Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS


A. Definisi
Hipertiroidisme adalah keadaan di mana terjadi peningkatan hormone
tiroid lebih dari yang di butuhkan tubuh . Tirotoksitosis merupaka istilah yang di
gunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh di stimulasi
oleh peningkatan hormon tiroid .
Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20 -40 tahun (black ,2009 )
B. Etiologi
Penyebab hipertiroid di antaranya adenoma hipofisis , penyakit graves ,
nodul tiroid , tiroiditis , konsumsi banyak yodium dan pengobatan hipotiroid
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang
terjadi
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit
yang di sebabkan karena autoimun yaitu dengan terbentuknya
antibody yang di sebut thyroid stimulating immunoglobulin (TSI )
yang melekati sel-sel tiroid . TSI meniru tindakan TSH dan
merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak
penyakit ini di cirikan adanya hipertiroidisme ,pembesaran kelenjar
tiroid (goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot ).
3. Tiroditis
Merupakan infalamasi kelenjar tiroid yang biasanya di sebabkan
oleh bakteri seperti streptococcus pneumonia , reaksi peradangan
meimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan
peningkatan jumlah hormon tiroid . Tiroiditis di kelompokkan
menjadi tiroiditis subakut , tiroiditis postpartum dan tiroiditis
tersembunyi . Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar
tiroid dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa

1
bulan , tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8 persen wanita setelah
beberapa bulan melahirkan penyebabnya di yakini karena
autoimun. Seperti halnya dengan tiroditis sub akut , tiroditis wanita
dengan postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar –benar sembuh. Tiroditis tersembunyi juga di
sebabkan karena autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri , tetapi
mungkin juga terjadi pembesaran kelenjar. Tiroditis tersembunyi
bisa menyebabkan tiroditis permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan yang mengakibatkan
peningkatan sistesis hormone tiroid
5. Produksi TSH yang abnormal
Produksi TSH kelenjar hiposfisis dapat memproduksi TSH
berlebihan , sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4
yang banyak
6. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat
bisa satu atau banyak . Kata toxic berarti hipertiroid , sedangkan
nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormone tiroid yang berlebihan .

C. Manifestasi Klinis

1. Sistem kardiovaskuler : meningkatkan heart rate, stroke volume,


kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung,
peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah systole dan
diastole meningkat 10 – 15 mmHg, palpitasi,distrimia,
kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem pernapasan : pernapasan cepat dalam bernapas pendek,
penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan : retensi cairan, menurunnya output urine

2
4. Sistem gastrointestinal : meningkatnya peristaltic usus,
peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare,
pingkatan penggunaan cadangan adipose dan protein,
penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastroinstestinal,
hiponatermia, muntah dan keram apdomen.
5. Sistem muskuloskeletal : keseimbangan protein negative,
kelemahan otot, kelelahan, dan tremor.
6. Sistem integumen : berkeringat yang berlebihan, kulit lembab,
merah, hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus, lembut,
halus, dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin : biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf : meingkatnya refleks tendon dalam, tremor halus,
gugup, gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga,
tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi : amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur,
menurunnya libido, dan impoten.
10. Eksoftalmus : yaitu keadaan dimana bola mata menonjol kedepan
seperti mau keluar.eksoftalmus terjadi karena adanya
penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air di
belakang mata. Retensi cairan ini menorong bola mata ke depan
sehigga bola mata tampak menonjol keluar rongga orbita. Pada
keadaan ini dapat terjadi kesulitan menutup mata secara
sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan
kornea.

D. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormone
tiroid yang lebih banyak , karena berbagai faktor penyebab yang tidak
dapat di kontrol melalui mekanisme normal , peningkatan hormone tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate , meningkatnya aktifitas saraf
simpatis , peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan

3
produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan
penurunan toleransi terhadap panas . Laju metabolisme yang meningkat
menimbulkan peningkata kebutuhan metabolik , sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia.
Keadaan menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat , lemak dan
protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang . Peningkatan
aktifitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu
dengan menstimulasi peningkatan resptor beta adrenergik , sehingga
denyut nadi menjadi lebih cepat , peningkatan kardiak output , stroke
volume , aliran darah perifer serta respon adrenergik lainnya .
Peningkatan hormone tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan
metabolisme hypothalamus , hipofisis dalam mensekresi hormon gonad ,
sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan
keterlambatan dalam fungsi seksual , sedangkan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libido , infertile , dan menstruasi tidak teratur .

