Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
FRANSISCA KURNIA BAHARI AVI
NIM : 1803020

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH JENJANG


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

Bekerjasama dengan :

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu metoda pembelajaran yang menunjang
berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif. Melalui pelaksanaan
praktikum, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep
teori yang telah diterima di Kelas. Salah satu mata kuliah yang menggunakan
metode pembelajaran praktikum adalah mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.
Dimana proses belajar meliputi ilmu-ilmu dasar dan konsep dasar tenaga
keperawatan. Pada praktikum ini digunakan mikroskop cahaya binokuler
dalam melakukan pengamatan. Penggunaan mikroskop cahaya binokuler
memakai lampu halogen sebagai sumber cahaya. Hal ini yang membuat
pengamatan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan
cermin.

Materi praktikum ini yaitu mengenal dan memahami mikroskop, struktur sel,
spermatogenesis dan oogenesis, genetika (golongan darah), reproduksi (siklus
estrus), dan uji kehamilan.
1. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan unruk melihat sediaan
yang berukuran kecil (dalam ukuran mikron). Ada beberapa macam
mikroskop dan yang biasa digunakan dalam mempelajari sediaan
mikroskopik bagi mahasiswa adalah mikroskop cahaya.

2. Struktur Sel
Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang
berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya.
Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya
sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk
melindungi sel-sel sebelah dalamnya, ada yang menjadi tempat
penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan
makanan dan lain-lain.
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat
persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi
dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah
membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus
golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel,
membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel. Oleh beberapa penulis sel
dianggap sebagai cairan yang bersifat seperti lender. Tahun 1829 oleh
Hertwig diajukan teori protoplasma yang mempunyai konsepsi lebih
umum dari teori sel Schwan. Dalam teorinya dikatakan bahwa sel adalah
kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya
mengandung inti yang disebut nukleus dan di luarnya dibatasi oleh
dinding sel. Ada beberapa organisme yang struktur selnya tidak jelas,
tetapi terdiri atas protoplasma.

Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup sangat bervariasi baik ukuran,


bentuk, struktur maupun fungsinya. Secara umum sel terdiri atas
membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang
memiliki bentuk khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem
yang kompak. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel,
sitoplasma, aparatus golgi, mitokondria, ribosom, vakuola dan komponen
lainnya. Berdasarkan organisasi internal tipe sel mikroorganisme
dibedakan menjadi dua bagian yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.

3. Spermatogenesis dan Oogenesis


Praktikum embriologi dimulai dengan mempelajari spermatogenesis dan
oogenesis tikus yaitu dengan cara mengenal berbagai tingkat
perkembangan sel kelamin di dalam testis maupun di dalam ovarium
tikus. Hewan tikus diambil sebagai wakil dari proses spermatogenesis dan
oogenesis pada mamalia, karena mekanisme kedua proses tersebut pada
tikus pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada manusia.

4. Genetika
Telah kita ketahui bahwa sebuah gen umumnya hanya memiliki sebuah
alel saja, tetapi dalam kenyataannya sebuah gen dapat memiliki lebih dari
sebuah alel. Peristiwa ini disebut alel ganda. Pada manusia dikenal
beberapa sifat yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda misalnya yang
menentukan fenotip golongan darah (ABO, Rh), kepala botak dan rambut
pada jari-jari tengah.

Golongan darah manusia ada 4 macam yaitu A, B, AB, O. Sistem ini


ditemukan oleh K. Landsteiner tahun 1900. Keempat golongan darah
tersebut ditentukan oleh tiga macam alel. Gen aslinya bersimbol I,
singkatan dari “Isoagglutinogen” artinya mengumpulkan sesamanya.
Akibat mutasi, gen asli berubah menjadi tiga alel I A, IB, dan I. IA, dan IB
sama-sama dominan terhadap I. Sistem golongan darah Rh (Rhesus)
ditemukan oleh K.Landsteiner dan AS. Wiener tahun 1940. Rhesus adalah
nama sejenis kera yang hidup di India. Berdasarkan ada atau tidaknya
antigen Rhesus ini, darah manusia dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
Golongan Rh + bila di dalam eritrositnya ditemukan antigen Rhesus dan
Golongan Rh – bila di dalam eritrositnya tidak ditemukan antigen Rhesus.
Golongan Rh ini ditentukan oleh 1 macam gen yang terdiri atas dua buah
alel, IRh dan Irh. Gen IRh dominan terhadap Irh.

5. Reproduksi
Perubahan-perubahan siklik dalam sistem reproduksi diatur oleh hormon-
hormon dari pituitary anterior-gonadal axis. Organ-organ kelamin
asesoria dan sebagian besar 20 karakter sex dikontrol langsung oleh
hormon gonadal dan pada akhirnya tergantung dari gonadotropin
pituitary. Pada hampir semua vertebrata, dengan perkecualian pada
primata, “sexual receptivity” terbatas pada periode berulang yang disebut
ESTRUS. Dalam tahap ini hewan wanita secara fisiologis dan psikologis
siap dikawini oleh hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural
terjadi pada organ kelamin betina.

6. Uji Kehamilan
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat
pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan
memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni.
Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak
hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam
sejak pelekatan janin pada dinding rahim.

Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan,


terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil
mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap
3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan
pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya
menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal
beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada kalanya kadar hormon ini
masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran.

Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada
kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada
perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal
bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tidak hanya itu,
kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun perlu diwaspadai,
karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau
kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami bagian-bagian mikroskop dan penggunaan
mikroskop.
2. Mampu mengamati bentuk sel epitel penyusun jaringan.
3. Mampu mengamati berbagai tingkat perkembangan sel kelamin jantan
(sel spermatogenik) pada proses spermatogenesis tikus putih (mencit).
4. Mampu mengamati berbagai tingkat perkembangan ovum pada proses
oogenesis.
5. Mampu mengenal sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh alel
ganda.
6. Mampu menentukan genotip diri sendiri berdasarkan golongan darah
ABO dan Rh.
7. Mengamati dan melihat sel dinding vagina mencit sebagi indikator siklus
estrus.
8. Mampu melakukan uji kehamilan ( Galli Mainini ) dengan menggunakan
katak Bufo Vulgaris jantan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroskop
Menurut Juwono, 2003 pada tahun 1665 Robert Hooke melakukan
pengamatan sepotong gabus dengan lensa pembesar. Seiring dengan
berjalannya ilmu mikrobiologi pada tahun 1674 Anthony Van Leeuwenhoek
menggunakan mikroskop sederhana untuk melakukan pengamatannya.
Dengan semakin berkembangnya ilmu biologi dan mikrobiologi mikroskop
juga berkembang dengan bagian-bagian yang lebih canggih. Seperti pada
sekarang ini adalah mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

B. Struktur Sel
Menurut James Joice, 2008 sel merupakan unit dasar kehidupan yang tidak
dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop karena berukuran sangat kecil
(sel manusia berdiameter sekitar 25µm). Menurut Juwono, 2003
ditemukannya sel merupakan hasil dari percobaan-percobaan penelitian yang
dilakukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 dengan pengamatan
menggunakan lensa pembesar dari bahan sepotong gabus, gabus tersebut
terlihat seperti bangunan yang berlubang-lubang kecil seperti sarang lebah,
rongga kosong tersebut yang kemudian disebut “sel” yang berasal dari kata
“cella”. Lalu Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan
menggunakan mikroskop sederhana dapat meneliti adanya sel-sel yang bebas
dan melihat adanya bangunan di tengah sel yang sekarang disebut inti sel.
Kemudian Hertwig pada tahun 1829 yang mengajukan suatu teori disebut
teori protoplasma. Teori ini menyatakan bahwa “sel merupakan kumpulan
substansi hidup yang disebut protoplasma yang di dalamnya mengandung
inti (nukleus) dan bagian luarnya dibatasi oleh dinding sel”.
Pada tahun 1831 Brown mengemukakan bahwa inti sel merupakan komponen
dasar dan tetap dari sel. Dalam inti sel juga dikenal adanya protoplasma
sehingga untuk membedakan protoplasma dalam sel dan inti sel digunakan
istilah sitoplasma untuk menyebut protoplasma dalam sel, sedangkan
karioplasma untuk protoplasma dalam inti sel. Pada tahun 1939 Schleiden
(ahli botani) dan Scwann (ahli zoology) mengemukakan teori berdasarkan
hasil-hasil penelitiannya dan teori ini dikenal dengan teori sel. Dalam teori sel
dikatakan bahwa “semua makhluk hidup tersusun atau terdiri atas sel-sel”.
Jadi semua makhluk hidup merupakan kumpulan sel-sel yang merupakan
elemen dasar kehidupan.

C. Spermatogenesis dan Oogenesis


Menurut Bresnick, 2003 Gametogenesis adalah produksi sel seks atau gamet
(yaitu spermatozoa pada pria dan ovum atau telur pada wanita). Sedangkan
menurut (Campbell, 2004) Spermatogenesis atau produksi sel-sel sperma
dewasa adalah proses yang terus menerus dan prolifik pada jantan dewasa dan
Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi).

Menurut Juwono, 2003 tahun 1858, Albert Kolliker mengemukakan suatu


teori di bidang embriologi yang menyatakan bahwa spermatozoa dan ovum
merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari makhluk hidup baru.
Virchow pada tahun 1858 mengemukakan bahwa sel selalu berasal dari sel
lain (omnis cellula e cellula) yang berarti bahwa sel mempunyai kemampuan
untuk berkembang biak atau membelah. Pada tahun yang sama Virchow juga
mengemukakan bahwa proses patologis yang terjadi pada makhluk hidup
sebenarnya terjadi dalam sel-sel atau jaringan. Tahun 1875 Hertwig
mengemukakan tentang hakekat dari konsepsi yang menyatakan bahwa pada
waktu konsepsi atau pembuahan terjadi peleburan antara inti sel telur dan
spermatozoon. Penemuan penting dalam bidang biologi sel terus berkembang
sehingga penelitian tentang pembelahan sel oleh Fleming pada hewan dan
Strassburger pada tanaman, sampai terungkapnya proses kariokinesis oleh
Schleiden tahun 1878 dan penemuan kromosom oleh Waldeyer tahun 1890.
D. Genetika (Golongan Darah)
Menurut James Joice, 2008 genetika adalah ilmu yang mempelajari variasi
dan karakteristik sifat-sifat yang diturunkan. Gen merupakan urutan unik
asam deoksiribonukleat (DNA). Pada umumnya gen memiliki sebuah alel
saja, tetapi pada manusia dikenal adanya suatu seri alel ganda misalnya
golongan darah (ABO dan Rh). Sistem penggolongan darah dinamakan
sistem ABO dan Rhesus. Adanya penggolongan darah ditemukan oleh Karl
Landsteiner pada tahun 1900, dengan ditemukannya golongan darah ABO
berdasarkan faktor yang terdapat di permukaan eritrosit yaitu antigen, zat
yang menentukan golongan darah manusia dan faktor yang terdapat dalam
plasma serum yaitu antibodi, zat anti yang dapat menghancurkan antigen
yang menjadi lawannya. Antibodi yang ditemukan di sini adalah antibodi
alamiah karena dapat muncul tanpa rangsangan dari luar. Dalam penemuan
golongan darah ABO ini yang perlu diingat adalah hukum Landsteiner, yaitu
“dalam serum orang dewasa yang sehat dan anak-anak yang berumur 6 bulan
ke atas mengandung anti A kalau sel darah merahnya tidak memiliki antigen
A, dan mengandung anti B kalau sel darah merahnya tidak memiliki antigen
B. Golongan darah yang tidak memiliki antigen AB dikatakan O (nol)”.

Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang
ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940
melalui injeksi darah merah kera Rhesus ke tubuh kelinci. Zat anti yang
ditemukan ke tubuh kelinci itu dinamakan anti Rhesus dan ternyata anti
Rhesus tersebut juga dapat mengaglutinasikan sel darah merah sebagian besar
manusia. Seseorang yang darahnya teraglutinasi bila direaksikan dengan anti
Rhesus dikatakan memiliki antigen Rhesus.

E. Reproduksi (Siklus Estrus)


Menurut Campbell, 2004 estrus berasal dari bahasa Latin oestrus yang
berarti “kegilaan” atau “gairah” yang didefinisikan sebagai satu-satunya
waktu dimana perubahan vagina memungkinkan terjadinya perkawinan.
Estrus juga disebut “heat” (panas) karena pada saat itu suhu tubuh betina
sedikit meningkat. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi sangat bervariasi
di antara mamalia. Pada siklus estrus, ketika betina mengalami fase estrus
terjadi ovulasi pada suatu waktu setelah endometrium mulai menebal dan
teraliri banyak darah karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan
implantasi embrio. Setelah fase estrus berhenti maka endometrium diserap
kembali oleh uterus dan tidak terjadi pendarahan yang banyak.

F. Uji Kehamilan
Menurut Greenstein Ben, 2010 setelah pronukleus sperma dan ovum berdifusi
membentuk zigot yang memiliki jumlah kromosom diploid, zigot membelah
mitosis dan bergerak menuju uterus. Ketika zigot sudah terimplantasi, korpus
luteum tidak mengalami regresi namun terus mensekresi progesteron, dan
pada hari ke-10 sampai 12 setelah ovulasi, sinsitiotrofoblas mulai mensekresi
human chorionic gonadotrophin (hCG) ke dalam ruang antarvili. Sebagian
besar tes kehamilan didasarkan pada deteksi hCG, yang mengambil alih peran
LH dan menstimulasi produksi progesteron, 17-hidroksiprogesteron, dan
estradiol oleh korpus luteum.

Menurut Rabe, 2003 tes kehamilam dengan deteksi hCG ada dua prosedur
yang bisa dipakai, dengan Serum dan Urine. Serum : adanya hCG, khususnya
hormon yang spesifik yaitu βhCG di dalam serum akan muncul sangat dini.
Biasanya sebelum tanggal perkiraan datangnya menstruasi pada periode
berikutnya; hal ini berguna bila ada kecurigaan telah terjadi kehamilan
sebelum waktu tersebut dengan menggunakan metode imunologik yang
sangat sensitif (radioimunoasai dengan antibodi monoklonal), kadar βhCG
sebesar 10-15 mE/ml bisa dideteksi, dan tidak mungkin hasilnya positif palsu
karena kadar LH yang tinggi. Urine : urine yang efektif digunakan adalah
urine pagi. Makin pekat urine makin cepat terlihat hasilnya. hCG bisa
diidentifikasi dengan tes hemaglutinin-inhibisi. Tes ini akan memberikan
hasil positif sejak minggu kedua setelah tidak mendapat menstruasi lagi.
BAB III
METODA PRAKTIKUM

A. Mikroskop
Praktikum ini menggunakan metoda pengamatan dengan alat bantu
mikroskop. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya binokuler.
Dengan menggunakan mikroskop ini dapat dilakukan pengamatan secara
detail dan tepat. Dalam penggunaan mikroskop ini menggunakan preparat
yang sudah disediakan maupun preparat yang dibuat sendiri dalam waktu
singkat.

B. Struktur Sel
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Mikroskop, kaca benda,
kaca penutup, pipet tetes, silet tajam dan tusuk gigi. Bahan-bahan yang
digunakan adalah preparat jadi bagian kulit reptil yang mengelupas,
preparat jadi otot polos dan lurik, sel epitelium rongga mulut, preparat jadi
sel darah merah atau eritrosit, preparat jadi tulang keras dan tulang rawan,
methylen blue dan aquadest.
Cara Kerja :
1. Tusuk gigi digarukkan ke bagian pipi sebelah dalam kemudian pada
gelas objek digoreskan.
2. Objek ditetesi dengan methylen blue dan dibiarkan selama 5 menit
dan kemudian ditutup dengan kaca penutup serta langsung diamati di
bawah mikroskop. Digambar dan diberi keterangan bagian-bagian sel
yang terlihat.
3. Untuk preparat awetan, diperhatikan bentuk dan bagaimana sel
menyusun jaringan.
4. Dijelaskan bagaimana hubungan antara bentuk dan bagaimana sel
menyusun jaringan dengan fungsi jaringan tersebut.
C. Spermatogenesis dan Oogenesis
Pengamatan spermatogenesis dan oogenesis dilakukan di bawah mikroskop
cahaya binokuler dengan menggunakan preparat kering (preparat jadi) yang
telah disediakan, lalu melingkari poin lembar kerja bagian-bagian sel yang
terlihat.

