Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN GIZI ATLET PUSAT PENDIDIKAN LATIHAN PELAJAR

SULAWESI SELATAN TAHUN 2020

Siti Safira Azzahra (Email sitisafiraazzahra1@gmail.com)


Andi Atssam Mappanyukki, S.Or., M.Kes (Email andi.atssam@unm.ac.id)
Dr. Arimbi, S.Or., M.Pd (Email arimbi@unm.ac.id)

Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Siti Safira Azzahra. 2020. Manajemen Gizi Atlet Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Sulawesi
Selatan Tahun 2020 (dibimbing oleh Andi Atssam Mappanyukki dan Arimbi).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban atas permasalahan Bagaimana
manajemen gizi atlet Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Sulawesi Selatan Tahun 2020.
Populasi dan sampel adalah pengelola PPLP, Juru masak dan Atlet PPLP Sulawesi Selatan
dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu 39 orang. Teknik analisis data
dengan analisis Analisis Deskriptif, uji normalitas, analisis hasil survei dan melakukan
kategorik data dengan menggunakan fasilitas komputer melalui program SPSS versi 20
dengan taraf signifikan 95% atau 0,05. Hasil dari penelitian manajemen gizi atlet yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi secara analitik
tidak dapat disimpulkan tetapi secara angka statistik dapat disimpulkan bahwa manajemen
gizi atlet dapat di katakan dalam kategori baik. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa
manajemen gizi atlet Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Sulawesi Selatan Tahun 2020, baik
dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi belum
sepenuhnya berjalan dengan baik.

Kata Kunci : manajemen, gizi atlet, pusat pendidikan latihan pelajar sulawesi selatan.

1
PENDAHULUAN Selain di Sulawesi Selatan PPLP juga
Dalam lingkup pembinaan olahraga, dikembangkan di 32 provinsi lainnya,yaitu
berbagai ilmu mendukung tercapainya : Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan
prestasi, seperti psikologi, anatomi, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera
fisiologi, pendidikan, kesehatan olahraga, Selatan, Lampung, Bengkulu, Bangka
ilmu gizi dan lainnya. Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta,
Jawa Tengah, Daerah Istimewah
Dalam upaya meningkatkan prestasi
Yogyakarta, Bali, Jawa Timur, Nusa
olahraga, pemerintah mendirikan pusat
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
pendidikan untuk mengumpulkan bibit-
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
bibit atlet berprestasi nantinya. Adapun
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
pusat pendidikan itu adalah Pusat
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP), Pusat
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,
Pembinaan Latiahan Mahasiswa (PPLM)
Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku
dan Sekolah Khusus OLahraga (SKO).
Utara, Papua dan Papua Barat.
PPLP sebagai wadah penggembengan
PPLP Sulawesi Selatan terdiri dari 7
olahragawan pelajar, merupakan amanat
cabang olahraga, yaitu : Pencak Silat,
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005
Atletik, Dayung, Karate, Sepak Takraw,
tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Tinju dan Anggar.
dalam menciptakan bibit-bibit prestasi
olahraga yang membanggakan. PPLP Adapun Prestasi yang di dapatkan dari
merupakan wahana strategis dalam kejurnas antar PPLP 2 tahun terakhir yaitu
pembibitan dan pemanduan bakat olahraga sebagai berikut :
yang mutlak diperlukan guna
Tabel 1.1
memperkokoh sistem olahraga nasional.
Prestasi atlet PPLP tahun
Melalui PPLP dipersiapkan olahragawan-
2018-2019
olahragawan yunior yang secara fisik dan
Caba 2018 2019
mental mampu menggantikan dan/atau
ng E E
meneruskan perjuangan para olahragawan Per Peru Per Peru
Olah ma ma
senior dalam mengibarkan Sang Merah ak nggu ak nggu
raga s s
Putih pada kejuaraan internasional.
Penc
2 0 0 1 0 0
ak

