Anda di halaman 1dari 31

INFO MEMO – PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK

PT PHAPROS TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEBENARAN SEMUA FAKTA MATERIAL, DATA, INFORMASI ATAU
LAPORAN YANG DISAMPAIKAN DALAM INFO MEMO INI.
INFO MEMO INI DISUSUN DALAM RANGKA PENCATATAN SAHAM PERSEROAN PADA BURSA EFEK INDONESIA.

PT PHAPROS TBK
Kegiatan Usaha Utama:
Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Baku Obat, Alat Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia


KANTOR PUSAT
Gedung RNI
Jl. Denpasar Raya Kav. D III
Kuningan Jakarta 12950
Telepon: (021) 527 6263; Faksimili: (021) 520 9381

PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK DI BURSA EFEK INDONESIA


Sebanyak 840.000.000 (delapan ratus empat puluh juta) lembar saham yang mewakili seluruh saham yang telah
ditempatkan dan disetor penuh di dalam Perseroan dengan harga nominal sebesar Rp100 (seratus Rupiah) akan
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga pembukaan sebesar Rp1.198 (seribu seratus sembilan puluh delapan
Rupiah).
PERUSAHAAN EFEK YANG DITUNJUK SEBAGAI PENATALAKSANA

PT BAHANA SEKURITAS
Gedung Graha CIMB Niaga, Lantai 21
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190 – Indonesia
Telepon : (021) 250 5081; Faksimili : (021) 522 5889
DAFTAR ISI
I. KETERANGAN TENTANG JUMLAH EFEK YANG DICATATKAN 2
II. SEJARAH SINGKAT PERSEROAN 3
III. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN 5
IV. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN 7
V. URAIAN MENGENAI KEGIATAN USAHA PERSEROAN 8
VI. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN 11
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 12
VIII. ANALISIS TENTANG RISIKO USAHA DAN PROSPEK USAHA 17
IX. TRANSAKSI/PERJANJIAN, PIUTANG DAN KEWAJIBAN DENGAN PIHAK AFILIASI DAN
PIHAK KETIGA 20
X. KEBIJAKAN DIVIDEN 30

1
I. KETERANGAN TENTANG JUMLAH EFEK YANG DICATATKAN
Ringkasan saham Perseroan yang akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PT Phapros Tbk


Bidang Usaha : Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Baku Obat, Alat Kesehatan dan
Pelayanan Kesehatan
Alamat
Kantor Pusat : Gedung RNI
Jl. Denpasar Raya Kav. D III
Kuningan, Jakarta 12950
Tel.(62 - 21) 527 6263
Fax. (62 - 21) 520 9381
Email: corporate@phapros.co.id
Website: www.phapros.co.id
Arranger : PT Bahana Sekuritas
Nilai Nominal : Rp100,- /saham
Perkiraan Harga Penawaran : Rp1.198,-/saham
Jumlah Saham yang ditawarkan : Tidak ada penawaran saham
Jumlah Saham yang akan dicatatkan : 840.000.000 lembar saham

Perseroan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Phapros Tbk. No. 09 tanggal 13 Desember 2018, yang dibuat di hadapan
Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam SABH di bawah No. AHU-
AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-
0169906.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 19
Desember 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur permodalan dan
susunan pemegang saham yaitu sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp100,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT RNI (Persero)
2. Masrizal A. Syarief 476.901.860 47.690.186.000,- 56,77
3. Masyarakat 75.722.450 7.572.245.000,- 9,01
287.375.690 28.737.569.000,- 34,21
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

2
II. SEJARAH SINGKAT PERSEROAN
Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham
Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 1.000 1.000.000,-
Nama Pendiri/Pemegang Saham:
1. N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham 240 240.000,- 96
2. Ho Wie Han 10 10.000,- 4
Modal Ditempatkan dan Disetor 250 250.000,- 100
Saham Dalam Portepel 750 750.000,- -

Perubahan anggaran dasar Perseroan yang terakhir dalam rangka penyesuaian dengan (i) Peraturan Bapepam dan LK No.
IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok
Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik (”Peraturan
No. IX.J.1”), (ii) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 32/2014”) juncto Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 10/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK
10/2017”) dan (iii) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK 33/2014”) adalah sebagaimana termaktub dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 18 tanggal 7
September 2018, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-
0019952.AH.01.02.Tahun 2018 tanggal 26 September 2018 dan telah didaftarkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“SABH”) di bawah No. AHU-AH.01.03-0246524 tanggal
26 September 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0127092.AH.01.11.Tahun 2018
tanggal 26 September (”Akta No. 18/2018”).

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang
pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat kesehatan dan pelayanan kesehatan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:
a). menjalankan usaha dibidang industri pabrik dengan membuat (memproduksi) dan/atau memperdagangkan
obat-obatan (medicine), bahan baku obat, alat-alat kesehatan (health care instrument), barang-barang kimia
(chemical goods), barang-barang obat-obatan hewan (veterinary) dan barang-barang yang serupa itu;
b). mengusahakan import, eksport dan segalam macam industri;
c). mendirikan sarana pelayanan kesehatan umum lainnya.
b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang
sebagai berikut:
kosmetik, makanan dan/atau minuman.

Pada tanggal Info Memo ini diterbitkan, sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham PT Phapros Tbk. No. 09 tanggal 13 Desember 2018, yang dibuat di hadapan Utiek R. Abdurachman,
S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13
Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0169906.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal
13 Desember 2018 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 19 Desember 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR
Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham yaitu sebagai
berikut:

Nilai Nominal Rp100,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-

3
Nilai Nominal Rp100,- per Saham
Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh:
1. PT RNI (Persero) 476.901.860 47.690.186.000,- 56,77
2. Masrizal A. Syarief 75.722.450 7.572.245.000,- 9,01
3. Masyarakat 287.375.690 28.737.569.000,- 34,21
Jumlah Modal Ditempatkan dan 840.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00
Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

Pada tanggal Info Memo ini diterbitkan, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sebagaimana termaktub
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 34 tanggal 21 April 2014 yang dibuat
di hadapan Agustinus Andy Toryanto, S.H., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di
bawah No. AHU-08677.40.22.2014 tanggal 16 Mei 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.
AHU-08677.40.22.2014 tanggal 16 Mei 2014 (“Akta No. 34/2014”) junctis Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 57 tanggal 28 April 2016 yang dibuat oleh Dr. Raden Djoko
Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M., S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database
SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0048200 tanggal 13 Mei 2016 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0059284.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 13 Mei 2016 (“Akta No. 57/2016”), Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT
Phapros Tbk. No. 09 tanggal 14 Mei 2018 yang dibuat di hadapan Dr. Raden Djoko Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M.,
S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-
0206882 tanggal 21 Mei 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0070871.AH.01.11.Tahun
2018 tanggal 21 Mei 2018 (“Akta 09/2018”) dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 10 tanggal 13 Desember 2018 yang dibuat oleh Utiek R. Abdurachman, S.H.,
M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-
0275128 tanggal 13 Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-
0169919.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 (“Akta No. 10/2018”) adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Johanes Nanang Marjianto


Komisaris : Drs. Masrizal Achmad Syarief
Komisaris Independen : Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., SpGk
Komisaris Independen : Zainal Abidin

Direksi

Direktur Utama : Dra. Barokah Sri Utami


Direktur Keuangan : Heru Marsono, S.E.
Direktur Produksi : Drs. Syamsul Huda
Direktur Pemasaran : Chairani Harahap, S.E.
Direktur Independen : Fransetya Hasudungan Hutabarat

4
III. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham
Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp1.000,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 1.000 1.000.000,-
Nama Pendiri/Pemegang Saham:
1. N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham 240 240.000,- 96,00
2. Ho Wie Han 10 10.000,- 4,00
Modal Ditempatkan dan Disetor 250 250.000,- 100,00
Saham Dalam Portepel 750 750.000,- -

Tahun 2013

Sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 02 tanggal 7 Januari 2013,
dibuat oleh Liani Dewi Sanjoto, S.H., M.H., Notaris di Semarang dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai
dengan Surat Keputusannya No. AHU-44964.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 27 Agustus 2013 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0080207.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 27 Agustus 2013 junctis Akta No. 18/2018 dan
Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 30 September 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro
Administrasi Efek Perseroan, yaitu sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp500,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT RNI (Persero) 95.380.372 47.690.186.000,- 56,77
2. Masrizal A. Syarief 15.094.490 7.547.245.000,- 8,98
3. Masyarakat 57.525.138 28.762.569.000,- 34,25
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Berikut Perkembangan komposisi Pemegang Saham Perseroan pada 3 (tiga) tahun terakhir.

