Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Taman Vokasi

Volume 6, Nomor 1, Juni 2018 (Hal. 46-52)


p-ISSN: 2338-1825; e-ISSN: 2579-4159
Tersedia Online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi

PENERAPAN METODE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN


MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Juwahir 1, Subagyo 2
1
SMK Bunda Satria Wangon, Banyumas
2
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: 1joe.wahir@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar
mata pelajaran Otomotif Dasar dengan model pembelajaran jigsaw. Jenis penelitian ini ialah
penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan angket, observasi,
dokumentasi, dan tes hasil belajar. Metode analisis data menggunakan metode analisis deskripsi
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dan motivasi
belajar mata pelajaran otomotif dasar dengan model pembelajaran jigsaw. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan pada presentase kegiatan belajar pada siklus I dengan
persentase 24,75%, meningkat pada siklus I menjadi 57,79 %, meningkat pada siklus II menjadi
67,04 % dan siklus III meningkat kembali menjadi 77,57 %. Sedangakn pada nilai pre test ke post
test juga terdapat kenaikan. Pada siklus I kenaikan pre test ke post tes 20,75. Pada siklus II 31,25
dan siklus III 33,12. Disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran otomotif dasar.
Kata kunci: metode jigsaw, motivasi belajar, hasil belajar, teknologi dasar otomotif

APPLICATION OF THE JIGSAW METHOD TO IMPROVE


MOTIVATION AND LEARNING RESULTS IN THE AUTOMOTIVE
BASIC TECHNOLOGY LESSONS
Abstract
The purpose of this study is to determine the improvement of learning outcomes and motivation
to learn Basic Automotive subjects with jigsaw learning model. This type of research is a
classroom action research. Methods of data collection used questionnaires, observation,
documentation, and test results learning. Methods of data analysis used quantitative description
analysis method. The results showed that the increase in learning outcomes and motivation to
learn basic automotive subjects with jigsaw learning model. This can be proven by the increase
in the percentage of learning activities in cycle I with the percentage of 24.75%, increased in the
first cycle to 57.79%, increased in cycle II to 67.04% and cycle III increased again to 77.57% .
While there is an increase in pretest to post test. In the first cycle increase in pre test to post test
of 20.75. In cycle II 31,25 and cycle III 33,12. It was concluded that Jigsaw learning model can
improve learning motivation and learning result of basic automotive subjects.
Keywords: jigsaw methode, learning motivation, learning result, automotive basic technologies

46
47 - Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar...........

Pendahuluan sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.


Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
Menurut Peraturan Pemerintah Republik pengertian belajar adalah perubahan terjadi
Indonesia Nomor 29 tahun 1990 tentang secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat
Pendidikan Menengah, Sekolah Menengah kontinyu dan fungsional, perubahan dalam
Kejuruan (SMK) adalah satuan pendidikan belajar bertujuan atau terarah (Slameto, 2003:
kejuruan yang mengutamakan penyiapan siswa 2).
untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional. Pesatnya Menurut James O.Whitaker, belajar
perkembangan teknologi menuntut SMK dapat didefinisikan sebagai proses dimana
melakukan peningkatan kualitas pendidikan tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
agar mampu mengimbangi kebutuhan dunia latihan ata pengalaman (Alisuf Sabri, 2001:
industri. Langkah nyata dari peningkatan 126). Belajar adalah suatu cara untuk
kualitas pendidikan tersebut adalah dengan memotivasi dan mempertegas kelakuan
meningkatkan kualitas dalam hal kurikulum, melalui pengalaman dan merupakan proses
sarana dan prasarana, tenaga pendidik, metode perubahan tingkah laku individu melalui
pembelajaran, maupun peserta didik itu interaksi dengan lingkungannya sehingga akan
sendiri. terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman
belajar. (Oemar Hamalik 2003 : 27 )
Salah satu faktor yang menentukan
kualitas pembelajaran adalah metode Pencapaian prestasi belajar yang kurang
pembelajaran. Menurut Sardiman, A. M. maksimal ini dikarenakan pembelajaran yang
(2011: 81) Metode pembelajaran berarti cara- berlangsung terlalu pasif. Terlihat bahwa
cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru
pembelajaran sehingga dapaat diperoleh hasil (teacher centered), sehingga siswa tidak dapat
yang optimal. Dengan kata lain, metode mengembangkan kemampuan awal yang
pembelajaran juga bisa diartikan sebagai dimilikinya dan membuat siswa kurang
teknik pembelajaran yang akan diterapkan atau termotivasi dalam pembelajaran (Djamarah &
dipergunakan pengajar untuk memberikan Zain, 2006).
pengajaran di kelas. Dari pengertian tentang Berdasarkan hasil observasi yang
metode pembelajaran diatas yang harus dilakukan, ternyata ketika guru menyampaikan
diperhatikan adalah pada penerapannya dalam materi pada pelajaran teori, guru
pembelajaran. Karena dengan penerapan suatu menyampaikan materi dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat akan dapat metode konvensional, guru kurang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan pengamatan hasil belajar ini. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang
pada siswa kelas X TKR SMK Bunda Satria ngobrol sendiri, bermain handphone, bahkan
Wangon, diperoleh data hasil belajar siswa ada yang tidur pada saat proses pembelajaran
yang kurang. Rata-rata hasil belajar mata berlangsung, akhirnya siswa kurang dapat
pelajaran otomotif dasar yang diperoleh adalah memahami materi yang disampaikan oleh
67,5. Nilai ketuntasan minimal mata pelajaran guru. Aktivitas siswa seperti bertanya,
otomotif dasar adalah 75. Jumlah siswa yang mengajukan pendapat, menyanggah pendapat
mampu mencapai nilai ketuntasan minimal dari guru dan menjawab pertanyaan tidak
sebanyak 11 siswa dari 41 siswa atau 26,8 muncul gejala aktif dari siswa. Hal ini
%siswa memenuhi KKM. menjadikan siswa kurang kreatif dan kurang
bisa mengembangkan diri serta sukar untuk
Pengertian belajar secara umum adalah mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya
terjadinya perubahan pada diri seseorang yang dalam kehidupan sehari-hari.
belajar karena pengalaman.Bahwa perubahan
itu terlihat atau tidak, bertahan atau tidak, Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh
kearah positif atau negatif (Max Darsono dkk, guru sama sekali tidak salah, namun ketika
2001: 4). Belajar ialah suatu proses usaha yang ceramah, interaksi guru dengan siswa kurang
dilakukan seseorang untuk memperoleh begitu berjalan, guru hanya cenderung ceramah
perubahan tingkah laku yang baru secara dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya siswa di kelas. Metode ceramah juga tidak bisa

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar ....... - 48

dilepaskan dari proses pembelajaran. Metode menggunakan Jigsaw melibatkan semua


ceramah akan membuat siswa mendapat hasil peserta didik yang ada di kelas. Tujuan dari
belajar yang maksimal jika dikemas dengan metode ini adalah mengembangkan kerja tim,
lebih baik dan menarik. ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan
materi.
Tercapainya tujuan pembelajaran tidak
lepas dari peran utama seorang guru. Seorang Pada proses pembelajaran Jigsaw
guru tidak hanya dituntut sekedar peserta didik dituntut aktif dalam proses belajar
menyampaikan ilmu, tetapi juga harus dapat mengajar, peranan guru hanya sebagai
menciptakan suasana pembelajaran yang fasilitator. Metode ini merupakan metode yang
kondusif sehingga proses pembelajaran dapat menarik untuk digunakan karena materi yang
belangsung secara aktif. Berdasarkan disampaikan tidak harus urut dan peserta didik
pertimbangan tersebut, maka diperlukan dapat berbagi ilmu dengan peserta didik
metode pembelajaran yang mampu melibatkan lainnya. Dengan ini siswa akan selalu aktif dan
peran serta siswa secara menyeluruh sehingga menambah kualitas prestasi belajarnya, guru
kekuatan belajar mengajar tidak hanya dapat memonitor pemahaman peserta didik,
didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. pembelajaran bisa lebih terarah, dan juga
Pemilihan metode pembelajaran tersebut di peserta didik bisa mengembangkan
harapkan dapat meningkatkan peran serta dan kemampuan diri sendiri dengan cara diskusi-
keaktifan siswa dalam mempelajari dan diskusi dan latihan soal.
menelaah ilmu.
Adapun, tujuan dari penelitian ini, yaitu:
Salah satu metode pembelajaran yang
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
menuntut keaktifan seluruh siswa adalah
pada Pembelajaran TDO melalui
metode pembelajaran kooperatif. Dalam
penerapan Pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran kooperatif terjadi hubungan
Jigsaw.
interaksi antar siswa. Siswa yang kurang
pandai atau lemah akan dibantu oleh siswa 2. Untuk meningkatkan aktivitas guru dan
yang lebih pandai, sehingga akan memperkaya siswa pada proses Pembelajaran TDO
pengetahuan siswa yang diharapkan sehingga melalui penerapan Pembelajaran kooperatif
hasil belajarnya dapat meningkat. Menurut Lie tipe Jigsaw.
(2004:28), metode pembelajaran kooperatif
berbeda dengan sekedar belajar dalam Metode Penelitian
kelompok. Perbedaan ini terletak pada adanya Metode penelitian yang digunakan dalam
unsur-unsur dasar dalam pembelajaran penelitian ini ialah metode penelitian tindakan
kooperatif yang tidak ditemui dalam kelas (PTK) dengan model yang
pembelajaran kelompok yang dilakukan secara dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri
asal-asalan. Prosedur metode pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
kooperatif yang dilakukan dengan benar akan observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian
memungkinkan pendidik mengelola kelas ini ialah kelas X Program Studi Teknik
dengan lebih efektif (Abdul Majid, 2013). Kendaraan Ringan yang berjumlah 32 siswa.
Jigsaw, sebagaimana metode mengajar Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga
yang lain, memiliki kelebihan dan kekurangan. siklus dimana setiap siklus terdiri dari satu
Aronson (2000), mengungkapkan sejumlah pertemuan. Pada akhir setiap siklus
keuntungan penggunaan model pengajaran dilaksanakan post test serta pre test dan
Jigsaw. Menurutnya ada beberapa keuntungan pengisian angket motivasi belajar. Instrumen
kelas Jigsaw. Metode Jigsaw adalah salah satu yang digunakan ialah angket tertutup,
teknik pembelajaran kooperatif. Siswa yang observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar.
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam Metode yang digunakan dalam analisis data
pelaksanaan pembelajaran, dan bukan yaitu metode analisis deskripsi kuantitatif.
gurunya. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji
coba oleh Eliot Aroson dan teman-temannya di
Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin
dan teman-temannya di Universitas John
Hopkins (Trianto, 2010:73). Pembelajaran