2
Silat untuk penyediaan energi tubuh pada saat
Atlet seorang atlet melakukan berbagai aktivitas
- - - 0 0 2
ik fisik, misalnya pada saat latihan (training),
Day bertanding dan saat pemulihan, baik
0 1 1 0 1 0
ung setelah latihan maupun setelah bertanding.
Kara Nutrisi juga dibutuhkan untuk
1 2 2 3 4 2
te memperbaiki atau mengganti sel tubuh
Sepa yang rusak.
k
1 0 3 0 2 1 Gizi dalam olahraga tidak boleh menjadi
Takr
bagian yang dipisahkan dalam mendukung
aw
performa atlet saat latihan maupun
Tinj
1 3 3 1 1 3 bertanding. Gizi harus menjadi bagian
u
yang tidak terpisahkan karena gizi yang
Ang
- - - 0 0 0 baik akan membuat tubuh mampu
gar
melakukan aktivitas yang baik pula karena
Sumber : Dispora 2019
tersedianya energi untuk mendukung
Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa gerakan tersebut. Selanjutnya gizi yang
prestasi atlet PPLP mengalami penurunan. baik akan membuat energi tersedia sebagai
Karena penurunan prestasi inilah sehingga sumber bahan bakar dalam melakukan
peneliti mencari sebab penurunan prestasi berbagai gerakan olahraga.
dari segi asupan makanan/gizinya. Karena
Gizi memegang peranan yang sangat
asupan makanan tak dipandang sebagai hal
penting bagi atlet dalam mencapai
yang teknis, padahal pemberian asupan
performa terbaiknya. Oleh karena itu perlu
makanan yang tepat dan baik secara
upaya untuk menjaga kebugaran atlet
kualitas maupun kuantitas dapat
dengan pemenuhan gizi terbaik saat
menghasilkan kondisi fisik serta performa
latihan.
atlet yang maksimal.
Kekurangan asupan nutrisi dapat
Arimbi, dkk (2018) menjelaskan
mengganggu kesehatan, mood, dan proses
bahwa nutrisi yang tetap merupakan dasar
latihan atlet itu sendiri. Akhirnya performa
utama bagi penampilan prima seorang atlet
atlet menurun sehingga mempengaruhi
pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini
prestasinya. Penyebab dari itu semua
dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh,
3
adalah karena kurang di siplinnya atlet Controling”. Sedangkan menurut John F.
dalam mengatur jam makan, jenis Mee ialah “Planning, Organizing,
makanan yang disediakan tidak sesuai Motivating dan Controlling”. Selain itu
dengan selera atlet, serta kurang menurut Louis A. Allen ialah “Leading,
terkontrolnya jam istirahat atlet sehingga Planning, Organizing, dan Controling”.
dampak yang ditimbulkan adalah Dan menurut MC. Namara ialah
perubahan suasana hati/mood sebelum dan “Planning, Programming, Budgeting, dan
pada saat proses latihan, letih dan lesu. System”.
Oleh karena itu perlu manajemen atau Pendapat yang beragam mengenai
pengaturan gizi atlet yang lebih baik, fungsi manajemen di atas menunjukkan
karena manajemen yang lebih baik maka banyaknya aspek yang di kerjakan dalam
akan meningkatkan performa atlet pada manajemen. Dari pendapat di atas, terlihat
saat latihan dan bertanding. adanya beberapa aspek utama, yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuacting),
pengawasan (controlling) dan evaluasi.
KAJIAN TEORI
Definisi Manajemen dan Fungsinya
Manajemen menurut G.R. Terry Gizi
(2010) mengemukakan bahwa Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu
“Manajemen merupakan suatu proses khas “Ghidza” yang berarti zat makanan, dan
yang terdiri atas tindakan-tindakan dalam bahasa inggris dikenal istilah
perencanaan, Pengorganisasian, nutrition yang berarti bahan makanan atau
penggerakan/pelaksanaan, dan zat gizi. Gizi adalah suatu proses
pengendalian untuk menentukan serta penggunaan makanan yang dikonsumsi
mencapai tujuan melalui pemanfaatan secara normal oleh suatu organisme
sumber daya manusia dan sumber daya melalui proses digesti, absorbsi,
lainnya”. transportasi, penyimpanan, metabolisme
Adapun fungsi-fungsi manajemen dan pengeluaran zat-zat yang tidak
yang dikemukakan oleh para ahli yang digunakan untuk mempertahankan
dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2012) kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
diantaranya menurut G.R. Terry ialah normal dari organ-organ, serta
“Planning, Organizing, Actuating dan menghasilkan energi.