Tahun 2015

Nilai Nominal Rp500,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT RNI (Persero) 95.043.112 47.521.556.000 56,57%
Masrizal A. Syarief 14.215.490 7.107.745.000 8,46%
Masyarakat 58.741.398 29.370.699.000 34,97%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2016

Nilai Nominal Rp500,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT RNI (Persero) 95.043.112 47.521.556.000 56,57%
Masrizal A. Syarief 14.415.490 7.207.745.000 8,58%

5
Nilai Nominal Rp500,- per Saham
Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Masyarakat 58.541.398 29.270.699.000 34,85%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2017

Nilai Nominal Rp500,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT RNI (Persero) 95.190.112 47.595.056.000 56,66%
Masrizal A. Syarief 15.094.490 7.547.245.000 8,98%
Masyarakat 57.715.398 28.857.699.000 34,35%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2018

Nilai Nominal Rp100,- per Saham


Keterangan Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham %
(Rupiah)
Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT RNI (Persero) 476.901.860 47.690.186.000 56,77%
Masrizal A. Syarief 75.722.450 7.572.245.000 9,01%
Masyarakat 287.375.690 28.737.569.000 34,21%
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000,- 100,00
Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

6
IV. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN
Struktur Kepemilikan Perseroan pada Info Memo ini diterbikan adalah sebagai berikut:

7
V. URAIAN MENGENAI KEGIATAN USAHA PERSEROAN
1. UMUM

Perseroan adalah perusahaan farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang
saat ini menguasai saham sebesar 56,6% dan sisanya dipegang oleh public termasuk karyawan.

Sejak didirikan lebih dari lima dasawarsa yang lalu, tepatnya pada 21 Juni 1954, Perseroan yang semula merupakan bagian
dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Corcern dengan nama NV Pharmaceutical Processing Industries sejak awal
menumbuhkan budaya perusahaan yang berbasis pada profesionalisme dan berorientasi pada kualitas.

Komitmen yang tinggi pada standar kualitas serta lingkungan dibuktikan dengan terus mengikuti perubahan standar mutu
melalui implementasi dari Cara Pembuatan Obat yang Baik/CPOB terkini (current Good Manufacturing Practices),
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik/CPOTB terkini (current Herbal Good Manufacturing Practices), serta persyaratan
penyaluran alat kesehatan dan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB), Persyaratan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) serta system Manajemen Mutu yang terintegrasi yang meliputi standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS
18001, ISO/IEC 17025 dan Manajemen Risiko.

Saat ini, Perseroan telah memproduksi lebih dari 284 macam obat, sebagian besar diantaranya adalah hasil pengembangan
sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic, OTC, dan Agromed. Selain memproduksi obat
yang diperdagangkan sendiri, Perseroan dipercaya industri farmasi lain untuk memproduksi obat melalui kerjasama
Contract Manufacturing. Produk tersebut selain untuk kebutuhan nasional juga untuk kebutuhan negara lain melalui
kerjasama ekspor yang dirintis sejak tahun 2013. Hingga saat ini sudah ada 6 produk yang diizinkan untuk beredar di
negara tetangga, yaitu Kamboja.

Selain itu, Perseroan mulai memperluas lingkup bisnisnya pada sektor non-obat berupa alat kesehatan non-elektromedik
yang telah memperoleh izin pendistribusiannya dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk meletakkan fondasi bisnis yang kuat,
manajemen berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Dan, yang tak
kalah penting, manajemen akan terus berupaya membangun kompetensi personel yang professional melalui program
pengembangan sumber daya manusia yang terarah, sehingga mampu membawa Perseroan memasuki era perdagangan
bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan regional.

2. KEGIATAN USAHA

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pengadaan obat-
obatan, bahan baku obat, alat kesehatan dan pelayanan kesehatan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:
a). menjalankan usaha dibidang industri pabrik dengan membuat (memproduksi) dan/atau memperdagangkan
obat-obatan (medicine), bahan baku obat, alat-alat kesehatan (health care instrument), barang-barang kimia
(chemical goods), barang-barang obat-obatan hewan (veterinary) dan barang-barang yang serupa itu;
b). mengusahakan import, eksport dan segalam macam industri;
c). mendirikan sarana pelayanan kesehatan umum lainnya.
b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang
sebagai berikut:
kosmetik, makanan dan/atau minuman.

3. STRATEGI USAHA

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan beberapa strategi bisnis yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:

A. Meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan (Sustainable Growth)


Upaya untuk terus meningkatkan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan melalui penguatan produk inti
optimalisasi skala usaha industri serta inovasi.

B. Meningkatkan daya saing dan kompetensi unggulan (Core Competence Strengthen)


Fokus pada peningkatan kompetensi inti dan peningkatan daya saing masing-masing bidang usaha agar mampu
menghadapi persaingan yang semakin tajam.

8
C. Meningkatkan kapabilitas keuangan dan sumber daya lainnya (Financial and Resources Improvement)
Meningkatkan strutur finansial dan seluruh sumber daya perusahaan agar mampu mendorong pertumbuhan
Perseroan baik melalui kekuatan sendiri maupun bersinergi dengan mitra strategis untuk meningkatkan nilai
Perseroan.

4. PROSPEK USAHA

A. Penerapan BPJS Kesehatan mampu merubah struktur bisnis farmasi Indonesia. Peningkatan kebutuhan obat terjadi
sangat signifikan karena meningkatnya jumlah masyarakat yang mendapatkan layanan kesehatan mendorong industri
untuk lebih mengutamakan efisiensi agar dapat terus bersaing.
B. Harmonisasi dan perdagangan bebas kawasan (AFTA) membuka peluang ekpor di kawasan ASEAN dimana hanya
industri yang memiliki level of competitiveness yang tinggi yang akan mampu bersaing.
C. Pemanfaatan perkembangan tehnologi formulasi farmasi menjadi pilihan alternatif bersaing yang bisa memperbaiki
atribut dan diferensiasi produk.
D. Pemenuhan persyaratan international akan menjadikan Perseroan mampu bersaing dengan pemain farmasi lain di
tingkat regional atau global.

5. KEUNGGULAN KOMPETITIF

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan memiliki keunggulan kompetitif yang memperkuat posisi Perseroan, yaitu:

A. Perseroan dikenal sebagai perusahaan yang sangat concern terhadap kualitas, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, ISO 18001 dan ISO 17025. Perseroan merupakan salah satu perusahaan farmasi
Indonesia yang mendapatkan sertifikat CPOB yang pertama diantara lima perusahaan farmasi lainnya.
B. Perseroan mempunyai fasilitas produksi sediaan injeksi yang cukup andal serta kapasitas yang cukup besar sehingga
sering digunakan sebagai rujukan untuk toll manufacturing dari perusahaan farmasi lain.
C. Perseroan mempunyai range produk yang cukup lengkap, baik untuk produk katagori OTC, Katagori Ethical serta
produk Katagori Generik.

6. TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perseroan menjadi salah satu kunci keberhasilan pengelolaan
Perusahaan dengan berdasar pada prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan keadilan.

Perseroan berkomitmen untuk menerapkan Tatakelola Perusahaan yang Baik (GCG) sebagai langkah berkelanjutan untuk
mencapai Visi Perusahaan. Pelaksanaan GCG melalui praktik-praktik bisnis dan kebijakan strategis dipandang sebagai
wujud upaya peningkatan kinerja dan peningkatan Nilai Perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Komitmen ini secara nyata tercermin dalam Kebijakan Perseroan pada Poin 8 yang berbunyi “Menerapkan
tatakelola perusahaan yang baik dalam setiap aktivitas perusahaan.”

Menyadari pentingnya GCG sebagai bagian dari Budaya Perseroan serta tuntutan akan sistem, struktur dan implementasi
GCG yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, Perseroan terus memperbaiki dan memperkuat kebijakan dan praktik
Tatakelola Perusahaannya. Pendekatan yang dilakukan dalam mengembangkan dan menerapkan GCG adalah melalui
penyelarasan antara berbagai program GCG dan Nilai Perusahaan serta Rencana Strategis Perusahaan

Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, Perseroan mengacu pada kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh
Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang
Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tatakelola Perusahaan yang Baik

Sebagai bentuk konsistensi peningkatan kualitas penerapan GCG, Perseroan melakukan penyempurnaan dan penyesuaian
berbagai perangkat kebijakan dan peraturan internal secara terus menerus. Infrastruktur GCG yang telah dimiliki Perseroan
sampai dengan 2015 antara lain:

1. Board Manual
2. Code of Corporate Governance
3. Code of Conduct
4. Audit Committee Charter
5. Internal Audit Charter

9
6. Internal Control System
7. Pedoman Manajemen Risiko
8. Pedoman Teknologi Informasi
9. Pedoman Sistem Pengendalian Intern
10. Mekanisme Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran
11. Pedoman Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Perjamuan
12. Piagam Komite Nominasi dan Komite Remunerasi

10
VI. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN
Struktur Organisasi Perseroan hingga Info Memo diterbitkan adalah sebagai berikut:

11
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan pembahasan yang disajikan dibawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersama-sama dengan
mengacu pada laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September
2018, 31 Desember 2017 dan 2016. Laporan keuangan Perseroan disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia.