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


49 - Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar...........

Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembahasan


Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil yang didapatkan
sebanyak III siklus, terlihat adanya dalam kegiatan siklus I, siklus 2, dan siklus 3
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar terdapat peningkatan berdasarkan jumlah
siswa pada proses pembelajaran Teknologi siswa yang melampaui KKM ataupun
Dasar Otomotif dengan menggunakan Model berdasarkan rata-rata yang diperoleh dalam
Pembelajaran jigsaw kepada siswa kelas X evaluasi untuk masing-masing siklus.
TKR SMK Bunda Satria Wangon. Peningkatan hasil belajar siswa pada masing-
masing siklus dapat dijabarkan dalam Tabel
1. Motivasi Belajar Siswa
berikut.
Presentase motivasi belajar siswa dari
Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Siklus I ke siklus II dan ke siklus III mengalami
Pada Setiap Siklus
peningkatan. Hasil ini diperoleh dari lembar
observasi kegiatan belajar siswa yang Aspek Siklus Siklus Siklus
dilakukan pada saat pembelajaran sedang No.
Penelitian 1 2 3
berlangsung serta dengan pengisian penilaian
Siswa Yang
angket motivasi belajar oleh siswa pada saat 1 17 3 0
Belum
post test dilaksanakan. Peningkatan tiap siklus
Siswa Yang
Melampaui
dapat di lihat pada tabel 1. 2 15 29 32
Telah
KKM
3 Melampaui
Rata - rata Nilai 72,77 87,9 92,74
Tabel 1. Peningkatan Presentase Kegiatan
KKM
Nilai Ketuntasan
belajar Siswa Antar Siklus 4 46,88 90,63 100
Belajar Klasikal
Sebelum Siklus Siklus Siklus
Tindakan I II III
Dari data yang tertuang pada Tabel 4.17
31,25% 56% 62% 74% dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa dan rata-rata nilai siswa serta
nilai ketuntasan belajar klasikal pada mata
2. Hasil Belajar siswa
pelajaran Pendidikan Dasar Otomotif. Pada pra
Hasil belajar siswa antar siklus I ke siklus terdapat 17 siswa yang belum
siklus II dan ke siklus III mengalami melampaui KKM sedangkan setelah
peningkatan. Hasil belajar siswa diperoleh dari menggunakan model pembelajaran Jigsaw
tes berupa post test. Post test dilakukan pada pada siklus 1 terdapat 3 orang siswa dan pada
akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa siklus 2 tidak terdapat siswa yang belum
besar siswa menguasai materi pelajaran, melampaui KKM. Jumlah siswa yang belum
peningkatan hasil belajar pada setiap siklus melampaui KKM mengalami penurunan yang
secara terperinci dapat diuraikan sebagai signifikan sebanyak 17 orang.
berikut:
Untuk siswa yang telah melampaui
Tabel 2. Peningkatan rata-rata hasil belajar pre KKM sebanyak 15 orang pada pra siklus. Pada
test ke post test siklus 1 terdapat 29 orang yang mampu
melampaui KKM yaitu 73 dan di siklus 2
Pre Post Peningkatan pre
Siklus seluruh siswa kelas X Program Studi Teknik
test test test ke post test
Kendaraan Ringan mampu melampaui KKM.
I 34,21 54,96 20,75
Hai ini menunjukkan adanya peningkatan dari
II 38,59 69,84 31,25
tahapan pra siklus sampai siklus 2 sebesar 17
III 49,06 82,18 33,12
orang.
Rata-rata nilai siswa kelas X Program
Studi Teknik Kendaraan Ringan pada pra
siklus sebesar 72,77 sedangkan untuk siklus 1
rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan
menjadi 87,9. Pada siklus 2 rata-rata nilai siswa

