Anda di halaman 1dari 12

DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI KOLASE


BERBASIS ALAM UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS
DAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
(Studi pada Anak Usia Dini Kelompok B1 PAUD Semarak Sanggar, Arga Makmur)
1)
Ira Permatasari, 2)Johanes Sapri, 2)Nina Kurniah
1)
PAUD Semarak Sanggar Arga Makmur, 2)Universitas Bengkulu
1)
irapermatasari547@yahoo.co.id, 2)johanessapri@unib.ac.id, 2)ninakurniah@unib.ac.id
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan metode pemberian tugas melalui kolase
berbasis alam dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Metode
penelitian ini adalah merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, dilakukan pada anak PAUD Semarak Sanggar, Arga Makmur. Adapun Subjek
penelitian adalah anak kelompok B1 yang berjumlah 17 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi terhadap guru dan anak. Teknik analisis data untuk PTK menggunakan rumus nilai rata-rata,
untuk melihat peningkatan dan signifikansi digunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan kreativitas dan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui penerapan metode pemberian
tugas melalui kolase berbasis alam, terdapat peningkatan kreativitas dan kemampuan motorik halus anak
melalui metode pemberian tugas melalui kolase berbasis alam. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan kreativitas dan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui penerapan metode pemberian
tugas melalui kolase berbasis alam. Terbukti terjadi peningkatan kreativitas t hitung>ttabel (2,281>1,746) dan
terjadi peningkatan kemampuan motorik halus thitung>ttabel (3,665>1,746) artinya H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode pemberian tugas melalui kolase berbasis alam efektif meningkatkan
kreativitas dan kemampuan motorik halus anak.
Kata kunci: metode pemberian tugas, kolase berbasis alam, kreativitas, motorik halus

THE USING OF GIVING EXERCISE METHODE THROUGH NATURAL-BASED COLLAGE


STUDENTS INCREASING CREATIVITY AND MOTORIC SKILL
( Study On class B1 PAUD Semarak Sanggar, Arga Makmur)
1)
Ira Permatasari, 2)Johanes Sapri, 2)Nina Kurniah
1)
PAUD Semarak Sanggar Arga Makmur, 2)Universitas Bengkulu
1)
irapermatasari547@yahoo.co.id, 2)johanessapri@unib.ac.id, 2)ninakurniah@unib.ac.id
ABSTRACT
This research conducted to investigate the effect of giving the exercise through natural-based collage methode
toward increasing fine motoric skill on B1 class PAUD Semarak Sanggar. This Research, was classroom action
research, where the subject was 17 students in B1 class of Paud Semarak Sanggar Arga Makmur. Furthermore,
the researcher observed the teacher and the students.Then, the researcher used the means score to see the
effect oh this methode. In adition, the result of this research showed that there was a significant effect of
increasing the creativity and the fine motoric skill through giving exercise methode. The result of increasing
creativity in which, t-obtain > t-table (2,281 > 1,746). Furthermore, increasing of fine motoric skill showed that
t-obtain > t-table (3,665 > 1,746) it means that Ho rejected. It can be concluded that, giving exercise methode
through natural-based collage was has a significant effect of increasing the creativity and fine motoric skill
students.

Keywords: giving exercise methode, natural-based collage, creativity, fine motoric skill

120
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENDAHULUAN secara cepat dan menjadi kemampuan pra


Proses pendidikan di sekolah pada syarat anak untuk memperoleh
dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu pengalaman belajar yang lebih luas, tinggi
bagaimana mampu menghasilkan anak dan kompleks.
didik yang bermutu dan berkualitas Berdasarkan uraian di atas, seorang
(Naim, 2005: 27). Namun kenyataannya pendidik seharusnya memiliki wawasan
tidak semua anak memiliki prestasi yang luas agar dapat memilih metode dan
gemilang seperti yang terjadi di kelompok media pembelajaran yang tepat, oleh
B PAUD Semarak Sanggar Arga Makmur, karena itu peneliti ingin melakukan
ada beberapa masalah di antaranya anak penelitian tindakan kelas di kelompok B1
kesulitan menangkap atau menerima di Paud Semarak Sanggar Kota Arga
pelajaran yang diberikan oleh guru, model Makmur Kabupaten Bengkulu Utara
dan metode pembelajaran yang dengan harapan dapat melakukan
digunakan kurang menyenangkan, media perbaikan, salah satunya dengan
yang digunakan kurang menarik, selalu menggunakan metode pemberian tugas
menggunakan buku paket atau lembar melalui kolase berbasis alam, dengan
kegiatan siswa, proses belajar mengajar metode tersebut diharapkan kegiatan
selalu monoton, dalam kegiatan pembelajaran bermakna dan
pembelajaran guru masih kurang kreatif. menyenangkan serta tidak membosankan
Berdasarkan uraian di atas. terdapat bagi anak, dengan metode dan
permasalahan bahwa kreativitas dan penggunaan media tersebut di harapkan
kemampuan motorik halus anak belum dapat meningkatkan kreativitas dan
berkembang sesuai dengan yang kemampuan motorik halus anak dapat
diharapkan. Salah satu metode tercapai dengan baik.
pembelajaran di TK yang dapat Rumusan masalah dalam penelitian
mengembangkan aspek-aspek ini:
perkembangan pada anak yaitu metode 1. Bagaimana penerapan metode
pemberian tugas khususnya pada pemberian tugas melalui kolase
kegiatan kolase. Metode pemberian tugas berbasis alam untuk meningkatkan
merupakan metode pembelajaran di TK kreativitas anak usia dini di PAUD
yang memberikan kesempatan kepada Semarak Sanggar Arga Makmur?
anak untuk mengerjakan tugas secara 2. Bagaimana penerapan metode
mandiri, baik itu berupa tugas perorangan pemberian tugas melalui kolase
maupun kelompok. berbasis alam untuk meningkatkan
Moeslichatoen (2004: 184) berpendapat, kemampuan motorik halus anak usia
metode pemberian tugas merupakan dini di PAUD Semarak Sanggar Arga
salah satu metode untuk memberikan Makmur?
pengalaman belajar yang dapat 3. Apakah terjadi perbedaan yang
meningkatkan cara belajar yang lebih baik signifikan antara siklus 1 dan siklus 2
dan memantapkan penguasaan perolehan dengan menerapkan metode
hasil belajar. Pemberian tugas merupakan pemberian tugas melalui kolase
tahap yang paling penting dalam berbasis alam dapat meningkatkan
mengajar. Karena dengan pemberian kreativitas dan kemampuan motorik
tugas itu guru TK memperoleh umpan halus anak usia dini di PAUD Semarak
balik tentang kualitas hasil belajar anak. Sanggar Arga Makmur?
Hasil pemberian tugas yang diberikan Penelitian yang dilkukan bertujuan:
121
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

