Anda di halaman 1dari 14

Audit Tingkat Absensi,

Tingkat Lembur, Tingkat


Kesalahan, Tingkat
Keluhan dan Pengaduan
MK. Manajemen Audit SDM

By. Unsul Abrar

PRODI MANAJEMEN, FEB


UNIVERSITAS WIRARAJA
2022
Menilai Tingkat
Absensi
 Ketika karyawan tidak masuk kerja, tentunya hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Seberapa besar tingkat kerugian ini mungkin
tergantung pada jenis pekerjaan yang ditinggalkan
dan di industri dimana perusahaan bergerak
 Contoh misalhkan perusahaan multinasional
membolehkan karyawannya untuk tidak masuk
kerja akan tetapi bukan berarti karyawan tersebut
tidak bekerja mereka tetap bekerja tetapi tidak
mengerjakan tugas-tugasnya dikantor mereka bisa
menyelesaikan tugasnya di rumah
 Menghitung Frequency rate
Menilai Tingkat Absensi Misalnya sebuah perusahaan memiliki 60 orang karyawan dan dalam
bulan agustus 2009 ada 180 karyawan yang absen (meninggalkan jam
kerja lebih dari satu jam) maka tingkat frekuensi absen perusahaan
pada bulan agustus 2009 adalah sebagai berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒐𝒇 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒓𝒂𝒕𝒆 𝒂𝒃𝒔𝒆𝒏𝒄𝒆
Frequency rate =
𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒔𝒕𝒓𝒆𝒏𝒈𝒕𝒉 𝒐𝒇 𝒘𝒐𝒓𝒌 𝒇𝒐𝒓𝒄𝒆
180
=
60
=3
 Menghitung Absence rate
Misalnya sebuah perusahaan memiliki 100 karyawan degan total jam
kerja yang dijadwalkan pada bulan tertentu sebesar 16.000 jam kerja.
Apabila pada bulan tersebut terjadi 800 jam kerja yang hilang karena
karyawan absen maka absensce rate pada bulan tersebut adalah:
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒍𝒂𝒃𝒐𝒖𝒓 𝒉𝒐𝒖𝒓𝒔 𝒕𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉 𝒂𝒃𝒔𝒆𝒏𝒄𝒆
Absence rate =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒍𝒂𝒃𝒐𝒖𝒓 𝒉𝒐𝒖𝒓𝒔 𝒓𝒐𝒔𝒕𝒆𝒓𝒆𝒅
800
= X 100
16000
= 5%
Auditor perlu juga
memperhatikan

 Hati-hati dalam mencari dan


menggunakan data
pembanding
 Tidak berhenti hanya sekedar
menghitung tingkat absensi
Menilai tingkat lembur

Bagi perusahaan atau organisasi kerja lembur tidak dapat


dihindari, misalnya ketika deadline atau tenggang waktu
dari suatu proyek atau penyelesaian laporan, sebagian dari
karyawan menikmati kerja lembur juga mendapatkan
penghasilan tambahan
pada jangka panjang kerja lembur jika dilakukan dengan
terus menerus akan merugikan baik organisasi ataupun
karyawan, bagi organisasi itu akan memerlukan biaya lebih
mahal sedangkan dari karyawan kerja lembur juga mungkin
mengalami ketidakpuasan walaupun dibayar mahal
sekalipun karena itu juga berdampak pada keseimbangan
kerja dan kehidupan pribadi
Beberapa Dampak
Negatif Kerja
Lembur yang
Terus Menerus
 Menurunnya moral dan
semangat kera
 Menurunnya kepuasan kerja
 Meningkatnya keluhan
karyawan
 Menurunnya kualitas dan
kuantitas hasil kerja
 Meningkatnya absensi
 Meningkatnya turnover
Menghitung Tingkat Lembur

Untuk menghitung tingkat lembur auditor dapat melakukan perhitungan


sebagai berikut:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑱𝒂𝒎 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒖𝒓
Tingkat Lembur = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏

Misal. Dalam suatu perusahaan terdapat 400 jam lembur dan jumlah karyawan
pada bulan tersebut 100 orang maka tingkat lembur karyawan per orang per
bulan adalah sebagai berikut:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑱𝒂𝒎 𝑳𝒆𝒎𝒃𝒖𝒓
Tingkat Lembur = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏

𝟒𝟎𝟎
= 𝟏𝟎𝟎

=4
Jadi secara rata-rata setiap karyawan bekerja lembur selama 4 jam pada bulan
tersebut
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan Auditor dalam
mengaudit tingkat lembur
karyawan
 Menggunakan data benchmarking/tolak ukur dari
perusahaan lain
Bila auditor menggunakan tolak ukur dari
perusahaan lain jadi harus kritis karena setiap
perusahaan akan ada beberapa perbedaan dalam
mengukurnya
 Melakukan analisa lebih lanjut
Tingkat lembur tidak menjadi akhir dari sebuah
penilaian akan tetapi harus dikoreksi kembali
apakah dengan lembur tersebut secara nyata bisa
lebih produktif atau tidak
Menilai tingkat kesalahan
 Saat ini perusahaan ataupun organisasi berorientasi
pada keuntungan, istilah total quality management,
bussines process engineering, services excellence,
zero defect dll merupakan istilah yang sama dalam
bagaiamna mencapai atau bahkan meminimalkan
kesalahan yang dibuat oleh pekerja
 Artinya kesalahan adalah biaya jika pekerja melakukan
kesalahan-kesalahan terus menerus pada akhirnya
akan merugikan pihak perusahaan ataupun organisasi
Menilai tingkat kesalahan
 Secara sederhana auditor dapat menghitung tingkat kesalahan dengan cara
sebagai berikut :
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 / 𝑳𝒂𝒚𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉
Tingkat Kesalahan = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌/𝑳𝒂𝒚𝒂𝒏𝒂𝒏
X 100

Jadi apabila sebuah pabrik garmen dalam satu bulan menghasilkan 1000 potong
kemeja dan dalam bulan tersebut terdapat 20 produk yang cacat maka tingkat
kesalahan pada bulan tersebut adalah sebagai berikut :
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 / 𝑳𝒂𝒚𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉
Tingkat Kesalahan = X 100
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌/𝑳𝒂𝒚𝒂𝒏𝒂𝒏

𝟐𝟎
= 𝟏𝟎𝟎𝟎 X 100

= 2%

Perhitungan yang sama juga bisa dilakukan untuk perusahaan yang bergerak
dibidang jasa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam audit tingkat kesalahan

 Jangan berhenti pada menghitung tingkat kesalahan


Intinya adalah yang lebih penting bagaimana mengetahui apa
penyebab dari kesalahan yang dilakukan pekerja atau karyawan
 Perhatikan saat kejadian
Auditor juga perlu menganalisis kapan tingkat kesalahan itu terjadi,
apakah ada waktu tertentu dimana tingkat kesalahan karyawan
meningkat atau menurun
Menilai Tingkat Keluhan dan Pengaduan dari
karyawan
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒆𝒍𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏
Tingkat Keluhan dan Pengaduan =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏

Misal. Apabila dalam satu bulan terdapat 20 keluhan dan


pengaduan, sementara jumlah karyawan pada bulan tersebut
sebanyak 400 orang maka tingkat keluhan dan pengaduan adalah
sebagai berikut
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒆𝒍𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏
Tingkat Keluhan dan Pengaduan =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
𝟐𝟎
=
𝟒𝟎𝟎
= 0.05
Dengan demikian secara rata-rata setiap karyawan mengajukan 0,05 keluhan dan
pengaduan pada bulan tersebut
Beberapa Hal yang Perlu
diperhatikan Auditor dalam
audit tingkat keluhan dan
pengaduan karyawan
 Jangan berhenti hanya sekedar menghitung tingkat
keluhan dan pengaduan
Auditor akan mendapatkan informasi yang lebih
tajam jika mengklasifikasikan jenis keluhan dan
pengaduan
 Analisis tindak lanjut dari keluhan dan pengaduan
Hal yang lebih penting juga perlu diperhatikan
yakni seberapa banyak keluhan dan pengaduan
karyawan yang telah ditindaklanjuti dan telah
diselesaikan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai