signifikan, tetapi diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah
yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi
kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini
terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Aluminium Paduan Cor
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon,
dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan
memudahkan pengerjaan permesinan. Al- Si memmberikan kemudahan dalam pengecoran,
kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian
merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan
bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena
memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi).
Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

Kelebihan aluminium dibanding logam lain[sunting | sunting sumber]


 Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga. Karena memiliki
daya hantar listrik yang baik ini aluminium digunakan pada kabel listrik menggantikan
tembaga yang harganya lebih mahal.
 Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan aluminium
sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen yang terdapat di udara menghasilkan
aluminium oksida. Oksida yang terbentuk tidak mudah terkelupas sehingga dapat melindungi
permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar tidak terjadi oksidai berlanjut. Selain
berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk merupakan lapisan tembus cahaya sehingga
aluminium seolah-olah tidak berubah (tetap mengkilat).
 Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan menarik.
 Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam aslinya sehingga
sering dicampur pada minyak cat (vernis) menghasilkan cat metalik yang harganya relatif
labih mahal dibanding cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan digunakan pada barang-barang
mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat dapat memantulkan cahaya yang lebih
banyak.
 Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat dalam bahan
makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
alat-alat rumah tangga misanya panci. Dan aluminium dijadikan kertas aluminium yang
sangat tipis yang digunakan sebagai pembungkus rokok, gula, bumbu masak dan beberapa
keperluan lain.
 Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan Mn dapat digunakan
menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat besi. Misalnya dalam pembuatan bingkai
pintu dan jendela.

Daur Ulang Aluminium[sunting | sunting sumber]


Secara teori 100% aluminium bisa didaur ulang tanpa kehilangan beratnya. Namun dalam
praktik, proses daur-ulang menyebabkan susutnya berat yang signifikan. Daur ulang melibatkan
proses pencairan aluminium, sebuah proses yang membutuhkan hanya 5% dari energi yang
digunakan untuk memproduksi aluminium dari bijih. Dalam proses ini aluminium mengalami
kehilangan berat hingga 15% dari berat bahan baku. Hilangnya berat disebabkan terjadinya
oksidasi oleh udara selama berlangsungnya proses pelelehan, menjadi oksida aluminium
(Al2O3). Persentase penurunan berat juga disebabkan jenis aluminium yang di daur ulang.
Aluminium plat tipis memiliki tingkat risiko kehilangan berat yang jauh lebih besar dibanding
aluminium yang lebih plat tebal.
Meskipun aluminium hasil daur ulang memiliki kadar yang lebih rendah dibanding aluminium
hasil produksi, tetapi Aluminium hasil daur ulang masih mempertahankan sifat fisik yang sama
dengan aluminium hasil pabrikasi. Hasil aluminium daur ulang disebut dengan istilah aluminium
sekunder. Aluminium sekunder diproduksi dalam berbagai format dan digunakan di 80% dari
suntikan paduan. Penggunaan lain yang penting adalah ekstrusi.
Sampah putih yang merupakan limbah dari produksi aluminium primer dan dari daur ulang
sekunder masih mengandung sejumlah aluminium yang dapat diekstraksi industri. Proses ini
menghasilkan billet aluminium, bersama-sama dengan bahan limbah yang sangat kompleks.
Limbah proses aluminium sangat sulit dikelola. Limbah yang terkena air akan melepaskan
campuran gas (termasuk, antara lain, hidrogen, asetilena, dan amonia), yang secara spontan
menyatu saat kontak dengan udara; kontak limbah dengan udara lembab akan melepaskan
gas amonia. Meskipun adanya kesulitan-kesulitan ini, limbah sisa pemrosesan aluminium bisa
digunakan sebagai pengisi dalam aspal, beton, dan sebagai bahan baku pembuatan bata tahan
api.

Berbagai Penggunaan Aluminium[sunting | sunting sumber]


Logam aluminium digunakan di hampir semua aspek kehidupan. Logam-logam aluminium
digunakan di dunia fisik dan kimia. Di fisik, aluminium digunakan dalam struktur pesawat
terbang, rangka-rangka etalase, rangka pintu dan jendela, peralatan-peralatan dapur, sebagai
pembungkus (aluminium foil), dan sebagainya.
Di dunia kimia, logam aluminium digunakan sebagai reduktor dalam berbagai ekstraksi ion
logam dari larutannya.
Sama halnya dengan zinc, aluminium juga bisa digunakan sebagai reduktor emas dalam proses
sianidasi. Dalam proses ekstraksi emas thiosulfat, aluminium mampu mereduksi ion emas lebih
cepat dibanding zinc. Aluminium juga bisa digunakan dalam proses reduksi
ion tembaga dan merkuri dari larutannya.
Karena proses produksi aluminium menggunakan panas tinggi, maka pada dasarnya logam
aluminium menyimpan potensi kalor tersembunyi yang sangat besar. Kalor ini disebut dengan
istilah “kalor laten”, yang sewaktu-waktu bisa dilepaskan pada kondisi yang tepat. Kalor laten ini
bisa dimanfaatkan dalam proses pengolahan metalurgi mineral yang menggunakan cara
pyrometallurgy.
Senyawa aluminium juga digunakan secara luas di berbagai bidang. Aluminium klorida dan
aluminium sulfat digunakan sebagai koagulan dalam proses penjernihan dan pemurnian air.
Aluminium hidroksida digunakan sebagai bagian dari obat maag. Senyawa-senyawa aluminium
lainnya digunakan sebagai amplas dan batu bata tahan api.
Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit yang dihasilkan panas
untuk pengelasan baja.
2Al(s) + Fe2O3(s) ―→ Al2O3(s) + Fe(l) ∆H = -852 kJ
Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri,
antara lain:

 Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran pada penjernihan


air.
 Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas dan mordan (pengikat
dalam pencelupan).
 Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 digunakan untuk melunakkan air sadah.
 Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri keramik, dan industri
gelas.

o Tembaga

Tembaga
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Tembaga,   Cu
29
Native copper (~4 cm in size)

Sifat umum

Nama, simbol tembaga, Cu

Pengucapan /ˈkɒpər/ KOP-ər

Penampilan merah-jingga metalik

Tembaga di tabel periodik

nikel ← tembaga → seng

Nomor atom (Z) 29

Golongan, blok golongan 11, blok-d

Periode periode 4

Kategori unsur   logam transisi

Bobot atom standar (±) (Ar) 63.546(3)

Konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s1


per kelopak 2, 8, 18, 1

Sifat fisika

Fase solid

Titik lebur 1357.77 K (1084.62 °C,
1984.32 °F)

Titik didih 2835 K (2562 °C, 4643 °F)

Kepadatan mendekati s.k. 8.94 g/cm3

saat cair, pada t.l. 8.02 g/cm3

Kalor peleburan 13.26 kJ/mol

Kalor penguapan 300.4 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 24.440 J/(mol·K)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k


at T (K) 1509 1661 1850 2089 2404 2834

Sifat atom

Bilangan oksidasi +1, +2, +3, +4 sedikit


oksida basa

Elektronegativitas Skala Pauling: 1.90

Energi ionisasi

(artikel)

Jari-jari atom empiris: 128 pm

Jari-jari kovalen 132±4 pm

Jari-jari van der Waals 140 pm


Lain-lain

Struktur kristal kubus berpusat muka (fcc)

Kecepatan suara batang ringan (annealed)


3810 m/s (pada s.k.)

Ekspansi kalor 16.5 µm/(m·K) (suhu 25 °C)

Konduktivitas termal 401 W/(m·K)

Resistivitas listrik 16.78 n Ω·m (suhu 20 °C)

Arah magnet diamagnetik

Modulus Young 110–128 GPa

Modulus Shear 48 GPa

Modulus Bulk 140 GPa

Rasio Poisson 0.34

Skala Mohs 3.0

Skala Vickers 369 MPa

Skala Brinell 874 MPa

Nomor CAS 7440-50-8

Isotop tembaga terstabil

Iso- Kelim- Waktu Moda Pro-


top pahan paruh (t1/2) peluruhan duk
63
Cu 69.15% 63
Cu stabil dengan 34 neutron
65
Cu 30.85% 65
Cu stabil dengan 36 neutron

 lihat
 bicara

 sunting

| referensi | di Wikidata

Tembaga

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor


atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan
berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi
adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi
maka tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang
penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga
biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Karakteristik
o 2.1Fisik
o 2.2Kimia
o 2.3Isotop
o 2.4Keberadaan
 3Senyawa
o 3.1Senyawa biner
 4Produksi
o 4.1Metode
o 4.2Cadangan
o 4.3Daur ulang
 5Aplikasi
o 5.1Kabel dan kawat
 6Lihat pula
 7Referensi

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan besar dalam sejarah
manusia dan termasuk logam yang pertama kali ditambang [1]. Tembaga sudah digunakan sejak
10.000 tahun yang lalu. Sebuah kalung tembaga yang ditemukan di Irak diperkirakan dibuat
pada masa 9500 SM[2].
Tembaga (Cuprum) memperoleh namanya dari bahasa Latin, Cyprium, yang berasal dari nama
pulau Siprus di mana ia pertama kali dihasilkan. Cyprium kemudian disingkat menjadi Cuprum.
Tembaga berperan besar dalam peradaban manusia terutama pada Zaman Perunggu (3000-
1000 SM). Pada masa tersebut tembaga dipadukan dengan timah menjadi perunggu. Perunggu
kemudian diolah menjadi berbagai macam peralatan, senjata, koin, instrumen musik dan
perhiasan[1]. .

Karakteristik[sunting | sunting sumber]
Fisik[sunting | sunting sumber]

Sebuah cakram tembaga (kemurnian 99,5%) dibuat dengan continuous casting dan etching

Tembaga yang tepat berada pada titik lelehnya akan tetap berwarna merah muda.