Laporan keuangan terakhir pada tanggal 30 September 2018 dan Laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2017 telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan serta Laporan keuangan
pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad,
Suharli & Rekan dengan opini audit tanpa modifikasian.

1. Umum

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia dengan nama
“N.V. Pharmaceutical Processing Industries” atau disingkat “N.V. Phapros” sebagaimana termaktub dalam Akta Perseroan
Terbatas No. 54 tanggal 21 Juni 1954 juncto Akta Pembetulan No. 96 tanggal 23 September 1954, yang keduanya dibuat di
hadapan Tan A Sioe, Notaris di Semarang dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
sesuai dengan Surat Keputusannya No. J.A.5/92/20 tanggal 15 Oktober 1954 serta telah didaftarkan di Kantor Pengadilan
Negeri Semarang di bawah No. 405a tanggal 29 Oktober 1954 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 248 Berita
Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 4 Maret 1955.

Ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama bergerak dalam bidang pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat
kesehatan, dan pelayanan kesehatan.

Perseroan berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Gedung RNI Jl. Denpasar Raya Kav. D III Kuningan Jakarta
12950.

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Kinerja Perseroan

Kegiatan dan kinerja dan kondisi keuangan Perseroan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun
eksternal, yang merupakan risiko bisnis. Risiko utama yang berpengaruh signifikan terhadap kegiatan usaha Perseroan
antara lain:

Risiko Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar

Kebutuhan akan bahan baku untuk produksi pada industri farmasi 90% berasal dari produk impor, sehingga kebutuhan
akan valuta asing untuk pembayaran ke supplier sangat tinggi. Meningkatnya kurs mata uang asing akan berdampak
signifikan terhadap pembayaran dalam mata uang Rupiah. Hal ini akan membebani biaya produksi dan mengurangi laba
perusahaan.

Penerimaan dari Distributor/pelanggan tidak sesuai jatuh tempo

Distribusi produk Perseroan hanya melalui satu distributor sehingga ketepatan pembayaran menjadi salah satu risiko utama
yang dihadapi. Keterlambatan pembayaran akan sangat berpengaruh terhadap manajemen arus kas.

Persaingan Usaha

Terdapat sekitar 200 perusahaan dalam industri farmasi di Indonesia, hal ini menyebabkan kompetisi antar perusahaan
menjadi sangat ketat. Penetapan harga, akurasi forecast, dan ketersediaan produk menjadi faktor utama. Bila ketiga faktor
ini tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan target penjualan tidak tercapai

Mitigasi Risiko

Perseroan telah melakukan upaya untuk mengelola berbagai risiko tersebut di atas dengan cara berikut:

Untuk menjamin stabilitas kurs mata uang Rupiah maka Perseroan melakukan hedging. Peningkatan ekspor menjadi
penting sebagai tindakan hedging alamiah karena Perseroan mendapatkan pembayaran dalam valuta asing.

Melakukan kerjasama dengan bank sebagai distributor financing, melakukan review perjanjian distributor untuk pengenaan
sanksi, dan memisahkan perjanjian penjualan non tender dan tender.

12
Meningkatkan daya saing produk dengan penetapan harga yang kompetitif dan ketepatan forecast serta penyebaran produk
yang lebih merata di setiap wilayah. Strategi marketing yang lebih optimal juga harus dibuat agar target perusahaan
tercapai.

3. Analisa Laporan Keuangan

Analisis dan pembahasan yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersama-sama dengan
mengacu pada laporan keuangan Perseroan untuk tanggal dan tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2018, 31
Desember 2017 dan 2016.

Laporan Audit Independen atas laporan keuangan terakhir pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan dan laporan
keuangan pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono,
Achmad, Suharli & Rekan dengan opini audit tanpa modifikasian.

PENJUALAN, BEBAN, DAN LABA BERSIH

(dalam ribuan rupiah)


30 September 31 Desember
Keterangan 2018 2017 2017 2016
(Audited) (Unaudit) (Audited) (Audited)
Penjualan bersih 697.162.131 640.623.391 1.002.126.037 816.132.595
Beban pokok penjualan 286.150.407 280.987.009 (436.890.484) (360.302.71)
Laba bruto 411.011.724 359.636.382 565.235.553 455.829.880

Beban penjualan (191.866.344) 185.110.586) (270.806.365) (232.300.02)


Beban umum dan administrasi (78.871.463) (68.200.116) (107.029.362) (94.718.506)
Penghasilan keuangan 843.296 1.102.601 1.208.760 246.905
Beban keuangan (22.496.211) (11.059.244) (16.967.661) (21.415.949)
Penghasilan lain-lain 11.534.486 1.804.043 2.110.014 18.912.230
Beban lain-lain (1.963.547) (1.748.220) (2.402.749) (4.819.025)
Laba sebelum pajak penghasilan 128.191.941 96.424.860 171.348.190 121.735.514

Manfaat/(beban) pajak penghasilan


Pajak kini (32.388.919) (26.047.031) (48.490.047) (37.882.938)
Pajak tangguhan (77.050) 1.684.654 2.407.918 3.149.834
Jumlah beban pajak penghasilan (32.465.969) (24.362.377) (46.082.129) (34.733.104)
Laba tahun berjalan 95.725.972 72.062.482 125.266.061 87.002.410

Penghasilan komprehensif lain Pos yang tidak


akan direklasifikasi ke laba rugi:
Keuntungan revaluasi aset tetap - - - 115.248.992
(Kerugian)/keuntungan aktuaria dari manfaat 8.567.888 24.724 (3.812.410) 266.362
program pensiun pasti
Pajak penghasilan yang terkait dengan pos yang (2.141.972) (6.181) 953.102 (66.590)
tidak direklasifikasi

Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:


Aset keuangan tersedia untuk dijual - - - 726.948
(Beban)/penghasilan komprehensif lain tahun - - (2.859.308) 116.175.712
berjalan setelah pajak
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun 102.151.888 72.081.025 122.406.753 203.178.122
berjalan

Laba yang dapat diatribusikan kepada:


Pemilik Perusahaan 95.725.972 72.062.482 125.266.061 87.002.410
Kepentingan non-pengendali - - - -

Jumlah penghasilan komprehensif yang dapat

13
(dalam ribuan rupiah)
30 September 31 Desember
Keterangan 2018 2017 2017 2016
(Audited) (Unaudit) (Audited) (Audited)
diatribusikan kepada:
Pemilik Perusahaan 102.151.888 72.081.025 122.406.753 203.178.122
Kepentingan non-pengendali - - - -

Laba per saham (Rupiah penuh) 570 429 746 518

Penjualan Bersih

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2017

Penjualan bersih Perseroan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah
sebesar Rp697.162.131 ribu mengalami peningkatan sebesar Rp56.538.740 ribu atau 8,8%. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan pada penjualan segmen OTC (Over The Counter)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016

Penjualan bersih Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp1.002.126.037 ribu
mengalami peningkatan sebesar Rp185.993.442 ribu atau 22,79% dibandingkan dengan penjualan bersih pada tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp816.132.595 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan signifikan pada penjualan produk
Phapros dan PKD meningkat sebesar Rp192.629.634 ribu selama tahun 2017 yang disebabkan oleh adanya pemenuhan
program nasional tablet tambah darah.

Beban Pokok Penjualan

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2017

Beban Pokok Penjualan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar
Rp286.150.407 ribu, meningkat sebesar Rp. 5.163.398 ribu atau 1,8% dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada
tanggal 30 September 2017 sebesar Rp280.987.009 ribu. Hal ini disebabkan oleh meningkat harga bahan baku
sehubungan dengan menguatnya kurs US $, dimana sebagian bahan baku obat berasal dari impor.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016

Beban Pokok Penjualan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp436.890.484 ribu,
mengalami peningkatan sebesar Rp76.587.769 ribu atau 21,26% dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp360.302.715 ribu. Hal ini seiring dengan kenaikan penjualan tahun 2017 yang
sebesar 22,79%.

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2017

Laba sebelum pajak penghasilan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah
sebesar Rp128.191.941 ribu, meningkat sebesar Rp31.767.081 ribu atau 32,94% dibandingkan dengan laba sebelum pajak
penghasilan pada tanggal 30 September 2017 sebesar Rp96.424.860 ribu. Hal ini disebabkan oleh portofolio penjualan
produk OTC yang memiliki margin tinggi meningkat dari 15,8% menjadi 20% dari total penjualan serta efisisensi biaya
pemasaran.

14
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016

Laba sebelum pajak untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp171.348.190 ribu, mengalami
peningkatan sebesar Rp49.612.676 ribu atau 40,75% dibandingkan dengan laba sebelum pajak pada tanggal 31 Desember
2016 sebesar Rp121.735.514 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan atas penjualan bersih sebesar Rp192.629.634 ribu,
serta penurunan pada beban keuangan dan beban lain-lain masing-masing sebesar Rp4.448.288 ribu dan Rp2.416.276
ribu.

Laba Tahun Berjalan

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang
berakhir pada tanggal 30 September 2017

Laba tahun berjalan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar
Rp95.880.073 ribu, meningkat sebesar Rp23.663.489 ribu atau 33,05% dibandingkan dengan laba tahun berjalan pada
tanggal 30 Setptember 2017 sebesar Rp72.062.482 ribu. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak
yang meningkat 32,9%

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016

Laba tahun berjalan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp125.266.061 ribu, mengalami
peningkatan sebesar Rp38.263.651 ribu atau 43,98% dibandingkan dengan laba tahun berjalan pada tanggal 31 Desember
2016 sebesar Rp87.002.410 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan atas penjualan bersih sebesar Rp192.629.634 ribu,
serta penurunan pada beban keuangan dan beban lain-lain masing-masing sebesar Rp4.448.288 ribu dan Rp2.416.276
ribu.

ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS

(dalam ribuan Rupiah)


30 September 31 Desember
Keterangan
2018 2017 2016
TOTAL ASET 1.769.112.539 1.175.935.585 883.288.615
TOTAL LIABILITAS 963.803.090 474.545.233 261.208.271
TOTAL EKUITAS 805.309.449 701.390.352 622.080.344

Aset

Posisi tanggal 30 September 2018 dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017


Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp1.769.112.539 ribu, meningkat sebesar
Rp593.176.954 ribu atau 50,44% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar
Rp1.175.935.585 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan antara lain oleh peningkatan persediaan senilai Rp187.289.393
ribu, peningkatan asset tetap sebesar Rp268.720.858 ribu dan goodwill senilai Rp83.166.262 ribu sehubungan dengan
akuisisi pabrik farmasi (PT Lucas Djaja group)

Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp1.175.935.585 ribu, meningkat sebesar Rp292.646.970
ribu atau 33,13% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp883.288.615 ribu.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan piutang usaha pihak berelasi sebesar Rp111.613.070 ribu
atau 46,82%. Selain itu juga peningkatan pada aset tetap sebesar Rp82.517.708 ribu atau 29,00%.

Liabilitas

Posisi tanggal 30 September dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017


Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp963.803.090 ribu, meningkat sebesar
Rp489.257.857 ribu atau 103,1% dibandingkan dengan jumlah pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp474.545.233
ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan hutang pihak ketiga dan utang bank sehubungan kebutuhan
modal kerja, pembelian mesin dan aktiva tetap lainnya.

15
Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016

Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp474.545.233 ribu, meningkat sebesar
Rp213.336.962 ribu atau 81,6% dibandingkan dengan jumlah pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp261.208.271
ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan signifikan pada liabilitas jangka panjang yaitu dengan
penerbitan Medium Term Notes sebesar Rp200.000.000 ribu pada tahun 2017, selain itu juga peningkatan pada utang
usaha pihak ketiga yang meningkat sebesar Rp55.432.531 ribu atau sebesar 160,00%.

Ekuitas

Posisi tanggal 30 September dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017


Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp805.309.449 ribu, mengalami peningkatan sebesar
Rp103.919.097 ribu atau 14,8% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar
Rp701.390.352 ribu. Peningkatan ini terutama berasal dari Kepentingan non Pengendali sehubungan dengan kepemilikan
55% saham di PT Lucas Djaja Group sehingga di dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Phapros Tbk terdapat
nilai Ekuitas Kepentingan Non Pengendali sebesar Rp 89.454.880 ribu.

Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016
Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp701.390.352 ribu, meningkat sebesar Rp79.310.008
ribu atau 12,75% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp622.080.344 ribu.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pada laba tahun berjalan.

RASIO-RASIO KEUANGAN PENTING

30 September 31 Desember
Keterangan
2018 2017 2016
Rasio Usaha (dalam %)
Laba usaha terhadap pendapatan usaha 20% 19% 16%
Laba usaha terhadap jumlah aset 8% 16% 15%
Laba usaha terhadap ekuitas 17% 27% 21%
Laba setelah pajak terhadap ekuitas 12% 18% 14%
Laba bersih terhadap pendapatan usaha 14% 13% 11%
Laba bersih terhadap jumlah aset 5,4% 11% 10%

Rasio Keuangan (dalam %)


Aset lancar terhadap liabilitas lancar 118% 414% 301%
Liabilitas tidak lancar terhadap ekuitas 13,5% 41% 12%
Pinjaman berbunga terhadap ekuitas 58% 33x 17x
Jumlah liabilitas terhadap ekuitas 120% 68% 42%
Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 54,5% 40% 30%

Rasio Pertumbuhan (dalam %)


Pendapatan Usaha 109% 123% 118%
Laba Bruto 114% 124% 117%
Laba Usaha 132% 145% 138%
Laba Bersih 133% 144% 138%

16
VIII. ANALISIS TENTANG RISIKO USAHA DAN PROSPEK USAHA
1. Risiko Usaha yang Berhubungan dengan Kegiatan Operasional

a. Risiko Reputasi

Reputasi Risiko ini meliputi tuntutan hukum, komplain konsumen, penarikan kembali produk, kemungkinan adanya
sabotase terhadap produk Perseroan, dan pencemaran nama baik. Di tengah persaingan yang ketat, dimana citra
Perseroan sangatlah penting, pencemaran reputasi merupakan risiko yang harus diperhatikan.

b. Risiko Persaingan Usaha

Jumlah perusahaan dalam industri farmasi di Indonesia mencapai 214 perusahaan pada tahun 2017. Kondisi ini
menggambarkan kegiatan usaha Perseroan tidak terlepas dari persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan-
perusahaan lain yang menjalankan usaha sejenis. Pemilihan bahan baku, efisiensi produksi, penetapan harga dan strategi
pemasaran menjadi kunci bagi semua perusahaan untuk memenangkan persaingan di industri farmasi. Kompetisi yang
ketat ini akan berpotensi terhadap berkurangnya permintaan produk sehingga mengurangi pendapatan.

c. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang timbul akibat kurang memadainya atau tidak berfungsinya pengawasaan internal,
tidak efektifnya sistem prosedur operasional, faktor kesalahan atau kelalaian manusia, fraud, kegagalan sistem atau
adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian
keuangan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, dan kerugian potensial akan hilangnya kesempatan
memperoleh keuntungan. Apabila risiko operasional tidak dikelola dengan baik, maka akan terjadi penyimpangan yang
dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Hal ini akan dapat menurunkan laba perusahaan secara
langsung.

d. Risiko Strategis

Risiko strategis antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Perusahaan yang tidak tepat,
pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Perusahaan terhadap perubahan eksternal.
Apabila hal-hal tersebut terjadi dapat menimbulkan dampak yang merugikan kondisi keuangan, likuiditas dan hasil
operasional Perusahaan.

2. Risiko Umum

a. Risiko Makroekonomi Indonesia

Meningkatnya suku bunga dan inflasi merupakan indikator penurunan kondisi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang
melambat akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Pada kondisi ini kebutuhan primer menjadi prioritas utama
dalam alokasi keuangan masyarakat, sehingga akan berdampak pada menurunnya permintaan produk branded, vitamin
dan suplemen kesehatan. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi tingkat pendapatan Perseroan.

b. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

Sebagian besar, 90% atau lebih bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi nasional masih diimpor, sehingga nilai
tukar rupiah terhadap mata uang dunia terutama dollar AS dan euro menjadi faktor biaya yang penting. Nilai tukar yang
tinggi akan berisiko meningkatkan Harga Pokok Produksi dan menurunkan tingkat profitabilitas Perseroan

c. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul karena adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya
tuntutan hukum, ketiadaan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak.
Perkra-perkara hukum yang dialami Perusahaan pada umumnya adalah seagai berikut :
- Perkara pidana, seluruh perkara hukum yang terkait dengan hukum pidana adalah dikarenakan adanya fraud internal
yang diproses oleh Perusahaan untuk menegakkan ketentuan yang berlaku.
- Perkara perdata, seluruh perkara hukum perdata yang ada terkait permasalahan dengan pihak ketiga

17
d. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan timbul disebabkan Perusahaan tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Apabila terjadi pelanggaran terhadap salah satu dari peraturan perundang-
undangan ataupun ketentuan lain yang berlaku, maka risiko yang mungkin terjadi adalah sanksi bagi Perusahaan yang
dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material maupun sanksi nun finansial berbentuk teguran tertulis, sanksi
ketidaklayakan dan ketidakmampuan bagi manajemen Perusahaan ataupun pembekuan kegiatan usaha Perusahaan. Hal
ini dapat menurunkan kinerja Perusahaan baik secara finansial maupun non finansial.

3. Risiko Terkait Investasi Saham

Risiko Likuiditas Saham

Risiko likuiditas saham merupakan risiko yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah saham yang beredar di pasar saham
yang menyebabkan transaksi saham Perseroan tidak aktif. Tingkat fluktuasi harga di pasar modal Indonesia juga cenderung
tidak stabil dibandingkan dengan pasar modal lainnya. Oleh karena itu, Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar
perdagangan untuk saham Perseroan dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Terdapat pemegang
saham institusi yang tidak aktif melakukan transaksi saham Perseroan secara reguler yang turut menyebabkan tidak
likuidnya perdagangan saham Perseroan.

MITIGASI RISIKO

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko-risiko diatas diantaranya adalah :

1. Risiko Terkait Kegiatan Usaha

- Risiko reputasi dikelola dengan cara :


a. Membentuk tim khusus untuk menangani publikasi negatif dan pengaduan penyimpangan.
b. Melakukan pengukuran dan identifikasi atas dampak publikasi negatif dan pengaduan penyimpangan.
c. Secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas
Perusahaan.

- Risiko persaingan usaha dikelola dengan cara :


a. Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap
peluang yang tersedia di pasar industri farmasi.
b. Perusahaan melakukan analisa pengembangan atas produk agar dapat memberikan nilai lebih dari produk
yang ditawarkan Perusahaan lain.

- Risiko operasional dikelola dengan cara :


a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko operasional yang telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis,
kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan.
b. Mengembangkan pengawasan internal di cabang-cabang Perseroan.
c. Mengembangkan sistem IT yang terintegrasi, sehingga Perusahaan dapat menghasilkan informasi secara
lebih akurat dan tepat waktu.
d. Mengembangkan manajemen sumber daya manusia dengan memberlakukan sistem penilaian kinerja,
remunerasi, peningkatan fasilitas kesejahteraan karyawan serta pengembangan struktur organisasi yang
lebih terfokus kepada masing-masing bidang.
e. Mengembangkan self assessment dalam proses identifikasi risiko operasional.

- Risiko strategis dikelola dengan cara :


a. Membuat rencana kerja yang disesuaikan dengan misi dan strategi Perusahaan.
b. Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan.
c. Melaksanakan pengawasan pencapaian rencana kerja secara periodik.
d. Melakukan evaluasi kembali atas hasil sementara yang dicapai, beserta faktor penyebab tidak tercapainya
target Perusahaan, dilakukan dengan mitigasi faktor risiko penyebab kegagalan.
e. Melakukan perbaikan atas rencana kerja semula dalam upayanya mencapai target Perusahaan yang telah
ditetapkan.

18
2. Risiko Umum

- Risiko makroekonomi indonesia dikelola dengan cara:


a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko pasar atau perekonomian Indonesia yang telah disesuaikan
dengan misi, strategi bisnis, kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan.
b. Melakukan system review dan pemantauan terhadap semua transaksi dan aktivitas fungsional yang
mempunyai exposure risiko pasar atau kondisi ekonomi Indonesia.
c. Melakukan pengawasan tingkat bunga dan valuta asing.

- Risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah dikelola dengan cara:


a. Perusahaan melakukan antisipasi terkait pelemahan nilai Rupiah ini dengan melakukan optimalisasi hedging,
yaitu menggunakan fasilitas treasury line dari Bank Mandiri atas tagihan.
b. Sinergi dengan pemasok untuk mendapatkan keuntungan dari volume beli dan sharing risiko.
c. Alternatif sourcing bahan dengan beberapa vendor.
d. Perbaikan Supply Chain Management (SCM) dalam hal pasokan bahan baku agar disesuaikan dengan
kebutuhan/ jadwal produksi sehingga akan mengurangi beban jatuh tempo dan penumpukan stok bahan
baku.

- Risiko hukum dikelola dengan cara :


a. Membentuk kebijakan dan prosedur pengendalian risiko hukum yang memadai dengan kebutuhan strategi
bisnis Perusahaan.
b. Melakukan kajian hukum atas dokumen-dokumen yang memiliki aspek hukum baik berupa perjanjian atau
peraturan internal sebelum diberlakukan.
c. Melakukan pengawasan terhadap perkara pengadilan yang sedang berlangsung dengan mengikuti segala
perkembangannya.

- Risiko kepatuhan dikelola dengan cara :


a. Membuat kebijakan internal yang mengacu kepada peraturan ketentuan yng berlaku seperti Peraturan
Pemerintah dan sebagainya.
b. Melakukan sosialisasi atau pelatihan peraturan dan ketentuan yang masih berlaku beserta sanksinya kepada
seluruh karyawan terkait.
c. Melakukan update peraturan dan ketentuan yang masih berlaku maupun yang telah dicabut.
d. Melakukan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan kepatuhan melalui fungsi internal audit.

3. Risiko Terkait Investasi Saham

- Risiko likuiditas saham dikelola dengan cara :


a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko likuiditas saham yang telah disesuaikan dengan misi, strategi
bisnis, kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan.
b. Menetapkan kebijakan dan prosedur penetapan transaksi likuiditas saham secara tertulis, lengkap, memadai
dan mudah ditelusur.
c. Membentuk satuan kerja pengendali risiko likuiditas saham dan melaksanakan pengendalian risiko likuiditas
saham yang dilaksanakan secara konsisten dan independen.
d. Melakukan pengawasan terkait pasar saham secara periodik.

19
IX. TRANSAKSI/PERJANJIAN, PIUTANG DAN KEWAJIBAN
DENGAN PIHAK AFILIASI DAN PIHAK KETIGA
Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dan
pihak ketiga untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan. Seluruh perjanjian terkait transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan Afiliasi dan pihak ketiga dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana bila dilakukan dengan
pihak ketiga dan perjanjian-perjanjian afiliasi tersebut dari waktu ke waktu dilakukan perpanjangan. Berikut ini merupakan
transaksi Perseroan dengan pihak Afiliasi dan pihak ketiga, antara lain:

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

1. Akta Perjanjian Kredit Modal 1. PT Bank Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving 10 Juli 2018
Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 Mandiri dengan limit sebesar Rp130.000.000.000,- s/d
No. 29 tanggal 12 Mei 2011, (Persero) dengan Bunga sebesar 9,50% per tahun 9 Juli 2019
yang dibuat di hadapan M. Dwi Tbk. yang digunakan untuk modal kerja produksi
Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di (“Bank”); dan operasional obat-obatan.
Semarang dan telah beberapa 2. Perseroan
kali diubah dengan: (“Debitur”) Hal-hal yang harus dilakukan oleh Debitur:
a. Addendum I atas Perjanjian 1. Menyampaikan kepada Bank:
Kredit Modal Kerja No. a. laporan bulanan persediaan dan
CRO.KP/128/KMK/11 No. piutang yang disampaikan setiap
29 No. triwulanan dan telah diterima oleh
TOP.CRO/CLA.169/ADD/20 Bank selambat-lambatnya 60 hari
12 tanggal 10 Mei 2012, kalender terhitung sejak
yang dibuat di bawah berakhirnya periode laporan
tangan dan bermaterai tersebut;
cukup; b. laporan keuangan unaudited
b. Addendum II atas Perjanjian setiap triwulan yang harus
Kredit Modal Kerja No. diserahkan dan diterima oleh Bank
CRO.KP/128/KMK/11 No. selambat-lambatnya 60 hari
29 No. kalender terhitung sejak
TOP.CRO/CLA.197/ADD/20 berakhirnya periode laporan
13 tanggal 10 Mei 2013, tersebut;
yang dibuat di bawah c. laporan keuangan tahunan yang
tangan dan bermaterai telah diaudit oleh akuntan publik
cukup; yang tercatat sebagai rekanan
c. Akta Addendum III Bank atau OJK atau hasil RUPS
Perjanjian Kredit Modal Debitur dan telah diterima oleh
Kerja No. Bank selambat-lambatnya 180 hari
CRO.KP/128/KMK/11 No. kalender setelah tanggal
40 tanggal 23 Agustus 2013, penutupan tahun buku;
yang dibuat di hadapan 2. Mengizinkan Bank dan/atau pihak yang
Maria Dwi Hartati, S.H., ditunjuk oleh Bank untuk setiap waktu
M.Kn., Notaris di Semarang; melakukan pemeriksaan setempat
d. Akta Addendum IV terhadap aktivitas usaha, keuangan
Perjanjian Kredit Modal dan catatan-catatan yang dibuat oleh
Kerja No. Debitur dalam memenuhi seluruh
CRO.KP/128/KMK/11 No. kewajibannya kepada Bank serta
01 tanggal 2 Desember meminta informasi kepada pihak ketiga
2013, yang dibuat di lainnya;
hadapan M. Dwi Hartati, 3. Menggunakan fasilitas kredit sesuai
S.H., M.Kn., Notaris di dengan tujuan penggunaan fasilitas
Semarang; kredit;
e. Akta Addendum V 4. Mentaati seluruh kewajiban
Perjanjian Kredit Modal pembayaran angsuran pokok, bunga
Kerja No. atau kewajiban lainnya serta
CRO.KP/128/KMK/11 No. memperhatikan jangka waktu
06 tanggal 9 Mei 2014, yang pembayaran atau pelunasan kredit; 5.
dibuat di hadapan M. Dwi Melakukan penilaian ulang atas
Hartati, S.H., M.Kn., Notaris agunan fixed aset minimum 1 kali
di Semarang; dalam 2 tahun oleh perusahaan penilai
f. Addendum VI atas rekanan Bank;
Perjanjian Kredit Modal 6. Menyampaikan hasil penilaian ulang