4
Adapun zat-zat gizi yang sehat dan bugar serta pelatih olahraga
menunjang prestasi atlet adalah prestasi agar mampu mengoptimalkan
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, pengembangan prestasi atletnya.
mineral dan air. Penggolongan lain
Ichsan (2018) kalori total yang
mengelompokkan menjadi zat gizi makro
dianjurkan dalam sehari berasal dari
dan mikro.
karbohidrat 55%-67% dari kebutuhan total
Dalam lingkup pembinaan kalori sehari, Lemak 20%-30% dari
olahraga, gizi bersama-sama dengan aspek kebutuhan kalori sehari dan Protein 13-
lainnya mendukung tercapainya prestasi 15% dari kebutuhan total kalori sehari.
sebab prestasi atlet ditentukan oleh
Atssam, dkk (2018)
kualitas latihan, sedangkan latihan yang
mengemukakan konsumsi makanan kurang
berkualitas dapat diperoleh apabila
di perhatikan kadar zat-zat gizi dapat
didukung berbagai penunjang seperti status
berakibat buruk bagi kesehatan dan
psikologi, anatomi tubuh atlet, fisiologi
kesegaran jasmani, sedangkan kekurangan
organ tubuh atlet, biomekanika yang
zat gizi akan menurunkan kecerdasan dan
terjadi dalam tubuh atlet, pendidikan dan
daya pikir seseorang. Hal ini menunjukkan
latihan atlet, lingkungan social, status
betapa rendahnya mutu kehidupan akibat
kesehatan dan status gizi atlet. Dengan
kekurangan gizi.
adanya gizi yang baik, maka akan tersedia
kecukupan energi untuk kinerja fisik yang a. Kebutuhan karbohidrat
bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran,
Karbohidrat merupakan nutrisi
pertumbuhan anak serta pembinaan
sumber energi utama pada waktu
prestasi olahraga.
melakukan olahraga berat. Jumlah
Pengetahuan akan gizi tidak hanya karbohidrat yang diperlukan berkisar
penting bagi seorang ahli gizi namun juga antara 55-67% dari total kalori sehari.
bagi masyarakat luas, termasuk atlet. Oleh Pemberian karbohidrat untuk atlet
karena dengan memahami hubungan bertujuan untuk membentuk glikogen otot
nutrisi, gaya hidup, self image, dan kinerja dan glikogen hati yang pada
fisik. Maka akan dapat membantu proses penguraiannya menghasilkan energy bagi
pertumbuhan anak-anak, Pembina, pelatih pembentukan ATP (Adenosin Tri
olahraga masyarakat untuk dapat Phosphat). Glikogen sebagai sumber
membantu masyarakat mencapai derajat utama energi pembentukan ATP terjadi
5
pada proses metabolisme anaerobik dan fungsinya, tubuh memerlukan lemak 0,5
proses aerobik intensitas tinggi. Jenis hingga 1 gram/kg BB/hari.
makanan sumber karbohidrat antara lain :
c. Kebutuhan protein
biji-bijian (beras, ketan, jagung), umbi-
umbian (ubi dan singong) dan tepung- Protein merupakan zat gizi yang
tepungan (roti, mie, pasta, macaroni, fungsi utamanya sebagai zat pembangun
bihun). dan pengganti jaringan yang rusak, sebagai
pembentuk hormon dan pembentuk enzim
b. Kebutuhan lemak
dan yang kemudian juga terlibat dalam
Lemak merupakan sumber energi berbagai proses metabolisme. Protein yang
kedua setelah karbohidrat. Lemak dikonsumsi setiap hari akan dicerna dan
merupakan energi utama bagi atlet pada dipecah dan sebagai hasil akhirnya adalah
saat melakukan olahraga daya tahan asam amino. Protein bagi atlet yang masih
(endurance) dalam waktu lama. Walaupun remaja sangat diperlukan untuk
lemak merupakan sumber energi utama, pertumbuhan dan pembentuk tubuh guna
tapi para atlet tidak dianjurkan untuk mencapai tinggi badan yang optimal. Atlet
