Anda di halaman 1dari 6

JPES 5 (2) (2016)

Journal of Physical Education and Sports

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes

PENGARUH GAYA MENGAJAR GUIDED DISCOVERY DAN TINGKAT


MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL BELAJAR PENCAK SILAT

Gustom Azmi Agam , Setya Rahayu, Achmad Rifai

Prodi Pendidikan Olahraga, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan antara pengaruh gaya mengajar guided
Diterima 8 September discovery pendekatan metode bagian dan keseluruhan berbantuan media visual terhadap hasil
2016 belajar pencak silat, 2) perbedaan antara pengaruh tingkat motor educability tinggi dan rendah
Disetujui 3 Oktober 2016 terhadap hasil belajar pencak silat, dan 3) interaksi gaya mengajar dan tingkat motor educability
Dipublikasikan Desember terhadap hasil belajar pencak silat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan
2016 faktorial 2x2, pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu 68 siswa dari total populasi 323
________________ siswa. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis varian (anava) dua jalur
Keywords: pada taraf signifikansi α = 0,05 dan uji tukey. Hasil penelitian 1) hasil pembelajaran pencak silat
guided discovery, motor antara siswa yang diajar dengan gaya mengajar guided discovery pendekatan metode bagian
educability, pencak silat; berbantuan media visual lebih baik daripada gaya mengajar guided discovery pendekatan metode
____________________ keseluruhan berbantuan media visual, 2) hasil pembelajaran pencak silat siswa yang memiliki
tingkat motor educability tinggi lebih baik dibanding siswa yang memiliki tingkat motor educability
rendah, dan 3) terdapat interaksi antara gaya mengajar dan motor educability terhadap hasil
pembelajaran pencak silat.

Abstract
________________________________________________________________
This study aimed to determine: 1) the difference in the influence guided discovery with partially
and wholly method approach using visual media to the learning outcomes of pencak silat, 2) the
difference in the influence between the high and the low level of motor educability to the learning
outcomes of pencak silat, and 3) the interaction of teaching styles and the motor educability level to
the learning outcomes of pencak silat. This study used experimental methods 2x2 of factorial,
sampling technique that used was purposive sampling that amounted 68 students from 323
students. Data analysis technique in this study was analysis variant technique (anava) two lanes of
significance α = 0.05 and the tukey test. The results of the study 1) The learning outcomes of
pencak silat between students who taught used guided discovery teaching style with partially
method approach using visual media were better than guided discovery teaching style with wholly
method approach using visual media, 2) The learning outcomes of pencak silat of the students who
had high motor educability level were better than the students who had low motor educability level,
and 3) There was an interaction between the teaching style and motor educability to the learning
outcomes of pencak silat.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-648X
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4477
E-mail: gustom.azmiagam@yahoo.com

134
Gustom Azmi Agam, dkk. / Journal of Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

PENDAHULUAN Pencak silat yang saat ini masuk dalam


kurikulum pembelajaran Penjasorkes khususnya
Pendidikan Jasmani Olahraga dan di SMA juga tidak berperan maksimal dalam
Kesehatan merupakan bagian integral dari proses pembelajarannya. Banyak pelajar yang
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk hanya sedikit tahu apa itu pencak silat dan
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, kurang memahami tentang gerakan-gerakan
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, pencak silat. Siswa terlihat kesulitan dalam
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas menguasai gerakan pencak silat itu sendiri.
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup Salah satu faktor kesulitan tersebut bisa jadi
sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui disebabkan karena cara mengajar yang
aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan diterapkan guru tidak memudahkan siswa untuk
terpilih yang direncanakan secara sistematis dapat menguasai gerakan pencak silat.
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Berdasarkan penjelasan di atas maka
nasional (Depdiknas, 2003). dapat diuraikan bahwa seorang guru harus dapat
Peranan pendidikan jasmani di sekolah melaksanakan dan mengelola proses
sangatlah penting guna pengembangan pembelajaran, termasuk dalam pemilihan
keterampilan motorik, kognitif, dan afektif. metode atau gaya mengajar dengan didukung
Melalui proses pembelajaran dan penggunaan media yang tepat dalam proses
pengembangan pendidikan jasmani di sekolah pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
diharapkan siswa dapat memperoleh Pemilihan gaya mengajar yang tepat
pengalaman yang erat kaitannya dengan menjadi kunci keberhasilan seorang guru dalam
pembelajaran gerak yang ia pelajari baik itu dari memberikan pembelajaran bagi siswanya,
pendidik, dari teman atau dari penemuan oleh seperti halnya motor educability dalam diri siswa
dirinya sendiri. untuk mengikuti proses pembelajaran
Dalam pembelajaran Pendidikan pendidikan jasmani memiliki peran utama
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan diajarkan sebagai dasar tujuan keberhasilan belajar siswa.
berbagai macam cabang olahraga, salah satunya Motor educability yang dimiliki siswa akan lebih
cabang olahraga beladiri pencak silat. Pencak sempurna jika dipadukan dengan cara atau
silat merupakan suatu sistem pembelaan diri metode mengajar guru yang tepat.
yang memiliki gerakan-gerakan yang unik Dalam pembelajaran pendidikan jasmani
melibatkan semua komponen tubuh manusia tingkat SMA cenderung agar menghasilkan
dengan jurus yaitu berupa rangkaian teknik- pembelajaran yang bermakna guru harus
teknik dasar baik berupa tangkisan, pukulan, menerapkan model pembelajaran yang dapat
tendangan, tangkapan, jatuhan, dan bantingan meningkatan kreatifitas siswa salah satunya
(Riyadi, 2003: 3). dengan menggunakan model guided discovery.
Pencak silat menjadi salah satu materi Pembelajaran pencak silat dengan metode
pokok dalam mata pelajaran pendidikan penemuan terbimbing (guided discovery)
jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
sebab banyak manfaat yang diperoleh dalam menemukan konsep gerak, dengan bimbingan
pembelajaran pencak silat, seperti guru secara terstruktur. Penyajian materi
pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. dijelaskan secara detail, dan kesalahan-
Penguasaan teknik merupakan kesalahan yang terjadi saat berlangsungnya
kelengkapan yang paling mendasar, tanpa proses belajar mengajar dapat diberikan umpan
mengesampingkan unsur yang lain seperti balik secara langsung, agar materi pelajaran
kondisi fisik, taktik, dan mental. yang menjadi sasaran dapat dikuasai dengan
Pada saat ini pencak silat mulai baik.
berkembang, namun minat masyarakat saat ini Selain model pembelajaran, pendekatan
terhadap pencak silat juga masih sangat terbatas. metode guru dalam mengajar juga menjadi

135
Gustom Azmi Agam, dkk. / Journal of Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan Teknik analisis data dalam penelitian ini
pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran menggunakan teknik analisis varian (anava) dua
penjas khususnya yang dapat diterapkan dalam jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 dan uji
materi pencak silat antara lain metode bagian tukey.
dan metode keseluruhan. Hal ini dikarenakan
kedua metode tersebut memiliki kelebihan Tabel 1. Rancangan Penelitian
masing-masing terkait pembelajaran rangkaian
gerak pencak silat.
Pembelajaran pendidikan jasmani pada
tingkat SMA khususnya dalam materi pencak
silat dengan melihat karakteristik siswa yang
beragam maka sangat memungkinkan Dalam proses penelitian, teknik pertama
menggunakan gaya mengajar yang berbeda yang dilakukan adalah peneliti melakukan tes
maka dalam hal ini dapat direkomendasikan motor educability dengan instrumen IOWA Brace
gaya mengajar berbantuan media visual yang Motor Educability Test untuk menentukan tinggi
dapat diterapkan oleh guru dalam mengajar. dan rendahnya tingkat motor educability yang
Oleh karena itu, pemanfaatan media diperoleh sampel.
pembelajaran pendidikan jasmani harus optimal. Kemudian pada tahap kedua peneliti
Hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat melakukan penilaian dan tes awal berdasarkan
mendukung dalam proses pembelajaran aspek kognitif, psikomotor dan afektif terkait
tersebut, misalnya penggunaan media gambar. materi pembelajaran dengan instrumen
Media pembelajaran tersebut akan sangat penilaian keterampilan dasar pencak silat.
membantu siswa dalam kelancaran proses Kemudian melakukan tahap ketiga yaitu
pembelajaran pendidikan. Salah satu media melaksanakan program pembelajaran
pembelajaran yang dapat membantu siswa penjasorkes sesuai dengan RPP dengan gaya
dalam proses pembelajaran pencak silat adalah mengajar yang digunakan adalah gaya mengajar
media visual berupa gambar. Penggunaan media guided discovery pendekatan metode bagian dan
visual baik diterapkan pada metode bagian keseluruhan berbantuan media visual. Disain
maupun metode keseluruhan memiliki kelebihan yang digunakan dalam menerapkan model
dan kelemahan masing – masing dalam proses pembelajaran adalah between-subject design yakni
pembelajaran pencak silat. dengan membagi sampel penelitian untuk
Penelitian ini bertujuan untuk penerapan modelpembelajaran yang berbeda.
mengetahui: 1) perbedaan pengaruh antara gaya Tahap akhir, peneliti melakukan
mengajar guided discovery pendekatan metode pengumpulan data hasil belajar pencak silat
bagian dan keseluruhan berbantuan media visual yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan
terhadap hasil belajar pencak silat, 2) perbedaan afektif (sama dengan tes awal) dengan instrumen
pengaruh antara tingkat motor educability tinggi yang dibuat peneliti dan disesuaikan dengan
dan rendah terhadap hasil belajar pencak silat, ketentuan yang berlaku pada guru penjasorkes
dan 3) interaksi gaya mengajar dan tingkat motor dan sekolah.
educability terhadap hasil belajar pencak silat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE
Berdasarkan proses penelitian yang
Penelitian ini menggunakan metode
dilakukan, diperoleh data perbandingan antara
eksperimen dalam rancangan faktorial 2x2.
pre-test dan post-test sebagai bentuk data untuk
Teknik pengambilan sampel adalah dengan
memperoleh jawaban terhadap hipotesis
teknik purposive sampling dan diperoleh sampel
penelitian, berikut data hasil penilaian pada
sebanyak 68 siswa dari total populasi 323 siswa.
tabel :

136
Gustom Azmi Agam, dkk. / Journal of Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

Tabel 2. Data Pre-test dan Post-test Hasil Belajar media visual pada motor educability tinggi
Pencak Silat diperoleh nilai rata-rata pre-test 40,39 dan post-
Tingkat Nilai Rata-rata Hasil test 81,64 memiliki peningkatan nilai rata-rata
Motor Belajar 42,54 dan pada motor educability rendah
Metode
Educabi Prete PostT Perub diperoleh nilai rata-rata pre-test 38,07 dan post-
lity st est ahan test 76,91 memiliki peningkatan nilai rata-rata
Tinggi 33 89,9 51,66 38,40. Data tersebut merupakan data yang
Bagian
Rendah 42 80,7 38,65 diperoleh sebagai nilai yang selanjutnya akan
Keseluru Tinggi 49 81,4 42,54 memberikan keterangan pada hipotesis
han Rendah 37 76,1 38,40 penelitian. Sebagai upaya memberikan
keterangan yang tepat dan benar, maka seluruh
Keterangan tabel di atas diperoleh nilai proses perolehan data akan dilakukan analisis
pre-test dan post-test secara keseluruhan antara sebagai bentuk kesahihan data yang diperoleh.
kognitif, psikomotorik, dan afektif berdasarkan Data selanjutnya dilakukan uji normalitas
tingkat motor educability tinggi dan rendah yang dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov
kemudian diperoleh nilai perbandingan sebagai pada taraf signifikan 5% (a=0,05) dan ketentuan
bentuk nilai yang akan menentukan hasil bahwa data berdistribusi normal apabilanilai
perlakuan gaya mengajar yang diterapkan signifikansi >0,05. Dalam hal ini peneliti
sampel terhadap hasil belajar. Nilai berbentuk menggunakan program SPSS 16.0 untuk
puluhan dengan 2 angka di belakang koma melakukan uji Kolmogorov Smirnov dan
untuk menyesuaikan format penilaian yang diperoleh data nilai signifikansi bahwa data pre-
berlaku di sekolah sebagaimana penentuan test adalah 0,200 > 0,05 sehingga data pre-
KKM mata pelajaran penjasorkes pada nilai testberdistribusi normal. Sedangkan nilai
75,00. signifikansi untuk data post-test adalah 0,178 >
Sampel dengan gaya mengajar guided 0,05 sehingga data post-test berdistribusi normal,
discovery metode bagian berbantuan visualpada kemudian dilakukan uji homogenitas dengan uji
motor educability tinggi diperoleh nilai rata-rata Levene (SPSS 16.0). Diperoleh nilai signifikansi
pre-test 37,73 dan post-test 89,39 memiliki 0,202> 0,05 yang berarti bahwa varian data
peningkatan nilai rata-rata 51,66 dan pada antara kelompok tidak berbeda nyata atau
motor educabilityrendah diperoleh nilai rata-rata bersifat homogen.
pre-test 42,02 dan post-test 80,67 memiliki Pengujian hipotesis dilakukan dengan
peningkatan nilai rata-rata 38,65. Kemudian analisis varian (anava) dua jalur (SPSS 16.0) dan
sampel dengan gaya mengajar guided discovery diperoleh data :
pendekatan metode keseluruhan berbantuan

Tabel 3. Ringkasan Anava Dua Jalur


Source TypeIII Sum of Squares Df Mean Square F Sig
a
Corrected Model 1931.123 3 643.708 32.959 .000
Intercept 123386.641 1 123386.641 6.318E3 .000
Metode 444.315 1 444.315 22.750 .000
Motor_Educability 1010.550 1 1010.550 51.743 .000
Metode * Motor_Educability 476.259 1 476.259 24.386 .000
Error 1249.941 64 19.530
Total 126567.705 68
Corrected Total 3181.064 67
a. R Squared = ,607 (Adjusted R Squared = ,589)

137
Gustom Azmi Agam, dkk. / Journal of Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

Hasil analisis data diperoleh jawaban masing metode memiliki ciri-ciri dan beberapa
hipotesis 1 terdapat perbedaan antara gaya bagian pelaksanaan yang berbeda.
mengajar guided discovery pendekatan metode Guided discovery learning merupakan
bagian dan keseluruhan berbantuan media visual salah satu gaya mengajar yang bertujuan melatih
dengan keterangan nilai Fhitung 22,750 > Ftabel siswa untuk menemukan konsep secara mandiri
3,075 dengan sig. 0,00 < 0,05,. Hipotesis 2 (Mayer dalam Sulistiyowati, 2012). Di dalam
terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang guided discovery learning, guru menyajikan
memiliki motor educability tinggi dan rendah contoh-contoh,memandu untuk menemukan
terhadap hasil belajar pencak silat, dengan pola-poladalam contoh-contoh tersebut, dan
keterangan Fhitung51,743 > Ftabel 3,075 dan sig. memberikan kesimpulan ketika siswa telah
0,000 < 0,05. Hipotesis 3 terdapat interaksi mampu mendeskripsikan gagasan yang telah di
antara gaya mengajar dan motor educability siswa ajarkan oleh guru.
terhadap hasil belajar pencak silat, dengan Terdapat perbedaan pengaruh antara
keterangan Fhitung24,386 > Ftabel 3,075 dan sig. siswa yang memiliki motor educability tinggi
0,000 < 0,05. dan rendah terhadap hasil belajar pencak silat.
Kemudian data dihitung dengan uji Perbedaan ini ditunjukan pada hasil ANAVA
tukey untuk melihat perbandingan perbedaan yang diperoleh Fhitung51,743 > Ftabel 3,075.
variabel variasi, berrikut hasil perhitungan Berdasarkan peningkatan hasil belajar diperoleh
dengan uji tukey : bahwa kelompok siswa yang memiliki motor
educability tinggi lebih baik daripada kelompok
Tabel 4. Hasil Uji Tukey siswa yang memiliki motor educability rendah,
Kelompok yang Qhit Qtabel Keterangan karena pada kelompok siswa yang memiliki
Dibandingkan motor educability tinggi memiliki kemampuan
A1B1><A1B2 6,93 >4,02 Berbeda untuk mempelajari gerakan-gerakan yang baru
A2B1><A2B2 2,07 <4,02 Tidak dengan mudah dibandingkan dengan kelompok
Berbeda siswa yang memiliki motor educability rendah
A1B1><A2B1 6,57 >4,02 Berbeda (Nurhasan, 2000).
A1B2><A2B2 0,15 <4,02 Tidak Tingkat motor educability dalam
berbeda penerapan materi pencak silat memberikan
A1B1><A2B2 6,92 >4,02 Berbeda peran untuk mendalami dan melatih
A2B1><A1B2 2,20 <4,02 Tidak kemampuan pencak silat saat proses
Berbeda pembelajaran. Siswa yang memiliki tingkat
motor educability tinggi akan lebih mudah
Terdapat perbedaan pengaruh hasil untuk belajar gerakan baru dan mengembangkan
belajar siswa pada materi pencak silat. kemampuannya terhadap teknik pencak silat.
Perbedaan ini ditunjukan pada hasil perhitungan Sebaliknya pada kelompok siswa yang memiliki
ANAVA yang diperoleh Fhitung22,750 > Ftabel tingkat motor educability rendah akan memiliki
3,075. kesulitan dalam belajar dan mendalami teknik
Berdasarkan perhitungan ANAVA dan pencak silat pada proses pembelajaran. Pada
peningkatan yang berbeda terdapat pada tabel proses pembelajaran daya tangkap siswa dengan
4.2 membuktikan bahwa hasil pembelajaran motor educability tinggi dalam melakukan
yang menggunakan gaya mengajar guided rangkaian gerak jurus lebih cepat dari siswa
discovery pendekatan metode bagian berbantuan dengan motor educability rendah. Pada saat
media visual lebih baik daripada yang pembelajaran kelompok siswa yang memiliki
menggunakangaya mengajar guided discovery motor educability rendah pada saat merangkai
pendekatan metode keseluruhan berbantuan gerakan jurus mengalami kesulitan. Hal tersebut
media visual. Hal ini terjadi karena masing- dikarenakan rendahnya kemampuan dalam

138
Gustom Azmi Agam, dkk. / Journal of Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

mempelajari gerakan-gerakan baru yang sesuai kelompok A2B1 dengan A1B2 qhitung2,20 < qtabel
dengan teori Nurhasan (2000). 4,02.
Terdapat interaksi antara gaya mengajar
dan motor educability terhadap hasil belajar SIMPULAN
pencak silat. Hal ini ditunjukan dari hasil
ANAVA yang diperoleh Fhitung24,386 > Ftabel Simpulan dalam penelitian ini adalah : (1)
3,075. Hal ini menunjukkan bahwa untuk Terdapat perbedaan pengaruh antara gaya
peningkatan hasil belajar pencak silat tidak mengajar guided discovery pendekatan metode
hanya dilakukan dengan menggunakan gaya bagian berbantuan media visualdan guided
mengajar saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh discovery pendekatan metode keseluruhan
motor educability. berbantuan media visual. Gaya mengajar guided
Gaya mengajar yang diterapkan yaitu discovery pendekatan metode bagian berbantuan
guided discovery pendekatan metode bagian media visuallebih baik dari pada guided discovery
berbantuan media visual dan guided discovery pendekatan metode keseluruhan berbantuan
pendekatan metode keseluruhan berbantuan media visual; (2) Terdapat perbedaan pengaruh
media visual memiliki ciri tersendiri dalam antara siswa yang memiliki motor educability
pengaplikasian langkah-langkahnya, kemudian tinggi dan motor educability
dalam penerapannya juga gaya mengajar rendahterhadaphasilbelajarpencak silat. Siswa
tersebut memiliki pengaruh pada materi pencak yang memiliki motor educability tinggi lebih baik
silat. Pada materi pencak silat, sangat identik daripada siswa yang motor educability rendah; (3)
dengan kemampuan motorik siswa dalam Terdapat interaksi antara gaya mengajar dan
melakukan praktik pencak silat berupa teknik motor educability terhadap hasil belajar pencak
tangkisan, pukulan, dan tendangan. silat.
Kemampuan motorik yang sangat berhubungan
dengan teknik tersebut adalah motor educability, DAFTAR PUSTAKA
dan telah diketahui pula bahwa motor
educability memiliki pengaruh terhadap materi Abdisa, Garuma, & Getinet, Tesfaye. 2012. The effect
pencak silat. of guided discovery on students’ Physics
Melalui uji tukey dapat disimpulkan achievement. Lat. AM. J. Phys. Educ, 6 (4):
530-537.
bahwa ada 3 kelompok yang tidak memiliki
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.
perbedaan, yaitu kelompok A2B1 dengan A2B2,
Semarang: Ikip Semarang Press.
kelompok A1B2 dengan A2B2, dan kelompok Indra Pribadi.2015. Pengaruh Metode Pembelajaran
A2B1 dengan A1B2. Sedangkan kelompok- Guide Discovery Terhadap Hasil Belaar
kelompok yang memiliki perbedaan, yaitu Permainan Sepak Bola Pada Siswa Putra
kelompok A1B1 dengan A1B2, A1B1 dengan A2B1, SMK PGRI 4 Kota Kediri Tahun Pelajaran
dan A1B1dengan A2B2. Perbedaan tersebut 2014/2015. Skripsi. Kediri: Universitas
diketahui dari skor qhitung yang lebih besar Nusantara PGRI Kediri.
daripadaqtabel. Dimana qhitung untuk kelompok Jayachandran, R., & Arjunan, R. 2012. Effects of
Command and Guided Discovery Teaching
A1B1 dengan A1B2 yaitu 6,93> qtabel4,02, qhitung
Styles on Retention of a Psychomotor Skill.
untuk kelompok A1B1 dengan A2B1 yaitu 6,57 >
IOSR Journal of Humanities and Social Science
qtabel4,02, dan qhitung untuk kelompok A1B1 (JHSS), 6: 27-32.
dengan A2B2 yaitu 6,92> qtabel4,02, sedangkan Karkare, A., Y. 2015. Effect of Motor Educability and
qhitung untuk kelompok A2B1 dengan A2B2, yaitu Tribal and Non Tribal Belongingness on
2,07 <qtebel4,02, qhitung untuk kelompok A1B2 Physical Skills of Male Players. Research
dengan A2B2, yaitu 0,15 <qtebel4,02, dan untuk Journal of Recent Sciences, 4: 162-164.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Pedagogia.

139

Anda mungkin juga menyukai