4
E. Pathway

Konsumsi Adenoma Tiroiditis


iodium tinggi

Gangguan
Kerja tiroid Hiperfungsi kelenjar
fungsi
meningkat tiroid
kelenjar

Peristaltic usus
meningkat Diare Hipersekresi hormon
reabsorbsi menurun

Triodotironin Tiroksin (T4) Kalsitonin meningkat


(T3)

Peningkatan Pertahankan laju Ca dalam darah


metabolisme metabolisme menurun

Otot
kekuran
Hipermetabolisme suhu tubuh Penurunan kerja
otot
Kardiovaskuler Hipertermi
Kelemahan otot,
fatique,
- Takikardi & aritmia curah jantung Gangguan
- TD, nadi koordinasi dan
- Angina tremor
Ketidakefektifan nutrisi
- Gagal jantung
kekurangan dari
kebutuhan tubuh Hambatan
mobilitas fisik

Masukan nutrisi menurun Berat badan menurun

Respirasi Integumen Bladder peningkatan


reabsorbsi cairan
Thakipnea (napas
Peningkatan produksi
pendek, cepat)
keringat, kulit kemerahan

5
Output urine

Ketidakefektifan Kerusakan integritas Retensi urine


pola nafas kulit

6
F. Pemeriksaan Penunjang

1. TSH serum (biasanya menurun )


2. T3,T4 (biasanya meningkat )
3. Test darah hormon tiroid
4. X –ray scan , CAT scan ,MRI scan (untuk mendeteksi adanya
tumor )

G. Penatalaksanaan
Tujuan pengamatan adalah untuk membawa tingkat hormone keadaan
normal, sehingga mencegah komplikasi jangka panjang, dan mengurangi gejala
tidak nyaman. Tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. 3 pilihan
pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan.
1. Obat-obatan Anti Tiroid (OAT)
1) Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiroid pilihan,
terapi mempunyai efek samping, agranulocitosis sehingga
sebelum diberikan harus dicek sel darah putihnya. TPU tersedia
dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
2) Methimozole (tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi
hormone tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping
agranulocitosis, nyeri kepala, mual muntah, diare, jaundisce,
ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 20 mg.
3) Adrenargik bloker, seperti propanol, dapat diberikan untuk
mengontrol aktifitas saraf simpatetik, misalnya adanya takhikardia,
palpitasi, tremor.
4) Pada pasien graves, yang pertama kali diberikan OAT dosis timggi,
PTU 300-600 mg/hari atau methimazole 40-45 mg/hari.

2. Radioiod Terapi

7
Radioaktif iodine-131-, yodium radioaktif secara bertahap akan
menghancurkan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun
tidak akan menghentikan produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau persial (tiroidektomy).
Operasi efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves.
Efek samping yang mungkin bisa terjadi pada pembedahan adalah
gangguan suara dan kelumpuhan saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tinggi dengan tinggi kalori dan tinggi
protein, 3000-4000 kalori.

BAB II

8
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Data demografi yang penting dikaji adalah usia dan jenis kelamin,
karena merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker.
b. Riwayat kesehatan sekarang; riwayat penyakit tiroid yang dialami,
riwayat pengobatan dengan radiasi di leher, adanya tumor, riwayat
trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti
thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha.
c. Riwayat sosial ekonomi; kemampuan memelihara kesehatan,
konsumsi dan pola makan, porsi makanan
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
1) Penurunan berat badan
2) Peningkatan suhu tubuh
3) Kelelahan
4) Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
1) Cepat lelah
2) Intoleransi aktivitas
3) Tremor
4) Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
1) Iritabilitas
2) Emosi tidak stabil seperti cemas,mudah tersinggung

