Dosen Pengampu :
Sari Luthfiyah, SKp. M.Kes
Disusun Oleh :
Achmad Muhajjir S. Nursam
P27838120002
2C
Jurusan Teknologi Rekayasa Elektromedis
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya
2021
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian dan fungsi dari sinyal EMG.
2. Agar mengetahui pengertian dan fungsi dari sinyal EKG.
3. Agar mengetahui pengertian dari sikus jantung.
1
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai ilmu anatomi dan fisiologi.
2. Menambah kaidah pembelajaran mengenai sinyal EKG.
3. Menambah kaidah pembelajaran mengenai sinyal EMG.
4. Menambah kaidah pembelajaran mengenai siklus jantung.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2Kelainan otot, seperti distrofi otot (muscular dystrophy) atau polymyositis.
Penyakit yang memengaruhi hubungan antara saraf dan otot, seperti myasthenia
gravis.
Gangguan saraf di luar sumsum tulang belakang (saraf tepi), seperti carpal tunnel
syndrome atau neuropati perifer.
Gangguan yang memengaruhi neuron motorik di otak atau sumsum tulang belakang,
Mati rasa
Kelemahan pada otot
4
2.2 Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram atau EKG adalah salah satu tes untuk mengevaluasi kesehatan
jantung. Tes kesehatan yang juga dikenal lengkap sebagai elektrokardiografi ini
bertujuan untuk mengetahui dan merekam aktivitas kelistrikan pada organ jantung.
Jantung bekerja karena dipicu oleh hantaran sinyal listrik alami. Sinyal-sinyal
inilah yang menyebabkan otot jantung berkontraksi untuk menciptakan detak jantung.
Setiap kali jantung berdetak, gelombang (impuls) listrik akan mengalir dalam jantung
Anda. Gelombang ini menyebabkan otot-otot jantung meremas, kemudian memompa
darah keluar dari jantung.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tes EKG dapat mendeteksi apakah detak jantung
seseorang normal atau tidak. Jika aktivitas kelistrikan dalam jantung terganggu dan detak
jantung tidak normal, ini menunjukkan adanya gangguan atau penyakit pada jantung.
Lewat tes kesehatan inilah, dokter dapat menegakkan diagnosis penyakit yang diderita
seseorang.
Selain mendeteksi detak jantung yang tidak beraturan, situs John Hopkins
Medicine juga menyebutkan berbagai fungsi dari EKG, di antaranya adalah:
Mengetahui penyebab dari nyeri dada (angina), palpitasi, murmur, sesak napas,
pusing, pingsan atau gejala penyakit jantung lainnya.
Memantau kerja alat pacu jantung implan yang dipasangkan ke tubuh.
5
Cardiopulmonary exercise test (CPET)
Tes jenis ini digunakan untuk mendeteksi penyakit jantung atau paru. Selama
tes CPET, pasien akan diminta untuk melakukan olahraga ringan dengan sepeda tegak
sambil bernapas melalui corong. Setiap napas akan diukur untuk menilai bagaimana
kinerja tubuh.
Kapasitas dan kekuatan paru-paru diukur sebelum dan selama berolahraga.
Kemudian, direkam sebelum, selama, dan setelah berolahraga. Tes CPET akan
berlangsung selama total 40 menit; namun pasien hanya akan diminta untuk
berolahraga selama kurang lebih 10 menit. Tes ini membutuhkan upaya maksimal
Anda untuk memastikan diperoleh informasi diagnostik yang paling andal.
Exercise electrocardiogram (stress test)
Tes ini dilakukan sambil Anda melakukan olahraga, seperti mengayuh sepeda
statis atau berjalan di atas treadmill. Tujuannya untuk memantau jantung selama
periode stres. Biasanya ini dilakukan setelah serangan jantung terjadi, operasi jantung,
atau ketika mendeteksi adanya penyakit arteri koroner.
Monitor Holter
Jenis yang digunakan untuk memantau penelusuran EKG secara terus menerus
selama 24 jam atau lebih. Elektroda (kecil, tambalan plastik) ditempatkan di lokasi
tertentu di dada, lengan, dan kaki. Ketika elektroda dihubungkan ke mesin
elektrokardiogram dengan kabel timah, aktivitas listrik jantung diukur,
diinterpretasikan, dan dicetak untuk informasi dokter.
Resting 12-lead EKG
Tes standar untuk mengukur fungsi listrik jantung Anda. Dilakukan saat Anda
berbaring diam, kemudian alat khusus akan merekam aktivitas listrik jantung Anda
dari 12 elektroda (tempelan lengket) di dada, lengan, dan kaki Anda secara
bersamaan. Jenis tes ini dapat menjadi bagian dari pemeriksaan rutin untuk
memeriksa kondisi jantung sebelum tanda atau gejala berkembang.
Signal-averaged electrocardiogram
Selama prosedur ini, beberapa pelacakan EKG diperoleh selama kira-kira 20
menit untuk menangkap detak jantung abnormal yang mungkin terjadi hanya dalam
durasi pendek. Pemilihan jenis tes ini akan bergantung dengan gejala dan dugaan
penyakit jantung yang dimiliki.
Sebagai contoh, jenis tes olahraga mungkin direkomendasikan jika gejala
muncul ketika menjalani aktivitas fisik. Sementara, tipe rawat jalan lebih cocok
6
dilakukan jika gejala tidak dapat diprediksi pemicunya, yakni durasinya pendek dan
terjadi secara acak.
Siklus jantung adalah siklus yang dimulai dari satu detakan jantung ke awal dari
detakan selanjutnya. Setiap siklus dimulai dari aksi potensial yang terbentuk spontan dari
SA node, yang terletak di dinding lateral superior dari atrium kanan dekat dengan pintu
masuk vena cava superior. Diastol merupakan suatu keadaan dimana jantung, terutama
ventrikel terisi darah diikuti periode kontraksi yang dikenal sisto. Selama sistol atrium
yang terjadi 0,1 detik, atrium mengalami kontraksi. Pada waktu yang sama, ventrikel
mengalami relaksasi. Depolarisasi SA node menyebabkan depolarisasi atrium, yang
ditandai gelombang P di elektrokardiografi (EKG), kemudian menyebabkan sistol dari
atrium. Ketika atrium berkontraksi, atrium mendesak tekanan dari darah, yaitu melawan
tekanan dari darah yang melalui katup atrioventrikuler ke dalam ventrikel. Sistol dari
atrium menyumbang darah sebanyak 25 ml darah ke dalam tiap ventrikel (kira-kira 105
ml). Pada akhir sistol dari atrium juga merupakan akhir dari diastol ventrikel. Tiap
ventrikel telah berisi 130 ml pada akhir periode relaksasi dan volume darah tersebut
disebut volume akhir diastolik atau end-diastolic volume (EDV). Kompleks QRS pada
EKG menandakan awal dari depolarisasi ventrikel.
Setelah itu, dilanjutkan sistol dari ventrikel yang disebabkan depolarisasi ventrikel.
Selama sistol ventrikel, yang berlangsung 0,3 detik, ventrikel berkontraksi dan pada
waktu yang bersamaan, atrium mengalami relaksasi pada diastol atrium. Ketika sistol
ventrikel dimulai, tekanan meningkat di dalam ventrikel dan mendorong darah melalui
katup atrioventrikuler sehingga katupnya tertutup. Untuk sekitar 0,05 detik, baik katup
semilunar dan atrioventrikuler tertutup. Periode ini disebut kontraksi isovolumetrik.
Kontraksi terus menerus membuat tekanan dalam ventrikel terus meningkat dengan
7
tajam sampai melewati 80 mmHg pada ventrikel kiri dan 20 mmHg pada ventrikel
kanan. Pada saat itu, darah dari jantung mulai dipompakan. Tekanan terus meningkat
sampai 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25-35 mmHg pada ventrikel kanan. Periode
ketika katup semilunar terbuka disebut ejeksi ventrikuler dan berlangsung selama 0,25
detik. Darah yang dipompakan baik ke aorta maupun ke arteri pulmonaris sebanyak 70
ml. Volume ini disebut volume sekuncup (stroke volume) dan sisanya sebanyak 60 ml
disebut volume akhir sistol (end-systolic volume). Gelombang T dalam EKG
menandakan awal dari repolarisasi ventrikel.
8
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
3.1 Analisis
Sinyal electromyogram (EMG) dan elektrokardiogram (EKG) memiliki pengertian
dan fungsi yang berbeda. Dimana EMG (Electromyogram) yaitu tes untuk memeriksa
kondisi otot dan sel-sel saraf yang mengontrolnya (neuron motorik) dan berfungsi untuk
mendiagnosis sinyal otot dan saraf. Serta untuk mengetahui gejala atau penyakit yang
terjadi pada bagian otot dan saraf kita. Sedangkan sinyal EKG (Electrocardigraph) yaitu
salah satu tes untuk mengevaluasi kesehatan jantung dan berfungsi untuk mendiagnosis
sinyal dari jantung. Sinyal EKG dapat mengetahui gejala apa yang terjadi atau yang
menyerang bagian jantung kita. EKG (Electrocardigraph) juga berhubungan dengan
siklus jantung. Sinyal EKG yang cenderung untuk mendiagnosis bagian jantung tentu
juga mampu mengetahui siklus jantung dengan baik.
Dari kegunaan kedua alat tersebut juga memiliki persamaan, dimana EMG dan
EKG memiliki elektroda yang dapat berfungsi untuk mencatat bioelektrik. Dalam hal itu
berguna untuk mengetahui sinyal yang disebabkan oleh aktivitas jantung, otot, dan saraf.
3.2 Kesimpulan
Dari laporan yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa pada sinyal EMG dan
sinyal EKG memiliki kesamaan dalam hal penggunaannya. Dalam penggunaan tersebut
memiliki fungsi yaitu sebagai pendiagnosa bagian dalam tubuh manusia, yang terdiri dari
jantung, otot, dan saraf. Penggunaan keduanya cukup mudah dan efektif untuk
mengetahui kondisi jantung, otot, dan saraf. Adapun juga efek samping dari keduanya,
tetapi efek samping tersebut tidak terlalu berbahaya bagi tubuh manusia, dalam artian
dalam pengawasan para ahli. Ada juga sinyal EKG yang berhubungan dengan siklus
jantung. Sinyal EKG dapat mendiagnosis bagian jantung, sehingga mampu mengetahui
siklus jantung dengan baik. .
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fadila Ihda, “Tes Elektromiografi (EMG) untuk Mendeteksi Masalah Otot dan Saraf”
2 Februari 2021 [Online]. Available : https://hellosehat.com/saraf/pemeriksaan-emg/
[Accessed 30 Agustus 2021]
[2] Nareza Meva, “Elektromiografi, Ini yang Harus Anda Ketahui” 4 April 2021 [Online].
Available : https://www.alodokter.com/elektromiografi-ini-yang-harus-anda-ketahui
[Accessed 30 Agustus 2021]
[3] Puji Aprinda, “Eletrokardiogram/Elektrokardiografi (EKG)” 16 Desember 2020
[Online]. Available : https://hellosehat.com/jantung/aritmia/ekg-adalah-
elektrokardiografi/ [Accessed 30 Agustus 2021]
[4] No Name, “Siklus Jantung” 5 Juli 2019 [Online]. Available :
http://eprints.umm.ac.id/42670/3/jiptummpp-gdl-putriharli-48775-3-babii.pdf
[Accessed 30 Agustus 2021]
10