Anda di halaman 1dari 3

Nama: Khalid Erlangga K

NIM: 20/458287/BI/10520

Shinya Yamanaka

Shinya Yamanaka, MD, PhD, peneliti senior di Gladstone Institutes telah memenangkan
Hadiah Nobel 2012 di bidang Fisiologi atau Kedokteran atas penemuannya tentang cara
mengubah sel kulit manusia dewasa menjadi sel yang dapat berkembang menjadi sel apa pun di
tubuh manusia, seperti sel induk embrionik.

Yamanaka lahir di Higashiosaka pada 4 September 1962. Ia mendapat gelar M.D dari
Universitas Kobe pada tahun 1987 dan gelar PhD nya dari Universitas Osaka City pada tahun
1993. Setelah itu ia bekerja di rumah sakit National Osaka sebagai dokter bedah ortopedi. Ia
memperoleh banyak penghargaan dengan total 25 penghargaan.

Enam tahun lalu, Yamanaka menemukan bahwa dengan menambahkan hanya empat gen
ke dalam sel kulit dewasa pada tikus, dia dapat menyebabkan sel tersebut menjadi seperti sel
induk embrionik. Dia menyebutnya sel induk berpotensi majemuk terinduksi, atau sel iPS. Pada
tahun 2007, dia mengumumkan bahwa dia telah melakukan hal yang sama pada sel kulit manusia
dewasa. Sel induk embrionik, sel yang berpotensi majemuk karena mereka dapat berkembang
menjadi semua jenis sel sehingga sangat menjanjikan untuk pengobatan regeneratif. Tetapi
penggunaan sel punca embrio telah lama menjadi kontroversi - itulah salah satu alasan mengapa
penemuan Yamanaka tentang cara alternatif untuk memperoleh sel punca manusia, tanpa
menggunakan embrio, sangatlah penting. Teknologi iPS memungkinkan sel punca manusia
dibuat dari pasien dengan penyakit tertentu.

Awalnya, kesederhanaan teknologi Yamanaka ditanggapi dengan skeptis. Namun dia


membuat data dan DNA karyanya tersedia untuk umum agar ilmuwan mana pun dapat bekerja
dengan sel-sel baru ini. Dalam beberapa bulan setelah terobosan tahun 2006, para ilmuwan di
seluruh dunia telah mereproduksi dan mengadopsi pendekatan baru ini untuk menghasilkan dan
mempelajari sel punca.

Yamanaka memprediksi bahwa teknologi sel punca akan berkembang dengan pesat di
masa yang akan datang melihat banyaknya keuntungan untuk mempelajari bidang ini.
Haruko Obokata

Haruko Obokata adalah ilmuwan asal Jepang yang meneliti di bidang sel. Dr Haruko
Obokata menerbitkan penelitian yang diduga inovatif yang menunjukkan sel punca dapat dibuat
dengan cepat dan murah. Pengumuman mengenai penciptaan sel STAP (Stimulus triggered
acquisiton of pluripotency) mengejutkan saintis di seluruh dunia. Ia menerbikan jurnalnya di
Nature, salah satu jurnal sains ternama di dunia. Dia dan rekan-rekannya telah
mendemonstrasikan cara yang sangat sederhana untuk mengubah sel tubuh biasa - dia
menggunakan sel darah tikus - menjadi sesuatu yang sangat mirip dengan sel induk embrionik.
Cara yang dilakukan hanyalah merendam sel tersebut ke dalam asam dan membiarkannya selama
setengah jam. Setelah itu sel tersebut berubah menjadi sel yang dapat tumbuh menjadi semua
jenis sel dalam tubuh. Cara ini lebih cepat daripada yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang
lainnya, Shinya Yamanaka. Selain itu, metode Obokata tampaknya jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk merusak sel atau, lebih buruk lagi, membuatnya menjadi sel kanker.

Penelitian ini diselidiki oleh Riken Institute, tempat Obokata melakukan risetnya, dan
akhirnya jurnal tersebut ditarik dari Nature. Adanya ketidakteraturan dalam data Obokata
membuat ilmuwan lain tidak dapat mengulanginya dan universitasnya sendiri meyimpulkan
bahwa penemuan ini sebenarnya tidak dapat dilakukan. Obokata dinyatakan bersalah atas
perbuatannya. Riken telah mencoba untuk melakukan penelitian itu kembali berdasarkan cara
Obokata, tapi tidak berhasil. Eksperimen verifikasinya gagal, Obokata pun mengundurkan diri.
Yoshiki Sasai

Negara Jepang telah banyak menghasilkan saintis yang dapat mengubah masa depan
dunia medis. Yoshiki Sasai adalah seorang ahli biologi sel punca yang lahir di Hyogo, Jepang
pada tanggal 5 Maret 1962. Dia mengembangkan metode yang dapat memandu sel induk
embrionik manusia dalam membentuk organ-organ dalam kultur jaringan. Ia merupakan salah
satu pendiri Riken Institute di Kobe.

Yoshiki menerima gelar kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Kyoto. Setelah
menyelesaikan magang di bidang penyakit dalam, ia mempelajari biologi molekuler, pertama di
laboratorium Dr. Shigetada Nakanishi di Universitas Kyoto, dan kemudian dengan Dr. Eddy De
Robertis di UCLA. Seperti banyak ilmuwan sel punca, Yoshiki memulai karirnya sebagai ahli
biologi perkembangan dan datang ke bidang sel punca. Pada tahun 1996 dia pindah ke
Universitas Kyoto sebagai Associate Professor, dan dia maju menjadi Profesor penuh 2 tahun
kemudian. Ia bergabung dengan RIKEN Center for Developmental Biology di Kobe pada tahun
2000 dan menjadi Direktur Organogenesis and Neurogenesis Group.

Selama waktu itu, ia terus mengerjakan komponen molekuler induksi saraf, serta sinyal
yang mendasari asal-usul dan diferensiasi neuron. Dia menyadari bahwa sel induk berpotensi
majemuk dapat menjadi alat yang ampuh untuk menjembatani kesenjangan antara studi
embriologi dan aplikasi dalam pengobatan regeneratif. Yoshiki mengungkap bagaimana kejadi
perkembangan ini dapat menghasilkan beragam jenis sel yang akan menjadi organ-organ seperti
mata, otak, dan organ lain.

Yoshiki mendapat penghargaan untuk karyanya dalam rekapitulasi perkembangan otak


secara in vitro pada Penghargaan Osaka Science 2010.

Anda mungkin juga menyukai