1. Untuk mendeskripsikan penerapan pada pola kegiatan pengarahan langsung


metode pemberian tugas melalui dengan cara menginformasikan atau
kolase berbasis alam dalam menjelaskan, tetapi dalam kesempatan
meningkatkan kreativitas anak usia dini lain mungkin guru harus menggunakan
di PAUD Semarak Sanggar Arga pola kegiatan yang lebih banyak
Makmur memberikan kesempatan kepada anak
2. Untuk mendeskripsikan penerapan untuk melakukan eksplorasi terhadap
metode pemberian tugas melalui lingkungannya.
kolase berbasis alam dalam Ada beberapa model pembelajaran
meningkatkan motorik halus anak usia yang dilaksanakan di Pendidikan Anak
dini di PAUD Semarak Sanggar Arga Usia Dini, diantaranya adalah Model
Makmur Pembelajaran Klasikal, Model
3. Untuk mendeskripsikan efektivitas Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan
penggunaan metode pemberian tugas pengaman, Model Pembelajaran
melalui kolase berbasis alam dapat Berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan, Model
meningkatkan kreativitas dan Pembelajaran Area, dan Model
kemampuan motorik halus anak usia Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-
dini di PAUD Semarak Sanggar Arga model pembelajaran tersebut pada
Makmur umumnya menggunakan langkah-langkah
Hasil penelitian ini diharapkan yang relative sama dalam sehari, yaitu :
memberikan manfaat, penerapan suatu kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
strategi pembelajaran merupakan kegiatan akhir atau penutup.
implementasi dan mengembangkan teori Berdasarkan penjelasan di atas,
dalam upaya “learn how to learn” bagi maka dalam penelitian ini peneliti
anak dalam mengembangkan berbagai menggunakan model pembelajaran
potensi yang dimilikinya, selain itu juga sentra. Pengelolaan kelas dalam model
diharapkan dapat memberikan kontribusi sentra meliputi pengelolaan secara
yang berharga bagi pengembangan klasikal dan individual. Pada saat kegiatan
pendidikan anak usia dini khususnya pembukaan, saat penutup dan saat makan
tentang cara mengembangkan kreativitas bersama guru menggunakan pengelolaan
dan kemampuan motorik halus anak, secara klasikal, pada saat kegiatan inti
melalui penerapan metode pemberian menggunakan pengelolaan secara
tugas melalui kolase berbasis alam. Selain individual
itu diharapkan pula hasil penelitian ini Menurut Djamarah, (1996: 96-97)
dapat menambah jumlah referensi ilmiah “metode pemberian tugas adalah metode
terutama untuk kepentingan lembaga penyajian bahan dimana guru
terkait. memberikan tugas tertentu agar siswa
Pembelajaran anak usia dini/TK melakukan kegiatan belajar”. Tugas
mengutamakan belajar sambil bermain biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di
dan berorientasi pada perkembangan sekolah, di perpustakaan, dan di tempat
sehingga memberi kesempatan pada anak lainnya. Tugas merangsang anak untuk
untuk aktif melakukan berbagai kegiatan aktif belajar, baik secara individual
belajar dan mengembangkan seluruh maupun secara kelompok. Karena itu,
aspek perkembangan. Pada suatu waktu, tugas dapat diberikan secara individual,
guru mungkin harus memilih strategi atau dapat pula secara kelompok.
pembelajaran yang lebih menekankan Semula teknik ini untuk
122
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

