Logam
Logam
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk musik metal, lihat Heavy metal.
Unsur Logam
Logam alkali
litium
natrium
kalium
rubidium
cesium
fransium
Logam transisi
skandium
titanium
vanadium
kromium
mangan
besi
kobalt
nikel
tembaga
seng
yttrium
zirkonium
niobium
molibdenum
teknesium
rutenium
rodium
paladium
perak
kadmium
hafnium
tantalum
tungsten
renium
osmium
iridium
platina
emas
raksa
rutherfordium
dubnium
seaborgium
bohrium
hassium
copernicium
Lantanida
lantanum
cerium
praseodymium
neodymium
promethium
samarium
europium
gadolinium
terbium
dysprosium
holmium
erbium
thulium
ytterbium
lutetium
Aktinida
aktinium
torium
protaktinium
uranium
neptunium
plutonium
americium
curium
berkelium
californium
einsteinium
fermium
mendelevium
nobelium
lawrencium
l
b
s
Kristal gallium
Daftar isi
Atom zat logam biasanya tersusun dalam salah satu dari tiga struktur kristal umum, antara
lain body-centered cubic (bcc), face-centered cubic (fcc), dan hexagonal close-pack (hcp).
Dalam bcc, masing-masing atom terletak di pusat kubus dikelilingi atom lainnya. Dalam fcc dan
hcp, masing-masing atom dikelilingi oleh duabelas atom lainnya, tetapi susunan lapisannya
berbeda. Beberapa logam mengadopsi struktur yang berbeda, tergantung pada suhu. [5]
Atom logam mudah kehilangan elektron kelopak terluarnya, menghasilkan awan elektron bebas
yang mengalir dalam pengaturan sifatnya yang padat. Hal ini menyebabkan kemampuan zat
logam menjadi mudah menghantarkan panas dan listrik. Jika aliran elektron ini terjadi,
karakteristik padat dari logam dihasilkan oleh interaksi elektrostatis di antara masing-masing
atom dan awan elektron. Ikatan jenis ini disebut ikatan logam.[6]
Sifat-sifat[sunting | sunting sumber]
Kimia[sunting | sunting sumber]
Logam biasanya cenderung membentuk kation melalui mekanisme kehilangan elektron,
[6]
bereaksi dengan oksigen di udara membentuk oksida melalui beragam skala waktu
(besi berkarat setelah bertahun-tahun, sementara kalium terbakar dalam hitungan detik. Contoh:
4 Na + O2 → 2 Na2O (natrium oksida)
2 Ca + O2 → 2 CaO (kalsium oksida)
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (aluminium oksida).
Logam transisi (seperti besi, tembaga, seng, dan nikel) lebih lambat teroksidasi
karena mereka membentuk lapisan pasivasi oksidanya yang melindungi bagian
dalam logam. Lainnya, seperti paladium, platina dan emas, tidak bereaksi sama
sekali dengan atmosfer. Beberapa logam membentuk lapisan oksida penghalang
pada permukaannya yang tidak dapat ditembus lebih jauh oleh molekul-molekul
oksigen, sehingga dapat mempertahankan kilau dan konduktivitasnya selama
beberapa dekade (seperti aluminium, magnesium, beberapa jenis baja,
dan titanium). Oksida logam umumnya bersifat basa, berlawanan dengan nonlogam,
yang bersifat asam. Pengecualian berlaku untuk oksida dengan tingkat
oksidasi sangat tinggi seperti CrO3, Mn2O7, dan OsO4, yang bereaksi sangat asam.
Pengecatan, penganodaan (anodising) atau penyepuhan logam adalah cara yang
baik untuk mencegah korosi. Namun, logam yang lebih reaktif dalam deret
elektrokimia harus dipilih untuk penyalutan, terutama jika dipilih serpihan penyalut.
Air dan dua logam membentuk sel elektrokimia, dan jika penyalut kurang reaktif
daripada yang disalut, penyalut sejatinya telah memicu korosi.
Fisika[sunting | sunting sumber]
Kristal galium
Konduktivitas termal dan listrik logam berangkata dari kenyataan bahwa elektron
terluar mereka terdelokalisasi. Situasi ini dapat divisualisasikan dengan
memperhatikan struktur atom logam sebagai suatu koleksi atom yang terbenam
dalam lautan elektron yang bergerak cepat. Konduktivitas listrik logam, seperti
halnya kapasitas bahang dan konduktivitas panas, dapat dihitung menurut model
elektron bebas, yang tidak memperhatikan struktur detail kisi ion.
Ketika mempertimbangkan struktur pita elektron dan energi ikatan suatu logam,
perlu diperhatikan potensial positif yang disebabkan oleh pengaturan spesifik inti ion
—yang muncul periodik dalam kristal. Konsekuensi paling penting dari potetensial
periodik adalah pembentukan celah pita kecil pada perbatasan zona Brillouin.
Secara matematis, potensial inti ion dapat dihitung melalui beragam model, yang
paling sederhana adalah model elektron hampir bebas.
Mekanis[sunting | sunting sumber]
Sifat mekanis metal meliputi duktilitas, yaitu kapasitas mereka dalam deformasi
plastis. Deformasi elastis dapat balik pada logam dapat dijelaskan oleh Hukum
Hooke untuk memulihkan gaya, sementara tegangan berbanding lurus
dengan regangan. Gaya yang lebih besar daripada batas elastis, atau panas, dapat
menyebabkan deformasi permanen (tak dapat balik) pada objek, yang dikenal
sebagai deformasi plastis atau plastisitas. Perubahan tak dapat balik dalam susunan
atom dapat terjadi sebagai akibat dari:
Kategori[sunting | sunting sumber]
Bongkahan emas
Ekstraksi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Bijih, Pertambangan, dan Metalurgi ekstraktif
Logam seringkali diekstraksi dari bumi yang berarti menambang bijih yang kaya
dengan sumber daya unsur yang dimaksud, seperti bauksit. Lokasi bijih ditentukan
dengan teknik prospekting, diikuti dengan eksplorasi dan pengujian deposit. Sumber
daya mineral umumnya dibagi ke dalam tambang permukaan, yang ditambang
dengan ekskavasi menggunakan alat berat, dan tambang bawah tanah.
Setelah bijih ditambang, logam harus diekstraksi, biasanya menggunakan reduksi
kimia atau elektrolitik. Pirometalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih
menjadi bahan baku, sementara hidrometalurgi menerapkan kimia berbasis air
untuk tujuan yang sama. Metode yang digunakan bergantung pada jenis logam dan
kontaminannya.
Jika bijih ligam berupa senyawa ionik antara logam dan nonlogam, bijih tersebut
biasanya harus dilebur—dipanaskan dengan penambahan reduktor—untuk
mengekstrak logam murni. Banyak logam umu, seperti besi, dilebur
menggunakan karbon sebagai reduktor. Beberapa logam seperti aluminium
dan natrium, tidak memiliki reduktor praktis yang dijual bebas, sehingga diekstraksi
menggunakan teknik elektrolisis.[8][9]
Bijih sulfida tidak direduksi langsung menjadi logam tetapi dipanggang di udara
terbuka untuk mengubahnya menjadi oksida.
Logam secara inheren dapat didaur ulang, jadi pada prinsipnya, dapat digunakan
berulang-ulang, meminimalkan dampak negatif lingkungan dan menghemat energi.
Misalnya, 95% energi yang digunakan untuk membuat aluminium dari bijih bauksit
diselamatkan dengan menggunakan bahan daur ulang. [11] Tingkat daur ulang logam
umumnya rendah. Pada tahun 2010, International Resource Panel, yang
diselenggarakan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) menerbitkan
laporan tentang stok logam yang ada di masyarakat [12] dan tingkat daur ulangnya.[10]
Penulis laporan tersebut mengamati bahwa stok logam di masyarakat dapat
berfungsi sebagai tambang raksasa di atas tanah. Mereka memperingatkan bahwa
tingkat daur ulang beberapa logam langka yang digunakan dalam aplikasi seperti
ponsel, kemasan baterai untuk mobil hibrida dan sel bahan bakar sangat rendah
Penulis laporan tersebut mengamati bahwa stok logam di masyarakat dapat menjadi
tambang raksasa di atas tanah. Mereka memperingatkan bahwa tingkat daur ulang
beberapa logam langka yang digunakan dalam aplikasi seperti telepon seluler,
kemasan baterai untuk mobil hibrida dan sel bahan bakar sangat rendah sehingga
jika tingkat daur ulang pada masa depan tidak ditingkatkan secara dramatis, maka
logam kritis ini akan menjadi tidak tersedia untuk digunakan dalam teknologi
modern.
Metalurgi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Metalurgi
Metalurgi merupakan domain dari ilmu bahan yang mempelajari perilaku fisika dan
kimia unsur logam, senyawa intermetalik mereka, dan campurannya yang disebut
logam paduan.
Aplikasi[sunting | sunting sumber]
Beberapa logam dan paduan logam memiliki kekuatan struktural per satuan massa
yang tinggi, menjadikannya bahan yang berguna untuk membawa muatan besar
atau menahan kerusakan akibat benturan. Paduan logam dapat direkayasa untuk
memiliki ketahanan tinggi terhadap pergeser, torsi dan deformasi. Namun logam
yang sama juga rentan terhadap kerusakan akibat kelelahan akibat penggunaan
berulang atau dari kegagalan tekanan mendadak saat kapasitas beban terlampaui.
