Disusun Oleh :
FRANSISCA KURNIA BAHARI AVI
NIM : 1803020
Bekerjasama dengan :
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu metoda pembelajaran yang menunjang
berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif. Melalui pelaksanaan
praktikum, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep
teori yang telah diterima di Kelas. Salah satu mata kuliah yang menggunakan
metode pembelajaran praktikum adalah mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.
Dimana proses belajar meliputi ilmu-ilmu dasar dan konsep dasar tenaga
keperawatan. Pada praktikum ini digunakan mikroskop cahaya binokuler
dalam melakukan pengamatan. Penggunaan mikroskop cahaya binokuler
memakai lampu halogen sebagai sumber cahaya. Hal ini yang membuat
pengamatan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan
cermin.
Materi praktikum ini yaitu mengenal dan memahami mikroskop, struktur sel,
spermatogenesis dan oogenesis, genetika (golongan darah), reproduksi (siklus
estrus), dan uji kehamilan.
1. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan unruk melihat sediaan
yang berukuran kecil (dalam ukuran mikron). Ada beberapa macam
mikroskop dan yang biasa digunakan dalam mempelajari sediaan
mikroskopik bagi mahasiswa adalah mikroskop cahaya.
2. Struktur Sel
Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang
berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya.
Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya
sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk
melindungi sel-sel sebelah dalamnya, ada yang menjadi tempat
penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan
makanan dan lain-lain.
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat
persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi
dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah
membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus
golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel,
membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel. Oleh beberapa penulis sel
dianggap sebagai cairan yang bersifat seperti lender. Tahun 1829 oleh
Hertwig diajukan teori protoplasma yang mempunyai konsepsi lebih
umum dari teori sel Schwan. Dalam teorinya dikatakan bahwa sel adalah
kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya
mengandung inti yang disebut nukleus dan di luarnya dibatasi oleh
dinding sel. Ada beberapa organisme yang struktur selnya tidak jelas,
tetapi terdiri atas protoplasma.
4. Genetika
Telah kita ketahui bahwa sebuah gen umumnya hanya memiliki sebuah
alel saja, tetapi dalam kenyataannya sebuah gen dapat memiliki lebih dari
sebuah alel. Peristiwa ini disebut alel ganda. Pada manusia dikenal
beberapa sifat yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda misalnya yang
menentukan fenotip golongan darah (ABO, Rh), kepala botak dan rambut
pada jari-jari tengah.
5. Reproduksi
Perubahan-perubahan siklik dalam sistem reproduksi diatur oleh hormon-
hormon dari pituitary anterior-gonadal axis. Organ-organ kelamin
asesoria dan sebagian besar 20 karakter sex dikontrol langsung oleh
hormon gonadal dan pada akhirnya tergantung dari gonadotropin
pituitary. Pada hampir semua vertebrata, dengan perkecualian pada
primata, “sexual receptivity” terbatas pada periode berulang yang disebut
ESTRUS. Dalam tahap ini hewan wanita secara fisiologis dan psikologis
siap dikawini oleh hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural
terjadi pada organ kelamin betina.
6. Uji Kehamilan
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat
pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan
memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni.
Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak
hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam
sejak pelekatan janin pada dinding rahim.
Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada
kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada
perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal
bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tidak hanya itu,
kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun perlu diwaspadai,
karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau
kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami bagian-bagian mikroskop dan penggunaan
mikroskop.
2. Mampu mengamati bentuk sel epitel penyusun jaringan.
3. Mampu mengamati berbagai tingkat perkembangan sel kelamin jantan
(sel spermatogenik) pada proses spermatogenesis tikus putih (mencit).
4. Mampu mengamati berbagai tingkat perkembangan ovum pada proses
oogenesis.
5. Mampu mengenal sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh alel
ganda.
6. Mampu menentukan genotip diri sendiri berdasarkan golongan darah
ABO dan Rh.
7. Mengamati dan melihat sel dinding vagina mencit sebagi indikator siklus
estrus.
8. Mampu melakukan uji kehamilan ( Galli Mainini ) dengan menggunakan
katak Bufo Vulgaris jantan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroskop
Menurut Juwono, 2003 pada tahun 1665 Robert Hooke melakukan
pengamatan sepotong gabus dengan lensa pembesar. Seiring dengan
berjalannya ilmu mikrobiologi pada tahun 1674 Anthony Van Leeuwenhoek
menggunakan mikroskop sederhana untuk melakukan pengamatannya.
Dengan semakin berkembangnya ilmu biologi dan mikrobiologi mikroskop
juga berkembang dengan bagian-bagian yang lebih canggih. Seperti pada
sekarang ini adalah mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
B. Struktur Sel
Menurut James Joice, 2008 sel merupakan unit dasar kehidupan yang tidak
dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop karena berukuran sangat kecil
(sel manusia berdiameter sekitar 25µm). Menurut Juwono, 2003
ditemukannya sel merupakan hasil dari percobaan-percobaan penelitian yang
dilakukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 dengan pengamatan
menggunakan lensa pembesar dari bahan sepotong gabus, gabus tersebut
terlihat seperti bangunan yang berlubang-lubang kecil seperti sarang lebah,
rongga kosong tersebut yang kemudian disebut “sel” yang berasal dari kata
“cella”. Lalu Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan
menggunakan mikroskop sederhana dapat meneliti adanya sel-sel yang bebas
dan melihat adanya bangunan di tengah sel yang sekarang disebut inti sel.
Kemudian Hertwig pada tahun 1829 yang mengajukan suatu teori disebut
teori protoplasma. Teori ini menyatakan bahwa “sel merupakan kumpulan
substansi hidup yang disebut protoplasma yang di dalamnya mengandung
inti (nukleus) dan bagian luarnya dibatasi oleh dinding sel”.
Pada tahun 1831 Brown mengemukakan bahwa inti sel merupakan komponen
dasar dan tetap dari sel. Dalam inti sel juga dikenal adanya protoplasma
sehingga untuk membedakan protoplasma dalam sel dan inti sel digunakan
istilah sitoplasma untuk menyebut protoplasma dalam sel, sedangkan
karioplasma untuk protoplasma dalam inti sel. Pada tahun 1939 Schleiden
(ahli botani) dan Scwann (ahli zoology) mengemukakan teori berdasarkan
hasil-hasil penelitiannya dan teori ini dikenal dengan teori sel. Dalam teori sel
dikatakan bahwa “semua makhluk hidup tersusun atau terdiri atas sel-sel”.
Jadi semua makhluk hidup merupakan kumpulan sel-sel yang merupakan
elemen dasar kehidupan.
Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang
ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940
melalui injeksi darah merah kera Rhesus ke tubuh kelinci. Zat anti yang
ditemukan ke tubuh kelinci itu dinamakan anti Rhesus dan ternyata anti
Rhesus tersebut juga dapat mengaglutinasikan sel darah merah sebagian besar
manusia. Seseorang yang darahnya teraglutinasi bila direaksikan dengan anti
Rhesus dikatakan memiliki antigen Rhesus.
F. Uji Kehamilan
Menurut Greenstein Ben, 2010 setelah pronukleus sperma dan ovum berdifusi
membentuk zigot yang memiliki jumlah kromosom diploid, zigot membelah
mitosis dan bergerak menuju uterus. Ketika zigot sudah terimplantasi, korpus
luteum tidak mengalami regresi namun terus mensekresi progesteron, dan
pada hari ke-10 sampai 12 setelah ovulasi, sinsitiotrofoblas mulai mensekresi
human chorionic gonadotrophin (hCG) ke dalam ruang antarvili. Sebagian
besar tes kehamilan didasarkan pada deteksi hCG, yang mengambil alih peran
LH dan menstimulasi produksi progesteron, 17-hidroksiprogesteron, dan
estradiol oleh korpus luteum.
Menurut Rabe, 2003 tes kehamilam dengan deteksi hCG ada dua prosedur
yang bisa dipakai, dengan Serum dan Urine. Serum : adanya hCG, khususnya
hormon yang spesifik yaitu βhCG di dalam serum akan muncul sangat dini.
Biasanya sebelum tanggal perkiraan datangnya menstruasi pada periode
berikutnya; hal ini berguna bila ada kecurigaan telah terjadi kehamilan
sebelum waktu tersebut dengan menggunakan metode imunologik yang
sangat sensitif (radioimunoasai dengan antibodi monoklonal), kadar βhCG
sebesar 10-15 mE/ml bisa dideteksi, dan tidak mungkin hasilnya positif palsu
karena kadar LH yang tinggi. Urine : urine yang efektif digunakan adalah
urine pagi. Makin pekat urine makin cepat terlihat hasilnya. hCG bisa
diidentifikasi dengan tes hemaglutinin-inhibisi. Tes ini akan memberikan
hasil positif sejak minggu kedua setelah tidak mendapat menstruasi lagi.
BAB III
METODA PRAKTIKUM
A. Mikroskop
Praktikum ini menggunakan metoda pengamatan dengan alat bantu
mikroskop. Mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya binokuler.
Dengan menggunakan mikroskop ini dapat dilakukan pengamatan secara
detail dan tepat. Dalam penggunaan mikroskop ini menggunakan preparat
yang sudah disediakan maupun preparat yang dibuat sendiri dalam waktu
singkat.
B. Struktur Sel
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Mikroskop, kaca benda,
kaca penutup, pipet tetes, silet tajam dan tusuk gigi. Bahan-bahan yang
digunakan adalah preparat jadi bagian kulit reptil yang mengelupas,
preparat jadi otot polos dan lurik, sel epitelium rongga mulut, preparat jadi
sel darah merah atau eritrosit, preparat jadi tulang keras dan tulang rawan,
methylen blue dan aquadest.
Cara Kerja :
1. Tusuk gigi digarukkan ke bagian pipi sebelah dalam kemudian pada
gelas objek digoreskan.
2. Objek ditetesi dengan methylen blue dan dibiarkan selama 5 menit
dan kemudian ditutup dengan kaca penutup serta langsung diamati di
bawah mikroskop. Digambar dan diberi keterangan bagian-bagian sel
yang terlihat.
3. Untuk preparat awetan, diperhatikan bentuk dan bagaimana sel
menyusun jaringan.
4. Dijelaskan bagaimana hubungan antara bentuk dan bagaimana sel
menyusun jaringan dengan fungsi jaringan tersebut.
C. Spermatogenesis dan Oogenesis
Pengamatan spermatogenesis dan oogenesis dilakukan di bawah mikroskop
cahaya binokuler dengan menggunakan preparat kering (preparat jadi) yang
telah disediakan, lalu melingkari poin lembar kerja bagian-bagian sel yang
terlihat.
F. Uji Kehamilan
Alat dan bahan :
1. Katak bengkerok jantan dewasa 2 ekor
2. Spuit (pompa suntik) 5 ml
3. Urine wanita hamil muda
4. Tempat katak
5. Mikroskop cahaya
6. Kaca obyek
7. Lidi kapas
Cara Kerja :
1. Menyediakan dua ekor katak bengkerok (Bufo Vulgaris) jantan
dewasa. Ciri-ciri katak jantan antara lain : pada telapak kaki depan
terdapat penebalan berwarna hitam, pada kulit leher bagian ventral
terdapat warna agak merah kekuningan, warna tubuh biasanya agak gelap
dibanding betina.
2. Merangsang dengan menggunakan lidi berbungkus kapas pada bagian
kloakanya kemudian kalau keluar sesuatu menaruhnya pada kaca obyek
dan memeriksa dengan mikroskop. Jika sesuatu tersebut sperma maka
yang harus dilakukan adalah membersihkannya terlebih dahulu.
3. Menyiapkan 5 ml air kencing wanita yang diduga hamil sekitar 1-3
bulan, kemudian gunakan pompa dan jarum suntik (spuit) untuk
menyuntikkan urine tersebut secara sub- kutan (di bawah kulit) dengan
cara mencubit / menarik kulit katak kemudian suntikkan. Biasanya untuk
penyuntikan ini dipilih tempat untuk kulit punggung.
4. Menyuntik katak yang satu dengan aquadest digunakan sebagai kontrol.
5. Mengembalikan katak pada tempatnya, kemudian menunggu kurang
lebih 30 menit untuk melihat reaksinya. Setelah itu merangsang bagian
kloaka dengan lidi jika keluar sesuatu kemudian memeriksanya dengan
mikroskop. Apabila sesuatu tersebut adalah sperma maka reaksi positif.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
berukuran kecil (dalam ukuran mikron). Dalam praktikum yang sudah
dilakukan, mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya binokuler.
Mikroskop tersebut terbagi dari dua bagian, bagian mekanik dan optik.
