Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
“PENGAMATAN SEL GABUS PADA BATANG TANAMAN
SINGKONG”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Dasar

Disusun oleh:
Nama : Risma Febriawati
NIM : 4442210012
Kelas : 1A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel berasal dari bahasa latin cellula artinya suatu ruangan kecil, yang
pertama kali diperkenalkan pada abad ke-17 oleh Robert Hooke. Hooke
menemukan adanya sel-sel pada jaringan lain di tanaman dan rongga-rongga sel-
sel hidup yang dipenuhi cairan yang sekarang dikenal dengan plasma sel. Robert
Hooke (1635-1703), mengamati sayatan tipis gabus botol dengan mikroskop yang
amat sederhana, yang dibuat sendiri. Yang terlihat olehnya adalah struktur yang
terdiri dari ruang-ruang kecil yang dinamakan sel. (Zulkarnain, 2009).
Salisbury dan Ross (1992), menyatakan bahwa sel adalah unit kehidupan
yang paling mendasar, dimana tidak ada lagi kehidupan pada unit yang lebih kecil
daripada sel. Pada tahun 1831, Robert Brown menemukan nucleus dalam
epidermis suatu anggrek, Hugo Von Mohl melihat perbedaan antara protoplasma
dan cairan sel pada tahun 1846 dan pada tahun 1862 Kolliker memperkenalkan
istilah sitoplasma. Sejak akhir abad 19 dan selama abad 20 penelitian sel
berkembang amat pesat sehingga membentuk ilmu tentang sel atau sitologi
(Hidayat, 1995).
Heackel (1868) mengemukakan suatu terori bahwa makhluk hidup yang
paling sederhana dinamakan “Monera” yaitu suatu protein yang homogen tanpa
struktur dan tanpa bentuk yang terbentuk langsung dari bahan-bahan organik.
Dengan munculnya omnis cellula e cellula maka teori Haeckel ini kemudian
ditinggal orang. Berdasarkan kejelasan inti sel maka sel dibagi menjadi dua yaitu
sel prokariotik dan sel eukariotik.(Juwono, 2000).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu untuk
mengamati bentuk dan struktur sel gabus pada batang tanaman singkong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Teori Sel

Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leeuwenhoek telah banyak


membantu para ahli dalam kegiatan penyelidikannya. Kali ini Robert Hooke
sekitar pertengahan abad XVII, dengan memanfaatkan mikroskop berhasil sebagai
orang yang pertama melihat ruang-ruang kecil yang dibentuk oleh irisan-irisan
pada jaringan-jaringan tumbuh-tumbuhan. Jaringan-jaringan itu dilihatnya
bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang dibatasi oleh dinding-dinding
yang tipis. Ruang-ruang dinamakan cel, dan sampai sekarang nama tersebut
dimaksudkan untuk ruang sel atau lumen termasuk dinding dinding sel.

Walaupun penemuan Robert Hooke ini masih sangat terbatas, selain


mengenai sel mati, juga diketahui hanya sekitar lumen saja, tanpa isi yang
terdapat dalam lumen itu, namun artinya sangat besar karena hanya Robert Hooke
yang pada waktu itu mempunyai perhatian akan sel, perhatian para ahli lainnya
tidak ada. Dengan penemuan sel oleh Robert Hooke, para ahli mulai tertarik
apalagi setelah mengetahui bahwa semua proses serta kegiatan makhluk hidup itu
sangat berkaian dengan struktur dan fungsi sel.

Pada tahun 1835 Felix Dujardin, menegaskan bahwa bagian terpenting


dalam sel adalah protoplasma berbentuk cairan yang terdapat didalam lumen.
Cairan ini atau protoplasma berbentuk cairan menggambarkan bahan-bahan
embrional yang terdapat dalam sel telur. Teori sel dengan demikian menyatakan
bahwa sel merupakan unit struktural dari kehidupan dan merupakan unit
fungsional dari kehidupan.(Sutrian,1992).

2.2 Singkong (Manihot Esculenta)

Singkong sudah lama dikenal dan ditanam oleh penduduk di dunia.


Hasil penelusuran para pakar botani dan pertanian menunjukkan bahwa
tanaman singkong berasal dari kawasan Amerika yang memiliki iklim
tropis. Tanaman singkong masuk ke wilayah Indonesia kurang lebih pada
abad ke-18. Tepatnya pada tahun 1852, didatangkan plasma nutfah
singkong dari Suriname untuk dikoleksikan di Kebun Raya Bogor. Di
Indonesia, singkong merupakan produksi hasil pertanian pangan ke dua
terbesar setelah padi, sehingga singkong mempunyai potensi sebagai
bahan baku yang penting bagi berbagai produk pangan dan industri
(Rukmana, 2002).
Singkong sering disebut-sebut sebagai bahan makanan desa atau berasal
dari kampong meski saat ini beraneka ragam usaha makanan yang berbahan dasar
singkong mulai menjamur, namun rata-rata usaha tersebut masih termotivasi
untuk “mengangkat derajat” singkong supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong
masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan. Singkong atau cassava
(Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan
di Brazil dan Paranguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya
sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara,
selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus dating ke Benua Amerika
Di Indonesia singkong, atau ubi kayu, bodin, sampai mempunyai arti ekonomi
penting dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya. Jenis ini kaya akan
karbohidrat dan merupakan makanan pokok didaerah tandus di Indonesia. Selain
umbinya, daunnya mengandung banyak protein yang dipergunakan berbagai
maam sayur, dan daun yang telah di kayukan digunakan sebagai pakan ternak.
Batangnya digunakan sebagai kayu bakar dan sering kali dijadikan pagar hidup.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum pengamatan sel gabus pada batang tanaman singkong
ini dilaksanakan pada Selasa, 26 Oktober 2021, pukul 15.30 sampai dengan 17.15
WIB yang bertempat di Kp. Sindangsari Ds. Sindangsari RT/RT. 001/001 Nomor
Rumah. 21 Kec. Petir Kab. Serang – Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang akan digunakan, yaitu cutter, pipet tetes, kaca preparat,
mikroskop, gelas kimia, label,dan kaca penutup preparat sedangkan bahan yang
akan digunakan adalah batang tanaman singkong dan aquades.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipotong setipis mungkin batang tanaman singkong menggunakan cutter
secara melintang dan membujur.
3. Ditempatkan irisan sel gabus masing-masing pada kaca preparat.
4. Diteteskan aquades pada masing-masing kaca preparat menggunakan pipet
tetes.
5. Ditutup kaca preparat dengan penutupnya.
6. Diamati menggunakan mikroskop.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sel Gabus Pada Tanaman Singkong
No Gambar Keterangan
1. Melintang  Potongan melintang
 Cara memotong vertikal
 Ada yang berbentuk cocus dan
heksagonal
 Menggunakan perbesaran lensa objektif
4x10.

2. Membujur  Potongan membujur


 Cara memotong horizontal
 Ada yang berbentuk cocus dan
heksagonal - Menggunakan perbesaran
lensa objektif 4x0.10

4.2 Pembahasan
Sel adalah elemen yang universal dari struktur dan fungsi organik makhluk
hidup. Sel merupakan unit kehidupan yang paling mendasar, dimana tidak adalagi
kehidupan pada unit yang lebih kecil daripada sel. Semua organisme hidup terdiri
atas sel, baik prokariotik maupun eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang tidak
memiliki inti yang jelas. Inti sel prokariotik hanya berupa suatu organel yang
sentral yang disebut nukleoid yang dikelilingi oleh sitoplasma, bukan oleh
membran inti.
Namun pada sel mati, sel tidak melakukan kegiatan kehidupan. bila
diamati di bawah mikroskop, pada sel mati akan terlihat ruang-ruang kosong. Hal
ini disebabkan karena protoplasma telah mati (mengering). Sedangkan pada sel
hidup akan mengandung protoplasma yang mencakup sitoplasma yang berisi
organelorganel.
Protoplasma merupakan bagian sel yang berisi cairan menyerupai agar-
agar. Pada tahun 1858 Rudolf Virchow melengkapi teori tentang sel tersebut. Ia
menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang ada sebelumnya (omnis cellula
cellula), sehingga muncul teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan
kesatuan pertumbuhan. Tahun 1880 August Weismann memberikan suatu
kesimpulan bahwa sel yang ada saat ini dapat ditelusuri asal-usulnya hingga
makhluk hidup yang paling awal.
Sel gabus pada batang singkong yang telah kami amati berbentuk segi
enam. Sel gabus ini terlihat seperti deretan ruang-ruang kosong. Ini berarti bahwa
sel gabus merupakan sel mati karena tidak terdapat inti sel atau organel lainnya
yang menyusun sel tersebut, kecuali dinding sel. Bentuk sel gabus heksagonal,
artinya tersusun rapat antara satu dengan yang lainnya.
Periderm terdiri dari jaringan gabus atau felem, kambium gabus atau
falogen, dan feloderm, yakni sel hidup yang dibentu oleh falogen ke arah dalam.
Falogen terletak di dekat permukaan organ yang mengalami pertumbuhan
sekunder. Falogen dibentuk secara sekunder, yakni dalam jaringan yang telah
dewasa dibawah epidermis atau dapat pula dalam epidermis itu sendiri. Felogen
membentuk felem kea rah luar, sedangkan feloderm kea rah dalam. Felem terdiri
13 dari sel berbentuk lempeng, tersusun rapat, dan dindingnya mengandung
suberin.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum pengamatan sel gabus pada batang tanaman singkong
dapat disimpulkan bahwa:
1. Sel gabus kedap terhadap air.
2. Sel gabus bagian dalam merupakan sel hidup yang disebut feloderm dan
bagian luar berupa sel mati disebut felem.
3. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium/folagen.
4. Sel pada batang singkong yang telah diamati di mikroskop memiliki struktur
sel yang teratur, sel batang singkong memiliki bentuk segi enam atau
heksagonal.
Dari praktikum yang sudah kita amati bahwa setiap sel memiliki sel yang
berbeda-beda. Dari perbedaan bentuk sel yang bermacam-macam ada juga yang
berkaitan dengan fungsi masing-masing sel salah satunya yaitu sel gabus yang
bersifat kedap air memiliki jaingan gabus yang berfungsi untuk melindungi
jaringan air agar tidak kehilangan banyak air.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar lebih memperhatikan
kekondusifan ruangan agar percobaan dilaksanakan dengan aman dan lancar, serta
dapat menjasa keamanan alat-alat laboratorium agar terhindar dari kerusakan pada
saat praktikan melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB


Juwono, Achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi Sel. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Rukamana, R. 2002. Ubi Kayu : Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta :
Kanisius
Sutrian, Yayan. 1992.Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta : PT Bumi Aksara.
www.ensikblogia.com/2017/07?ciri-ciri-sel-prokariotik-dan-sel-
eukariotik.html
LAMPIRAN

Gambar 1. Melintang

Gambar 2, Membujur

Anda mungkin juga menyukai