Kekuatan dan ketahanan logam telah menyebabkan penggunaan seringnya pada
konstruksi bangunan dan jembatan bertingkat tinggi, serta kebanyakan kendaraan,
peralatan, perkakas, pipa, tanda non-iluminasi dan jalur rel.
Dua logam struktural yang paling umum digunakan, besi dan aluminium, juga
merupakan logam paling melimpah di kerak bumi.[13]
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran.[14] Contohnya, raksa yang digunakan
dalam proses kloralkali.[14] Proses kloralkali merupakan proses elektrolisis yang
berperan penting dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia.[14] Beberapa
zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses kloralkali
adalah natrium, kalsium, magnesium, aluminium,
tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida, kalium dikromat,
dan kalium permanganat.[14]
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub
positif) dan gas klor di anode (kutub negatif).[14] Pada industri angkasa luar dan
profesi kedokteran dibutuhkan bahan yang kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin,
seperti paduan titanium.[14] Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena
dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia.[14] Pada zaman dahulu, logam tertentu,
seperti tembaga, besi, dan timah digunakan untuk membuat peralatan,
perlengkapan mesin, dan senjata.[14]
Logam adalah konduktor yang baik, membuatnya berharga dalam peralatan listrik
dan untuk membawa arus listrik dari kejauhan dengan sedikit energi yang hilang.
Jaringan listrik mengandalkan kabel logam untuk mendistribusikan listrik. Sistem
kelistrikan rumah sebagian besar dihubungkan dengan kabel tembaga
memanfaatkan sifat hantarannya yang baik.
Konduktivitas termal logam berguna untuk wadah untuk memanaskan bahan di atas
api. Logam juga digunakan untuk pembuang panas (bahasa Inggris: heat sink)
untuk melindungi peralatan sensitif dari pelewatpanasan (bahasa
Inggris: overheating.
Reflektivitas tinggi beberapa logam penting dalam konstruksi cermin, termasuk
instrumen astronomi presisi. Sifat terakhir ini juga bisa membuat perhiasan metalik
menarik secara estetika.
Beberapa logam memiliki kegunaan khusus; logam radioaktif
seperti uranium dan plutonium digunakan pada pembangkit listrik tenaga
nuklir untuk menghasilkan energi melalui fisi nuklir. Raksa adalah cairan pada suhu
kamar dan digunakan dalam saklar untuk menyelesaikan rangkaian saat mengalir di
atas kontak saklar. Logam paduan bentuk memori digunakan untuk aplikasi seperti
pipa, pengencang dan vaskular stent.
Logam dapat didoping dengan molekul asing—organik, anorganik, biologis dan
polimer. Doping ini mengandung logam dengan sifat baru yang disebabkan oleh
adanya molekul tamu. Aplikasi dalam katalisis, obat-obatan, sel elektrokimia, korosi
dan lainnya telah dikembangkan. [15]
Perdagangan[sunting | sunting sumber]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sifat logam telah membuat manusia terpesona selama berabad-abad, karena
bahan-bahan ini memberi orang alat yang tak tertandingi baik dalam perang maupun
dalam persiapan dan pemrosesannya. Emas dan perak murni dikenal manusia
sejak Zaman Batu. Timbal dan perak dilebur dari bijih mereka pada awal milenium
keempat SM.[17]
Penulis bahasa Latin dan Yunani kuno seperti Theophrastus, Pliny the
Elder dalam Natural History, atau Pedanius Dioscorides, tidak mencoba untuk
mengklasifikasikan logam. Orang-orang Eropa kuno tidak pernah mencapai konsep
"logam" sebagai zat elementer yang berbeda dengan sifat kimia dan fisik tetap.
Setelah Empedocles, semua zat di dalam lingkungan sublunar diasumsikan memiliki
variasi dalam unsur klasik penyusunnya yaitu bumi, air, udara dan api.
Setelah Pythagoras, Plato berasumsi bahwa unsur-unsur ini dapat dikurangi lebih
jauh ke bidang bentuk geometris (segitiga dan persegi) ruang pembatas dan yang
berhubungan dengan polihedra reguler di bumi:kubus, air:ikosahedron,
udara:oktahedron, api:tetrahedron. Namun, perpanjangan filosofis ini tidak menjadi
sepopuler empat elemen sederhana, setelah ditolak oleh Aristoteles. Aristoteles juga
menolak teori atom Democritus, karena ia mengklasifikasikan keberadaan vakum
yang tersirat yang diperlukan untuk gerak sebagai sebuah kontradiksi (vakum
menyiratkan tidak ada, karena itu tidak dapat ada). Aristoteles memang,
bagaimanapun, memperkenalkan kualitas antagonis yang mendasarinya (atau
kekuatan) kering vs basah dan dingin vs panas ke dalam komposisi masing-masing
dari keempat elemen tersebut. Kata "logam" awalnya berarti "ranjau" dan baru
kemudian mendapatkan makna umum produk dari bahan yang diperoleh di
tambang. Pada abad pertama Masehi, hubungan antara planet dan logam yang ada
diasumsikan sebagai Emas:Matahari, Perak:Bulan, Elektrum:Jupiter, Besi:Mars,
Tembaga:Venus, Timah:Merkurius, Timbal:Saturnus. Setelah elektrum terungkap
merupakan kombinasi antara perak dan emas, hubungan timah:Jupiter dan
raksa:Merkurius digantikan ke urutan sebelumnya. [18]
Alkimiawan Arab dan abad pertengahan percaya bahwa semua logam, dan
faktanya, semua materi sublunar, secara tersusun dari prinsip belerang yang
membawa sifat mudah terbakar, dan prinsip raksa, ibu dari semua logam, yang
membawa sifat likuiditas atau fusibilitas, dan volatilitas. Prinsip-prinsip ini tidak
selalu merupakan zat yang umum belerang dan raksa yang ditemukan di
kebanyakan laboratorium. Teori ini memperkuat keyakinan bahwa semua logam
ditakdirkan untuk menjadi emas di perut bumi melalui kombinasi panas, pencernaan,
waktu, dan penghapusan kontaminan yang tepat, yang kesemuanya dapat
dikembangkan dan dipercepat melalui pengetahuan dan metode
alkimia. Paracelsus menambahkan prinsip ketiga garam, pembawa sifat nonvolatil
dan tahan api, dalam doktrin tria prima-nya. Teori-teori ini mempertahankan empat
unsur klasik yang mendasari komposisi belerang, raksa dan garam.
Teks sistematis pertama tentang seni pertambangan dan metalurgi adalah De la
Pirotechnia oleh Vannoccio Biringuccio, yang memperlakukan pemeriksaan,
penggabungan, dan pandai logam. Enam belas tahun kemudian, Georgius
Agricola menerbitkan De Re Metallica pada tahun 1555, sebuah laporan yang jelas
dan lengkap mengenai profesi pertambangan, metalurgi, seni dan sains, serta
memenuhi syarat sebagai risalah terbesar industri kimia sepanjang abad keenam
belas. Dia memberikan deskripsi berikut tentang logam di De Natura
Fossilium (1546).
Logam adalah badan mineral, yang sifatnya cair atau agak keras. Logam
keras dapat dilelehkan oleh panasnya api, tapi ketika sudah mendingin lagi
dan kehilangan semua panas, akan menjadi keras kembali dan melanjutkan
bentuknya terakhirnya. Dalam hal ini, ia berbeda dari batu yang meleleh di
dalam api, karena meskipun batu mendapatkan kembali kekerasannya,
tetapi ia kehilangan bentuk dan sifatnya yang murni. Secara tradisional ada
enam jenis logam, yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah dan timbal. Ada
yang benar-benar lain, quicksilver adalah logam, meskipun alkimiawan tidak
setuju dengan kita tentang masalah ini, begitu pula dengan bismut. Penulis
Yunani kuno tampaknya masa bodoh terhadap bismut, oleh karena itu
Ammonius dengan tepat menyatakan bahwa ada banyak spesies logam,
hewan, dan tumbuhan yang tidak kita kenal. Stibium ketika dilelehkan di
dalam wadah dan disuling memiliki hak untuk dianggap sebagai logam
sebagaimana diberikan kepada timbal oleh para penulis. Setiap logam
memiliki bentuknya sendiri yang diawetkan saat dipisahkan dari logam yang
dicampur dengannya. Oleh karena itu baik elektrum maupun Stannum
[bukan berarti timah yang kita kenal saat ini] itu sendiri bukan merupakan
logam asli, melainkan paduan dua logam. Elektrum adalah paduan emas
dan perak, sedangkan Stannum paduan timbal dan perak. Namun jika perak
dipisahkan dari elektrum, maka yang tertinggal adalah emas dan bukan
elektrum; jika perak diambil dari Stannum, maka yang tertinggal adalah
timbal dan bukan Stannum. Bagaimanapun, apakah kuningan ditemukan
sebagai logam asli atau tidak, tidak dapat dipastikan dengan pasti. Kita
hanya tahu kuningan buatan, yang terdiri dari tembaga yang diwarnai
dengan warna mineral kalamin. Namun jika ada yang harus digali, itu akan
menjadi logam yang tepat. Tembaga hitam dan putih sepertinya berbeda
dari jenis merah. Logam, oleh karena itu, pada dasarnya padat, seperti yang
telah saya nyatakan, atau cairan, seperti pada kasus unik dari quicksilver.
