Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR HASIL PENGAMATAN

Kelas: XI MIA 5

Kelompok: 6

Anggota kelompok:

1. Aulia Wina Syafitri ( 6 )


2. I Putu Agus Wahyu Dupayana ( 14 )
3. Muhammad Zulkurnain ( 22 )
4. Rohmatul Ulya ( 30 )

SMA NEGERI 1 SELONG


JALAN TGH. UMAR 17, SELONG, LOMBOK TIMUR,
NUSA TENGGARA BARAT
2018
Judul kegiatan

“Pengamatan sel dan jaringan penyusun tubuh makhluk hidup”

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN

1. Judul Laporan : Pengamatan Sel dan Jaringan Penyusun Tubuh


Makhluk hidup
2. Ketua Pembuat makalah
a. Nama Lengkap : Rohmatul Ulya
b. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Anggota Kelompok Makalah : -Aulia Wina Syafitri
-I Putu Agus Wahyu Dupayana
-Muhammad Zulkurnain
4. Guru Mata Pelajaran
a. Nama Lengkap : Bahroan, S.Pd, M.Pd.
b. NIP : 196212311988031233
Selong, 29 September 2018

Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Ketua Kelompok

( Bahroan, S.Pd, M.Pd.) ( Rohmatul Ulya)


NIP. 196212311988031233

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
akhir ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan
membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi anatara satu dengan yang lain. Miliaran
sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan
aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang.
Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan system yang
menjalankan organisme untuk hidup.
Sel adalah unit structural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang
mempunyai semua ciri khas benda hidup. Generalisasi selanjutnya, yang mula-mula
dikemukakan secara jelas oleh Virchow dalam tahun 1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat
terjadi hanya karena pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan,
semua sel yang ada sekarang dapat ditelusuri moyangnya sampai benda hidup yang paling
dini.

Tubuh hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran,
bentuk dan fungsi. Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan
suatu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel
yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang dapat
digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi system organ : esophagus,
lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya lambung , terdiri atas
berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat, saraf – dan tiap jaringan terdiri atas
sejumlah besar, atau air tawar mungkin jutaan sel.

Organisme bersel banyak terdiri atas berbagai macam sel yang berbeda-beda, berjuta-
juta sel yang dikumpulka atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk ,struktur, dan fungsinya.
Sejumlah sel yang mempunyai bentuk, struktur, dan fungsi yang sama disebut jaringan. Pada
hewan dan manusia terdapat empat macam jaringan yaitu: jaringan ikat, jaringan saraf,
jaringan epitel, dan jaringan lemak. Dimana masing-masing jaringan memilikii struktur yang
khas untuk melakukan fungsi tertentu, serta ada sel-sel hidup yang semakin bertambah dan
brlangsung pula pembelahan yang merupakan lapisan dan akan memberikan bentuk yang
tetap pada sel-sel tertentu. Sel-sel yang mempunyai bentuk tetap sudah tentu akan melakukan
fungsi yang tetap. Dengan demikian, akan membentuk suatu jaringan. Oleh karena itu, setiap
individu makhlukh hidup terdapat berbagai macam jaringan yang menjalankan fungsi dari
setiap jaringan. Organisme multi-seluler disusun dari berbagai macam sel yang berbeda-beda
dan berkelompok berdasarkan bentuk, ukuran struktur dan fungsinya. Pada hewan dan
manusia terdapat emppat macam jaringan utama yaitu: jaringan epitel, jaringan pengikat,
jaringan otot dan saraf. Sedangkan jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan
jaringan dewasa dimana jaringan dewasa terdiri lagi atas: jaringan epidermis, jaringgan
parenkim, jaringan penyokong / penunjang, jaringan gabus / periderm dan jaringan transpor.
ISI LAPORAN

1. Judul: Pengamatan Sel (I)


2. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan sel hidup dan sel mati (pada
tumbuhan)
3. Permasalahan: Belum mengetahui perbedaan sel hidup dan sel mati (pada tumbuhan)
4. Hipotesis: Terdapat perbedaan antara sel hidup dengan sel mati
5. Landasan teori:
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel,
dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori
tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah
melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
a. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah
mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi
oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang
lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
b. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden
mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh
tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yangmenyusun tubuh tumbuhan.
Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.
Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam
pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari
banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh
hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa
sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
c. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman
anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang
kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui
bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat
penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
d. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan
Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu
diberinya nama protoplasma.
e. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan.
Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan
beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d. sel merupakan unit hereditas.
6. Alat dan bahan:
a. Kaca objek
b. Silet
c. Pipet tetes
d. Kertas hisap
e. Jaringan tumbuhan hidup (Bawang merah)
f. Jaringan tumbuhan mati (batang pohon jagung)
7. Cara kerja
a. Pengamatan sel mati
a. Membuat preparat dengan mengiris/menyayat gabus secara melintang
setipis mungkin sehingga terlihat transparan.
b. Meletakkan sayatan gabus pada kaca benda, kemudian menetesi air
secukupnya.
c. Meletakkan kertas hisap pada kaca benda jika air berlebihan pada kaca
benda.
d. Meletakkan preparat pada meja mikroskop, kemudian menjepit kedua
ujung preparat dengan penjepit yang ada pada meja mikroskop.
e. Mengamati preparat mulai dengan perbesaran yang lemah dan seterusnya
secara seksama, kemudian menggambar data hasil pengamatan.

b. Pengamatan sel hidup


a. Membelah siung bawang merah menjadi 2 bagian dengan memilih
permukaan yang lebih besar.
b. Melepaskan lapisan siung terluar menggunakan kuku, kemudian
mengambil lapisan tipis yang ada pada permukaan luar, selanjutnya
meletakkannya pada kaca benda dan ditetesi air secukupnya.
c. Meletakkan kertas hisap pada kaca benda jika air berlebihan pada kaca
benda.
d. Meletakkan preparat pada meja mikroskop, kemudian menjepit kedua
ujung preparat dengan penjepit yang ada pada meja mikroskop.
e. Mengamati preparat mulai dengan perbesaran lemah dan seterusnya secara
seksama, kemudian menggambar hasil pengamatan.
8. Data hasil pengamatan
a. Jaringan sel mati

b. Jaringan sel hidup


9. Analisis data pengamatan
Sel gabus pada batang jagung yang telah kami amati, memiliki bentuk segi
enam.Sel gabus ini terlihat seperti deretan ruang-ruang kosong. Ini berarti bahwa sel
gabus merupakan sel mati karena tidak terdapat inti sel maupun organel lainnya yang
menyusun sel tersebut, kecuali dinding sel. Tidak ada aktivitas yang dilakukan sel
tersebut. Maka sel tersebut dikatakan sel mati.
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel
epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai
inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti
pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah
disebut nukleoplasma. Fungsi cairan nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola.
Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu
memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang
merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah
mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang
merahmempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Sel
pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi
kelangsungan hidup.
Pada jaringan sel hidup (bawang merah) ada beberapa bagian yg menyusun sel
tersebut, yaitu:
a. Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel.
b. Jaringan Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ
tumbuhan, yaitu akar, batang, daun. Jaringan Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Fungsi khusus jaringan epidermis
adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan,
kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat- zat makanan.
c. Nukleus adalah inti sel yang berada di tengah-tengah sel. Berfungsi untuk
mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, menimpan
informasi genetik dalam bentuk DNA, mengatur kapan dan dimana ekspresi gen-
gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
d. Membran Inti yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam
(membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut terdapat ruangan
antar membran (perinuklear space) selebar 10 – 15 nm.
e. Sklereid, merupakan sel- sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat atau
bervariasi, dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan.

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa perbedaan antara sel hidup dan sel mati,
yaitu:

a. Pada sel mati tidak adanya sitoplasma. Sedangkan, pada sel hidup memiliki
protoplasma (bagian yang hidup pada sel). Protoplasma adalah organel organel
sitoplasma
b. Pada sel mati tidak terjadi aktivitas fisiologi. Sedangkan sel hidup melakuka
aktivitas fisiologi.
ISI LAPORAN

1. Judul: Pengamatan Sel (II)


2. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui struktur sel tumbuhan dan sel hewan atau
manusia, serta mengetahui perbedaan antara sel tumbuhan dengan sel hewan.
3. Permasalahan: Belum mengetahui bagian bagian pada sel hewan atau manusia dan
tumbuhan.
4. Hipotesis: Terdapat perbedaan antara struktur sel hewan dengan sel tumbuhan.
5. Landasan teori:
Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup. Bahwa makhluk hidup
tersusun atas sel telah dibuktikan dengan pengamatan mikroskopis oleh Schleiden
yang menyatakan “ sel merupakan kesatuan structural makluk hidup”.
Terdapat dua kelompok utama sel, yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Pad sel
prokariotik, materi genetic tersebut dalam suatu badan berupa inti yang tidak
dikelilingi oleh membrane. Sel eukariotik sebaliknya, memiliki inti sel yang sangat
kompleks dengan selubungan inti yang terdiri atas dua membrane.
Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk sel golongan eukariotik
misalnya protozoa, Protista, dan semua jamur. Sel tumbuhan berbeda dengan sel
hewan karena pada sel tumbuhan memiliki dinding sel dan organela untuk fotosintesis
kloroplas.
6. Alat dan bahan:
b. Daun rhoeo discolor
c. Korek api
d. Mikroskop
e. Kaca objek
f. Silet
g. Pipet tetes
h. Kertas hisap
7. Cara kerja
a. Sel tumbuhan
1) Membuat preparat dari daun rhoeo discolor dengan cara menyayat dengan
silet, lapisan terluar dari daun rhoeo discolor kemudian meletakkan sayatannya
pada kaca benda dan tetesi air secukupnya.
2) Meletakkan kertas hisap pada kaca benda jika air berlebihan.
3) Meletakkan preparat pada meja mikroskop kemudian jepit kedua ujung
preparat dengan penjepit yang ada pada meja mikroskop.
4) Mengamati preparat mulai dengan perbesaran lemah dan seterusnya, secara
seksama kemudian menggambar data hasil pengamatan.
b. Sel manusia
1) Membuat preparat dengan batang korek api yang tidak berbatubara, kemudian
toreh jaringan epitel di rongga mulut pada bagian dalam, kemudian
meletakkan jaringan epitel tersebut pada kaca benda.
2) Meneteskan air secukupnya, kemudian meratakan dan memposisikannya di
tempat yang ideal.
3) Meletakkan preparat pada meja mikroskop, kemudian menjepitnya dengan
penjepit yang ada pada meja mikroskop
4) Mengamati preparat mulai dengan perbesaran lemah dan seterusnya secara
seksama, kemudian mengambil data hasil pengamatan.
8. Data hasil pengamatan
a. Sel tumbuhan

b. Sel manusia

9. Analisis data
Organel- organel yang terdapat pada sel tumbuhan yaitu dinding sel yang
berfungsi sebagai penyokong dan pelindung selaput plasma, serta memelihara
keseimbangan sel dan tekanan. Kedua yaitu sitoplasma yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya reaksi metabolisme. Ketiga yaitu membransel yang berfungsi
sebagai pengatur keluar masuknya zat-zat pada sel. Dan yang terakhir yaitu stomata
yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya gas. Sedangkan pada sel hewan atau
manusia terdapat inti sel yang berfungsi sebagai pengatur semua aktivitas sel,
pengatur pembelahan sel, dan sebagai engatur pewaris sifat. Kedua yaitu membran
sel yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat-zat pada sel. Dan yang terakhir
yaitu sitoplasma yng berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik perbedaan antar sel tumbuhan dengan sel
hewan atau manusia, yaitu:

Sel tumbuhan Sel hewan atau manusia


Memiliki dinding sel Tidak memiliki dinding sel
Memiliki plastida Tidak memiliki plastida
Tidak memiliki lisosom Memiliki lisosom
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sel hewan berbentuk sel tidak tetap
karena tidak memiliki dinding sel sehingga membran sel dapat bergerak dengan
bebas.Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki dinding sel
sehingga gerakan membrane sel terbatas.

