DIBUAT OLEH :
NORJANNAH
NIM : 2019. A. 10. 0814
a) Arteriosklerosis
c) Anemia berat
d) Artritis
e) Aorta Insufisiensi: stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta),
regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta).
f) Stenosis subaortik hipertrofik
g) Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-
tiba)
1) Diet (hyperlipidemia)
2) Rokok
3) Hipertensi
4) Stress
5) Obesitas
6) Kurang aktifitas
7) Diabetes Mellitus
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Ras
4) Herediter
5) Kepribadian tipe A
4. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri
dan penyempitan lumen arteri coroner (ateriosklerosis coroner). Tidak
diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak
ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
Nyeri juga bisa dirasakan di bahu kiri atau lengan kiri sebelah dalam,
punggung, tenggorokan, rahang atau gigi, lengan kanan (kadang-kadang). Ada
5 hal yang perlu digali dari anamnesa mengenai angina pectoris yaitu:
lokasinya, kualitasnya, lamanya, faktor pencetus, faktor yang bisa meredakan
nyeri dada tersebut. Beratnya nyeri pada angina pectoris dapat dinyatakan
dengan menggunakan skala dari Canadian Cardiovaskular Society, seperti
pada table di bawah ini:
5. Komplikasi
Angina Pektoris Stabil Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri coroner
yang arteroskelrotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya
sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat
menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik tangga. Awitan secara
klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian
aktifitas. Durasi nyeri 3-15 menit. Angina Pektoris Tidak Stabil Angina tidak
stabil adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada
individu dengan perburukan penyakit arteri pembuluh jantung. Angina ini
biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya
terjadi akibat arterosklerosis pembuluh jantung, yang ditandai oleh thrombus
yang tumbuh dan mudah mengalami spasme. Adurasi serangan dapat timbul
lebih lama dari nyeri dada stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat
atau pada tingkat aktifitas ringan. Kurang responsive terhadap nitrat. Lebih
sering ditemukan depresisegmen ST. Dapat disebabkan oleh rupture plak
aterosklerosis, spasmus, thrombus atau trombosit yang beragregasi. Angina
Prinzmental (Angina Varian) Angina yang terjadi karena spasme arteri
koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya infark. Sakit dada atau
nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan
karena spasmus pembuluh jantung aterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi
segmen ST. Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut. Dapat
terjadi aritmia (Kasron, 2012).
6. Pemeriksaan Penunjang
Uji Latihan Jasmani Karena pada angina pectoris gambaran EKG sering kali
masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji
jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh
melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien
mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan
EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes
dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih
pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi
segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris. Di tempat yang
tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara
Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan
EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut (Kasron, 2012).
Thallium Exercise Myocardial Imaging Pemeriksaan ini dilakukan bersama-
sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensitifitas dan spesifitas uji
latihan. Thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan,
kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan
dihentikan dan diulang kembali normal. Bila ada kekurangan oksigen maka
akan tampak cold spot pada daerah yang menderita kekurangan oksigen pada
waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksan ini juga
menunjukkan bagian otot jantung yang menderita kekurangan oksigen
(Kasron, 2012).
7. Penatalaksaan medis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung antara lain: pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa
jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan
untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk
a)Penyekat Beta-adrenergik
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekuensi
denyut jantung, kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan pada dinding
ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok
atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain: atenolol, metoprolol,
propranolol, nadolol.
Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos
pembuluh darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial
dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kebutuhan oksigen miokard
dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium
antagonis adalah amlodipin, berpridil, diltiazem, felodipin, isradipin,
nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil. (Smeltzer & Bare, 2002)
4)Riwayat perokok
2)Nyeri dapat timbul mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktivitas).
3) Kualitas nyeri: sakit dada dirasakan di daerah midsternal dada anterior, substernal
prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang menggambarkan sakitnya seperti
ditusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa benda berat/tertekan.
4) Penjalaran rasa nyeri rahang, leher dan lengan dan jari tangan kiri, lokasinya tidak
tentu seperti epigastrium, siku rahang, abdomen, punggung dan leher, .
5) Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti: mual, muntah keringat dingin,
berdebar-debar, dan sesak nafas.
6) Waktu atau lamanya nyeri: pada angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya
masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada infark rasa
sakit lebih 30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-obatan anti angina, biasanya
akan hilang dengan pemberian analgesic.
Pemeriksaan fisik
1)Keadaan umum
c) Respirasi meningkat
2) Kepala
3) Leher
a) Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4 menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur menunjukkan gangguan katup
jantung atau disfungsi otot papilar, perikarditis
b) Irama jantung dapat normal/teratur atau tidak
5) Abdomen
6) Ekstremitas
d) Pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membrane mukosa dan bibir
7) Respon psikologis
a) Gelisah/cemas, seperti takut mati, khawatir dengan keluarga, kerja dan keuangan.
b) Depresi, menarik diri dan kontak mata kurang
8) Pemeriksaan diagnostic
a) EKG
Thorak foto
Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina TD dapat meningkat
secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi. Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung
bila perlu Stres mental atau emosi meningkatkan kerja miokard Berikan makanan
lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan Menurunkan kerja
miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan
angina Kolaborasi: Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual
Nitrigliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina
selam lebih dari 100 tahun 2. PENURUNAN CURAH JANTUNG
BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD
TRANSIEN/MEMANJANG)
3. Impementasi keperawatan
Nyeri juga bisa dirasakan di bahu kiri atau lengan kiri sebelah dalam, punggung,
tenggorokan, rahang atau gigi, lengan kanan (kadang-kadang). Ada 5 hal yang
perlu digali dari anamnesa mengenai angina pectoris yaitu: lokasinya, kualitasnya,
lamanya, faktor pencetus, faktor yang bisa meredakan nyeri dada tersebut.
Beratnya nyeri pada angina pectoris dapat dinyatakan dengan menggunakan skala
dari Canadian Cardiovaskular Society,
Class Penjelasan I Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga
1-2 lantai dan lain-lainnya tidak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada baru timbul
pada latihan yang berat, berjalan cepat serta terburu-buru sewaktu kerja atau
bepergian. II Aktivitas sehari-hari agak terbatas, misalnya Angina Pektoris timbul
biel melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, naik
tangga lebih dari 1 lantai atau terburu-buru, berjalan menanjak atau melawan
angina. III Aktivitas sehari-hari terbatas. Angina pektoris timbul bila berjalan 1-2
blok, naik tangga 1 lantai dengan kecepatan biasa. IV Angina pectoris timbul pada
waktu istirahat. Hampir semua aktivitas dapat menimbulkan angina, termasuk
mandi, menyapu, dll.
5. Evaluasi
Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan
olahraga. Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien kesempatan
untuk membuat perubahan kebutuhan. Tunjukan/dorong pasien untuk memantau
nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.
Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi
untuk menghindari stress jantung dan tetap dibawah ambang angina. Diskusikan
langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas,
pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. Menyiapkan pasien pada
kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus
dilakukan bila terjadi serangan. Kaji ulang obat yang diresepkan untuk
mengontrol/mencegah serangan angina.
Angina adalah kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat
untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol
terjadinya serangan. Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan
menggunakan obat-obat yang dijual bebas. Obat yang dijual bebas mempunyai
potensi penyimpangan. (Doengoes, 2014)
DAFTAR PUSTAKA