Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGAMATAN

STRUKTUR SEL BAWANG MERAH

Kelompok :
M. Afif Rafi syaim
Nabil heriansa
Andalan deoni putra
M. Putra taufik
Surya al farizky
Imam Bagas wicaksono
Ahmad Zaki Ibnu hikam
Ilham kurniawan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan penyusun structural kehidupan yang paing kecil dan
paling sederhana.Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel. Sel
merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung
di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimna bentuk sel epidermis bawang merah yang diamati ?
2. Organel apa saja yang dapat diamati pada sel epidermis bawang
merah ?
3. Apa fungsi dari masing – masing organel yang diamati pada sel
epidermis bawang merah ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui bentuk sel epidermis bawang merah yang
diamati.
2. Untuk mengetahui organel - organel yang dapat diamati pada sel
epidermis bawang merah.
3. Untuk mengetahui fungsi dari masng – masing organel yang
diamati pada sel epidermis bawang merah.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah supaya dapat mengetahui bentuk
sel, organel - organel beserta fungsinya pada sel epidermis bawang
merah yang diamati.
BAB II
KAJIAN TEORI

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan


dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung
di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

SEJARAH PENEMUAN SEL :


Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari
batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam
pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang
dibatasi dinding tebal. Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong
tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert
Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu,
beberapa ilmuwan semakin berlomba untuk mengetahui lebih banyak
tentang sel. Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie van
Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil
berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air
rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di
dalam air. Yang kemungkinan disebut bakteri. Antonie van
Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel
hidup.\Penelitian yang dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman
yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor
Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa
setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885
seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel
dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru.
ORGANEL- ORGANEL SEL TUMBUHAN.
1. Dinding Sel, adalah bagian terluar dari sel tumbuhan. Dinding sel
memiliki fungsi melindungi sel. Dinding sel merupakan lapisan tipis
dan bersifat semipermiable. Dinding sel tersusun atas Selulosa, lignin,
dan suberin. Pada lapisan epidermis dan batang, dinding sel
mengandung kitin dan zat lilin sehingga dinding sel bersifat
iimpermeabel. Antara dinding sel yang satu dengan yang lain
ditemukan zat pektin yang terdapat pada lamella tengah.
2. Vakuola, merupakan rongga yang berada di dalam sel. Vakuola
dibatasi oleh selaput membran dan berisi cairan yang disebut cairan
sel. Pada sel tumbuhan yang telah dewasa, umumnya terdapat vakuola
tengah yang berukuran besar dan dikelilingi oleh membran yang
dinamakan tonoplas. Pada intinya, vakuola berfungsi sebagai :

 Memasukkan air melalui tonoplas agar sel tetap baik.
 Menyimpan makanan, seperti sukrosa, protein, garam- garam
mineral, dan senyawa organik lainnya.
 Menyimpan sisa- sisa metabolisme.

3. Plastida, merupakan organel yang terdapat di sitoplasma sel


tumbuhan dan beberapa jenis ganggang mikroskopik, seperti Euglena.
Plastida adalah butir- butir zat warna yang terdapat pada tumbuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan Struktur Sel Bawang Merah berlangsung pada :
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2015
Tempat : Kelas XI sains 4, SMA N 3 Mataram

2.2 Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Pipet tetes
3. Cutter atau Silet
4. Bawang Merah
5. Kertas tisu
6. Objek gelas
7. Gelas penutup
8. Jarum bertangkai

2.3 Prosedur Kerja


Pengamatan Sel bawang merah adalah sebagai berikut.
1.Sayatlah bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis
yang transparan dari permukaan dalam bawang dengan menggunakan
jarum bertangkai.
2.Berilah satu tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang
tadi pada tetesan air kemudian tutuplah dengan gelas penutup. Air
yang merembes pada objek gelas diisap dengan menggunakan kertas
tisu.
3. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar
4.Ambilah objek gelas (cairan ini berfungsi untuk memperjelas bagian
bagian sel). Cairan yang merembes pada objek gelas diisap dengan
menggunakan kertas tisu.
5.Amatilah kembali preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran
kecil dan besar.
6.Gambarlah hasil pengamatan anda
7.Konsultasikan hasil pengamatan anda dengan guru
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Data Hasil Pengamatan Sel Bawang Merah


Data hasil pengamatan Sel bawang merah berupa gambar sel yang
diamati di bawah mikroskop.

Pembahasan :
1. Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai
bentuk yang rapi kotak kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini
dikarenakan bawang merah adalah tumbuhan. Mengapa demikian
karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di luar membrannya.
Sehingga terlihat rapi saat kita melihat melalui mikroskop. Sekarang
kalau kita melihat warna dari sel epidermis bawang merah yang sudah
kami teliti. Sel tersebut berwarna keungu-unguan karena mengandung
kloroplas meski tak selalu mengandung klorofil.
3. Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada sel bawang
merah adalah :
a.Dinding Sel, berfungsi sebagai pelindung sel. Batang tumbuhan
pada umumnya lebih keras dibandingkan dengan tubuh manusia
maupun hewan. Hal ini disebabkan karena bagian luar sel tumbuhan
tersusun dari dinding sel yang amat keras. Bahan utama penyusun
dinding sel berupa zat kayu yaitu selulosa yang tersusun dari glukosa.
Selain selulosa, dinding sel juga mengandung zat lain, misalnya
pektin, hemiselulosa, dan glikoprotein.
b.Nukleus ( Inti Sel ), merupakan bagian sel yang paling mencolok di
antara organel- organel di dalam sel. Fungsi Inti sel adalah sebagai
berikut :
Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel:
Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA;
Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri;
Tempat terjadinya replika ( perbanyakan DNA ) dan trankripsi (
pengutipan DNA ).
c.Membran Sel , terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran
sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara
kedua membran tersebut terdapat ruangan antar membran (perinuklear
space) selebar 10 - 15 nm. Membran luar inti bertautan dengan
membran ER. Pada membran inti juga terdapat enzim-enzim seperti
yang terdapat pada membran ER, misalnya sitokrom, transferase, dan
glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membran inti juga berikatan
dengan filamen intermediet yang menghubungkannya dengan
membran plasma sehingga inti terpancang pada suatu tempat di dalam
sel. Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan
antara membran luar dan membran dalam inti. Diameter pori berkisar
antara 40 - 100 nm. Jumlah pori membran inti bervariasi tergantung
dari jenis sel dan kondisi fisiologi sel. Fungsi pori membrane inti ini,
antara lain sebagai jalan keluar atau masuknya senyawa – senyawa
dari inti dan menuju inti, misalnya tempat keluarnya ARN – duta dan
protein ribosom. Pori membran inti dikelilingi oleh bentukan
semacam cincin (anulus) yang bersama-sama dengan pori membentuk
kompleks pori. Bagian dalam cincin membentuk tonjolan-tonjolan ke
arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat sumbat tengah
(central plug).
d. Sitoplasma, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
beberapa reaksi kimia sel.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis.
2.Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut :
Dinding sel, yang berfungsi sebagai pelindung sel.
Jaringan Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada
setiap organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun. Jaringan Epidermis
berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Fungsi
khusus jaringan epidermis adalah sebagai pelindung terhadap
hilangnya air karena adanya penguapan, kerusakan mekanik,
perubahan suhu, dan hilangnya zat- zat makanan.
Nukleus, adalah inti sel yang berada di tengah- tengah sel. Berfungsi
untuk Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam
sel, Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA,
Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri.
Membran Inti yaitu membran luar (membran sitosolik) dan
membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua
membran tersebut terdapat ruangan antar membran (perinuklear
space) selebar 10 - 15 nm.
Sitoplasma, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya beberapa reaksi
kimia sel

SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan denga teliti untuk mendapatkan
hasil pengamatan yang lebih maksimal. Kepada semua pengamat atau
pratikum disarankan agar lebih teliti dalam mengamati objek.

LAPORAN PENGAMATAN
OSMOSIS PADA KENTANG
BAB VI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut
(air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih
rendah melalui membran diferensial permeabel. Contoh peristiwa
osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang
lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotic
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat
(hipertonik) terhadap cairan sel mengkerut. Pristiwa ini disebut
plasmolisis.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana peristiwa osmosis pada kentang.
2.Apa perbedaan pada percobaan proses osmosis pada kentang, yaitu
antara larutan gula dan air biasa.

1.3 Tujuan Penelitian


1.Untuk menguji bagaimana peristiwa osmosis pada kentang.
2.Untuk mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada
kentang, yaitu antara larutan gula dan air biasa.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat mengetahui perbedaan
proses transportasi zat secara osmosis pada kentang, yaitu antara
larutan gula dan air biasa.
BAB VII
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan Osmosis pada Kentang :
Hari / Tanggal : Kamis,22 Agustus 19
Tempat : MAN 1 Bandar lampung
2.2 Alat dan Bahan
1.Neraca / Timbangan : untuk mengukur / mengetahui berat benda
(kentang dan gula).
2.Gelas Kimia (4buah) : gelas untuk diisi air.
3.Batang Pengaduk : untuk mengaduk gula di dalam air.
4.Tissu : untuk meniriskan kentang yang sudah direndam dalam
larutan
5.Kentang : sebagai bahan yang akan diamati osmosis.
6.Larutan Gula : sebagai bahan larutan perendaman kentang.
2.3 Langkah – Langkah Kerja
1.Pembuatan Larutan :
2.Kupas kentang lalu potong bentuk balok, sebanyak 4 buah ( A, B,
C, D )
3.Timbang masing-masing irisan kentang dan catat pada tabel
pengamatan.
4.Masukkan masing-masing potongan kentang yang telah di
timbangan kedalam larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda.
5.Setelah 15 menit amati potongan kentang tersebut lalu keluarkan
dari rendaman.
6. Tiriskan pada kertas tissue lalu timbang kembali.
BAB VIII
KAJIAN TEORI