pengembangan dalam melukis, yaitu Dapat disimpulkan bahwa kreativitas


menempelkan kertas atau lainnya dan merupakan suatu proses aktivitas kognitif
menggabungkannya dengan sapuan kuas seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
dan cat pada lukisan. Selanjutnya karya baru, baik berupa karya baru maupun
yang berasal dari tempelan di sebut karya kombinasi yang semuanya itu relatif
kolase (Kamaril, 2006: 4.59). Menurut berbeda dengan apa yang ada
kamus besar Bahasa Indonesia Kolase sebelumnya. Kreativitas sebagai sebuah
adalah komposisi artistik yang dibuat dari proses yang terjadi didalam otak manusia
berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang dalam menemukan dan mengembangkan
ditempelkan pada permukaan gambar sebuah gagasan baru yang lebih inovatif
(Depdiknas. 2008: 580). Menurut dan variatif (divergensi berpikir).
Pamadhi (2010: 5.4) kolase merupakan Menurut Nursalam (2005: 67)
karya seni rupa dua dimensi yang perkembangan motorik halus adalah
menggunakan bahan yang bermacam- “kemampuan anak untuk mengamati
macam selama bahan dasar tersebut sesuatu dan melakukan gerak yang
dapat dipadukan dengan bahan dasar lain melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
yang akhirnya dapat menyatu menjadi dan otot-otot kecil, memerlukan
karya yang utuh dan dapat mewakili koordinasi yang cermat serta tidak
ungkapan perasaan estetis orang yang memerlukan banyak tenaga.” Sedangkan
membuatnya. Pengertian lainnya kolase menurut Moeslichatoen (2004: 82)
adalah merupakan karya seni rupa dua motorik halus adalah “merupakan
dimensi yang menggunakan bahan yang kegiatan yang menggunakan otot-otot
bermacam-macam yang dapat halus pada jari dan tangan. Gerakan ini
dipadukan dengan bahan dasar lain disebut keterampilan bergerak”.
yang akhirnya dapat menyatu menjadi
karya yang utuh. (Depdiknas, 2001: 25). METODE PENELITIAN
Kreativitas mengandung beberapa
definisi. Rhodes (dalam Munandar, 2009: Penelitian ini merupakan Penelitian
51) menganalisis lebih dari 40 definisi Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian
tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa yang akan digunakan adalah rancangan
pada umumnya kreativitas dirumuskan penelitian tindakan model Kemmis dan
dalam istilah pribadi (person), proses, McTaggart. Menurut Kemmis dan Mc
produk, dan lingkungan yang mendorong Taggart (dalam Arikunto: 2012) penelitian
(press) individu ke perilaku kreatif yang tindakan dapat dipandang sebagai suatu
dikenal dengan empat P. Pengertian siklus spiral dari penyusunan perencanaan
kreativitas yang akan dijelaskan berkaitan pelaksanaan tindakan, pengamatan
dengan penelitian ini adalah definisi (observasi) dan refleksi yang selanjutnya
kreativitas yang mengarah pada mungkin diikuti dengan siklus spiral
pendekatan proses. berikutnya.
Definisi Torrance meliputi seluruh proses Pelaksanaan penelitian tindakan
kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan kelas ini dilakukan pada PAUD Semarak
masalah sampai dengan menyampaikan Sanggar, beralamat Jl. Muhammad Salim
hasil. Pendapat Munandar dalam Hawadi Batubara Kecamatan Arga Makmur Kota,
(2001: 36) mendefinisikan kreativitas yang Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi
berfokus pada proses berpikir sehingga bengkulu dilakukan di Semarak Sanggar,
memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Arga Makmur.
123
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

Proses penelitian dilaksanakan dalam dan diolah secara deskriptif. Analisis data
waktu 1 bulan. Waktu penelitian observasi menggunakan skala likert dan
dilakukan bulan Agustus-September 2017 setiap kategori diberi skor seperti 4, 3, 2,
pada jam belajar yaitu dari pukul 08.00- 1. Maka dari nilai tersebut yaitu semakin
11.00 WIB. Kegiatan ini dimulai dengan tinggi nilai yang dihasilkan semakin baik
melakukan observasi pada pra tindakan pembelajaran, demikian juga sebaliknya
sampai pada siklus II, selanjutnya semakin rendah nilai yang diperoleh
membandingkan hasil penelitian antara semakin kurang baik proses
siklus 1 dan siklus 2 dengan uji-t. pembelajaran.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas Setelah data terkumpul dilakukan
(PTK) adalah anak kelompok B1 dengan kegiatan analisis untuk mencari nilai rata-
usia 5-6 tahun sebanyak 17 anak pada rata kelas. Hal tersebut dilakukan untuk
Paud semarak Sanggar Kota Arga Makmur mengetahui kemampuan siswa dalam
Kabupaten Bengkulu Utara menulis karangan. Rata-rata merupakan
Pada Kelas PTK, dalam teknik tingkat pencapaian kemampuan siswa
pengumpulan data ini peneliti mengambil secara umum, yang dapat diketahui
data yang bersumber dari anak Paud, dengan menggunakan rumus rata-rata
guru, dan kelas. Teknik pengumpulan data (Depdikbud, 2004)
yang dilakukan yaitu dengan observasi, Data ini di analisis secara kualitatif
menurut Sudjana (2011: 45) observasi dengan menggunakan statistik sederhana
atau pengamatan sebagai alat penilaian yaitu dengan mencari rata-rata.
banyak digunakan untuk mengukur Untuk menganalisis hasil penelitian
tingkah laku individu ataupun proses penerapan metode pemberian tugas
terjadinya suatu kegiatan yang dapat melalui kolase berbasis alam untuk
diamati, baik dalam situasi yang meningkatkan kreativitas dan kemampuan
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. motorik halus anak sesudah tindakan
Kegiatan observasi ini terdiri dari tiga kali apakah mengalami peningkatan yang
observasi 1) observasi terhadap guru yaitu segnifikan atau tidak, pembanding antara
observasi terhadap penerapan siklus dianalisis dengan perhitungan SPSS
pembelajaran metode pemberian tugas 16 menggunakan uji-t.
melalui kolase berbasis alam 2) observasi
terhadap anak yaitu observasi tingkat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kreativitas anak 3) observasi kemampuan
motorik halus anak. Pada tahap studi awal ini dilakukan
Pengembangan Instrumen Penelitian penelitian bersifat deskriptif tentang
Instrumen yang digunakan adalah lembar pelaksanaan pembelajaran anak kelas
observasi. Instrumen penelitian digunakan PAUD Semarak Sanggar Kota Arga
untuk melakukan pengukuran dengan Makmur memperoleh gambaran tentang
tujuan untuk mendapatkan data kualitatif (1) Kondisi Proses Pembelajaran (2) situasi
(Sugiyono: 105). Data kualitatif yang dan kondisi kreativitas dan kemampuan
dimaksud adalah data tingkat kreativitas motorik halus.
dan kemampuan motorik halus anak Tindakan Siklus 1 yang dilakukan di
dalam penerapan metode pemberian PAUD Semarak Sanggar Arga Makmur
tugas melalui kolase berbasis alam. Kabupaten Bengkulu Utara pada
Data observasi digunakan untuk kelompok B1, dilaksanakan pada hari
merefleksikan siklus yang telah dilakukan Senin, 28 Agustus tanggal 2017 dengan
124
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

tema lingkungan, dan subtema rumah. hadir, mengabsen dan memandu anak
Pertemuan siklus 1 dilaksanankan di bernyanyi lagu “Aku Anak Sehat”, Setelah
sentra seni pada pukul 08.00 s/d 11.00 itu barulah guru menyampaikan tema
WIB. pada hari itu yaitu Lingkungan dan sub
Langkah awal yang dilakukan pada tema Rumah, kemudian guru menanyakan
perencanaan tindakan siklus pertama, tanggal, bulan dan tahun sambil
antara lain (1) menyiapkan Rencana menuliskannya di papan tulis. Kemudian
Pelaksanaan Mingguan (RPPM), dengan mengkomunikasikan kepada anak tentang
tema lingkungan dan subtema rumah, (2) jenis bahan/media yang akan digunakan
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Harian untuk menempel. Kemudian guru
(RPPH) dengan tema lingkungan dan memperkenalkan macam-macam rumah
subtema rumah, lembar observasi berdasarkan bahan pembuatannya dan
aktivitas pembelajaran anak, alat dan macam-macam rumah berdasarkan
media yang akan digunakan pada siklus 1. fungsinya.
(3) Menyiapkan alat kegiatan kolase Pada pijakan selama main/kegiatan inti ±
sesuai subtema rumah seperti membuat 60 menit, sebelum kegiatan membuat
kolase gambar rumah, peralatan dalam kolase dilaksanakan, guru kemudian
membuat karya kolase gambar rumah menyajikan gambar-gambar kolase yang
antara lain: kertas bergambar pola rumah, sudah jadi dengan tema dan bahan yang
lem fok, biji kedelai dan pelepah pisang digunakan yang tersedia disekitar anak.
kering (elemen untuk bahan menempel) Guru menjelaskan satu per satu gambar
dan gunting (4) menyusun dan kolase tersebut, media (elemen) yang
menyiapkan lembar observasi aktivitas digunakan untuk menempel kolase.
guru dan anak, (5) Mempersiapkan setting Kegiatan yang terakhir adalah
kelas, (6) mengkondisikan dan pijakan setelah main ±15 menit, guru
menyiapkan anak untuk mengikuti proses perlu memberikan apresiasi atas kegiatan
kegiatan membuat karya kolase. yang mereka lakukan telah selesai dengan
Kegiatan dimulai dipijakan baik, guru memberikan pujian dan
lingkungan yaitu menata lingkungan main mengajak anak bertepuk tangan karena
di dalam kelas dan pada pertemuan telah menyelesaikan tugas yang diberikan.
pertama kegiatan pada sentra seni. Karya kolase anak-anak tersebut dipajang
Kemudian menyiapkan peralatan dan di papan tempat menempel hasil karya
bahan. anak.
Kegiatan berikutnya yaitu pembukaan ± Kemudian masa transisi ±15 menit yaitu
15 menit, dalam kegiatan pembukaan berdoa sebelum dan sesudah mencuci
anak diajak berbaris dihalaman agar lebih tangan, berdoa sebelum makan, makan
luas untuk anak bergerak bebas. Diawali bersama. Setelah istirahat , guru
dengan mengucapkan salam, setelah melakukan recalling dan menjelaskan
berbaris selesai bernyanyi lagu-lagu anak proses bagaimana anak melakukan
dan kegiatan cross motorik. metode pemberian tugas melalui kolase
Pada kegiatan sebelum main ±15 menit, sesuai dengan langkah-langkahnya yaitu
anak diajak duduk melingkar, menyapa (1) merekatkan selembar karton pada
anak dan mengucapkan salam, membaca triplek dengan menyesuaikan panjang dan
doa sebelum kegiatan dan doa-doa lebarnya, (2) melihat pola gambar yang
harian, meminta anak untuk berhitung ada pada kertas karton, (3) menggunting
untuk mengetahui jumlah anak yang pelepah pisang sesuai dengan pola, (4)
125
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