Tembaga, perak, dan emas berada pada unsur golongan 11 pada tabel periodik dan mempunyai


sifat yang sama: mempunyai satu elektron orbital-s pada kulit atom d dengan sifat konduktivitas
listrik yang baik.
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang tinggi (59,6×10 6 S/m) dan
oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (kedua tertinggi) di antara
semua logam murni pada suhu kamar. [3]
Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan),
tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak. [4] Tembaga
murni berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara. [5]
Kimia[sunting | sunting sumber]

Kawat tembaga murni (kiri) dan kawat tembaga teroksidasi (kanan).


Menara Timur dari Royal Observatory, Edinburgh. Perbedaan antara tembaga yang baru dipasang kembali
tahun 2010 dengan warna tembaga asli tahun 1894 dapat terlihat jelas.

Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara,
lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat)
berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti
pada Patung Liberty.[6] Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.[7]
Isotop[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Isotop tembaga
Tembaga memiliki 29 isotop.63Cu dan 65Cu adalah isotop stabil, dengan persentase 63Cu adalah
yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini memiliki bilangan spin 3/2.[8] Isotop lainnya
bersifat radioaktif, dengan yang paling stabil adalah 67Cu dengan paruh waktu 61,83 jam.
[8]
 Tujuh isotop metastabil telah diidentifikasi, 68mCu adalah isotop dengan paruh waktu terpanjang,
3,8 menit. Isotop dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh dengan β-, sedangkan untuk
nomor massa dibawah 64 meluruh dengan β+. 64Cu (paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan
kedua cara.[9]
Cu dan 64Cu memiliki banyak kegunaan.64Cu adalah agen radiokontras untuk gambar X-ray,
62

bersama dengan chelate dapat digunakan untuk terapi radiasi kanker.62Cu digunakan pada 62Cu-


PTSM yang merupakan pelacak radioaktif untuk tomografi emisi positron.[10]
Keberadaan[sunting | sunting sumber]
Tembaga disintesis pada bintang masif[11] dan ada di kerak bumi dengan konsentrasi 50 bagian
per juta (ppm),[12] atau dapat juga dalam bentuk tembaga native atau mineral dalam bentuk
tembaga sulfida kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat azurit dan malasit dan
mineral tembaga(I) oksida kuprit.[3] Massa tembaga murni yang pernah ditemukan bermassa 420
ton, ditemukan tahun 1857 di Semenanjung Keweenaw di Michigan, AS.[12] Tembaga native
merupakan polikristal, dengan kristal terbesar yang pernah diketahui berukuran 4.4×3.2×3.2 cm.
[13]

Senyawa[sunting | sunting sumber]
Contoh tembaga(I) oksida.

Lihat pula: Kategori:Senyawa tembaga


Tembaga membentuk banyak macam senyawa, biasanya dengan bilangan oksidasi +1 dan +2.
[14]

Senyawa biner[sunting | sunting sumber]


Seperti elemen lainnya, senyawa tembaga yang paling sederhana adalah senyawa biner (terdiri
dari 2 elemen saja). Biner yang paling penting diantaranya oksida, sulfida,
dan halida. Tembaga(I) oksida, tembaga(II) oksida, tembaga(I) sulfida, dan tembaga
monosulfida merupakan contoh senyawa tembaga biner.
Untuk senyawa halida, yang dikenal diantaranya tembaga(I) klorida, tembaga(I) bromida,
dan tembaga(I) iodida, juga tembaga(II) fluorida, tembaga(II) klorida, dan tembaga(II) bromida.
Percobaan membuat tembaga(II) iodida ternyata menghasilkan tembaga iodida dan iodin: [14]
2 Cu2+ + 4 I− → 2 CuI + I2

Produksi[sunting | sunting sumber]

Chuquicamata di Chile adalah salah satu penambangan tembaga terbuka terbesar di dunia.


Tren produksi dunia

Produksi tembaga tahun 2005

Harga tembaga, 2003–2011 dalam dolar AS per ton

Kebanyakan tembaga ditambang atau diekstraksi dalam bentuk tembaga sulfida dari


tambang terbuka atau deposit. Contoh tambang yang ada antara
lain Chuquicamata di Chile, Bingham Canyon Mine di Utah, dan El Chino Mine di New
Mexico, Amerika Serikat. Menurut British Geological Survey tahun 2005, Chile adalah
produsen tembaga terbesar di dunia dan menguasai sepertiga pasar dunia, diikuti Amerika
Serikat, Indonesia, dan Peru.[3] Tembaga juga dapat diperoleh dengan proses leaching in-
situ. Beberapa kawasan tambang di Arizona menggunakan metode ini. [15]
Metode[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Teknik ekstraksi tembaga
Konsentrasi tembaga pada bijih-bijih yang ada rata-rata hanya 0,6%, kebanyakan bijih
komersial yang ada adalah sulfida seperti kalkopirit (CuFeS 2) atau kalkosit (Cu2S).[16] Mineral
ini ditingkatkan konsentrasi tembaganya sampai 10-15% dengan proses froth
flotation atau bioleaching.[17] Memanaskan material ini dengan silika pada flash smelting akan
melepaskan kandungan besi dan mengubah besi sulfida menjadi oksidanya. Senyawa
produk copper matte yang terdiri dari Cu2S kemudian dipanggang untuk mengubah sulfida
menjadi oksida:[16]
2 Cu2S + 3 O2 → 2 Cu2O + 2 SO2
Kuprat oksida kemudian dipanaskan:
2 Cu2O → 4 Cu + O2
Proses matte hanya mengkonversi setengah sulfida menjadi oksida dan kemudian
menghilangkan semua sulfur menjadi oksida. Proses ini akan mengubah oksida
tembaga menjadi logam tembaga. Gas alam kemudian dialirkan untuk
menghilangkan oksigen (proses electrorefining) untuk kemudian mengubah material
menjadi tembaga murni:[18]
Cu2+ + 2 e– → Cu
Cadangan[sunting | sunting sumber]
Tembaga telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu, tetapi lebih dari 96%
dari jumlah yang ditambang baru diekstraksi setelah 1900. Cadangan tembaga
di bumi pun masih amat besar (sekitar 1014 ton), atau cukup untuk 5 juta tahun
dengan kecepatan ekstraksi saat ini. Meski begitu, hanya sebagian kecil saja
dari jumlah ini yang bernilai ekonomis, dengan teknologi dan harga jual saat ini.
Beberapa estimasi mengatakan bahwa cadangan yang ada hanya cukup untuk
25 sampai 60 tahun lagi, tergantung dari seberapa besar peningkatan
penggunaannya.[19] Daur ulang tembaga merupakan salah satu sumber utama. [20]
Harga tembaga juga tidak stabil, [21] misalnya dari harga US$0,60/lb (US$1,32/kg)
bulan Juni 1999 menjadi US$3,75/lb (US$8,27/kg) bulan Mei 2006. Pada bulan
Februari 2007, harganya turun lagi sampai US$2,40/lb (US$5,29/kg) dan
kembali naik menjadi US$3,50/lb (US$7,71/kg) pada bulan April tahun yang
sama.[22] Pada Februari 2009, permintaan dunia yang melemah dan kejatuhan
berbagai harga komoditas menjadikan harga tembaga berkisar US$1,51/lb. [23]
Daur ulang[sunting | sunting sumber]
Tembaga, seperti aluminium, dapat didaur ulang 100% tanpa mengurangi
kualitasnya. Dilihat dari volumenya, tembaga adalah logam paling banyak ketiga
yang didaur ulang, setelah besi dan aluminium. Diperkirakan bahwa 80% dari
seluruh tembaga yang pernah ditambang masih digunakan saat ini. [24] Menurut
laporan International Resource Panel, pemakaian tembaga per kapita global
adalah sekitar 35–55 kg. Pemakai terbesarnya adalah negara-negara maju
(140–300 kg per kapita) sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 30–
40 kg per kapita.
Proses daur ulang tembaga pada umumnya sama dengan proses ekstraksi,
namun prosesnya lebih sedikit. Tembaga bekas dengan kemurnian tinggi
dilelehkan di furnace dan kemudian direduksi dan dibentuk kembali
menjadi billet dan ingot; sedangkan tembaga bekas dengan kemurnian lebih
rendah diproses ulang dengan electroplating di dalam asam sulfat.[25]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Assorted copper fittings

Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan
perpipaan (20%) dan mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan
dalam bentuk logam murni, tetapi ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih
tinggi maka biasanya dicampur dengan elemen lain untuk membentuk aloi.
[12]
 Sebagian kecil tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan
fungisida dalam pertanian.[26][27]
Kabel dan kawat[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kawat dan kabel tembaga
Meski bersaing dengan material lainnya, tembaga tetap dipilih
sebagai konduktor listrik utama di hampir semua kategori kawat listrik kecuali di
bagian transmisi tenaga listrik di mana aluminium lebih dipilih.[28][29] Kawat
tembaga digunakan untuk pembangkit listrik, transmisi tenaga, distribusi
tenaga, telekomunikasi, sirkuit elektronik, dan berbagai macam peralatan
listrik lainnya.[30] Kawat listrik adalah pasar paling penting bagi industri tembaga.
[31]
 Hal ini termasuk kabel pada gedung, kabel telekomunikasi, kabel distribusi
tenaga, kabel otomotif, kabel magnet, dsb. Setengah dari jumlah tembaga yang
ditambang digunakan untuk membuat kabel listrik dan kabel konduktor.
[32]
 Banyak alat listrik menggunakan kawat tembaga karena
memiliki konduktivitas listrik tinggi, tahan korosi, ekspansi
termal rendah, konduktivitas termal tinggi, dapat disolder, dan mudah dipasang.
 Non-logam
Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah
menarik elektron valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Yang termasuk dalam
nonlogam adalah halogen, gas mulia, dan 7 unsur
berikut: hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S),
dan selenium (Se).
Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang
terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali. Tidak seperti logam yang
merupakan konduktor listrik, nonlogam biasanya bersifat insulator atau semikonduktor.
Nonlogam dapat membentuk ikatan ion dengan menarik elektron dari logam, atau ikatan
kovalen dengan nonlogam lainnya. Oksida nonlogam bersifat asam.
Walaupun hanya terdiri dari 12 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam,
nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya. Makhluk
hidup tersusun hampir semuanya dari nonlogam. Banyak nonlogam yang
berbentuk diatomik (hidrogen, nitrogen, oksigen, fluor, klor, brom, dan yodium), sedangkan
sisanya adalah poliatomik.

