LP Hernia
LP Hernia
HERNIA
Disusun Oleh :
Sudarmi Agustina
(2020800017)
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA
I. Pengertian
Mentilllt Muttaqin (2011), hemia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau
stlllktur melewati dmding rongga yang secara normal memang berisi bagianbagian
tersebut Sumber lam mengatakan bahwa hemia mermpakan sebuah tonjolan atau benjolan
yang terjadi disalah satu bagian tubuh yang sehamsnya tidak ada. Hemia mempakan
penonjolan isi suatu rongga bagian terlemah dari bagian muskuloaponeurotik dinding
penit, hernia terdiri atas cincm,kantong dan isi hemia. Semua kasus hemia terjadi melalui
celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen karena penmgkatan
tekanan intraabdomen yang benilang atau berkelanjutan (Townsend, 2010). Mentilllt
kemenkes 2012, kasus hemia inguinalis dapat dijumpai pada segala usia selta lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibanding pada perempuan.
Secara umum Hemia mempakan protmsi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hemia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik
dinding penit. Hernia terdiri atas cmcin, kantong dan isi hemia. Semua hernia terjadi
melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang
dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang bemlang atau berkelanjutan.
Epigastric
previous
VI. Penatalaksanaan
A. Konserfatif
Pengobatan konsewatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga yaitu untuk mempeltahankan isi hernia yang telah di reposisi
(pengembalian kembali organ pada posisi normal). Reposisi ini tidak dilakukan pada
hemia stranggulata, pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hemia
yang telah direposisi dan tidak pemah menyembuhkan sehingga hams dipakai
seumur hidup. Sebaiknya cara ini tidak dilanjutkan karena mempunyai komplikasi
antara lain memsak kulit dan tonus otot dinding di didaerah yang teltekan sedangkan
strangulasi tetap mengancam.
B. Operatif
Tindakan operatif yaitu dengan jalan operasi. Cara yang palmg efektif mengatasi
hemia adalah pembadahan. Untuk mengembalikan Iagi organ dan menutup lubang
hemia agar tidak terjadi Iagi.
1. Hemiotomy
Pada Hemiotomy di lakukan pembedahan kantong hemia sampai lehemya,
kantong di buka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan kemudian
direposisi. kantong hemia dijahit ikat setinggi mungkin lalu di potong. Menunlt
Oswari penatalaksanaan hennia yang terbaik adalah operasi dengan jalan
menutup lubang hemianya.
2. Hemionaphy
Hemionaphy mempakan tindakan yang hampir serupa dengan Herniotomi namun
akan dilakukan penjahitan pada area keluamya hemia untuk memperkuat dindmg
perut.
3. Hemioplasty
Tindakan Hemioplasty dilakukan ketika lubang tempat keluamya hernia cukup
besar. Kemudian jaring sintetis (mesh) digunakan untuk menutup dan
memperkuat lubang tersebut sehingga hemia tidak kambuh kembali.
4. Laparoskopi
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic hemi01Thaphies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal prefl)eritoneal (TAPP) atau
total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan
trokar laparoscopic dalam cavum abdomen dan memperbaiki region mgumal
clari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan
peritoneum. Sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic
langsung yang menghanłskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi.
Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama operasi
(Sjamsuhidajat R, 2011).
5. Manajemen Keperawatan
a. Pre-Operasi
1) Beri posisi semi-fowler (Hemia Diafragmatik), terlentang (Hemia
Femoralis)
2) Lakukan pengkajian nyeri, kecemasan, adanya tanda-tanda resiko infeksi
3) Bila hemia tunwmenonjol dimasukan kembali secaramanual, anjurkan
menggu nakan sabuk hemia, beri analgesik sesuai Instruksi dokter
4) Hindari manuever yang bisa memngkatkan tekanan Intra abdominal sepelti
batuk kronik, angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk
kompres dingin pada daerah yang bengkak.
b. Post-Operasi
1) Lakukan perawatan dan obsełvasi secara rutin
2) Berikan tindakan kenyamanan
3) Dukungan keluarga.
4) Penatalaksanaan setelah operasi diantaranya adalah hindari hal-hal yang
memicu tekanan di rongga pemt, tindakan operasi dan pemberian
analgesik pada hemia yang menyebabkan nyeri, berikan obat sesuai resep
dokter, hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat. Jaga
balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan setełil
setiap hari pada hari ketiga setelah operasi kalau perlu. Hindari faktor
pendukung sepelti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan
masukan cairan yang adekuat (Amin & Kusuma, 2015 ).
Int
THUMB
2) Finger test
1. Menggunakanjari ke 2 ataujali ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus
3. ekstemus ke kanal inguinal. Penderita
disunlh batuk:
• Bila impuls diujung jari beralti Hernia
Inguinalis Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hemia
Inguinnalis Medialis.
3) Zremant test
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan
2. masukkan (lulu (biasanya oleh
3. penderita).
Hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan.
Penderita disunih batuk bila rangsangan
pada:
jari ke 2 : Hemia Ingumalis Lateralis.
jari ke 3 : hemia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.
3. Perkusi
Bila didapatkan perk-usi perut kembung maka hams dipikirkan kemungkinan
hemia strangulata. Hipefiimpani, terdengar pekak.
4. Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hemia yang mengalami
obstnlksi usus (hemia inkarserata).
C. USG
Untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ penit dan panggul
D. CT-Scan
Untuk memeriksa organ-organ bagian dalam penit
E. MRI
Untuk mendeteksi adanya robekan pada otot penit,meskipun tidak terlihat tonjolan.
VIII. Pengkajian focus (pengkajian riwayat kesehatan, perubahan pola fungsi, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang terfokus pada kasus)
X. Perencanaan keperawatan (prioritas diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil dan
rencana tindakan disertai rasional sesuai teori)
Pre-OP