ISI LAPORAN

1. Judul: Plasmolisis
2. Tujuan: Untuk mengetahui peristiwa plasmolisi
3. Permasalahan: Belum mengetahui apa itu peristiwa plasmolisis
4. Hipotesis: Terjadinya peristiwa plasmolisis pada kondisi larutan hipertonik.
5. Landasan teori:
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena
sel berada dalam larutan hipertonik. Plasmosis dapat memberikan gambaran untuk
menentukan besarnya nilai osmosis sebuah sel. Jika sel tumbuhan ditempatkan
dalam larutan yang hipertonik terhadap cairan selnya , maka air akan keluar dari sel
tersebut sehingga plasma akan menyusut. Bila hal ini berlangsung terus menerus,
maka plasma akan terlepas dari dinding sel disebut plasmolisis. Jika sel tumbuhan,
misalnya sel spirogyra diletakkan dalam larutan yang dipertonik terhadap sitosol sel
tersebut, maka air yang berada dalam vakuola menembus ke luar sel. Akibatnya
protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Terlepasnya protoplasma dari
dinding sel disebut plasmolisis. (Anonim, 2009:3).
6. Alat dan bahan:
a. Larutan hipotonis, isotonis, dan hipertonis
b. Daun roheo discolor
c. Mikroskop
d. Kaca objek
e. Silet
f. Pipet tetes
g. Kertas hisap
7. Cara kerja
a. Mumbuat preparat dari daun roheo discolor.
b. Melakukan pengamatan dengan 3 perlakuan
1) Meneteskan larutan hipotonis pada preparat, kemudian mengamatinya
dengan seksama
2) Mengeringkan larutan sebelumnya menggunakan kertas hisap, kemudian
menetesinya dengan larutan hipertonis. Setelah di tetesi larutan hipertonis
preparat didiamkan selama 3-5 menit, mengamatinya dan mengambil data
hasil pengamatan.
3) Mengeringkan larutan sebelumnya, kemudian ditetesi dengan larutan
isotonis. Setelah itu diamkan selama 3-5 menit. Selanjutnya mengamati
dan mengambil data hasil pengamatan.
8. Data hasil pengamatan
a. Larutan hipotonis
b. Larutan hipertonis

c. Larutan isotonis

9. Analisis data
Perbedaan yang terjadi pada setiap perlakuan yaitu saat diberi perlakuan
pertama atau di tetesi larutan hipotonis, daun roheo discolor berwarna pekat dengan
struktur selnya menyebar. Sedangkan pada perlakuan kedua warna daun roheo
discolor transparan dan struktur selnya mengumpul pada satu titik. Hal tersebut
disebabkan karena perpindahan cairan sitoplasma ke larutan yang akan
menyebabkan membran terlepas dari dinding sel. Dan pada perlakuan ketiga warna
daun roheo discolor kabur dan struktur selnya menyebar.
Penyebab dari perbedaan diatas karena adanya perbedaan konsentrasi larutan.
Pada larutan hipotonik, konsentrasi zat terlarut lebih rendah dibandingkan
konsentrasi zat pelarut. Sedangkan larutan hipertonis memiliki konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi zat pelarut. Dan larutan yang
terakhir yaitu larutan isotonis yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama.
Oleh karena itu warna pada setiap perlakuan berbeda-beda, tergantung pada
konsentrasi larutannya.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa plasmolisis adalah
peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan karena tingginya
konsentarsi larutan. Dan pada pengamatan diatas peristiwa plasmolisis terjadi pada
perlakuan kedua.

ISI LAPORAN
1. Judul: Jaringan-jaringan penyususn setiap organ tumbuhan baik dikotil dan
monokotil
2. Tujuan: Untuk mengetahui jaringan-jaringan penyusun organ tumbuhan baik dikotil
dan monokotil
3. Permasalahan: Belum mengetahui jaringan-jaringan penyusun organ tumbuhan baik
dikotil dan monokotil
4. Hipotesis: Terdapat banyak jenis jaringan yang menyusun organ tubuh tumbuhan.
5. Landasan teori
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara
pertumbuhan, dan cara perkembangan.
6. Alat dan bahan
a. Mikroskop
b. Preparat akar, batang, dan daun (dikotil dan monokotil)
7. Cara kerja
a. Mengamati preparat mulai dari perbesaran kecil secara seksama.
b. Mengambil data hasil pengamatan
8. Data hasil pengamatan
a. Akar dikotil

b. Akar monokotil

c. Daun dikotil

d. Daun monokotil
e. Batang dikotil

f. Batang monokotil

9. Analisis data
Jaringan penyusun setiap organ
a. Akar
1) Epidermis
Epidermis terdiri dari satu lapisan sel, susunan sel rapat-rapat, dan
dinding sel tipis. Fungsi dari jaringan ini adalah untuk melindungi bagian
dalam tumbuhan
2) Korteks
Korteks tersususun dari sel-sel parenkim yang kadang mengandung
karbohidrat atau kristal, tersusun berlapis-lapis, selnya tidak tersusun rapat,
dan dinding selnya tipis. Fungsinya yaitu menimpan cadangan makanan.
3) Endodermis
Endodermis tersusun dari satu lapisan sel, tersusun rapat, dan
dindingselnya mengalami penebalan gabus dari suberin dan kutin. Fungsinya
yaitu mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut yang berada di
dalam silinder pusat dan sebagai penyimpan cadangan makanan.
4) Perisikel
Perisikel tersusun dari sel-sel parenkim yang menebal. Fungsinya yaitu
membentuk cabang akar dan berperan dalam pertumbuhan sekunder

Perbedaan struktur antara akar dikotil dan monokotil, yaitu:

N Pembeda Akar dikotil Akar monokotil


o
1. Xilem Berbentuk bintang di pusat, Berdekatan dengan floem.
tersusun radial atau
membentuk jari jari bersama
dengan floem.
2. Floem Berkas xilem bervariasi dari Berkas xilem disebut
diarch-hexarch. Letaknya polyarch. Letaknya
diantara jari-jari yang berdekatan dengan xilem dan
dibentuk oleh xilem, tidak dipisahkan oleh
dipisahkan oleh kambium. kambium.
3. Empulur Tidak ada atau ada tapi Ada dan kadang berkembang
kecil. menjadi sklerenkim.
4. Perisikel Membentuk cabang akar Hanya membentuk cabang
dan meistem sekunder. akar saja
5. Kambium Ada Tidak ada.
b. Daun
1) Epidermis
Epidermis terdiri atas satu lapisan sel, dan dinidingselnya mengalami
penebalan kutikula/lignin. Pada epidermis terdapat stomata yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas, trikomata yang berfungsi
untuk mengurangi penguapan dan mengurangi gangguan predator, dan sel
kipas yang berfungsi untuk mengurangi penguapan.
2) Mesofil
Mesofil terdiri atas parenkim palisade dan spons, mengandung klorofil,
sel-selnya tersusun rapat dan berbentuk lonjong, ada juga sel penyusunnya
renggang.
3) Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut dapat berupa tulang daun. Tulang daun pada
tumbuhan dikotil terdiri atas satu tulang utama yang bercabang-cabang dan
membentuk jala, sedangkan tulang daun tumbuhan monokotil berderet
sejajar dengan sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil.
4) Jaringan penguat
Jaringan penguat berupa kolenkim dan sklerenkim. Sel-selnya rapat
dan memiliki lapisan kutikula.

Perbedaan struktur daun dikotil dan monokotil, yaitu:

No Pembeda Daun dikotil Daun monokotil


1. Mesofil Terdiri atas jaringan parenkim Hanya terdiri atas
palisade dan parenkim jaringan spons.
parenkim spons

c. Batang
1) Epidermis
Epidermis terdiri atas satu lapisan sel-sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antar sel.
2) Korteks
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim, serta idiobulus.
3) Stele
Stele terdiri atas perisikel yang bersifat meristematis, sel parenkim, dan
berkas pengangkut.

Perbedaan struktur batang dikotil dan monokotil, yaitu:

No Pembeda Batang dikotil Batang monokotil


1. Korteks Terdiri atas beberapa lapis Parenkim berkesinambungan
sel parenkim. sampai bagian tengah batang.
2. Endodermi Terlihat sebagai lapisan Tidak tampak.
s sel kompak
bergelombang.
3. Perisikel Terdiri atas parenkim dan Tidak terdeferensiasi.
sklerenkim.
4. Jari-jari Berupa deretan parenkim Tidak ada.
empulur diantara berkas
pengangkut.
5. Empulur Merupakan parenkim Tidak ada.
sentral yang terletak di
tengah batang, pada
batang tua tidak ada
6. Berkas -Tipe kolateral terbuka -Tipe kolateral tertutup atau
pengangkut atau bikolateral. konsentris amfivasal.
-Tersusun dalam lingkaran -Tersusun tersebar
-Ukuran seragam. -Ukuran semakin ke tengah
semakin besar
-Terdapat parenkim floem -Tidak ada parenkim floem.
-Tidak ada sarung berkas -Sarung berkas pengangkut
pengangkut jelas.
7. Kambium Ada. Tidak ada.
ISI LAPORAN

1. Judul: Pengamatan jaringan hewan atau manudia


2. Tujuan: Untuk mengetahui jaringan-jaringan yang menyusun tubuh manusia.
3. Permasalahan: Belum mengetahui jaringan-jaringan yang menyusun tubuh manusia.
4. Hipotesis: Jaringan tubuh manusia tersusun atas bagian-bagian yang berbeda satu
sama lain.
5. Landasan teori:
6. Alat dan bahan:
a. Mikroskop
b. Preparat (otot polos, otot rangka, tulang kering, tulang rawan, saraf, dan darah)
7. Cara kerja:
a. Mengamati preparat mulai dari perbesaran kecil dan seterusnya secara seksama.
b. Mengambil data hasil pengamatan.
8. Data hasil pengamatan:
a. Jaringan otot polos

b. Jaringan otot rangka

c. Jaringan tulang kering


d. Jaringan tulang rawan

e. Jaringan saraf

f. Jaringan darah
9. Analisis data pengamatan:
a. Jaringan otot
1) Intisel
Fungsi dari inti sel yaitu untuk menjaga gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
2) Membran sel
Fungsi dari membran sel yaitu mengatur keluar masuknya zat-zat pada
sel.
3) Sitoplasma
Fungsinya yaitu tempat terjadinya reaksi metabolisme.
b. Jaringan tulang

1) Osteoblas adalah sel tulang yang bercabang yang berfungsi mendekresi


matriks seluler. Osteoblas akan berubah menjadi osteosit ketika terkurung
dalam matriks yang disekresikannya.

2) Osteoklas merupakan sel tulang yang motil, bercabang dengan 5 sampai 50


atau lebih intisel. Sel ini berasal dari fusi banyak monosit yang berperan
dalam fagosit.

3) Osteosit adalah sel tulang yang berada dalam lakuna sistem havers tulang
keras. Sel ini berasal dari differensiasi sel osteoblas. Sel ini berperan dalam
menjaga matriks ekstraseluler tetap padat. Matinya sel ini makan akan
menyebabkan penguraian matrik esktraseluler.

4) Matriks Ekstraseluler adalah cairan yang mengandung senyawa organik yang


dihasilkan oleh sel – sel tulang keras. Matriks ekstraseluler tulang keras
mengandung serat kolagen dan beberapa senyawa organik lainnya.

c. Jaringan saraf
1) Badan sel, merupakan bagian yang berisi organel – organel sel seperti inti
sel, mitokondria, dan lainnya. Bagian ini berfungsi meneruskan impuls saraf
dari dendrit ke bagian akson. Badan sel adalah pusat aktivitas fisiologis sel
saraf.

2) Dendrit, merupakan penjuluran pendek dari sel saraf. Berfungsi untuk


menerima rangsang dan meneruskannya ke badan sel. Dendrit memiliki
struktur bercabang –cabang yang keluar dari badan sel dengan ukuran yang
pendek.