Kembangkan

Tabel periodik
Ciutkan

Tabel periodik
(besar)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd

d Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg

U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn

Lantanida Aktinida Logam transisi Logam miskin Metaloid Nonlogam poliatomik Nonlogam diatomik

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia


dengan mengembangkannya.

o Polimer
Polimer
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang


berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki
rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer
adalah plastik dan DNA. Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-
molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah
berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet.
Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-
an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses
yang dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari
nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene,
polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer
yang masih berlangsung sampai sekarang.

Daftar isi

 1Sekilas

 2Klasifikasi polimer

o 2.1Berdasarkan sumbernya

o 2.2Berdasarkan jumlah rantai karbonnya

o 2.3Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya ( Gaya


Intermokuler )

 3Industri

 4Daftar pustaka

Sekilas[sunting | sunting sumber]
Polimer berasal dari 2 kata yaitu poly(banyak) dan meros(unit). Meskipun istilah polimer lebih
populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material
alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami
seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi
dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.

Klasifikasi polimer[sunting | sunting sumber]


Teknologi polimer berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu (1)
Polimer Alam adalah polimer yang terjadi secara alami seperti karet alam, karbohidrat, protein,
selulosa, dan wol. (2) Polimer Semi Sintetik yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam
dan bahan kimia seperti serat rayon dan selulosa nitrat. (3) Polimer Sintesis, yaitu polimer yang
dibuat melalui polimerisasi dari monomer-monomer polimer, seperti formaldehida."
Berdasarkan sumbernya[sunting | sunting sumber]

1. Polimer alami: kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut


2. Polimer semisintetis: karet alam tervulkanisir
3. Polimer sintetis
1. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
2. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
3. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari
selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya[sunting | sunting sumber]

1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)


2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya ( Gaya
Intermokuler )[sunting | sunting sumber]

1. 1. Termoplastik, yaitu Polimer yang melunak bila dipanaskan dan dapat dibentuk ulang.
Termoplastik mempunyai gaya intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika
mempunyai struktur linier bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada
saat dipanaskan, termoplasik akan menjadi lembut, dan kembali mengeras saat
didinginkan.
Proses melembut saat pemanasan dan pendinginan dapat diulangi beberapa kali sesuai
keinginan tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Contoh: PE, PP, polivinil klorida (PVC),
teflon, dan polistirena.

1. 2. Termosetting, yaitu Polimer yang tidak melunak bila dipanaskan, sehingga tidak dapat
dibentuk ulang. Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan
komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan mengeras
dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.
Pengerasan saat pemanasan adalah karena ikatan silang yang membentuk jaringan polimer tiga
dimensi dan maka dari itu hanya bisa dipanaskan sekali. Sebagai contoh termoset adalah
kantung plastik kemasan, Bakelit, resin urea-formaldehida, dll.

1. 3. Elastomer, yaitu polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti
semula jika gaya tarik ditiadakan, mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk
elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer mempunyai
kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke
bentuk asal.

Industri[sunting | sunting sumber]
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene,
dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan
kimia.

1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry: An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan,
cetakan pertama, PT Pradnya Paramita: Jakarta
2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR: New Jersey
3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc.: New Jersey
4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc: New York
5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V: Amsterdam
6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc: New
York
7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc: New
York
8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill
Book Company: New Yorkoplok

 Karet

Karet
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Untuk tumbuhan penghasil karet, lihat artikel para.

Lateks karet tengah disadap.

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan.


Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks
dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-
araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo
manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-
sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah
perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai
untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan
menjadi saingan dalam industri perkaretan.

Daftar isi

 1Biokimia
 2Biosintesis

 3Budidaya tanaman karet

o 3.1Tanaman karet

o 3.2Karakterisasi pertumbuhan tanaman karet

 3.2.1Kondisi geografis

 3.2.2Waktu

o 3.3Pemanenan

o 3.4Penyadapan

 4Penemuan

 5Manfaat

 6Komoditas

 7Produk karet

o 7.1Produk primer

 7.1.1Standar kualitas produk primer

o 7.2Produk sekunder

 7.2.1Standar kualitas produk sekunder

 8Kajian metabolomik

 9Lihat pula

Biokimia[sunting | sunting sumber]
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga
10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama
bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya.
Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal.
Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya.
Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa
karet bersifat elastik.
Struktur karet

Biosintesis[sunting | sunting sumber]
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet") berbentuk bulat
berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada sitosol sel-sel pembuluh
lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya adalah isopentenil difosfat (IPD) yang
dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan bantuan katalisis dari prenil transferase,
pemanjangan terjadi pada permukaan badan karet yang membawa
suatu polipeptida berukuran 14 kDa yang disebut rubber elongation factor (REF). Sebagai
bahan pembuatan starter, diperlukan pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua.
Suatu enzim isomerase diperlukan untuk tugas ini.

Budidaya tanaman karet[sunting | sunting sumber]


Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon para karet (para rubber
tree) atau Hevea brasiliensis. Hevea brasiliensis berasal dari Brazilia, Amerika Selatan,
mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa pada tahun 1906.
Tanaman ini berasal dari sedikit semai yang dikirimkan dari Inggris ke Bogor pada tahun
1876, sedangkan semai-semai tersebut berasal dari biji karet yang dikumpulkan oleh H. A.
Wickman, kewarganegaraan Inggris, dari wilayah antara Sungai Tapajoz dan Sungai
Medeira di tengah Lembah Amazon[1]. Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang
dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi
tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai
respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan
air/kemarau). Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar
cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan. Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun
(masa TBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara
ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun. [2]
Tanaman karet[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya mampu tumbuh
menembus tanah sampai 2 m, sedangkan  akar lateralnya menyebar sepanjang lebih dari 10
m. Tanaman karet berbentuk pohon dengan tinggi 15-25 m, tipe pertumbuhan tegak dan
memperlihatkan pola pertumbuhan berirama (ritme), yakni terdapat masa tumbuh dan masa
istirahat (latent) yang bergantian dalam periode sekali dalam dua bulan. Batangnya berkayu,
dengan susunan dari luar ke dalam sebagai berikut:

 kulit keras, terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus, lapisan sel batu;
 kulit lunak, di dalamnya terdapat floem dan pembuluh lateks;
 kambium;
 kayu/xylem.[3]
Pembuluh lateks melingkar di dalam jaringan floem seperti spiral, membentuk sudut 3,7 0 -
50 terhadap garis vertikal dari kanan (atas) ke kiri (bawah). Daun tanaman karet merupakan
daun majemuk, dimana satu tangkai daun umumnya memiliki 3-5 anak daun. Tangkai daun
panjangnya 3-20 cm, anak daun eliptis memanjang dengan ujung runcing, tepi rata dan
gundul. Daun tumbuh pada buku-buku membentuk karangan daun yang disebut payung.
Termasuk tanaman decidious, menggugurkan daunnya pada musim kering. Bunga tersusun
dalam rangkaian (malai) berbentuk seperti kerucut. Termasuk tanaman monoceous (bunga
jantan dan betina letaknya terpisah dalam satu malai), bunga jantan terletak di bagian
bawah/pangkal dari cabang-cabang malai sedangkan bunga betina terletak di ujung malai.
Bunga betina memiliki 3 bakal buah yang beruang 3 dengan kepala putik yang duduk, bunga
jantan memiliki 10 benang sari yang bersatu membentuk tiang, serbuk sari lengket, kecil
dengan diameter 25-30 mikron. Buah karet mempunyai garis tengah antara 3-5 cm, dengan
bagian ruang yang berbentuk setengah bola;  biji besar, berbercak/bernoda (khas dan
beracun). Masak buah yang normal sekitar 5 bulan, buah masak pecah dengan kuat
menurut ruang. [3]
Karakterisasi pertumbuhan tanaman karet[sunting | sunting sumber]
Kondisi geografis[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet
adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LS. Bila di tanam di luar zone tersebut, sehingga
memulai pertumbuhannya pun lebih lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih
lambat [4]. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus
dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan
arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal lateks. Memang, tanaman karet tergolong mudah diusahakan. Apalagi kondisi
Negara Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari
Daratan Amerika Tropis, sekitar Brazil. Hampir di semua daerah di Indonesia, termasuk
daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan menghasilkan lateks.
Karena itu, banyak rakyat yang berlomba-lomba membuka tanahnya untuk dijadikan
perkebunan karet. Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7-3 juta hektar. Ini
merupakan lahan karet yang terluas di dunia. Perkebunan karet yang besar banyak
diusahakan oleh pemerintah serta swasta. Sedangkan perkebunan-perkebunan karet dalam
skala kecil pada umumnya dimiliki oleh rakyat.[5]
Tanaman karet banyak ditanam pada ketinggian 0-500 m dpl, dengan ketinggian optimum 0-
200 m; semakin tinggi tempat penanaman pertumbuhan lambat sehingga saat buka sadap
menjadi tertunda. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara ketinggian tempat dengan
rata-rata umur buka sadap adalah sebagai berikut:
(a)        0-200 m dpl; < 6 tahun
(b)       200-400 m dpl; 7 tahun
(c)        400-600 m dpl; 7,5 tahun
(d)       600-800 m dpl; 8,6 tahun
(e)       800-1000 m dpl; 10,2 tahun [3]
Tanaman karet tumbuh baik pada lintang 6o LU - 6o LS, namun masih bisa tumbuh baik pada
lintang 10o LU - 10o LS.  Membutuhkan daerah panas dan lembab dengan suhu yang
dikehendaki antara 24o - 28o C. Curah hujan tidak kurang dari 1500-2000 mm/th, yang
terdistribusi merata sepanjang tahun; paling baik curah hujan 2500-3000 mm/th dengan 100-
150 hari hujan. [3]
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kemiringan tanah kurang
dari 10%. Kedalaman efektif lebih dari 100 cm, tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat
berpasir, pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0, dengan drainase tanah sedang. [3]
Waktu[sunting | sunting sumber]
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas
penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai
payung daun terakhir yang sudah tua. Bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan
ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit
yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman
dilakukan guna mengganti bibit yang tidak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di
media tanam. [6]
Pemanenan[sunting | sunting sumber]

Hutan karet di Pegunungan Gumitir, Jember, Jawa Timur.

Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang
kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan
akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah "habis" dan luka tertutup oleh
lateks yang membeku.[7]
Penyadapan[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai
apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat
ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap
sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan
tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6
tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya [8].
Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur
26 tahun produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan
kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka
diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum
kambium.[9]
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V.
Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu
dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke
bawah. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks
akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok
aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan
sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang
ditampung dengan wadah.[10]
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel
Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila
hari semakin siang Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah
cukup terang. [11]
Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1
hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1
hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3
hari. [12]
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni)
dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara
otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu
waktu tersebut di atas tiba. [10]

Penemuan[sunting | sunting sumber]
Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan lateks yang
dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil. Ketika karet dibawa ke Inggris, dia diamati
bahwa benda tersebut dapat menghapus tanda pensil di atas kertas. Ini adalah awal
penamaan rubber dalam bahasa Inggris.
Di tempat asalnya, di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, karet telah dikumpulkan sejak
lama. Peradaban Mesoamerika menggunakan karet dari Castilla elastica. Orang Amerika
Tengah kuno menggunakan bola karet dalam permainan mereka (lihat: permainan bola
Mesoamerika). Menurut Bernal Diaz del Castillo, Conquistador Spanyol sangat kagum
terhadap pantulan bola karet orang Aztek dan mengira bahwa bola tersebut dirasuki roh
setan.
Di Brasil orang lokal membuat baju tahan air dari karet. Sebuah cerita menyatakan bahwa
orang Eropa pertama yang kembali ke Portugal dari Brasil dengan membawa baju anti-air
tersebut menyebabkan orang-orang terkejut sehingga ia dibawa ke pengadilan atas tuduhan
melakukan ilmu gaib.

Manfaat[sunting | sunting sumber]
Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya
Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya
gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.

Komoditas[sunting | sunting sumber]
Karet merupakan salah satu komoditas terbesar Indonesia setelah minyak kelapa sawit, dan
85% produksinya dilakukan oleh petani kecil. Karet terdiri dari polimer senyawa organik
isoprena, senyawa organik lainnya dan air.[13] Kebanyakan karet komersial berasal dari getah
pohon para karet (para rubber tree) atau Hevea brasiliensis.
Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk
pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan
produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini - kira-kira 80% - diproduksi
oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran
yang kecil dalam industri karet domestik. Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari
provinsi-provinsi berikut:
1. Sumatra Selatan
2. Sumatra Utara
3. Riau
4. Jambi
5. Kalimantan Barat [14]
Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade
terakhir. Di tahun 2015, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,65 juta hektar.
Karena prospek industri karet positif, telah ada peralihan dari perkebunan-perkebunan
komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit dan
karet. Jumlah perkebunan karet milik petani kecil telah meningkat, sementara perkebunan
Pemerintah dan swasta telah agak berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus ke
kelapa sawit. [14]
Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia diekspor. Hampir setengah dari karet yang
diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh negara-negara di Amerika
Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah
Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil.
Konsumsi karet domestik kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia
(terutama sektor otomotif).[14]
Di Jawa Barat sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat [15], tahun
2018, produksi karet oleh perkebunan rakyat sebanyak 4734 ton dengan luas area 16.055
hektar. Produksi karet oleh perkebunan besar swasta adalah 14.388 ton dengan luas areal
21.526 hektar. Untuk produksi karet oleh perkebunan besar negara adalah sebesar 17.345
ton dengan luas areal 24.834 hektar.
Dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia
memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini ikut disebabkan oleh fakta bahwa
usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua dikombinasikan dengan
kemampian investasi yang rendah dari para petani kecil, sehingga mengurangi hasil panen.
Sementara Thailand memproduksi 1.800 kilogram (kg) karet per hektar per tahun, Indonesia
hanya berhasil memproduksi 1.080 kg/ha. Baik Vietnam (1.720 kg/ha) maupun Malaysia
(1.510 kg/ha) memiliki produktivitas karet yang lebih tinggi. [14]

Produk karet[sunting | sunting sumber]


Kementerian Perindustrian mencatat industri karet dalam negeri sejauh ini baru menyerap
sekitar 550 ribu ton per tahun dari total produksi karet alam yang mencapai 3 juta ton per
tahun. Dari total karet alam yang terserap, 55 persen dimanfaatkan oleh industri ban, 17
persen digunakan oleh industri sarung tangan dan benang karet, 11 persen digunakan oleh
industri alas kaki, dan 9 persen digunakan oleh industri barang-barang karet lainnya. [16]
Produk primer[sunting | sunting sumber]
Produk primer dari tanaman karet adalah karet alam. Karet alam sudah banyak
diperdagangkan untuk kegunaannya sebagai bahan mentah dalam sejumlah produk. Pada
hari ini lebih dari 90% karet di dunia berasal dari Asia Tenggara. [17]
Kultivasi dari karet sendiri memiliki konsekuensi dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.
Resiko dari segi sosialnya yaitu berupa land grabbing (contohnya di Laos, Kamboja), pekerja
anak (contohnya di Kamboja, Laos, Myanmar), pekerja paksa (Myanmar), penghasilan
rendah, kesehatan pekerja akibat terpapar zat kimia, dan kesehatan konsumen akhir (alergi
lateks). Dari segi ekonomi terdapat beberapa resiko dari kultivasi karet berupa, profitabilitas
penanaman, pemasukan untuk pemegang kepentingan, ketergantungan dengan harga
global, diversitas produk (pasar untuk karet perdagangan dan karet alam tidak adil).
Sedangkan dari segi ekologi terdapat beberapa konsekuensi berupa diversitas genetik,
berkurangnya habitat beberapa spesies, berkurangnya spesies (akibat berkurangnya
habitat), erosi (akibat hilangnya tanaman), penebangan hutan, perubahan iklim, dan
berkurangnya ecosystem service. [17]
Standar kualitas produk primer [sunting | sunting sumber]
Produk utama dari tanaman karet yaitu karet alam. Kualitas karet alam diatur oleh Badan
Standar Nasional (BSN) melalui Standard Indonesian Rubber (SIR) pada tahun 1999.
[18]
 Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan
olah karet yang berasal dari getah batang pohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan
atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis.
SIR digolongkan dalam 9 jenis mutu yaitu:

 SIR 3 CV ( Constant Viscosity )


 SIR 3 L ( Light )
 SIR 3 WF ( Whole Field )
 SIR LoV (low viscosity)
 SIR 5
 SIR 10
 SIR 10 CV/VK (constant viscosity)
 SIR 20
 SIR 20 CV/VK
Perbedaannya adalah pada tingkat kadar kotoran, dan pada bahan olahan yang dipakai. SIR
3 CV, SIR 3 L dan SIR 3 WF berasal dari lateks kebun. SIR 5 berasal dari karet lembaran
dan/atau koagulum segar. SIR 10, SIR 10 CV/VK, SIR 20, SIR 20 CV/VK dibuat dari
koagulum lapangan.[19]
Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai dengan rencana produksi, produsen SIR dapat
berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karet ). Adapun SNI
06-2047 yang harus diikuti yaitu, persyaratan teknis bahan olahan komoditi ekspor Standard
Indonesian Rubber (Bokor SIR) yang meliputi:
-          Tidak mengandung kontaminan vulkanisat karet
-          Tidak mengandung kontaminan berat
-          Mengandung kontaminan ringan maksimum 5%
-          Penggumpalan secara alami atau menggunakan bahan penggumpal.
Produk sekunder[sunting | sunting sumber]
Pelanggan paling penting dari karet alam adalah industri otomotif. Hampir 70% karet alam
kemudian diolah menjadi ban mobil. Selain menjadi ban, karet alam juga digunakan untuk
ikat pinggang di beberapa negara. Hampir 70% karet alam kemudian diolah menjadi ban
mobil. Selain menjadi ban, karet alam juga digunakan untuk ikat pinggang di beberapa
negara.[17]
Standar kualitas produk sekunder [sunting | sunting sumber]
Untuk standarisasi kualitas ban telah dilakukan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
oleh Badan Standar Nasional. Terdapat 6 produk yang terkena SNI wajib. Keenam produk
ban yang terkena SNI Wajib tersebut adalah jenis ban untuk mobil penumpang (Pos Tarif/HS
No. 4011.10.00.00), ban truk ringan (4011.10.00.00), ban truk bus (4011.20.10.00), ban
sepeda motor (4011.40.00.00). Selain itu terdapat ban dalam kendaraan bermotor untuk
mobil penumpang, truk ringan, truk dan bus, sepeda motor. Untuk kategori ini, pemerintah
membaginya dalam tiga nomor pos tarif. Pos tarif No. 4013.10.11.00 untuk ban dalam mobil
penumpang dan truk ringan, HS No. 4013.10.21.00 (ban dalam truk dan bus) serta HS No.
4013.90.20.00 (ban dalam sepeda motor). Untuk standar yang dilihatnya meliputi sifat
tampak, dimensi, penunjuk keausan telapak, ketidak dudukan bead untuk ban tanpa ban
dalam, ketahanan saat tekanan angin rendah, endurance. [20]

Kajian metabolomik[sunting | sunting sumber]


