Pedoman Pengorganisasian TB DOTS
Pedoman Pengorganisasian TB DOTS
PENDAHULUAN
1
pasien TB ketika pertama kali sakit mencari pengobatan ke rumah sakit,
sedangkan sisanya ke Puskesmas dan praktisi swasta.
Pelaksanaan DOTS di rumah sakit mempunyai daya ungkit dalam
penemuan kasus (case detection rate, CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure
rate), dan angka keberhasilan rujukan (success referral rate). Adapun strategi
DOTS terdiri dari:
1. Komitmen politis
2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
3. Pengobatan jangka pendek yang terstandar bagi semua kasus TB,
dengan penatalaksanaan kasus secara tepat, termasuk pengawasan
langsung pengobatan
4. Jaminan ketersediaan obat anti tuberkulosis (OAT) yang bermutu
5. System pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
secara keseluruhan.
Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus diekspansi dan
diakselerasi pada seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institusi terkait
termasuk rumah sakit pemerintah dan swasta, dengan mengikutsertakan secara
aktif semua pihak dalam kemitraan yang bersinergi untuk penanggulangan TB.
Pada saat ini penanggulangan TB dengan strategi DOTS di rumah sakit
baru berkisar 20% dengan kualitas yang bervariasi. Ekspansi strategi DOTS di
rumah sakit masih merupakan tantangan besar bagi keberhasialn Indonesia dalam
mengandalikan tuberkulosis. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
Tim TB External Monitoring Mission pada tahun 2005 menunjukkan bahwa angka
penemuan kasus TB di rumah sakit cukup tinggi, tetapi angka keberhasilan
pengobatan rendah dengan angka putus berobat yang masih tinggi. Kondisi
tersebut berpotensi untuk menciptakan masalah besar yaitu peningkatan
kemungkinan terjadi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (MDR-TB).
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
3
Gambar 2.1. RS SANTA MARIA s/d TAHUN 2004 (Kapasitas 71 bed)
4
Gambar 2.3. RS SANTA MARIA s/d 2011 (Kapasitas 200 bed)
5
B. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru
Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru adalah rumah sakit swasta dengan
kapasitas 248 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Salus Infirmorum . RS
Santa Maria Pekanbaru mempunyai misi menjadi Rumah Sakit dengan
pelayanan terbaik di Sumatera dengan motto melayani dengan penuh cinta
kasih (serviam in caritate).
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, RS Santa Maria mempunyai
tugas pokok berupa :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di RS Santa
Maria agar selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan
bermartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta
menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.
6
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI
DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
7
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Struktur organisasi RS Santa Maria dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari
Direktur RS Santa Maria, Wakil Direktur, Manajer Pelayanan Medis, Manajer
Penunjang Medis, Manajer Keperawatan, Manajer Humas, Manajer Akuntansi,
Manajer Keuangan, dan Manajer Umum. Struktur organisasi RS Santa Maria
tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan organisasi RS Santa Maria.
Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis
5 tahun yang memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam waktu 5
tahun. Renstra sekurang-kurangnya memuat :
1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya.
2. Posisi rumah sakit saat ini.
3. Asumsi yang digunakan dalam menyusun renstra
4. Penetapan sasaran, strategi dan program kerja 5 tahunan.
Struktur organisasi Rumah Sakit RS Santa Maria dan kedudukan Tim DOTS
adalah sebagai berikut :
8
9
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN TIM DOTS
1. Visi
TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
2. Misi
a. Menjamin bahwa setiap pasien TB mempunyai akses terhadap
pelayanan yang bermutu, untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena TB.
b. Menurunkan resiko penularan TB.
c. Mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat TB.
3. Falsafah
Pelayanan TB dengan strategi DOTS disediakan dan diberikan kepada
pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir dan standar
yang telah disepakati oleh seluruh organisasi profesi di dunia, serta
memanfaatkan kemampuan dan fasilitas rumah sakit secara optimal.
4. Tujuan
Tujuan unit DOTS adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di
Rumah Sakit Santa Maria melalui penerapan strategi DOTS secara optimal
dengan mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur
dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan serta memenuhi etika
kedokteran.
10
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI TIM DOTS
Tim DOTS RS Santa Maria dipimpin oleh seorang dokter spesialis paru
yang membawahi anggota yang terdiri dari satu orang dokter umum, dua orang
perawat, dan satu orang petugas laboratorium. Ketua tim DOTS merangkap
sebagai anggota. Seluruh anggota telah bersertifikat Pelatihan Pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi DOTS di Rumah sakit (PPTS DOTS).
