PENDAHULUAN
1
dimana elektroda intramuskular digunakan untuk menyelidiki otot dalam atau
aktivitas otot local.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sinyal EMG adalah sinyal acak atau stokastik yang amplitudonya berkisar
dari 0 sampai 1,5 mV (rms = root mean square) atau 0 ke 10 mV (puncak-ke-
puncak) dengan rentang frekuensi antara 0 – 500 Hz. Yang perlu diperhatikan
dalam sinyal EMG adalah kehadiran noise yang berada pada rentang frekuensi 50
– 150 Hz (C. J. De Luca, 2002). Noise bisa muncul dari berbagai sumber seperti
noise internal dari komponen listrik, pergerakan artefak, ketidakstabilan sinyal,
dan noise lingkungan sekitar.
2.2 Pembangkitan Sinyal Listrik Otot.
3
sama dengan serat-serat otot membentuk MU. Oleh karena itu, ketika
motorneuran diaktifkan oleh sinyal dari spinal cord, serat-serat otot akan
diaktifkan pula untuk menghasilkan gerakan yang sesuai dengan perintah otak.
Gambar Mekanisme pembangkitan gerakan otot (Moritani)
Ada dua jenis EMG digunakan secara luas yaitu EMG permukaan dan
EMG intramuskular (jarum dan fine-kawat). Untuk melakukan EMG
intramuskular, jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-kawat halus
4
dimasukkan melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah terlatih atau
profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik) mengamati aktivitas
listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional memberikan informasi
berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating. Otot normal saat
kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum dimasukkan ke
dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas
spontan abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot.
Kemudian pasien diminta untuk kontrak otot lancar. menententukan bentuk,
ukuran, dan frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan. Kemudian elektroda
ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa sampai
setidaknya 10-20 kali telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya
memberikan gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot. Karena otot
berbeda dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai lokasi
untuk mendapatkan penelitian yang akurat.
Intramuscular EMG dapat dianggap terlalu invasif atau tidak perlu dalam
beberapa kasus. Sebaliknya, permukaan elektroda dapat digunakan untuk
memantau gambaran umum aktivasi otot, sebagai lawan kegiatan hanya beberapa
serat seperti yang diamati menggunakan EMG intramuskular. Teknik ini
digunakan dalam beberapa jenis, misalnya, di klinik fisioterapi, aktivasi otot
dipantau menggunakan EMG permukaan dan pasien memiliki stimulus auditori
atau visual untuk membantu mereka tahu kapan mereka mengaktifkan otot
(biofeedback).
Sebuah unit motor didefinisikan sebagai satu neuron motor dan semua
serat otot itu innervates. Ketika kebakaran unit motor, dorongan (disebut potensial
aksi) dilakukan menuruni neuron motor ke otot. Daerah mana kontak saraf otot
disebut sambungan neuromuskuler, atau akhir pelat motor. Setelah potensial aksi
ditransmisikan di persimpangan neuromuskuler, suatu potensial aksi adalah
elicited di semua serat otot diinervasi dari unit motor tertentu. Jumlah dari semua
aktivitas elektrik ini dikenal sebagai potensial aksi unit motor (MUAP).
Komposisi unit motor, jumlah serat otot per unit motor, jenis metabolisme dari
5
serat otot dan berbagai faktor lainnya mempengaruhi bentuk potensi motor unit di
myogram tersebut.
Uji konduksi saraf oleh EMG juga sering dilakukan pada waktu yang sama
untuk mendiagnosa penyakit saraf. Beberapa pasien dapat menemukan prosedur
agak menyakitkan, sedangkan yang lain hanya mengalami sedikit
ketidaknyamanan ketika jarum dimasukkan. ketika otot sedang diuji mungkin
sedikit sakit untuk satu atau dua hari setelah prosedur.
6
listrik pada frekuensi 50 atau 60 Hz, adalah menggunakan penguat beda
(differential amplifier). Hal ini dilakukan dengan menggunakan dua elektrode dari
dua lokasi yang berbeda (C. J. De Luca, 2002). Ide dari penguat beda ini adalah
membuang sinyal yang sama dari dua elektrode dan menguatkan beda sinyal dari
keduanya. Sinyal yang sama mewakili sinyal yang berasal dari lokasi yang jauh
dari pendeteksian sinyal, sedangkan beda sinyal mewakili area langsung dari
permukaan yang dideteksi. Jadi, sinyal EMG lokal akan dikuatkan dan noise
karena daya listrik yang jauh akan dibuang.