D. Genetika (Golongan Darah)


Alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum ini adalah :
1. Darahnya sendiri
2. Jarum steril
3. Alcohol 70%
4. Antiserum
Cara kerja :
1. Menentukan golongan darah ABO dan Rh. Meskipun semua
praktikan sudah mengetahui golongan darah masing-masing, dalam
percobaan ini belajar menetapkan sendiri golongan darahnya.
2. Disediakan 3 macam antiserum yaitu antiserum A, antiserum B, dan anti
Rh .
3. Ambilah darah anda sendiri dengan jarum yang telah disediakan, dan
teteskan pada kertas yang telah disediakan.
4. Teteskan anti A dan anti B pada masing-masing tetesan darah, kemudian
aduklah dan perhatikan ada atau tidaknya aglutinasi.
5. Lakukan pula cara yang sama untuk mengetahui golongan darah Rh.
Catat semua hasilnya dalam lembar laporan.
A, B
6. Buatlah interaksi antara alel-alel I I , dan I yang menyebabkan
terjadinya 4 golongan darah yaitu O, A, B, AB.
E. Reproduksi (Siklus Estrus)
Alat dan bahan :
1. Gelas benda dan penutup
2. Cotton swab
3. Methylen blue
4. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Ambil secret dari vagina mencit dengan cotton swab.
2. Tempatkan secret pada gelas benda.
3. Teteskan beberapa tetes Methylen blue diamkan 15 menit.
4. Amati dengan mikroskop.
5. Gambar fase estrus yang terjadi. Perhatikan bentuk dan dominasi lekosit,
epitel vagina yang berinti dan epitel vagina yang tidak berinti.

F. Uji Kehamilan
Alat dan bahan :
1. Katak bengkerok jantan dewasa 2 ekor
2. Spuit (pompa suntik) 5 ml
3. Urine wanita hamil muda
4. Tempat katak
5. Mikroskop cahaya
6. Kaca obyek
7. Lidi kapas
Cara Kerja :
1. Menyediakan dua ekor katak bengkerok (Bufo Vulgaris) jantan
dewasa. Ciri-ciri katak jantan antara lain : pada telapak kaki depan
terdapat penebalan berwarna hitam, pada kulit leher bagian ventral
terdapat warna agak merah kekuningan, warna tubuh biasanya agak gelap
dibanding betina.
2. Merangsang dengan menggunakan lidi berbungkus kapas pada bagian
kloakanya kemudian kalau keluar sesuatu menaruhnya pada kaca obyek
dan memeriksa dengan mikroskop. Jika sesuatu tersebut sperma maka
yang harus dilakukan adalah membersihkannya terlebih dahulu.
3. Menyiapkan 5 ml air kencing wanita yang diduga hamil sekitar 1-3
bulan, kemudian gunakan pompa dan jarum suntik (spuit) untuk
menyuntikkan urine tersebut secara sub- kutan (di bawah kulit) dengan
cara mencubit / menarik kulit katak kemudian suntikkan. Biasanya untuk
penyuntikan ini dipilih tempat untuk kulit punggung.
4. Menyuntik katak yang satu dengan aquadest digunakan sebagai kontrol.
5. Mengembalikan katak pada tempatnya, kemudian menunggu kurang
lebih 30 menit untuk melihat reaksinya. Setelah itu merangsang bagian
kloaka dengan lidi jika keluar sesuatu kemudian memeriksanya dengan
mikroskop. Apabila sesuatu tersebut adalah sperma maka reaksi positif.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
berukuran kecil (dalam ukuran mikron). Dalam praktikum yang sudah
dilakukan, mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya binokuler.
Mikroskop tersebut terbagi dari dua bagian, bagian mekanik dan optik.
Adapun bagian mekanik terdiri dari :
1. Lampu halogen. Merupakan sumber cahaya yang digunakan dalam
mikroskop cahaya binokuler. Lampu halogen dinyalakan menggunakan
saklar listrik. Dalam pemakaiannya harus berhati-hati dan seperlunya
saja, karena lampu halogen tidak bisa digunakan dalam waktu lama dan
terus menerus, harus ada jeda istirahat bagi lampu agar tidak terlalu
panas. Ketika memakai lampu halogen dalam pengamatan harus
dimaksimalkan cahayanya agar pengamatan dapat menunjukkan hasil
yang baik.
2. Diafragma. Berfungsi sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk kedalam mikroskop. Dalam pengunaannya jika kita memakai
lensa obyektif dengan perbesaran yang semakin tinggi diagfragma harus
dibuka agar benda dapat terlihat dengan jelas. Tetapi jika menggunakan
perbesaran yang rendah tutup diagfragma agar cahaya tidak menyilaukan
mata.
3. Pengatur Diafragma. Digunakan untuk membuka dan menutup diafragma
agar cahaya yang masuk pas dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Revolver. Sebagai tempat lensa obyektif. Revolver bisa diputar ke kanan
dan ke kiri sesuai dengan lensa obyektif yang dibutuhkan.
5. Kondensor. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang sedang
diamati. Kondensor bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
keadaan fokus benda.
6. Pengatur kondensor. Digunakan untuk menggerakkan kondensor ke atas
dan ke bawah sesuai dengan fokus yang diinginkan.
7. Lengan mikroskop. Berfungsi sebagai pegangan mikroskop. Dalam
pengamatan lengan mikroskop berguna sebagai pegangan jika mikroskop
akan dipindah.
8. Tubus. sebagai penghubung lensa okuler dan obyektif.
9. Makrometer. Berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas dan ke bawah.
Sehingga meja objek bisa lebih dekat dengan lensa obyektif dan benda
dapat terlihat.
10. Mikrometer. Berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas dan ke bawah
sepanjang 0,1 mm untuk satu putaran lengkap. Pada prinsipnya kerja
mikrometer dan makrometer adalah sama.
11. Meja objek. Digunakan untuk tempat meletakkan preparat.
12. Penjepit untuk menjepit kaca preparat agar preparat tidak bergeser ketika
sedang diamati.
13. Penggerak mekanis. Berfungsi untuk menggerakkan penjepit dan
preparat agar tepat di atas lubang sediaan dan kondensor.
14. Kaki mikroskop. Digunakan sebagai penyangga atau penopang
mikroskop, sehingga mikroskop dapat berdiri tegak dan kokoh.
Sedangkan bagian optik terdiri dari :
1. Lensa Okuler adalah lensa yang dekat dengan mata. Berfungsi untuk
memperbesar bayangan benda yang dibentuk lensa obyektif. Mikroskop
binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Dalam
praktikum yang telah dilakukan, lensa okuler masing-masing memiliki
perbesaran 10 kali.
2. Lensa obyektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek. Berfungsi
memperbesar bayangan objek. Dalam praktikum yang telah dilakukan,
lensa yang terdapat dalam mikroskop ada empat yaitu dengan perbesaran
4 kali, 10 kali, 40 kali dan 100 kali. Bila lensa yang digunakan adalah
100 kali maka harus diberikan minyak emersi dalam preparat. Bila
hendak mengganti lensa obyektif, maka turunkan meja preparat dan putar
revolver sesuai dengan lensa yang dikehendaki sampai terdengar bunyi
“tik”. Bunyi tersebut mempunyai arti bahwa lensa yang terpasang sudah
pas dan tidak akan bergeser.
Setelah mengenal mikroskop, berikut adalah cara kerja atau cara
menggunakan mikroskop cahaya binokuler.
1. Hidupkan lampu dengan menekan tombol “on”, lalu maksimalkan cahaya
dengan memutar pengatur cahaya. Tutup diagfragma agar cahaya tidak
menyilaukan mata.
2. Kemudian tarik penjepit dan masukkan preparat dalam meja benda.
3. Putar revolver ke arah lensa objektif dengan perbesaran paling kecil.
4. Lihat benda melalui lensa okuler.
5. Naikkan kondensor agar cahaya fokus.
6. Paskan preparat dengan penggerak mekanis agar benda yang diamati
tepat di lubang meja sediaan.
7. Jika belum terlihat gunakan makrometer dan mikrometer untuk
menggerakkan meja benda ke atas atau ke bawah.
8. Jika belum terlihat juga gunakan perbesaran yang lebih besar lagi
misalkan dengan perbesaran lensa objektif 10 kali atau 40 kali.
9. Penggunaan lensa objektif dengan perbesaran 100 kali harus
menggunakan minyak emersi agar benda dapat terlihat dengan baik.
Berikut merupakan gambar mikroskop cahaya binokuler :
1. Lensa Okuler
2. Revolver
3. Lensa Objektif
4. Makrometer
5. Mikrometer
6. Meja Objek / sediaan
7. Lampu halogen
8. Diafragma
9. Penggerak Mekanis
B. Struktur Sel
Dalam pengamatan sel epitelium rongga mulut menggunakan :
Bahan : Sel Epitelium Rongga Mulut
Preparat : Swab Sel Epitelium Rongga Mulut
Pewarnaan : Methylen Blue 0,1 %
Perbesaran : 10 kali

