0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
Tiga bulan setelah pembelajaran tatap muka diselenggarakan di Kabupaten Pamekasan, terdapat kasus positif COVID-19 pada siswa salah satu SD swasta. Keputusan ini dinilai membuat siswa kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jumlah kasus terkonfirmasi dan suspek COVID-19 di Pamekasan terus meningkat hingga Desember 2020 sehingga perlu dievaluasi kembali kebijakan pembelajaran tatap muka dem
Tiga bulan setelah pembelajaran tatap muka diselenggarakan di Kabupaten Pamekasan, terdapat kasus positif COVID-19 pada siswa salah satu SD swasta. Keputusan ini dinilai membuat siswa kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jumlah kasus terkonfirmasi dan suspek COVID-19 di Pamekasan terus meningkat hingga Desember 2020 sehingga perlu dievaluasi kembali kebijakan pembelajaran tatap muka dem
Tiga bulan setelah pembelajaran tatap muka diselenggarakan di Kabupaten Pamekasan, terdapat kasus positif COVID-19 pada siswa salah satu SD swasta. Keputusan ini dinilai membuat siswa kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jumlah kasus terkonfirmasi dan suspek COVID-19 di Pamekasan terus meningkat hingga Desember 2020 sehingga perlu dievaluasi kembali kebijakan pembelajaran tatap muka dem
Tiga Bulan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Pamekasan, Sudah
Tepatkah?
Oleh : dr.Rizka Wahyuni*
(* Dokter dan Mahasiswa Magister Hukum Universitas Hang Tuah Surabaya)
Penyebaran Corona Virus Disease semakin meningkat di Indonesia. Kasus terkonfirmasi
positif dan kematian bertambah setiap harinya berdasarkan laporan dari satuan gugus tugas Corona virus disease 2019 (COVID-19). Berbagai upaya menekan penyebaran dan Percepatan Penanganan COVID-19 telah dilakukan oleh pemerintah, hal tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar yang (PSBB). Beberapa daerah juga ikut berperan dalam memutuskan kebijakannya sendiri dalam upaya tersebut. Keputusan PSBB sempat menjadi kebijakan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur untuk menekan angka persebaran COVID-19. Keputusan ini tentu akan sangat berdampak, baik dari aspek ekonomi, bisnis, kesehatan, budaya bahkan aspek pendidikan. Tidak lama dari di sahkannya keputusan ini, era new normal mulai di songsong, masyarakat dapat melakukan segala aktivitasnya di luar rumah dengan segala protokol kesehatan yang diberlakukan. Aktivitas masyarakat yang mulai normal, mendorong sektor pendidikan untuk memulai proses belajar mengajar secara tatap muka mulai tanggal 23 September 2020 dan dikeluarkan secara resmi oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui surat keputusan bersama yang disingkat dengan SKB tentang pembelajran tatapmuka jenjang SD dan SMP negeri/swasta serta panduan penyelengaraan pembelajran pada tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid-19. Pada SKB berpedoman pada 2 prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19 yaitu kesehatan dan keselamatan peserta didik, guru, tenaga pendidikan, keluarga dan masyarakat serta tumbuh kembang dan kondisi psikososial peserta didik. Terdapat juga didalamnya lampiran hasil kesepakatan dengan komite sekolah yang menyetujui dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM). Satuan pendidikan mewajibkan sekolah menyiapkan fasilitas sesuai protokol COVID-19, surat pernyataan persetujuan orang tua tentang persetujuan PTM (bermeterai). Jika peserta didik tidak mendapatkan persetujuan orang tua wajib mendapatkan layanan pembelajaran dengan online. Satuan pendidikan juga melakukan koordinasi dengan komite sekolah dan desa serta memastikan, apabila terdapat warga sekolah yang memiliki kondisi medis penyerta disarankan untuk tidak mengikuti pembelajaran tatap muka. Sedangkan, jika terkonfirmasi positif COVID- 19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri tidak boleh mengikuti pembelajaran tatap muka. Terhitung sudah 3 bulan sekolah tatap muka di jalani oleh para siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Pamekasan. Beberapa siswa tampak antusias dengan keputusan PTM ini, mereka dapat bertemu dengan teman-teman dan guru mereka secara langsung. Akan tetapi, dilansir terdapat seorang siswa disalah satu SD swasta yang terkonfirmasi positif dan nampak keputusan ini membuat para siswa banyak yang lalai akan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Secara tidak langsung siswa melonggarkan kedisiplinan diri di era pandemi COVID-19 ini seperti social distancing, penggunaan masker yang baik, hingga mencuci tangan dengan benar. Mobilisasi tinggi semakin meningkatkan risiko masyarakat luas untuk terpapar COVID-19. Virus ini tidak memilih batas usia, disisi lain terdapat penelitian menyatakan bahwa usia muda memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat. Dalam hal ini, Usia sekolah dari SD hingga SMA dapat tergolong didalamnya memiliki imun atau kekebalan yang kuat bisa terkena dan tanpa gejala yang dikenal dengan sebutan orang tanpa gejala (OTG). OTG memiliki gejala klinis yang ringan bahkan tanpa gejala sekalipun akan tetapi dapat menularkan virus ini. Terhitung 585 orang terkonfimasi positif dan 1055 suspek Covid-19 di Kabupaten Pamekasan per tanggal 17 Desember 2020. Peningkatan angka ini harusnya menjadi landasan Pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk mengambil langkah serius. Melonjaknya angka tersebut dapat dikaitkan dengan meningkatnya jumlah OTG dan mobilisasi yang tinggi dari masyarakat Pamekasan. Sebaiknya keputusan proses belajar mengajar secara tatap muka dievaluasi kembali demi mendukung percepatan penurunan angka COVID-19 sesuai PP Nomor 21 Tahun 2020 di Kabupaten Pamekasan serta terus meningkatkan pengawasan ketat di lingkungan sekolah agar tidak ada lagi peningkatan angka kesakitan covid-19.