Kajian metabolomik yang telah dilakukan dalam komoditas ini yaitu penentuan pengaruh dari
batang bawah (rootstock) terhadap anakan Hevea brasiliensis melalui analisis metabolit
sampel lateks dengan NMR. Dalam penelitian Nascimento, et al, 2011, [21] efek batang bawah
terhadap pencangkokan melalui analisis metabolik sampel lateks (Hevea brasiliensis)
diverifikasi oleh resonansi magnetik nuklir 1H (NMR) dan analisis data multivariat. Enam
belas metabolit hadir dalam sitosol lateks ditandai oleh NMR. Analisis PCA menunjukkan
bahwa sampel lateks kelompok RR dan GR dapat dibedakan. Sampel kelompok GR
menyajikan profil metabolisme yang mirip dengan sampel kelompok RR, sedangkan
kelompok RG berada pada posisi tengah antara kelompok RR dan GG. Sukrosa dan format
berkontribusi besar terhadap pemisahan yang diperoleh PCA, menghadirkan korelasi yang
baik antara hasil. 1H NMR adalah teknik yang efisien untuk membedakan sampel lateks dari
berbagai jenis batang bawah dan pencangkokan dan di masa depan dapat digunakan untuk
memprediksi produksi karet dengan analisis lateks.
Permasalahan dalam produksi karet adalah lamanya waktu produksi. Pohon karet baru
dapat disadap setelah berumur 5-6 tahun, sehingga untuk produksinya perlu menunggu
waktu 6 tahun dari penanamannya. Untuk itu dilakukan pencarian sumber alternatif untuk
produksi karet selain Hevea brasiliensis. Karet dari tanaman tersebut memiliki struktur
molekul yang kuat dan massa molekul yang tinggi, sehingga karet ini menunjukkan performa
yang baik yang tidak dapat ditiru oleh polimer sintetik. Performa yang baik tersebut meliputi
kelentingan, elastisitas, resistensi terhadap abrasi, pembuangan panas yang efisien, dan
memengaruhi resistensi. Sarung tangan karet untuk medis  perlu sesuai ukurannya, tidak
mudah robek, nyaman, dan efektif menjadi penghalang untuk patogen. Karakter tersebut
tidak dapat dipenuhi oleh karet sintetik. Pada penelitian Mooibroek dan Cornish pada tahun
2000,[22] dicari alternatif sumber karet alam, yaitu guayule (Parthenium argentatum) sebagai
sumber dari lateks berkualitas tinggi. Rekayasa metabolik dapat memungkinkan produksi
dari pertanian dirancang untuk mengakumulasi metabolit isoprenoid, yaitu karet dan
karotenoid.

 Plastik

Plastik
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya
dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan artikel
ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya.
Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Plastik" – berita · surat
kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Maret 2019) (Pelajari cara dan kapan
saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk


dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk
meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak
dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang
sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain.
Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang
ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection molding, ekstrusi, dll)

Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal
karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tetapi paling umum dengan melihat tulang-
belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi
lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk
banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon
saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat
komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup
molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian
dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer).
Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di
kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac")
sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose")
dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

Daftar isi

 1Sejarah
 2Jenis plastik
 3Proses manufaktur plastik
 4Sifat polimer konduktif
 5Industri
 6Sekilas
 7Referensi
 8Pranala luar
 9Lihat pula

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sejarah plastik di muka bumi ini diawali oleh Alexander Parkes yang pertama kali
memperkenalkan plastik pada sebuah eksibisi internasional di London, Inggris pada tahun 1862.
Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes
mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga
yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa Parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu
dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena
mahalnya bahan baku yang digunakan. Kemudian pada tahun 1907 bahan sintetis pertama
buatan manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia dari New York, Leo Baekeland. Dirinya
mengembangkan resin cair yang diberi nama Bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak
meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini
terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya
seperti kayu lunak.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak
sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu Polyvinylidene Chloride atau populer dengan
sebutan Saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan
diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat
melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran
sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan
tersebut terjaga. Kemudian di tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W.
Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory
menemukan Polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia.
Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai
pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar. Pada tahun 1940 penggunaan
polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau
sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik inilah yang menjadi semakin populer, dan saat ini
digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer
untuk menyimpan makanan.
Berawal dari pembungkus roti, penggunaan plastik secara massal dimulai pada
tahun 1974 ketika perusahaan-perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears, Jordan
Marsh, yang mulai menggunakan kantong plastik sebagai alternatif kantong kertas. Pada
tahun 1977 kantong plastik mulai dipergunakan di toko-toko kelontong di Amerika Serikat
dan Kanada.
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-
20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada
tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada
tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai
60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, sementara di India hanya
2 kg/orang/tahun.[1]

Jenis plastik[sunting | sunting sumber]


Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

 Sifat fisikanya
o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan
proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC)
o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin
epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
 Kinerja dan penggunaanya
o Plastik komoditas
 sifat mekanik tidak terlalu bagus
 tidak tahan panas
 Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
 Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman
o Plastik teknik
 Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
 Sifat mekanik bagus
 Contohnya: PA, POM, PC, PBT
 Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o Plastik teknik khusus
 Temperatur operasi di atas 150 °C
 Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
 Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
 Aplikasi: komponen pesawat
 Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
o 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
o 5 ~ 11 Cair (bensin)
o 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
o 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
o 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
o 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
 Berdasarkan sumbernya
o Polimer alami: kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o Polimer sintetis:
 Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
 Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
 Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya
dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

Proses manufaktur plastik[sunting | sunting sumber]


 Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan
ke dalam cetakan.

 Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.

 Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.

 Blow molding
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.

Sifat polimer konduktif[sunting | sunting sumber]


Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan perubahan
ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama polimer. Ikatan ganda
diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi
hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan π,
elektron yang terdelokalisasi pada seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif
jika mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah
plastik tradisonal (polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara
lain: polyacetilen, polpyrol, polytiopen, polyaniline dan lain lain. Indonesia merupakan salah satu
penghasil biji plastik untuk jenis Polypropylene atau PP dan High Density PolyEthylene atau
HDPE.

Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer terkonjugasi
sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

 1. cara pemanasan
 2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda. Katalis Ti(O-n-C 4H9)4-
(C2H5)3Al.

Temperatur (oC) % trans

150 100

100 92,5

50 67,6

18 40,7

0 21,4

-18 4,6
-78 1,9

Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis terjadi pada


temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans. Bentuk cis secara
termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans. Pada temperatur tinggi, dan
secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi. Struktur polyacetilen
dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi lebih besar. Adanya resonansi
pada poliasetilen menyebabkan material dapat menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis, tetapi reaksi adisi
klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang dikenal doping-induced pita IR
yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888 cm−1, absorbsi kuat jelas
dibanding undoped polymer.

Industri[sunting | sunting sumber]
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, polietilena tereftalat, polistirena,
dan polikarbonat. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan
ketahanan panas, cahaya, dan kimia.

Sekilas[sunting | sunting sumber]
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri
dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan
polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa
abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang
ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan
penting dalam proses biologi.

o Keramik

Keramik
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Vas porselin Cina (Dinasti Qing) abad ke-18.

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari


tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal
dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan
anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan
elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin,
dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana
bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara
kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di
samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai
kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

Daftar isi

 1Klasifikasi keramik

o 1.1Keramik tradisional

o 1.2Keramik halus

 2Sifat Keramik

 3Lihat pula

Klasifikasi keramik[sunting | sunting sumber]


Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
Keramik tradisional[sunting | sunting sumber]
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa,
kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan
rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik halus[sunting | sunting sumber]
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)

Sifat Keramik[sunting | sunting sumber]

Simulasi lapisan permukaan luar pesawat ulang alik saat memasuki atmosfer bumi, yang memanas hingga
temperatur 1500 °C

Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle
atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah,
gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik
bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak
berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200
C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Seni keramik

o Gelas

Kaca
(Dialihkan dari Gelas)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Kaca dengan pola sarang lebah

Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi, dan struktur amorf.
[1]
 Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan yang beraturan, seperti kristal, atau
biasa disebut gelas.[1] Kaca kebanyakan dibuat dari silika (SiO2), campuran batu pasir
dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan tilik leleh yang tidak terlalu tinggi, untuk
kemudian dicampur lagi dengan bahan stabilisator supaya kuat.[1]
Kaca jendela, lampu, dan botol, tergolong sebagai kaca sodalime yang terbuat
dari silika (SiO2), fluks soda, (Na2O) dan stabilisator lime atau tanah liat kapur (CaO)
dengan magnesia MgO yang sedikit dicampur dengan alumina (Al2O2).[1] Jenis kaca yang tahan
panas adalah kaca borosilikat.[1] Kaca ini terbuat dari silika, boron
oksida (B2O3), alumina dan soda mempunyai titik leleh yang tinggi dan tidak mudah pecah jika
dipanaskan.[1] Penyebabnya adalah koefisien muatnya amat kecil.[1] Kaca seperti ini biasa
disebut pireks.[1] Kaca silika yang dileburkan atau kuarsa yang melebur sendiri, dan
99,9% silika mempunyai titik leleh sebesar 1.580 °C, koefisien muat yang rendah,
tembus radiasi ultraungu dan inframerah.[1]
Warna hijau pada kaca berfungsi untuk menunjukkan adanya ionfero.[1] Warna ini dapat
dihilangkan dengan menambahkan natrium nitrat atau mangaan dioksida pada tahap
pembuatan.[1] Untuk membuat kaca berwarna biru kita dapat menggunakan kobalt oksida, ungu
dengan mangaan oksida, juga merah emas atau selen, kuning dengan uranium oksida atau
petak, cokelat dengan ionfero, hitam dengan iridium oksida atau campuran yang oksida lain
(kobalt, besi nikel dan mangaan).[1] Kaca susu diciptakan dari salah satu atau hasil campuran
dari kalsium fluorida, arsen trioksida, aluminium oksida, seng oksida, dan kalsium fosfat.[1] Kaca
aman adalah kaca yang tahan terhadap benturan. [1] Kaca ini terbuat dari dua lapis kaca yang
direkatkan satu sama lainnya menggunakan lapisan tipis dari seluosa asetat atau
bahan plastik lainnya.[1]

Daftar isi

 1Pemakaian kaca di kehidupan sehari-hari

o 1.1Kaca las

o 1.2Kacamata

o 1.3Peralatan optik

 2Referensi

Pemakaian kaca di kehidupan sehari-hari[sunting | sunting sumber]


Kaca las[sunting | sunting sumber]

Pengelas memakai kaca las

Kaca ini berfungsi untuk melindungi area wajah ketika seseorang sedang mengelas. [1] Terutama
pada kegiatan pengelasan listrik.[1] Secara keseluruhan kacanya berwarna gelap, karena kaca ini
harus dapat mengabsorbsi semua sinar inframerah, ultraungu, sebagian besar sinar lainnya
yang dapat menyebabkan penyilauan.[1] Dalam melindungi kaca gelap dari percikan api las,
terdapat kaca pelindung yang bening yang dipasang di bagian luar kaca. [1] Untuk las listrik, alat
ini menjadi bagian dari topeng las atau helm las.[1]
Kacamata[sunting | sunting sumber]
Adalah alat optik yang dikenakan pada area depan mata, yang berfungsi sebagai lensa dan
membantu perbaikan pada kelainan-kelainan refraksi mata.[1] Kelainan tersebut terjadi karena
daya pembiasan mata yang kurang, dengan bola mata yang lebih pendek, atau pembiasan mata
yang terlalu kuat, dengan bola mata yang lebih panjang. [1] Kacamata dapat dibedakan dari
beberapa jenisnya, yaitu kacamata dengan lensa cembung (positif untuk penderita rabun dekat
(hipermetropi), kacamata dengan lensa cekung (negatif) untuk penderita rabun jauh (miopi).
[1]
 Pengguna kacamata yang berusia di atas 10 tahun, memerlukan kacamata bifokus.
[1]
 Kacamata bifokus ialah kacamata berlensa ganda, dengan lensa atas untuk melihat jauh, dan
lensa bawah untuk melihat dekat.[1]
Peralatan optik[sunting | sunting sumber]
Kaca secara meluas banyak dipakai karena komposisinya yang bersifat transparan dan dapat
ditembus cahaya.[2] Sifat dari polikristalin secara bertentangan tidak memiliki kemampuan untuk
menghantarkan cahaya. Kristal secara terpisah mungkin transparan, tetapi butiran-butiran
pembatas dari kristal tersebut mampu merefleksikan atau memencarkan cahaya dan
menghasilkan refleksi yang menyebar. Kaca tidak mengandung bagian internal yang berasosiasi
dengan butiran pembatas pada polikristal dan tidak mampu memencarkan cahaya sebagaimana
polikrisalin. Permukaan kaca seringkali lembut karena semenjak tahap pembentukannya,
molekul dari cairan yang didinginkan tidak dipaksa untuk membuang kristal dengan kondisi
geometris yang kasar dan dapat mengikuti tekanan permukaan, yang menyebabkan
permukaannya secara mikroskopis lembut. Bahan-bahan ini, yang membuat kebeningan kaca
dapat bertahan meskipun beberapa bagian dari kaca dapat menyerap cahaya. [3]

o Semen portland

Semen Portland
(Dialihkan dari Semen portland)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Sebuah palet berisi semen Portland

Semen Portland adalah jenis semen yang paling umum yang digunakan secara umum di


seluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan non-spesialisasi. Semen
ini dikembangkan dari jenis lain kapur hidrolik di Britania Raya pada pertengahan abad ke-19,
dan biasanya berasal dari batu kapur. Semen ini adalah serbuk halus yang diproduksi dengan
memanaskan batu gamping dan mineral tanah liat dalam tanur untuk membentuk klinker,
penggilingan klinker, dan menambahkan sejumlah kecil bahan lainnya. Beberapa jenis semen
Portland tersedia, yang paling umum disebut semen Portland biasa (OPC), berwarna abu-abu,
namun semen Portland putih juga tersedia. Namanya berasal dari kesamaannya dengan batu
Portland yang digali di Pulau Portland di Dorset, Inggris. Nama itu dinamai oleh Joseph
Aspdin yang mendapatkan hak paten untuknya pada tahun 1824. Namun, anak laki-
lakinya William Aspdin dianggap sebagai penemu semen Portland "modern" karena
perkembangannya pada tahun 1840-an.[1]
Semen Portland bersifat kaustik, sehingga bisa menyebabkan luka bakar kimia.[2] Bubuk tersebut
dapat menyebabkan iritasi atau, dengan paparan yang parah, kanker paru-paru, dan dapat
mengandung beberapa komponen berbahaya; Seperti kristal silika dan kromium heksavalensi.
Kekhawatiran lingkungannya adalah konsumsi energi yang tinggi yang dibutuhkan untuk
menambang, memproduksi, dan mengangkut semen; serta polusi udara terkait, termasuk
pelepasan gas rumah kaca (misalnya, karbon dioksida), dioksin, NOx, SO2, dan partikulatnya.
Biaya rendah dan ketersediaan batu kapur, serpih, dan bahan alami lainnya yang banyak
digunakan di semen Portland menjadikannya salah satu bahan dengan biaya terendah yang
banyak digunakan selama abad terakhir di seluruh dunia. Beton yang dihasilkan dari semen
Portland adalah salah satu bahan konstruksi paling serbaguna yang tersedia di dunia.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Komposisi
 3Pembuatan
 4Pembuangan atau pengolahan limbah
 5Lihat pula
 6Referensi
 7Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Beton segar
Semen Portland dikembangkan dari semen alami yang dibuat di Britania Raya yang dimulai
pada pertengahan abad ke-18. Namanya berasal dari kesamaannya dengan batu Portland,
sejenis batu bangunan yang digali di Pulau Portland di Dorset, Inggris.[3]
Pengembangan semen Portland modern (kadang-kadang disebut semen Portland biasa atau
biasa) dimulai pada tahun 1756, ketika John Smeaton bereksperimen dengan kombinasi
berbagai batu gamping dan aditif, termasuk tras dan pozzolana, yang berhubungan untuk
pembangunan terencana sebuah mercusuar, [4] Sekarang dikenal sebagai Menara Smeaton.
Pada akhir abad ke 18, semen Romawi dikembangkan dan dipatenkan pada 1796 oleh James
Parker;[5] Semen Romawi dengan cepat menjadi populer, namun sebagian besar digantikan oleh
semen Portland pada tahun 1850-an.[4] Pada tahun 1811, James Frost memproduksi semen
yang ia sebut semen Britania.[5] James Frost dilaporkan telah mendirikan pabrik pembuatan
semen buatan tahun 1826.[6] Pada tahun 1843, putra Aspdin William memperbaiki semen
mereka, yang pada awalnya disebut 'semen Portland Paten', meskipun ia tidak memiliki hak
paten. Pada tahun 1818, insinyur Prancis Louis Vicat menemukan kapur hidrolik buatan yang
dianggap sebagai 'pelopor utama'[4] semen Portland dan, '... Edgar Dobbs dari Southwark
mempatenkan semen jenis ini pada tahun 1811'. [4] Semen Portland digunakan oleh Joseph
Aspdin dalam paten semennya tahun 1824[3] karena kemiripan semen dengan batu Portland.
Nama 'semen Portland' juga tercatat dalam sebuah direktori yang diterbitkan pada tahun 1823
yang terkait dengan William Lockwood, Dave Stewart, dan mungkin yang lainnya. [7] Namun,
semen Aspdin tidak seperti semen Portland modern, namun merupakan langkah awal dalam
pengembangan semen Portland modern, yang disebut 'semen proto-Portland'. [4]

William Aspdin dianggap sebagai penemu semen Portland "modern".[1]

William Aspdin telah meninggalkan perusahaan ayahnya, dan dalam pembuatan semennya,


ternyata secara tidak sengaja memproduksi kalsium silikat pada tahun 1840an, sebuah langkah
tengah dalam pengembangan semen Portland. Pada tahun 1848, William Aspdin lebih jauh
memperbaiki semen; Pada tahun 1853, ia pindah ke Jerman, di mana ia terlibat dalam
pembuatan semen.[7] William Aspdin membuat apa yang bisa disebut 'semen meso-Portland'
(campuran semen Portland dan kapur).[8] Isaac Charles Johnson selanjutnya menyempurnakan
produksi semen meso-Portland (tahap tengah pembangunan), dan mengaku sebagai bapak asli
semen Portland.[9]
John Grant dari Dewan Pekerjaan Metropolitan pada tahun 1859 menetapkan persyaratan untuk
semen yang akan digunakan di proyek saluran London. Persyaratan ini menjadi spesifikasi
semen Portland. Perkembangan selanjutnya dengan pembuatan semen Portland adalah
pengenalan tanur berputar, yang dipatenkan oleh Jerman Friedrich Hoffmann, yang disebut
tungku tanur Hoffmann untuk pembuatan batu bata pada tahun 1858, dan kemudian Frederick
Ransome pada tahun 1885 (Britania Raya) dan 1886 (Amerika Serikat); yang memungkinkan
campuran lebih kuat, lebih homogen dan proses manufaktur yang terus menerus. [4] Tanur
Hoffman 'tanpa akhir' yang memberi 'kontrol sempurna atas pembakaran' diuji pada tahun 1860,
dan menunjukkan bahwa proses tersebut menghasilkan kadar semen yang lebih baik. Semen ini
dibuat di Portland Cementfabrik Stern di Stettin, yang merupakan yang pertama menggunakan
tanur Hoffman.[10] Diperkirakan semen Portland modern pertama dibuat di sana. Asosiasi Pabrik
Semen Jerman mengeluarkan standar semen Portland pada tahun 1878. [11]
Semen Portland telah diimpor ke Amerika Serikat dari Jerman dan Inggris, dan pada tahun 1870-
an dan 1880-an, produk ini diproduksi oleh semen Portland Eagle di dekat Kalamazoo, Michigan,
dan pada tahun 1875, semen Portland pertama diproduksi oleh Coplay Cement Company di
bawah Arah David O. Saylor di Coplay, Pennsylvania.[12] Pada awal abad 20, semen Portland
buatan Amerika telah menyingkirkan sebagian besar semen Portland yang diimpor.

Komposisi[sunting | sunting sumber]
ASTM C150[2] mendefinisikan semen Portland sebagai 'semen hidrolik (semen yang tidak hanya
mengeras dengan bereaksi dengan air tetapi juga membentuk produk tahan air) yang dihasilkan
oleh klinker penghancur yang pada dasarnya terdiri dari kalsium silikat hidrolik, biasanya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai penambahan antar tanah'. [13] Standar
Eropa EN 197-1 menggunakan definisi ini:
Klinker semen Portland adalah material hidrolik yang terdiri dari paling sedikit dua pertiga
massa kalsium silikat, (3 CaO·SiO2, dan 2 CaO·SiO2), sisanya terdiri dari fasa klinker mengandung-
aluminium dan besi serta senyawa lain. Rasio CaO terhadap SiO2 tidak boleh kurang dari 2.0.
Kandungan magnesium oksida (MgO tidak boleh melebihi 5,0% massa.
(Dua persyaratan terakhir sudah ditetapkan di Standar Jerman, dikeluarkan pada tahun 1909).
Klinker membentuk lebih dari 90% semen, bersama dengan jumlah terbatas kalsium sulfat (yang
mengendalikan waktu yang ditentukan), dan sampai 5% unsur penyusun kecil (pengisi) sesuai
dengan berbagai standar. Klinker adalah nodul (diameter, 0.2–1.0 inch [5–25 mm]) dari bahan
sinter yang diproduksi bila campuran mentah komposisi yang telah ditentukan dipanaskan
sampai suhu tinggi. Reaksi kimia kunci yang mendefinisikan semen Portland dari limau hidrolik
lainnya terjadi pada suhu tinggi ini (>1300 °C (2370 °F)) dan adalah ketika belit (Ca2SiO4)
dikombinasikan dengan kalsium oksida (CaO) untuk membentuk alit (Ca3SiO5).[14]

Pembuatan[sunting | sunting sumber]
Klinker semen Portland dibuat dengan pemanasan, dalam tanur semen, campuran bahan
mentah sampai suhu kalsinasi di atas 600 °C (1112 °F) dan kemudian suhu fusi, yaitu sekitar
1450 °C (2640 °F) untuk semen modern, untuk melengketkan bahan ke dalam klinker. Bahan
dalam klinker semen adalah alit, belit, tri-kalsium aluminat, dan tetra-kalsium alumino ferit.
Aluminium, besi, dan magnesium oksida hadir sebagai fluks yang memungkinkan kalsium silikat
terbentuk pada suhu yang lebih rendah,[15] dan sedikit memberi kontribusi pada kekuatan. Untuk
semen khusus, seperti tipe Low Heat (LH) dan Sulfate Resistant (SR), perlu untuk membatasi
jumlah trikalsium aluminat, (3 CaO·Al2O3) terbentuk. Bahan baku utama untuk pembuatan klinker
biasanya batu kapur (CaCO3) dicampur dengan bahan kedua yang mengandung tanah liat
sebagai sumber alumino-silikat. Biasanya, batu kapur tidak murni yang mengandung tanah liat
atau SiO2 digunakan. Kandungan CaCO3 pada batu kapur tersebut dapat serendah 80%. Bahan
baku sekunder (bahan dalam campuran mentah selain batu kapur) bergantung pada kemurnian
batu kapur. Beberapa bahan yang digunakan adalah tanah liat, serpih, pasir, bijih
besi, bauksit, abu terbang, dan terak. Ketika tanur semen dibakar oleh batu bara, abu batubara
bertindak sebagai bahan baku sekunder.

Pembuangan atau pengolahan limbah[sunting | sunting sumber]


Ban yang telah terpakai dimasukkan dalam tanur semen

Karena suhu tinggi di dalam tanur semen, dikombinasikan dengan atmosfer yang mengoksidasi
(kaya oksigen) dan waktu tinggal yang lama, tanur semen digunakan sebagai pilihan pengolahan
untuk berbagai jenis aliran limbah: memang, mereka secara efisien menghancurkan banyak
senyawa organik berbahaya. Aliran limbah juga sering mengandung bahan mudah terbakar yang
memungkinkan penggantian sebagian bahan bakar fosil yang biasanya digunakan dalam proses
pembuatannya.
Bahan limbah yang digunakan dalam tanur semen sebagai bahan pelengkap bahan bakar: [16]

 Ban mobil dan truk – sabuk baja mudah ditoleransi dalam tanur
 Cat lumpur dari industri mobil
 Limbah pelarut dan pelumas
 Daging dan tepung tulang – limbah rumah potong karena kekhawatiran kontaminasi
oksigen encephalopathy bovine
 Limbah plastik
 Limbah lumpur
 Lambung beras
 Limbah Tebu
 Rel kayu yang telah digunakan
 Spent cell liner dari industri peleburan aluminium (disebut juga spent pot liner)
Pembuatan semen Portland juga memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan dari
penggunaan produk sampingan industri dari aliran limbah. [17] Ini termasuk khususnya:

 Terak
 Abu terbang (dari pembangkit listrik)
 Asap silika (dari pabrik baja)
 Gipsum sintetik (dari desulfurisasi)

o Batu

Batu
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk hal lainnya, lihat Batu (disambiguasi).
Batuan yang terletak di taman Garden of the Gods di Colorado Springs, Colorado, AS.

Dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak) adalah benda padat atau solid yang tebuat
secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari
batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Penelitian ilmiah mengenai batu-batuan disebut dengan istilah petrologi,
dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi.
Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada fondasi bangunan untuk bangunan dengan
ketinggian kurang dari 10 meter, Batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam.

Jenis batuan[sunting | sunting sumber]

Batuan disepanjang sungai di dekat Orosí, Kosta Rika.

Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur
partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini mengklasifikasikan batuan
menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel
yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan ke batuan yang lain digambarkan
oleh model geologi.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:

1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan
Batuan lepasan yang dapat kita temui di pinggir sungai.

Batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu
dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:

1. batuan beku
2. batuan sedimen
3. batuna metamorf.
Batuan beku adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batuan sedimen terbentuk dari
endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu dari dua
cara yang disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-
kasus di mana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batuan, hasil ini dikenali
sebagai fosil.

o Tekstil

Tekstil
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Penjualan tekstil di Karachi, Pakistan.

Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan


cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara ''pressing''. Istilah tekstil dalam
pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan
antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari
tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.
tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah
anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.
Tekstil dikelompokan menurut jenisnya yaitu
1.Berdasarkan jenis product/bentuknya:serat staple, serat filamen, dan benang kain product jadi
2.berdasarkan jenis bahannya:serat alam, serat sintetis dan serat campuran
3.berdasarkan jenis warna/motifnya:putih, berwarna, bermotif/bergambar
4.berdasarkan jenis konstruksinya: tenun,rajut,renda,kempa,benang tunggal,benang gintir

 Sutra

Sutra
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat sutra atau sutera dan Sutra (disambiguasi).

Bermacam-macam kain sutra.

Sutra atau sutera merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis sutra


yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang dihasilkan larva ulat
sutra murbei (Bombyx mori) yang diternak (peternakan ulat itu disebut serikultur). Sutra memiliki
tekstur mulus, lembut, tetapi tidak licin. Rupa berkilauan yang menjadi daya tarik sutra berasal
dari struktur seperti prisma segitiga dalam serat tersebut yang membuat kain sutra dapat
membiaskan cahaya dari berbagai sudut.

Pemintalan benang sutra dari kepompong ulat sutra.

"Sutra liar" dihasilkan oleh ulat selain ulat sutra murbei dan dapat pula diolah. Berbagai sutra liar
dikenali dan digunakan di Cina, Asia Selatan, dan Eropa sejak dahulu, tetapi skala produksinya
selalu jauh lebih kecil daripada sutra ternakan. Sutra liar berbeda dari sutra ternakan dari segi
warna dan tekstur, serta kepompong liar yang dikumpulkan biasanya sudah dirusak
oleh ngengat yang keluar sebelum kepompong tersebut diambil, sehingga benang sutra yang
membentuk kepompong itu sudah terputus menjadi pendek. Ulat sutra ternakan dibunuh dengan
dicelup ke dalam air mendidih sebelum keluarnya ngengat dewasa, atau ditusuk dengan jarum,
sehingga seluruh kepompong dapat diurai menjadi sehelai benang yang tak terputus. Ini
membuat sutra bisa ditenun menjadi kain yang lebih kuat. Sutra liar biasanya juga lebih sukar
dicelup warna daripada sutra ternakan.
Empat jenis ngengat sutra ternakan yang terpenting.

Sutra juga dihasilkan oleh beberapa jenis serangga lain, tetapi hanya jenis sutra dari ulat sutra
yang digunakan untuk pembuatan tekstil. Pernah juga dijalankan kajian terhadap sutra-sutra lain
yang menampakkan perbedaan dari aspek molekul. Sutra dihasilkan terutama
oleh larva serangga yang bermetamorfosis lengkap, tetapi juga dihasilkan oleh beberapa
serangga dewasa seperti Embioptera. Produksi sutra juga kerap dijumpai khususnya pada
serangga ordo hymenoptera (lebah, tabuhan, dan semut), dan kadang kala digunakan untuk
membuat sarang. Jenis-jenis arthropoda yang lain juga menghasilkan sutra,
terutama arachnida seperti laba-laba. Untuk kain sutra dari jaring laba-laba atau disebut Qmonos
(sarang laba-laba dalam bahasa Jepang) diklaim memiliki kekuatan tiga kali lebih kuat dari
Kevlar (bahan yang biasa digunakan untuk rompi anti peluru) serta lima kali lebih kuat dari baja.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai Silk.

