Anda di halaman 1dari 13

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL

BUAH LAKUM (Cayratia trifolia) DENGAN METODE

DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)

NASKAH PUBLIKASI

OLEH:

ERY AL RIDHO

NIM. I21109035

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013
NASKAH PUBLIKASI

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL


BUAH LAKUM (Cayratia trifolia) DENGAN METODE
DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)

Oleh :
ERY AL RIDHO
NIM. I21109035

Telah Dipertahankan Di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Tanggal : 19 Desember 2013
Telah disetujui oleh,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Rafika Sari, M.Farm, Apt. Hj. Sri Wahdaningsih, M.Sc., Apt.


NIP.198401162008012002 NIP.198111012008012011

Penguji I, Penguji II,

Indri Kusharyanti, M.Sc., Apt. Bambang Wijianto, M.Sc., Apt.


NIP. 198303112006042001 NIP. 198412312009121005

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura

dr. Bambang Sri Nugroho, Sp.PD


NIP.195112181978111001
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL BUAH LAKUM
DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)

ANTIOXIDANT ACTIVITIY ASSAY FROM METHANOL EXTRACT OF


LAKUM FRUIT (Cayratia Trifolia)WITH DPPH (2,2-DIPHENYL-1-
PICRYLHYDRAZYL) METHOD

Ery Al Ridho1, Rafika Sari2, Sri Wahdaningsih3.


1,2,3
Program Studi Farmasi Fakultas kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124

ABSTRAK

Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron
(electron donor) kepada radikal bebas untuk menghambat reaksi radikal bebas. Salah satu tanaman
yang berpotensi sebagai antioksidan adalah buah lakum (Cayratia trifolia). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari buah lakum. Pengujian aktivitas antioksidan
dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Buah lakum segar
dimaserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak yang telah diuapkan pelarutnya kemudian dilakukan
skrining fitokimia, hasil skrining fitokimia ekstrak menunjukkan positif mengandung flavonoid,
fenolik, dan triterpenoid. Pada uji pendahuluan antioksidan secara KLT menggunakan fase diam
silika gel F 254 dan fase gerak butanol : asam asetat: air (6:2:2), diperoleh hasil positif yang ditandai
bercak berwarna kuning pucat setelah disemprot DPPH 0,2%. Ekstrak kental metanol buah lakum
kemudian di uji aktivitas antioksidannya secara kuantitatif untuk memperoleh nilai IC50 dari ekstrak
menggunakan spektrofotometri UV pada λmaks 516 nm dengan vitamin C sebagai kontrol positif.
Hasil pengukuran secara spektrofotometri menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah lakum
mempunyai IC50 sebesar 318,621 μg/mL, sedangkan vitamin C memiliki nilai IC50 2,97125μg/ml
sehingga ekstrak metanol buah lakum memiliki aktivitas antioksidan yang lemah bila dibandingkan
dengan vitamin C.

Kata Kunci: Aktivitas antioksidan, DPPH, Buah lakum, dan Ekstrak metanol.

ABSTRACT

Antioxidant is chemical compound that can give one or more electron (electron donor) to free
radical which can obstruct free radical reaction. Lakum fruit (Cayratia trifolia) is one of the fruit
which potentially as antioxidant. The aim of this research is to know antioxidant activity of lakum
fruit (Cayratia trifolia). Antioxidant activity test was done by using DPPH (2,2-diphenyl-1-
pikrihydrazil) method. Fresh lakum fruit was macerate by using methanol. Methanol extract, which
had been vaporized, was tested its phytochemical compound with phytochemichal screening test.
Phytochemical screening result show that extract of lakum fruit contained flavonoid, phenolic and
triterpenoid compound. Extract followed by antioxidant activity preface test in a TLC (Thin Layer
Chromatograph) manner with Silica Gel F 254 as stationary phase and combination of buthanol :
Acetate acid : water ( 6:2:2) as mobile phase. Antioxidant activity preface test by using KLT results
yellow spot after sprayed DPPH 0,2 % . Methanol extract of lakum fruit was tested antioxidant
activity quantitatively to get its IC50 value by using Uv-Vis Spectrophotometri. Vitamin C was used as
positive control. Spectrophotometri measurement result showed that lakum extract’s IC50 value was
318,621 μg/mL while vitamin C IC50 value was less than lakum extract’s IC50 value (2,97125μg/ml).
So methanol extract of lakum fruit had lower antioxidant activity than vitamin C.

Keyword : Antioxidant activity, DPPH, Lakum fruit, and Methanol extract.


PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai gudang dan kaemferol yang memiliki aktivitas


tumbuhan berkhasiat obat. Penggunaan antioksidan3. Selain itu, berdasarkan penelitian
berbagai jenis tumbuhan di Indonesia sebagai yang dilakukan oleh Kumar dkk. (2012),
tanaman obat tradisional telah lama dikenal kandungan metabolit sekunder yang terdapat
oleh masyarakat jauh sebelum perkembangan pada daun lakum yaitu steroid, terpenoid,
obat-obatan sintetik. Penggunaan obat-obatan flavonoid dan tanin4. Penelitian mengenai
tradisional kembali meningkat seiring dengan aktivitas antioksidan dari lakum juga pernah
kesadaran masyarakat terhadap dampak yang dilakukan oleh Perumal dkk. (2012), pada
ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan ekstrak etanol seluruh bagian tanaman (bagian
sintetik sehingga masyarakat banyak yang daun, batang dan akar) dengan IC50 sebesar 74
beralih dari mengkonsumsi obat-obatan ± 0,83 µg/mL 5.
sintetik ke obat-obatan tradisional. Kekayaan Berdasarkan uraian diatas, penelitian
alam tumbuhan di Indonesia meliputi 30.000 mengenai aktivitas antioksidan hanya pada
jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis bagian akar, batang dan daun sementara
tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari
merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah buah lakum masih belum dilakukan.
ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat Sehubungan dengan itu maka penulis tertarik
di Asia)1. untuk melakukan penelitian mengenai aktivitas
Kalimantan Barat yang berada di garis antioksidan dari buah lakum. Hal ini
khatulistiwa dengan iklim tropis yang didasarkan pada kedekatan taksonomi dan
dimilikinya memiliki berbagai jenis tumbuhan penelitian terdahulu dari tanaman lakum,
yang mungkin akan memiliki khasiat dan efek sehingga kemungkinan besar buah lakum akan
farmakologi yang sangat bermanfaat bagi memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian
perkembangan pengobatan alternatif. mengenai aktivitas antioksidan dari buah
Penelitian mengenai aktivitas farmakologi lakum dilakukan menggunakan metode 2,2-
tumbuhan yang terdapat di Kalimantan Barat difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) dengan pelarut
perlu dilakukan sebagai salah satu usaha metanol. Tujuan dari penelitian ini adalah
eksplorasi Pengobatan bahan alam sehingga untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari
dengan demikian akan banyak tumbuhan yang ekstrak metanol buah lakum.
teridentifikasi dan memiliki data ilmiah yang
lengkap. METODOLOGI PENELITIAN
Radikal bebas merupakan atom atau Alat dan Bahan
gugus yang memiliki satu atau lebih elektron Alat yang digunakan pada penelitian
tidak berpasangan. Radikal bebas dapat ini adalah alat-alat gelas (Pyrex), cawan
dijumpai pada lingkungan,seperti asap rokok, krusibel (Pyrex), cawan penguap (Pyrex), ,
obat, makanan dalam kemasan, bahan aditif, desikator (Pyrex), lampu UV 366 nm (Merck
dan lain-lain 2. Antioksidan merupakan tipe 1.13203.0001), oven (Modena tipe BO
senyawa kimia yang dapat menyumbangkan 3633), rotary evaporator (Heodolph tipe Hei-
satu atau lebih elektron (electron donor) VAP),spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
kepada radikal bebas, sehingga reaksi radikal tipe 2450), dan waterbath (Memmert tipe
bebas tersebut dapat terhambat. Senyawa ini WNB14).
memiliki berat molekulyang kecil, tetapi Bahan yang digunakan dalam
mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi penelitian ini meliputi buah lakum, vitamin C
oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya (Kalbe Farma kode bahan No.13AV01100),
radikal2. larutan metanol p.a (Merck kode bahan
Buah lakum ( Vitis trifolia )merupakan No.1.06009.2500), larutan metanol teknis,
tanaman liaryang banyak terdapat di hutan larutan n-butanol p.a, as.asetat, akuades,
Kalimantan Barat. Buah lakum memiliki larutan FeCl3 1%, larutan NaCl 10%, pereaksi
kedekatan taksonomi dengan buah anggur Lieberman-Burchad, pereaksi Dragendroff,
(Vitis vinifera) yaitu termasuk dalam genus pereaksi Mayer; serbuk Mg, larutan H2SO42N,
yang sama (Vitis). Berdasarkan penelitian oleh larutan NaOH 2N,larutan HCl 2 N, garam
Xia dkk. (2010), buah anggur mengandung gelatin, lempeng KLT silika gel 60 F254
senyawa flavonoid seperti quersetin, myrisetin, (Merck kode bahan No.1.05554.0001)dan
kristal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) p.a yang tidak mengandung bahan uji) dan kontrol
(Sigma-Aldrich kode bahan No.D9132-1G). positif vitamin C dengan konsentrasi 2
µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL, 5 µg/mL, dan 6
METODE PENELITIAN µg/mL. λmaks yang digunakan untuk vitamin C
Pembuatan Ekstrak Metanol Buah Lakum adalah 515 nm. Larutan blanko terdiri dari 2
Sampel berupa buah lakum segar mL DPPH 0,1 mM dan 1 mL metanol p.a.
dirajang dan dimaserasi menggunakan pelarut Data hasil pengukuran absorbansi dianalisa
metanol teknis. Simplisia segar buah lakum persentase aktivitas antioksidannya
yang digunakan sebanyak 500 g dan menggunakan persamaan berikut.
pelarut metanol yang digunakan untuk
maserasi adalah 4 liter Maserasi dilakukan % Inhibisi = x 100%
selama 3 hari, setiap 24 jam pelarut diganti Keterangan :
dan dilakukan pengadukan sesering A = Nilai absorbansi
mungkin. Kemudian filtrat disaring dan
dipekatkan dengan penguap vakum hingga
diperoleh ekstrak kental. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Pendahuluan Aktivitas Antioksidan Pembuatan Ekstrak Metanol Buah Lakum
Secara KLT
Ekstraksi buah lakum menggunakan
Uji pendahuluan aktivitas antioksidan
metode maserasi dengan menggunakan pelarut
ekstrak metanol sebagai penangkap radikal
metanol. Metode maserasi dipilih karena
bebas dilakukan sesuai metode Demirezer dkk.
prosesnya mudah dan tidak menggunakan
(2001) dengan sedikit modifikasi6. Uji
suhu tinggi yang mungkin dapat merusak
pendahuluan diawali dengan mengaktifkan
senyawa-senyawa kimia yang memiliki
plat KLT pada oven dengan suhu 105ºC
aktivitas antioksidan yang terdapat dalam
selama 10 menit. Fase diam yang digunakan
simplisia buah lakum 8,9.
adalah silika gel F254 dengan luas 2 x 10 cm
Hasil dari proses maserasi berupa
dengan jarak elusi 9 cm. Fase gerak yang
maserat yang diperoleh sebanyak 3,6 Liter dari
digunakan untuk mengelusi yaitu butanol : as.
4 liter pelarut metanol. Maserat yang diperoleh
asetat : air (6:2:2) sebanyak 2 mL. Bercak
berwarna ungu kemudian dipekatkan.
yang terbentuk diamati dengan sinar tampak,
Pemekatan maserat dilakukan dengan
lampu UV 366 nm, dan pereaksi DPPH 0,2%.
menggunakan rotary evaporator yang
Kromatogram diperiksa 30 menit setelah
dilengkapi dengan pompa vacum, dengan
penyemprotan. Senyawa aktif penangkap
adanya pompa vacum pada rotary evaporator
radikal radikal bebas akan menunjukkan
maka penguapan pelarut dapat dilakukan
bercak berwarna kuning pucat dengan latar
dibawah titik didih pelarut dan proses
belakang ungu.
penguapan dapat berlangsung lebih cepat.
Penguapan pelarut metanol dapat dilakukan
Pengukuran Absorbansi Peredaman
dibawah titik didihnya yaitu pada suhu 55°C.
Radikal Menggunakan Spektrofotometer
Proses ini dilakukan pada suhu tersebut untuk
UV-Vis
menjaga senyawa aktif yang terkandung tidak
Uji aktivitas antioksidan penangkap
rusak karena pemanasan. Hasil proses
radikal ekstrak metanol dilakukan dengan
maserasi ekstrak metanol buah lakum
metode DPPH sesuai yang digunakan
diperoleh rendemen dari ekstrak metanol
Molyneux (2004) dengan sedikit modifikasi 7.
adalah 5,322%.
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dengan
Skrining fitokimia ekstrak dilakukan
konsentrasi 50 µg/mL. 75 µg/mL, 100 µg/mL,
dengan menggunakan uji tabung yaitu
125 µg/mL dan 150 µg/mL ditambahkan
mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi
kedalam 2 mL DPPH 0,1 mM. Campuran
spesifik untuk mengetahui kandungan
selanjutnya dikocok dan diinkubasi pada suhu
metabolit sekunder. Berikut merupakan tabel
kamar selama 30 menit ditempat gelap.
(1) hasil skrining fitokimia buah lakum.
Larutan ini selanjutnya diukur absorbansinya
pada λmaks 516 nm. Perlakuan yang sama juga
dilakukan untuk larutan blanko (larutan DPPH
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia 0,41. Pengamatan hasil kromatografi pada
gambar 1 diatas dilakukan dengan 3 cara yaitu
Metabolit Pereaksi Hasil Pengamatan Ket secara visual, fisika dan juga kimia. Menurut
Sekunder
Alkaloid Mayer & Tidak terbentuk -
gandjar dan rohman (2009) bercak pada
Dragendorff endapan putih dan pemisahan KLT umumnya merupakan bercak
merah bata yang tidak berwarna sehingga untuk
Flavonoid HCL pekat dan Mg Merah Tua +
penentuannya dapat dilakukan secara kimia
Saponin Aquades Tidak terbentuk busa -
Lieberman-Burchad Merah tua +
maupun fisika10. Pengamatan secara fisika
Triterpen
Fenolik FeCl3 Biru hitam +
yang dilakukan untuk menampakkan bercak
Tanin FeCl3 dan Gelatin Tidak tebentuk -
pada penelitian ini adalah dengan
endapan menggunakan sinar Ultraviolet 366 nm.
Pengamatan dengan menggunakan sinar UV
Berdasarkan hasil pemeriksaan skrining pada panjang gelombang 366 nm, akan
fitokimia diketahui bahwa ekstrak metanol menghasilkan noda bercak yang berpendar,
buah lakum memiliki kandungan metabolit dengan latar belakang yang gelap, sehingga
sekunder yaitu flavonoid, triterpenoid dan spot yang dapat berpendar (berflourosensi)
fenolik. dapat terlihat secara visual.
Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Pada pengamatan secara UV dari hasil
Antioksidan Secara KLT kromatogram gambar 1 hanya bercak pada Rf
Uji pendahuluan ini bertujuan untuk 0,89 yang dapat terdeteksi menggunakan
mengetahui ada tidaknya senyawa aktif di- lampu UV 366 nm, sedangkan bercak pada Rf
dalam ekstrak yang memiliki aktivitas 0,56 dan 0,72 tidak tampak secara UV, hal ini
antioksidan dalam meredam radikal bebas karena senyawa tersebut kemungkinan
(DPPH). Ekstrak metanol buah lakum yang memiliki panjang gelombang dibawah rentang
telah ditotolkan pada lempeng silika gel 60 panjang gelombang UV 200-400 nm sehingga
F254 dengan menggunakan mikropipet, dielusi senyawa yang panjang gelombangnya berada
menggunakan fase gerak butanol, asam asetat dibawah 200 nm tidak akan berfluoresensi
dan air (BAA) dengan perbandingan (6:2:2). ketika disinari dengan sinar UV pada panjang
Berikut adalah gambar hasil kromatogram gelombang 366 nm10. Pengamatan secara
dari ekstrak metanol buah lakum. kimia adalah dengan menggunakan pereaksi
kimia tertentu seperti pada penelitian ini yang
menggunakan pereaksi semprot DPPH 0,2%
0,89 0,89
untuk mendeteksi bercak pada uji pendahuluan
aktivitas antioksidan.
0,72 Senyawa yang diduga memiliki
aktivitas antioksidan pada hasil pemisahan
0,56 kromatografi diatas yaitu pada Rf 0,55; 0,72;
0,41 dan 0,89. Pada ketiga nilai Rf tersebut setelah
0,41 0,41
disemprot dengan larutan DPPH 0,2%,
menujukkan hasil positif sebagai antioksidan
yang ditandai dengan terbentuknya warna
kuning pucat dengan latar ungu setelah
disemprot dengan pereaksi semprot DPPH
0,2%. Terbentuknya bercak kuning setelah
(a) (b) (c) penyemprotan DPPH 0,2% disebabkan oleh
Gambar 1. Kromatogram Hasil Uji Pendahuluan adanya senyawa yang dapat mendonorkan
Aktivitas Antioksidan Secara KLT. (a)
Penampakan secara Visual, (b) dengan
atom hidrogen di dalam ekstrak metanol buah
sinar UV 366 nm, (c) dengan larutan lakum, sehingga dapat mengakibatkan molekul
DPPH 0,2%. DPPH tereduksi yang diikuti dengan
perubahan warna ungu dari larutan DPPH
Pada gambar di atas hasil pemisahan menjadi kuning bening 11. Struktur DPPH dan
plat kromatogram dihasilkan 4 spot yang DPPH tereduksi hasil reaksi dengan
memisah dengan nilai Rf 0.89; 0,72; 0,56; dan antioksidan dapat dilihat pada gambar 2.
Tabel 3. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol
buah lakum