mengkonsumsi lemak berlebihan. Karena sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi
energi lemak tidak dapat langsung sumber protein yang berasal dari hewani
dimanfaatkan untuk latihan maupun dan nabati. Protein asal hewani seperti
bertanding. Lemak terdapat dalam daging (dianjurkan daging yang tidak
makanan asal hewan sebagai lemak berlemak, ayam, ikan, telur dan susu.
hewani dan asal tumbuhan sebagai lemak Sumber protein nabati yang dianjurkan
nabati. Lemak hewani contohnya adalah : adalah tahu, tempe dan kacang-kacangan
keju, mentega, lemak daging (kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau).
(sapi/kambing). Contoh lemak nabati Kebutuhan protein yang dianjurkan 13-
adalah : minyak sawit, minyak kelapa, 15% dari total kalori.
margarine, minyak kedelai, minyak
d. Kebutuhan vitamin dan
kacang, dan minyak jagung.
mineral
Anjuran untuk seorang atlet dalam
Kebutuhan vitamin dan mineral
konsumsi lemak yaitu 20-30% total kalori.
akan meningkat sejalan dengan tingkat
Untuk memelihara keseimbangan
aktivitas. Atlet yang melakukan olahraga
berat akan memerlukan vitamin dan
6
mineral yang lebih banyak. Kebutuhan umumnya, atlet memerlukan makanan
vitamin beraneka ragam tergantung pada lebih banyak daripada yang bukan atlet,
fungsinya. Kecukupan vitamin dan mineral karena atlet melakukan kegiatan fisik yang
dari bahan alami sering sulit dipenuhi pada jauh lebih besar. Sehingga kebutuhan
anak-anak dan atlet karena pada umumnya energinya juga bertambah. Seorang atlet
tidak mudah mengkonsumsi sayuran dan sebaiknya mengetahui berapa kebutuhan
buah dalam jumlah besar, sehingga zat-zat gizi dalam sehari untuk dapat
diperlukan suplemen vitamin dan mineral. menjamin konsumsi yang mencukupi.
Selain itu, kebutuhan gizi para atlet dengan
e. Kebutuhan air
cabang olahraga yang berbeda juga harus
Secara normal kebutuhan air orang diperhatikan mengingat tiap cabang
dewasa yang beraktivitas fisik normal, olahraga memiliki tuntutan aktivitas fisik
membutuhkan air sebanyak 1500-2000 ml yang berbeda-beda.
atau kira-kira setara 8-10 gelas setiap hari.
Kebutuhan air diperoleh dari minum air,
dari makanan, dan dari cairan hasil PPLP
metabolisme.Kebutuhan air/cairan pada PPLP atau Pusat Pendidikan dan
waktu melakukan kegiatan olahraga, Latihan Olahraga Pelajar merupakan
sangat bergantung pada intensitas latihan, sekolah pembibitan olahraga nasional,
lama latihan dan kondisi lingkungan yang digunakan untuk mencari dan
tempat kegiatan olahraga (panas, sangat membina bakat olahraga pada usia
panas) dilakukan. sekolah. Setiap tahunnya diadakan
kejuaraan nasional antar PPLP yang
Upaya untuk memberikan makanan
diselenggarakan Kementrian Pemuda dan
yang sesuai dengan kebutuhan gizi
Olahraga. Kegiatan ini adalah bagian dari
terutama olahragawan perlu diperhatikan
sistem kompetisi olahraga pelajar secara
besar aktivitas dan waktu untuk masing-
nasional yang berjenjang dan
masing cabang olahraga. Pemberian
berkelanjutan. Tujuan dari kejuaraan
makanan yang tepat dilihat dari segi
nasional antar PPLP adalah sebagai
kuantitas dan kualitas dapat menghasilkan
puncak pembinaan prestasi olahraga
kondisi fisik yang optimal, serta
pelajar dan evaluasi terhadap perolehan
memberikan energi yang cukup bagi atlet
medali yang disumbangkan pada
selama menjalankan kegiatannya. Pada