20
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

Kerja No. atas agunan fixed aset untuk posisi


CRO.KP/128/KMK/11 No. tahun 2018 dan telah diterima oleh
TOP.CRO/CCL.407/ADD/20 Bank selambat-lambatnya 90 hari
15 tanggal 7 Juli 2015, yang kalender setelah penandatanganan
dibuat di bawah tangan dan Addendum Perjanjian;
bermaterai cukup; 7. Melakukan penutupan asuransi atas
g. Addendum VII atas agunan (yang insurable) yang telah
Perjanjian Kredit Modal diserahkan kepada Bank dengan
Kerja No. Banker’s Clause Bank dengan nilai
CRO.KP/128/KMK/11 No. penutupan minimal sebesar nilai wajar
OPS.CRO/CCL.446/ADD/20 agunan yang insurable dengan
16 tanggal 29 Juni 2016, menggunakan perusahaan asuransi
yang dibuat di bawah rekanan Bank;
tangan dan bermaterai 8. Mempertahankan dan menjaga izin-izin
cukup; perusahaan agar tetap berlaku dan
h. Addendum VIII atas segera melakukan perpanjangannya
Perjanjian Kredit Modal bilamana jangka waktunya sudah
Kerja No. berakhir;
CRO.KP/128/KMK/11 No. 9. Memberitahukan secara tertulis kepada
29 No. Bank selambat-lambatnya 5 hari kerja
OPS.CRO/CCL/ADD/2017 atas tindakan sebagai berikut:
tanggal 7 Juli 2017, yang - Melakukan perubahan susunan
dibuat di bawah tangan dan pengurus; dan
bermaterai cukup; - Melakukan pembagian dividen.
i. Addendum IX atas 10. Memberikan kesempatan kepada Bank
Perjanjian Kredit Modal terlebih dahulu apabila terdapat
Kerja No. kebutuhan pembiayaan sebelum
CRO.KP/128/KMK/11 No. mengajukan kredit kepada bank lain;
TIO.CRO/CCL.624/ADD/201 11. Menjaga rasio keuangan sebagai
8 tanggal 9 Juli 2018, yang berikut:
dibuat di bawah tangan dan - Current Ratio minimal 110%;
bermaterai cukup - Debt Equity Ratio maksimal 233%;
- Debt Service Covarage Ratio
(DSCR) minimal 100%;
- Earnings Before Interest, Taxes,
Depreciation and Amortization
(EBITDA) to interest minimal
120%.
12. Menyalurkan minimal 90% aktivitas
dan transaksi di Bank;
13. Menempatkan dana minimal 80% dari
total dana Debitur yang tercermin
dalam laporan keuangan triwulanan;
14. Menjaga outstanding baki debet
tercover oleh 70% persediaan dan
piutang.

Selama seluruh kewajiban Debitur


berdasarkan Perjanjian dan/atau perjanjian-
perjanjian lain yang merupakan satu
kesatuan dengan Perjanjian belum dibayar
lunas, Debitur tanpa persetujuan tertulis dari
Bank terlebih dahulu, Debitur tidak boleh
melakukan hal-hal sebagaimana berikut:
1. Memindahtangankan agunan, kecuali
yang menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan dengan ketentuan
Debitur harus mengganti agunan
tersebut dengan barang yang sejenis
dan/atau dengan nilai yang setara
serta dapat dibebani hak jaminan;
2. Mengikat diri sebagai penanggung
hutang/penjamin terhadap pihak lain
dan/atau menjaminkan harta

21
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

kekayaan/aset Debitur kepada pihak


lain;
3. Memberikan pinjaman baru kepada
siapapun juga termasuk kepada para
pemegang saham perusahaan kecuali
jika pinjaman tersebut diberikan dalam
rangka transaksi dagang yang
berkaitan langsung dengan usaha
Debitur;
4. Menjual atau memindahtangankan
dengan cara apapun atau melepaskan
sebagian atau seluruh harta
kekayaan/aset Debitur yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan kewajiban
Debitur kepada Bank berdasarkan
Perjanjian;
5. Mengajukan permohonan dan/atau
menyuruh pihak lain mengajukan
permohonan kepada pengadilan untuk
dinyatakan pailit atu meminta
penundaan pembayaran hutang.

Jaminan:
1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000
m2;
2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas
1.646 m2;
3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2;
4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348
m2;
5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450
m2;
6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000
m2;
7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2;
8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang
baik yang sekarang ada maupun
dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp250.000.000.000,-;
9. Jaminan Fidusia atas seluruh
persediaan baik yang sekarang ada
maupun dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp175.000.000.000,-; dan
10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin
dan peralatan baik yang sekarang ada
maupun dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp78.000.000.000,-.
Agunan tersebut diikat secara joint collateral
dan cross default untuk menjamin seluruh
fasilitas kredit atas nama Debitur.
2. Akta Perjanjian Pemberian 1. PT Bank Fasilitas Non Cash Loan (NCL) sebesar 10 Juli 2018
Fasilitas Non Cash Loan No. Mandiri USD3.000.000 untuk pembelian impor/lokal s/d
CRO.KP/129/NCL/11 No. 30 (Persero) bahan baku dan produksi obat-obatan serta 9 Juli 2019
tanggal 12 Mei 2011, yang dibuat Tbk. investasi mesin atau capex dan Fasilitas
di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., (“Bank”); Trust Receipt (TR) sublimit dengan Fasilitas
M.Kn., Notaris di Semarang dan 2. Perseroan NCL sebesar USD350.000 untuk
telah beberapa kali diubah (“Debitur”) menampung kewajiban
dengan: LC/SKBDN/Sight/Usance/UPAS yang jatuh
a. Addendum I atas Perjanjian tempo.
Pemberian Fasilitas Non
Cash Loan No. Hal-hal yang harus dilakukan oleh Debitur:

22
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

CRO.KP/129/NCL/11 No. 1. Menyampaikan kepada Bank:


TOP.CRO/CLA.170/ADD/20 a. laporan bulanan persediaan dan
12 tanggal 10 Mei 2012, piutang yang disampaikan setiap
yang dibuat di bawah triwulanan dan telah diterima oleh
tangan dan bermaterai Bank selambat-lambatnya 60 hari
cukup; kalender terhitung sejak
b. Addendum II atas Perjanjian berakhirnya periode laporan
Pemberian Fasilitas Non tersebut;
Cash Loan No. b. laporan keuangan unaudited
CRO.KP/129/NCL/11 No. setiap triwulan yang harus
TOP.CRO/CLA.198/ADD/20 diserahkan dan diterima oleh Bank
13 tanggal 10 Mei 2013, selambat-lambatnya 60 hari
yang dibuat di bawah kalender terhitung sejak
tangan dan bermaterai berakhirnya periode laporan
cukup; tersebut;
c. Akta Addendum III c. laporan keuangan tahunan yang
Perjanjian Pemberian telah diaudit oleh akuntan publik
Fasilitas Non Cash Loan yang tercatat sebagai rekanan
Letter of Credit (LC) Impor Bank atau OJK atau hasil RUPS
No. CRO.KP/129/NCL/11 Debitur dan telah diterima oleh
No. 07 tanggal 9 Mei 2014, Bank selambat-lambatnya 180 hari
yang dibuat di hadapan M. kalender setelah tanggal
Dwi Hartati, S.H., M.Kn., penutupan tahun buku;
Notaris di Semarang; 2. Mengizinkan Bank dan/atau pihak yang
d. Addendum IV atas ditunjuk oleh Bank untuk setiap waktu
Perjanjian Pemberian melakukan pemeriksaan setempat
Fasilitas Non Cash Loan terhadap aktivitas usaha, keuangan
Letter of Credit (LC) Impor dan catatan-catatan yang dibuat oleh
No. CRO.KP/129/NCL/11 Debitur dalam memenuhi seluruh
No. kewajibannya kepada Bank serta
TOP.CRO/CCL.404/ADD/20 meminta informasi kepada pihak ketiga
15 tanggal 7 Juli 2015, yang lainnya;
dibuat di bawah tangan dan 3. Menggunakan fasilitas kredit sesuai
bermaterai cukup; dengan tujuan penggunaan fasilitas
e. Akta Addendum Ke-5 kredit;
Perjanjian Pemberian 4. Mentaati seluruh kewajiban
Fasilitas Non Cash Loan pembayaran angsuran pokok, bunga
Letter of Credit (LC) Impor atau kewajiban lainnya serta
No. CRO.KP/129/NCL/11 memperhatikan jangka waktu
No. 51 tanggal 29 Juni pembayaran atau pelunasan kredit; 5.
2016, yang dibuat di Melakukan penilaian ulang atas
hadapan Doktor Raden agunan fixed aset minimum 1 kali
Djoko Setyo Hartono dalam 2 tahun oleh perusahaan penilai
Widagdo, S.E., M.M., S.H., rekanan Bank;
M.Kn., Notaris di Semarang; 6. Menyampaikan hasil penilaian ulang
f. Addendum VI atas atas agunan fixed aset untuk posisi
Perjanjian Pemberian tahun 2018 dan telah diterima oleh
Fasilitas Non Cash Loan No. Bank selambat-lambatnya 90 hari
CRO.KP/129/NCL/11 No. kalender setelah penandatanganan
TOP.CRO/CCL/ADD/2017 Addendum Perjanjian;
tanggal 7 Juli 2017, yang 7. Melakukan penutupan asuransi atas
dibuat di bawah tangan dan agunan (yang insurable) yang telah
bermaterai cukup; diserahkan kepada Bank dengan
g. Addendum VII atas Banker’s Clause Bank dengan nilai
Perjanjian Pemberian penutupan minimal sebesar nilai wajar
Fasilitas Non Cash Loan No. agunan yang insurable dengan
CRO.KP/129/NCL/11 No. menggunakan perusahaan asuransi
TIO.CRO/CCL.625/ADD/201 rekanan Bank;
8 tanggal 9 Juli 2018, yang 8. Mempertahankan dan menjaga izin-izin
dibuat di bawah tangan dan perusahaan agar tetap berlaku dan
bermaterai cukup segera melakukan perpanjangannya
bilamana jangka waktunya sudah
berakhir;
9. Memberitahukan secara tertulis kepada

23
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

Bank selambat-lambatnya 5 hari kerja


atas tindakan sebagai berikut:
- Melakukan perubahan susunan
pengurus; dan
- Melakukan pembagian dividen.
10. Memberikan kesempatan kepada Bank
terlebih dahulu apabila terdapat
kebutuhan pembiayaan sebelum
mengajukan kredit kepada bank lain;
11. Menjaga rasio keuangan sebagai
berikut:
- Current Ratio minimal 110%;
- Debt Equity Ratio maksimal 233%;
- Debt Service Covarage Ratio
(DSCR) minimal 100%;
- Earnings Before Interest, Taxes,
Depreciation and Amortization
(EBITDA) to interest minimal
120%.
12. Menyalurkan minimal 90% aktivitas
dan transaksi di Bank;
13. Menempatkan dana minimal 80% dari
total dana Debitur yang tercermin
dalam laporan keuangan triwulanan;
14. Menjaga outstanding baki debet
tercover oleh 70% persediaan dan
piutang.

Jaminan:
1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000
m2;
2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas
1.646 m2;
3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2;
4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348
m2;
5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450
m2;
6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000
m2;
7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2;
8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang
baik yang sekarang ada maupun
dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp250.000.000.000,-;
9. Jaminan Fidusia atas seluruh
persediaan baik yang sekarang ada
maupun dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp175.000.000.000,-; dan
10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin
dan peralatan baik yang sekarang ada
maupun dikemudian hari, dengan nilai
penjaminan sebesar
Rp78.000.000.000,-.
Agunan tersebut diikat secara joint collateral
dan cross default untuk menjamin seluruh
fasilitas kredit atas nama Debitur.

3. Perjanjian Treasury Line No. 1. PT Bank Fasilitas Treasury Line sebesar 10 Juli 2018
CRO.KP/130/TL/11 tanggal 12 Mandiri USD3.000.000 untuk hedging untuk s/d
Mei 2011, yang dibuat di bawah (Persero) transaksi daily operation. 9 Juli 2019
tangan dan telah beberapa kali Tbk.

24
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

diubah dengan: (“Bank”); Jaminan:


a. Addendum I Perjanjian 2. Perseroan 1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000
Treasury Line No. (“Debitur”) m2;
CRO.KP/130/TL/11 tanggal 2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas
10 Mei 2012, yang dibuat di 1.646 m2;
bawah tangan dan 3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2;
bermaterai cukup; 4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348
b. Addendum II Perjanjian m2;
Treasury Line No. 5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450
CRO.KP/130/TL/11 tanggal m2;
10 Mei 2013, yang dibuat di 6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000
bawah tangan dan m2;
bermaterai cukup; 7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2;
c. Akta Addendum III 8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang
Perjanjian Treasury Line No. baik yang sekarang ada maupun
CRO.KP/130/TL/11 No. 08 dikemudian hari, dengan nilai
tanggal 9 Mei 2014, yang penjaminan sebesar
dibuat di hadapan M. Dwi Rp250.000.000.000,-;
Hartati, S.H., M.Kn., Notaris 9. Jaminan Fidusia atas seluruh
di Semarang; persediaan baik yang sekarang ada
d. Addendum IV atas maupun dikemudian hari, dengan nilai
Perjanjian Treasury Line No. penjaminan sebesar
CRO.KP/130/TL/11 No. Rp175.000.000.000,-; dan
TOP.CRO/CCL.405/ADD/20 10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin
15 tanggal 7 Juli 2015, yang dan peralatan baik yang sekarang ada
dibuat di bawah tangan dan maupun dikemudian hari, dengan nilai
bermaterai cukup; penjaminan sebesar
e. Addendum V atas Perjanjian Rp78.000.000.000,-.
Treasury Line No. Agunan tersebut diikat secara joint collateral
CRO.KP/130/TL/11 No. dan cross default untuk menjamin seluruh
TOP.CRO/CCL/ADD/2015 fasilitas kredit atas nama Debitur.
tanggal 13 Agustus 2015,
yang dibuat di bawah
tangan dan bermaterai
cukup;
f. Akta Addendum Ke-6
Perjanjian Treasury Line No.
CRO.KP/130/TL/11 No. 52
tanggal 29 Juni 2016, yang
dibuat di hadapan Doktor
Raden Djoko Setyo Hartono
Widagdo, S.E., M.M., S.H.,
M.Kn., Notaris di Semarang;
g. Addendum VII Perjanjian
Treasury Line No.
CRO.KP/130/TL/11 No.
OPS.CRO/CCL/ADD/2017
tanggal 7 Juli 2017, yang
dibuat di bawah tangan dan
bermaterai cukup;
h. Addendum VIII Perjanjian
Treasury Line No.
CRO.KP/130/TL/11 No.
TIO.CRO/CCL.626/ADD/201
8 tanggal 9 Juli 2018, yang
dibuat di bawah tangan dan
bermaterai cukup

4. Perjanjian Pendahuluan No. 1. Perseroan Pihak Pertama menunjuk Pihak Kedua 21 Desember 2016
225/S.Pj/LE/XII/2016 tanggal 21 (“Pihak untuk melakukan produksi Produk s/d
Desember 2016, yang dibuat Pertama”) Teknnologi, Merek, dan kepemilikan Nomor 21 Desember 2023
dibawah tangan dan bermeterai 2. PT Mitra Ijin Edar.
cukup Rajawali
Banjaran Kewajiban Pihak Pertama, antara lain:

25
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

(“Pihak 1. Pihak Pertama akan memberikan dan


Kedua”) berbagi informasi termasuk tidak terbatas
pada data, dokumen, dan metode, serta
tahapan atau rencana kerja terkait
pelaksanaan kerjasama dalam Perjanjian
ini;
2. Pihak Pertama dengan upaya-upaya
yang patut dan wajar, wajib menjaga
kerahasiaan seluruh informasi termasuk
namun tidak terbatas pada data,
dokumen, dan metode, selama maupun
sesudah berlakunya kerjasama ini;
3. Pihak Kedua akan menunjuk Person In
Charge (PIC) masing-masing dalam
kerjasama ini, sehubungan dengan
perjanjian dan/atau teknis pelaksanaan
kerjasama sebagai tindak lanjut dari
Perjanjian Ini.

5. Perjanjian Kerjasama Bangun 1. Perseroan Penerima Hak BGS bermaksud mendirikan 14 Juli 2017
Guna Serah No. (“Penerima bangunan di atas tanah yang kemudian s/d
165/S.Pj/LE/VII/17 dan No. Hak BGS”) diperuntukkan sebagai Pembangunan 14 Juli 2027
005.1/S.PJ/MRB/VII/2017 tanggal 2. PT Mitra Gedung Fasilitas Produksi Produk dengan
14 Juli 2017, yang dibuat Rajawali dana investasinya, Pemberi Hak BGS
dibawah tangan dan bermeterai Banjaran bersedia memberikan Hak Bangun Guna
cukup (“Pemberi Serah atas tanah kepada Penerima Hak
Hak BGS”) BGS yang akan dimanfaatkan untuk
mendirikan bangunan antara lain Gedung
Fasilitas Produksi Alat Kesehatan yang
selanjutnya bangunan dan fasilitas tersebut
akan dikelola secara komersial oleh
Penerima Hak BGS.