Adapun bagian mekanik terdiri dari :
1. Lampu halogen. Merupakan sumber cahaya yang digunakan dalam
mikroskop cahaya binokuler. Lampu halogen dinyalakan menggunakan
saklar listrik. Dalam pemakaiannya harus berhati-hati dan seperlunya
saja, karena lampu halogen tidak bisa digunakan dalam waktu lama dan
terus menerus, harus ada jeda istirahat bagi lampu agar tidak terlalu
panas. Ketika memakai lampu halogen dalam pengamatan harus
dimaksimalkan cahayanya agar pengamatan dapat menunjukkan hasil
yang baik.
2. Diafragma. Berfungsi sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk kedalam mikroskop. Dalam pengunaannya jika kita memakai
lensa obyektif dengan perbesaran yang semakin tinggi diagfragma harus
dibuka agar benda dapat terlihat dengan jelas. Tetapi jika menggunakan
perbesaran yang rendah tutup diagfragma agar cahaya tidak menyilaukan
mata.
3. Pengatur Diafragma. Digunakan untuk membuka dan menutup diafragma
agar cahaya yang masuk pas dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Revolver. Sebagai tempat lensa obyektif. Revolver bisa diputar ke kanan
dan ke kiri sesuai dengan lensa obyektif yang dibutuhkan.
5. Kondensor. Berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang sedang
diamati. Kondensor bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan
keadaan fokus benda.
6. Pengatur kondensor. Digunakan untuk menggerakkan kondensor ke atas
dan ke bawah sesuai dengan fokus yang diinginkan.
7. Lengan mikroskop. Berfungsi sebagai pegangan mikroskop. Dalam
pengamatan lengan mikroskop berguna sebagai pegangan jika mikroskop
akan dipindah.
8. Tubus. sebagai penghubung lensa okuler dan obyektif.
9. Makrometer. Berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas dan ke bawah.
Sehingga meja objek bisa lebih dekat dengan lensa obyektif dan benda
dapat terlihat.
10. Mikrometer. Berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas dan ke bawah
sepanjang 0,1 mm untuk satu putaran lengkap. Pada prinsipnya kerja
mikrometer dan makrometer adalah sama.
11. Meja objek. Digunakan untuk tempat meletakkan preparat.
12. Penjepit untuk menjepit kaca preparat agar preparat tidak bergeser ketika
sedang diamati.
13. Penggerak mekanis. Berfungsi untuk menggerakkan penjepit dan
preparat agar tepat di atas lubang sediaan dan kondensor.
14. Kaki mikroskop. Digunakan sebagai penyangga atau penopang
mikroskop, sehingga mikroskop dapat berdiri tegak dan kokoh.
Sedangkan bagian optik terdiri dari :
1. Lensa Okuler adalah lensa yang dekat dengan mata. Berfungsi untuk
memperbesar bayangan benda yang dibentuk lensa obyektif. Mikroskop
binokuler adalah mikroskop yang memiliki dua lensa okuler. Dalam
praktikum yang telah dilakukan, lensa okuler masing-masing memiliki
perbesaran 10 kali.
2. Lensa obyektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek. Berfungsi
memperbesar bayangan objek. Dalam praktikum yang telah dilakukan,
lensa yang terdapat dalam mikroskop ada empat yaitu dengan perbesaran
4 kali, 10 kali, 40 kali dan 100 kali. Bila lensa yang digunakan adalah
100 kali maka harus diberikan minyak emersi dalam preparat. Bila
hendak mengganti lensa obyektif, maka turunkan meja preparat dan putar
revolver sesuai dengan lensa yang dikehendaki sampai terdengar bunyi
“tik”. Bunyi tersebut mempunyai arti bahwa lensa yang terpasang sudah
pas dan tidak akan bergeser.
Setelah mengenal mikroskop, berikut adalah cara kerja atau cara
menggunakan mikroskop cahaya binokuler.
1. Hidupkan lampu dengan menekan tombol “on”, lalu maksimalkan cahaya
dengan memutar pengatur cahaya. Tutup diagfragma agar cahaya tidak
menyilaukan mata.
2. Kemudian tarik penjepit dan masukkan preparat dalam meja benda.
3. Putar revolver ke arah lensa objektif dengan perbesaran paling kecil.
4. Lihat benda melalui lensa okuler.
5. Naikkan kondensor agar cahaya fokus.
6. Paskan preparat dengan penggerak mekanis agar benda yang diamati
tepat di lubang meja sediaan.