3) Akson/neurit, merupakan bagian penjuluran yang panjang pada sel saraf.


Berbeda dengan dendrit yang bercabang-cabang, akson hanya satu filamen
panjang yang terbungkus selaput myelin. Akson berfungsi meneruskan
rangsang dari badan sel ke sel berikutnya. Bagian akson terlindungi struktur
lemak yang disebut dengan selaput mielin yang dihasilkan oleh sel schwann.
Selaput lemak ini berfungsi membantu akson dalam meneruskan rangsang,
selain itu memberikan nutrisi bagi akson.

4) Nodus ranvier adalah celah pada akson yang tidak diselubungi mielin.
Bagian ini menjadi titik perjalanan impuls saraf di sepanjang akson dengan
gerakan “salto”. Dengan demikian respon rangsang sangat cepat dengan
gerakan ini.

5) Terminal akson disebut juga sinapsis merupakan hubungan antara sel saraf
satu dengan sel saraf lainnya atau dengan sel lainnya. Dibagian ini akan
terjadi pemindahan impuls saraf.

d. Jaringan darah
1) Plasma darah
Plasma darah Berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan ke
seluruh sel-sel tubuh dan mengangkut zat-zat sisa metabolisme ke alat
pengeluaran.
2) Sel darah merah
Fungsi utama dari sel darah merah adalah mengikat oksigen dan
karbon dioksida
3) Sel darah putih
Fungsi sel darah putih yaitu menyerang dan mematikan bakteri
penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

ISI LAPORAN

1. Judul: Jaringan penyusun organ manusia.


2. Tujuan: Untuk mengetahui jaringan penyusun organ manusia.
3. Permasalahan: Belum mengetahui jaringan penyusun organ manusia.
4. Hipotesis: Terdapat banyak jenis jaringan yang menyusun organ manusia.
5. Landasan teori:
Jaringan adalah sekumpulan sel yang sama baik bentuk ukuran dan fungsinya.
Artinya jika kita menggambar suatu jaringan maka harus: lebih dari satu sel, bentuk
dan ukuran dalam gambar misalnya bulat selnya ya harus bulat pula yang lainnya,
apabila bentuk nya lain ya pasti itu sudah membentuk organ, karena organ itu
disusun oleh lebih dari jaringan. Jadi jaringan epithellium itu artinya jaringan yang
tersusun atas sel-sel epithelium yang bentuk, ukuran dan fungsinya sama, begitu
pula jaringan syaraf yang jaringan yang tersusun atas sekumpulan neuron yang
bentuk, ukuran dan fungsinya sama.
6. Alat dan bahan
a. Mikroskop
b. Preparat (hati, ovarium, usus, ginjal, dan testis)
7. Cara kerja
a. Mengamati preparat mulai dari perbesaran kecil dan seterusnya secara seksama.
b. Menggambar data hasil pengamatan.
8. Dara hasil pengamatan
a. Jaringan hati

b. Jaringan ovarium

c. Jaringan usus
d. Jaringan ginjal

e. Jaringan testis

Jaringan ikat

Spermatozoa Spermatogoniu
m
Spermatosit
Spermatid
Tubulus seminiferus
Lumen

Jaringan
9. Analisis data
a. Jaringan hati intertisial
1) Pembuluh darah, fungsinya yaitu membawa atau mengangkut aliran darah ke
seluruh tubuh.
2) Otot, fungsinya yaitu menyokong jaringan lunak, menggerakkan organ-organ
dalam tubuh.
3) Sekat, fungsinya yaitu membatasi bilik kiri dan bilik kanan agar darah kotor
tercampur dengan darah bersih.
4) Epitel, fungsinya yaitu melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
b. Jaringan ovarium
1) Folikel, fungsinya yaitu pelindung dan pendukung perkembangan sel telur.
2) Epitel, fungsinya melindungi jaringa yang ada di bagian dalam ovarium.
3) Sel telur, fungsinya yaitu sel kelamin yang berperan dalam peristiwa
fertilisasi.
4) Jaringan ikat, fungsinya yaitu menghubungkan jaringan yang satu dengan
yang lain dan memperkuat hubungan antar jaringan.
c. Jaringan usus

1) Lapisan Serosa
Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas pembuluh darah, limfe
dan saraf. Lapisan serosa pada usus halus berupa jaringan ikat yang ditutupi
oleh peritoneum visceral. Lapisan serosa memiliki rongga-rongga kecil
tempat keluarnya cairan serosa yang berfungsi sebagai pelumas gerakan otot.
2) Lapisan Otot
Lapisan otot pada usus halus merupakan lapisan otot polos yang
bekerja tanpa kita sadari. Terdapat 2 jenis serabut otot, yaitu serabut otot
longitudinal (memanjang) dan serabut otot sirkuler (melingkar). Kombinasi
dari kontraksi kedua jenis otot ini akan menghasilkan gerakan peristaltik usus
yang berfungsi untuk memecah makanan serta membawanya ke organ
pencernaan selanjutnya.
3) Lapisan Submukosa
Berupa lapisan jaringan ikat longgar yang berisi pembuluh darah,
limfe, saraf dan kelenjar lendir. Pembuluh darah di lapisan submukosa usus
halus memegang peranan penting dalam mengedarkan makanan yang
diserap.
4) Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa disusun oleh sel epitel sederhana dan jaringan ikat
tipis. Lapisan mukosa memiliki sel goblet yang dapat menghasilkan lendir.
Lendir ini merupakan sekresi dari seluruh kelenjar yang terdapat di usus
halus. Lapisan yang produksinya dipengaruhi oleh hormon sekretin dan
enterokirin ini sering juga disebut intestinal juice.
d. Jaringan ginjal
1) Epitel, fungsinya yaitu melindungi jaringan yang ada di bawahnya.
2) Korteks, fungsinya yaitu menjaga ginjal agar tetap bekerja sesuai fungsinya.
3) Kapiler, fungsinya yaitu sebagai tempat pertukaran air, dan gas.
4) Vena, fungsinya yaitu membawa darah dari jaringan kembali ke jantung.
5) Arteri, fungsinya yaitu membawa darah dari jantung.
6) Otot, fungsinya yaitu menyokong jaringan lunak, dan menggerakkan organ-
organ dalam tubuh.
e. Jaringan testis
1) Cairan intertisial yang berfungsi sebagai penyokong jaringan disekitarnya ,
dan terdapat jaringan ikat sel leyding yang menghasilkan hormon testeron.
2) Sel sperma yang berfungsi sebagai pembuahan sel telur.
3) Tubulus semifinalis yang berfungsi sebagai tempat produksi sel sperma.

KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jaringan adalah kumpulan
sel sejenis yang memiliki struktur danfungsi yang sama untuk membentuk suatu organ,
sedangkan selmerupakan dasar penyusun fungsional dan structural atau unit terkecildari
mahluk hidup.Sel yang dimiliki manusia maupun hewan terdiridari : Mitokondria,Retikulum
endoplasma halus dan kasar, Membransel, Peroksisom, Nukleus, Mikrotubulus,
Mikrofilamen, Aparatusgolgi, Ribosom, Lisosom, dan Sentrosom. Yang memiliki fungsi
yang berbeda beda dalam perannya dan memiliki bagian-bagian tersendiri.Sedangkan
jaringan memiliki perbedaan,dimana perbedaan itu terletak juga pada ciri-ciri,fungsi,maupun
letak dari jaringan tersebut. bagian jaringan terdiri atas jaringan ikat, jaringan epitel,jaringan
saraf, dan jaringan otot. Jaringan otot dibedakan menjadi jaringan otot polos, lurik, dan
jantung. Jaringan epitel terdiri dari Selapis, berlapis, transisional. Jaringan ikat terklarifikasi
menjadi jaringan ikatlonggar, padat tidak teratur,dan padat teratur.dan jaringan saraf berperan
dalam mengirim sinyal kesulurh tubuh, setiap jaringantersusun atas begitu banyak sel.

Anda mungkin juga menyukai