 (Inggris) Peternakan ulat sutra (dengan foto-foto)


 (Inggris) Peta perdagangan global sutra
Kategori: 
 Sutra
 Serat

 Katun

Kapas
(Dialihkan dari Katun)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Kapas yang siap dipanen

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa[1]) adalah serat halus


yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas),
tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan
penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain.
Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto)
produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu
disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian
rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik
namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala
dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).

Daftar isi

 1Sumber utama
 2Produksi
 3Kegunaan
 4Lihat pula
 5Catatan
 6Referensi dan bacaan lebih lanjut
 7Pranala luar

Sumber utama[sunting | sunting sumber]


Sumber utama serat kapas komersial (perdagangan) adalah empat jenis Gossypium, yaitu

 G. hirsutum, asli Meksiko, Amerika Tengah, Karibia, dan Florida, menghasilkan 90%


serat yang diperdagangkan
 G. barbadense, asli dari Amerika Selatan tropika
 G. arboreum, asli dari lembah Sungai Indus di Pakistan dan India
 G. herbaceum, asli dari wilayah Levantia (hulu Sungai Tigris)

Produksi[sunting | sunting sumber]
Panen kapas di Texas.

Sekarang ini kapas diproduksi di banyak tempat di dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika, Amerika,


dan Australia, menggunakan tanaman kapas yang telah dipilih jadi dapat menghasilkan lebih
banyak fiber. Pada 2002, kapas ditumbuhkan di 330.000 km² ladang, 47 miliar pon kapas
mentah seharga 20 miliar dolar AS ditumbuhkan tahun tersebut.

Kegunaan[sunting | sunting sumber]
Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan, saringan kopi,
tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang
dollar AS modern.
Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga
kebanyakan T-shirt.

 Wol

Wol
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Wol di tempat pengguntingan rambut domba

Wol panjang dan pendek di Pusat Penelitian Pertanian Keluarga South Central di Boonesville, Arkansas,
AS
Wol adalah serat yang diperoleh dari rambut hewan dari keluarga Caprinae,
terutama domba dan kambing, tetapi bisa juga berasal dari rambut mamalia lainnya
seperti alpaca bisa juga disebut wol. Artikel ini membahas tentang wol yang diproduksi
dari domba domestik.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Produksi wol

 Domba domestik
 Pengguntingan rambut domba
Dalam mitologi

 Golden Fleece
Proses

 Canvas work
 Merajut
 Memintal
 Menenun
Produk olahan lanjut

 Tweed
 Benang wol
 Worsted
Organisasi wol

 British Wool Marketing Board


 Worshipful Company of Woolmen
Wol yang bukan berasal dari domba domestik

 Alpaca wool
 Angora wool
 Steel wool

o Biomaterial
 Kulit
 Tulang
 Kertas
 Kayu
o Komposit

Material komposit
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa
Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan
penerjemahan Wikipedia.
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah
dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.

Daftar isi

 1Bahan komposit
 2Keunggulan bahan komposit
 3Aplikasi bahan komposit
 4Contoh material komposit
 5Referensi
 6Lihat pula
 7Pranala luar

Bahan komposit[sunting | sunting sumber]


Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu
sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan
komposit).

Keunggulan bahan komposit[sunting | sunting sumber]


Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan, kekuatan dan
kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih murah karena
berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung. Kekuatan tarik dari komposit serat
karbon lebih tinggi daripada semua paduan logam. Semua itu menghasilkan berat pesawat yang
lebih ringan, daya angkut yang lebih besar, hemat bahan bakar dan jarak tempuh yang lebih
jauh.

Aplikasi bahan komposit[sunting | sunting sumber]


Militer Amerika Serikat adalah pihak yang pertama kali mengembangkan dan memakai bahan
komposit. Pesawat AV-8D mempunyai kandungan bahan komposit 27% dalam struktur rangka
pesawat pawa awal tahu 1980-an. Penggunaan bahan komposit dalam skala besar pertama kali
terjadi pada tahun 1985. Ketika itu Airbus A320 pertama kali terbang dengan stabiliser horisontal
dan vertikal yang terbuat dari bahan komposit. Airbus telah menggunakan komposit sampai
dengan 15% dari berat total rangka pesawat untuk seri A320, A330 dan A340. [1]

Contoh material komposit[sunting | sunting sumber]


 Plastik diperkuat fiber:
o Diklasifikasikan oleh jenis fiber:
 Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
 Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
 Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
o Diklasifikasikan oleh matriks:
 Komposit Thermoplastik
 long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
 glass mat thermoplastics
 Thermoset Composites

 Metal matrix composite MMC:


o Cast iron putih
o Hardmetal (carbide in metal matrix)
o Metal-intermetallic laminate
 Ceramic matrix composites:
o Cermet (ceramic and metal)
o concrete
o Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
o Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)
 Organic matrix/ceramic aggregate composites
o Mother of Pearl
o Syntactic foam
o Asphalt concrete
 Chobham armour (lihat composite armour)

 Engineered wood
o Plywood
o Oriented strand board
o Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
o Pykrete (sawdust in ice matrix)

 Plastic-impregnated or laminated paper or textiles


o Arborite
o Formica (plastic)

 Fiberglass

Serat kaca
(Dialihkan dari Fiberglass)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Serat kaca (Bahasa Inggris: fiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi serat
gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm -
0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian
diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan
sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk
banyak produk plastik; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat-
gelas (glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut "fiberglass"
dalam penggunaan umumnya.
Pembuat gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber, tetapi
produksi massal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin.
Pada 1893, Edward Drummond Libbey memajang sebuah pakaian di World Columbian
Exposition menggunakan glass fiber dengan diameter dan tekstur fiber sutra. Yang sekarang ini
dikenal sebagai "fiberglass", diciptakan pada 1938 oleh Russell Games Slayter dari Owens-
Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai insulasi. Dia dipasarkan di bawah
merk dagang Fiberglas (sic), lihat juga merk dagang yang menjadi generik.

 Beton

Beton
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini mengenai bahan bangunan. Untuk istilah filosofi, lihat Konkrit (filosofi).
Menaruh sebuah lantai beton untuk bangunan komersial

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari


kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton
semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton
ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton
berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll. Saat ini
beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Kelebihan dan Kekurangan Beton
 3Sifat beton
 4Sumber
 5Lihat pula
 6Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya
telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan
campuran kapur, pozzolan, dan batu apung, bangsa Romawi banyak membangun
infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan lain-lain. Di Indonesia penggunaan
yang serupa bisa dilihat pada beberapa bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di
Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa
kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan sebelumnya bahwa
dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton.
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan awal era
beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-
prinsip konstruksi dengan meninjau kelembapan bahan beton terhadap taruknya. Pada
tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen
untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman
dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya
yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan
mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab
tanpa balok tahun 1906.

Kelebihan dan Kekurangan Beton[sunting | sunting sumber]


Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain
itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan
biaya pemeliharaan yang murah.
Sedang kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada
struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak dapat
dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat, dibandingkan dengan
kekuatannya dan daya pantul yang besar.
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika struktur itu
langsung dan tidak diberi perkuatan yang cukup akan mudah gagal. Menurut perkiraan
kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9%-5% kuat tekannya. Maka dari itu perkuatan sangat
diperlukan dalam struktur beton. Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulang
baja yang jika dipadukan sering disebut dengan beton bertulang. [1]

Sifat beton[sunting | sunting sumber]


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat
tarik yang lemah. Untuk kuat tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan
simbol K untuk benda uji kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari beton
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

 Jenis dan kualitas semen


 Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa
penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih
besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai.
 Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat terjadi bila
pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting
pada pekerjaan lapangan dan pada pembuatan benda uji.
 Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya
suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.
 Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya. [2]

 Metaloid
o Semi-konduktor

Semikonduktor
(Dialihkan dari Semi-konduktor)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu
dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus,
penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya bisa
berfungsi harus tahu spesifikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat
operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering digunakan
adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat
semikonduktor.

Daftar isi

 1Doping Semikonduktor

 2Persiapan bahan semikonduktor

 3Lihat pula

o 3.1Bidang terkait

o 3.2Sub-bidang

o 3.3Konsep

 4Referensi

 5Pranala luar

Doping Semikonduktor[sunting | sunting sumber]

Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor


SEM image of a photoresist layer used in semiconductor manufacturing taken on a field electron emission
SEM. These SEMs are important in the semiconductor industry for their high-resolution capabilities.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya


dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil
ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor
lebih besar dari satu milyar.[butuh rujukan] Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline
silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.

Persiapan bahan semikonduktor[sunting | sunting sumber]


Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal diperlukan
untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi karena adanya
ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti
dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena
kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) mengganggu
properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya
perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan yang
diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan
diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder
kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal untuk
membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk memproduksi
bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk
pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung
berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal
kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara bahan-
bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal yang
berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Bidang terkait[sunting | sunting sumber]

 Fisika benda padat


 Elektronik
 Kimia benda padat
 Teknik listrik
Sub-bidang[sunting | sunting sumber]

 Fabrikasi alat semikonduktor


 Alat semikonduktor
o Transistor
o Dioda
o Mikroprosesor
o Thermistor
o Sel surya
 Bahan semikonduktor
o Aluminium arsenide
o Aluminium gallium arsenide
o Boron nitride
o Cadmium sulfide
o Cadmium selenide
o Berlian
o Gallium arsenide
o Gallium nitride
o Germanium
o Indium phosphide
o Silicon
o Silicon carbide
o Silicon germanium
o Silicon on insulator
o Zinc sulfide
o Zinc selenide
 Wide bandgap semiconductors
 Spintronics
 Organic semiconductors
o Melanin
Konsep[sunting | sunting sumber]

 Conduction band
 Effective mass
 Electron hole
 Exciton
 Quantum tunneling
 Valence band

Referensi[sunting | sunting sumber]
 . ISBN 1-86094-349-7. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
 . ISBN 0-7167-4345-0. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
 . ISBN 0-13-046404-X. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Anda mungkin juga menyukai