Tapi cukup sekarang soal jenisnya yang sederhana. [19]
o Baja
Baja
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Jembatan Baja.
2Karakteristik material
o 2.1Perlakuan panas
3Produksi baja
4Industri baja
5Sejarah
o 5.1Baja kuno
6Klasifikasi baja
7Lihat pula
8Referensi
o 8.1Bibilografi
10Pranala luar
Diagram fasa besi-karbon.
Berbagai sampel baja flatbar tempa-total. Yang pertama di paling kiri, adalah baja yang sudah normal.
Yang kedua telah melalui martensit tanpa tempa, proses penyiraman. Bagian lainnya telah melalui proses
tempa di oven menurut temperatur mereka masing-masing, selama satu jam. "Standar tempaan" seperti ini
biasa digunakan oleh pandai besi sebagai pembanding, memastikan bahwa pekerjaan mereka ditempa
sesuai dengan warna yang diinginkan.
Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk
besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan
atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon.
Proses ini disebut peleburan, yang pertamakali digunakan pada logam dengan titik lebur yang
lebih rendah dari besi seperti timah, yang meleleh di titik 250 °C (482 °F), serta tembaga yang
meleleh di titik 1100 °C (2010 °F), kemudian kombinasi dari timah dan tembaga yaitu perunggu,
yang titik lelehnya lebih rendah dari 1083 °C (1981 °F) .[4] Sebagai pembanding, besi tempa
meleleh di sekitar suhu 1375 °C (2507 °F).[4] Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui proses
ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan
kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya menggunakan palu. Kandungan
karbon yang terkandung juga dapat dikontrol.
Temperatur tinggi pada proses peleburan dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah
dipakai sejak zaman Perunggu. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu
800 °C (1470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses peleburan harus dilaksanakan pada
lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang
dinamakan baja.[4] Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan beberapa
proses bertahap.
Beberapa material lainnya juga ditambahkan ke campuran besi/karbon untuk mendapatkan baja
dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan mangan ditambahkan untuk menambah
kekuatan, krom ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih, serta
penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan logam.
[5]
Untuk mencegah korosi, harus ditambahkan kromium paling sedikit 11% wt sehingga
membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless
steel (baja anti noda). Tungsten ditambahkan pada pembentukan cementit, sehingga pada
kecepatan penyiraman yang lebih rendah akan membentuk martensit. Di sisi lain,
sulfur, nitrogen, dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan
ketika pemrosesan.[5]
Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur pembentuknya, namun umumnya berada di
antara 7750 dan 8050 kg/m3 (484 dan 503 lb/cu ft), atau 7,75 dan 8,05 g/cm3 (4,48 dan
4,65 oz/cu in).[6]
Meski dalam rentang konsentrasi campuran yang rendah besi dan karbon membentuk baja,
namun dapat terbentuk berbagai macam struktur metalurgi yang berbeda dengan sifat yang
sangat berbeda pula. Memahami sifat-sifat ini sangat penting dalam produksi baja. Pada suhu
ruangan, bentuk besi yang paling stabil adalah struktur body-centered cubic (BCC) yang
disebut ferrit atau besi-α. Besi ini merupakan logam lunak yang hanya dapat melarutkan karbon
dalam konsentrasi kecil, tidak lebih dari 0.021 wt% pada 723 °C (1333 °F), dan hanya 0.005%
pada 0 °C (32 °F). Pada 910 °C besi murni berubah menjadi struktur face-centered cubic (FCC),
yang disebut austenit atau besi-γ. Struktur FCC austenit dapat melarutkan karbon lebih banyak,
sampai 2.1%[7] (karbonnya 38 kali ferrit) pada 1148 °C (2098 °F), yang disebut besi tuang (cast
iron).[8]
Ketika baja dengan kandungan karbon kurang dari 0,8% dipanaskan, maka
fase austenitic (FCC) campuran mencoba berubah menjadi fase ferrit (BCC), menghasilkan
karbon yang berlebih. Kandungan karbon didalamnya tidak lagi pas didalam struktur austenit
FCC. Salah satu cara untuk kandungan karbon supaya bisa terlepas dari austenit tersebut
adalah dengan menggunakan reaksi pengendapan solusi cairan material tersebut
menjadi sementit, sehingga tersisa besi fasa BCC disekitarnya yang disebut ferit yang
kandungan karbonnya lebih rendah. Kedua solusi ini, ferit dan sementit, mengendap secara
bersamaan dan membuat sebuah struktur berlapis yang disebut pearlit, dinamai begitu karena
kesamaanya dengan material ibu segala mutiara. Dalam sebuah komposisi hypereutectoid
(kandungan karbon diatas 0.8%), karbon tersebut akan mengendap terlebih dahulu dengan
bentuk sebagai sementit, masuk kedalam bulir pinggiran austenit sampai presentase karbon
didalam bulir berkurang hingga mencapai komposisi eutektoid (0.8% karbon), disaat bersamaan
struktur pearlit terbentuk. Untuk baja yang memiliki komposisi hypoeutektoid (kandungan karbon
dibawah 0.8%), ferit akan terbentuk didalam bulir-bulir besi hingga komposisi lainnya akan naik
hingga mencapai 0.8% bagian karbon, dimana struktur pearlit akan terbentuk pada saat yang
bersamaan.[9] Contoh tersebut berasumsi bahwa proses penyiraman terjadi perlahan,
memberikan waktu yang cukup untuk migrasi karbon dalam cairan solusi.
Dengan meningkatnya kecepatan penyiraman, karbon akan memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk membentuk karbit pada pinggiran bulir namun akan menghasilkan pearlit yang semakin
halus dan halus dalam jumlah besar di dalam struktur bulir tersebut; itulah alasannya kenapa
karbit disebar berjauhan dan berfungsi sebagai pencegah cacat didalam bulir tersebut,
menghasilkan perkerasan struktur baja. Pada pendinginan kecepatan sangat tinggi yang
dihasilkan oleh proses penyiraman, kandungan karbon tidak sempat lagi bermigrasi tapi terkunci
ditengah-tengah permukaan austenit dan membentuk martensit. Martensit ialah sebuah bentuk
karbon dan besi yang disupersaturasi juga sangat tertekan dan terbebani sehingga sangatlah
keras namun rapuh dan tidak elastis. Tergantung dari kandungan karbonnya, fase martensitik
sendiri terdiri dari beberapa bentuk. Dibawah 0.2% kandungan karbon, maka akan terbentuk
kristal BCC ferit, tapi pada kandungan karbon yang lebih tinggi martenit akan membentuk
struktur tetragonal terpusat (BCT). Tidak ada aktifasi energi panas untuk perubahan wujud dari
austenit ke martensit.[butuh klarifikasi] Lebih dari itu, tidak ada perubahan komposisional sehingga atom-
atom penyusun biasanya tidak berganti pasangan. [10]
Martensit memiliki kepadatan yang lebih rendah dari austenit karena mengembang ketika terjadi
pendinginan, jadi perubahan wujud yang terjadi antara mereka hanyalah perubahan volume.
Dalam hal ini, pengembangan terjadi. Beban internal dari penggembungan ini biasanya
berwujud kompresi fisik terhadap kristal martensite dan tekanan terhadap ferit sisanya,
dan pergeseran yang cukup banyak pada keduanya.Apabila penyiraman tidak dilaksanakan
dengan benar, beban internal dalam baja tersebut akan mengakibatkan pecahnya struktur ketika
pendinginan. Paling minimal hal ini akan menyebabkab perkerasan kerja dan
ketidaksempurnaan lainnya. Sangat umum terjadinya getas penyiraman untuk terbentuk ketika
baja diberi perlakuan penyiraman air, meskipun tidak selalu terlihat mata. [11]
Perlakuan panas[sunting | sunting sumber]
Ada berbagai perlakuan panas yang biasa digunakan pada proses pengolahan baja. Perlakuan
panas yang paling sering digunakan adalah annealing, quenching, dan tempering.
Annealing adalah perlakuan panas terhadap baja yang dilakukan dengan memanaskan baja
hingga temperatur cukup tinggi untuk membuat baja lunak. Proses ini terjadi dalam tiga tahapan,
pemulihan, rekristalisasi, dan penumbuhan butir. Temperatur yang dibutuhkan untuk annealing
bergantung pada jenis annealing dan kandungan elemen campuran dalam baja.
Quenching dan tempering awalnya melibatkan pemanasan baja hingga fasanya berubah
menjadi austenit lalu dilakukan pendinginan menggunakan media pendingin oli atau air.
Penurunan temperatur yang tiba-tiba menghasilkan struktur martensit yang keras dan getas.
Baja lalu diproses melalui proses tempering yang merupakan salah satu jenis dari annealing.
Pada proses ini sebagian dari struktur martensit akan berubah menjadi sementit,
atau spheroidite untuk mengurangi tegangan internal dan cacat dalam baja, sehingga baja lebih
ulet dan lebih tahan terhadap keretakan.
Pengertian proses ereksi pada konstruksi baja secara umum adalah suatu proses yang terdiri
dari perakitan komponen baja sehingga menjadi satu kesatuan yang dilaksanakan di lapangan.
