Manajemen Resiko 1
Manajemen Resiko 1
1. Brix < 58
2. Pemakaian Uap Boros
3. Proses Masakan Lebih Lama
RISK REGISTER
1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5. Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
RISK REGISTER
1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
RISK REGISTER
1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
RISK REGISTER
1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
RISK REGISTER
1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
HPB 1 dan HPB Total Rendah
Nilai pemerahan tebuebu rendah di bawah angka standar
Kasie Gilingan
1. Tekanan UBA rendah, 2. Tekanan hidrolis rendah. 3.Setting roll kurang optimal. 4. keajegan giling
1. Losses pol tinggi. 2. rendemen turun
Rendemen turun
Operasional ketel tidak efisien
Suplesi FO Tinggi
Pemakaian BB non ampas tinggi
Kasie Ketel
1. Suplai BB terganggu. 2. Pol ampas > 3 zk < 50
Kadang-kadang
Operasional Ketel tidak efisien
Keterangan :
-Kemungkinan terjadi 1 - 10 % ( Cenderung tidak mungkin terjadi/kemungkinanan terjadinya sangat kecil )
-40 % < kemungkinan terjadi < 60 % ( sama kemungkinannya terjadi atau tidak/ kemungkinan terjadinya kadang-kadang )
-60 % < kemungkinan terjadi < 80 % (kemungkinan besar terjadi)
-80 % < kemungkinan terjadi < 95 % (sangat mungkin pasti terjadi/ kemungkinan terjadinya sangat besar)
NILAI KEMUNGKINAN
NILAI
(SKOR)
NILAI DAMPAK/CONSEQUENCES
TINGKAT
NO JENIS RISIKO AREA DAMPAK EXISTING CONTROL
KERUGIAN
1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Loss pol ampas tinggi 1. Tekanan hidrolik
2. Rendemen turun 2. Atur imbibisi
3.Setting roll
4. Ajeg giling
2 Losses Pol Ampas > 2 1. Rendemen turun 1. Tekanan Hidrolik
2. Ketel boros BB 2. Atur imbibisi
3. Tekanan UBA ngedrop-
3. Setting roll
ngedrop
4.Ajeg giling
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Giling kurang ampuh 1. Suplai BB
2. Proses terganggu 2. Cek Pol ampas
3. BHR turun 3. Cek zat kering
4 Suplesi FO Tinggi 1. Suplai BB
2. Cek Pol ampas
3. Cek zat kering
5 Priming dan Uap Basah 1. Frekuensi turbun listrik turun 1. Pengapian ketel
2. Power anjlok 2. TDS tinggi
3. Temperatur UBA turun 3. Hardness tinggi
Keterangan :
-Nilai dampak 5 % ( nilai kerugian tidak berarti / ringan sekali )
-Nilai dampak 5 - < 10 % ( nilai Kerugiannya kecil / ringan )
-Nilai dampak 10 - < 20 % ( nilai Kerugiannya sedang )
-Nilai dampak 20 - < 40 % ( nilai Kerugiannya besar )
- > 40 % ( Nilai kerugiannya sangat besar )
AI DAMPAK/CONSEQUENCES
NILAI (SKOR)
NILAI RESIKO (TINGKAT KEGAWATAN)
Keterangan :
-Nilai Risiko 1 - 4 ( Risiko rendah )
-Nilai risiko 5 - 14 ( Risiko sedang )
-Nilai Risiko 15- 25 ( Risiko tinggi )
PETA RESIKO
DAMPAK
Gagal tanam
3
2 4 Produksi rendah
1 Supply bahan baku terganggu
1 2 3 4 5
KEMUNGKINAN
MENENTUKAN SASARAN PERLAKUAN RESIKO
1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Pantau tekanan hidrolik 1. Tekanan hidrolik 150-180 Kg/Cm2
2. Jaga tekanan UBA 2. UBA ³ 13,5 Kg/Cm2
2 Losses Pol Ampas > 2 1. Pantau tekanan hidrolik 1. Tekanan hidrolik 150-180 Kg/Cm2
2. Cek imbibisi 2. NM % tebu minimal 95
3. Temperatur imbibisi 75-90°C
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Giling dengan ampuh dan ajeg 1. Pol ampas < 2,5 , Zk > 50
2. Pengapian dapur ketel optimal 2. Temperatur dapur 800-1000°C temperatur
gas buang 150° - 180°C
4 Suplesi FO Tinggi 1. Giling ajeg dan ampuh 1. Pol ampas < 2,5 , Zk > 50
2. Kebocoran udara panas dikontrol 2. Temperatur dapur 800-1000°C temperatur
3. Pengapian ketel optimal gas buang 150° - 180°C
5 Priming dan Uap Basah 1. Kontrol air umpan ketel 1. TDS < 2000
2. Kontrol pengapian dapur 2. Hardness < 0,01
3. Temperatur dapur 800-1000°C
4. Temperatur gas buang 150-180°C
MENYUSUN ACTION PLAN
JADWAL
NO JENIS RISIKO SASARAN RINCIAN KEGIATAN PIC
MULAI SELESAI
1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Tekanan hidrolik 150-180Kg/Cm2 1. Perawatan sistem hidrolik, marsed, dll Kasie Gilingan
2 Losses Pol Ampas > 2 1. Tekanan hidrolik 150-180Kg/Cm2 1. Perawatan sistem hidrolik, marsed, dll Kasie Gilingan
3. Temperatur imbibisi 75-90°C 3. Mengontrol temperatur air bak imbibisi Masinis Jaga
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Pol ampas < 2,5, Zk > 50 1. Aplikasi imbibisi dengan faktor Masinis Jaga
sesuai SOP
4 Suplesi FO Tinggi 1. Pol ampas < 2,5, Zk > 50 1. Aplikasi imbibisi dengan faktor Masinis Jaga
sesuai SOP
5 Priming dan Uap Basah 1. TDS < 2000 1. Pemakaian full kondensat untuk ketel Kasie Tengah+
Belakang
Chemiker
sesuai SOP
MENYUSUN ACTION PLAN
BIAYA