d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan


1) Gangguan tajam penglihatan
2) Pandangan ganda

9
e. Kaji dengan berhubungan gangguan seksual
1) Amenorrhea, mens tidak teratur
2) Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
3) Menurunnya libido
4) Menurunnya perkembangan fungsi seksual
5) Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan penyakit graves
1) Eksoftalmus
2) Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang
tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku
maniak. Sering juga didapatkan gangguan tidur.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran.
Observasi ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat
terjadi empat kali dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan bola mata. Pada tirokikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun keltika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol karena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan di bawah mata. Penekanan
pada sarafmata dapat menagakibatkan kerusakan pandangan seperti
penglihatan ganda, tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena
kesulitan menutup mata secara sempurna perlu dilakukan
pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung, komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid
adalah gangguan jantung seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh

10
karenanya pemeriksaan jantung perlu dilakukan seperti tekanan
darah, takhikardia, distritmia, bunyi jantung, pembesaran jantung
e. Musculoskeletal, biasanya ditemukan adanya kelemahan otot,
hiperaktif pada reflex tendon dan tremor, iritabilitas.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d thakipnea (napas pendek, cepat)
2. Hipertermia b.d. peningkatan laju metabolisme
3. Penurunan curah jantung b.d.hipertiroid yang tidak
terkontrol,hipermetabolisme,peningkatan beban kinerja jantung
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d meningkatnya
metabolisme rate
5. Kerusakan integritas kulit b.d peningkatan produksi keringat, kulit
kemerahan
6. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan otot , fatique
7. Retensi urine b.d output urin menurun
8. Diare b.d peristaltic usus meningkat reabsorbsi menurun

C. Intervensi
No Diagnosa Noc Nic
1 Ketidakefekt 1. Respiratory status 1. buka jalan nafas ,gunakan
ifan pola : ventilation tehnik chin lift atau jaw
nafas b.d 2. Respiratory status thrust bila perlu
thakipnea : airway patency 2. posisikan pasien untuk
(napas 3. Vital sign status memaksimalkan ventilasi
pendek, Kriteria hasil : 3. identifikasi pasien
cepat) 1. Mendemonstarika perlunya pemasangan alat
n batuk efektif jalan nafas buatan
dan suara nafas 4. lakukan fisioterapi dada
yang bersih, tidak bila perlu
ada sianosis dan 5. auskultasi suara nafas

11
dyspneu (mampu ,catat adanya suara
mengeluarkan tambahan
sputum, mampu 6. pertahankan jalan nafas
bernafas dengan yang paten
mudah, tidak ada
pursed lips)
2. Menunjukan jalan
nafas yang paten (
klien tidak merasa
tercekik , irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentan normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
3. Tanda tanda vital
dalam rentan
normal (TD, nadi
dan pernafasan )

2 Hipertermia Thermoregulation 1. monitor suhu tubuh


b.d. Criteria hasil: sesering mungkin
peningkatan 1. Suhu dalam 2. monitor warna dan suhu
laju rentan normal kulit
metabolisme 2. Nadi dan RR 3. monitor tekanan darah
dalam rentan ,nadi dan RR
normal 4. berikan pengobatan untuk
3. Tidak ada mengatasi penyebab
perubahan warna demam
kulit dan tidak ada 5. kompres pasien pada lipat
pusing paha dan aksila

12
3 Penurunan 1. Cardiac pump 1. monitor status
curah effectiveness pernafasan yang
jantung 2. Circulation status menandakan gagal
b.d.hipertiroi 3. Vital sign status jantung
d yang tidak Kriteria hasil: 2. monitor adanya
terkontrol,hi 1. Tanda vital dalam perubahan tekana darah
permetabolis rentan normal 3. monitor toleransi
me,peningka ( TD , nadi dan aktifitas pasien
tan beban respirasi )
kinerja 2. Dapat mentolerasi
jantung aktifitas , tidak
ada kelelahan
3. Tidak ada edema
paru ,perifer dan
tidak ada asites
4. Tidak ada
penurunan
kesadaran
4 Gangguan Kriteria hasil: 1. monitor persentasi
nutrisi 1. Berat badan mengkonsumsi makanan
kurang dari pasien dalam dan snack klien ,catat
kebutuhan batas normal pola asupan yang tidak
tubuh b.d 2. BUN dan serum memadai
meningkat- albumin ,Hct,Hb, 2. lakukan tindakan untuk
nya dan kadar limfosit meningkatkan asupan
metabolisme dalam batas oral.
rate normal 3. dorong masa istrahat
3. Tidak ada sebelum makan untuk
penurunan lebih mengurangi kelelahan.
lanjut dalam 4. berikan makanan pasien
kekuatan dan dalam porsi kecil tetapi