Dalam pengamatan sel epitelium rongga mulut terlihat jelas strukturnya. Sel
tersebut berbentuk bulat tetapi tidak teratur. Pengamatan tersebut dapat
dijelaskan bahwa sel epitelium rongga mulut terdapat tiga bagian, yaitu
membran sel, sitoplasma dan nukleus.

Membran Sel membatasi organel isi dengan lingkaran luar. Strukturnya


tersusun atas lapisan protein dan fosfolipid membuat membran sel memiliki
sifat selektif permeable. Oleh karena itu membran sel memiliki fungsi utama
sebagai pengatur keluar masuknya zat dari dan dalam tubuh. Sitoplasma
adalah zat cair yang ada di dalam membran sel yang mengelilingi nukleus.
Fungsi utamanya adalah sebagai media / wadah bagi organel-organel serta zat
lainnya yang dibutuhkan oleh sel. Nukleus adalah organel yang ditemukan
pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik
sel dengan molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein. Nukleus merupakan sel yang mengendalikan
seluruh aktivitas sel.

C. Spermatogenesis dan Oogenesis


Dalam pengamatan spermatogenesis dilakukan dengan mengamati potongan
melintang tubulus contortus seminiferus tikus.
Bahan : Testis
Preparat : Testis Tikus putih
Pewarnaan : HE ( Hematoxylin Eosin )
Perbesaran : 40 kali

Pengamatan yang terlihat adalah :


1. Sel Spermatogonium
2. Spermatocyt I
3. Spermatocyt II
4. Spermatid
5. Spermatozoa
6. Membran Basalis
7. Lumen
8. Sel Leydig
9. Fibroblast
10. Sel Sertoli
Pembahasan hasil :
1. Sel Spermatogonium merupakan gamet pada pria yang akan membentuk
spermatozoa. Sel ini terletak dekat dengan membran basalis. Ada 2
macam sel spermatogonium yaitu sel spermatogonium A dan B. Sel
spermatogonium A berinti lonjong agak jernih sedangkan sel
spermatogonium B berinti bulat lebih kecil dan agak gelap .
2. Spermatocyt I adalah salah satu dari bebeapa prekusor sel sperma.
Spermatocyt I (primer) dihasilkan dari proses pembelahan mitosis
spermatogonium. Spermatocyt I mengandung 46 kromosom.
3. Spermatocyt II adalah hasil pembelahan meiosis spermatocyt I yang
mengahasilkan 23 kromosom haploid.
4. Spermatid merupakan hasil pembelahan meiosis II spermatocyt II yang
mengahsilkan 4 spermatid.
5. Spermatozoa adalah sel spermatid berdiferensi menjadi sel kelamin
dewasa yang masak disebut spermatozoa/sperma yang memiliki 23
kromosom hapliod.
6. Membran basalis merupakan membran sel yang permeable, mengatur
keluar masuknya zat dan melindungi organel dalam sel.
7. Lumen merupakan ruang/rongga yang berfungsi untuk tempat
penyimpanan makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri.
8. Sel Leydig adalah pelengkap tubulus seminiferus. Sel ini memproduksi
testosteron dan berhubungan dengan sistem saraf. Memiliki inti yang
bulat.
9. Fibroblast adalah sel yang mensintesis matriks ekstraseluler, kolagen dan
kerangka struktural, penting dalam penyembuhan luka.
10. Sel Sertoli adalah tempat dimana spermatocyt berkembang. Berfungsi
untuk memberikan nutrisi pada sel sperma baru berkembang dan sebagai
pelindung sel di dalamnya (termasuk sperma).