7. Jika belum terlihat gunakan makrometer dan mikrometer untuk
menggerakkan meja benda ke atas atau ke bawah.
8. Jika belum terlihat juga gunakan perbesaran yang lebih besar lagi
misalkan dengan perbesaran lensa objektif 10 kali atau 40 kali.
9. Penggunaan lensa objektif dengan perbesaran 100 kali harus
menggunakan minyak emersi agar benda dapat terlihat dengan baik.
Berikut merupakan gambar mikroskop cahaya binokuler :
1. Lensa Okuler
2. Revolver
3. Lensa Objektif
4. Makrometer
5. Mikrometer
6. Meja Objek / sediaan
7. Lampu halogen
8. Diafragma
9. Penggerak Mekanis
B. Struktur Sel
Dalam pengamatan sel epitelium rongga mulut menggunakan :
Bahan : Sel Epitelium Rongga Mulut
Preparat : Swab Sel Epitelium Rongga Mulut
Pewarnaan : Methylen Blue 0,1 %
Perbesaran : 10 kali
Dalam pengamatan sel epitelium rongga mulut terlihat jelas strukturnya. Sel
tersebut berbentuk bulat tetapi tidak teratur. Pengamatan tersebut dapat
dijelaskan bahwa sel epitelium rongga mulut terdapat tiga bagian, yaitu
membran sel, sitoplasma dan nukleus.
Keterangan :
+ : terjadi aglutinasi
- : tidak terjadi aglutinasi
Golongan darah A : darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum A.
Golongan darah B : darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum B.
Golongan darah AB: darahnya menggumpal ketika diberikan anti serum A
dan B.
Golongan darah O: darahnya tidak menggumpal ketika diberikan anti serum
A dan B.
Penggolongan ABO didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin
dalam darah tersebut. Aglutinogen adalah protein darah yang terdapat dalam
eritrosit dan berfungsi sebagai antigen, sedangkan aglutinin adalah protein
darah yang terdapat dalam plasma darah dan berfungsi sebagai antibodi.
Aglutinasi merupakan penggumpalan darah dimana protein darah akan
bereaksi dengan anti serum yang diberikan. Aglutinasi yang terjadi pada
darah menunjukkan adanya ketidakcocokan antara protein darah dengan anti
serumnya sehingga diartikan bahwa dalam sel darah tersebut terdapat
aglutinogen yang sama dengan jenis anti serumnya. Sedangkan Rhesus adalah
penggolongan darah yang didasarkan dengan ada tidaknya antigen rhesus
(Rh) dalam eritrositnya. Rh + adalah yang memiliki antigen rhesus sedangkan
Rh – adalah yang tidak memiliki antigen rhesus.
Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh tiga macam alel. Gen
aslinya bersimbol “I” yang merupakan singkatan isoaglutinogen yang berarti
mengumpulkan sesamanya. Alel-alel tersebut adalah IA , IB dan IO. Adanya
interaksi antara alel-alel IA, IB dan IO menyebabkan terjadinya 4 golongan
darah yaitu A, B, AB dan O.
Silsilah kemungkinan genotif orang tua dan anak dalam silsilah keluarga saya:
Silsilah genotif orang tua saya :
Ayah Golongan Darah O Genotif Io Io
Ibu Golongan Darah A Genotif Iᴬ Io
Maka keturunan ayah dan ibu :
Ayah
IO Io
Ibu
Iᴬ Iᴬ Io Iᴬ I°
Io Io Io Io Io
Kesimpulan :
Kemungkinan golongan darah anak dari orang tua saya adalah 50%
bergolongan darah A dan 50% bergolongan darah O. Saya bergolongan darah
O.
E. Reproduksi (Siklus Estrus)
Pengamatan siklus estrus menggunakan preparat kering (sudah jadi). Preparat
tentang siklus estrus pada mencit (tikus putih). Mikroskop yang digunakan
adalah mikroskop cahaya binokuler dengan perbesaran 40 kali. Dari
pengamatan yang dilakukan berikut adalah siklus estrus yang terjadi pada
mencit :
1. Estrus
Estrus adalah tahap dimana hewan betina secara fisiologis dan psikologis
siap dikawini oleh hewan jantan.
Ciri-ciri :
a. Meningkatnya sekresi estrogen oleh ovarium, terjadi ovulasi.
b. Sel-sel epitel tidak berinti.
c. Mitosis pada epithelium.
d. Vulva bengkak dan kongesti, orifisium vagina membuka.
e. Sel epitel memiliki tanduk, ditemukan leukosit.
2. Metestrus
Pada tahap ini birahi mulai berhenti, aktivitas mulai tenang.
Ciri-ciri :
a. Ukuran uterus menciut.
b. Sel epitelnya sedikit.
c. Korpus luteum terbentuk secara aktif.
d. Banyak hormon progesteron.
3. Diestrus
Tahap ini terjadi 2-2,5 hari.
Ciri-ciri :
a. Terbentuk folikel-folikel primer.
b. Mencit betina sama sekali tidak tertarik dengan mencit jantan.
c. Mengandung sel leukosit saja, terdapat benang – benang serabut.
d. Mukosa vagina tipis dan leukosit bermigrasi serta mendominasi pada
preparat apus vagina.
4. Proestrus
Pada tahap ini terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel
de graaf. Ciri-ciri :
a. Estrogen banyak, FSH dan LH siap terbentuk.
b. Tidak ditemukan adanya leukosit atau ada leukosit tetapi sedikit
jumlahnya.
c. Sekresi estrogen meningkat.
d. Serviks berelaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan
mukus yang tebal.
e. Sel epitel berinti.
f. Folikel mulai tumbuh.
g. Uterus menebal.
F. Uji Kehamilan
Praktikum uji kehamilan tidak sesuai dengan modul dan petunjuk praktikum
yang sudah dibuat. Uji kehamilan dilakukan hanya dengan menggunakan test
pack. Percobaan yang dilakukan adalah menaruh test pack ke dalam botol
yang berisi urine ibu hamil. Terdapat hasil strip merah dua yang berarti
positif.
Dari hasil pemeriksaan test pack yang telah dilakukan didapatkan hasil positif
yang ditandai dengan munculnya dua garis merah. Hasil tersebut berarti di
dalam urine terdapat kadar hCG (human chorionic gonadotropin) yang
meningkat. Peningkatan hCG pada urine pregnancy test diukur dengan
sensitivitas 20 ml/u dan akurasinya 99,9%. Jika ibu hamil kembar maka hasil
tesnya lebih jelas dan warnanya lebih merah. hCG tidak hanya terdapat di
urine, tes kehamilan juga bisa dengan darah.
A. Kesimpulan
Mikroskop mempunyai bagian mekanik dan optik. Bagian mekanik meliputi
lampu halogen, diafragma, pengatur diafragma, revolver, kondensor, pengatur
kondensor, lengan mikroskop, tubus, makrometer, mikrometer, meja objek,
penjepit, pengerak mekanis, dan kaki mikroskop. Sedangkan bagian optik
adalah lensa okuler dan lensa objektif.
Dalam siklus estrus, ada empat fase yang terdapat didalamnya. Fase tersebut
adalah proestrus (pre estrus), estrus, metestrus (pasca estrus), dan diestrus
(fase istirahat).
Menentukan uji kehamilan bisa didasarkan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan tes darah dan tes urine. Pemeriksaan test pack yang telah
dilakukan didapatkan hasil positif yang ditandai dengan munculnya dua garis
merah. Hasil tersebut berarti di dalam urine terdapat kadar hCG (human
chorionic gonadotropin) yang meningkat. Peningkatan hCG pada urine
pregnancy test diukur dengan sensitivitas 20 ml/u dan akurasinya 99,9%.
B. Saran
1. Dari praktikum yang telah direncanakan dalam kerangka acuan dan
modul yang telah dibuat ada 3 praktikum yang pelaksanaannya tidak
sesuai dengan praktikum yang sesungguhnya, yaitu genetika (kromosom)
tidak dilakukan percobaan, siklus estrus dengan bahan usapan sekret
vagina mencit hanya dengan preparat jadi dan uji kehamilan hanya
dilakukan dengan test pack. Untuk kedepannya diharapkan modul dan
kerangka acuan tentang materi disesuaikan dengan yang akan dilakukan
oleh mahasiswa.
2. Waktu yang disediakan oleh institusi dirasa kurang, sehingga praktikum
berjalan terburu-buru dan hasil kurang maksimal. Sebaiknya bila akan
melakukan praktikum dengan materi yang banyak harap dipertimbangkan
waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Greenstein Ben, Diana Wood. 2010. At a glance system endokrin. 2010. Jakarta :
Erlangga.