memberi lem pada pelepah pisang yang pada pertemuan pertama lebih dominan
sudah dibentuk, (5) menempelkan pada kriteria berkembang sesuai harapan
pelepah pada kertas karton sesuai dengan yaitu sebanyak 15 anak atau sebesar
pola yang sudah ada sampai menjadi 88,24%, untuk, untuk kriteria mulai
sebuah karya seni. Guru mengamati dan berkembang sebanyak 2 anak atau
mencatat perkembangan anak sebagai sebesar 11,76%. Hal ini menunjukkan
penilaian. Kemudian guru menegaskan bahwa proses pembelajaran dengan
prilaku yang telah dimunculkan anak dan menggunakan metode pemberian tugas
memberi penguatan untuk perilaku yang melalui kolase berbasis alam dapat
baik, memberitahukan kegiatan yang akan meningkatkan kreativitas anak, namun
datang, bernyanyi sipatu gilang, berdoa, masih perlu ditingkatkan.
mengucapkan salam dan pulang. Berdasarkan nilai rata-rata skor
Rata-rata skor hasil obsrvasi masing-masing indikator observasi
pengamat terhadap guru yang kemampuan motorik halus anak adalah
melaksanakan penerapan metode sebesar 2,53 (Lihat lampiran 2.d) dengan
pemberian tugas melalui kolase berbasis kriteria mulai berkembang.
alam pada siklus pertama belum dapat Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2
dilakukan oleh guru secara optimal. terlihat bahwa kemampuan motorik halus
Seperti mengajak anak bertanya jawab anak pada pertemuan pertama lebih
pada kegiatan pendahuluan, dimana guru dominan pada kriteria mulai berkembang
belum dapat membuat anak lebih aktif yaitu sebanyak 13 anak atau sebesar
dalam merespon pertanyaan guru. Pada 76,47%, untuk kriteria berkembang sesuai
kegiatan saat main, walaupun guru sudah harapan sebanyak 4 anak atau sebesar
menerapkan kegiatan pembelajaran 23,53%, Hal ini menunjukkan bahwa
kooperatif, namun guru masih kesulitan proses pembelajaran dengan
untuk mengarahkan anak dalam kegiatan- menggunakan metode pemberian tugas
kegiatan tersebut. Guru kurang melalui kolase berbasis alam dapat
menggunakan media secara efektif dan meningkatkan kemampuan motorik halus
efisien, belum menghasilkan pesan yang anak, namun masih perlu ditingkatkan.
menarik, belum melibatkan anak secara Perencanaan Tindakan Siklus 2 yang
aktif dalam pemanfaatan media, kurang dilakukan di PAUD Semarak Sanggar Arga
menumbuhkan partisipasi aktif anak Makmur Kabupaten Bengkulu Utara pada
dalam kegiatan pembelajaran kolase, kelompok B1, dilaksanakan pada hari
kurang menumbuhkan suasana yang Selasa, tanggal 05 September 2017
menyenangkan dan keceriaan didiri anak dengan tema lingkungan, dan subtema
serta anak terlihat kurang antusias Sekolahku. Pertemuan siklus 1
mengikuti kegiatan kolase. dilaksanankan di sentra seni pada pukul
Berdasarkan nilai rata-rata skor 08.00 s/d 11.00 WIB.
masing-masing indikator observasi Kegiatan dimulai dipijakan
kreativitas anak, maka dapat dilihat lingkungan yaitu menata lingkungan main
bahwa rata-rata indikator kreativitas skor di dalam kelas dan pada pertemuan siklus
total yang diperoleh anak adalah sebesar 2 kegiatan pada sentra seni. Kemudian
2,76 (Lihat lampiran 2.b) dengan kriteria menyiapkan peralatan dan bahan untuk
mulai berkembang. tiga jenis kegiatan pada hari itu, setelah
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, selesai barulah menyambut kedatangan
terlihat bahwa tingkat kreativitas anak anak di depan.
126
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