Pengamatan oogenesis dilakukan dengan mengamati potongan melintang


ovarium tikus.
Bahan : Ovarium + Jaringan lemak cavia
Preparat : Ovarium + lemak cavia
Pewarnaan : HE ( Hematoxylin Eosin )
Perbesaran : 40 kali

Bagian-bagian yang terlihat :


1. Epithelium germinativum
2. Tunica Albuginea
3. Folikel Primordia
4. Folikel Primer
5. Folikel Sekunder
6. Folikel Tersier
7. Folikel de Graaf (kecil)
8. Foliket de Graaf (masak)
9. Korpus Luteum
10. Korpus Luteum regresi
11. Medulla
12. Pembuluh Darah dalam Medulla
Pembahasan Hasil :
1. Epithelium germinativum yaitu epitel selapis gepeng atau selapis kuboid
yang menutupi permukaan ovarium.
2. Tunica Albuginea merupakan selaput jaringan ikat pada ovarium yang
menyebabkan warna ovarium keputihan dan terletak di bawah epitel
germinativum.
3. Folikel Primordia adalah folikel pertama pada tahap pertumbuhan oosit.
4. Folikel Primer adalah pengembangan setelah folikel primordia, bentuknya
lebih besar dan jumlah sel folikel mengelilingi oosit.
5. Folikel Sekunder adalah pengembangan setelah folikel primer. Ovum
dikelilingi oleh dua lapis sel folikel.
6. Folikel Tersier adalah folikel bentuk besar, berbentuk rongga diantara sel
folikel yang berisi cairan. Ovum dikelilingi oleh tiga atau lebih lapisan sel
folikel.
7. Folikel de Graaf adalah folikel yang sudah matang dan siap untuk
dilepaskan.
8. Korpus Luteum terbentuk dari korpus haemoragicum yang terdiri dari sel-
sel lutein dan berfungsi memproduksi hormon progesteron. Masa jaringan
kuning di dalam ovarium yang dibentuk oleh sebuah folikel yang sudah
masak dan mengeluarkan ovumnya.
9. Korpus Luteum regresi. Korpus Luteum akan berhenti memproduksi
hormon progesteron saat ovum tidak dibuahi. Korpus Luteum ini akan
mengalami regresi dan berkembang menjadi korpus albikan.
10. Medulla adalah bagian dari ovarium yang berfungsi sebagai tenunan
pengikat yang kaya akan pembuluh darah serta saraf.
11. Pembuluh darah dalam medulla adalah pembuluh darah ( arteri dan vena )
yang berfungsi sebagai penyuplai darah bagi medulla dan korteks ovarii.

Proses Spermatogenesis dan Oogenesis


Spermatogenesis adalah proses dihasilkannya sel sperma di kelenjar testis,
tepatnya di dalam tubulus seminiferus.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur ( ovum ) yang terjadi di
dalam ovarium.

D. Praktikum Genetika Golongan Darah


Aglutinasi Penilaian
terjadi
pada
Anti--A Anti--B Anti--AB Anti--D Golongan Rh
Darah
+ - + A +
- + + B +
+ + + AB +
- - + O +

Keterangan :
+ : terjadi aglutinasi
- : tidak terjadi aglutinasi
Golongan darah A : darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum A.
Golongan darah B : darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum B.
Golongan darah AB: darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum A
dan B.
Golongan darah O: darahnya tidak menggumpal ketika diberikan anti serum
A dan B.
Penggolongan ABO didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin
dalam darah tersebut. Aglutinogen adalah protein darah yang terdapat dalam
eritrosit dan berfungsi sebagai antigen, sedangkan aglutinin adalah protein
darah yang terdapat dalam plasma darah dan berfungsi sebagai antibodi.
Aglutinasi merupakan penggumpalan darah dimana protein darah akan
bereaksi dengan anti serum yang diberikan. Aglutinasi yang terjadi pada
darah menunjukkan adanya ketidakcocokan antara protein darah dengan anti
serumnya sehingga diartikan bahwa dalam sel darah tersebut terdapat
aglutinogen yang sama dengan jenis anti serumnya. Sedangkan Rhesus adalah
penggolongan darah yang didasarkan dengan ada tidaknya antigen rhesus
(Rh) dalam eritrositnya. Rh + adalah yang memiliki antigen rhesus sedangkan
Rh – adalah yang tidak memiliki antigen rhesus.

Alel-alel pembentuk golongan darah pada homozigot dan heterozigot adalah


sebagai berikut :
Golongan Darah Alel dalam Kromosom Genotif
Golongan O I°I° O
Golongan A IᴬIᴬ / IᴬI° AA / AO
Golongan B IᴮIᴮ / IᴮI° BB / BO
Golongan AB IᴬIᴮ AB

Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh tiga macam alel. Gen
aslinya bersimbol “I” yang merupakan singkatan isoaglutinogen yang berarti
mengumpulkan sesamanya. Alel-alel tersebut adalah IA , IB dan IO. Adanya
interaksi antara alel-alel IA, IB dan IO menyebabkan terjadinya 4 golongan
darah yaitu A, B, AB dan O.