Proses ereksi terdiri dari proses pengangkatan dan menempatkan komponen baja ke posisi yang
diinginkan, kemudian menghubungkan mereka bersama-sama.
Setelah besi melalui proses peleburan dari bijih, besi tersebut akan mengandung karbon yang
berlebih. Untuk menjadikannya baja yang normal, perlu dilelehkan dan diproses ulang untuk
mengurangi kandungan karbonnya hingga mencapai jumlah yang diinginkan, maka setelah itu
elemen-elemen lain dapat ditambahkan. Cairan ini lalu dituang secara terus-menerus
membentuk lempeng besi panjang atau dituang menjadi batangan baja. Sekitar 96% baja
dituang secara kontinu dan 4%nya diproduksi dalam wujud batangan ingot. [12]
Batangan-batangan ingot ini kemudian dipanaskan didalam lubang peluruh dan digulung ketika
masih panas menjadi lempengan, billet, atau billet tempa. Lempengan akan digulung panas
atau dingin menjadi lembaran logam atau pelat. Billet yang bersuhu dingin atau panas digulung
menjadi batangan, tongkat, dan kabel. Tempaan digulung dingin atau panas menjadi baja
struktural, seperti I-beam dan besi rel. Dalam sebuah pabrik baja modern proses-proses ini
terjadi di dalam sebuah jalur perakitan, bijih besi masuk dan produk baja keluar. [13] Kadang
setelah baja tersebut selesai digulung kemudian diberi perlakuan panas untuk peningkatan
kekuatan, tetapi jarang dilaksanakan.[14]
Sudah biasa terdengar sebutan "industri besi dan baja" sebagai suatu kesatuan, tetapi dari
perspektif sejarah mereka adalah produk yang berbeda. Industri baja sering digunakan sebagai
indikator perkembangan ekonomi, dikarenakan peran baja untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dan perkembangan ekonomi secara menyeluruh.[15]
Tahun 1980, lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja di industri baja
menurun hingga 224.000.[16]
Perkembangan ekonomi di India dan Tiongkok yang pesat mengakibatkan peningkatan
permintaan baja pada tahun belakangan ini. Antara tahun 2000 hingga 2005, permintaan dunia
terhadap baja meningkat sekitar 6%. Sejak tahun 2000, beberapa perusahaan baja Tiongkok
dan India[17] telah menjadi perusahaan besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel
Corporation dan Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Tiongkok adalah produsen baja
terbesar di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Tiongkok, disusul oleh
Jepang, Russia dan Amerika Serikat.[18]
Tahun 2008, baja menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange. Pada akhir 2008,
industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan hubungan kerja. [19]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Baja kuno[sunting | sunting sumber]
Baja pada jaman kuno dan antik sudah dikenal dan biasanya diproduksi menggunakan tungku
tempa dan tungku wadah.[20][21]
Pembuatan baja paling tua dalam sejarah sampai sekarang adalah beberap keping perkakas
besi yang digali dari sebuah situs arkeologi di Anatolia (Kaman-Kalehoyuk) dan berusia hampir
4.000 tahun lamanya, bertanggal 1.800 SM.[22][23] Horace mengidentifikasi adanya senjata-senjata
berbahan baja seperti falcata di Semenanjung Iberia, sedangkan Baja Nordik sempat digunakan
oleh Pasukan Roma.[24]
Reputasi dari Besi serik di India Selatan (baja wootz) tumbuh dengan pesatnya di seantero dunia
pada saat itu.[21] Situs-situs pembuatan logam di Sri Lanka menggunakan oven yang
memanfaatkan angin muson, mampu untuk membuat baja berkadar karbon tinggi. Produksi
massal baja Wootz di Tamilakam menggunakan tungku wadah dan sumber karbon seperti
tanaman Avaram terjadi di abad ke-enam SM, sebuah pionir untuk produksi dan metalurgi baja
modern.[20][21]
Orang-orang Tiongkok di Periode Negara Perang (403-221 SM) memiliki baja yang diperkeras
dengan penyiraman,[25] sedangkan orang Tiongkok pada periode Dinasti Han (202 SM - 220 AD)
membuat baja dengan melelehkan besi tempa dan besi tuang bersama-sama, menghasilkan
produk akhir yaitu baja berkandungan karbon menengah pada abad ke-1 M. [26][27]
Orang Haya dari Afrika Timur menemukan sebuah oven yang bisa merekagunakan untuk
membuat baja karbon pada suhu 1802 °C (3276 °F) nyaris 2.000 tahun lalu lamanya. Baja Afrika
Timur ini kemungkinan bertanggal 1.400 SM menurut Richard Hooker. [28][29]
Baja Woodz dan Damaskus[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Baja Wootz dan Baja Damaskus
o Aluminium
Aluminium
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Aluminium, Al 13
Nama, simbol aluminium, Al
ˈmɪniəm/
AL-ew-MIN-ee-əm;
or US /[unsupported input]ə
ˈluːmᵻnəm/
ə-LOO-mi-nəm
magnesium ← aluminium → silikon
Nomor atom (Z) 13
Golongan, blok golongan 13, blok-p
Periode periode 3
per kelopak 2, 8, 3
Sifat fisika
Fase solid
Titik lebur 933.47 K (660.32 °C, 1220.58 °F)
Kepadatan mendekati s.k. 2.70 g/cm3
Kalor peleburan 10.71 kJ/mol
Kalor penguapan 294.0 kJ/mol
Tekanan uap
Sifat atom
Energi ionisasi
(artikel)
Lain-lain
Isotop aluminium terstabil
lihat
bicara
sunting
| referensi | di Wikidata
Daftar isi
1Sejarah
2Proses pemurnian
o 2.1Proses Bayer
o 2.2Proses Hall-Heroult
3Sifat Mekanik Aluminium
4Aluminium dan Paduan/Alloy
5Kelebihan aluminium dibanding logam lain
6Daur Ulang Aluminium
7Berbagai Penggunaan Aluminium
8Galeri
9Catatan kaki
10Referensi
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa didapatkan
dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat
tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu dianggap
sebagai logam berharga, Napoleon III dari Prancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang
pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. [4]
[5]
Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T.
Héroult dari Prancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang sampai sekarang
membuat produksi aluminium ekonomis.[4]
Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang mengandung
aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan sebagainya). Selanjutnya,
bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.
Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu
dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk alumina dan H2O yang
menjadi uap air.
Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-Heroult dimulai
dengan melarutkan alumina dengan lelehan Na3AlF6, atau yang biasa disebut cryolite. Larutan
lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan aluminium cair menempel pada anoda,
sementara oksigen dari alumina akan teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon,
membentuk karbon dioksida. Aluminium cair memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada
larutan alumina, sehingga pemisahan dapat dilakukan dengan mudah.
Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang cukup banyak.
Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis alumina adalah 15 kWh per
kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan sekitar 20-40% biaya produksi
aluminium di seluruh dunia.
Proses Bayer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Proses Bayer
Al2O3
Batangan cetak casting ingot aluminium.
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama
Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita
memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit.
Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor
dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya
dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
Proses Hall-Heroult[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang
grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3.
Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi
untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran
tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−
Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot reduksi
atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu
elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina
dielektrolisis, di mana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di
dalam pot di mana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas pot
sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran
arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat
diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan
ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat
menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton
bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton aluminium.
o Tembaga
Tembaga
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Tembaga, Cu
29
Native copper (~4 cm in size)
Sifat umum
Nama, simbol tembaga, Cu
Pengucapan /ˈkɒpər/ KOP-ər
nikel ← tembaga → seng
Nomor atom (Z) 29
Golongan, blok golongan 11, blok-d
Periode periode 4
Sifat fisika
Fase solid
Titik lebur 1357.77 K (1084.62 °C,
1984.32 °F)
Kepadatan mendekati s.k. 8.94 g/cm3
Kalor peleburan 13.26 kJ/mol
Kalor penguapan 300.4 kJ/mol
Tekanan uap
Sifat atom
Energi ionisasi
(artikel)
Isotop tembaga terstabil
lihat
bicara
sunting
| referensi | di Wikidata
Tembaga
Daftar isi
1Sejarah
2Karakteristik
o 2.1Fisik
o 2.2Kimia
o 2.3Isotop
o 2.4Keberadaan
3Senyawa
o 3.1Senyawa biner
4Produksi
o 4.1Metode
o 4.2Cadangan
o 4.3Daur ulang
5Aplikasi
o 5.1Kabel dan kawat
6Lihat pula
7Referensi
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan besar dalam sejarah
manusia dan termasuk logam yang pertama kali ditambang [1]. Tembaga sudah digunakan sejak
10.000 tahun yang lalu. Sebuah kalung tembaga yang ditemukan di Irak diperkirakan dibuat
pada masa 9500 SM[2].
Tembaga (Cuprum) memperoleh namanya dari bahasa Latin, Cyprium, yang berasal dari nama
pulau Siprus di mana ia pertama kali dihasilkan. Cyprium kemudian disingkat menjadi Cuprum.
Tembaga berperan besar dalam peradaban manusia terutama pada Zaman Perunggu (3000-
1000 SM). Pada masa tersebut tembaga dipadukan dengan timah menjadi perunggu. Perunggu
kemudian diolah menjadi berbagai macam peralatan, senjata, koin, instrumen musik dan
perhiasan[1]. .