13
toleransi aktifitas sering
4. Mukosa mulut 5. hindari banyak minum
utuh dan normal saat makan
6. berikan makanan
kesukaan pasien dengan
tanpa kontraidikasi
7. timbang berat badan
setiap 3 hari
5 Kerusakan 1. Tissue integrity: 1. anjurkan pasien untuk
integritas skin and mucous menggunakan pakaian
kulit b.d 2. Membranes yang longgar
peningkatan 3. Hemodyalis akses 2. hindari kerutan pada
produksi Criteria hasil tempat tidur
keringat, 1. Integritas kulit 3. mobilisasi pasien ( ubah
kulit yang baik bisa posisi pasien )setiap 2 jam
kemerahan dipertahankan sekali
( sensasi ,
elastisitas ,
temperature,
hidrasi
,pegmentasi) tidak
ada luka/ lesi pada
kulit
2. Perfusi jaringan
baik
3. Menunjukan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sederah

14
berulang
4. Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembapan kulit
dan perawatan
alami

6 Hambatan 1. Joint movement : 1. kaji kemampuan pasien


mobilitas active dalam mobilisasi
fisik b.d 2. Mobility level 2. damping dan bantu pasien
kelemahan 3. Self care : ADLs saat mobilisasi dan bantu
otot , fatique 4. Transfer penuhi kebutuhan ADLs
performance ps
Kriteria hasil: 3. Berikan alat bantu jika
1. Klien meningkat pasien memerlukan
dalam aktivitas 4. ajarkan pasien bagaiman
fisik merubah posisi dan
2. Mengerti tujuan berikan bantuan jika
dari peningkatan diperlukan
mobilitas
3. Memverbalisasika
n perasaan dalam
meningkatkan
kekuatan dan
kemampuan
berpindah
4. Memperagakan
penggunaan alat
5. bantu untuk

15
mobilisasi
(walker)
7 Retensi urine 1. urinary 1. monitor derajat distensi
b.d output elimination bladder
urin 2. urinary 2. instruksikan pada pasien
menurun continence dan keluarga untuk
Kriteria hasil : mencatat output urin
1. kandung kemih 3. stimulasi refleks bladder
kosong secara dengan kompres dingin
penuh pada abdomen
2. tidak ada residu 4. monitor tanda dan gejala
urin > 100-200 cc ISK (panas, hematuria,
3. bebas dari ISK perubahn bau dan
4. tidak ada spasme konsistensi urin)
bladder
5. balance cairan
seimbang
8 Diare b.d 1. bowel elimination 1. evaluasi efek samping
peristaltic 2. fluid balance pengobatan terhadap
usus 3. hydration gastrointestinal
meningkat 4. electrolyte and 2. ajarkan pasien untuk
reabsorbsi acid base balance menggunakan obat anti
menurun Kriteria hasil: diare
1. fases berbentuk, 3. instruksikan
BAB sehari sekali pasien/keluarga untuk
3 hari mencatat warna, jumlah,
2. menjaga daerah frekuensi dan konsistensi
sekitar rectal dari dari feses
iritasi tidak 4. evaluasi intake makanan
mengalami diare yang masuk
3. menjelaskan 5. monitor tanda dan gejala

16
penyebab diare diare
dan rasional 6. monitor persiapan
tindakan makanan yang aman
4. mempertahankan
turgor kulit

17

Anda mungkin juga menyukai