PENGERTIAN OSMOSIS
Menurut Sudjadi, Bagod (2007), Osmosis merupakan proses
perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut
tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran
diferensial parmeabel. Jika konsentrasi dalam larutan sel lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi lingkungan sekitarnya, maka air
akan bergerak ke luar meninggalkan sel secara osmosis dan begitu
juga sebaliknya.

Sedangkan, menurut Retnaningati, Dewi (2012), Osmosis


adalah perpindahan molekul-molekul pelarut dari larutan
berkonsentrasi rendah (Hipotonik) ke larutan berkonsentrasi tinggi
(Hipertonik) melalui selaput semiparmeabel. Jika pelarut yang
digunakan berupa air, osmosis dapat diartikan perpindahan molekul
air melalui membran semi parmeabel dari larutan kadar airnya tinggi
ke larutan kadar airnya rendah.
Proses osmosis dapat mengakibatkan kerusakan sel. Air akan masuk
ke dalam sel jika konsentrasi larutan dalam sel tinggi sehingga terjadi
endosmosis akibatnya sel mengalami kehancuran karena robeknya
membran plasma. Air dalam sel akan keluar jika konsentrasi larutan
di luar sel tinggi dan terjadi eksosmosis yang akan mengakibatkan
terlepasnya membran dari dinding sel.

b. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Dalam uwiesunshine.blogspot.com (2010) dijelaskan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :
 Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar
sel. Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi
dan konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang berkonsentrasi
pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
 Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses
difusi
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk
bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula osmosisnya.

3. LARUTAN
Menurut Sudjadi, Bagod (2007), larutan berdasarkan konsentrasi
terhadap sel dibagi menjadi dua antara lain :
 Larutan hipertonik (hiper = lebih dari) adalah larutan yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi dalam sel. Larutan
garam dan larutan gula adalah hipertonik terhadap kebanyakan sel.
 Larutan hipotonik (hipo = rendah dari) yaitu larutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi di dalam sel.
Larutan hipotonik memiliki banyak molekul air bebas dibandingkan
yang terdapat pada sel.
Beberapa makhluk hidup memiliki konsentrasi seimbang antara air
dan zat terlarut di dalam sel dan di luar sel atau sekelilingnya. Saat itu
sel dikatakan isotonik terhadap sekelilingnya.
Sedangkan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia (2012), dijelaskan
bahwa, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

BAB IX
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berat (Gram)
Selisih Keadaan
No Perlakuan Sebelum Sesudah Keadaan fisik akhir
(Gram) Fisik awal
direndam direndam
1 Kentang 1,9 2 -0,1 Keras Keras
pada
aquadesh
Kentang
2 pada 15% 1,9 1,8 0,1 Keras Lembek
gula
Kentang
3 pada 30% 1,9 1,7 0,2 Keras Lembek
gula
Kentang
4 pada tanpa 1,9 1,9 0 Keras Keras
larutan air

Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil analisa data pada
silinder kentang no 1 yang berada pada air memiliki berat bertambah.
Air diketahui memiliki konsentrasi lebih rendah dibandingkan
kandungan dalam silinder kentang, jadi kentang yang lebih berat
disebabkan karena air berpindah dari air suling (konsentrasi lebih
rendah) ke silinder kentang (konsentrasi lebih tinggi). Pengurangan
berat kentang pada kentang no 3 berbeda dengan kentang no 1 dan 4
oleh karena itu besarnya konsentrasi berpengaruh terhadap
pengurangan atau penambahan berat yang besarnya sebanding lurus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :
 Konsentrasi air dan zat yang terlarut
 Ketebalan membran
 Suhu dan cahaya matahari
 Waktu
BAB X
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut
(air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih
rendah melalui membran diferensial permeabel.
2. Kentang yang direndam dalam larutan gula mengalami osmosis
dimana kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga air
cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang
(hipertonis).
4.Kentang yang direndam dalam air biasa mengalami difusi dimana
kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar sehingga air
cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah
(hipotonis).

SARAN
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, jika para pembaca
ingin lebih yakin dan percaya tentang penelitian ini, anda dapat
melakukannya kembali dengan lebih teliti dan dengan
penyempurnaan-penyempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai