Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI POTENSI RESIKO BAGIAN INSTALASI

No Proses Bisnis Out Put Stake Holders Faktor Makro

1 ST. GILINGAN NIRA 1. Keajegan Giling


AMPAS 2. Tekanan Uap Baru
3. Tekanan Hidrolis

2 ST. KETEL - UAP BARU 1. Suplai BB Cukup & Kering


TURBIN GENERATOR LISTRIK / POWER 2. Air Kondensat Full
3. Beban Listrik lebih Kap
4. Preventive Maintenance

3 ST. PENGUAPAN NIRA KENTAL 1. UBE


BRIX 60 2. Preventive Maintenance

ST. PEMURNIAN NIRA JERNIH 1. Kinerja Alat


2. Bahan Pembantu

4 ST. MASAKAN CUITE A, C, D

ST. PUTERAN SHS A


DRIYER TETES / MOLASES

5 ST. POMPA AIR AIR 1. Kinerja Alat / Saluran Pipa


2. Kondisi Aliran sungai
Potensi Resiko

1. HPB 1 < 62 , HPB Total < 92


2. Pol Ampas > 2 , 2K < 50
3. Inefisiensi Ketel Uap

1. Tekanan UBA <13 , UBE < 0,5


2. BB Suplesi Boros
3. Down Time Alat misal Bocor Pipa
Rusak Dll
4. Uap Basah, TDS Tinggi,
Hardness Tinggi

1. Brix < 58
2. Pemakaian Uap Boros
3. Proses Masakan Lebih Lama
RISK REGISTER

1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5. Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost

RISK REGISTER

1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
RISK REGISTER

1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost

RISK REGISTER

1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost

RISK REGISTER

1 Nama Risiko
2 Uraian Risiko
3 Penanggung jawab (Risk Owner)
3 Penyebab
4 Area Dampak
5 Frekwensi Kejadian
6 Existing control
7 Kemungkinan
8 Dampak
9 Kegawatan (Severity)
10 Baseline Cost
11 Intangible Cost
HPB 1 dan HPB Total Rendah
Nilai pemerahan tebuebu rendah di bawah angka standar
Kasie Gilingan
1. Tekanan UBA rendah, 2. Tekanan hidrolis rendah. 3.Setting roll kurang optimal. 4. keajegan giling
1. Losses pol tinggi. 2. rendemen turun

Rendemen turun
Operasional ketel tidak efisien

Losses Pol > 2


Kehilangan gula terikat ampas tebu gilingan
Kasie Gilingan
1. Non ajeg giling. 2. Tekanan hidrolis rendah. 3. Start-Stop giling
1. Rendemen turun. 2. Ketel boros BB 3. Tekanan UBA drop -drop
Sering

Rendemen gula turun


Operasional ketel tidak efisiens
Tekanan UBA < 13 UBE < 0,5
Tekanan UBA dan UBE dibawah standar operasional
Kasie Ketel
1. Suplai BB terganggu. 2. Pol ampas > 3. zk < 50
1. Giling kurang ampuh. 2. Proses terganggu. 3. BHR turun
Sering

Rendemen gula turun karena losses naik


Operasional Proses lambat, Kapasitas olah turun

Suplesi FO Tinggi
Pemakaian BB non ampas tinggi
Kasie Ketel
1. Suplai BB terganggu. 2. Pol ampas > 3 zk < 50

Kadang-kadang
Operasional Ketel tidak efisien

Priming dan Uap Baru Basah Pada Ketel


Terjadi uap basah & terikat titk air pada UBA
Kasie Ketel
1. Pengapian jelek. 2. TDS tinggi. 3. Hardness tinggi
1. Frekuensi turbin turun. 2. Power anjlok. 3. Temperatur UBA turun.
Sering
NILAI KEMUNGKINAN

NO JENIS RISIKO EXISTING CONTROL FREKWENSI KEMUNGKINAN

1 HPB 1 dan HPB Total rendah 1. Tekanan hidrolik Kadang-kadang 30%


2. Atur imbibisi
3.Setting roll
4. Ajeg giling

2 Losses Pol Ampas > 2 1. Tekanan Hidrolik Sering 60%


2. Atur imbibisi
3. Setting roll
4.Ajeg giling
3 Tekanan UBA < 13. Tekanan UBE < 0,5 1. Suplai BB Sering 90%
2. Cek Pol ampas
3. Cek zat kering
4 Suplesi FO Tinggi 1. Suplai BB Kadang-kadang 25%
2. Cek Pol ampas
3. Cek zat kering
5 Priming dan Uap Basah 1. Pengapian ketel Sering 50%
2. TDS tinggi
3. Hardness tinggi

Keterangan :
-Kemungkinan terjadi 1 - 10 % ( Cenderung tidak mungkin terjadi/kemungkinanan terjadinya sangat kecil )
-40 % < kemungkinan terjadi < 60 % ( sama kemungkinannya terjadi atau tidak/ kemungkinan terjadinya kadang-kadang )
-60 % < kemungkinan terjadi < 80 % (kemungkinan besar terjadi)
-80 % < kemungkinan terjadi < 95 % (sangat mungkin pasti terjadi/ kemungkinan terjadinya sangat besar)
NILAI KEMUNGKINAN

