Anda di halaman 1dari 9

Gambaran Umum Kawasan Asia Tengah (kondisi

geografis) dan Konflik yang pernah/sedang terjadi di


kawasan tersebut

a. Gambaran Umum Kawasan Asia Tengah (kondisi


geografis)
Asia Tengah adalah sebuah kawasan yang terkurung daratan di Benua Asia. Negara-
negara yang terletak di kawasan Asia Tengah antara lain Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan,
Turkmenistan, dan Uzbekistan. Wilayah di Asia Tengah merupakan bagian dari bekas negara
aliran komunis Uni Soviet, yang pecah tahun 1991. Negara-negara tersebut telah berpaling
dari sistem komunis dan mengikuti berbagai sistem politik yang terdiri dari demokratis lemah
hingga sangat otoriter. Sejak zaman dahulu, Islam sudah menyebar ke beberapa kawasan di
benua asia, termasuk di asia bagian tengah. Penyebaran ini dilakukan oleh tokoh-tokoh Islam
atau beberapa Khalifah Islam yang menjabat di periode tersebut. Beberapa khalifah tersebu
melalui perjuangan yang keras disertai taktik jitu untuk menyebarkan Islam. Tidak
mengherankan jika saat ini agama Islam merupakan agama mayoritas di kawasan Asia
Tengah (Anonim, Profil Negara-negara Asia Tengah, 2016). Berikut negara-negara di
kawasan Asia Tengah:
a.Kazakhstan
Sebagai negara yang baru merdeka 26 tahun lalu dari Uni Soviet, tak semua orang
mengenal Kazakhstan. Republik Kazakhstan adalah sebuah negara lintas benua, dimana
sebagian besar wilayahnya termasuk dalam kawasan Asia Tengah dan sebagian kecil
termasuk kawasan Eropa Timur, sehingga memiliki keuntungan geografis dan secara
geopolitik layak diperhitungkan. Wilayahnya yang terbentang dari barisan Pegunungan Altai di
timur, hingga Laut Kaspia di barat, menjadikan negara ini sebagai negara terluas ke-9di dunia,
yaitu 2.717.300 𝑘𝑚2. Kazakhstan sering disebut dengan “Virgin Lands”, karena beberapa
wilayahnya yang belum tersentuh sama sekali (Rusmadi, 2015).
Sebagian besar wilayah Kazakhstan berbatasan langsung dengan Rusia,terutama di
sebelah utara dan barat. Sebelah timur kazakhstan berbatasan langsung dengan Provinsi
Xinjiang, Tiongkok, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Uzbekistan, Turkmenistan, dan
Kirgistan. Kazakhstan memproklamasikan kemerdekaannya pada 16 Desember 1991. Etnik
terbesar Kazakhstan merupakan keturunan dari kabilah Turki dan Mongol. Jumlah penduduk
Kazakhstan ±17.948.816 jiwa. Pemeluk agama di Kazakhstan yaitu 70,2% Islam; 26,6%
Kristen; 0,1% Budha; 0,2% Yahudi dan 2,8% Atheis. Sementara 0.5 % tidak jelas status
keagamaannya, kemungkinan Kristen dari campuran Rusia atau Eropa (Rusmadi, 2015).
Titik penting Kazakhstan bisa dilihat dari sosok negara ini yang dahulunya tak dikenal
karena terpencil di wilayah Asia Tengah, kini menjelma menjadi sebuah negara dengan
kekuatan minyak dunia. Ketika masih bergabung dengan Uni Soviet, Kazakhstan hanya
dikenal karena masakan khasnya berupa hasil olahan daging kuda. Namun kini, Kazakhstan
berubah menjadi negara paling makmur di antara negara-negara Asia Tengah. Cadangan
minyak Kazakhstan sebesar 29 miliar barel, menjadikan negara ini sebagai pemilik cadangan
minyak terbesar di luar kawasan Timur Tengah. Hal ini juga tak terlepas dari peran sang
pemimpin negaranya, Presiden Nursultan Nazarbayev. Dalam kepemimpinannya, Nazarbayev
mengambil kebijakan jalur seimbang, yaitu pro-barat sambil berupaya mempertahankan