Kegiatan berikutnya yaitu memperkenalkan bahan membuat kolase


pembukaan ± 15 menit, dalam kegiatan kepada anak sesuai dengan tema yang
pembukaan anak melakukan kegiatan akan diajarkan.
cross motorik seperti melompat, berlari Pada pijakan selama main/kegiatan
kecil, permainan terompah panjang, inti ± 60 menit, kegiatan yang disiapkan
memantul-mantulkan bola karet dan lain- adalah menulis kosa kata tentang alat-alat
lain. Setelah itu anak-anak diajak berbaris perlengkapan sekolah, menggambar
di halaman agar lebih luas untuk anak gedung sekolah dan membuat kolase
bergerak bebas. gambar gedung sekolah. Didalam
Pada kegiatan sebelum main ±15 pembelajaran hari ini fokus
menit, anak diajak duduk melingkar, pengembangan pembelajaran adalah
menyapa anak dan mengucapkan salam, pada kegiatan kolase gambar gedung
membaca doa sebelum kegiatan dan doa- sekolah menggunakan metode pemberian
doa harian, meminta anak untuk tugas. Setelah guru memastikan media
berhitung untuk mengetahui jumlah anak siap dan nantinya anak diharapkan dapat
yang hadir, mengabsen dan menggunakan berekspresi dan bereksplorasi dengan
lagu yang dipilih oleh anak pada hari itu. berbagai media kolase berbasis alam.
Kemudian guru mulai menyapa anak Pada siklus ke dua ini guru sudah bisa
diawali dengan mengucapkan salam, mempersiapkan media dengan baik,
kemudian anak diajak bernyanyi bersama maksimal dan tidak mengganggu atau
lagu “Ayo Sekolah. Setelah itu barulah mengurangi waktu pembelajaran.
guru menyampaikan tema pada hari itu Berbeda dengan siklus sebelumnya,
yaitu Lingkungan dan sub tema Sekolahku, sebelum memulai kegiatan kolase guru
kemudian guru menanyakan tanggal, memberikan contoh gambar-gambar
bulan dan tahun sambil menuliskannya di kolase yang sudah jadi yang berkaitan
papan tulis. Kemudian guru dengan subtema sekolahku, kemudian
mengkomunikasikan kepada anak tentang menjelaskan langkah-langkah kolase lebih
jenis bahan/media yang akan digunakan detail dengan memperagakan secara
untuk menempel, kemudian guru langsung di depan anak-anak, lalu guru
menjelaskan kepada anak tujuan yang mengkomunikasikan elemen yang
akan dicapai setelah melaksanakan digunakan untuk membuat kolase yaitu
pembelajaran membuat kolase. 1) melalui biji padi dan kacang ijo (sifat-sifat bahan,
penjelasan guru anak dapat menyebutkan cara mengelem yg benar pada biji, sampai
macam-macam media alam membuat proses menempel biji-bijian tersebut pada
kolase, 2) melalui praktek langsung pola gambar agar dapat rata pada
dengan metode pemberian tugas anak permukaan gambar).
dapat berekspresi dan bereksplorasi Guru menetapkan rancangan cara-
langsung dengan berbagai media alam cara atau langkah-langkah secara
sebagai bahan membuat kolase, 3) setelah sistematis dalam membuat karya kolase
menyelesaikan tugas membuat karya yang praktis dan menarik. Pada siklus ini
kolase berbasis alam anak mampu anak terlihat lebih antusias dan sudah bisa
menyebutkan langkah-langkah dalam fokus ke depan dengan mengikuti
membuat karya kolase dengan baik dan langkah-langkah membuat kolase yaitu
benar. Guru kemudian mengkondisikan (1) merekatkan selembar karton pada
anak untuk siap bekerja, membagikan triplek dengan menyesuaikan panjang dan
alat-alat dan bahan serta lebarnya, (2) melihat pola gambar yang
127
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

ada pada kertas karton, (3) memilih biji total yang diperoleh anak adalah sebesar
padi dan kacang ijo yang besar dan bagus 3,41 (Lihat lampiran 2.e) dengan
(4) memberi lem pada biji padi dan kacang berkembang sangat baik, hal ini
ijo yang sudah dipilih, (5) menempelkan mengidentifikasikan bahwa pembelajaran
biji padi dan kacang ijo pada kertas karton pada siklus ke dua sudah sesuai dengan
sesuai dengan pola yang sudah ada target yang diharapkan.
sampai menjadi sebuah karya seni kolase Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3,
gedung sekolah yang indah. terlihat bahwa tingkat kreativitas anak
Kegiatan yang terakhir adalah pada siklus 2 lebih dominan pada kriteria
pijakan setelah main ±15 menit, guru berkembang sesuai harapan yaitu
perlu memberikan apresiasi atas kegiatan sebanyak 10 anak atau sebesar 58,82%,
yang mereka lakukan telah selesai dengan untuk kriteria berkembang sangat baik
baik, Setelah istirahat , anak masuk sebanyak 7 anak atau sebesar 41,18%. Hal
kembali duduk dalam lingkaran dan guru ini menunjukkan bahwa kreativitas anak
melakukan recalling menanyakan pada siklus ke dua sudah meningkat dan
perasaan anak setelah bermain dan sesuai dengan harapan.
meminta anak menceritakan kembali Pada siklus II setelah penulis
pengalaman saat bermain dan kegiatan mengevaluasi lagi kelemahan pada siklus
apa saja yang telah dilakukan anak. I, maka didapat hasil penelitian yang lebih
Kemudian menegaskan prilaku yang telah meningkat dibandingkan siklus I.
dimunculkan anak dan memberi Berdasarkan hasil pengamatan bahwa
penguatan untuk perilaku yang baik, proses pembelajaran dengan
memberitahukan kegiatan yang akan menggunakan metode pemberian tugas
datang, bernyanyi sipatu gilang, berdoa, melalui kolase berbasis alam dapat
mengucapkan salam dan pulang. meningkatkan kemampuan motorik halus
Berdasarkan observasi tim anak.
pengamat terhadap guru yang Berdasarkan nilai rata-rata skor
melaksanakan penerapan metode masing-masing indikator observasi
pemberian tugas melalui kolase berbasis kemampuan motorik halus anak, maka
alam pada siklus kedua, menunjukkan dapat dilihat bahwa rata-rata indikator
bahwa aktivitas mengajar guru sudah kemampuan motorik halus anak skor total
mencapai optimal, secara keseluruhan yang diperoleh anak adalah sebesar 3,41
dalam menerapkan metode pemberian (Lihat lampiran 2.f) dengan kriteria
tugas melalui kolase berbasis alam pada berkembang sangat baik.
siklus 2 sudah mengalami peningkatan Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4
dengan rata-rata skor total sebesar 3,80 terlihat bahwa kemampuan motorik halus
(lihat lampiran 1.b), dan berada dalam anak lebih dominan pada kriteria
kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan berkembang sangat baik yaitu sebanyak
bahwa guru sudah dapat menerapkan 13 anak atau sebesar 76,47%, dan untuk
kegiatan-kegiatan pembelajaran metode kriteria berkembang sesuai harapan
pemberian tugas melalui kolase berbasis sebanyak 4 anak atau sebesar 23,53%, Hal
alam dengan baik. ini menunjukkan bahwa kemampuan
Berdasarkan nilai rata-rata skor motorik halus anak pada siklus 2 sudah
masing-masing indikator observasi meningkat dan sesuai dengan harapan.
kreativitas anak, maka dapat dilihat Refleksi diperoleh dengan
bahwa rata-rata indikator kreativitas skor memperhatikan aspek-aspek yang diamati
128
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

pada kegiatan siklus II yang dilaksanakan Meningkatnya kreativitas anak


mendapatkan penilaian berkembang dalam pembelajaran dengan metode
sangat baik dan berkembang sesuai pemberian tugas melalui kolase berbasis
harapan dari pengamat, seluruh aspek alam juga diikuti dengan meningkatnya
pengamatan proses pembelajaran anak kemampuan motorik halus anak. Pada
terdapat peningkatan persentase. hasil penelitian ini terlihat dari
Sehingga demikian penilaian tersebut meningkatnya motorik halus anak dalam
sudah merupakan hasil yang optimal. aspek koordinasi mata dan tangan , anak
Berdasarkan hasil observasi yang telah fokus saat memberikan lem di permukaan
dilaksanakan terhadap anak dan guru pola gambar, anak fokus saat menempel
pada siklus II tidak perlu dilaksanakan biji-bijian dan pelepah pisang kering di
langkah-langkah perbaikan karena anak permukaan pola gambar, anak
sudah mencapai kriteria sangat baik. menunjukkan ketelitian pada saat
Dengan demikian penelitian ini tidak melakukan kegiatan yang lebih detail. Dari
dilanjutkan lagi dan selesai. hasil penelitian rata-rata motorik halus
Untuk mengukur efektivitas anak termasuk dalam kriteria berkembang
Menganalisis uji t-test ini, peneliti sangat baik.
menggunakan data yang diperoleh dari Dari aspek-aspek yang diamati pada
hasil observasi kemampuan akhir anak kegiatan siklus I yang dilaksanakan
pada siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan uji mendapatkan penilaian berkembang
t pada siklus 2 ini diperoleh hasil 2,281, sesuai harapan baik dari pengamat,
bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dimana seluruh aspek pengamatan proses
dk=N-1=17-1=16 pada taraf signifikansi pembelajaran anak terdapat peningkatan
0,05 atau 95% sebesar 1,746 maka t persentase.
hitung 2,281 lebih besar dari ttabel, Dari aspek-aspek yang diamati pada
sehingga disimpulkan bahwa terdapat kegiatan siklus II yang dilaksanakan
perbedaan yang signifikan antara nilai mendapatkan penilaian berkembang
rata-rata kemampuan akhir siklus 1 sangat baik, baik dari pengamat, dimana
dengan nilai rata-rata siklus 2 atau terjadi seluruh aspek pengamatan proses
peningkatan kreativitas anak yang pembelajaran anak terdapat peningkatan
signifikan pada siklus 2, dengan persentase. Sehingga demikian penilaian
menggunakan metode pemberian tugas tersebut sudah merupakan hasil yang
melalui kolase berbasis alam. optimal.
Berdasarkan uji t pada siklus 2 ini Dengan demikian kreativitas anak
diperoleh hasil 3,665, bila dikonsultasikan pada siklus kedua secara keseluruhan
pada ttabel dengan dk=N-1=17-1=16 pada mengalami peningkatan, yang berarti ini
taraf signifikansi 0,05 atau 95% sebesar menunjukkan anak sudah lebih dapat
1,746 maka t hitung 3,665 lebih besar dari memahami materi pembelajaran yang
ttabel, sehingga disimpulkan bahwa diberikan dengan metode yang
terdapat perbedaan yang signifikan antara digunakan.
nilai rata-rata kemampuan akhir siklus 1
dengan nilai rata-rata siklus 2 atau terjadi PENUTUP
peningkatan kemampuan motorik halus
anak yang signifikan pada siklus 2, dengan A. Kesimpulan
menggunakan metode pemberian tugas Berdasarkan pembahasan dari hasil
melalui kolase berbasis alam. penelitian tentang penerapan metode
129
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