Direktur
Dr.Arifin
KomiteMedik
Anggota
Dianti, AmdKep
Endah, AmdKep
11
BAB VII
URAIAN TUGAS
Pada dasarnya tugas tim DOTS Rumah Sakit Santa Maria dalam
penanggulangan TB adalah melayani pasien yang datang mencari pengobatan
dengan :
1. Melakukan penemuan (diagnosis) kasus TB.
a. mengidentifikasi suspek dan mengisi buku daftar suspek TB (TB06).
b. mengisi formulir untuk pemeriksaan dahak.
c. mendiagnosis TB pada orang dewasa dan anak sesuai dengan Program
Penanggulangan TB.
d. menentukan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
e. bertanggung jawab dalam pengisian kartu pengobatan pasien TB
(TB01) dan kartu identitas pasien (TB02) secara lengkap dan benar.
2. Melakukan pengobatan pasien TB.
a. Membantu pasien dalam penentuan pilihan tempat pengobatan
selanjutnya.
b. menetapkan paduan OAT yang benar untuk setiap klasifikasi dan tipe
pasien serta bertanggung jawab dalam menetapkan PMO bersama
pasien.
c. memberikan penyuluhan kepada pasien, keluarga, dan PMO.
d. bertanggung jawab dalam pengisian kartu pengobatan pasien TB
(TB01) dan kartu identitas pasien.
e. bertanggung jawab dalam pemantauan keteraturan pengobatan.
f. menentukan jadwal pemeriksaan dahak ulang.
g. menangani pasien mangkir.
h. mendeteksi dan menangani komplikasi, efek samping, dan merujuk ke
RS spesialistik bila diperlukan.
i. menangani pasien TB pada beberapa keadaan khusus.
12
j. menetapkan hasil pengobatan dan mencatat pada kartu pengobatan
pasien.
k. bertanggung jawab dalam pengisian kartu pencatatan lain yang
diperlukan (TB09 dan TB10).
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi hasil pengobatan.
a. melakukan analisis hasil pengobatan pasien sesuai dengan indikator.
b. merencanakan tindak lanjut untuk penyelesaian masalah.
13
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA TIM DOTS RS SANTA MARIA
Hubungan kerja unit DOTS dengan unit-unit lainnya dibentuk sebagai suatu
jejaring internal dalam menangani pasien TB di dalam rumah sakit. Koordinasi
kegiatan dilaksanakan oleh tim DOTS rumah sakit.
Fungsi masing-masing unit dalam jejaring internal RS adalah:
a. Unit DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien
tuberculosis di rumah sakit dan pusat informasi tentang tuberkulosis.
Kegiatannya juga meliputi konseling, penentuan klasifikasi dan tipe,
kategori pengobatan, pemberian OAT, penentuan PMO, follow up hasil
pengobatan, dan pencatatan.
b. Poli umum, IGD, dan poli, spesialis, berfungsi menjaring tersangka pasien
TB, menegakkan diagnosis, pengobatan serta menginformasikan dan atau
mengirim pasien ke unit DOTS RS.
c. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung unit DOTS dalam melakukan
penjaringan tersangka serta perawatan dan pengobatan pasien TB.
d. Laboratorium (mikrobiologi dan patologi anatomi) berfungsi sebagai sarana
penunjang diagnostik.
e. Radiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.
f. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap
manajemen OAT di RS.
g. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugas administrasi TB di unit
DOTS. Petugas rekam medis berfungsi sebagai pendukung data TB di RS.
h. PKRS berfungsi berfungsi sebagai pelaksana penyuluhan TB DOTS di RS.
14
TIM DOTS
Farmasi
Poli umum Laboratorium
Poli spesialis Radiologi
IGD Rekam medis
Rawat inap PKRS
Gambar 8.1. Skema Tata Hubungan Kerja Tim DOTS RS Santa Maria
15
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Tabel 9.1. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Tim DOTS RS Santa Maria
Nama Jumlah
Pendidikan Sertifikasi
Jabatan Kebutuhan
Ketua tim Dokter Spesialis Paru / Dokter
PPTS DOTS 1
DOTS umum
Koordinator Dokter umum / S1
PPTS DOTS 1
DOTS RS Keperawatan / D3 Keperawatan
Dokter umum / S1
Anggota tim
keperawatan / D3 keperawatan PPTS DOTS 3
DOTS
Petugas laboratorium
16
BAB X
PROGRAM PELATIHAN
17
BAB XI
RAPAT
18
BAB XII
PELAPORAN
19
Seluruh data yang didapatkan dievaluasi per triwulan dan dilaporkan kepada:
1. Direktur melalui Wakil Direktur sebagai Penanggung Jawab tim DOTS RS
Santa Maria Pekanbaru.
2. Dinas kesehatan kabupaten/kota Pekanbaru.
20
BAB XIII
PENUTUP
dr. Arifin
21