Karakteristik[sunting | sunting sumber]
Fisik[sunting | sunting sumber]
Tembaga yang tepat berada pada titik lelehnya akan tetap berwarna merah muda.
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara,
lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris (tembaga karbonat)
berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti
pada Patung Liberty.[6] Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.[7]
Isotop[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Isotop tembaga
Tembaga memiliki 29 isotop.63Cu dan 65Cu adalah isotop stabil, dengan persentase 63Cu adalah
yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini memiliki bilangan spin 3/2.[8] Isotop lainnya
bersifat radioaktif, dengan yang paling stabil adalah 67Cu dengan paruh waktu 61,83 jam.
[8]
Tujuh isotop metastabil telah diidentifikasi, 68mCu adalah isotop dengan paruh waktu terpanjang,
3,8 menit. Isotop dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh dengan β-, sedangkan untuk
nomor massa dibawah 64 meluruh dengan β+. 64Cu (paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan
kedua cara.[9]
Cu dan 64Cu memiliki banyak kegunaan.64Cu adalah agen radiokontras untuk gambar X-ray,
62
Senyawa[sunting | sunting sumber]
Contoh tembaga(I) oksida.
Produksi[sunting | sunting sumber]
Aplikasi[sunting | sunting sumber]
Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan
perpipaan (20%) dan mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan
dalam bentuk logam murni, tetapi ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih
tinggi maka biasanya dicampur dengan elemen lain untuk membentuk aloi.
[12]
Sebagian kecil tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan
fungisida dalam pertanian.[26][27]
Kabel dan kawat[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kawat dan kabel tembaga
Meski bersaing dengan material lainnya, tembaga tetap dipilih
sebagai konduktor listrik utama di hampir semua kategori kawat listrik kecuali di
bagian transmisi tenaga listrik di mana aluminium lebih dipilih.[28][29] Kawat
tembaga digunakan untuk pembangkit listrik, transmisi tenaga, distribusi
tenaga, telekomunikasi, sirkuit elektronik, dan berbagai macam peralatan
listrik lainnya.[30] Kawat listrik adalah pasar paling penting bagi industri tembaga.
[31]
Hal ini termasuk kabel pada gedung, kabel telekomunikasi, kabel distribusi
tenaga, kabel otomotif, kabel magnet, dsb. Setengah dari jumlah tembaga yang
ditambang digunakan untuk membuat kabel listrik dan kabel konduktor.
[32]
Banyak alat listrik menggunakan kawat tembaga karena
memiliki konduktivitas listrik tinggi, tahan korosi, ekspansi
termal rendah, konduktivitas termal tinggi, dapat disolder, dan mudah dipasang.
Non-logam
Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah
menarik elektron valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Yang termasuk dalam
nonlogam adalah halogen, gas mulia, dan 7 unsur
berikut: hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S),
dan selenium (Se).
Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang
terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali. Tidak seperti logam yang
merupakan konduktor listrik, nonlogam biasanya bersifat insulator atau semikonduktor.
Nonlogam dapat membentuk ikatan ion dengan menarik elektron dari logam, atau ikatan
kovalen dengan nonlogam lainnya. Oksida nonlogam bersifat asam.
Walaupun hanya terdiri dari 12 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam,
nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya. Makhluk
hidup tersusun hampir semuanya dari nonlogam. Banyak nonlogam yang
berbentuk diatomik (hidrogen, nitrogen, oksigen, fluor, klor, brom, dan yodium), sedangkan
sisanya adalah poliatomik.
Kembangkan
Tabel periodik
Ciutkan
Tabel periodik
(besar)
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd
d Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg
U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn
Lantanida Aktinida Logam transisi Logam miskin Metaloid Nonlogam poliatomik Nonlogam diatomik
o Polimer
Polimer
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Daftar isi
1Sekilas
2Klasifikasi polimer
o 2.1Berdasarkan sumbernya
3Industri
4Daftar pustaka
Sekilas[sunting | sunting sumber]
Polimer berasal dari 2 kata yaitu poly(banyak) dan meros(unit). Meskipun istilah polimer lebih
populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material
alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami
seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi
dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan.
Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.
1. 1. Termoplastik, yaitu Polimer yang melunak bila dipanaskan dan dapat dibentuk ulang.
Termoplastik mempunyai gaya intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika
mempunyai struktur linier bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada
saat dipanaskan, termoplasik akan menjadi lembut, dan kembali mengeras saat
didinginkan.
Proses melembut saat pemanasan dan pendinginan dapat diulangi beberapa kali sesuai
keinginan tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Contoh: PE, PP, polivinil klorida (PVC),
teflon, dan polistirena.
1. 2. Termosetting, yaitu Polimer yang tidak melunak bila dipanaskan, sehingga tidak dapat
dibentuk ulang. Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan
komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan mengeras
dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.
Pengerasan saat pemanasan adalah karena ikatan silang yang membentuk jaringan polimer tiga
dimensi dan maka dari itu hanya bisa dipanaskan sekali. Sebagai contoh termoset adalah
kantung plastik kemasan, Bakelit, resin urea-formaldehida, dll.
1. 3. Elastomer, yaitu polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti
semula jika gaya tarik ditiadakan, mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk
elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer mempunyai
kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke
bentuk asal.
Industri[sunting | sunting sumber]
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene,
dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan
kimia.
1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry: An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan,
cetakan pertama, PT Pradnya Paramita: Jakarta
2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR: New Jersey
3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc.: New Jersey
4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc: New York
5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V: Amsterdam
6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc: New
York
7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc: New
York
8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill
Book Company: New Yorkoplok
Karet
Karet
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Daftar isi
1Biokimia
2Biosintesis
o 3.1Tanaman karet
3.2.1Kondisi geografis
3.2.2Waktu
o 3.3Pemanenan
o 3.4Penyadapan
4Penemuan
5Manfaat
6Komoditas
7Produk karet
o 7.1Produk primer
o 7.2Produk sekunder
8Kajian metabolomik
9Lihat pula
Biokimia[sunting | sunting sumber]
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga
10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama
bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya.
Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal.
Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang, searah dengan sumbu panjangnya.
Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa
karet bersifat elastik.
Struktur karet
Biosintesis[sunting | sunting sumber]
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan karet") berbentuk bulat
berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada sitosol sel-sel pembuluh
lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya adalah isopentenil difosfat (IPD) yang
dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan bantuan katalisis dari prenil transferase,
pemanjangan terjadi pada permukaan badan karet yang membawa
suatu polipeptida berukuran 14 kDa yang disebut rubber elongation factor (REF). Sebagai
bahan pembuatan starter, diperlukan pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua.
Suatu enzim isomerase diperlukan untuk tugas ini.
kulit keras, terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus, lapisan sel batu;
kulit lunak, di dalamnya terdapat floem dan pembuluh lateks;
kambium;
kayu/xylem.[3]
Pembuluh lateks melingkar di dalam jaringan floem seperti spiral, membentuk sudut 3,7 0 -
50 terhadap garis vertikal dari kanan (atas) ke kiri (bawah). Daun tanaman karet merupakan
daun majemuk, dimana satu tangkai daun umumnya memiliki 3-5 anak daun. Tangkai daun
panjangnya 3-20 cm, anak daun eliptis memanjang dengan ujung runcing, tepi rata dan
gundul. Daun tumbuh pada buku-buku membentuk karangan daun yang disebut payung.
Termasuk tanaman decidious, menggugurkan daunnya pada musim kering. Bunga tersusun
dalam rangkaian (malai) berbentuk seperti kerucut. Termasuk tanaman monoceous (bunga
jantan dan betina letaknya terpisah dalam satu malai), bunga jantan terletak di bagian
bawah/pangkal dari cabang-cabang malai sedangkan bunga betina terletak di ujung malai.
Bunga betina memiliki 3 bakal buah yang beruang 3 dengan kepala putik yang duduk, bunga
jantan memiliki 10 benang sari yang bersatu membentuk tiang, serbuk sari lengket, kecil
dengan diameter 25-30 mikron. Buah karet mempunyai garis tengah antara 3-5 cm, dengan
bagian ruang yang berbentuk setengah bola; biji besar, berbercak/bernoda (khas dan
beracun). Masak buah yang normal sekitar 5 bulan, buah masak pecah dengan kuat
menurut ruang. [3]
Karakterisasi pertumbuhan tanaman karet[sunting | sunting sumber]
Kondisi geografis[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet
adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LS. Bila di tanam di luar zone tersebut, sehingga
memulai pertumbuhannya pun lebih lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih
lambat [4]. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus
dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan
arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal lateks. Memang, tanaman karet tergolong mudah diusahakan. Apalagi kondisi
Negara Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari
Daratan Amerika Tropis, sekitar Brazil. Hampir di semua daerah di Indonesia, termasuk
daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan menghasilkan lateks.