+ RH + + R*
Konsentrasi %
Persamaan IC
Absorbansi (y = bx + a) (µg/mL
(µg/mL) inhibisi
)
Blanko 0,961 0
50 0,65154 32,201
Gambar 2. Reduksi DPPH dari senyawa 75 0,63405 34,021 y = 0,0663x
antioksidan ( Prakash, 2001) + 28,9716 318,62
100 0,62008 35,475
r = 0,9955
125 0,59908 37,660
150 0,58933 38,675
Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Metode DPPH dengan Spektrofotometer Nilai IC50 ekstrak metanol buah
UV-Vis lakum didapat dari hasil perhitungan
Penentuan nilai aktivitas antioksidan persamaan regresi linier pada tabel 3 di atas,
pada penelitian ini menggunakan metode dimana persamaan regresi dari ektrak metanol
DPPH. Metode uji aktivitas antioksidan yang didapat pada tabel 3 di atas adalah y =
dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) 0,0663x +28,9716 dan r = 0,9955. Koefisien y
dipilih karena metode ini adalah metode pada persamaan ini adalah sebagai IC50,
sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya sedangkan koefisien x pada persamaan ini
memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi adalah konsentrasi dari ekstrak yang akan
aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam dicari nilainya, dimana nilai dari x yang
sehingga digunakan secara luas untuk menguji didapat merupakan besarnya konsentrasi yang
kemampuan senyawa yang berperan sebagai diperlukan untuk dapat meredam 50%
pendonor electron 7. aktivitas radikal DPPH. Nilai r = 0,9955 yang
Prinsip dari metode uji aktivitas mendekati +1 (bernilai positif) menggambar-
antioksidan ini adalah pengukuran aktivitas kan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi
antioksidan secara kuantitatif yaitu dengan ekstrak maka semakin besar aktivitas
melakukan pengukuran penangkapan radikal antioksidannya hal ini dapat dilihat dari kurva
DPPH oleh suatu senyawa yang mempunyai hubungan konsentrasi ekstrak metanol buah
aktivitas antioksidan dengan menggunakan lakum terhadap persen inhibisi pada gambar 3
spektrofotometri UV-Vis sehingga dengan berikut 7.
demikian akan diketahui nilai aktivitas
45
peredaman radikal bebas yang dinyatakan
40
dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration). 35
Nilai IC50 didefinisikan sebagai besarnya 30
% Inhibisi

konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam 25


y = 0,0663x + 28,9716
radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil 20
r = 0,9955
15 Ekstrak
nilai IC50 maka aktivitas peredaman radikal Metanol
bebas semakin tinggi7. Prinsip kerja dari 10
5
pengukuran ini adalah adanya radikal bebas
0
stabil yaitu DPPH yang dicampurkan dengan 0 50 100 150 200
senyawa antioksidan yang memiliki Konsentrasi (µg/mL)
kemampuan mendonorkan hidrogen, sehingga
radikal bebas dapat diredam 12. Pada tabel 3
berikut merupakan hasil pengukuran aktivitas Gambar 3. Kurva Regresi Linier Ekstrak Metanol
antioksidan ekstrak metanol buah lakum Buah Lakum
secara spektrofotometri.
Nilai IC50 ekstrak metanol buah lakum tersebut kurang aktif namun masih berpotensi
berdasarkan hasil perhitungan yang didapat sebagai zat antioksidan 7. Dari hasil
adalah sebesar 318,621 μg/mL. Menurut perhitungan didapat nilai IC50 vitamin C adalah
Molyneux (2004), bahwa suatu zat mempunyai 2,97125 µg/mL, sedangkan nilai IC50 dari
sifat antioksidan bila nilai IC50 yang diperoleh ekstrak adalah sebesar 318,621 μg/mL
berkisar antara 200-1000 μg/mL, dimana zat sehingga buah lakum memiliki aktivitas
tersebut kurang aktif namun masih berpotensi antioksidan yang lemah bila dibandingkan
sebagai zat antioksidan7. dengan vitamin C.
Nilai IC50 Ekstrak metanol buah Berdasarkan hasil skrining fitokimia
lakum jika dilihat pada kurva gambar 3 di atas yang didapat, Golongan senyawa yang diduga
berada diluar konsentrasi dimana konsentrasi berpotensi sebagai antioksidan didalam ekstrak
tertinggi dari ekstrak 150 μg/mL hanya metanol buah lakum diantaranya adalah
mampu menghambat 38,675% radikal DPPH, flavonoid, fenolik, dan triterpenoid. Senyawa
sedangkan nilai IC50 ekstrak yang diperlukan fenolik, flavonoid dan triterpenoid pada
untuk menghambat 50% radikal DPPH strukturnya mengandung gugus hidroksil yang
berdasarkan perhitungan adalah 318,621 dapat mendonorkan atom hidrogennya kepada
μg/mL sehingga nilai IC50 ekstrak metanol radikal bebas, sehingga senyawa fenolik,
berada diluar kurva, dengan demikian kurva flavonoid, dan triterpenoid berpotensi sebagai
ekstrak metanol buah lakum tergolong kurva antioksidan.
ekstrapolasi13. Flavonoid merupakan senyawa
Kontrol positif yang digunakan pada pereduksi yang dapat menghambat banyak
penelitian ini adalah vitamin C. Vitamin C reaksi oksidasi. Flavonoid memiliki
merupakan antioksidan yang larut dalam air 2. kemampuan sebagai antioksidan karena
Penggunaan kontrol positif pada pengujian mampu mentransfer sebuah elektron kepada
aktivitas antioksidan ini adalah untuk senyawa radikal bebas, dimana R• merupakan
mengetahui seberapa kuat potensi antioksidan senyawa radikal bebas, Fl-OH merupakan
yang ada pada ekstrak metanol buah lakum senyawa flavonoid sedangkan Fl-OH•
jika dibandingkan dengan viatmin C. Apabila merupakan radikal flavonoid14. Reaksi
nilai IC50 sampel sama atau mendekati nilai peredaman radikal bebas oleh senyawa
IC50 kontrol positif maka dapat dikatakan flavonoid seperti dalam Gambar 5 berikut.
bahwa sampel berpotensi sebagai salah satu
alternatif antioksidan yang sangat kuat. Pada-
Gambar 4 berikut merupakan kurva regresi
linier dari vitamin C yang diukur
menggunakan spektrofotometri UV-Vis

70
60
50
% Inhibisi

40
30 y = 4,384x + 36,974
20 r = 0,9992 Vitamin C

10
0
0 2 4 6 8
Konsentrasi (µg/mL)
Gambar 5. Mekanisme Peredaman Radikal oleh
Flavonoid (Kandaswami dan
Gambar 4. Kurva Regresi Linier Aktivitas midelton, 1997).
Antioksidan Vitamin C
Buah lakum tergolong antioksidan
Menurut Molyneux (2004), yang lemah. Lemahnya aktivitas antioksidan
menyatakan bahwa suatu zat mempunyai sifat senyawa flavonoid dalam ekstrak metanol
antioksidan bila nilai IC50 yang diperoleh buah lakum disebabkan oleh beberapa faktor,
berkisar antara 200-1000 μg/mL. dimana zat faktor yang pertama adalah senyawa flavonoid
yang terdapat dalam ekstrak metanol buah tidak dapat teridentifikasi dengan pereaksi
lakum dalam keadaan tidak murni diduga yang bersifat basa seperti Mg, amoniak,
senyawa flavonoid yang terdapat dalam NaOH, AlCl3, dan sitroborat 17, 12. Untuk itu
ekstrak metanol buah lakum masih berikatan perlu dilakukan hidrolisis glikosida dari
dengan gugus glikosida. Faktor kedua yang flavonoid glikosida. Mekanisme reaksi
menyebabkan lemahnya aktivitas antioksidan hidrolisis glikosida dari flavonoid yang
ekstrak metanol buah lakum diduga senyawa mungkin terjadi pada pengujian wilstater
yang terdapat dalam ekstrak adalah flavonoid dengan menggunakan reagen HCl dan Mg.
golongan flavonon. Penambahan HCl bertujuan untuk
Faktor pertama yang menyebabkan menghidrolisis flavonoid menjadi aglikon
lemahnya aktivitas antioksidan senyawa flavonoid dengan cara menghidrolisis o-
flavonoid dalam ekstrak metanol buah lakum glikosil. Glikosil yang terhidrolisis ini akan
adalah senyawa flavonoid masih dalam bentuk tergantikan dengan atom H+ dari asam yang
ekstrak yang tidak murni sehingga senyawa memiliki sifat kelektronegatifan yang kuat.
flavonoid yang terdapat dalam ekstrak Serbuk Mg yang ditambahkan menghasilkan
kemungkinan masih berikatan dengan gugus senyawa kompleks yang berwarna merah. Ion
glikosida karena gugus glikosida yang magnesium ini diduga akan berikatan dengan
berikatan dengan flavonoid dapat menurunkan senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak
aktivitas antioksidan. Menurut fukumoto dan sehingga muncul larutan yang berwarna
mazza (2000) Aktivitas antioksidan akan merah.
meningkat dengan bertambahnya gugus Faktor kedua yang menyebabkan
hidroksil dan akan menurun dengan adanya lemahnya aktivitas antioksidan ekstrak
gugus glikosida15. Senyawa flavonoid di alam metanol buah lakum yaitu diduga senyawa
umumnya sangat jarang ditemukan dalam yang terkandung didalam ekstrak metanol
bentuk aglikon flavonoid. Menurut harborne buah lakum kemungkinan adalah flavonoid
(1987) bahwa flavonoid dalam tumbuhan golongan flavonon. Dugaan bahwa terdapat
sering terdapat sebagai glikosida ( flavonoid senyawa flavonon didalam ekstrak metanol
glikosida) dan jarang sekali ditemukan dalam buah lakum adalah ini berdasrakan hasil
bentuk tunggal/ aglikon flavonoid, oleh karena skrining fitokimia dari ekstrak metanol buah
itu untuk menganalisis flavonoid lebih baik lakum. Dugaan ini juga diperkuat oleh
untuk menghidrolisis glikosida yang terikat Harborne (1987), bahwa senyawa flavonon
pada flavonoid tersebut sebelum memiliki ciri khas berwarna merah kuat bila
memperhatikan kerumitan glikosida yang direaksikan dengan Mg/HCl16.
mungkin terdapat dalam ekstrak asal16. Senyawa flavonon menurut burda dan
Berdasarkan hasil reaksi skrining oleszek tahun 2001 pada umumnya memiliki
fitokimia, dimana setelah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan yang lemah18. Faktor
wilstater dengan menggunakan HCl dan Mg, yang menyebabkan lemahnya aktivitas
ekstrak metanol yang semula berwarna ungu antioksidan pada senyawa flavonon pada
kemudian berubah warna menjadi warna umumnya disebabkan oleh gugus hidroksil
merah tua setelah pengujian wilstater tersebut. yang terdapat pada struktur senyawa flavonon
Warna asal ekstrak yang semula berwarna hanya sedikit dan pada cincin C flavonon tidak
ungu diduga masih mengandung gugus memiliki ikatan ganda pada ikatan 2-3 gugus
glikosida sedangkan warna merah ekstrak 4-okso, sehingga kemungkinan besar untuk
setelah dilakukan uji wilstater menandakan menstabilkan struktur senyawanya yang
bahwa senyawa flavonoid dalam ekstrak sudah kehilangan elektron dari proses donor
berada dalam bentuk aglikonnya. Flavonoid hidrogen dalam struktur senyawa flavonon
berupa senyawa fenol, karena itu warnanya tidak terjadi dengan demikian senyawa
berubah bila ditambah basa atau amonia, golongan flavonon pada umumnya memiliki
sehingga mudah dideteksi dalam16. Adanya potensi aktivitas antioksidan yang lemah18.
gugus OH yang termetilasi atau terikat dengan Pada Gambar 6 berikut merupakan struktur
glikosida, menyebabkan flavonoid tersebut - senyawa flavonon17.
gugus glikosida yang berikatan dengan
senyawa fenolik menyebabkan aktivitas
antioksidan senyawa fenolik dalam ekstrak
metanol buah lakum ini lemah16. Mekanisme
dari senyawa fenolik dalam meredam radikal
bebas dapat dilihat pada gambar 8 berikut20.

Gambar 6. (a) Struktur senyawa flavonon (Mabry


dkk., 1970).

Tidak semua senyawa golongan


flavonon memiliki aktivitas antioksidan yang
lemah. Senyawa flavonon yang memiliki Gambar 8. Mekanisme peredaman DPPH oleh
aktivitas antioksidan kuat diantaranya adalah senyawa fenolik (Cholisoh, 2008)
naringenin, hesperitin. Naringenin dan
hesperitin memiliki aktivitas antioksidan Triterpenoid adalah senyawa dengan
sangat kuat dimana IC50 dari senyawa kerangka karbon yang tersusun atas 6 unit
naringenin adalah 2,73 µg/ml, dan hesperitin isoprene (C30 hidrokarbon)16. Senyawa
adalah 3,13 µg/ml. Aktivitas antioksidan yang golongan triterpenoid yang terdapat didalam
sangat kuat ini karena pada strukturnya ekstrak metanol buah lakum diduga memiliki
senyawa naringenin dan hesperitin memiliki aktivitas antioksidan, dimana senyawa
banyak gugus hidroksil yang banyak pada triterpenoid pada strukturnya memiliki gugus
struktur senyawanya, hal ini dapat dilihat pada hidroksil yang dapat mendonorkan atom
gambar 19 berikut 19. hidrogennya kepada radikal bebas. Hal ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ismarti (2011), bahwa senyawa triterpenoid
pada kulit batang meranti merah (Shorea
singkawang (Miq).Miq) yang diuji dengan
radikal DPPH memiliki aktivitas antioksidan
kuat dengan nilai IC50 sebesar 82 ppm21.
Senyawa triterpenoid yang terdapat
dalam ekstrak metanol buah lakum memiliki
(a) (b) aktivitas antioksidan yang lemah. Faktor yang
mungkin menyebabkan lemahnya aktivitas
Gambar 7. (a) Struktur senyawa naringenin, (b) struktur antioksidan senyawa triterpenoid diduga
senyawa hesperitin ( Di majo dkk., 2005) karena senyawa triterpenoid yang terdapat
dalam ekstrak metanol buah lakum masih
Senyawa fenolik yang terkandung dalam bentuk tidak murni seperti halnya pada
dalam ekstrak metanol buah lakum juga senyawa flavonoid dan fenolik yang terikat
memiliki kemampuan sebagai antioksidan hal dengan glikosida dan juga pada struktur
ini karena pada strukturnya terdapat gugus senyawanya kemungkinan senyawa
hidroksil yang dapat mendonorkan atom triterpenoid tidak memiliki banyak gugus
hidrogennya kepada radikal bebas sehingga hidroksil sehingga senyawa triterpenoid ini
radikal senyawa fenolik dapat meredam tidak dapat mendonorkan banyak atom
radikal bebas. Lemahnya aktivitas antioksidan hidrogennya untuk meredam radikal bebas.
senyawa fenolik dalam ekstrak metanol buah Salah satu senyawa triterpenoid yang
lakum kemungkinan senyawa fenolik ini terdapat dalam daun lakum adalah triterpenoid
masih terikat dengan gugus glikosida. epifriedelanol22. Senyawa triterpenoid
Menurut Harborne (1987), bahwa epifriedelanol yang terdapat didalam daun
senyawa fenolik sering kali berikatan dengan lakum kemungkinan juga akan terdapat dalam
gula sebagai glikosida, jadi dengan adanya buah lakum. Senyawa triterpenoid
epifriedelanol pada strukturnya memiliki dilihat dari hasil uji pendahuluan secara KLT
gugus hidroksil. Gugus hidroksil yang terdapat dimana bercak yang dihasilkan ketika
pada struktur triterpenoid epifriedelanol dapat disemprot dengan pereaksi DPPH 0,2 % warna
mendonorkan atom hidrogennya kepada bercak tersebut berubah menjad kuning
radikal bebas. Struktur senyawa triterpenoid keputihan. Nilai IC50 Ekstrak metanol adalah
epifriedelanol dapat dilihat pada gambar 7 318,621 μg/mL sedangkan nilai IC50 vitamin C
berikut23. adalah 2,971 μg/mL, sehingga ekstrak metanol
memiliki aktivitas antioksidan yang lemah bila
dibandingkan dengan vitamin C.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Departemen Kehutanan Republik


Indonesia. 2010.
(http://www.dephut.go.id ) diakses
tanggal 9 maret 2013.

Gambar 9. Struktur senyawa triterpenoid [2] Winarsi,H. 2007. Antioksidan Alami dan
epifriedelanol ( Fei-Fei, 2012). Radikal Bebas. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Penelitian lain mengenai uji aktivitas
antioksidan dengan menggunakan metode [3] Xia, En-Qin., Deng, Giu-Fang., Li, Hua-
DPPH pada pelarut yang berbeda tingkat Bin. 2010. Biological Activities of
kepolarannya juga telah dilakukan. Hasil Polyphenols from Grapes. Int. J.
penelitian uji aktivitas antioksidan ekstrak Mol.Sci.11: 622-646
kloroform buah lakum yang dilakukan oleh
Sulandi (2013), didapat IC50 sebesar 651,6582 [4] Kumar,D.,Jyoti,G., Sunil, K., Renu, A.,
μg/mL, dimana metabolit sekunder yang Tarun, K., Ankit, G. 2012.
terkandung yaitu alkaloid, flavonoid, steroid, Pharmacognostic evaluataion of
fenolik dan tannin24. Hasil uji aktivitas Cayratia trifolia (Linn) Leaf.Asian
antioksidan dari ekstrak n-heksan buah lakum Pacific Journal of Tropical
yang dilakukan oleh Satria (2013), didapat Biomedicine.
nilai IC50 sebesar 3.158,928 µg/mL dimana
kandungan metabolit sekunder pada ekstrak n- [5] Perumal, P.C., Sophia, D., Raj, C.A.,
heksan buah lakum hanya triterpenoid25. Ragavendran, P., Starlin, T.,
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Gopalakrishnan, V.K. 2012. In
menunjukkan bahwa metabolit sekunder yang Vitro Antioxidant Activities and
berpotensi sebagai antioksidan adalah HPTLC Analysis of Ethanolic
flavonoid dan fenolik sedangkan senyawa Extract of Cayratia trifolia (L.).
triterpenoid tidak berpotensi sebagai Asian Pacific Journal of tropical
antikosidan karena nilai IC50 dari tritepenoid disease. S952-S956.
yang terkandung dalam ekstrak n-heksan
diatas 1000 µg/mL7. aktivitas antioksidan [6] Demirezer,L.O., Kruuzum-Uz., A,
ekstrak metanol yang lemah ini disebabkan Bergere., I, Schiewe., H.J, and
karena senyawa tersebut masih dalam keadaan Zeeck, A. 2001. TheStructures of
tidak murni, sehingga perlu dilakukan Antioxidant and Cytotoxic Agents
fraksinasi dengan harapan agar didapat nilai from Natural Source
IC50 dari senyawa spesifik yang memiliki :Antraquinones and Tannin from
aktivitas antioksidan yang lebih kuat bila Roots of Rumex patientia,
dibandingkan dengan ekstrak yang tidak Phytochemistry.
murni.
[7] Molyneux, P. 2004. The use of the stable
KESIMPULAN free radikal diphenyl
Ekstrak metanol buah lakum memiliki picrylhydrazyl (DPPH) for
aktivitas sebagai antioksidan, hal ini dapat estimating antioxidant activity.
Journal Science of Technology [18] Burda dan oleszek W. 2001. Antioxidant
26(2):211-219. and antiradical activities of
flavonoid. J agric food chem 49
(6):2774-2779.
[8] Ansel, H.C., 2005. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, Jakarta: Penerbit [19] Danila Di Majo a, Marco Giammanco a,
UIPress, hal. 605-606, 608. Maurizio La Guardia, Elisa Tripoli,
Santo Giammanco , Enrico Finotti.
[9] Voigt,R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi 2005. Flavanones in Citrus fruit:
Farmasi, Diterjemahkan oleh Structure–antioxidant activity
Soendani N. S. Yogyakarta: UGM relationships. Food Research
Press,. Hal 561; 567-569; 577. International (2005) 1161–1166

[10] Gandjar, G.H, dan Rohman, A. 2007.


Kimia Farmasi Analisis. [20] Cholisoh, Z. 2008. Aktivitas Penangkap
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Radikal Ekstrak Etanol 70% Biji
Jengkol (Archidendron jiringa).
[11] Prakash, A. 2001. Antioxidant Activity. Jurnal Fakultas Farmasi.
Medallion Laboratories-Analytical Universitas Muhammadiyah
Progress. Volume 19. Nomor 2.Hal Surakarta.
1-4.
[21] Ismarti. 2011. Isolasi triterpenoid dan uji
antioksidan dari fraksi etil asetat
[12] Robinson, T., 1983. The Organic
kulit batang meranti merah (shorea
Constituents of Higher Plants Their
singkawang (miq).miq). Artikel.
Chemistry and Interrelationships,
Program studi kimia pascasarjana
5th Ed., 200, Cordus Press., North
universitas andalas
Amherst.
[22] Gupta AK, Sharma M. 2007 Review on
[13] Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito
indian medical plants. New Delhi.
: Bandung
Indian Council of Medical
[14] Kandaswami, C and Middleton, E. 1997. Research. P. 879-882
Flavonoids as antioxidant, In F.
[23] Fei-Fei Li , ZhiQin Guo , XingYun Chai
Shahidi (Ed). Natural Antioxidant
, PengFei Tu. 2012. Triterpenoids
Chemistry, Health Effects and
from the stems of Casearia
Applications. Champaign Illions :
velutina Bl. Journal of Chinese
AOCS Press.
Pharmaceutical Sciences.
[15] Fukumoto, LR dan mazza g. 2000.
[24] Sulandi, Aji. 2013. Uji Aktivitas
Assesing antioxidant and
Antioksidan Ekstrak Kloroform
prooxidant activities of phenolic
dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-
compounds. J agric food 48
1-pikrilhidrazil). Skripsi
(8):3597-3604
[25] Satria, M.D. 2013. Uji Aktivitas
[16] Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia.
Antioksidan Ekstrak n-Heksan
Bandung : Penerbit ITB.
dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-
1-pikrilhidrazil). Skripsi.
[17] Mabry, T.J., Markham, K.R., and
Thomas, M.B., 1970, The
.
Systematic Identification of
Flavonoid, 50, 52, Springer-Verlag,
Berlin.

Anda mungkin juga menyukai