dukungan dari Rusia (Rusmadi, 2015).
Cadangan minyak Kazakhstan diperkirakan berlipat ganda pada dasawarsa
berikutnya, sehingga mendatangkan pebisnis-pebisnis dari luar negeri. Chevron dan Exxon
Mobil dari Amerika Serikat, Total dari Perancis, Gazprom dan Lukoil dari Rusia, serta Chinese
National Petroleum Company dari Republik Rakyat Tiongkok sudah mengantre untuk
mengeksploitasi minyak. Ladang minyak yang dibuka di Tengiz dan Kazhagan banyak
menghasilkan keuntungan bagi Kazakhstan. Tiongkok bahkan merancang jalur pipa
sepanjang 1.000 km untuk mengalirkan minyak dari Atasu di Kazakhstan ke Daerah Otonomi
Xinjiang di Tiongkok. Adapun hubungan Kazakhstan dengan Indonesia, menurut Kementerian
Luar Negeri Indonesia, sudah berlangsung sejak 2 Juni 1993. Pembukaan hubungan
diplomatik secara resmi tersebut merupakan titik awal hubungan kerja sama kedua negara,
setelah sebelumnya Indonesia memberikan pengakuan bagi proklamasi kemerdekaan
Republik Kazakhstan, pada 16 Desember 1991 (Rusmadi, 2015).
b.Kirgizstan
Kirgizstan atau Republik Kirgiz, sebelumnya dikenal sebagai Kirghizia, adalah sebuah
negara yang terletak di Asia Tengah yang terkurung daratan dan pegunungan. Kirgizstan
kadang disebut sebagai “Swiss Asia Tengah”, karena sebagian besar daerahnya berupa
lembah dan cekungan. Kirgizstan berbatasan dengan Kazakhstan di sebelah utara,
Uzbekistan di barat, Tajikistan di barat daya dan Tiongkok di timur. Ibu kota dan kota terbesar
adalah Bishkek. Secara historis Kirgizstan berada di persimpangan beberapa peradaban
besar, yaitu sebagai bagian dari Jalur Sutra, rute komersial dan budaya lainnya. Kirgizstan
berada di bawah dominasi asing dan mencapai kedaulatan sebagai negara-bangsa setelah
pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 (Anonim, Gambaran Umum Kirgizstan, 2017).
Kirgizstan merupakan negara kecil, miskin, bergunung dengan ekonomi utamanya
pertanian. Gandum, kentang, gula bit, kapas, wol, tembakau, buah, daging sapi dan daging
domba merupakan produk pertanian yang utama. Ekspor industri termasuk emas, merkuri,
uranium, dan listrik. Populasi Kirgizstan diperkirakan ±5.895.100 jiwa pada tahun 2015.
Negara ini terdiri dari pedesaan, hanya sekitar sepertiga dari penduduknya yang tinggal di
daerah perkotaan. Kepadatan penduduk rata-rata 25 orang per km². Islam adalah agama
mayoritas, sekitar 80%, sementara 17% merupakan penganut Kristen Ortodoks Rusia dan 3%
agama lain (Anonim, Gambaran Umum Kirgizstan, 2017).
Kelompok etnis terbesar adalah suku Kirgiz, orang-orang Turki, yang terdiri 72%.
kelompok etnis lainnya termasuk bangsa Rusia (9,0%) di utara dan bangsa Uzbek (14,5%) di
selatan Kirgizstan. Minoritas kecil seperti suku Dungan (1,9%), Uighur (1,1%), Tajik (1,1%),
Kazakh (0,7%), dan Ukraina (0,5%) dan etnis minoritas kecil lainnya (1,7%). Kirgizstan
mengalami perubahan dalam komposisi etnis setelah kemerdekaan. Persentase etnis Kirgiz
meningkat dari sekitar 50% pada tahun 1979 menjadi lebih dari 70% pada 2013, sementara
persentase kelompok etnis Eropa (Rusia, Ukraina dan Jerman) serta Tatarturun dari 35%
menjadi sekitar 10%. Persentase etnis Rusia turun, dari 29,2% pada tahun 1970 menjadi
21,5% pada tahun 1989. Sejak tahun 1991, sejumlah besar orang Jerman, yang berjumlah
101.000 orang pada tahun 1989, telah berimigrasi ke Jerman (Anonim, Gambaran Umum
Kirgizstan, 2017).

c.Tajikistan
Luas wilayah Tajikistan 143.100 𝑘𝑚2, dengan jumlah penduduk ±8.354.000 jiwa.
Tajikistan adalah salah satu dari lima negara republik Asia Tengah Soviet, yang
mendeklarasikan kemerdekaan mereka setelah perpecahan Uni Soviet pada tahun 1991.
Namun, Tajikistan tampak berbeda di antara negara-negara Asia Tengah lainnya. Meskipun
masa lalu politik mereka secara umum sama, bahasa dan budaya orang-orang Tajik lebih
terkait dengan orang Irandari pada orang Turki di wilayah tersebut. Etnis Tajik membentuk
sekitar 62% dari populasi Tajikistan. Kaum minoritas terbesar adalah Uzbek (dari negara
tetangga Uzbekistan) sekitar 24%, dan sisanya adalah Rusia. Tajik dan Uzbek adalah Muslim,
sedang Rusia adalah Kristen Ortodoks Timur (Anonim, Profil dan Sejarah Negara Tajikistan,
2014).
Ekonomi Tajikistan secara tradisional dalam sektor pertanian, peternakan, dan
budidaya sutra. Kapas merupakan tanaman utama. Ada deposit mineral penting, seperti
emas, batubara, dan minyak bumi. Industri berkembang selama periode Soviet, terutama
pengolahan hasil pertanian, pertambangan, dan manufaktur tekstil. Negara ini memiliki
pembangkit listrik tenaga air skala besar. Tajikistan bergabung dengan republik Soviet lainnya
dalam memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1991 (Anonim, Profil dan Sejarah Negara
Tajikistan, 2014).
d.Turkmenistan
Turkmenistan juga dikenal sebagai Turkmenia. Sampai tahun 1990, Turkmenistan
masih tergabung dalam konstitusi Uni Soviet yang bernama Republik Sosialis Soviet
Turkmenistan. Turkmenistan berbatasan langsung dengan Iran di selatan, Afganistan di
tenggara, Uzbekistan di utara, Kazakhstan di barat laut dan Laut Kaspia di barat. Sebagian
besar wilayahnya merupakan hamparan gurun pasir Karakum. Negara ini memiliki cadangan
gas alam terbesar kelima di dunia. Sejak kemerdekaanya dari Uni Soviet, Turkmenistan
dipimpin oleh Saparmurat Atayevich Niyazov bahkan dia menamakan dirinya sebagai
Turkmenbashi (bahasa Turkmenistan: “Pemimpin semua bangsa Turkmen”). Pada 21
Desember 2006, dia meninggal dunia dan digantikan oleh Gurbanguly Mälikgulyýeviç
Berdimuhammedow yang ditunjuk oleh Dewan Keamanan Negara Turkmenistan melalui
pemilihan umum pada 11 Februari 2007 (Anonim, Turkmenistan, 2017)
Sebagian besar penduduk Turkmenistan merupakan etnis Turkmen dan diikuti oleh
etnis-etnis minoritas lainnya seperti etnis Uzbek dan Rusia. Jumlah kecil minoritas lainnya
berasal dari etnis Kazakh, Tatar, Ukraina, Azerbaijan, Armenia dan Balokh. Bahasa Turkmen
merupakan bahasa resmi di Turkmenistan, walaupun masih banyak penduduknya yang
menggunakan bahasa Rusia untuk komunikasi antar etnis. Sekitar 72% penduduknya
menggunakan bahasa Turkmen, 12% menggunakan bahasa Rusia, 9% menggunakan bahasa
Uzbek dan 7% menggunakan bahasa lainnya. Berdasarkan pada CIA World Factbook,
Penganut Islam sekitar 89%, Kristen Gereja Ortodoks 9% dan lainnya sekitar 2% dilaporkan
sebagai penganut atheis (Anonim, Turkmenistan, 2017).
Pada masa Uni Soviet, semua hal yang berhubungan dengan keagamaan dibekukan
oleh otoritas komunis Soviet. Sebagian besar sekolah dan lembaga keagamaan ditutup dan
dilarang, bahkan sebagian besar masjid ditutup. Namun sejak tahun 1990, telah dilakukan
usaha untuk mengembalikan semua peninggalan budaya yang hilang dan dilarang pada masa
Uni Soviet. Presiden pertama Saparmurat Atayevich Niyazov menyatakan bahwa nilai-nilai
dasar keislaman harus diajarkan di sekolah-sekolah umum. Beberapa institusi Islam, termasuk
sekolah-sekolah keagamaan dan masjid telah kembali dibuka dengan banyak bantuan
dukungan dari Arab Saudi, Kuwait dan Turki. Kelas-kelas keagamaan pun diadakan di semua
sekolah dan mesjid dengan menggunakan Bahasa Arab, pelajaran Al-Qur'an dan Hadits, serta
sejarah Islam (Anonim, Turkmenistan, 2017)

e.Uzbekistan
Republik Uzbekistan adalah sebuah negara antar benua yang terletak sebagian di Asia
Tengah dan dan sebagian di Eropa Timur yang sebelumnya merupakan bagian dari negara
Uni Soviet. Negara dengan wilayah yang terkurung daratan ini berbatasan dengan
Kazakhstan di sebelah barat dan utara, Kirgizstan dan Tajikistan di timur, Afganistan dan
Turkmenistan di selatan. Bahasa resmi satu-satunya adalah bahasa Uzbek sebuah bahasa
Turki, tetapi bahasa Rusia tetap dipergunakan secara luas, sebagai sisa peninggalan
pemerintahan Soviet. Islam adalah agama dominan di Uzbekistan, umat Islam mencapai 90%
dari populasi, sementara 5% daripopulasi mengikuti Kristen Ortodoks Rusia. Luas wilayah
Uzbekistan 448.978 𝑘𝑚2, dengan jumlah penduduk ±32.121.00 jiwa (data 2016).Uzbekistan
merupakan negara terbesar ke-42 berdasarkan jumlah penduduk (Anonim, Uzbekistan, 2017).
Asia Tengah adalah kawasan yang terdiri dari lima negara:
Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Namun, dari lima negara tersebut hanya empat negara yang
tergabung dalam kerjasama Collective Security Treaty Organization
(CSTO), dimana Turkmenistan menolak untuk ikut dalam kerjasama
tersebut. Secara singkat CSTO adalah sebuah organisasi kerjasama
antar pemerintahan yang dijalin oleh Rusia, Belarus, Armenia,
Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan pada 7 Oktober
2002 di Kishinev, Moldova. CSTO dibentuk di bawah kerangka
Commonwealth of Independent States (CIS) yang berfungsi sebagai
aliansi pertahanan bersama antara Rusia, Belarus, Armenia dan
empat negara-negara Asia Tengah kecuali Turkmenistan. CSTO
sendiri terbentuk dari Perjanjian Keamanan Kolektif (CST) yang
ditandatangani pada tahun 1992. CST merupakan dasar dari
pembentukan CSTO yang sekarang ini dianggap sebagai kerangka
hukum untuk menjamin keamanan di kawasan Asia Tengah
terutama dalam bidang militer. Asia Tengah merupakan salah satu
kawasan yang sangat strategis secara geopolitik di dunia. Selain
sebagai lumbung energi dan penghasil kekayaan alam lain, kawasan
Asia Tengah dapat secara geografis menjadi jembatan antara Asia
Timur dan Timur tengah. Sudah pasti dengan begini Asia Tengah
menjadi jalur minyak yang potensial untuk kawasan-kawasan di
sekitarnya. Kawasan Asia Tengah lagi pula dapat dikatakan telah
‘ditinggalkan pemiliknya’ sejak keruntuhan negara Uni Soviet yang
sebelumnya berkuasa di kawasan tersebut. Hal ini menjadikan
kawasan Asia Tengah menjadi kawasan yang sangat diperebutkan
oleh negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia.
Motivasi Sphare of Influence agaknya masih memungkinkan untuk
dilakukan mengingat penguasaan atas Asia Tengah juga berarti one
step closer pada penguasaan dan akses monitoring kawasan Timur
Tengah. Dalam hal ini North Atlantic Treaty Organization (NATO)
juga turut hadir dalam konstelasi perebutan tersebut, dengan
menunggangi isu keamanan yang memang menjadi hal sentral di
kawasan. Pada saat masalah masalah keamanan yang sebelumnya
sudah ada di kawasan belum menentukan bentuk penyelesaian, kini
beban keamanan regional dirasa semakin berat dengan munculnya
ancaman terorisme dalam skala yang belum pernah dialami
sebelumnya. Meskipun menguatnya ancaman terorisme itu juga
memiliki akar regional implikasi dari perang global melawan
terorisme yang dimotori AS telah memperumit pola-pola hubungan
antar negara kawasan, khususnya di antara negara-negara anggota
CSTO di Asia Tengah. Dengan kata lain, perkembangan situasi
keamanan di Asia Tengah pada umumnya, tidak menunjukkan
gambaran masa depan yang menggembirakan. Dalam hal ini, di
masa mendatang CSTO akan dihadapkan kepada tantangan-
tantangan keamanan regional yang tidak ringan. Dalam hal ini,
kawasan Asia Tengah dihadapkan kepada tiga isu keamanan yang
rumit. Pertama, masalah terorisme dan stabilitas regional. Kedua,
belum terselesaikannya masalah keamanan tradisional, terutama
sengketa dan ketegangan antar negara. Ketiga, masalah ancaman
trans-nasional. Ketiga masalah ini menjadi tantangam keamanan
yang harus dikelola oleh CSTO.
B. Konflik yang pernah/sedang terjadi di kawasan Asia
tengah

Anda mungkin juga menyukai