Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 12:

MENILAI TINGKAT ABSENSI,TINGKAT LEMBUR, TINGKAT KESALAHAN


DAN TINGKAT KELUHAN DAN PENGADUAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai HR Metrics, Anda harus mampu:
1.1 Menghitung nilai tingkat absensi karyawan
1.2 Menghitung tingkat lembur karyawan
1.3 Menghitung tingkat kesalahan karyawan
1.4 Menghitung tingkat keluhan dan pengaduan karyawan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
MENILAI TINGKAT ABSENSI, TINGKAT LEMBUR, TINGKAT KESALAHAN DAN
TINGKAT KELUHAN DAN PENGADUAN

A. Menilai Tingkat Absensi


1. LatarBelakang
Bayangkan Anda memiliki dua orang anak yang masih berusia tiga
tahun dan satu tahun. Anda mempekerjakan seorang baby sitter untuk menjaga
dan mengasuh kedua anak tersebut karena Anda dan pasangan harus bekerja.
Dalam situasi seperti ini, apabila tidak memiliki pilihan lain (misalnya
menitipkan anak di orang tua), maka biasanya salah satu pasanganan akan
mengalah dan tidak masuk kerja. Hal ini mungkin berarti Anda akan
kehilangan kesempatan,
ataubisajadiiniakanmempengaruhihasilpenilaiankerjadikantor.
Ketika karyawan tidak masuk kerja, tentunya hal ini akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Seberapa besar tingkat kerugian ini
mungkin tergantung pada jenis pekerjaan yang ditinggalkan di mana
perusahaan tersebut bergerak. Namun demikian, dalam situasi lain kehadiran
pekerja di sektor atau tempat kerja mutlak diperlukan. Perusahaan yang
bergerak di sektor manufaktu rmisalnya, sangat menekankan kehadiran
pekerja khususnya mereka yang ada di bagian operasi atau produksi.
Mengapa? Kita tahu bahwa dalam aktivitas operasi atau produksi di
perusahaan manufaktur ada yang disebut dengan proses ban berjalan. Bagian
produksi di sebuah pabrik garmen misalnya, dalam menyelesaikan order dari
konsumen akan membagi tugas para pekerjanya.

2. Menghitung Tingkat Absensi.


Metode menghitung tingkat absensi yang direkomendasikan oleh Productivity
Council of Australia (Cascio, 1992) adalahsebagaiberikut:

Frequency rate = Total number of separate absances


Avarage strength of work force

Dalam menghitung tingkat frequensi ini, karyawan yang meninggalkan jam


kerja lebih dari 1 jam dianggap absen apapun alasannya. Jadi frequency rate
hanya mengukur jumlah absensi saja, dan tidak mengukur lamanya absen.
Misalnya sebuah perusahan memiliki 60 karyawan dan dalam bulan Agustus
2009 ada180 kasus karyawan yang absen (meninggalkan jam kerja lebih dari 1
jam). Maka tingkat frekuensi absen perusahaan pada bulan Agustus 2009
adalah sebagai berikut.

Frequency rate = Total numberof separate absances


Avarage strength of work force
= 180
60
=3

Selain frequency rate, ada juga ukuruan absence rate yang mengukur beberapa
banyak jam kerja yang hilang karena karyawan absen dalam periode tertentu.
Menghitung absence rate dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Absance rate = Total labour hours lost throught absences x 100
Total labour hours rostered

Misalnya sebuah perusahaan memiliki 100 karyawan dengan total jam kerja
yang di jadwalkan pada bulan tertentu sebesar 16.000 jamkerja. Apabila pada
bulan tersebut terjadi 800 jam kerja yang hilang karena karyawan absen, maka
absence rate pada bulan tersebut adalah:
Absance rate = Total labour hours lost throught absences x 100
Total labour hours rostered
= 800 x 100
16000
= 5%

Untuk analis lebih lanjut, perusahan dapat saja menghitung tingkat frekuensi
dan tingkat absensi per departemen atau divisi. Perusahan juga dapat membuat
kategori alasan mengapa karyawan absen, dengan izin atau tidak, dan
sebaginya.

3. KRITIK
Dalam melakukan audit tingkat absensi, auditor harus memperhatikan
beberapa hal:
a. Hati-hati dalam mencari dan menggunakan datapembanding.
b. Tidak berhenti hanya sekedar menghitung tingkat absensi.

B. MENILAI TINGKAT LEMBUR


1. latar belakang
kerja lembur sering kali tidak dapat dihindari, misalkan ketika mendekati
deadline atau tenggang waktu darisuatu proyek atau penyelesaian laporan.
Dari sisi karyawan, sebagian mungkin menikmati kerja lembur antara lain
karena mendapat penghasilan tambahan. Dalam suatu situasi, malah
ditemukan bahwa uoah lembur seorang karyawan sama atau lebih tinggi
daripada gaji pokok.

Kerja lembur yang panjang dapat menimbulkan berapa dampak negatif,antara


lain:
a. Menurunkannya moral dan semangat kerja
b. Menurunnya kepuasan kerja
c. Meningkatnya keluahan karyawan
d. Menurunnya kualitas dan kuantitas hasil kerja
e. Meningkatnya absensi
f. Meningkatnya turnover

2. Menghitung tingkat lembur


Untuk menghitung tingkat lembur,auditir dapat melakukan penghitungan
sebagai berikut.