Karena itu, banyak rakyat yang berlomba-lomba membuka tanahnya untuk dijadikan
perkebunan karet. Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7-3 juta hektar. Ini
merupakan lahan karet yang terluas di dunia. Perkebunan karet yang besar banyak
diusahakan oleh pemerintah serta swasta. Sedangkan perkebunan-perkebunan karet dalam
skala kecil pada umumnya dimiliki oleh rakyat.[5]
Tanaman karet banyak ditanam pada ketinggian 0-500 m dpl, dengan ketinggian optimum 0-
200 m; semakin tinggi tempat penanaman pertumbuhan lambat sehingga saat buka sadap
menjadi tertunda. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara ketinggian tempat dengan
rata-rata umur buka sadap adalah sebagai berikut:
(a) 0-200 m dpl; < 6 tahun
(b) 200-400 m dpl; 7 tahun
(c) 400-600 m dpl; 7,5 tahun
(d) 600-800 m dpl; 8,6 tahun
(e) 800-1000 m dpl; 10,2 tahun [3]
Tanaman karet tumbuh baik pada lintang 6o LU - 6o LS, namun masih bisa tumbuh baik pada
lintang 10o LU - 10o LS. Membutuhkan daerah panas dan lembab dengan suhu yang
dikehendaki antara 24o - 28o C. Curah hujan tidak kurang dari 1500-2000 mm/th, yang
terdistribusi merata sepanjang tahun; paling baik curah hujan 2500-3000 mm/th dengan 100-
150 hari hujan. [3]
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan kemiringan tanah kurang
dari 10%. Kedalaman efektif lebih dari 100 cm, tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat
berpasir, pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0, dengan drainase tanah sedang. [3]
Waktu[sunting | sunting sumber]
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas
penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai
payung daun terakhir yang sudah tua. Bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan
ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit
yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman
dilakukan guna mengganti bibit yang tidak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di
media tanam. [6]
Pemanenan[sunting | sunting sumber]
Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang
kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan
akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah "habis" dan luka tertutup oleh
lateks yang membeku.[7]
Penyadapan[sunting | sunting sumber]
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai
apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat
ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap
sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan
tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6
tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya [8].
Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur
26 tahun produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan
kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka
diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum
kambium.[9]
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V.
Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu
dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang arah miring ke
bawah. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks
akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok
aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan
sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang
ditampung dengan wadah.[10]
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel
Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila
hari semakin siang Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah
cukup terang. [11]
Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1
hektar sudah mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1
hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3
hari. [12]
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni)
dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara
otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu
waktu tersebut di atas tiba. [10]
Penemuan[sunting | sunting sumber]
Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan lateks yang
dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil. Ketika karet dibawa ke Inggris, dia diamati
bahwa benda tersebut dapat menghapus tanda pensil di atas kertas. Ini adalah awal
penamaan rubber dalam bahasa Inggris.
Di tempat asalnya, di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, karet telah dikumpulkan sejak
lama. Peradaban Mesoamerika menggunakan karet dari Castilla elastica. Orang Amerika
Tengah kuno menggunakan bola karet dalam permainan mereka (lihat: permainan bola
Mesoamerika). Menurut Bernal Diaz del Castillo, Conquistador Spanyol sangat kagum
terhadap pantulan bola karet orang Aztek dan mengira bahwa bola tersebut dirasuki roh
setan.
Di Brasil orang lokal membuat baju tahan air dari karet. Sebuah cerita menyatakan bahwa
orang Eropa pertama yang kembali ke Portugal dari Brasil dengan membawa baju anti-air
tersebut menyebabkan orang-orang terkejut sehingga ia dibawa ke pengadilan atas tuduhan
melakukan ilmu gaib.
Manfaat[sunting | sunting sumber]
Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya
Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya
gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.
Komoditas[sunting | sunting sumber]
Karet merupakan salah satu komoditas terbesar Indonesia setelah minyak kelapa sawit, dan
85% produksinya dilakukan oleh petani kecil. Karet terdiri dari polimer senyawa organik
isoprena, senyawa organik lainnya dan air.[13] Kebanyakan karet komersial berasal dari getah
pohon para karet (para rubber tree) atau Hevea brasiliensis.
Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk
pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan
produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini - kira-kira 80% - diproduksi
oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran
yang kecil dalam industri karet domestik. Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari
provinsi-provinsi berikut:
1. Sumatra Selatan
2. Sumatra Utara
3. Riau
4. Jambi
5. Kalimantan Barat [14]
Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade
terakhir. Di tahun 2015, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,65 juta hektar.
Karena prospek industri karet positif, telah ada peralihan dari perkebunan-perkebunan
komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit dan
karet. Jumlah perkebunan karet milik petani kecil telah meningkat, sementara perkebunan
Pemerintah dan swasta telah agak berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus ke
kelapa sawit. [14]
Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia diekspor. Hampir setengah dari karet yang
diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh negara-negara di Amerika
Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah
Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil.
Konsumsi karet domestik kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia
(terutama sektor otomotif).[14]
Di Jawa Barat sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat [15], tahun
2018, produksi karet oleh perkebunan rakyat sebanyak 4734 ton dengan luas area 16.055
hektar. Produksi karet oleh perkebunan besar swasta adalah 14.388 ton dengan luas areal
21.526 hektar. Untuk produksi karet oleh perkebunan besar negara adalah sebesar 17.345
ton dengan luas areal 24.834 hektar.
Dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia
memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini ikut disebabkan oleh fakta bahwa
usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua dikombinasikan dengan
kemampian investasi yang rendah dari para petani kecil, sehingga mengurangi hasil panen.
Sementara Thailand memproduksi 1.800 kilogram (kg) karet per hektar per tahun, Indonesia
hanya berhasil memproduksi 1.080 kg/ha. Baik Vietnam (1.720 kg/ha) maupun Malaysia
(1.510 kg/ha) memiliki produktivitas karet yang lebih tinggi. [14]
Plastik
Plastik
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya
dapat dipastikan. Mohon bantu kami untuk mengembangkan artikel
ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya.
Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Plastik" – berita · surat
kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Maret 2019) (Pelajari cara dan kapan
saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal
karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tetapi paling umum dengan melihat tulang-
belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi
lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk
banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon
saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat
komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup
molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian
dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer).
Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di
kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac")
sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose")
dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).
Daftar isi
1Sejarah
2Jenis plastik
3Proses manufaktur plastik
4Sifat polimer konduktif
5Industri
6Sekilas
7Referensi
8Pranala luar
9Lihat pula
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Sejarah plastik di muka bumi ini diawali oleh Alexander Parkes yang pertama kali
memperkenalkan plastik pada sebuah eksibisi internasional di London, Inggris pada tahun 1862.
Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes
mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga
yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa Parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu
dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena
mahalnya bahan baku yang digunakan. Kemudian pada tahun 1907 bahan sintetis pertama
buatan manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia dari New York, Leo Baekeland. Dirinya
mengembangkan resin cair yang diberi nama Bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak
meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini
terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya
seperti kayu lunak.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak
sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu Polyvinylidene Chloride atau populer dengan
sebutan Saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan
diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat
melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran
sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan
tersebut terjaga. Kemudian di tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W.
Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory
menemukan Polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia.
Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai
pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar. Pada tahun 1940 penggunaan
polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau
sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik inilah yang menjadi semakin populer, dan saat ini
digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer
untuk menyimpan makanan.
Berawal dari pembungkus roti, penggunaan plastik secara massal dimulai pada
tahun 1974 ketika perusahaan-perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears, Jordan
Marsh, yang mulai menggunakan kantong plastik sebagai alternatif kantong kertas. Pada
tahun 1977 kantong plastik mulai dipergunakan di toko-toko kelontong di Amerika Serikat
dan Kanada.
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-
20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada
tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada
tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai
60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, sementara di India hanya
2 kg/orang/tahun.[1]
Sifat fisikanya
o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan
proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC)
o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin
epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
Kinerja dan penggunaanya
o Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas
Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman
o Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
Sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o Plastik teknik khusus
Temperatur operasi di atas 150 °C
Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
o 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
o 5 ~ 11 Cair (bensin)
o 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
o 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
o 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
o 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
Berdasarkan sumbernya
o Polimer alami: kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
o Polimer sintetis:
Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya
dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Blow molding
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara
kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan polimer terkonjugasi
sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. cara pemanasan
2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda. Katalis Ti(O-n-C 4H9)4-
(C2H5)3Al.
150 100
100 92,5
50 67,6
18 40,7
0 21,4
-18 4,6
-78 1,9
Industri[sunting | sunting sumber]
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polietilena, polipropilena, polivinil klorida, polietilena tereftalat, polistirena,
dan polikarbonat. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan
ketahanan panas, cahaya, dan kimia.
Sekilas[sunting | sunting sumber]
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri
dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan
polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa
abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang
ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan
penting dalam proses biologi.
o Keramik
Keramik
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Vas porselin Cina (Dinasti Qing) abad ke-18.
Daftar isi
1Klasifikasi keramik
o 1.1Keramik tradisional
o 1.2Keramik halus
2Sifat Keramik
3Lihat pula
Simulasi lapisan permukaan luar pesawat ulang alik saat memasuki atmosfer bumi, yang memanas hingga
temperatur 1500 °C
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle
atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah,
gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik
bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak
berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200
C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang.
o Gelas
Kaca
(Dialihkan dari Gelas)
Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi, dan struktur amorf.
[1]
Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan yang beraturan, seperti kristal, atau
biasa disebut gelas.[1] Kaca kebanyakan dibuat dari silika (SiO2), campuran batu pasir
dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan tilik leleh yang tidak terlalu tinggi, untuk
kemudian dicampur lagi dengan bahan stabilisator supaya kuat.[1]
Kaca jendela, lampu, dan botol, tergolong sebagai kaca sodalime yang terbuat
dari silika (SiO2), fluks soda, (Na2O) dan stabilisator lime atau tanah liat kapur (CaO)
dengan magnesia MgO yang sedikit dicampur dengan alumina (Al2O2).[1] Jenis kaca yang tahan
panas adalah kaca borosilikat.[1] Kaca ini terbuat dari silika, boron
oksida (B2O3), alumina dan soda mempunyai titik leleh yang tinggi dan tidak mudah pecah jika
dipanaskan.[1] Penyebabnya adalah koefisien muatnya amat kecil.[1] Kaca seperti ini biasa
disebut pireks.[1] Kaca silika yang dileburkan atau kuarsa yang melebur sendiri, dan
99,9% silika mempunyai titik leleh sebesar 1.580 °C, koefisien muat yang rendah,
tembus radiasi ultraungu dan inframerah.[1]
Warna hijau pada kaca berfungsi untuk menunjukkan adanya ionfero.[1] Warna ini dapat
dihilangkan dengan menambahkan natrium nitrat atau mangaan dioksida pada tahap
pembuatan.[1] Untuk membuat kaca berwarna biru kita dapat menggunakan kobalt oksida, ungu
dengan mangaan oksida, juga merah emas atau selen, kuning dengan uranium oksida atau
petak, cokelat dengan ionfero, hitam dengan iridium oksida atau campuran yang oksida lain
(kobalt, besi nikel dan mangaan).[1] Kaca susu diciptakan dari salah satu atau hasil campuran
dari kalsium fluorida, arsen trioksida, aluminium oksida, seng oksida, dan kalsium fosfat.[1] Kaca
aman adalah kaca yang tahan terhadap benturan. [1] Kaca ini terbuat dari dua lapis kaca yang
direkatkan satu sama lainnya menggunakan lapisan tipis dari seluosa asetat atau
bahan plastik lainnya.[1]
Daftar isi
o 1.1Kaca las
o 1.2Kacamata
o 1.3Peralatan optik
2Referensi
Kaca ini berfungsi untuk melindungi area wajah ketika seseorang sedang mengelas. [1] Terutama
pada kegiatan pengelasan listrik.[1] Secara keseluruhan kacanya berwarna gelap, karena kaca ini
harus dapat mengabsorbsi semua sinar inframerah, ultraungu, sebagian besar sinar lainnya
yang dapat menyebabkan penyilauan.[1] Dalam melindungi kaca gelap dari percikan api las,
terdapat kaca pelindung yang bening yang dipasang di bagian luar kaca. [1] Untuk las listrik, alat
ini menjadi bagian dari topeng las atau helm las.[1]
Kacamata[sunting | sunting sumber]
Adalah alat optik yang dikenakan pada area depan mata, yang berfungsi sebagai lensa dan
membantu perbaikan pada kelainan-kelainan refraksi mata.[1] Kelainan tersebut terjadi karena
daya pembiasan mata yang kurang, dengan bola mata yang lebih pendek, atau pembiasan mata
yang terlalu kuat, dengan bola mata yang lebih panjang. [1] Kacamata dapat dibedakan dari
beberapa jenisnya, yaitu kacamata dengan lensa cembung (positif untuk penderita rabun dekat
(hipermetropi), kacamata dengan lensa cekung (negatif) untuk penderita rabun jauh (miopi).
[1]
Pengguna kacamata yang berusia di atas 10 tahun, memerlukan kacamata bifokus.
[1]
Kacamata bifokus ialah kacamata berlensa ganda, dengan lensa atas untuk melihat jauh, dan
lensa bawah untuk melihat dekat.[1]
Peralatan optik[sunting | sunting sumber]
Kaca secara meluas banyak dipakai karena komposisinya yang bersifat transparan dan dapat
ditembus cahaya.[2] Sifat dari polikristalin secara bertentangan tidak memiliki kemampuan untuk
menghantarkan cahaya. Kristal secara terpisah mungkin transparan, tetapi butiran-butiran
pembatas dari kristal tersebut mampu merefleksikan atau memencarkan cahaya dan
menghasilkan refleksi yang menyebar. Kaca tidak mengandung bagian internal yang berasosiasi
dengan butiran pembatas pada polikristal dan tidak mampu memencarkan cahaya sebagaimana
polikrisalin. Permukaan kaca seringkali lembut karena semenjak tahap pembentukannya,
molekul dari cairan yang didinginkan tidak dipaksa untuk membuang kristal dengan kondisi
geometris yang kasar dan dapat mengikuti tekanan permukaan, yang menyebabkan
permukaannya secara mikroskopis lembut. Bahan-bahan ini, yang membuat kebeningan kaca
dapat bertahan meskipun beberapa bagian dari kaca dapat menyerap cahaya. [3]
o Semen portland
Semen Portland
(Dialihkan dari Semen portland)
Daftar isi
1Sejarah
2Komposisi
3Pembuatan
4Pembuangan atau pengolahan limbah
5Lihat pula
6Referensi
7Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Beton segar
Semen Portland dikembangkan dari semen alami yang dibuat di Britania Raya yang dimulai
pada pertengahan abad ke-18. Namanya berasal dari kesamaannya dengan batu Portland,
sejenis batu bangunan yang digali di Pulau Portland di Dorset, Inggris.[3]
Pengembangan semen Portland modern (kadang-kadang disebut semen Portland biasa atau
biasa) dimulai pada tahun 1756, ketika John Smeaton bereksperimen dengan kombinasi
berbagai batu gamping dan aditif, termasuk tras dan pozzolana, yang berhubungan untuk
pembangunan terencana sebuah mercusuar, [4] Sekarang dikenal sebagai Menara Smeaton.
Pada akhir abad ke 18, semen Romawi dikembangkan dan dipatenkan pada 1796 oleh James
Parker;[5] Semen Romawi dengan cepat menjadi populer, namun sebagian besar digantikan oleh
semen Portland pada tahun 1850-an.[4] Pada tahun 1811, James Frost memproduksi semen
yang ia sebut semen Britania.[5] James Frost dilaporkan telah mendirikan pabrik pembuatan
semen buatan tahun 1826.[6] Pada tahun 1843, putra Aspdin William memperbaiki semen
mereka, yang pada awalnya disebut 'semen Portland Paten', meskipun ia tidak memiliki hak
paten. Pada tahun 1818, insinyur Prancis Louis Vicat menemukan kapur hidrolik buatan yang
dianggap sebagai 'pelopor utama'[4] semen Portland dan, '... Edgar Dobbs dari Southwark
mempatenkan semen jenis ini pada tahun 1811'. [4] Semen Portland digunakan oleh Joseph
Aspdin dalam paten semennya tahun 1824[3] karena kemiripan semen dengan batu Portland.
Nama 'semen Portland' juga tercatat dalam sebuah direktori yang diterbitkan pada tahun 1823
yang terkait dengan William Lockwood, Dave Stewart, dan mungkin yang lainnya. [7] Namun,
semen Aspdin tidak seperti semen Portland modern, namun merupakan langkah awal dalam
pengembangan semen Portland modern, yang disebut 'semen proto-Portland'. [4]
Komposisi[sunting | sunting sumber]
ASTM C150[2] mendefinisikan semen Portland sebagai 'semen hidrolik (semen yang tidak hanya
mengeras dengan bereaksi dengan air tetapi juga membentuk produk tahan air) yang dihasilkan
oleh klinker penghancur yang pada dasarnya terdiri dari kalsium silikat hidrolik, biasanya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai penambahan antar tanah'. [13] Standar
Eropa EN 197-1 menggunakan definisi ini:
Klinker semen Portland adalah material hidrolik yang terdiri dari paling sedikit dua pertiga
massa kalsium silikat, (3 CaO·SiO2, dan 2 CaO·SiO2), sisanya terdiri dari fasa klinker mengandung-
aluminium dan besi serta senyawa lain. Rasio CaO terhadap SiO2 tidak boleh kurang dari 2.0.
Kandungan magnesium oksida (MgO tidak boleh melebihi 5,0% massa.
(Dua persyaratan terakhir sudah ditetapkan di Standar Jerman, dikeluarkan pada tahun 1909).
Klinker membentuk lebih dari 90% semen, bersama dengan jumlah terbatas kalsium sulfat (yang
mengendalikan waktu yang ditentukan), dan sampai 5% unsur penyusun kecil (pengisi) sesuai
dengan berbagai standar. Klinker adalah nodul (diameter, 0.2–1.0 inch [5–25 mm]) dari bahan
sinter yang diproduksi bila campuran mentah komposisi yang telah ditentukan dipanaskan
sampai suhu tinggi. Reaksi kimia kunci yang mendefinisikan semen Portland dari limau hidrolik
lainnya terjadi pada suhu tinggi ini (>1300 °C (2370 °F)) dan adalah ketika belit (Ca2SiO4)
dikombinasikan dengan kalsium oksida (CaO) untuk membentuk alit (Ca3SiO5).[14]
Pembuatan[sunting | sunting sumber]
Klinker semen Portland dibuat dengan pemanasan, dalam tanur semen, campuran bahan
mentah sampai suhu kalsinasi di atas 600 °C (1112 °F) dan kemudian suhu fusi, yaitu sekitar
1450 °C (2640 °F) untuk semen modern, untuk melengketkan bahan ke dalam klinker. Bahan
dalam klinker semen adalah alit, belit, tri-kalsium aluminat, dan tetra-kalsium alumino ferit.
Aluminium, besi, dan magnesium oksida hadir sebagai fluks yang memungkinkan kalsium silikat
terbentuk pada suhu yang lebih rendah,[15] dan sedikit memberi kontribusi pada kekuatan. Untuk
semen khusus, seperti tipe Low Heat (LH) dan Sulfate Resistant (SR), perlu untuk membatasi
jumlah trikalsium aluminat, (3 CaO·Al2O3) terbentuk. Bahan baku utama untuk pembuatan klinker
biasanya batu kapur (CaCO3) dicampur dengan bahan kedua yang mengandung tanah liat
sebagai sumber alumino-silikat. Biasanya, batu kapur tidak murni yang mengandung tanah liat
atau SiO2 digunakan. Kandungan CaCO3 pada batu kapur tersebut dapat serendah 80%. Bahan
baku sekunder (bahan dalam campuran mentah selain batu kapur) bergantung pada kemurnian
batu kapur. Beberapa bahan yang digunakan adalah tanah liat, serpih, pasir, bijih
besi, bauksit, abu terbang, dan terak. Ketika tanur semen dibakar oleh batu bara, abu batubara
bertindak sebagai bahan baku sekunder.
Karena suhu tinggi di dalam tanur semen, dikombinasikan dengan atmosfer yang mengoksidasi
(kaya oksigen) dan waktu tinggal yang lama, tanur semen digunakan sebagai pilihan pengolahan
untuk berbagai jenis aliran limbah: memang, mereka secara efisien menghancurkan banyak
senyawa organik berbahaya. Aliran limbah juga sering mengandung bahan mudah terbakar yang
memungkinkan penggantian sebagian bahan bakar fosil yang biasanya digunakan dalam proses
pembuatannya.
Bahan limbah yang digunakan dalam tanur semen sebagai bahan pelengkap bahan bakar: [16]
Ban mobil dan truk – sabuk baja mudah ditoleransi dalam tanur
Cat lumpur dari industri mobil
Limbah pelarut dan pelumas
Daging dan tepung tulang – limbah rumah potong karena kekhawatiran kontaminasi
oksigen encephalopathy bovine
Limbah plastik
Limbah lumpur
Lambung beras
Limbah Tebu
Rel kayu yang telah digunakan
Spent cell liner dari industri peleburan aluminium (disebut juga spent pot liner)
Pembuatan semen Portland juga memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan dari
penggunaan produk sampingan industri dari aliran limbah. [17] Ini termasuk khususnya:
Terak
Abu terbang (dari pembangkit listrik)
Asap silika (dari pabrik baja)
Gipsum sintetik (dari desulfurisasi)
o Batu
Batu
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk hal lainnya, lihat Batu (disambiguasi).
Batuan yang terletak di taman Garden of the Gods di Colorado Springs, Colorado, AS.
Dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak) adalah benda padat atau solid yang tebuat
secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari
batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Penelitian ilmiah mengenai batu-batuan disebut dengan istilah petrologi,
dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi.
Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada fondasi bangunan untuk bangunan dengan
ketinggian kurang dari 10 meter, Batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam.
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur
partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini mengklasifikasikan batuan
menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel
yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan ke batuan yang lain digambarkan
oleh model geologi.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan
Batuan lepasan yang dapat kita temui di pinggir sungai.
Batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu
dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
1. batuan beku
2. batuan sedimen
3. batuna metamorf.
Batuan beku adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batuan sedimen terbentuk dari
endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu dari dua
cara yang disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-
kasus di mana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batuan, hasil ini dikenali
sebagai fosil.
o Tekstil
Tekstil
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Sutra
Sutra
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat sutra atau sutera dan Sutra (disambiguasi).
Bermacam-macam kain sutra.
"Sutra liar" dihasilkan oleh ulat selain ulat sutra murbei dan dapat pula diolah. Berbagai sutra liar
dikenali dan digunakan di Cina, Asia Selatan, dan Eropa sejak dahulu, tetapi skala produksinya
selalu jauh lebih kecil daripada sutra ternakan. Sutra liar berbeda dari sutra ternakan dari segi
warna dan tekstur, serta kepompong liar yang dikumpulkan biasanya sudah dirusak
oleh ngengat yang keluar sebelum kepompong tersebut diambil, sehingga benang sutra yang
membentuk kepompong itu sudah terputus menjadi pendek. Ulat sutra ternakan dibunuh dengan
dicelup ke dalam air mendidih sebelum keluarnya ngengat dewasa, atau ditusuk dengan jarum,
sehingga seluruh kepompong dapat diurai menjadi sehelai benang yang tak terputus. Ini
membuat sutra bisa ditenun menjadi kain yang lebih kuat. Sutra liar biasanya juga lebih sukar
dicelup warna daripada sutra ternakan.
Empat jenis ngengat sutra ternakan yang terpenting.
Sutra juga dihasilkan oleh beberapa jenis serangga lain, tetapi hanya jenis sutra dari ulat sutra
yang digunakan untuk pembuatan tekstil. Pernah juga dijalankan kajian terhadap sutra-sutra lain
yang menampakkan perbedaan dari aspek molekul. Sutra dihasilkan terutama
oleh larva serangga yang bermetamorfosis lengkap, tetapi juga dihasilkan oleh beberapa
serangga dewasa seperti Embioptera. Produksi sutra juga kerap dijumpai khususnya pada
serangga ordo hymenoptera (lebah, tabuhan, dan semut), dan kadang kala digunakan untuk
membuat sarang. Jenis-jenis arthropoda yang lain juga menghasilkan sutra,
terutama arachnida seperti laba-laba. Untuk kain sutra dari jaring laba-laba atau disebut Qmonos
(sarang laba-laba dalam bahasa Jepang) diklaim memiliki kekuatan tiga kali lebih kuat dari
Kevlar (bahan yang biasa digunakan untuk rompi anti peluru) serta lima kali lebih kuat dari baja.
Katun
Kapas
(Dialihkan dari Katun)
Daftar isi
1Sumber utama
2Produksi
3Kegunaan
4Lihat pula
5Catatan
6Referensi dan bacaan lebih lanjut
7Pranala luar
Produksi[sunting | sunting sumber]
Panen kapas di Texas.
Kegunaan[sunting | sunting sumber]
Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan, saringan kopi,
tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang
dollar AS modern.
Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga
kebanyakan T-shirt.
Wol
Wol
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Wol panjang dan pendek di Pusat Penelitian Pertanian Keluarga South Central di Boonesville, Arkansas,
AS
Wol adalah serat yang diperoleh dari rambut hewan dari keluarga Caprinae,
terutama domba dan kambing, tetapi bisa juga berasal dari rambut mamalia lainnya
seperti alpaca bisa juga disebut wol. Artikel ini membahas tentang wol yang diproduksi
dari domba domestik.
Domba domestik
Pengguntingan rambut domba
Dalam mitologi
Golden Fleece
Proses
Canvas work
Merajut
Memintal
Menenun
Produk olahan lanjut
Tweed
Benang wol
Worsted
Organisasi wol
Alpaca wool
Angora wool
Steel wool
o Biomaterial
Kulit
Tulang
Kertas
Kayu
o Komposit
Material komposit
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa
Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan
penerjemahan Wikipedia.
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah
dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal.
Daftar isi
1Bahan komposit
2Keunggulan bahan komposit
3Aplikasi bahan komposit
4Contoh material komposit
5Referensi
6Lihat pula
7Pranala luar
Engineered wood
o Plywood
o Oriented strand board
o Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
o Pykrete (sawdust in ice matrix)
Fiberglass
Serat kaca
(Dialihkan dari Fiberglass)
Beton
Beton
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini mengenai bahan bangunan. Untuk istilah filosofi, lihat Konkrit (filosofi).
Menaruh sebuah lantai beton untuk bangunan komersial
Daftar isi
1Sejarah
2Kelebihan dan Kekurangan Beton
3Sifat beton
4Sumber
5Lihat pula
6Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya
telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan
campuran kapur, pozzolan, dan batu apung, bangsa Romawi banyak membangun
infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan lain-lain. Di Indonesia penggunaan
yang serupa bisa dilihat pada beberapa bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di
Aceh yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa
kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan sebelumnya bahwa
dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton.
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan awal era
beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-
prinsip konstruksi dengan meninjau kelembapan bahan beton terhadap taruknya. Pada
tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen
untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman
dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya
yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan
mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab
tanpa balok tahun 1906.
Metaloid
o Semi-konduktor
Semikonduktor
(Dialihkan dari Semi-konduktor)
Daftar isi
1Doping Semikonduktor
3Lihat pula
o 3.1Bidang terkait
o 3.2Sub-bidang
o 3.3Konsep
4Referensi
5Pranala luar
Conduction band
Effective mass
Electron hole
Exciton
Quantum tunneling
Valence band
Referensi[sunting | sunting sumber]
. ISBN 1-86094-349-7. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
. ISBN 0-7167-4345-0. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
. ISBN 0-13-046404-X. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)