Selain noise akibat daya listrik, noise yang disebabkan oleh pergerakan
peralatan/artefak juga sangat mungkin terjadi selama pengambilan data. Ada dua
sumber utama noise ini, yaitu dari pergerakan kabel yang menghubungkan
elektrode dan penguat, dan elektrode dengan permukaan. Noise ini biasanya
berada pada rentang frekuensi 0-20 Hz. Noise jenis ini dapat dikurangi dengan
perancangan peralatan elektronika yang baik. Selain itu, sebuah band-pass filter
dapat ditambahkan di akhir sistem akuisisi data untuk mendapatkan sinyal EMG
yang berada pada kisaran frekuensi 20 – 500 Hz.
7
EMG Permukaan EMG Intramuskular
Gb. Sinyal otot Analog yang normal Gb. sinyal EMG juga dikumpulkan selama
periode waktu tertentu
8
2.5 Hasil Kerja Elektromiografi (EMG).
1. Hasil normal
Jaringan otot saat istirahat biasanya elektrik aktif. Setelah aktivitas listrik
yang disebabkan oleh iritasi subsidi penyisipan jarum, Electromyograph harus
mendeteksi ada aktivitas spontan abnormal yaitu otot pada istirahat harus elektrik
diam dengan pengecualian daerah sambungan neuromuskuler yang dalam keadaan
normal sangat spontan aktif. Ketika otot secara sukarela dikontrak, potensial aksi
mulai muncul. Sebagai kekuatan kontraksi otot meningkat, serat otot lebih banyak
dan lebih menghasilkan potensial aksi. Ketika otot sepenuhnya dikontrak, akan
muncul sebuah kelompok teratur potensi tindakan tarif yang bervariasi dan
amplitudo (a perekrutan lengkap dan pola interferensi)
2. Hasil abnormal
9
Penyakit neuropatik memiliki karakteristik berikut mendefinisikan EMG:
a. untuk Sebuah amplitudo potensial aksi yang dua kali normal karena
peningkatan jumlah serat per unit motor karena reinervasi dari serat
denervasi
g. untuk Penurunan jumlah unit motor di otot (dalam kasus yang sangat parah
saja)
Hasil abnormal dapat disebabkan oleh kondisi medis berikut (harap dicatat
ini adalah tempat di dekat sebuah daftar lengkap dari kondisi yang dapat
mengakibatkan EMG abnormal):
a. Beralkohol neuropati
b. Amyotrophic lateral sclerosis
c. Sindrom kompartemen anterior
d. Aksiler saraf disfungsi
e. Distrofi otot Becker
f. Brakialis plexopathy
g. Carpal tunnel syndrome
h. Centronuclear miopati
10
i. Serviks spondylosis
j. Charcot-Marie-Tooth penyakit
k. Kronis kekebalan demielinasi Poli [radiculo] neuropati (CIDP)
l. Disfungsi saraf Common peroneal
m. Denervasi (stimulasi saraf berkurang)
n. Dermatomiositis
o. Distal disfungsi saraf median
p. Duchenne distrofi otot
q. acioscapulohumeral distrofi otot (Landouzy-Dejerine)
r. Paralisis periodik Keluarga
s. Disfungsi saraf femoralis
t. Kolom kondisi
u. Friedreich ataxia
v. Guillain-Barre
w. Lambert-Eaton Sindrom
x. Mononeuritis multiplex
y. Mononeuropathy
z. Penyakit Motor neuron
Beberapa sistem atrofi
a. Myasthenia gravis
b. Miopati (otot degenerasi, yang dapat disebabkan oleh sejumlah
gangguan, termasuk distrofi otot)
c. Myotubular miopati
d. Neuromyotonia
e. Peripheral neuropati
f. Poliomyelitis
g. Polymyositis
h. Radial disfungsi saraf
i. Disfungsi siatik saraf
j. Polineuropati sensorimotor
11
k. Tidur bruxism
l. Spinal stenosis
m. Thyrotoxic paralisis periodic
n. Disfungsi tibial saraf
o. Ulnaris saraf disfungsi
12
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15