Tingkat lembur = Jumlah jam lembur


Jumlah karyawan

Apabila dalam suatu bulan terdapat 400 jam lembur, dan jumlah keryawan
pada bulan tersebut adalah 100 orang, maka tingkat lembur keryawan
perorang perbulan adalag sebagai berikut.

Tingkat Lembur = Jumlah jam lembur


Jumlah karyawan
= 400
100
=4

Jadi secara rata-rata, setiap karyawan bekerja lembur selama 4 jam pada bulan
tersebut. Tentu saja ini tidak berarti semuakeryawan bekerja lembur seama 4
jam; mungkin ada yang lebih lama, ada yang kurang, ada juga yang tidak
pernah lembur.
3. Kritik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh auditir ketika mengaudit tingkat
lembur karyawan di suatu organisasi atau peusahaan, antara lain adalah:
a. Menggunakan data benchmarking dari perusahaan lain
b. Melakukan analisa lebih lanjut

C. MENILAI TINGKAT KESALAHAN


1. Latar belakang
Saat ini semua organisasi, terutama yang berorientasi pada keuntungan
berusaha keras untuk mencapai kinerja yang unggul. Anda tentu sering
mendengarberbagai istilah seperti total quality management, busnisess process
engeneering, service excellence, zero defect, dan sebagainya. Ada satu
kesamaan yang ingin dicapai dari semua praktek tersebut, yaitu bagaimana
meminimalkan atau bahkan menghilangan kesalahan yang dibuat oleh pekerja.

2. Menghitung tingkat kesalahan


Secara sederhana, auditor dapat menghitung tingkat kesalahan dengan cara
sebagai berikut.

Tingkat Kesalahan = Jumlah produk/layanan yang salah 100%


Total produk/layanan

Jadi apabila sebuah pabrik garmen dalam satu bulan menghasilkan 1000
potong kemeja, dan dalam bulan tersebut terdapat 20 produk yang cacat, maka
tingkat kesalahan pada bulan tersebut adalah sebagai berikut.

Tingkat Lembur = Jumlah jam lembur


Jumlah karyawan
= 20x 100%
100
= 2%

Perhitungan yang sama juga dapat dilakukan untuk perusahaan yang bergerak
dibidang jasa. Bank misalnya, dapat menghitung tingkat kesalahan dari total
transaksi yang dilakukan.

3. Kritik
Dalam melakukan audit tingkat kesalahan di suatu organisasi, auditor harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Jangan hanya berjenti menghitung pada tingkat kesalahan
b. Perhatikan saat kejadian

D. MENILAI TINGKAT KELUHAN DAN PENGADUAN


1. Latar belakang
Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 juga berdampak pada kondisi
ketenagakerjaan di indonesia, khususnya dalam konteks hubungan industrial.
Masyarakat merasa lebih bebas untuk berekspresi dan menyatakan
pendapatnya. Dalam konteks hubungan industrial, karyawan khususnya kaum
buruh lebih berani dalam menyampaikan keluahan, pengaduan,dan bahkan
tuntutan kepada manajemen perusahaan.
Kondisi ini mengakibatkan cara perusahaan dalam menangani hubungan
dengan karyawannya dituntut untuk berubah.
2. Mengukur tingkat keluhan dan pengaduan
Untuk mengetahui tingkat keluahan dan pengaduan, auditir dapat melakukan
pengukuran sebagai berikut.

Tingkat keluhan dan pengaduan = Jumlah keluhan dan pengaduan


Jumlah karyawan

Apabila dalam satu bulan terdapat 20 keluhan dan pengaduan, sementara


jumlah karyawan pada bulan tersebut adalah 400 orang, maka tingkat
keluahan dan pengaduan adalah sebagai berikut.

Tingkat keluahan dan pengaduan = Jumlah keluhan dan pengaduan


Jumlah karyawan
= 20
400
= 0.05

Dengan demikian, secara rata-rata setiap karywan mengajukan 0.05 keluhan


dan pengaduan pada bulan tersebut.

3. Kritik
Auditor harus memperhatikan beberapa hal berikut dalam melakukan audit
tingkat keluhan dan pengaduan.
a. Jangan berhenti pada menghitung tingkat keluhan dan pengaduan
b. Analisis tingkat lanjut dari keluhan dan pengaduan karyawan
C. SOAL LATIHAN
1. Bagaiman menghitung absence rate ? Jelaskan!
2. Jelaskan dua faktor yang dapat menyebabkan karyawan berbuat kesalahan dalam
menyelesaikan pekerjaan
3. Jelaskan kritik yang ada dalam audit tingkat keluhan!

D. DAFTAR PUSTAKA
1. Miranda Q, Mone Stepanus A, (2014). Audit SDM, Edisi 1, Jakarta: Universitas Terbuka
2. Susilo, Willy. (2002). Audit SDM. Cetakan Pertama. PT. Vorqistatama Binamega

Anda mungkin juga menyukai