pemberian tugas melalui kolase berbasis pembelajaran yang sesuai dengan


alam untuk meningkatkan kreativitas dan tema. Agar anak tidak cepat bosan
kemampuan motorik halus, maka dapat sehingga anak selalu terbiasa aktif
disimpulkan : dalam pembelajaran yang dapat
1. Hasil penelitian ini telah membuktikan merangsang kreativitas anak.
bahwa penerapan metode pemberian 2. Dalam merangsang kreativitas dan
tugas melalui kolase berbasis alam kemampuan motorik halus anak,
dapat meningkatkan kreativitas anak sebaiknya tidak terpaku pada mainan
pada kelompok B1 PAUD Semarak yang sudah jadi, tetapi dapat dilakukan
Sanggar Kota Arga Makmur kegiatan yang memanfaatkan bahan-
2. Penerapan metode pemberian tugas bahan yang tersedia di lingkungan alam
melalui kolase berbasis alam pada anak sekitar anak yang mudah didapat dan
usia dini di kelompok B1 PAUD tidak asing bagi anak yang nantinya
Semarak Sanggar Kota Arga Makmur anak akan dilatih untuk menciptakan
dapat meningkatkan motorik halus sebuah karya.
anak. Hal ini terlihat dari uji-t antara 3. Disarankan untuk menyediakan waktu
siklus pertama dan kedua meningkat khusus yang lebih banyak bagi anak
secara signifikan. untuk bermain dan berkreasi dan bagi
3. Penerapan metode pemberian tugas guru/pendidik bisa lebih kreatif dalam
melalui kolase berbasis alam efektif memilih metode untuk meningkatkan
meningkatkan kreativitas dan kemampuan berfikir kreatif dan
kemampuan motorik halus di PAUD kemampuan motorik halus anak.
Semarak Sanggar Arga Makmur. Hal ini
dapat dilihat dari lebih tingginya
kreativitas kemampuan motorik halus DAFTAR PUSTAKA
anak dengan menggunakan metode
Arikunto. (2012). Metode Penelitian
pemberian tugas melalui kolase
Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga
dibandingkan dengan tingkat
Depdiknas. (2012). Pedoman
kreativitas dan kemampuan motorik
Penyelenggaraan Pendidikan Anak
halus awal anak sebelum menggunakan
Usia Dini. Jakarta: Direktorat
metode pemberian tugas. Hal ini
Pendidikan Anak Usia Dini.
didukung dengan pengolahan data
Djamarah. (1996). Metode Pembelajaran
menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini
PAUD. Bandung: Erlangga.
menunjukkan adanya peningkatan
Gunarti, Winda. (2007). Media dan
kreativitas dan kemampuan motorik
Sumber Belajar TK. Jakarta:
halus anak usia dini melalui penerapan
Universitas Terbuka.
metode pemberian tugas melalui
Hawadi. (2001). Perkembangan
kolase berbasis alam, terbukti untuk
Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung:
kreativitas thitung > ttabel (2,281 > 1,746)
Erlangga.
dan kemampuan motorik halus (3,665
Kamaril. (2006). Seni Rupa, Media
> 1,746).
Pengajaran dengan Kreativitas,
B. Saran
Jakarta: Depdikbud.
Adapun saran dalam penelitian
Moeslichatoen. (2004). Metode
adalah:
Pengembangan Perilaku dan
1. Untuk meningkatkan kreativitas anak,
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
guru harus mengetahui strategi
130
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

Jakarta: Universitas Terbuka Sujiono, Bambang dan Yulianti, Nurani.


Naim. (2005). Metode Pengajaran di (2012). Konsep Dasar Pendidikan
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Rineka Cipta. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD.
Nursalam. (2005). Perkembangan Anak Yogyakarta: Pedagogis
Usia Dini. Jakarta: Universitas Trianto. (2011). PANDUAN PENELITIAN
Terbuka. TINDAKAN KELAS (Classroom Action
Pamadhi, Hajar (2010). Seni Keterampilan Research) Teori dan Praktik. Jakarta:
Anak. Tangerang Selatan : Prestasi Pustakaraya
Universitas Terbuka Yamin, Martius. (2012). Panduan PAUD.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Jakarta: Referensi
Administrasi. Bandung: Alfabet. Zaman, Badru, (2007). Media dan Sumber
Sujiono, Bambang. (2007). “Metode Belajar TK. Jakarta: Universitas
Pengembangan Fisik”, Jakarta: Terbuka
Universitas Terbuka.

131

Anda mungkin juga menyukai