Silsilah kemungkinan genotif orang tua dan anak dalam silsilah keluarga saya:
Silsilah genotif orang tua saya :
Ayah Golongan Darah O Genotif Io Io
Ibu Golongan Darah A Genotif Iᴬ Io
Maka keturunan ayah dan ibu :
Ayah
IO Io
Ibu
Iᴬ Iᴬ Io Iᴬ I°
Io Io Io Io Io

Kesimpulan :
Kemungkinan golongan darah anak dari orang tua saya adalah 50%
bergolongan darah A dan 50% bergolongan darah O. Saya bergolongan darah
O.
E. Reproduksi (Siklus Estrus)
Pengamatan siklus estrus menggunakan preparat kering (sudah jadi). Preparat
tentang siklus estrus pada mencit (tikus putih). Mikroskop yang digunakan
adalah mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 40 kali. Dari
pengamatan yang dilakukan berikut adalah siklus estrus yang terjadi pada
mencit :
1. Estrus
Estrus adalah tahap dimana hewan betina secara fisiologis dan psikologis
siap dikawini oleh hewan jantan.
Ciri-ciri :
a. Meningkatnya sekresi estrogen oleh ovarium, terjadi ovulasi.
b. Sel-sel epitel tidak berinti.
c. Mitosis pada epithelium.
d. Vulva bengkak dan kongesti, orifisium vagina membuka.
e. Sel epitel memiliki tanduk, ditemukan leukosit.
2. Metestrus
Pada tahap ini birahi mulai berhenti, aktivitas mulai tenang.
Ciri-ciri :
a. Ukuran uterus menciut.
b. Sel epitelnya sedikit.
c. Korpus luteum terbentuk secara aktif.
d. Banyak hormon progesteron.
3. Diestrus
Tahap ini terjadi 2-2,5 hari.
Ciri-ciri :
a. Terbentuk folikel-folikel primer.
b. Mencit betina sama sekali tidak tertarik dengan mencit jantan.
c. Mengandung sel leukosit saja, terdapat benang – benang serabut.
d. Mukosa vagina tipis dan leukosit bermigrasi serta mendominasi pada
preparat apus vagina.
4. Proestrus
Pada tahap ini terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel
de graaf. Ciri-ciri :
a. Estrogen banyak, FSH dan LH siap terbentuk.
b. Tidak ditemukan adanya leukosit atau ada leukosit tetapi sedikit
jumlahnya.
c. Sekresi estrogen meningkat.
d. Serviks berelaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan
mukus yang tebal.
e. Sel epitel berinti.
f. Folikel mulai tumbuh.
g. Uterus menebal.

F. Uji Kehamilan
Praktikum uji kehamilan tidak sesuai dengan modul dan petunjuk praktikum
yang sudah dibuat. Uji kehamilan dilakukan hanya dengan menggunakan test
pack. Percobaan yang dilakukan adalah menaruh test pack ke dalam botol
yang berisi urine ibu hamil. Terdapat hasil strip merah dua yang berarti
positif.
Dari hasil pemeriksaan test pack yang telah dilakukan didapatkan hasil positif
yang ditandai dengan munculnya dua garis merah. Hasil tersebut berarti di
dalam urine terdapat kadar hCG (human chorionic gonadotropin) yang
meningkat. Peningkatan hCG pada urine pregnancy test diukur dengan
sensitivitas 20 ml/u dan akurasinya 99,9%. Jika ibu hamil kembar maka hasil
tesnya lebih jelas dan warnanya lebih merah. hCG tidak hanya terdapat di
urine, tes kehamilan juga bisa dengan darah.

Ketika zigot sudah terimplantasi dalam uterus, trofoblas akan membentuk


hubungan vaskular dengan sirkulasi maternal. Trofoblas yang invasif
berproliferasi membentuk massa sel protoplasmik yang disebut
sinsitiotrofoblas yang akan membentuk uteroplasenta. Pada hari ke-10 sampai
12 setelah ovulasi, sinsitiotrofoblas mulai mensekresi human chorionic
gonadotrophin (hCG) ke dalam ruang antarvili.
Dalam melakukan uji kehamilan didasarkan pada adanya hormon hCG yang
terdapat dalam darah dan urine. Sehingga dalam melakukan tes kehamilan ada
dua cara dengan menggunakan tes darah (serum) dan tes urine. Tes darah
biasanya lebih cepat didapatkan hasilnya dari pada tes urine karena dengan tes
darah bisa diketahui adanya hormon hCG dimulai sejak hari pertama
ketelambatan haid periode berikutnya sedangkan tes urine menggunakan test
pack baru bisa mendeteksi hormon hCG setelah 3-6 hari keterlambatan haid
periode berikutnya. Pada hakekatnya pelaksanaan tes darah dan tes urine
mempunyai tingkat keakuratan yang sama. Kadar hormon hCG akan terus
bertambah sampai dengan 14 – 16 minggu kehamilan. Tetapi hCG tidak hanya
terdapat pada ibu hamil sehat saja, ibu hamil anggur juga bisa. Kadar hCG
rendah pada ibu hamil bila kemungkinan terjadi kehamilan di luar rahim
(ektopik). hCG juga terdapat pada pria dengan tumor atau kanker alat
reproduksi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikroskop mempunyai bagian mekanik dan optik. Bagian mekanik meliputi
lampu halogen, diafragma, pengatur diafragma, revolver, kondensor, pengatur
kondensor, lengan mikroskop, tubus, makrometer, mikrometer, meja objek,
penjepit, pengerak mekanis, dan kaki mikroskop. Sedangkan bagian optik
adalah lensa okuler dan lensa objektif.

Dengan penglihatan melalui mikroskop, dalam pengamatan sel epitel rongga


mulut terlihat jelas bagian-bagian besarnya, seperti membran plasma,
sitoplasma, dan nukleus. Pada pengamatan ini digunakan preparat buatan.
Adapun organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma adalah retikulum
endoplasma, apparatus golgi, ribosom, lisosom, mitokondria, plastida (pada
sel tumbuhan), vakuola, sentriol (pada sel hewan), sitoskeleton, dinding sel
(pada sel tumbuhan).

Spermatogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma). Pada


pengamatan spermatogenesis digunakan preparat kering, bagian yang terlihat
adalah lobus tubulus contortus seminiferus. Di dalam lobus tersebut terdapat
spermatogonium, spermatosit, spermatid. Terdapat juga membran basalis di
bagian luar dan lumen di bagian dalam. Di antara lobus-lobus tubulus
contortus seminiferus terdapat ruang yang berisi sel leydig. Sel terebut
berfungsi sebagai penghasil hormon testosteron. Dalam lumen terdapat sel
sertoli yang berfungsi sebagai pemberi nutrisi bagi perkembangan spermatid
menuju spermatozoa, sehingga banyak spermatozoa yang berada di dekat sel
sertoli. Dalam perkembangannya menjadi spermatozoa ada dua macam
pembelahan yang dilakukan, yaitu pembelahan mitosis berperan sebagai
pewarisan sifat genetik (DNA) yang sama dari sel induk ke sel anakan dan
yang kedua adalah meiosis yang berperan dalam mempertahankan kromosom
sel gamet agar sel tersebut bersifat haploid sehingga ketika terjadi fertilisasi
akan terbentuk sel yang diploid. Dalam proses fertilisasi ada empat tahap
yang harus dilakukan oleh spermatozoa yaitu tahap kapasitasi, tahap reaksi
akrosom, tahap penyatuan membran dan pronukleus serta tahap pronukleus
spermatozoa dan ovum.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel gamet betina (ovum). Pada


pengamatan digunakan preparat kering. Bagian yang terlihat adalah
epithelium germinativum di bagian luar yang membungkus ovarium, di dalam
epitelium germinativum terdapat selaput tipis tunica albuginea serta ovum-
ovum yang dibungkus dengan folikel-folikel. Foliket tersebut didasarkan ada
tebal tipis selaputnya. Selaput paling tipis (satu lapis) disebut folikel primer,
dua lapis selaput disebut folikel sekunder, lapisan selaput tebal dengan rongga
kecil diantara sel folikel disebut folikel tersier dan selaput tebal, besar dengan
rongga yang cukup besar disebut folikel de graaf. Dalam pengamatan terlihat
pula medulla dan pembuluh darah. Dalam pengamatan tidak terlihat adanya
hilus ovarium yaitu saluran spiral tempat lisisnya folikel de graaf yang sudah
matang. Di ovarium terdapat jaringan sel yang bukan sel kelamin, seperti
jaringan sel epitelium germinativum, jaringan korteks dan medulla. Dalam
oogenesis peranan hormon FSH dan LH sangat penting. Peran FSH adalah
merangsang sel folikel untuk menghasilkan estrogen dan LH berperan
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron dan merangsang
terjadinya ovulasi. Hormon lain yang berperan adalah hormon estrogen dan
progesteron. Estrogen berperan dalam merangsang hipofisis untuk
mensekresikan LH, estrogen juga memfasilitasi kerja progesteron terutama
pada otak dan uterus sedangkan progesteron berperan dalam mempersiapkan
uterus untuk pelekatan janin. Kedua hormon ini melakukan umpan balik
dalam menjalankan perannya.

Penggolongan darah didasarkan dengan sistem ABO dan Rhesus.


Penggolongan ABO didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin
dalam darah tersebut. Aglutinogen adalah protein darah yang terdapat dalam
eritrosit dan berfungsi sebagai antigen. Aglutinin adalah protein darah yang
terdapat dalam plasma darah dan berfungsi sebagai antibodi. Sedangkan
Rhesus adalah penggolongan darah yang didasarkan dengan ada tidaknya
antigen rhesus (Rh) dalam eritrositnya. Rh + adalah yang memiliki antigen
rhesus sedangkan Rh – adalah yang tidak memiliki antigen rhesus.

Dalam siklus estrus, ada empat fase yang terdapat didalamnya. Fase tersebut
adalah proestrus (pre estrus), estrus, metestrus (pasca estrus), dan diestrus
(fase istirahat).

Menentukan uji kehamilan bisa didasarkan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan tes darah dan tes urine. Pemeriksaan test pack yang telah
dilakukan didapatkan hasil positif yang ditandai dengan munculnya dua garis
merah. Hasil tersebut berarti di dalam urine terdapat kadar hCG (human
chorionic gonadotropin) yang meningkat. Peningkatan hCG pada urine
pregnancy test diukur dengan sensitivitas 20 ml/u dan akurasinya 99,9%.

B. Saran
1. Dari praktikum yang telah direncanakan dalam kerangka acuan dan
modul yang telah dibuat ada 3 praktikum yang pelaksanaannya tidak
sesuai dengan praktikum yang sesungguhnya, yaitu genetika (kromosom)
tidak dilakukan percobaan, siklus estrus dengan bahan usapan sekret
vagina mencit hanya dengan preparat jadi dan uji kehamilan hanya
dilakukan dengan test pack. Untuk kedepannya diharapkan modul dan
kerangka acuan tentang materi disesuaikan dengan yang akan dilakukan
oleh mahasiswa.
2. Waktu yang disediakan oleh institusi dirasa kurang, sehingga praktikum
berjalan terburu-buru dan hasil kurang maksimal. Sebaiknya bila akan
melakukan praktikum dengan materi yang banyak harap dipertimbangkan
waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

Breshick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta : Hipokrates.

Campbell, Neil A. 2004. Biologi jilid I. Jakarta : Erlangga.

Campbell, Neil A. 2004. Biologi jilid III. Jakarta : Erlangga.

Elrod Susan, William Stansfield. 2007. Genetika edisi keempat. Jakarta :


Erlangga.

Greenstein Ben, Diana Wood. 2010. At a glance system endokrin. 2010. Jakarta :
Erlangga.

James Joice, dkk. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta :


Erlangga.

Juwono, Achmad Zulfa J. 2003. Biologi Sel. Jakarta : EGC.

Pratiwi DA, dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Rabe, Thomas. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates.

Anda mungkin juga menyukai