Ruang Lingkup Kerjasama


1. Bentuk kerjasama dalam Perjanjian ini
bersifat kerjasama Bangun Guna Serah
atau Built Operate and Transfer antara
Penerima Hak BGS dengan Pemberi Hak
BGS;
2. Dalam kerjasama ini Pemberi Hak BGS
memberikan izin hanya kepada Penerima
Hak BGS untuk melaksanakan Proyek
BGS pada lokasi yang telah ditentukan,
yaitu di Jalan Raya Banjaran Banjaran
Km 16, Banjaran, Bandung, Kecamatan
Arjasari, Bandung 40377, Jawa Barat
seluas 258 m2 yakni tanah milik Pemberi
Hak BGS yang dibuktikan kepemilikan
dan pemeliharaan pengelolaannya
dengan surat/dokumen resmi nomor
647/53/419/PB-CK tanggal 14 September
1999;
3. Tanah tersebut akan digunakan untuk
pembangunan gedung fasilitas produksi
dengan dana investasi Penerima Hak
BGS

Selama periode BGS, Penerima Hak BGS


akan dikenakan Licensed Fee dari Harga
Jual Pabrik (HJP) sesuai per tahun realisasi
penjualan tahun berjalan (sesuai dengan
nilai selling out), dengan perhitungan:
a. Pada tahun pertama sampai dengan
tahun ke-7, Penerima Hak BGS akan

26
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

dikenakan Licensed Fee sebesar 1,5%;


b. Pada tahun ke-8, Penerima Hak BGS
akan dikenakan Licensed Fee sebesar
2%;
c. Pada tahun ke-9, Penerima Hak BGS
akan dikenakan Licensed Fee sebesar
2,5%;
d. Pada tahun ke-10 kerjasama, Penerima
Hak BGS akan dikenakan Licensed Fee
sebesar 3%.
Selama periode BGS, Penerima Hak BGS
dikenakan biaya sewa tanah yang
digunakan untuk fasilitas produksi per
tahun sebesar 1% dari besarnya biaya
investasi Penerima Hak BGS setiap
tahun selama periode BGS;

Hak Penerima Hak BGS


1. Melaksanakan proyek BGS (pelaksanaan
pembangunan-pengadaan mesin
pengoperasian fasilitas produksi) sesuai
peraturan perundangan dan persyaratan
lain yang berlaku;
2. Memiliki nama produk, NIE dengan
segala aspek risiko yang timbul
sehubungan dengan nama produk
tersebut di kemudian hari;
3. Menggunakan Lisence MRB untuk
kepentingan pendaftaran produk dan
mesin produk;
4. Mengelola dan mengurus fasilitas
produksi siap pakai yang terdiri dari
tenaga kerja, management, serta mutu
kualitas produk hasil produksi;
5. Mengelola kegiatan operasional yang
berlangsung selama periode BGS
termasuk melakukan pembayaran atas
listrik, air, kebersihan, pengolahan
limbah, pajak bumi dan bangunan (PBB),
penggajian karyawan dan kebutuhan
lainnya terkait kegiatan operasional
produksi;
6. Mengedarkan, menjual, mendistribusikan
dan memasarkan produk.

Kewajiban Penerima Hak BGS


Antara lain:
1. Melakukan pembayaran atas biaya sewa
tanah;
2. Melakukan pembayaran sehubungan
dengan biaya konsultan, pengurusan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UPL), Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan sertifikasi perluasan fasilitas
produksi serta perizinan terkait lainnya;
3. Menanggung biaya asuransi atas
bangunan dan lain-lainnya yang
berhubungan dengan proses produksi
produk selama periode kerjasama;
4. Menanggung biaya pengurusan izin dan
sertifikat produksi produk;
5. Biaya pegawai, biaya operasional
produksi, biaya pemeriksaan laboratorium

27
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

serta biaya lain-lainnya yang


berhubungan dengan proses produksi
produk menjadi tanggung jawab
Penerima Hak BGS;
6. Bertanggung jawab atas aktivitas yang
berhubungan dengan struktural dan
operasional dengan dibantu Pemberi Hak
BGS;
7. Menyediakan tenaga kerja setingkat
supervisor guna proses produksi.

6. Perjanjian Distribusi No. 1. Perseroan Prinsipal bermaksud untuk menunjuk 31 Desember 2016
248/S.Pj/LE/XII/16 dan No. (“Prinsipal”) distributor dari produk Prinsipal untuk s/d
139/S.PJ/Nus.01/XII/16 tanggal 2. PT Rajawali dipasarkan di seluruh wilayah Indonesia. 31 Desember 2018
31 Desember 2016, yang dibuat Nusindo Prinsipal menunjuk Distributor sebagai
dibawah tangan dan bermeterai (“Distributor” distributor tunggal dan Distributor menerima
cukup ) penunjukan dari Prinsipal untuk
mendistribusikan produk prinsipal,
sebagaimana tercantum dalam lampiran
Perjanjian ini, sampai di outlet di dalam
teritori. Harga produk akan ditetapkan oleh
Prinsipal dan dapat mengalami perubahan
sewaktu-waktu.

Hak Prinsipal
1. Prinsipal berhak untuk melakukan audit
terhadap fasilitas dan sistem
pergudangan, termasuk sistem
transportasi Distributor sesuai dengan
ketentuan CDOB serta ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2. Prinsipal berhak mendapatkan laporan
dari Distributor sebagaimana tercantum
dalam Perjanjian ini.

Kewajiban Prinsipal
Antara lain:
1. Prinsipal wajib memberikan Order
Confirmation atas setiap pesanan dari
kantor cabang Distributor paling lambat 1
x 24 jam hari kerja sejak pesanan
diterima. Apabila lebih dari 1 x 24 jam
hari kerja tidak ada konfirmasi baik dari
kantor cabang Distributor, maka
Distributor dianggap menyetujui
konfirmasi Prinsipal;
2. Prinsipal wajib mengirimkan produk
berdasarkan pesanan Distributor sampai
gudang cabang Distributor, atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Distributor
sepanjang terkait dengan ketentuan
dalam Perjanjian ini;
3. Prinsipal wajib mengirimkan surat
pemberitahuan kepada Distributor apabila
terjadi perubahan harga, paling lambat 10
hari sebelum harga baru tersebut
diberlakukan;
4. Prinsipal wajib menerima dan
menindaklanjuti dengan baik laporan atas
keluhan produk dari Distributor, sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
oleh prinsipal;
5. Prinsipal wajib melakukan aktivitas

28
No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu

promosi untuk menciptakan permintaan


pasar di teritori;
6. Prinsipal wajib memberitahukan kepada
Distributor apabila ada program bonus,
paling lambat 15 hari kalender sebelum
masa berlaku;
7. Prinsipal wajib mengganti kerugian dan
melepaskan Distributor dari segala
tanggung jawab, tuntutan atas kerugian
Pihak Ketiga yang ditimbulkan oleh
kesalahan/kelalaian Prinsipal, yang
merupakan tanggung jawab Prinsipal.

29
X. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk hak atas dividen sesuai
dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dividen yang diterima oleh pemegang saham non Warna Negara Indonesia (“WNI”) akan dikenakan pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia.

Sesuai peraturan perundang-undangan di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, keputusan mengenai pembagian
dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi dari Direksi
Perseroan. Perseroan dapat membagian dividen pada tahun dimana Perseroan mencatatkan laba bersih.

Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen Perseroan untuk tahun buku 2015 sampai dengan 2017,
yang masing-masing dibayarkan pada tahun berikutnya:

Tahun Jumlah Dividen Dibayarkan Dividend per share Dividend Payout Ratio
(dalam ribu Rupiah) (dalam Rupiah)
2017 87.686.243 521,94 70%
2016 43.501.205 258,94 50%
2015 31.503.963 187,52 50%

Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan distribusi laba tahun berjalan Perseroan dalam bentuk pembagian dividen
interim selama dividen interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari modal
ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan wajib sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris.

Manajemen Perseroan menetapkan kebijakan pembagian dividen kepada pemegang saham Perseroan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor (i) posisi keuangan Perseroan; (ii) tingkat kesehatan Perseroan; (iii) posisi permodalan
Perseroan; (iv) target dan proyeksi kecukupan modal di masa depan; (v) kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku; (vi)
rencana dan prospek usaha Perseroan di masa depan; dan (vii) hal-hal lain yang dipandang relevan oleh Direksi Perseroan.
Perseroan juga memastikan bahwa untuk setiap rencana pembagian dividen tidak memiliki dampak yang merugikan kinerja
keuangan maupun profil risiko Perseroan.

Perseroan juga memastikan bahwa untuk setiap rencana pembagian dividen tidak memiliki dampak yang merugikan kinerja
keuangan maupun profil risiko Perseroan. Perseroan dapat membagian dividen pada tahun dimana Perseroan mencatatkan
laba bersih.

Direksi dapat mengubah kebijakan dividen sewaktu-waktu sepanjang mendapat persetujuan dari para pemegang saham
dalam RUPS.

Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian
dividen.

30

Anda mungkin juga menyukai