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar ....... - 50

mencapai 92,74. Kenaikan yang terjadi dari siklus 1, siklus 2, siklus 3. Peningkatan
tahapan Pra siklus sampai ke tahapan Siklus 2 motivasi belajar siswa pada masing-masing
sebesar 19,97. siklus berdasarkan data observasi dapat
dijabarkan dalam Tabel berikut
Nilai ketuntasan belajar klasikal siswa
kelas X Program Studi Teknik Kendaraan Tabel 4. Perbandingan Motivasi Belajar
Ringan pada pra siklus sebesar 46,88
sedangkan untuk siklus 1 nilai ketuntasan Siklus Siklus Siklus
Aspek Penelitian
belajar klasikal siswa mengalami peningkatan 1 2 3
menjadi 90,63. Pada siklus 2 nilai ketuntasan Motivasi Belajar Tidak
0 0 0
belajar klasikal siswa mencapai 100. Kenaikan Baik
yang terjadi dari tahapan Pra siklus sampai ke Motivasi Belajar
14 0 0
tahapan Siklus 2 sebesar 53,125. Kurang Baik
Motivasi Belajar Cukup
Untuk memberikan Gambaran lebih 8 0 0
Baik
jelas mengenai perubahan hasil belajar
dipaparkan pada Gambar 1. Motivasi Belajar Baik 10 32 0
Motivasi Belajar
0 0 32
Sangat Baik
Rata - rata Motivasi
31,25 71,78 87,7
Belajar

Dari data yang tertuang pada Tabel 4


dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif. Pada pra siklus
terdapat 14 siswa yang memiliki motivasi
belajar kurang baik, 8 orang siswa memiliki
motivasi belajar cukup baik, serta siswa yang
memiliki motivasi belajar yang baik sebanyak
Gambar 1. Perubahan Hasil Belajar Pada Setiap 10 orang. Sedangkan setelah menggunakan
Siklus Model Pembelajaran Jigsaw pada siklus 1
Berdasarkan Gambar 4.17 dapat dilihat semua siswa memiliki motivasi belajar baik,
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada dan pada siklus 2 seluruh siswa kelas X
setiap tahapan siklus menandakan adanya Program Studi Teknik Kendaraan Ringan
perubahan yang dihasilkan pada saat memiliki motivasi belajar sangat baik.
menggunakan model pembelajaran jigsaw Rata – rata motivasi belajar kelas X
dibanding dengan model pembelajaran Program Studi Teknik Kendaraan Ringan pada
ceramah. pra siklus sebesar 64 sedangkan untuk siklus 1
2. Motivasi Belajar motivasi belajar siswa mengalami peningkatan
menjadi 71,78. Pada siklus 2 motivasi belajar
Berdasarkan data yang didapatkan siswa mencapai 87,77. Kenaikan yang terjadi
dalam pada tahapan siklus 1, siklus 2, siklus 3 dari tahapan Pra siklus sampai ke tahapan
dapat dilakukan perbandingan untuk mengukur Siklus 2 sebesar 23,7.
tingkat motivasi belajar siswa pada setiap
siklus apakah terdapat peningkatan. Meskipun Dari data yang tertuang pada Tabel 26
secara keseluruhan terdapat peningkatan yang dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
baik namun dalam beberapa aspek mengalami motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
penurunan. Pendidikan Dasar Otomotif. Pada pra siklus
terdapat 14 siswa yang memiliki motivasi
Pada penelitian ini menggunakan dua belajar kurang baik, 8 orang siswa memiliki
buah instrumen yaitu angket dan observasi. motivasi belajar cukup baik, serta siswa yang
Dari dua buah alat instrument yang digunakan, memiliki motivasi belajar yang baik sebanyak
keduanya menunjukkan bahwa terdapat 10 orang.
peningkatan motivasi belajar dari tahapan

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


51 - Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar...........

Sedangkan setelah menggunakan Model Hasil penelitian di atas diperkuat dengan


Pembelajaran Jigsaw pada siklus 1 semua hasil penelitian Dodi Setiawan dan Suparmin
siswa memiliki motivasi belajar baik, dan pada (2016) yang menunjukkan bhawa metode
siklus 2 seluruh siswa kelas X Program Studi penemuan terbimbing meningkatkan motivasi
Teknik Kendaraan Ringan memiliki motivasi belajar dan hasil belajar materi sistem stater
belajar sangat baik. pada mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan
kendaraan ringan. Hasil penelitian Dony
Rata – rata motivasi belajar kelas X
Borneo. 2015 menunjukkan bahwa penerapan
Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
model inkuri untuk meningkatkan motivasi
pada pra siklus sebesar 64 sedangkan untuk
belajar dan hasil belajar materi sistem stater
siklus 1 motivasi belajar siswa mengalami
pada mata pelajaran bahan bakar bensin.
peningkatan menjadi 71,26. Pada siklus 2
motivasi belajar siswa mencapai 87,35.
Simpulan
Kenaikan yang terjadi dari tahapan Pra siklus
sampai ke tahapan Siklus 2 sebesar 23,35. Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus
pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Upaya peningkatan hasil belajar dan
motivasi belajar Mata Pelajaran Teknologi
Dasar Otomotif dengan Model
Pembelajaran Jigsaw pada kelas X Program
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
SMK Bunda Satria Wangon dapat
dilakukan dengan cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling
berinteraksi, bekerja sama, mengemukakan
pendapat, berbagi pengalaman serta
memunculkan keberanian dan motivasi
siswa untuk bertanya pada teman,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
2. Penggunaan Model Pembelajaran tipe
Gambar 2. Perubahan Motivasi Belajar jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
berdasarkan Angket Pada Setiap sebesar 53,125% dan motivasi belajar
Siklus sebesar 56,45% Mata Pelajaran Teknologi
Dasar Otomotif pada kelas X Program Studi
Data yang didapatkan baik angket Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bunda
maupun observasi menunjukkan peningkatan Satria Wangon yang disebabkan karena
yang signifikan antara siklus 1, siklus 2, siklus faktor materi yang diberikan sesuai serta
3. Sehingga dapat dilihat bahwa proses kondisi kelas yang mendukung
pembelajaran menggunakan model dilaksanakanya model pembelajaran.
pembelajaran tipe jigsaw mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik Daftar Pustaka
secara signifikan. Adanya peningkatan dalam
perolehan hasil belajar siswa dan motivasi Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran.
belajar siswa menunjukkan indikasi bahwa Bandung: Remaja Rosdakarya.
penerapan model pembelajaran jigsaw mampu Alisuf Sabri. (2001). Pengantar Psikologi
meningkatkan hasil belajar dan motivasi Umum dan Perkembangan. Jakarta:
belajar siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Pedoman Ilmu Jaya.
Dasar Otomotif kelas X Program Studi Teknik
Kendaraan Ringan SMK Bunda Satria Anita Lie. 2004. Cooperative Learning.
Wangon. Jakarta: PT Grasindo.
Aronson, Eliot. (2009). Jigsaw Clas Room
Overview of The Technique,

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018


Penerapan Metode Jigsaw guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar ....... - 52

http://www.jigsaw.org/easystep.htm.:
diunduh tanggal 24 Maret 2015.
Djamarah & Zain. (2006). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dalyono, M.(2005). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dodi Setiawan dan Suparmin. 2016.
Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Materi Sistem Stater Pada
Mata Pelajaran Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan Dengan
Metode Penemuan Terbimbing. Jurnal
Taman Vokasi vol. 4 no. 2 Desember
2016.
Dony Borneo. (2015). Penerapan Model Inkuri
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
dan Hasil Belajar Materi Sistem Stater
Pada Mata Pelajaran Bahan Bakar
Bensin.. Jurnal Taman Vokasi Vol. 3 No.
1 Desember 2015.
Hamalik Oemar. (2006). Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT.Raja Gravindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Jurnal Taman Vokasi Vol. 6 No.1 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai