Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM METALURGI PROSES


LAPORAN AKHIR

MODUL PASIR CETAK

YUSUF BAYU AJI


1806201636
KELOMPOK 17

LABORATORIUM METALURGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK

DEPOK
MARET 2021
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum pasir cetak ini, mahasiswa diharapkan dapa memahami
sifat-sifat pasir cetak dan hubungan antara sifat-sifat pasir cetak yang meliputi:
1. Distribusi besar pasir
2. Hubungan antara kadar air dan aditif dalam pasir cetak terhadap permeabilitas,
kekuatan geser, dan kekuatan tekanan
3. Mampu bentuk (flowability) dari pasir cetak
4. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir kering (dry sand), dan
pasir kering tanpa pemanasan (holding sand).

B. Data Percobaan

KOMPOSISI PERSENTASE (%) MASSA (GRAM)


Kadar air 4 28
Bentonit 5 35
Aditif 5 35
Silika 57.5 395.5
RCS 28.5 199.5
Total Gram 700

HASIL UJI KEKUATAN TEKAN (MPA) HASIL UJI KEKUATAN GESER (MPA)
GREEN HOLD DRY GREEN HOLD DRY
2.6 4.5 25 0.6 0.2 7.6

C. Grafik Percobaan
 Grafik Distribusi Pasir

Distribusi Pasir Kumulatif Distribusi Pasir


302 600
300 500 470 503
Wn (Gram)

Wn (gram)

400 338
200
132 300
100 200
36 33 100 36
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
16 20 30 40 80 140 180 Pan 16 20 30 40 80 140 180 Pan
No. Sieve No. Sieve

 Grafik Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Geser


Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Geser
9
8.5
8
7.6
7
6 6.25
Kekuatan geser

5
4
3
2.3
2
1 0.8
0.6 0.4
0.2
0 0.2 0.05 0.14
0.1
4 5 5 6
Kadar Air

Kekuatan Geser Hold Kekuatan Geser Green Kekuatan Geser Dry

 Grafik Pengaruh Kadar Bentonite terhadap Kekuatan Geser

Pengaruh Kadar Bentonite Terhadap Kekuatan Geser


12
10.75
10

8 7.6 7.5
Kekuatan geser

6.25
6

2
0.4 0.6 0.6
0.2 0.05 0.2 0.05
0
4 0.12
4 5 6
KadaR BENTONIT

Kekuatan Geser Hold Kekuatan Geser Green Kekuatan Geser Dry


 Grafik Pengaruh Kadar Aditif terhadap Kekuatan Geser

Pengaruh Kadar Aditif Terhadap Kekuatan Geser


12

10
9.8
KEKUATAN GESER

8
7.6

6
4.75
4

2 2.3
0.6 0.4
0.08
0.6 0.1
0 0.2 0.18 0.1
4 5 5 6
KADAR ADITIF

Green Sand Hold Sand Dry Sand

 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Tekan

Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Tekan


30
27.5
25 25
KEKUATAN TEKAN

20
17.1
15

10

5
4.5 4.9 4.8
2.6 2 2.9
1.7
0.89
0
4 5 5 6
KADAR AIR

Kekuatan Tekan Green Kekuatan Tekan Hold Kekuatan Tekan Dry

 Grafik Pengaruh Kadar Bentonite terhadap Kekuatan Tekan


Pengaruh Kadar Bentonite terhadap Kekuatan Tekan
30

25 25 25 25
Kekuatan TEKAN
20

15

10

5 4.9 4.5 4.5


3.15 2.6 2.6
1.85 2
0
4 4 6 5
KadaR BENTONIT

Green Sand Hold Sand Dry Sand

 Grafik Pengaruh Kadar Aditif terhadap Kekuatan Tekan

Pengaruh Kadar Aditif Terhadap Kekuatan Tekan


30
26.5
25 25
KEKUATAN TEKAN

20
18 17.1
15

10

5 4.9 4.5
3.6 2.6 2.79 2.5
1.3 1.7
0
4 5 5 6
KADAR ADITIF

Green Sand Hold Sand Dry Sand

 Grafik Pengaruh Perubahan Aditif


Pengaruh Perubahan Aditif terhadap Kekuatan Geser
8 7.6
7
6.25
6
Kekuatan Geser
5
4
3
2
1 0.6 0.4
0.02 0.2
0
Green Hold Dry

Molases Jagung

Pengaruh Perubahan Aditif terhadap Kekuatan Tekan


30
25 25
25

20
Kekuatan Tekan

15

10
4.7 4.5
5 2.6 2.8

0
Green Hold Dry

Molases Jagung

D. Analisis
1. Analisis Distribusi Pasir
Pada praktikum ini dilakukan pengujian pasir cetak untuk mengetahui distribusi besar
ukuran butir pasir cetak. Pengujian dilakukan dengan menyusun ayakan dengan nomor
mesh terkecil pada bagian atas hingga terbesar pada bagian paling bawah. Urutan
mesh ayakan yang digunakan dari bagian atas hingga paling bawah yaitu #16, #20
#30, #40, #80, #140, dan #180. Pada bagian paling bawah diletakkan sebuah alas yang
berguna untuk menyimpan pasir dengan ukuran terkecil. Semakin besar nomor ayakan
maka semakin kecil ukuran pasir yang tertahan. Dalam pengujian didapatkan data
seperti tabel di bawah.
MASSA AYAKAN
NO SIEVE Wn Sn Wn x Sn
SEBELUM SESUDAH
16 197 197 0  16   
20 249 249  0  20  
30 207 207  0  30  
40 247 247  0  40  
80 193 229  36  80 2880 
140 249 551  302  140 42280 
180 177 309  132  180 23760 
Dasar 480 513  33    
  Σ Wn  503 Σ Wn x Sn 68920

Dari data tabel di atas, dihitung Nilai Grain Fitness Number (GFN), diperoleh
menggunakan rumus:

Σ(Wn x Sn)
GFN =
Σ Wn
68920
GFN = =137,017
503
Pada pengujian ini diperoleh GFN sebesar 137,017. Berdasarkan literatur, nilai
GFN yang optimum digunakan untuk pengecoran aluminium adalah sekitar 130-140.
Dalam praktikum kali ini ukuran butir dan distribusi pasir dapat dikatakan optimum
untuk aluminium karena nilai GFN di antara 130-140. Semakin tinggi nilai GFN maka
semakin halus butir pasir. Nilai GFN yang umum adalah berkisar antara 30 – 175
tergantung jenis logam yang digunakan. Berdasarkan nilai GFN yang diperoleh pada
praktikum kali ini, dapat dikatakan bahwa butir pasir yang digunakan cukup halus.
Distribusi pasir dikatakan ideal apabila sekitar 2/3 total jumlah pasir berada pada 3 nomor
sieve yang berurutan. Butir pasir dominan berhenti pada 3 ayakan terakhir dengan ukuran
mesh (80, 140, dan 180) dan cenderung memiliki tekstur halus karena mayoritas atau
sebagian besar pasir tertahan pada 3 ayakan terakhir.

2. Analisis Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Geser


Kadar air sangat menentukan sifat flowabilitas, permeabilitas, dan kekuatan pasir
cetak. Penambahan air akan meningkatkan permeabilitas dan kekuatan pasir cetak sampai
titik optimum hingga kemudian terjadi penurunan. Hal ini disebabkan apabila ruang
antarbutir ditempati air yang berlebih, maka gas dari dalam cetakan dan gas dari logam
cair sulit dilewatkan. Air biasanya digunakan dalam praktikum pasir cetak ini berfungsi
untuk mengaktifkan binder yang berperan untuk meningkatkan kekuatan cetakan pasir.
Dimana melalui peningkatan jumlah air akan meningkatkan kekuatan cetakan pasir,
namun air yang berlebihan dapat menyebabkan mobilitas pasir meningkat sehingga pasir
mudah ambruk. Maka dari itu diperlukan kadar air yang optimal untuk menghasilkan
kekuatan geser cetakan pasir yang tinggi. Kekuatan geser ini menentukan collapsibility
cetakan pasir.
Dapat dilihat pada grafik yang diperoleh bahwa kekuatan geser tertinggi (8.5 dan
6.25 MPa) dimiliki oleh dry sand pada kadar air 5%, dan menurun secara signifikan pada
saat kadar air ditingkatkan menjadi 6% (2,3 MPa). Hal ini disebabkan karena air pada dry
sand hanya dibutuhkan untuk mengaktifkan binder, jika berlebihan akan menurunkan
sifat mekanis pasir. Sama seperti dry sand, fenomena yang sama juga terjadi pada holding
sand, yaitu optimum pada kadar air 5% (0.4 MPa) dan menurun saat kadar air dinaikkan
menjadi 6% (0.1 MPa). Pada green sand, kadar air menjadi faktor yang penting untuk
meningkatkan kekuatan geser. Berdasarkan literatur, semakin tinggi kadar air maka
kekuatan geser akan semakin meningkat. Namun, pada percobaan kali ini tidak sesuai
dengan literatur yaitu kekuatan geser pada saat kadar air dinaikkan menjadi 5% (0.8
MPa) dan terjadi penurunan pada saat kadar air dinaikkan kembali menjadi 6 % yaitu
(0.14).

3. Analisis Pengaruh Kadar Bentonite terhadap Kekuatan Geser


Berdasarkan grafik pengaruh kadar bentonite terhadap kekuatan geser dapat
dilihat bahwa semakin tinggi kadar bentonite membuat kekuatan geser menurun (pada
dry sand dan hold sand). Pada green sand, kekuatan geser pada grafik cenderung naik
pada saat kadar bentonite dinaikkan dari 4% ke 5% dan cenderung konstan pada saat
kadar bentonite 6%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur dimana berdasarkan literatur,
semakin tinggi kadar bentonite, maka kekuatan geser pasir juga semakin meningkat. Hal
tersebut disebabkan karena bentonite bertindak sebagai binder (diaktifkan oleh air),
sehingga dapat membuat pasir terikat satu sama lain, memadatkan pasir, dan
meningkatkan kekuatan geser.

4. Analisis Pengaruh Kadar Aditif terhadap Kekuatan Geser


Penambahan aditif ke dalam campuran pasir bertujuan untuk meningkatkan sifat
pasir seperti permukaan pasir yang halus sehingga dapat menahan temperatur tinggi,
meredam tegangan akibat pemuaian, dan sifat collapsibility. Berdasarkan grafik yang
diperoleh, dapat dilihat jika kekuatan geser tertinggi adalah 9.8 MPa pada kadar aditif 4%
(dry sand) dan menurun pada menjadi 2.3 MPa saat kadar aditif dinaikkan menjadi 6%.
Fenomena serupa juga terjadi pada hold sand, dimana kekuatan tertinggi diperoleh pada saat
kadar aditif 4% dan cenderung menurun pada saat aditif dinaikkan berturut-turut 5% dan 6%.
Hal tersebut berarti pada sampel dry sand dan hold sand kadar aditif yang optimum berada
pada rentang 4 - 5% Namun berbeda pada sampel green sand, kekuatan geser cenderung naik
seiring dengan penambahan aditif. Hal tersebut berarti pada sampel green sand kadar aditif
yang optimum yaitu sekitar 5 - 6% Kadar molasses terlalu tinggi dapat menurunkan
kerapatan pasir dan menurunkan kekuatan geser. Jika aditif yang digunakan berupa molasses,
maka percobaan pada dry sand dan hold sand yang dilakukan pada praktikum telah sesuai
dengan literatur.

5. Analisis Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Tekan


Kadar air yang optimum dapat meningkatkan kekuatan tekan sebagai akibat
adanya reaksi antara kadar air dengan bentonite yang menyebabkan kemampuan
bentonite untuk mengikat antara satu butir dengan yang lainnya menjadi semakin baik.
Namun, penambahan air yang terlalu banyak menyebabkan pasir akan menggumpal dan
kekuatan gesernya menjadi turun. Berdasarkan hasil percobaan, dapat dilihat pada grafik
bahwa dry sand mengalami peningkatan kekuatan tekan ketika kadar air 5% (27.5 MPa)
dan menurun signifikan pada penambahan air yang terlalu banyak yaitu 6% (17.1 MPa).
Begitu pula dengan sampel hold sand dan green sand yang memiliki kekuatan maksimum
pada penambahan kadar air yang optimum, yaitu pada kadar air 5%. Hal ini telah sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bahwa kadar air yang optimum dapat meningkatkan
kekuatan tekan dan akan menurunkan kekuatan apabila kadar air terlalu banyak.

6. Analisis Pengaruh Kadar Bentonite terhadap Kekuatan Tekan


Tujuan penambahan aditif adalah untuk meningkatkan sifat mekanik, kehalusan
permukaan coran, meningkatkan ketahanan panas, serta meningkatkan collapsibility.
Dapat dilihat pada grafik bahwa kekuatan tekan pada dry sand cenderung konstan pada
25 MPa seiring penambahan bentonite. Pada hold sand grafik cenderung fluktuatif dan
pada green sand kekuatan tekan meningkat pada saat kadar bentonite dinaikkan dari 4%
(2 dan 1.85 MPa) ke 5% (2.6 MPa) dan cenderung konstan ketika dinaikkan menajdi 6%.
Berdasarkan literatur, semakin tinggi kadar bentonite maka kekuatan tekan juga akan
meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan grafik yang diperoleh (kecuali pada green sand,
dimana terjadi kenaikan kekuatan tekan pada saat kadar bentonite 5%. Hal tersebut
disebabkan karena bentonite bertindak sebagai binder (diaktifkan oleh air), sehingga
dapat membuat pasir terikat satu sama lain, memadatkan pasir, dan meningkatkan
kekuatan tekan.

7. Analisis Pengaruh Kadar Aditif terhadap Kekuatan Tekan


Dapat dilihat pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada sampel dry sand dan hold
sand kekuatan tekan pasir cetak akan menurun seiring dengan penambahan kadar aditif.
Namun pada green sand, kekuatan tekan cenderung menurun pada penambahan aditif dari
kadar 4% ke 5% dan cenderung naik kembali pada kadar 6%. Semua sampel yang ada tidak
sesuai dengan litertur. Berdasarkan literatur, jika aditif yang digunakan adalah molasses,
maka kekuatan tekan akan meningkat pada suatu persentase kadar aditif tertentu dan
menurun jika berlebihan. Pada percobaan, penambahan aditif justru membuat kekuatan tekan
semakin menurun.

8. Analisis Pengaruh Perubahan Aditif


Berdasarkan literatur, nilai fluiditas dan kekuatan mekanis pasir cetak dengan
penggunaan aditif tepung jagung akan lebih besar dibandingkan dengan molases. Maka
dari itu, seharusnya sifat mekanik pasir dengan aditif tepung jagung memiliki nilai yang
lebih besar. Pada praktikum kali ini digunakan dua jenis aditif yang berbeda yaitu
molases dan tepung jagung. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu sama-sama
meningkatkan collapsibility pasir cetak. Namun, berdasarkan grafik Pengaruh
Penambahan Aditif terhadap Kekuatan Geser dan Pengaruh Aditif terhadap Kekuatan
Tekan dimana dilakukan perbedaan antara molases dan tepung jagung, didapatkan
perbedaan pada berbagai jenis pasir. Pada grafik yang telah dibuat, penggunaan aditif
tepung jagung memiliki kekuatan geser lebih besar dari molases pada sampel hold sand.
Penggunaan tepung jagung juga membuat pasir cetak memiliki kekuatan tekan lebih
besar dari molases pada sampel green sand. Pada percobaan kali ini, hanya dua sampel
tersebutlah yang sesuai dengan literatur. Untuk sampel dry sand dengan tepung jagung
cenderung memiliki kekuatan geser lebih kecil dari penggunaan aditif molases dan
memiliki kekuatan tekan yang sama besar dengan molases. Pengujian sampel dry sand
pada percobaan kali ini tidak sesuai dengan literatur dapat diakibatkan karena
penambahan air yang kurang atau berlebih atau kadar aditif yang kurang atau berlebih
sehingga menyebabkan pengujian tidak sesuai dengan literatur

E. Kesimpulan
1. Pasir cetak yang diuji cocok digunakan untuk pengecoran Aluminium karena butir
pasir memiliki nilai GFN sebesar 137,017 dan menunjukkan bahwa pasir memiliki
butir yang halus.
2. Secara umum, sifat mekanis (kekuatan geser dan kekuatan tekan) pada dry sand jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan green sand dan holding sand.
3. Kadar air, bentonite, dan aditif yang optimum dapat meningkatkan sifat mekanis dari
pasir cetak.
4. Jenis aditif berbeda memiliki fungsi dan pengaruh yang berbeda pula terhadap sifat
mekanis pasir cetak. Jenis aditif berupa tepung jagung memiliki efek lebih baik
terhadap kekuatan geser dan kekuatan tekan pasir cetak dibandingkan molases.

F. Daftar Pustaka
[1] Andoko, Riana N., and Alfian M.M. 2017. The Strength of Moulding Sand
Consisting of a Mixture of Bentonite, Tapioca Flour, and Sago Flour as a New
Binder Formula to Improve the Quality of Al-Si Cast Alloy. Mechanical Engineering
Science and Technology. 1 (1) : 32-37
[2] ASM International. 2008. ASM Handbook Vol. 15.
[3] Campbell, J. S. 1981. Principles of Manufacturing Materials and Processes. New
Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd.
[4] Modul Praktikum Metalurgi Proses. 2021. Departemen Teknik Metalurgi dan
Material Universitas Indonesia. Depok
[5] Ratnawulan, R., Fauzi, A., & Hayati, A. E. S. (2018, April). Characterization of
silica sand due to the influence of calcination temperature. In IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering (Vol. 335, No. 1, p. 012008). IOP Publishing.

G. Tugas Tambahan
1. Jelaskan apa yang dimaksud sampel basah, sampel kering, dan sampel holding serta
cara pembuatannya!
Jawab:
 Sampel basah merupakan sampel pasir yang memiliki kelembaban yang
tinggi akibat penambahan kadar air yang merata.
 Sampel holding merupakan sampel pasir yang didapatkan dengan
mendiamkan sampel basah selama 24 jam sehingga memiliki kadar
kelembaban yang minim.
 Sampel kering merupakan sampel basah dengan penambahan bahan pengikat
organik yang dibakar dalam oven dengan temperature 200-300oC
Beberapa perbedaan dari sampel basah, sampel holding, dan sampel kering dapat
dilihat pada tabel berikut

Perbedaan Sampel Kering Sampel Holding Sampel Basah


Pembuatan Pembuatan sampel Pembuatan sampel Dibuat dengan
dengan denganc ara mengayak pasir
penambahan bahan mendiamkan pasir untuk memisahkan
pengikat organik selama 24 jam pasir silika
yang dibakar tanpa perlakuan berukuran besar,
dalam oven dengan khusus. sedang, dan halus,
temperatur 200- lalu diberi air
o
300 C untuk dengan
meningkatkan perbandingan yang
kekuatan dan sesai dan diaduk
kekerasan cetakan. agar lembab
merata
Kadar Air 2% 2% 3,5% – 4,5%
Kadar Bentonite 10% 10% 7,5% - 9%

Anda mungkin juga menyukai