NILAI
(SKOR)
NILAI DAMPAK/CONSEQUENCES

TINGKAT
NO JENIS RISIKO AREA DAMPAK EXISTING CONTROL
KERUGIAN
1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Loss pol ampas tinggi 1. Tekanan hidrolik
2. Rendemen turun 2. Atur imbibisi
3.Setting roll
4. Ajeg giling
2 Losses Pol Ampas > 2 1. Rendemen turun 1. Tekanan Hidrolik
2. Ketel boros BB 2. Atur imbibisi
3. Tekanan UBA ngedrop-
3. Setting roll
ngedrop
4.Ajeg giling
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Giling kurang ampuh 1. Suplai BB
2. Proses terganggu 2. Cek Pol ampas
3. BHR turun 3. Cek zat kering
4 Suplesi FO Tinggi 1. Suplai BB
2. Cek Pol ampas
3. Cek zat kering
5 Priming dan Uap Basah 1. Frekuensi turbun listrik turun 1. Pengapian ketel
2. Power anjlok 2. TDS tinggi
3. Temperatur UBA turun 3. Hardness tinggi

Keterangan :
-Nilai dampak 5 % ( nilai kerugian tidak berarti / ringan sekali )
-Nilai dampak 5 - < 10 % ( nilai Kerugiannya kecil / ringan )
-Nilai dampak 10 - < 20 % ( nilai Kerugiannya sedang )
-Nilai dampak 20 - < 40 % ( nilai Kerugiannya besar )
- > 40 % ( Nilai kerugiannya sangat besar )
AI DAMPAK/CONSEQUENCES

NILAI (SKOR)
NILAI RESIKO (TINGKAT KEGAWATAN)

NO JENIS RISIKO KEMUNGKINAN DAMPAK SEVERITY


1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 30
2 Losses Pol Ampas > 2 60
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 90
4 Suplesi FO Tinggi 25
5 Priming dan Uap Basah 50

Keterangan :
-Nilai Risiko 1 - 4 ( Risiko rendah )
-Nilai risiko 5 - 14 ( Risiko sedang )
-Nilai Risiko 15- 25 ( Risiko tinggi )
PETA RESIKO

5 Keterangan : 1 Kurangnya ketersediaan lahan


4 2 Ketersediaan bibit kurang

DAMPAK
Gagal tanam
3
2 4 Produksi rendah
1 Supply bahan baku terganggu
1 2 3 4 5
KEMUNGKINAN
MENENTUKAN SASARAN PERLAKUAN RESIKO

NO JENIS RISIKO STRATEGI PERLAKUAN SASARAN

1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Pantau tekanan hidrolik 1. Tekanan hidrolik 150-180 Kg/Cm2
2. Jaga tekanan UBA 2. UBA ³ 13,5 Kg/Cm2
2 Losses Pol Ampas > 2 1. Pantau tekanan hidrolik 1. Tekanan hidrolik 150-180 Kg/Cm2
2. Cek imbibisi 2. NM % tebu minimal 95
3. Temperatur imbibisi 75-90°C
3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Giling dengan ampuh dan ajeg 1. Pol ampas < 2,5 , Zk > 50
2. Pengapian dapur ketel optimal 2. Temperatur dapur 800-1000°C temperatur
gas buang 150° - 180°C
4 Suplesi FO Tinggi 1. Giling ajeg dan ampuh 1. Pol ampas < 2,5 , Zk > 50
2. Kebocoran udara panas dikontrol 2. Temperatur dapur 800-1000°C temperatur
3. Pengapian ketel optimal gas buang 150° - 180°C
5 Priming dan Uap Basah 1. Kontrol air umpan ketel 1. TDS < 2000
2. Kontrol pengapian dapur 2. Hardness < 0,01
3. Temperatur dapur 800-1000°C
4. Temperatur gas buang 150-180°C
MENYUSUN ACTION PLAN

JADWAL
NO JENIS RISIKO SASARAN RINCIAN KEGIATAN PIC
MULAI SELESAI

1 HPB 1 dan HPB Total Rendah 1. Tekanan hidrolik 150-180Kg/Cm2 1. Perawatan sistem hidrolik, marsed, dll Kasie Gilingan

2. UBA ³ 13,5 Kg/Cm2 2. Menjaga operasional ST.Ketel dengan Kasie Ketel

tekanan stabil > 13,5

2 Losses Pol Ampas > 2 1. Tekanan hidrolik 150-180Kg/Cm2 1. Perawatan sistem hidrolik, marsed, dll Kasie Gilingan

2. NM% tebu minimal 95 2. Mengontrol suplai air imbibisi Masinis Jaga

3. Temperatur imbibisi 75-90°C 3. Mengontrol temperatur air bak imbibisi Masinis Jaga

3 Tekanan UBA < 13, Tekanan UBE < 0,5 1. Pol ampas < 2,5, Zk > 50 1. Aplikasi imbibisi dengan faktor Masinis Jaga

2. Temperatur dapur 800-1000°C campur 50

3. Gas buang 150-180°C 2. Menjaga pembakaran dapur baik, Kasie Ketel

korek bersih dan pengaturan klep

sesuai SOP

4 Suplesi FO Tinggi 1. Pol ampas < 2,5, Zk > 50 1. Aplikasi imbibisi dengan faktor Masinis Jaga

2. Temperatur dapur 800-1000°C campur 50

3. Gas buang 150-180°C 2. Menjaga pembakaran dapur baik, Kasie Ketel

korek bersih dan pengaturan klep

sesuai SOP

5 Priming dan Uap Basah 1. TDS < 2000 1. Pemakaian full kondensat untuk ketel Kasie Tengah+

Belakang

2. Hardness < 0.01 2. Operasional WTP sesuai SOP Kasie Ketel +

Chemiker

3. Temperatur dapur 800-1000 3. Menjaga pembakaran dapur baik, Kasie Ketel

4. Temperatur gas buang 150-180°C korek bersih dan pengaturan klep

sesuai SOP
MENYUSUN ACTION PLAN

BIAYA

Anda mungkin juga menyukai