7
kejuaraan-kejuaraan baik di tingkat daerah, melalui instrumen angket dengan
nasional maupun internasional. pernyataan positif dan pernyataan negatif.

PPLP sebagai wadah Sugiyono (2000) mengemukakan


pengembangan olahragawan pelajar, bahwa; “populasi adalah wilayah
merupakan amanat Undang-undang generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem yang mempunyai kualitas dan kuantitas
Keolahragaan Nasional dalam serta karakteristik tertentu yang di tetapkan
menciptakan bibit-bibit prestasi olahraga oleh peneliti untuk dipelajari dan
yang membanggakan. PPLP merupakan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi
wahana strategis dalam pembibitan dan pada penelitian ini adalah seluruh atlet
pemanduan bakat olahraga yang mutlak PPLP di Asrama PPLP Sulawesi Selatan
diperlukan guna memperkokoh sistem yang berjumlah 62 orang, 6 orang juru
olahraga nasional. masak dan 15 orang Pengelola PPLP.

Sugiyono (2005) mengatakan bahwa:


“sampel adalah bagian dari jumlah dari
METODE
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Metodologi penelitian adalah cara tersebut”. Sedangkan Sumantri dan
terstruktur atau sistematis yang digunakan Sambas Ali Muhidin (2006:63)
oleh para peneliti dengan tujuan mengatakan bahwa: “ sampel adalah
mendapatkan jawaban yang tepat atas apa bagian kecil dari anggota populasi yang
yang menjadi pertanyaan pada objek diambil menurut prosedur tertentu
penelitian. Desain penelitian ini sehingga dapat mewakili populasinya”.
merupakan penelitian deskriptif analitik
Teknik pengambilan sampel dalam
menggunakan analisis distribusi frekuensi
penelitian ini adalah Nonprobability
yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil
sampling yaitu purposive sampling.
rata-rata. Definisi operasional variabel
Sugiyono (2001) menyatakan bahwa
pada manajemen gizi adalah suatu
sampling purposive adalah teknik
proses/upaya yang meliputi beberapa unsur
penentuan sampel dengan pertimbangan
manajemen yaitu perencanaan,
tertentu. Menurut Margono(2004),
pengorganisasian, pelaksanaan,
pemilihan sekelompok subjek dalam
pengawasan dan evaluasi, yang dinilai
purposive sampling , didasarkan atas ciri-

8
ciri tertentu yang di pandang mempunyai diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin,
kaitan erat dengan ciri-ciri populasi yang pekerjaan dan umur/usia.
sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang
a. Karakteristik responden
diambil dalam penelitian ini berjumlah 39
berdasarkan jenis kelamin adalah
orang, yaitu: 2 orang pengelola PPLP, 2
frekuensi terdiri dari 19 orang laki-
orang juru masak, dan 35 orang atlet.
laki dan 20 orang perempuan
Instrumen yang digunakan pada dengan total frekuensi berjumlah
penelitian ini adalah instrumen jenis 39 orang, percent untuk jenis
angket. Variabel dalam penelitian ini kelamin laki-laki adalah 48.7% dan
adalah manajemen gizi. Teknik untuk jenis kelamin perempuan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah 51.3% , dan valid percent
adalah observasi, wawancara, kuesioner untuk jenis kelamin laki-laki adalah
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini 48.7% dan untuk perempuan
terlebih dahulu dilakukan tabulasi data adalah 51.3%.
dalam bentuk tabel, selanjutnya melakukan b. Karakteristik responden
analisis karakteristik responden/Analisis berdasarkan pekerjaan adalah
Deskriptif, setelah itu uji normalitas data frekuensi terdiri dari 2 orang
di lanjutkan dengan analisis hasil survei pengelola, 2 orang juru masak dan
dan melakukan kategorik data. 35 orang atlet dengan total
frekuensi 39 orang, percent untuk
pengelola adalah 5.1% , juru masak
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1% dan atlet 89.7% dengan total
Hasil percent adalah 100% , dan valid
Hasil analisis data penelitian diolah percent untuk pengelola adalah
menggunakan SPSS versi 20 untuk 5.1% , untuk juru masak adalah
mengetahui karakteristik responden, uji 5.1% dan untuk atlet adalah 89.7%
normalitas dan analisis hasil survey. dengan total valid percent adalah
100%.
1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang digunakan c. Karakterisik responden


dalam penelitian ini adalah adalah berdasarkan umur dengan jumalh
responden (N) adalah 39 orang ,

9
minimum umur 13 tahun, dengan baik dan 19 orang mengatakan
maximum umur 57 tahun, standar perencanaan manajemen gizi atlet pusat
deviasi 9.832 dan jumlah rata-rata pendidikan pendidikan latihan pelajar
umur responden adalah (mean) Sulawesi Selatan tahun 2020 masih kurang
19.44 tahun. terencana dengan baik, atau bisa di
simpulkan dari 100% responden ada
2. Uji Normalitas 51.3% yang mengatakan baik dan 48.7%
yang mengatakan kurang.
Test Normalitas untuk data skor total
dengan pendekatan analitik. Karena b. Pengorganisasian
jumlah sampel 39 (< 50), maka uji yang
Dari 39 responden terdapat 21 orang
dibaca adalah safiro wilk dengan melihat
yang mengatakan pengorganisasian
nilai sig : 0.253, dan tes normalitas untuk
manajemen gizi atlet pusat pendidikan
data perencanaan dengan nilai signifikan
pendidikan latihan pelajar Sulawesi
0.761, nilai sig > 0.05 maka
Selatan tahun 2020 sudah tersusun dengan
dapat disimpulkan bahwa kedua data
baik sesuai dengan kapabilitasnya dan 18
tersebut berdistribusi normal. Karena
orang mengatakan pengorganisasian
datanya normal maka deskripsinya adalah
manajemen gizi atlet pusat pendidikan
mean dan standar Deviasi. Kemudian
pendidikan latihan pelajar Sulawesi
untuk tes normalitas data untuk
Selatan tahun 2020 masih kurang tersusun,
pengorganisasian, pelaksanaan,
atau bisa di simpulkan dari 100%
pengawasan dan evaluasi tidak
responden ada 53.8% yang mengatakan
berdistribusi normal karena nilai
baik dan 46.2% yang mengatakan kurang.
signifikannya <0.05, oleh karena itu maka
pengkategorian menggunakan median. c. Pelaksanaan

3. Analisis Hasil Survey Dari 39 responden terdapat 22 orang


a. Perencanaan yang mengatakan pelaksanaan manajemen
gizi atlet pusat pendidikan pendidikan
Dari 39 responden terdapat 20
latihan pelajar Sulawesi Selatan tahun
orang yang mengatakan perencanaan
2020 sudah berjalan dengan baik dan 17
manajemen gizi atlet pusat pendidikan
orang mengatakan pelaksanaan
pendidikan latihan pelajar Sulawesi
manajemen gizi atlet pusat pendidikan
Selatan tahun 2020 sudah terencana
pendidikan latihan pelajar Sulawesi
10
Selatan tahun 2020 masih kurang, atau atlet, atau bisa di simpulkan dari 100%
bisa di simpulkan dari 100% responden responden ada 59% yang mengatakan baik
ada 56.4% yang mengatakan baik dan dan 41% yang mengatakan kurang.
43.6% yang mengatakan kurang.
Berdasarkan rangkuman data
manajemen gizi atlet yang terdiri dari
d. Pengawasan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
Dari 39 responden terdapat 21 orang
secara analitik tidak dapat disimpulkan
yang mengatakan pengawasan manajemen
tetapi secara angka statistik dapat
gizi atlet pusat pendidikan pendidikan
disimpulkan bahwa manajemen gizi atlet
latihan pelajar Sulawesi Selatan tahun
dapat di katakan dalam kategori baik.
2020 sudah diawasi dengan baik dan 18
orang mengatakan pengawasan
manajemen gizi atlet pusat pendidikan KESIMPULAN DAN SARAN
pendidikan latihan pelajar Sulawesi Kesimpulan
Selatan tahun 2020 masih kurang dalam Berdasarkan analisis data dan
pegawasan, atau bisa di simpulkan dari pembahasan dari penelitian ini, maka
100% responden ada 53.8% yang kesimpulan dalam penelitian ini bahwa
mengatakan baik dan 46.2% yang manajemen gizi atlet Pusat Pendidikan
mengatakan kurang. Latihan Pelajar Sulawesi Selatan Tahun
2020, baik dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan,
e. Evaluasi
pengawasan dan evaluasi belum
Dari 39 responden terdapat 23 orang sepenuhnya berjalan dengan baik.
yang mengatakan evaluasi manajemen gizi
atlet pusat pendidikan pendidikan latihan
Saran
pelajar Sulawesi Selatan tahun 2020 sudah
Terhadap pengelola PPLP agar
baik sesuai dengan kebutuhan dan
mempertimbangkan kecukupan nilai gizi
keinginan atlet dan 16 orang mengatakan
yang sesuai dengan kebutuhan atlet. Untuk
evaluasi manajemen gizi atlet pusat
penyelenggaraan makanan atlet juga
pendidikan pendidikan latihan pelajar
memperhatikan unsur etis dan variasi
Sulawesi Selatan tahun 2020 masih kurang
menu makanan. Bagi atlet PPLP untuk
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
11
lebih memperhatikan makanan yang di Atikah Proverawati dan Erna Kusuma
konsumsi agar memenuhi prinsip gizi Wati. 2017. “Ilmu Gizi Untuk
seimbang. Keperawatan & Gizi Kesehatan”.
Yogyakarta: Muha Medika

DAFTAR PUSTAKA Bahrul Bahar, Ichsani Basith, dan Andi


Atssam Mappanyukki. 2018.
Andi Erwin Ridwan. 2015. Pengaruh Hubungan Status Gizi Dengan Daya
Pemberian Minuman Berkafein Tahan Tubuh Pada Club Futsal DPC
Terhadap Daya Tahan Pada Atlet Bontocani. Universitas Negeri
Sepakbola Ujung Loe FC [Skripsi]. Makassar. 1-12
Makassar(ID): Universitas Negeri
Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i.
Makassar
2016. “Dasar-Dasar Manajemen :
Arifuddin, Rahyuddin dan Badrullah. Mengoptimalkan Pengelolaan
2017. “Metode Penelitian : Organisasi Secara Efektif dan
Penuntun Praktis Bagi Siswa dan Efesien”. Medan: Perdana
Mahasiswa”. Makassar: Penerbit Publishing. (Online),
KretaKupa (http://repository.uinsu.ac.id/2836/1/
Dasar-Dasar%20Manajemen.pdf, di
Arimbi, Abdul Rahman dan Saharullah.
akses Agustus 2019)
2018. Pengaturan Nutrisi Tepat Bagi
Atlet. Prosding Seminar Nasional Creswell, John.W. (2009). Research
Lembaga Pengabdian Kepada Design: Pendekatan Kualitatif,
Masyarakat Universitas Negeri Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Makassar. 442-444 Pustaka Pelajar

Aschari Senjahari Rawe. 2018. Analisis Firiani Amir. 2017. Hubungan Antara

Manajemen Dinas Pendidikan Kekuatan Otot Tungkai dan

Pemuda Dan Olahraga Dalam Kelentukan Togok Kedepan

Meningkatkan Prestasi Olahraga Di Terhadap Mendayung 2000 Meter

Kabupaten Ende. Journal Of Physical Atlet Rowing Sulawesi Selatan

Education, Sport and Recreation [Skripsi]. Makassar(ID): Universitas

Universitas Flores. 1(2):1-16 Negeri Makassar

12
Harsuki. 2012. “Pengantar Manajemen Nur Ichsan Halim. 2018. “Gizi
Olahraga”. Depok: PT.RajaGrafindo Olahraga”. Makassar: Badan
Persada Penerbit Universitas Negeri
Makassar
Mirza Hapsari Sakti. 2017. Efektivitas
Penatalaksanaan Gizi Pada Atlet Rizki Muliawardani dan Ahmad Ahid
Terhadap Perbaikan Status Gizi Mudayana. 2016. Analisis
Sebagai Penunjang Performa (Kajian Manajemen Pelayanan Gizi Di
Pada Atlet Sepakbola Remaja). Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia
Universitas Gadjah Mada Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kesmas Universitas Ahmad Dahlan.
Ni Luh Kadek Alit Arsani, Ni Nyoman
10(1):25-34
Mestri Agustini dan I Nyoman
Sudarmada. 2014. Manajemen Gizi Silmy Zakiyati S, Ai Nurhayati, dan Cica
Atlet Cabang Olahraga Unggulan di Yulia. 2015. Hasil Belajar Ilmu Gizi
Kabupaten Buleleng. Jurnal Sains Olahraga Pada Pemilihan Makanan
dan Teknologi Universitas Atlet Dayung Universitas Pendidikan
Pendidikan Ganesha. 3(1):275-287. Indonesia. Media Pendidikan, Gizi,
(Online) dan Kuliner Universitas Pendidikan
(https://ejournal.undiksha.ac.id/index Indonesia. 4(1):84-91
.php/JST/article/view/2906, di akses
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Juli 2019)
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Noor Akhmad, Ali Muhaimin p, dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Muhammad Yusuf. 2017. Alfabeta
Manajemen Pembinaan PPLP
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Fakultas Ilmu Keolahrgaan
Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi
Universitas Negeri Makassar. Jurnal
(Mixed methods). Bandung: Alfabeta
Ilmiah Mandala Education. 3(1):110-
112 (Online) Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian
(http://ejournal.mandalanursa.org/ind Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
ex.php/JIME/article/view/28, di
Syafrizar dan Wilda Welis. 2009. “Gizi
Akses Juli 2019)
Olahraga”. Malang: Penerbit
Wineka Media. (Online),
13
(http://repository.unp.ac.id/488/1/BUK
U%20GIZI%20OLAHRAGA%20OK.pdf, di
Akses Juli 2019)

Tim Penyusun. 2014. Data dan Informasi


PPLP 2014 Prestasi dan Cabang
Olahraga Unggulan”. Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai